Tindak perundungan adalah fenomena sosial yang telah menganggu atau bahkan
menghancurkan banyak kehidupan di dunia ini. Dampaknya yang serius pada fisik dan mental
dapat membuat korban mengalami berbagai jenis penyakit mental. Lantas, mengapa pelaku-
pelaku bullying melakukan hal seburuk ini terhadap korban? Mari kita coba cari tahu apa saja
motivasi mereka di dalam artikel ini.
1. Kurangnya Empati
Bila anak sedari kecil tidak diajarkan untuk membedakan benar dan salah, terlalu dimanja,
tak diajari sopan santun, dan tidak pernah diberi hukuman yang cukup tegas atas
tindakannya ataupun sebaliknya seperti mengabaikan anak, kurang mengapresiasi anak,
terlalu berlebihan dalam membandingkan anaknya dengan anak lain/terlalu berekspektasi
tinggi, maka terdapat kemungkinan anak menjadi pelaku perundungan.
Jika terlalu disayang, dia menjadi buta terhadap yang benar dan yang salah dan merasa
orang lain harus mematuhinya seperti orang tuanya yang selalu mengabulkan apa yang dia
inginkan. Namun kalau kurang disayang, dia melampiaskan kemarahan, kesedihan, dan rasa
iri mereka kepada orang-orang yang tidak bersalah (korban memiliki sesuatu yang selalu
diinginkan pelaku, contoh: [A] mempunyai orang tua yang selalu memberinya dukungan
dan senantiasa menyayanginya, tetapi [B] tidak mempunyai orang tua seperti ayah ibu [A].
Hal itu menimbulkan rasa iri yang mendalam dari [B] yang menyebabkan [A] menjadi
korban pelampiasan kemarahan dan rasa irinya).
Ada pula orang tua yang sejak buah hatinya kecil mengajarkannya kalau langsing itu baik,
tetapi kalau gemuk buruk. Orang berkulit putih baik, orang berkulit gelap tidak. Memiliki
wajah yang cantik/ganteng bagus, sebaliknya jikalau jelek tidak bagus. Hal seperti itu dapat
membuat anak saat berkenalan dengan orang/teman baru, dia akan mengolok/menjauhkan
dirinya dari orang lain yang tidak sesuai standar yang diajarkan orang tuanya.
3. Penyakit Mental
Gangguan mental seperti NPD (Narcissistic Personality Disorder) atau yang biasa disebut
narsis membuat sifat seseorang yang mengidapnya menjadi terlalu percaya diri ataupun
merasa dirinya sangat penting, berpikir bahwa orang lain selainnya tidak penting, dan
memperlakukan orang lain seperti tanah. Mungkin panggilan awam untuk orang yang
seperti itu adalah “all about him/her/them”.
Beautiful Princess Syndrome adalah kecendrungan perilaku seorang perempuan yang
menjalani kehidupannya seperti di dalam dongeng fiksi dimana dirinya adalah seorang
putri yang mendambakan seorang pangeran dengan kuda putihnya untuk
menyelamatkannya. Gadis yang mengidap
sindrom ini hanya berfokus kepada hal-hal
yang indah, menjadikan dirinya sebagai
pusat/center, dan terobsesi dengan
penampilannya. Princess Sindrom dapat
dibilang menyerupai NPD, namun narsis lebih
banyak ditemukan pada pria sedangkan
sindrom putri seperti namanya, lebih banyak
ditemukan pada wanita muda. Seperti pada gambar (3.1), Hyein menganggap dirinya
sebagai karakter utama atau sebagai Putri Salju yang sedang menunggu pangerannya untuk
datang dan menciumnya.
4. Balas Dendam
Daftar Pustaka
1
https://www.kpopchart.net/netizen-room/pr-9166313174/terlihat-gendutan-liz-ive-tuai-
beragam-komentar-netizen#google_vignette
² https://twitter.com/Bauhinia_wy/status/1632318480908419072