Makalah Makna Pancasila Dalam Konsep, Prinsip Dan Nilai
Makalah Makna Pancasila Dalam Konsep, Prinsip Dan Nilai
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Pancasila
Dosen Pengampu : Khairul Mulkan ,M.Hum
Oleh
Ajeng Widi Astuti (0206211028)
Alfatunisah (0206211032)
AnandaLukLuk I'LMunawarah Sitorus (206211023)
Muhammad Syahrial Nasution (0206183032)
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Makna
Pancasila Dalam Konsep, Prinsip, dan Nilai” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh bapak Khairul Mulkan ,M.Hum pada bidang studi ilmu hukum
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang makna
pancasila bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
MAKNA PANCASILA DALAM KONSEP,
PRINSIP DAN NILAI
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Pancasila
Dosen Pengampu : Khairul Mulkan ,M.Hum
Oleh
Ajeng Widi Astuti (0206211028)
Alfatunisah (0206211032)
AnandaLukLuk I'LMunawarah Sitorus (206211023)
Muhammad Syahrial Nasution (0206183032)
Menyetujui:
Dosen Pengampu,
iii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah....................................................................................... 1
D. Hakikat Pancasila.................................................................................... 2
E. Filsafat (Nilai-nilai) Pancasila................................................................. 3
F. Penerapan/Implementasi Di era reformasi.............................................. 6
BAB II Pemahaman Pancasila.......................................................................... 8
A. Makna Pancasila...................................................................................... 8
B. Nilai-Nilai Pancasila............................................................................... 9
C. Cara Pengamalan Pancasila..................................................................... 17
D. Tujuan Mengamalkan Pancasila.............................................................. 18
Daftar Pustaka................................................................................................... 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diartikan
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia tak ada
yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiri atas berbagai dan suku bangsa
dapat dipersatukan oleh pancasila. Itu sebabnya sering kali pancasila dianggap
sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun yang mencoba menggulingkannya, akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan
negara indonesia.
Sebagai dasar negara republik indonesia ( way of life ), pancasila nilai nilainya
telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai-nilai tersebut meliputi
nilai budaya, adat – istiadat dan religius yang diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Jati diri bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang
dijadikan pandangan hidup. Tindak-tanduk serta perilaku masyarakat nusantara
sejak dahulu kala telah tercermin dalam nilai-nilai pancasila. Untuk itu, pendiri
republik indonesia berusaha merumuskan nila nilai luhur itu kedalam sebuah
ideologi bernama pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Makna Pancasila dalam konsep, prinsip, dan nilai.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui makna Pancasila dalam konsep, prinsip, dan nilai
2. Mahasiswa mampu menjelaskan makna Pancasila dalam konsep, prinsip,
dan nilai.
1
D. Hakikat Pancasila
Sebagai ideologi, Pancasila berhakikat (berperanan utama) sebagai: (a)
pandangan hidup bangsa, (b) dasar negara, dan (c) tujuan nasional (negara).
Sebagai pandangan hidup bangsa, hakikat Pancasila diwujudkan dalam P-4
(yang saat ini dicabut oleh MPR hasil Sidang Istimewa 1998), yang lebih lanjut
dilaksanakan dalam bentuk Anggaran-Dasar (AD) bagi masing-masing organisasi
sosial-politik (seperti Ormas, LSM, Parpol) dan Kode-Etik (KE) bagi masing-
masing organisasi profesi/keahlian (seperti IDI, PGRI, Ikahi)—yang teknis-
operasionalnya berbentuk Anggaran-Rumah-Tangga (ART).
Sebagai dasar negara, hakikat Pancasila diwujudkan dalam Batang Tubuh
UUD 1945, yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Peraturan Perundang-
undangan (Tap. MPR, UU, PP, Keppres, Perda, dst.)—yang teknis operasionalnya
berbentuk Surat-Edaran (SE) berupa Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) atau Petunjuk
Teknis (Juknis).
Sebagai tujuan nasional (bangsa)/negara, hakikat Pancasila diwujudkan
dalam Garis-garis Besar daripada Haluan Negara (GBdHN) (seperti Propenas)
yang lebih lanjut dilaksanakan dalam bentuk Repetanas (seperti APBN) yang
teknis-operasionalnya berupa Proyek (seperti DIP/DUK, DIK, DIKS).
Dengan demikian, hakikat pandangan hidup Pancasila berbentuk pada norma
moral bangsa Indonesia; hakikat dasar negara Pancasila berbentuk pada norma
hukum negara Indonesia; dan hakikat tujuan nasional/negara Pancasila berbentuk
pada norma politik (kebijakan) pembangunan nasional Indonesia. Pemahaman
tersebut bersumber pada kerangka dan substansi nilai-nilai yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Pembukaan ini merupakan Teks Proklamasi Kemerdekaan
NKRI yang lengkap dan terinci. Teks Proklamasi itu sendiri lahir melalui proses
sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, dari yang semula sebagai
budaya suku-suku asli, berkembang dalam budaya kerajaan-kerajaan besar (Kutai,
Sriwijaya, Majapahit, dst), kemudian dipengaruhi oleh budaya agama-
agama/penjajah-penjajah, sampai akhirnya dipengaruhi pula oleh ideologi-ideologi
besar dunia (bahkan sampai kini di era globalisasi informasi). Jadi, hakikat
2
Pancasila (demikian pula UUD 1945) tidak lahir secara mendadak, tetapi mereka
ditempa oleh sejarah lahirnya Indonesia sebagai suatu bangsa.
3
Negara (Pemerintah dan Masyarakat) untuk: (1) tidak menjadi atheis, (2) tidak
membentuk agama baru, atau (3) sedapat mungkin memilih salah satu agama
yang resmi diakui Negara (karena lebih banyak kedekatan ajarannya).
4
pada ‘bersatu dalam keberagaman/ keberbedaan / ketidaksamaan /
heterogenitas’. Sementara, nilai kesatuan berprinsip pada ‘bersatu dalam
keseragaman/ketidakberbedaan/kesamaan/homogenitas’. Nilai-persatuan
sebagai faktor penopang dan pemberi peluang nilai-nilai demokratisasi,
sivilisasi, penegakkan HAM, madanisasi, dan partisipasi (singkatnya kedaulatan
rakyat). Sementara, nilai-kesatuan sebagai factor penopang dan pemberi
peluang nilai-nilai otokratisasi, militerisasi, etatisasi, dan mobilisasi (singkatnya
kedaulatan negara).
Sila ketiga ini (Persatuan Indonesia, bukan Kesatuan Indonesia)—dengan
demikian—lebih akan mengedepankan dan memprioritaskan NKRI sebagai
negara yang berjiwa civil society.
5
Itu semua—negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasa
profesional—dilakukan melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/
perwakilan. Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI sebagai negara
demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui
sistem musyawarah (government by discussion).
6
Atas dasar itu, tampak bagi kita bahwa pemahaman dan penerapan Pancasila
dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan dinamika global, dinamika
nasional, dan dinamika lokal/daerah, yang pada akhirnya diarahkan untuk
kepentingan bangsa/nasional dan NKRI. Ini yang dimaksud dengan salah satu
makna reformasi-ideologis.
Namun demikian, proses reformasi itu dapat dipahami dari berbagai sudut
pandang (kacamata), yang salah satunya (kacamata filsafat-nilai Pancasila)
sebagaimana dilampirkan.
7
BAB II
PEMAHAMAN PANCASILA
A. Makna Pancasila
Dalam Pancasila terkandung berbagai makna yang perlu dipahami setiap manusia
Indonesia, adapun makna yang dimaksud adalah :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta segala isinya baik benda mati
maupun benda hidup.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Bangsa Indonesia adalah manusia yang memiliki martabat yang tinggi.
Sehingga keputusan yang di ambil harus berdasarkan norma yang obyektif.
3. Sila Persatuan Indonesia
Bersatunya bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan merupakan
wujud paham kebangsaan.
4. Sila Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Kerakyatan berarti sekelompok orang mendiami wilayah Indonesia
Kerakyatan berarti juga kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat
Hikmat Kebijaksanaan berarti sikap yang dilandasi dengan penggunaan akal
pikiran yang sehat selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
Permusyawaratan berarti tata cara yang khas Indonesia untuk merumuskan
dan memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai
keputusan berdasarkan mufakat
Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat
mengambil bagian urusan bernegara melalui badan-badan perwakilan seperti
MPR, DPR, DPD, DPRD.
8
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat disegala bidang
kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya dalam politik, hukum,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial – budaya Seluruh rakyat Indonesia
berarti setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang berdiam di
wilayah Indonesia maupun yang berdiam diluar wilayah Indonesia Cita-cita
bangsa Indonesia ialah pencapaian masyarakat adil dan makmur.
9
Jadi yang punya nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda material
saja, tetapi juga sesuatu.yang tidak berwujud benda material. Bahkan sesuatu
yang bukan benda material itu dapat menjadi nilai yang sangat tinggi dan
mutlak bagi manusia.
2. NORMA
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari – hari berdasarkan motivasi tertentu.
Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia sebagai mahkluk
budaya, sosial, moral dan religi suatu kesadaran sikap luhur yang di kehendaki
oleh tata nilaiuntuk di patuhi. Oleh sebab itu norma dalam perwujudannyan
dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan ,norma hukum
dan norma sosial.
Pada dasarnya manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan
Tuhan, masyarakat dan alam sekitarnya yang selaras. Jadi manusia berusaha
untuk menjalin hubungan yang bersifat vertikal ( Tuhan ) dan bersifat
horizontal ( masyarakat ) dan hubungan vertikal horizontal ( dalam lingkungan
alam ) secara seimbang, selaras,serasi berbagai penyesuaian, adaptasi
dilakukan oleh manusia agar mampu mepertahankan eksistensinya.
Sikap demikian itu menyadarkan perlunya pengendalian diri,baik terhadap
manusia,lingkunga maupun terhadap Tuhan. Kesadaran tentang hubungan yang
ideal demikian menumbuhkan kepatuhan terhadap aturan – aturan, kaidah atau
norma.
3. MORAL
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingah
laku dan perbuatan mausia.seorang pribadi, yng taat kepada aturan – aturan,
kaidah, norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sesuai dan bertindak
benar secara moral.jika sebaliknya yang terjadi, maka pribadi itu di anggap
tidak bermoral.
10
Moral dalam perwujudanya dapat berupa aturan, atau prinsip – prinsip yang
benar,terpuji dan mulia.moral dapat berupa kesetiaa,kepatuhan terhadap nilai
dan norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat,negara dan bangsa.moral
dapat dibedakan seperti moral ke Tuhanan, agama, moral filsafat, etika, hukum,
ilmu dsb.
Jadi dengan demikian nilai, norma, moral secara bersama – sama mengatur
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Dalam pancasila terdapat
himpunan nilai – nilai dasar apabila nilai – nilai tersebut dilaksanakan harkat
manusia Indonesia dapat menjadi baik dan bermutu.
11
2. NILAI KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang di dasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan
dengan norma – norma kebudayaan pada umumnya.
Dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah nilai yang merupakan
refleksi dari martabat manusia yang memiliki potensi kultural. Potensi ini di hayati
sebagai hal yang bersilat umum dan di punyai oleh semua bangsa.
Menurut sila kemanusiaan yang adil dan beradab setip manusia Indonesia
adalah bagian dari warga dunia yang meyakini adanya prinsip persamaan harkat
dan martabat sebagai hamba Tuhan.
Dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini tercakup nilai – nilai yang
menyangkut hak dan kewajiban asasi warga negara manusia Indonesia. Setiap
warga negara Jamin hak serta kebebasannya yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan masyarakat dan lingkungan.
Dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai cita kasih
yang harus dikembangkan, nilai etis yang menghargai keberanian untuk membela
kebenaran, santun dan menghormati, harkat dan kemanusiaan.
12
Sila persatuan Indonesia ini mengandung :
Nilai – nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup kedudukan dan
martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan masyarakat.
Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuagan dan kerelaan untuk
berkorban dan membela dan kehormatan bagsa dan Negara.
Nilai yang patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas
yang dinamis.
13
Sila ke 5 ini mengandung nilai vital yaitu bersama mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia.
Nilai yang mencakup konsep keadilan sosial itu memberi jaminan untuk
mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya dan
menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi, dan sosial.
14
d. Negara memberikn hak dan kebebasa kepada setiap warga negara untuk
mengembangkan agamanya dengan tidak melanggar hak dan kebebasan
orang lain.
3. PERSATUAN INDONESIA
a. Nilai yang diproklamasikan palah merupkan ada 17 agustus 45 adalah
merupankan perwujudkan yang konkrit dari persatuan Indonesia.
b. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
c. Negara mengatasi segala paham perseorangan dari paham golongan
(integralistik).
d. mengakui kebhinneka tunggal ika dari bengsa Indonesia.
15
4. KERAKYATAN YANGDIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN
a. NKRI mengakui, adanya kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD 1945.
b. Dalam mengambil keputusan, negara mengakui adanya asas musyawarah
untuk mencapai mufakat. Bila tidak dapat dilaksanakan secara
musyawarah maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
c. NKRI berdasarkan hukum ( rechstaat ) dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka ( machstaat ).
d. Pemerintah NKRI berdasarkan sistem konstitusional, tidak bersifat
absolutisme atau dengan kekuasaan yang tidak terbatas.
16
h. Dengan pembangunan nasional yang bertujuan keadilan sosial,
pemerintah berusaha membangun manusia Indonesia seutuhnya dan
masyarakat seluruhnya.
17
Pelaksanaan Subyektif adalah pelaksanaan didalam diri setiap orang Indonesia
yaitu para penguasa, warga negara dan setiap orang yang berhubungan dengan
Indonesia. Pelaksanaan Subyektif adalah penting sekali karena bagaimanapun
baiknya suatu peraturan, kalau pelaksanaannya tidak melakukan peraturan itu
dengan baik hasilnya tentu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Man
behind the gun, adalah ucapan yang menunjukkan betapa pentingnya peranan
manusia.
Pendapat Sunoto ini sejalan pula dengan pendapat winarno, 2009 : hal.28 yaitu :
Misi pertama GBHN 1999 – 2004 disebutkan pula bahwa misi pertama
penyelenggaraan bernegara adalah pengamalan Pancasila secara konsisten dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagaimana sesungguhnya
melaksanakan atau mengamalkan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan
bernegara itu ?
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan dengan cara
1. Pengamalan Obyektif
Pengamalan secara Obyektif adalah dengan melaksanakan dan mentaati
peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang
berlandaskan pada Pancasila.
2. Pengamalan Subyektif
Pengamalan secara Subyektif adalah dengan menjalakan nilai-nilai Pancasila
yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam bersikap dan
bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
18
Pancasila merupakan sumber nilai yang berlaku diseluruh Indonesia dan wajib
ditaati oleh bangsa Indonesia. Pancasila merupakan norma ( baik dan buruk ) bagi
kehidupan negara dan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
a. http://pustaka.unpad.ac.id/wp
content/uploads/2009/05/pendidikan_pancasila.pdf
b. http://bp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/609/PENDIDIKAN
%20KEWARGANEGARAAN%20BAB%20IV.pdf
19