Simbol-Simbol Pancasila
Simbol-Simbol Pancasila
Simbol-Simbol Pancasila
Dosen Pengampu :
Dwi Noviana Komsi, M.Pd
Disusun Oleh :
Hermawan Susanto NIM : 2023.02.10.011
Defta Ayu Anggraini NIM : 2023.02.10.004
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Kesimpulan........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila, secara yuridis formal telah diterima sebagai dasar negara
Konsekuensi kedudukannya sebagai dasar Negara adalah bahwa dalam
penyelenggaraan Negara segala gerak langkahnya harus didasarkan pada
nilai- nilai Pancasila. Namun bukan saja penyelenggaraan Negara yang
harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, melainkan juga sikap dan
perilaku para penyelenggara Negara, warga Negara, lembaga-lembaga
kenegaraan, dan lembaga kemasyarakatan.
Pancasila merupakan dasar falsafah negara kesatuan republik
indonesia. Istilah pancasila bukanlah kata yang asing lagi bagi telinga kita.
Disadari ataupun tidak, banyak tempat yang sering kita datangi memiliki
bahkan memajang pancasila lengkap dengan lambang negara (garuda),
perisai hingga simbol pada sila-sila pancasila. Berdasarkan hal tersebut,
kita sebagai warga negara republik indonesia yang baik sudah sepatutnya
mengetahui dan pahan makna maupun simbol dalam sila-sila pancasila.
Namun, dewasa ini banyak sekali warga negara indonesia tidak
mengetahui bahkan tidak tahu- menahu akan simbol dan makna simbol-
simbol dalam sila-sila pancasila tersebut.
Bagaimana jika warga negara indonesia tidak memahami makna.
simbol-simbol pada setiap sila di Pancasila dan tidak mampu
mengamalkan apa yang ada pada tiap-tiap sila tersebut? Tentu akan terjadi
ketidakteraturan bahkan muncul potensi perpecahan di negara Indonesia.
Untuk memahami simbol-simbol yang ada pada pancasila demi
memperkuat persatuan di antara kita, pada makalah ini akan dimuat makna
simbol dalam sila-sila pancasila, hubungan antar sila-sila pancasila, serta
contoh penerapan sikap yang sesuai dengan sila-sila Pancasila dengan
harapan agar mudah memahaminya dan mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari kita.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Garuda Pancasila?
2. Apa saja sila dan simbol dalam Pancasila?
3. Apa makna burung Garuda Pancasila?
4. Bagaimana hubungan Pancasila yang satu dengan yang lainnya?
5. Bagaimana contoh sikap yang sesuai dengan setiap sila Pancasila?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah lahirnya Garuda Pancasila.
2. Untuk mengetahui Apa saja sila dan simbol dalam Pancasila.
3. Untuk mengetahui Apa makna burung Garuda Pancasila.
4. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan Pancasila yang satu dengan
yang lainnya.
5. Untuk mengetahui Bagaimana contoh sikap yang sesuai dengan setiap
sila Pancasila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dari dasar negara tersebut adalah Pancasila sehingga akhirnya nanti dapat
tercipta Garuda Pancasila.
Setelah rancangan terpilih, komunikasi intensif antara Sultan
Hamid II, Bung Hatta, dan Ir. Soekarno terus dilakukan untuk
penyempurnaan. Mereka sepakat untuk mengganti pita yang dicengkeram,
semula berwarna merah putih menjadi putih penuh dengan semboyan
bhineka tunggal ika.
Sultan hamid I
Tanggal 8 Februari 1950 usulan tersebut diajukan kepada Presiden
Soekarno. Usulan tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi agar
dipertimbangkan kembali keberatan terhadap penggunaan simbol manusia
yang dianggap sangat bersifat mitologis.
Setelah dilakukan perubahan, Sultan Hamid II kembali mengajukan
usulan yang baru berdasarkan berbagai masukan. Usulan yang baru ini
sudah berwujud burung rajawali garuda pancasila. Usulan tersebut
diserahkan Presiden Soekarno kepada Kabinet RIS melalui PM Moh.Hatta.
AG Pringgodigdo dalam bukunya "Sekitar Pancasila" terbitan Dep
Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara
karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya pada sidang
kabinet tanggal 11 Februari 1950 lambang negara ini diresmikan.
Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada
tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah,
melukis kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki antara
lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah
posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita
menjadi di depan pita. Dipercaya bahwa alasan Soekarno menambahkan
jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald
Eagle, Lambang Amerika Serikat. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II
menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu
dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara.
4
Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung besar
dari bahan perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruang
Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai
lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga
kini.
Sejak tahun 1951, belum ada nama sah dari lambang negara
tersebut, sehingga memunculkan banyak sebutan, diantaranya Garuda
Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, Garuda
Indonesia atau hanya sekedar Garuda.
Oleh sebab itu, pada 18 Agustus 2000, melalui amandemen kedua
UUD 1945, MPR menetapkan nama resmi lambang negara. Penulisan
nama resmi lambang negara Indonesia tersebut terdapat dalam pasal 36 A
UUD 1945 yang disebutkan sebagai Garuda Pancasila.
Nama tersebut sesuai dengan desain yang digambarkan pada
lambang negara tersebut, yaitu Garuda diambil dari nama burung dan
Pancasila diambil dari dasar negara Indonesia. Burung Garuda itu sendiri
melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada Burung Garuda itu
melambangkan kemegahan atau kejayaan. Menurut Mitologi Hindu,
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari India. Burung
tersebut berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Burung garuda yang
menjadi dasar ideologi dan lambang negara ini, yaitu Garuda Pancasila
sebenarnya adalah representasi dari elang jawa atau Javan Hawk Eagle
Nisaetus bartelsi yang memiliki warna bulu berwarna emas.
Garuda Pancasila terbagi menjadi tiga bagian dalam
pemaknaannya, yaitu gambar Garuda Pancasila sebagai burung garuda
yang tegak perkasa dengan kedua sayap membentang lebar dan kepala
menoleh ke arah kanan. Bagian yang kedua dalam lambang Garuda
Pancasila ini adalah perisai yang berbentuk jantung dengan lukisan sila-
sila pancasila tergantung di leher garuda tersebut dengan menggunakan
rantai.Bagian yang ketiga adalah pita putih yang bertuliskan semboyan
negara Indonesia yaitu "Bhinneka Tunggal Ika".
5
B. Sila dan simbol dalam Pancasila
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang
berarti sendi, atas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan
baik. Maka demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. 1 Jadi
Pancasila adalah lima dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bunyi kelima sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.2
1
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI).
(Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 23.
2
Ari Tri Soegiti, dkk, Pendidikan Pancasila, (Semarang Unnes Press, 2016), hlm. 2.
3
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI). hlm.
36
6
C. Makna Burung Garuda Pancasila
7
Makna simbol gambar pada sila Pancasila
Bintang
8
2. Sila Kedua
Rantai
Pohon Beringin
9
Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang
melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon beringin
merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai
tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara
Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat "berteduh" di bawah
naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki
sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan
keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
4. Sila keempat
Kepala Banteng
10
Di bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang
tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
Padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni
pangan dan sandang. sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran.
Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima ini.
11
warna perisai tengah latar belakang bintang, serta untuk mewarnai
garis datar tengah perisai. Warna hitam ini juga digunakan sebagai
warna tulisan untuk semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".
12
kekuatan, kesetiaan, dan disiplin. Garuda juga memiliki sifat Wishnu(salah
satu dewa dalam hindu) sebagai pemelihara dan. juga penjaga tatanan alam
semesta. Oleh karena garuda melambangkan sesuatu yang baik inilah
burung garuda dijadikan simbol nasional Indonesia.
13
sang "Dwi Warna", yang pada waktu itu di sebut "Bendera Gulo Klopo"
(jawa), atau sekarang di sebut Sang Saka Merah Putih.
Dalam cerita pewayangan Ramayana juga disebutkan adanya
burung Garuda, Jatayu. Jatayu adalah sosok burung satria yang gugur
dalam peperangan melawan Rahwanaraja dalam upaya merebut dewi
Shinta. Sedangkan Rahwanaraja adalah sosok raksasa yang berkepala
sepuluh atau disebut juga Dasamuka.
14
harian salah satu nahkoda Portugis pada awal abad XVI di sekitar lautan
Indonesia. Catatan harian nahkoda portugis tersebut pernah di ceritakan di
terbitan berkala "Marcopolo" yang di keluarkan oleh kedutaan Besar Italia
di Jakarta antara tahun 1950-1960 yang berbentuk buku dengan sampul
karton. Buku dengan tebal 70-100 halaman tersebut tidak hanya
menceritakan tentang burung Garuda tapi juga serat Niti Sruti dan Paniti
Sastra, cerita tentang para saudagar dan nahkoda Portugis (terbagi dalam 3
seri).
Sumber cerita yang tercatat dalam buku harian nahkoda partugis
tersebut adalah kisah penyelamatan seorang anak dari Sulawesi yang
terdampar di pulau Karimunjawa. Nah, di pulau Karimunjawa itulah sosok
burung Garuda raksasa terlihat sedang mencengkeram seekor kerbau.
4
Kemendikbud Republik Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Paket A setara SD/MI Tingkatan II Modul Tema 1, (Jakarta: Direktorat
Pembinaan.Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2017), hlm. 14
15
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan yang berketuhanan,
berkemanusiaan, berpersatuan, dan berkeadilan sosial.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia adalah keadilan yang
berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan dan berkerakyatan.
16
b. Bersikap adil sesama teman di sekolah maupun di rumah
c. Membela teman-teman yang ditindas atau yang diperlakukan dengan
tidak adil oleh teman-teaman yang lain.
3. Persatuan Indonesia
Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warga Negara
Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini. Berikut contoh sikap
siswa/i yang mencerminkan sila Ketiga":
a. berteman dengan siapa saja.
b. tidak mudah bertengkar antar sesame teman maupun keluarga.
c. mudah memaafkan teman yang sudah membuat kesalahan.
17
pemerataan, kesejahteraan dan keadilan. Penyimpangan dari nilai
pancasila harus segera ditinggalkan dan menerapkannya secara benar.5
5
Sulaiman, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Banda Aceh Penerbit
PeNA, 2016), hlm.8
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila terdiri atas 5 sila yang masing-masing sila memiki simbol
tersendiri, yakni. Ketuhanan yang maha esa (Bintang), Kemanusiaan yang
adil dan beradab (Rantai), Persatuan Indonesia (Pohon Beringin),
Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan (Kepala Banteng), Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia (Padi dan Kapas).
Dari setiap simbol pada sila-sila Pancasila memiliki makna masing-
masing.Tiap-tiap sila Pancasila saling berhubung satu sama lain, baik itu
dari sila pertama hingga sila terakhir.
19
DAFTAR PUSTAKA
Soegiti, Ari Tri, dkk, (2016), Pendidikan Pancasila, Semarang: Unnes Press.
20