Anda di halaman 1dari 12

BAB.

III

METODE PELAKSANAAN PKL

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

Kegiatan praktek kerja lapang ini dilaksanakan dari bulan juli sampai agustus

2023 di lahan Agribisnis Universitas Tribuana Kalabahi yang terletak di Areal

Kampus (Batunirwala).

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengendalian hama lalat buah pada tanaman

tomat dalam kegiatan PKL ini adalah :

- Sprayer

- Ember

- Sendok

- Pengaduk

- Pestisida “alika”

- Air

Selain menggunakan pestisida secara kimiawi, pengendalian hama ramah lingkungan

juga dilakukan yaitu penanaman tanaman kenikir sebagai sarang predator maupun

aroma khas yang dikeluarkan oleh bunga kenikir sebagai anti lalat buah.

3.3. Metode Pelaksanaan PKL

Metode yang di gunakan adalah :

1. Metode Partisipasi yaitu terlibat melakukan secara langsung seluruh kegiatan

budidaya tanaman tomat di lapangan.

1
2. Observasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengamati dan

menidentifikasi proses budidaya tanaman tomat.

3. Wawancara yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara berdiskusi dan tanya jawab

dengan dosen pendamping lapangan.

3.3. Jadwal Kegiatan PKL

Tabel. 1. Pelaksanaan PKL

Bulan

No Jenis Kegiatan Juli Agustus

I II III IV I II III IV

1 Merencanakan Persiapan Kegiatan

PKL

2 Persiapan lokasi PKL

3 Pembuatan bedengan PKL

4 Penyemaian benih Tomat,

perawatan tomat persemaian

5 Pemindahan bibit tomat, Perawatan

tanaman di lahan : penyiraman,

pembersihan gulma dan pembuatan

ajir tanaman serta pengendalian

hama dan penyakit tomat

2
3.4. Uraian Kegiatan

Tabel 2. Uraian Kegiatan Praktek Kerja Lapang

NO Hari/Tanggal Kegiatan yang di lakukan

1. Senin 10 Juli 2023 Pengenalan lokasi dan pendamping lapangan

2. Selasa 11 Juli 2023 Perawatan tanaman tomat dibedengan

3. Rabu 12 Juli 2023 Pengadaan bambu dan pohon pinang untuk prmbutan pondok

dan bale-bale (tempat duduk)

4. Kamis 13 Juli 2023 Pembuatan pondok dan bale-bale (tempat duduk)

5. Jumad 14 Juli 2023 Penyiangan pada tanaman yang ada di lahan/bedengan tomat

6. Senin 17 Juli 2023 Pembuatan tempat semai dan penyemaian benih kenikir

7. Rabu 19 Juli 2023 Perawatan bibit kenikir di persemaian

8. Selasa 25 Juli 2023 Pembuatan kokeran

9. Rabu 26 Juli 2023 Pemindahan bibit kenikir ke kokeran

10. Selasa 18 Juli 2023 Identifikasi hama pada tanaman di lahan praktek

11. Kamis 20 Juli 2023 Pemindahan kenikir ke polibag

12. Jumad 21 Juli 2023 Pembersihan gulma di lahan

13. Selasa 1 Agustus 2023 Pembuatan ajir tomat.

14. Selasa dan Jum’ad (1, 4, 8, Pengendalian hama dan penyakit tomat

11, 15 dan 18 Agustus 2023

15. Selasa 8 Agustus 2023 Penanaman Kenikir

3
BAB. IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi PKL

Kebun Agribisnis merupakan lahan milik yang terletak di Batunirwala pada

Universitas Tribuana Kalabahi yang terletak dalam areal kampus, luasnya mencapai

40 m2. Kebun ini di buka sejak tahun 2017 silam, dan digunakan untuk penanaman

tanaman hortikultura dengan menggunakan irigasi tetes. Lahan ini intens digunakan

pada tahun 2019 untuk praktek dan penelitian mahasiswa maupun dosen. Jenis

tanaman yang pernah dibudidayakan di lahan ini adalah melon, cabe, tomat,

kangkung, sawi, terung, melon, bunga matahari, serei, ubi jalar, bayam. Juga

dilakukan pembuatan kompos di lokasi tersebut.

Dalam pengelolaannya, selalu mengalami kendala karena ketersediaan sumber

daya yang belum memadai seperti ketersediaan modal, air dan tenaga kerja. Perlahan-

lahan lewat percakapan bapak/ibu dosen dan mahasiswa bahwa beberapa keubutuhan

diupayakan untuk dipenuhi agar dapat melancarakan kegiatan praktek dan penelitian

yang dilakukan di lahan ini. Barang-barang tersebut berupa gembor, drum dan tandon

untuk penampungan, pacul, linggis, selang dan beberapa kebutuhan untuk budidaya

tanaman.

4.2. Hama Buah Tomat

Selama pelaksanaan PKL dilakukan pengamatan pada buah tomat dan teridentifikasi

serangan hama sebagai berikut :

4
1. Lalat Buah

Hasil pengamatan dilapangan saat melakukan PKL, ditemukan adanya

kerusakan pada buah tomat, gejala serangan lalat buah bisa dilihat dari struktur

buah yang diserang oleh hama. Lalat buah ini biasanya menyerang pada buah yang

berkulit tipis, mempunyai daging yang lunak. Gejala serangan pada daging buah

membusuk dan terdapat larva. Serangan lalat buah sering ditemukan pada buah

yang hampir masak. Gejala awal ditandai dengan terlihatnya noda–noda kecil

berwarna hitam bekas tusukan ovipositor. Kemudian karena perkembangan hama

di dalam buah noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva lalat memakan

daging buah, sehingga buah busuk sebelum masak.

Apabila daging buah dibelah terdapat larva-larva kecil. Pada daging buah

terjadi perubahan warna dan pada bagian yang terserang menjadi lunak. Buah akan

gugur sebelum masak jika terserang lalat ini. Buah yang gugur ini, apabila tidak

segera dikumpulkan atau dimusnahkan bisa menjadi sumber infeksi atau

perkembangan lalat buah generasi berikutnya.

Pengamatan yang dilakukan pada saat melakukan PKL seperti pada gambar

dibawah ini :

Gambar 1 : Buah Tomat Terserang Lalat Buah (Data Pribadi, 2023)

5
Jenis lalat buah yang menyerang buah di Indonesia adalah dari genus

Bactrocera. Berbagai spesies yang termasuk dalam Bactrocera dorsalis compleks

Hendel diketahui bertanggung jawab atas kehilangan hasil dari yang ringan

sampai 100%. Bactrocera papayae Drew, actrocera carambolae, Bactrocera

cucurbitae Coquillett., dan Bactrocera umbrosus Fabricius merupakan spesies

yang banyak ditemukan pada berbagai sentra produksi buah di Indonesia (Kaurow

et al, 2015).

Lalat buah merusak dengan cara meletakkan telurnya dalam lapisan

epidermis yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik pada buah dan dapat

menyebabkan buah menjadi busuk. Sehingga secara tidak langsung dapat

mengurangi kuantitas dan kualitas hasil produksinya yang menyebabkan buah

akan gugur sebelum waktunya. Luas serangan lalat buah di Indonesia mencapai

4.790 ha dengan kerugian mencapai 21,99 miliar rupiah (Sulfiani, 2018).

Lalat buah memiliki intensitas serangan yang semakin meningkat pada

buah-buahan dan sayuran pada iklim yang sejuk, kelembaban tinggi dan angin

yang tidak terlalu kencang. Suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin serta

pengaruh curah hujan juga cukup penting dalam memengaruhi tingkat intensitas

serangan lalat buah (Susanto. A, 2017). Sifat khas lalat buah adalah hanya dapat

bertelur di dalam buah, larva (belatung) yang menetas dari telur tersebut akan

merusak daging buah, sehingga buah menjadi busuk dan gugur.

Hasil penelitian Setlight et al (2019) mengemukakan bahwa serangan hama

lalat buah B. dorsalis mengalami peningkatan dan penurunan setiap minggunya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh umur tanaman. Semakin bertambah umur tanaman

semakin banyak pula produksi buah dipohon dan serangan hama juga meningkat.

6
2. Ulat Buah (Helicoverpa armigera Hubn)

Hasil pengamatan dilapangan saat melakukan PKL, ditemukan adanya

kerusakan pada buah tomat, gejala serangan larva melubangi buah tomat, buah

yang terserang busuk dan jatuh ke tanah dan kadang larva juga menyerang pucuk

tanaman dan melubangi cabang-cabang tomat.

Pengamatan yang dilakukan pada saat melakukan PKL seperti pada gambar

dibawah ini :

Gambar 2 : Buah Tomat Terserang Ulat Buah (Data Pribadi, 2023)

3. Cara Pengendalian Lalat Buah

a. Cara Pengendalian saat Praktek

Berdasarkan hasil praktek diketahui bahwa serangan lalat buah pada

tomat dapat dilihat dari buah yang terdapat bintik coklat kehitaman yang

terdapat pada kulit buah, hal ini di sebabkan karena bekas suntikan lalat buah

pada saat akan meletakan telurnya pada buah tomat. Lubang bekas suntikan

lalat buah sangat kecil sehingga hampir tidak dapat terlihat dengan mata

telanjang, jikalau warna bekas suntikn itu tidak berwarna mencolok coklat

kehitaman. Sedangkan serangan ulat buah dapat dilihat dengan jelas secara

7
langsung karena lubang yang disebabkan oleh ulat buah ada buah tomat terlihat

agak besar dan sangat jelas dilihat dengan mata telanjang.

Pengendalian yang dilakukan saat praktek yaitu dengan cara teknik

refugia dan Teknik penyemprotan pestisida alika.

b. Pengendalian Refugia

Pengendalian yang dilakukan dengan cara refugia yaitu menanam

tanaman kenikir, tanaman ini ditanam pada saat tanaman tomat setelah berumur

bunga kenikir yang mana dapat mengundang predator lalat buah maupun ulat

buah. Sehingga serangan hama tersebut dapat di tekan.

Pesemaian bibit kenikir hingga penanaman di lahan tomat yang dilakukan

pada saat melakukan PKL seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 3 : Penanaman Tanaman Kenikir di Lahan Tomat


(Data Pribadi, 2023)

Penanaman bibit tanaman kenikir seperti pada gambar 3 diatas ke lahan

tomat dilakukian setelah bibit berumur 3 minggu dan pada saat itu tanaman

tomat sudah mulai berproduksi (berbuah).

c. Pengendalian Menggunakan Pestisida

Pengendalian hama menggunakan pestisida pada saat praktek berlangsung

diwaktu tanaman mulai berbuah (fase produksi) yang dilakukan 2 (dua) kali

8
seminggu, selama 3 (tiga) minggu di bulan Agustus 2023 adalah dengan cara

penyemprotan menggunakan pestisida “alika” dengan perbandingan dosis : 2 :

1 artinya bahwa 2 sendok makan “alika” dicampurkan dalam 1 liter air dengan

system aplikasinya seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4 : Penyemprotan Pestisida Alika terhadap Buah Tomat yang terserang


Hama (Data Pribadi, 2023)

d. Cara Pengendalian Hama yang sering dilakukan

Pengendalian yang umum dilakukan untuk mengatasi serangan ulat

buah pada tanaman tomat antara lain :

1. Eradikasi, yaitu memusnahkan tanaman yang terinfestasi hama dengan cara

membuang dan membakarnya.

2. Pengumpulan hama, yaitu mengumpulkan telur dan ulat H. armigera untuk

dibuang dan dibunuh.

3. Penanaman varietas tahan, yaitu menggunakan varietas tomat tahan hama,

seperti Gustafi F1.

4. Penggunaan mulsa plastik yang berfungsi untuk mencegah perkembangan

pupa hama pada permukaan tanah.

5. Penanaman tanaman refugia sebagai tempat berlindung bagi serangga

predator dan parasitoid yang dapat mengendalikan hama, termasuk hama

9
walang sangit. Beberapa contoh tanaman refugia yang dapat digunakan

adalah bunga matahari, tagetes, dan kenikir.

6. Penanaman serentak pada satu hamparan atau area untuk mengurangi

kesempatan hama menyebar pada tanaman.

7. Penggunaan pestisida nabati untuk mengendalikan hama, seperti ekstrak

nimba dan ekstrak bawang putih.

8. Penggunaan agens hayati Beauveria bassiana dan Metarhizium sp. sebagai

pengendalian alami terhadap hama ulat buah.

9. Penggunaan pestisida sintetik apabila populasi hama sudah melewati ambang

ekonomi. Beberapa insektisida yang dapat digunakan mengandung bahan

aktif emamektin benzoat dan Cyantraniliprole. Rotasi bahan aktif pestisida

juga diperlukan untuk mencegah terbentuknya biotipe baru hama. Perlu

diperhatikan bahwa pestisida Antracol dan Avidor tidak direkomendasikan

untuk mengendalikan hama ulat buah ini karena kedua pestisida tersebut

memiliki target hama dan penyakit yang berbeda.

Selain itu, untuk mengurangi terjadinya serangan hama dapat dilakukan

dengan budidaya tanaman yang sehat, seperti menggunakan benih sehat dan

berkualitas, pemupukan yang seimbang, serta pengaturan jarak tanam yang

sesuai.

10
BAB. V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Jenis hama yang menyerang buah tomat pada saat praktek adalah lalat buah

(Bractosera spp.);

2. Teknik pengendalian lalat buah pada tomat yang dilakukan pada saat praktek kerja

lapangan (PKL) adalah Teknik refugia dan penggunaan pestisida sintetik “Alika”.

5.2. Saran

1. Disarankan agar dalam melakukan budidaya tomat agar menjaga kelembaban di

sekitar tanaman agar dapat mencegah serangan hama dan melakukan pengendalian

hama sedini mungkin sehingga tidak merugikan secara ekonomi.

2. Dapat dilakukan penelitian teknis terhadap pengendalian refugia dalam

mengendalikan hama pada tomat.

11
12

Anda mungkin juga menyukai