Anda di halaman 1dari 10

makalah penelitian

“Faktor - faktor meningkatnya angka pengangguran”

Untuk memenuhi tugas sosiologi dengan bimbingan

Abdul Rahman Sidik,S.Pd.

SMA NEGRI 1 SETU

Alamat: Jl. Pala Raya, Perumahan Graha Mustika Media,


Lubangbuaya, Kec. Setu. Bekasi. Jawa Barat 17320
Telp: 021-29090355
Website: https://smanegerisetu.sch.id
Email: sman1 setu@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Faktor - faktor
meningkatnya pengangguran”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

-Bekasi, 21 September, 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

Bab I

2
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena
mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila
pengangguran tersebut tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan
kerawanan sosial dan berpotensi mengakibatkan kemiskinan ( BPS, 2007)
Permasalahan strategis di pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak jauh
beda dengan di pemerintah pusat, yakni masih tingginya angka pengangguran,
yang menempati posisi kedua setelah provinsi Jawa Barat. Mengingat
banyaknya jumlah angkatan kerja yang muncul disetiap tahunya, serta
beberapa faktor seperti tingkat umr dan inflasi di provinsi Jawa Barat
membuat banyak masyarakat yang sulit untuk mencari pekerjaan atau yang
disebut dengan pengangguran.
Masalah pengangguran memang selalu menjadi suatu persoalan yang
perlu dipecahkan dalam perekonomian Negara Indonesia. Bertambahnya
jumlah penduduk yang semakin besar setiap tahunnya membawa akibat
bertambahnya jumlah angkatan kerja sama dengan jumlah orang yang mencari
pekerjaan akan meningkat, dan juga di ikuti bertambahnya tenaga kerja. Oleh
karena itu pemerintah harus segera memikirkan masalah pengangguran ini,sehingga dapat
memutuskan langkah-langkah yang strategis sebagai upaya
penanganan permasalahan pengangguran.
Angka pengangguran adalah persentase jumlah penganggur terhadap
jumlah angkatan kerja. Penduduk yang sedang mencari pekerjaan tetapi tidak
sedang mempunyai pekerjaan disebut penganggur (Sumarsono, 2009).
Tabel 1.1 memperlihatkan angka pengangguran di beberapa kabupaten
atau kota di provinsi Jawa Barat yang masih cenderung tinggi, dan
mengalami fluktuasi.

3
Wilayah Jawa Barat 2020 2021 2022

Provinsi Jawa Barat 10.46 9.82 8.31

Bogor 14.29 12.22 10.64

Sukabumi 9.60 9.51 7.77

Cianjur 11.05 9.32 8.41

Bandung 8.58 8.32 6.98

Garut 8.95 8.68 7.60

Tasikmalaya 7.12 6.16 4.17

Ciamis 5.66 5.06 3.75

Kuningan 11.22 11.68 9.81

Cirebon 11.52 10.38 8.11

Majalengka 5.84 5.71 4.16

Sumedang 9.89 9.18 7.72

Indramayu 9.21 8.30 6.49

Subang 9.48 9.77 7.77

Purwakarta 11.07 10.70 8.75

Karawang 11.52 11.83 9.87

Bekasi 11.54 10.09 10.31

Bandung Barat 12.25 11.65 9.63

Pangandaran 5.08 3.25 1.56

Sumber: BPS_2023

4
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka, judul dari makalah penelitian ini
adalah 'FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA
PENGANGGURAN'

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang,
pengangguran merupakan salah satu indikator pengukur untuk menentukan
tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Angka pengangguran di provinsi Jawa
Barat yang masih tinggi dan cenderung tetap dalam jangka waktu 5 tahun
terakhir, hal ini menjadi beban bagi perekonomian di provinsi Jawa Barat.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah angka pengangguran
di provinsi Jawa Barat yang masih tinggi.

1.3 Tujuan Penelitian


Dengan merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah diatas
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jenis - jenis pengangguran
2. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi angka pengangguran
3. Mengetahui cara mengatasi pengangguran yang ada di Provinsi Jawa barat

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis pengangguran


a. Pengangguran siklis
terjadi atas perubahan ekonomi. Misalnya, permintaan suatu barang yang
menurun.
b. Pengangguran Struktural
terjadi karena penggunaan teknologi dan bahan kimia untuk menggantikan
manusia
c. Pengangguran regional
terjadi karena terbatasnya wilayah tertentu
d. Pengangguran institusional
Kadang kala, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memicu
pengangguran.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi angka pengangguran


a. Upah Minimum Kabupaten/Kota
pah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) memiliki pengaruh yang lebih besar trehadap
pengangguran di daerah TPT tinggi dari pada di daerah TPT rendah namun tidak
signifikan. Pertama, daerah yang memiliki kecenderungan TPT meningkat pada
daerah TPT tinggi, sebagian besar memiliki rata-rata UMK tinggi, daeah TPT tinggi
menerapkan UMK pada beberapa sektor (industri dan perdagangan). Sedangkan
daerah TPT rendah sebagian besar tidak menerapkan UMK karena potensi ekonomi
didominasi oleh sektor pertanian. Perbedaan penerapan upah tersebut menyebabkan
peningkatan persaingan dalam memperoleh pekerjaan
antara daerah TPT tinggi dan daerah TPT rendah. Kedua, terdapat beberapa
perusahaan pada daerah TPT tinggi yang belum menerapkan UMK karena perusahaan
tersebut belum tergolong perusahaan bonafit. Ketiga, terdapat pula tenaga kerja pada
daerah TPT tinggi yang tidak menuntuk kenaikan upah sesuai UMK dengan alasan
sulitnya mencari pekerjaan dan meminimalisir kemungkinan PHK. Keempat, sebagian
besar penyerapan tenaga kerja pada daerah TPT tinggi berasal dari sektor pertanian
(30%), sektor perdagangan (23%) dan sektor industri hanya (16%). Hal tersebut
mengindikasikan bahwa industri yang berkembanga adalah industri padat modal.
b. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pengangguran di
daerah TPT rendah dari pada daerah TPT tinggi namun tidak signifikan. Daerah yang
memiliki kecenderungan TPT meningkat pada daerah TPT rendah tidak memiliki
rata-rata pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua, potensi ekonomi pada daerah TPT
rendah didominasi oleh sektor pertanian. Sedangkan nilai output pada sektor tersebut
lebih rendah dari sektor lain.

6
c. Angkatan kerja
Angakatan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pengangguran di darah
TPT tinggi dari pada daerah TPT rendah secara signifikan. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian daerah yang memiliki kecenderungan TPT meningkat pada daerah TPT
tinggi sebagian besar memiliki rata-rata angkatan kerja tinggi. Kedua, potensi
ekonomi pada daerah TPT tinggi hampir merata pada beberapa sektor dan dapat
meningkatkan persaingan dalam memperoleh pekerjaan pada sektor-sektor tersebut.
Sedangkan pada beberapa sektor disyaratkan adanya keterampilan khusus seperti pada
sektor perdagangan dan industri. Ketiga, pertumbuhan angakatn kerja pada daerah
TPT rendah lebih tinggi dari pertumbuhan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
terutama pada tiga sektor unggulan yaitu sektor perdagangan, industri dan pertanian.

d. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang diproksikan dalam Rata-rata Lama Sekolah (RLS) memiliki
pengaruh lebih besar terhadap pengangguran di daerah TPT tinggi dari pada daerah
TPT rendah secara signifikan Pada penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama, daerah yang meiliki kecenderungan TPT meningkat pada daerah TPT
tinggi sebagian besar memiliki rata-rata RLS tinggi. Kedua, RLS pada daerah TPT
rendah berada pada rentang 4 hingga 10 tahun (sangat rendah). Ketiga, beberapa
potensi ekonomi mensyaratkan tingkat pendidikan minimum yaitu pada tingkatan
SMA-sederajat

2.3 Cara mengatasi pengangguran di Provinsi Jawa Barat


a. Memperluas lapangan kerja
Menambah lapangan kerja bisa dilakukan oleh siapa pun. Beberapa
perusahaan pun menyerap tenaga kerja dengan mengajaknya sebagai mitra.
Sebut saja aplikasi ojek online atau ekspedisi pengiriman.
b. Membuka peredaran modal
Kamu sebagai pemilik modal juga bisa membantu mengatasi pengangguran.
Caranya dengan membuka bisnis untuk menyerap tenaga kerja.
c. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat
Penyuluhan bisa membantu banyak masyarakat mendapatkan informasi yang
bermanfaat. Pasalnya, masih banyak orang yang hanya memiliki pengetahuan
tentang satu jenis pekerjaan saja. Dengan begitu, banyak orang yang terbuka
untuk mencoba melamar pekerjaan di bidang lain.
d. Memberikan pelatihan
Banyak dari masyarakat belum memiliki skill set yang dibutuhkan dalam
dunia kerja saat ini. Untuk membuat mereka lebih dilirik, tentunya perlu ada
pihak yang membantu memberikan pelatihan dalam banyak bidang. Pelatihan
ini pun perlu terjangkau untuk mereka yang membutuhkan.
e. Meningkatkan mutu pendidikan
Cara mengatasi pengangguran yang paling efektif adalah mulai dari dasarnya.
Pemerintah perlu membangun mutu pendidikan yang baik dengan memberikan

7
pelatihan untuk para guru. Pendidikan pun perlu diberikan secara merata
bahkan sampai ke pedalaman supaya bisa meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan maka kami menyimpulkan
bahwasannya, tinggi dan rendahnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT),
maka kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat dapat dibagi menjadi dua
kelompok daerah yaitu daerah TPT tinggi dan daerah TPT rendah. Dimana
kedua kelompok daerah tersebut memiliki karakterstik penduduk dan potensi
ekonomi yang berbeda. Hasil pengujian yang telah dilakukan juga
menyimpulkan bahwa variabel UMK memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap pengangguran di daerah TPT tinggi dari pada daerah TPT rendah
namun tidak signifikan. Variabel pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh
yang lebih besar terhadap pengangguran di daerah TPT rendah dari pada
daerah TPT tinggi namun tidak signifikan. Sedangkan variabel angkatan kerja
dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
pengangguran di daerah TPT tinggi dari pada daerah TPT rendah secara
signifikan.

3.2 Saran
Suatu karakter dianggap penting demi dunia kerja. Tinggi rendahnya UMK
tergantung bagaimana karakteristik individual tentang masa depannya.
Kurangnya kemampuan membuat pengangguran semakin tinggi, oleh sebab
itu perlunya menjadi tenaga kerja yang terlatih dalam artian memiliki
kemampuan di bidang yang di minati dan diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai