Anda di halaman 1dari 117

s

DAFTAR ISI

TOPIK I INSTRUMENT DAN INDIKATOR


1.1 PENGANTAR.....................................................................................................................3
1.2 INSTRUMENT DENGAN PENGOPERASIAN MAGNETIK..........................................8
1.3 INSTRUMENT DENGAN OPERASI THERMAL / PANAS...........................................13
1.4 ALAT UKUR MEKANIS (MECHANICAL GAUGE).....................................................17
1.5 PERALATAN ELEKTRONIK DIGITAL.........................................................................20
1.6 INDIKATOR-INDIKATOR DAN LAMPU-LAMPU
PERINGATAN...................................................................................................................22
1.7 MEMERIKSA INSTRUMEN-INSTRUMEN DAN INDIKATOR....................................25
1.8 PEMERIKSAAN INSTRUMEN – INSTRUMEN ELEKTRONIK..................................28

TOPIK II PERALATAN INPUT MONITORING SYSTEM


DAN ELECTRONIC MONITORING SYSTEM
2.1 PENGANTAR....................................................................................................................30
2.2 SWITCHES.........................................................................................................................31
2.3 SENDERS...........................................................................................................................36
2.4 SENSOR-SENSOR............................................................................................................39
2.5 SANDVIK ELECTRONIC MONITORING SYSTEM (EMS).........................................57

TOPIC III COMPUTERIZED MONITORING SYSTEM


3.1 PENDAHULUAN.............................................................................................................60
3.2 ELECTRICAL COMPONENT SYSTEM........................................................................61
3.3 SWITCH TYPE INPUT....................................................................................................62
3.4 SENSOR TYPE INPUT....................................................................................................64
3.5 RELATED COMPONENT...............................................................................................65

-1-
3.6 KONTROL-KONTROL LCD/VFD..................................................................................67
3.7 LIQUID CRYSTAL DISPLAY.........................................................................................67
3.8 VACUUM FLUORESCENT DISPLAY..........................................................................73
3.9 WARNING OPERATION................................................................................................87

TOPIK IV VIMS/VIDS
4.1 PENDAHULUAN...............................................................................................................90
4.2 EVENTS ( Kejadian / Peristiwa )........................................................................................92
4.3 KOMPONEN UTAMA ( MAJOR COMPONENTS ).......................................................92
4.4 COMMUNICATION LINKS............................................................................................105
4.5 TINGKAT PERINGATAN ( WARNING LEVELS )......................................................107
4.6 MESSAGE CENTRE DAN KEYPAD..............................................................................108
4.7 UPDATE INFORMATION...............................................................................................113

-2-
TOPIK 1
Instrumen dan Indikator

1.1 PENGANTAR
Ada sejumlah instrument dan gauge dari berbagai jenis yang berkaitan dengan pengoperasian
dasar. instrument dan gauge tersebut bisa berupa pengoperasian magnetik, pengoperasian thermal
dan pengoperasian mekanik.
Beberapa indikator mengacu pada lampu peringatan(warning light), tapi ada sedikit perbedaan
antara indikator dan lampu peringatan karena keduanya melakukan tugas- tugas yang sama. Pada
umumnya, indikator-indikator adalah lampu-lampu yang menunjukkan bahwa sebuah unit sedang
bekerja, sedangkan lampu peringatan digunakan untuk menunjukkan pada pengguna mesin
bahwa ada masalah pada mesin itu.
Seperti juga alat-alat visual lainnya, beberapa kendaran memiliki sistem peringatan bersuara
(warning alarm). Sebuah bel atau nada musik dapat digunakan untuk menarik perhatian jika ada
pintu terbuka atau sebuah lampu dibiarkan menyala.
Instrumen panel

Gambar 1

-3-
Bagian depan dari panel instrumen dari model awal Off Highway Truck ditampilkan pada
Gambar 1. Instrumen-instrumen utamanya adalah speedometer yang menampilkan kecepatan
dasar kendaraan dan tachometer yang menampilkan kecepatan mesin dalam RPM. Panel tersebut
memiliki tiga gauge. Gauge tersebut adalah Temperature brake oil return gauge, Engine coolant
temperature gauge (pendingin mesin) Brake air pressure gauge.
Ada sejumlah indikator sepanjang bagian atas panel. Indikator-indikator ini memiliki simbol yang
mewakili bagian-bagiannya dan lensa dengan aneka warna sehingga bisa dilihat pada malam hari.
Dari kiri ke kanan indikator-indikator tersebut adalah:
▪ Left Turn – Tuas sinyal putaran berada pada posisi bawah
▪ Right Turn - Tuas sinyal putaran berada pada posisi atas
▪ Retarder – Retarder sedang bekerja
▪ Head Light – Lampu utama sedang menyala terang
▪ Peringatan Bahaya – Tuas sinyal putaran ditarik, lampu bahaya menyala
▪ Mesin Overspeed – Putaran rpm mesin terlalu tinggi
▪ Cek Mesin – Kontrol elektronik mesin bermasalah
▪ Filter udara – Saringan-saringan udara tertutup
▪ Supplemental steering – Supplemental steering sedang bekerja
Selain berbagai indikator-indikator tersebut, panel instrumen juga terdiri dari electronic
monitoring system (EMS) yang memberikan peringatan pada operator ketika terjadi kondisi yang
lebih serius. Peringatan-peringatan tersebut berupa:
▪ Brake on indikator
▪ Alternator tidak berfungsi
▪ Saringan Pelumas transmisi tersumbat
▪ Temperatur cairan pendingin tinggi
▪ Temperatur Torque convertor tinggi
▪ Aliran coolant terhambat
▪ Engine oil pressure low
▪ Brake air system low
▪ Brake on menunjukkan tak bekerja
▪ Aliran pelumas steering system berkurang

-4-
Pengoperasian EMS dibahas dalam Topik 2.
Instrumen panel juga terdiri dari platform yang terlihat jelas untuk tombol-tombol yang
melakukan berbagai fungsi.
Terdapat berbagai macam desain panel instrumen. Desain-desain tersebut tersedia dalam bentuk
dan ukuran masing-masing. Jumlah instrumen dan indikator disesuaikan dan layout masing-
masing. Panel dari mesin tersebut ditampilkan baik dalam bentuk analog maupun digital.

Instrumen Panel Wiring

Gambar II
Bagian belakang dari panel instrumen utama ditampilkan Tampak Belakang B dalam gambar
2.
Instrumen Panel Wiring biasanya berujung pada kabel penghubung yang tersambung dengan
konektor mesin utama. Kabel-kabel lainya terhubung dengan instrumen, indikator, panel lighting
system dan tombol. Kadang-kadang juga digunakan printed circuit

-5-
Printed Circuit

Gambar 3- Papan printed circuit untuk panel instrumen


Sebuah papan printed circuit tipe otomotif yang menampilkan bagian belakang panel instrumen
ditunjukkan dalam gambar 3. Ini digunakan untuk wiring pada panel instrumen. Konduktor
logam dengan ketebalan sekitar 0.05 mm, dicetak pada sebuah polyester film dan kemudian
dilekatkan pada papan yang di sekat dengan kuat. Ujung dari konduktor- konduktor tersebut
dihubungkan dengan satu atau lebih multipin konektor, yang nantinya terhubung dengan wiring
harness.
Instrumen-instrumen tersebut dipasang pada printed circuit board sehingga mereka langsung
tersambung dengan masing-masing konduktor mereka tanpa perlu kabel lainnya lagi. Bola lampu
untuk indikator dan bola lampu untuk illumination dipasang pada fitting kecil yang tersambung
dalam lubang-lubang pada printed circuit board. Ketika mereka terpasang ditempatnya, mereka
langsung membuat kontak dengan konduktornya masing-masing.
Rangkaian cetakan digunakan karena ia lebih murah biaya produksinya dan lebih padat
dibanding kebanyakan kabel terpisah lainnya. Ia juga lebih mudah dimontasi ke belakang panel
instrumen.

-6-
Panel Illumination

Gambar 4 – Rheostat untuk mengukur terang lampu-lampu panel – tampak belakang


Kecerahan cahaya panel dikendalikan dengan rheostat yang terdapat pada rangkaian (Gambar
4).
Knop kontrol bergerak melintasi resistor gulungan kabel ke berbagai tahanan pada
rangkaian, sehingga tingkat kecerahan beragam.

Membuka sebuah Panel


Sebelum bekerja pada panel, panel tersebut harus di isolasi dengan memutuskan kutub negatif
baterai. Hati-hatilah dengan panel yang memiliki printed circuit board jika terjadi konsleting,
konduktor dapat meleleh.
Prosedur umum untuk membuka sebuah panel instrumen adalah dengan membuka truss headed
atau baut tombol utama yang menahan panel ke operator compartment frame, putuskan kabel
penghubung, putuskan hubungan ground dari operator compartment frame dan kemudian
bongkar panel tersebut.

-7-
Mengganti panel bohlam-bohlam lampu (bulb).

Gambar 5 – Mengganti sebuah bohlam dan fitting dari bagian belakang panel
Fitting bulb dibuka dari bagian belakang panel instrumen, meskipun tidak selalu mudah untuk
menjangkau panel instrumen yang terpasang pada kendaraan. Fitting bulb, dengan bulb nya
dibuka dengan memutar 90º (Gambar 5). Sebagian besar panel bulb tidak berpenutup dan dapat
ditarik keluar langsung dari fitting bulb. Bulb baru tinggal didorong kedalam fitting.

1.2 INSTRUMENT DENGAN PENGOPERASIAN MAGNETIK


Dalam instrument yang dioperasikan secara magnetik, efek magnetik dari sebuah arus listrik yang
mengalir melalui sebuah konduktor atau kumparan, digunakan untuk mengoperasikan sebuah
jarum pada skala tertentu. Ammeter dan voltmeter hanyalah unit yang berupa garis saja, tetapi
banyak gauge seperti fuel gauge dan temperature gauge yang terdiri dari dua bagian yaitu satu
unit jarum yang terpasang pada instrumen panel dan sebuah sender jauh dalam bagian lain dari
kendaraan.

-8-
Magnetic Fuel gauge

Gambar 6
Susunan magnetic fuel gauge, yang juga berfungsi sebagai pengukur balancing coil, ditampilkan
dalam gambar 6. Alat itu memiliki dua bagian yang terpisah; sebuah dash unit dan tank unit.
Dash unit memiliki dua kumparan kecil yang dililitkan pada batang baja ringan; sebuah kumparan
“kosong” dan sebuah kumparan “penuh”. Sebuah armature dengan sebuah jarum ditempatkan
diantaranya. Kumparan-kumparan tersebut menghasilkan medan magnet yang mempengaruhi
armature sehingga mengubah posisi dari jarum pada skala gauge.
Tank unit memiliki tahanan berlilit kabel dengan sliding contact dilekatkan pada penyangga dan
mengambang dalam tangki bahan bakar. Ini menghasilkan tahanan yang berubah- ubah sesuai
dengan permukaan bahan bakar dalam tangki.

Pengoperasian
Dengan tombol kontak, arus dari baterai pertama kali melewati kumparan kosong dan kemudian
melalui koil penuh ke ground. Arus juga melewati tahanan dalam unit tank ke ground.
Tahanan itu berlanjut dengan kumparan kosong dan mengarah ke seberang kumparan penuh. Saat
tahanan berubah, tahanan itu mengubah arus pada kedua kumparan dan mengubah medan
magnetnya tetapi hal itu pengaruhnya lebih besar pada kumparan

-9-
penuh. Secara sederhana, kumparan kosong memiliki medan magnet yang relatif konstan,
sedangkan kumparan penuh memiliki medan magnet yang berubah-ubah. Ketika tangki bahan
bakar habis, unit tank memiliki tahanan minimum, sehingga hanya ada sedikit arus yang
mengalir dalam kumparan penuh. Kumparan yang kosong mengontrol armature, dan gauge
menampilkan tanda “habis”.
Jika tangki bahan bakar penuh, pelampungnya naik dan terjadi tahanan maksimum dalam unit
tangki. Arus meningkat dalam kumparan penuh dan medan magnetiknya yang lebih kuat
menarik armature sehingga gauge menampilkan indikator “penuh”. Untuk permukaan antara
penuh dan kosong, jarum diatur oleh kekuatan magnetik dari dua kumparan dan ini dikontrol
oleh arus yang mengalir diantara kedua kumparan tersebut. Arus tersebut nantinya ditentukan
oleh tinggi pelampung dan tahanan dari unit tangki tersebut.

Magnetic temperature gauge

Gambar 7 – Diagram magnetic temperature gauge balancing oil


Susunan magnetic temperature gauge digambarkan dalam gambar 7. Alat ini memiliki cara kerja
yang sama dengan tipe balancing coil dari meteran bahan bakar, bedanya hanya alat ini diukur
dalam derajat. Dash unit bekerja dengan cara yang sama dengan fuel gauge, hanya bedanya arus
dalam kumparan-kumparannya dikendalikan oleh sender (pengirim) yang dipasang dalam water
jacket. Tahanan mesin ini memiliki koefisien temperatur negatif (NTC). Sehingga, tahanannya
naik ketika temperaturnya naik dan meningkatkan aliran arus dalam kumparan-kumparan. Jarum
gauge bergerak sepanjang skala untuk menunjukkan besarnya temperatur.

- 10 -
Magnetic oil pressure temperature gauge

Gambar 8 – Konstruksi unit pengirim meteran temperatur pelumas


Dash unit dari magnetic oil pressure temperature gauge mempunyai balancing coil yang sama
dengan yang ada pada gauge temperature atau fuel gauge. Hanya bedanya skala pada alat ini
diukur dalam kilopascals. Sender unit dari mesin ini menyediakan variabel tahanan untuk
menjalankan gauge ini.
sender unit (Gambar 8) dilekatkan kedalam blok mesin dan menerima oil pressure dari main oil
gallery dari mesin ini. Pressure bekerja berlawanan dengan diafragma yang menggerakkan
sebuah kontak melewati sebuah tahanan dalam unit ini. Hal ini menimbulkan variabel tahanan
yang dihubungkan ke oil pressure dan yang diperlukan untuk menggerakkan gauge ini.

- 11 -
Voltmeter

Gambar 9 – Voltmeter dasar terdiri dari sebuah galvanometer (G) dengan tahanan tinggi
(R) yang disusun berseri
Voltmeter (gambar 9) digunakan untuk menunjukkan tegangan dari sistem elektrikal. Dengan
mesin dimatikan, tegangan baterai akan terlihat. Ketika mesin bekerja, voltmeter akan
menunjukkan tegangan alternator, yang harus lebih tinggi dari tegangan baterai. Voltmeter
bekerja secara magnetik menggunakan efek magnetik pada sebuah arus listrik dalam sebuah
kumparan ke posisi sebuah jarum pada skala dalam volt. Setiap variasi tegangan yang diterapkan
ke kumparan akan mengubah efek magnetik dan merubah posisi dari jarum pada skala.

Ammeter

Gambar 10 – Tampilan utama Ammeter

- 12 -
Sebuah Ammeter digunakan untuk mengukur arus (dalam ampere) yang sedang mengalir ke atau
dari baterai. Sebuah ammeter standar ditampilkan dalam gambar 10. Alat ini terdiri dari sebuah
jarum yang berputar ke jarum yang dipasang, sebuah magnet permanen dan konduktor berat. Jika
tidak ada arus yang mengalir melalui ammeter, jarumnya tertahan diantara kutub magnet dan
jarum menunjukkan angka nol.
Jika arus mengalir melalui gauge, arus itu melewati gauge dan ini akan menghasilkan medan
magnet disekeliling konduktor. Ini akan mendorong jarum untuk bergerak dari posisi
tengahnya sehingga jarum akan bergerak sepanjang skala. Gerakan dari vane dan pembelokan
dari jarum pada skala akan tergantung pada arus listrik.
Ketika arus mengalir ke baterai, jarum akan berayun berayun ke sisi positif. Ketika arus
mengalir dari baterai, jarum akan bergerak ke sisi discharge.

1.3 INSTRUMENT DENGAN OPERASI THERMAL / PANAS


Banyak diantara gauge pada otomotif adalah merupakan tipe thermal, yaitu yang beroperasi
dengan efek pemanasan dari arus listrik. Gauege thermal juga disebut dengan gauge tipe
bimetal karena mereka bekerja dengan memanaskan sebuah batang bimetal yang menggerakkan
sebuah jarum. Prinsip ini digunakan baik untuk fuel gauge maupun temperature gauge. Gauge
thermal memiliki sebuah dash unit dan sender unit. Sender unit ini serupa dengan yang
digunakan alat yang dioperasikan secara magnetik.

- 13 -
Thermal Fuel Gauge

Gambar 11 – Rangkaian dan komponen dari meteran bahan bakar tipe thermal
Konfigurasi Thermal fuel gauge terdiri dari sebuah unit gauge dan unit tangki (Gambar 11).
Unit tangki terdiri dari sebuah tahanan variabel yang dioperasikan dengan sebuah pelampung.
Unit gauge memiliki sebuah jarum yang dipasang dengan kaitan ke batang bimetal. Sebuah
kumparan penghangat memanaskan bimetal yang membengkokkannya, sehingga membelokkan
jarum sepanjang skala.
Arus yang dialirkan dari tombol starter ke sebuah regulator tegangan, yang memberikan tegangan
tetap ke dash instruments. Dari sini arus melewati gulungan kumparan pemanas disekeliling
bimetal strip dalam dash unit yang kemudian melewati tahanan dalam unit tangki untuk
melengkapi rangkaian ke tanah.
Ketika tangki kosong, tahanan maksimum akan di selipkan ke rangkaian oleh unit tangki.
Disana akan terjadi arus minimum melalui kumparan pemanas dan meteran akan menampilkan
angka nol.
Ketika tangki penuh, tahanan minimum akan diberikan oleh unit tangki sehingga arus penuh akan
mengalir ke kumparan pemanas sehingga membengkokkan batang bimetal untuk membengkokkan
pembelokan ke jarum ke posisi penuh.
Untuk posisi tengah antara penuh dan kosong, pembacaan pada alat ukur ini akan ditentukan oleh
posisi dari sliding contact pada tahanan pada unit tangki tersebut.

- 14 -
Thermal Temperature Gauge

Gambar – 12 Meteran temperatur thermal

Thermal temperature gauge terdiri dari unit sender yang dipasang dalam water jacket dalam
cylinder head dan sebuah gauge temperature yang dipasang pada panel instrumen (Gambar 12)
Prinsip operasinya serupa dengan fuel gauge bedanya adalah bahwa tahanan dari unit sending
ditentukan oleh temperatur mesin.

Prinsip – prinsip Pengaturan


Ketika mesin dingin, tahanan dari elemen sensor temperatur dalam unit sender adalah tinggi.
Hanya ada sedikit arus yang akan mengalir melalui kumparan pemanas dari unit meteran dan
batang bimetal akan membelokkan jarum ke posisi C.
Saat temperatur mesin naik, elemen sensor temperatur menaikkan tahanannya. Peningkatan
dalam arus melewati kumparan pemanas akan meningkatkan temperatur kumparan, sehingga
memanaskan temperatur strip bimetal, yang menyebabkan jarum bergerak menuju posisi H.

- 15 -
Regulator Tegangan Konstan

Gambar 13 - Regulator Tegangan Konstan untuk instrumen Voltase (A) dari tombol
starter (B) output yang distabilkan ke peralatan
Sebuah regulator voltage konstan (disebut juga sebagai penyetabil voltage) digunakan dengan
bahan bakar thermal dan meteran temperatur. Alat ini menjaga tegangan tetap pada instrumen
untuk menghindari bacaan yang angka yang tidak teratur yang disebabkan karena perubahan tegangan
baterai.
Regulator bekerja dengan menggunakan batang bimetal dan kumparan pemanas. (Gambar 13).
Ketika tombol starter dinyalakan, arus yang melewati kumparan memanaskan batang bimetal. Ini
menyebabkan batang bengkok dan memecahkan kontak. Batang bimetal kemudian menjadi dingin
dan menyatukan kembali kontak, dan kembali mengakhiri rangkaian ke instrumen-instrumen.
Penyambungan dan pemutusan kontak terjadi dengan sangat cepat dan menyebabkan tegangan
berdetak dengan rata-rata 10 volt untuk disalurkan ke gauge. Tegangan oleh karena itu tetap
konstan, stabil tanpa terpengaruh perubahan dalam baterai maupun tegangan alternator.

- 16 -
Diagram rangkaian dengan alat ukur thermal

Gambar 14 Diagram rangkaian bahan bakar thermal dan meteran temperatur.


Gambar 14 adalah diagram rangkaian dasar dengan thermal gauge temperature dan sebuah thermal
fuel gauge. Arah sirkuit adalah dari terminal baterai positif, melewati fusible link, tombol starter
dan sekring ke regulator voltase yang memberikan tegangan tetap ke instrumen-instrumen.
Rangkaian geuge temperature berakhir ke ground melalui sebuah unit sender yang terletak dalam
sistem pendinginan mesin.
Rangkaian fuel gauge berakhir ke ground melalui tahanan variabel dalam unit tangki bahan
bakar. Gauge atau alat ukur ini adalah tipe bimetal yang ditampilkan secara skematis.

1.4 ALAT UKUR MEKANIS (MECHANICAL GAUGE)


Beberapa gauge bekerja secara mekanik, meskipun penggunaan otomotif, alat-alat ini biasanya
telah diganti dengan tipe-tipe meteran lain. gauge tabung Bourdon adalah pressure gauge yang
dapat digunakan sebagai alat ukur tekanan (pressure) yang dapat digunakan sebagai oil pressure
gauge atau air pressure gauge.Gauge untuk penampung udara dan peralatan bengkel lainnya
biasanya seperti tipe ini.

- 17 -
Pressure gauge

Gambar 15 – Bagian-bagian yang bergerak dari meteran tekanan tabung Bourdon


Pressure gauge yang digambarkan dalam Gambar 15 adalah tipe tabung Bourdon. Gauge yang
sebenarnya terdiri dari sebuah pelat tabung kuningan yang dibengkokkan untuk membentuk
lingkaran hampir penuh. Salah satu ujung dari tabung ini terbuka untuk menerima tekanan,
sedangkan ujung lain dipasang dengan kait penghubung ke gear sector. Rangkaian gear ini
kemudian dipasang untuk menggerakkan jarum melalui gear pinion kecil
Tekanan yang diberikan ke tabung Bourdon cenderung meluruskan tabung. Gerakan kecil dari
ujung tabung sebagai akibat dari hal ini kemudian menjadi besar oleh sektor dan pinion tersebut
sehingga jarum merekam gerakan tersebut sebagai tekanan pada skala dengan angka.

- 18 -
Speedometer

Gambar 16
Speedometer mekanik (Gambar 16) dihubungkan oleh kabel fleksibel gigi penggerak
speedometer di bagian belakang transmisi. Kabel ini terdiri dari sebuah kabel luar dan sebuah
kabel dalam. Ujung transmisi dari kabel luar biasanya dihubungkan ke kotak gigi penggerak
speedometer oleh sebuah knurled nut.
Pada ujung speedometer, kabel bagian luar dihubungkan ke head speedometer yang mempunyai
jarum yang menunjukkan kecepatan jalan dalam kilometer per jam atau mil per jam dan ke
odometer untuk mencatat jarak yang sudah ditempuh.

Gambar 17
Bagian-bagian dari speedometer ditunjukkan dalam Gambar 17. Speedometer itu memiliki
sebuah drag cup yang dipasang pada jarum yang terpasang pada drive cup.

- 19 -
Drive cup ini digerakkan oleh kabel speedometer dan diputar pada kecepatan yang sesuai
dengan kecepatan jalan. Cups tersebut tidak saling terhubung tetapi cup penggerak menghasilkan
efek magnetik yang menyebabkan drug cup berputar. Ini ditahan oleh per spiral yang membatasi
gerakan drag cup sehingga jarum tetap pada skala dan menampilkan kecepatan kendaraan.
Odometer digerakkan dengan rangkaian gigi. Gigi-gigi ini dipasang untuk memutar drums, ditandai
dengan angka, pada kecepatan yang benar sehingga mereka bisa mencatat jarak yang telah
ditempuh kendaraan

1.5 PERALATAN ELEKTRONIK DIGITAL

Gambar 18 – Panel instrumen dengan peralatan elektronik digital

Sebuah panel instrumen dengan peralatan elektronik digital ditampilkan dalam gambar
18. Panel tersebut memiliki fuel gauge, light emitting diode tachometer, odometer, trip meter,
speedometer digital, temperature gauge dan sejumlah indikator dan lampu- lampu peringatan.
Instrumen tersebut menampilkan tampilan elektronik sepenuhnya dengan mikroprosesor
(komputer) yang menjalankan semua fungsi dari tampilan. Alat-alat sensor memberikan input
kepada mikroprosesor yang kemudian memberikan output yang benar untuk menjalankan
peralatan-peralatan.

- 20 -
Speedometer
Tabung display fluorescent (menyala) digunakan untuk menunjukkan kecepatan kendaraan.
Sinyal detak diberikan oleh sensor kecepatan kendaraan dan diproses dengan microcomputer.
Speedometer menampilkan kecepatan kendaraan dalam angka yang tepat dalam kilometer, atau
mil per jam.
Salah satu tipe dari sensor kecepatan terdiri dari disket yang dimasukkan yang berputar antara
light emitting diode (LED) dan sebuah transistor sensitif cahaya. Sinar dari LED ke transistor
diputuskan beberapa kali tiap putaran oleh slot-slot dalam disket. Dengan cara ini sinyal-sinyal
yang berhubungan dengan kecepatan jalan kendaraan di input ke dalam mikroprosesor yang
memproses dan mengirimkan kecepatan kendaraan ke tampilan digital.
Sensor kecepatan bisa menjadi bagian dari speedometer atau digerakkan oleh kabel speedometer
yang menjalankan odometer atau sensor kecepatan tersebut dapat ditempatkan pada transmisi. Ada
berbagai tipe sensor, tetapi apapun tipe sensor yang digunakan fungsinya adalah untuk
menggerakkan sinyal yang berhubungan dengan kecepatan kendaraan.
Odometer dapat berupa rangkaian mekanik yang bekerja dengan cara yang serupa dengan
speedometer standar atau bisa berupa elektronik. Dengan speedometer full elektronik, odometer
dan trip meter ditampilkan dalam tampilan digital dengan bacaan odometer yang tersimpan
secara permanen dalam microprocessor.

Tachometer
Tachometer digital terdiri dari sebuah grafik kurva dengan sejumlah LED. Sinyal kecepatan mesin
yang terekam oleh kumparan starter kemudian di ukur oleh komputer. Ini memberikan sinyal
output ke tachometer yang menampilkannya dengan menggunakan LED. Ketika kecepatan mesin
meningkat, LED ditampilkan secara langsung untuk menunjukkan kecepatan mesin yang
meningkat tersebut.

- 21 -
Fuel Gauge
Fuel gauge memiliki tabung tampilan hampa udara yang berpendar dengan sejumlah bagian.
Tahanan dari unit tangki di input ke microcomputer yang kemudian memberikan output ke layar
yang menyala. Bagian-bagian tersebut ditampilkan sesuai dengan isi bahan bakar dalam tangki
bahan bakar.

Temperature Gauge
Tampilan pendingin mesin ditampilkan dalam tampilan vacuum fluorescent yang bekerja
dengan cara yang sama dengan fuel gauge. Masukan ke microcomputer diperoleh dari
sensor thermistor (tahanan sensitif temperatur) dalam sistem pendingin.

1.6 INDIKATOR-INDIKATOR DAN LAMPU-LAMPU


PERINGATAN
Meskipun ada perbedaan antara indikator dan lampu peringatan, mereka menampilkan fungsi
yang sama. Dalam banyak contoh, sebuah lampu peringatan dapat dianggap sebagai lampu
indikator dan sebaliknya. Beberapa dari lampu-lampu ini biasanya tidak menyala dan menyala
hanya jika terjadi kondisi tertentu. Yang lainnya biasanya menyala dan padam saat kondisi
berubah.
Dalam sejumlah kasus sebuah indikator hanyalah sebuah lampu kecil yang ditambahkan pada
sebuah rangkaian. Tidak ada switch tambahan yang diperlukan karena indikator menyala kapan
saja rangkaian tertentu bekerja. Indikator headlamp misalnya akan menyala ketika lampu
highbeam dinyalakan . Indikator lampu sein (flasher), indikator pergantian transmisi atau
indikator pembersih jendela belakang adalah contoh lainnya.
Beberapa lampu peringatan memiliki switch sendiri. Parking brake memiliki switch sendiri, yang
akan berada pada posisi “on” ketika fungsi ini dijalankan. Ini menyalakan lampu peringatan,
yang akan tetap menyala sampai kontrol kembali ke posisi normal dan tombol dimatikan.
Beberapa indikator dan lampu peringatan pokok adalah sebagai berikut:

- 22 -
Lampu Peringatan Start(ignition warning light)
Lampu tanda start (atau lampu peringatan alternator) dihubungkan antara tombol start dan
alternator. Ketika tombol start menyala, mesin berhenti dan lampu peringatan akan menyala.
Rangkaiannya adalah melalui Start switch, melalui lampu, lalu melalui regulator alternator atau
relay ke ground.
Ketika mesin menyala, alternator membentuk sebuah tegangan sehingga perbedaan potensial pada
tiap kutub dari bola lampu tidak ada lagi dan lampu padam. Ini menunjukkan bahwa alternator
sedang bekerja. Jika alternator tidak bekerja lampu peringatan akan menyala untuk menunjukkan
kondisi ini.

Lampu tekanan pelumas (oil pressure light)

Gambar 19 tombol lampu peringatan tekanan pelumas – tampilan per bagian


Lampu peringatan oil pressure dipasang antara tombol oil pressure pada mesin dan pada stater
switch. Dengan stater switch menyala, dan tidak ada oil pressure dalam sistem pelumasan mesin,
arus mengalir dari starter switch, melalui lampu, melalui switch oil pressure dan selanjutnya ke
ground.
Ketika mesin dinyalakan, oil pressure akan menggerakkan switch untuk membuka kontak- kontak,
yang menyebabkan lampu padam. Lampu indikator akan tetap mati selama pressure oil tetap
berada dalam kondisi normal (Gambar 19).
Jika oil pressure turun dibawah nilai pre-determined, tombol akan menutup dan lampu indikator
akan menyala.

- 23 -
Lampu Peringatan Minyak Rem(Brake fluid warning light)

Gambar 20
Lampu peringatan minyak rem digunakan untuk memperingatkan pengemudi tentang
berkurangnya minyak. Master silinder dipasang dengan sensor tinggi permukaan minyak, yang
berupa switch penggerak pelampung pada penampungan silinder master (Gambar 20). Tombol
ini menggerakkan lampu peringatan pada panel instrumen jika cairan dalam master cylinder
turun di bawah level minimum.

Lampu Peringatan Kerusakan Rem (Brake failure warning light)

Gambar 21 Skema lampu peringatan Kerusakan Rem


Lampu peringatan kerusakan pada sistem pengereman digunakan untuk memperingatkan pengemudi
bahwa bagian dari sistem pengereman hidrolik tengah mengalami penurunan

- 24 -
tekanan. Sistem ini dipasang dengan tombol yang dijalankan secara hidrolik yang hanya dapat
beroperasi jika ada perbedaan tekanan antara dua bagian dalam sistem.
Susunan rangkaiannya dapat dilihat di Gambar 21.
Pada umumnya tekanan yang seimbang (P) pada kedua bagian sistem, katupnya terpasang
dalam kondisi yang seimbang dan switch berada pada posisi OFF. Jika kerusakan menyebabkan
pengurangan tekanan di salah satu bagian dari sistem tersebut, katup dalam pressure switch akan
di tandai dengan tekanan(pressure) yang tidak seimbang dan akan bergerak untuk menggerakkan
switch dan menyalakan lampu peringatan.
Test relay hanya akan bergerak jika starter switch diputar ke posisi ‘START’. Ini menandai
bahwa lampu peringatan bekerja.

1.7 MEMERIKSA INSTRUMEN-INSTRUMEN DAN INDIKATOR


Pemeriksaan dapat dilakukan pada rangkaian dan gauge pada kendaraan. Jika sebuah instrumen
tidak bekerja, maka sekring (fuse) rangkaian harus diperiksa, diikuti dengan pemeriksaan
sambungan rangkaian dan meteran. Jika sebuah indikator tidak bekerja, maka bola lampu harus
diperiksa dahulu, karena kebanyakan inilah penyebabnya.
Sebuah voltmeter dapat diperiksa dengan menghubungkan test voltmeter secara paralel dan
membandingkan angka yang tertera pada kedua alat tersebut. Sebuah ammeter dapat diperiksa
dengan mengganti sebuah test ammeter dengan yang lain yang sesuai dengan kendaraan tersebut.
Gauge, dash unit maupun sender dapat juga diperiksa dengan penggantian instrumen tersebut.
Untuk melakukan hal ini, sebuah gauge yang harus diperiksa dapat diganti untuk sementara
untuk instrumen pada kendaraan yang dianggap rusak.

- 25 -
Fuel dan Temperature Gauge

Gambar 22 Sender meteran temperatur dapat diperiksa dengan mengukur tahanannya


dalam air panas
Tahanan dari unit-unit sender dan unit-unit dash dapat diperiksa dengan ohmmeter. Unit- unit
tangki bahan bakar dapat dibuka dari tangki bahan bakar dan tahanan variabel dapat diperiksa
ketika pelampung bergerak naik dan turun. Sender temperatur dapat diperiksa pada mesin (panas
dan dingin) atau mencelupkannya dalam air panas untuk memeriksa tahanan dalam tahanan
(Gambar 22).
Untuk sebuah meteran bahan bakar magnetik (dengan sirkuit seperti ditampilkan dalam Gambar
6), sebuah rangkaian terbuka antara alat ukur dash dan unit tangki, atau ground yang rusak dari
unit sender, akan menyebabkan gauge membaca maksimum setiap kali. Sebuah rangkaian
pendek antara unit dash dan unit tangki, atau ground yang buruk pada unit dash, akan mengalami
efek sebaliknya dan akan menyebabkan gauge membaca nol setiap kali.
Magnetic temperature gauge (dengan rangkaian seperti tertera pada Gambar 7) bisa mengalami
masalah yang sama tetapi efeknya akan berlawanan dengan efek yang terjadi pada Magnetic fuel
gauge yang disebabkan karena sirkuit internalnya.
Pemeriksaan dari alat ukur magnetik dapat dilakukan dengan membuka penghubung dari unit
sender dan memeriksa efeknya pada alat ukur dash. Tergantung pada sirkuit internal dari alat
ukur tersebut, sebuah rangkaian terbuka akan menghasilkan baik bacaan angka maksimum atau
minimum sedangkan pemasangan ground secara temporer akan memberikan bacaan angka yang
sebaliknya.

- 26 -
gambar 23
Jenis pengujian ini dapat dilaksanakan pada magnetic gauge, tetapi biasanya hal tersebut tidak
baik dilakukan dengan thermal gauge karena kemungkinan kerusakan pada stabilizer voltage.
Sebuah tahanan 40 Ohm dapat di selipkan antara konektor dan arde untuk pengujian seperti
terlihat dalam Gambar 23.

Menggunakan sebuah ohmmeter


Sebuah ohmmeter dapat digunakan untuk memeriksa rangkaian indikator dan beberapa komponen.
Ohmmeter juga bisa digunakan untuk mengukur tahanan sebenarnya bila diperlukan atau untuk
memeriksa kontinyuitasnya.
Sender Tangki Bahan Bakar

Gambar 24 – Pemeriksaan tahanan dari tangki alat ukur bahan bakar dengan sebuah
ohmmeter

- 27 -
Untuk memeriksa unit sender tangki bahan bakar, bukalah konektor kabel dan hubungkan sebuah
ohmmeter antara terminal dari unit tersebut dan ground nya. Pada posisi ‘kosong’, bacaan angka
tertentu akan menampilkan sekitar 100 ohm. Gerakkan lengan pelampung secara perlahan ke
posisi full (Gambar 24).
Bacaan ohmmeter akan menurun secara bertahap sampai hanya terdapat bacaan angka
ditampilkan pada posisi ‘full’. Jika tidak terbaca, atau bacaan tak terbaca, maka kemungkinan
tahanan dalam unit tersebut rusak.

Sender alat ukur temperatur


Untuk memeriksa cara kerja unit sender temperatur pada mesin, bukalah konektor kabel dari
terminal sender dan hubungkan sebuah ohmmeter antara unit terminal dengan ground. Dengan
kondisi mesin dingin, bacaan angka ohmmeter seharusnya lebih tinggi daripada ketika keadaan
mesin panas.

Konektor–konektor dan wiring (rangkaian kabel)


Gunakan sebuah ohmmeter untuk memeriksa kontinuitas dari berbagai bagian rangkaian, atau
gunakan ohmmeter sepanjang konektor untuk mengukur tahanan yang akan menyebabkan
tegangan turun.

1.8 PEMERIKSAAN INSTRUMEN – INSTRUMEN ELEKTRONIK


Perhatian khusus harus diberikan ketika memeriksa instrumen – instrumen elektronik, atau
sistem alat elektronik yang lainnya. Karena berbagai perlengkapan elektronik sekarang banyak
dipasang pada kendaraan bermotor, tidak mungkin untuk mencakup semuanya disini; meskipun
demikian harus ditekankan bahwa kehati-hatian diperlukan untuk mencegah kerusakan pada
komponen–komponen elektronik. Informasi mengenai komponen–komponen atau sistem
tertentu dapat diperoleh dari buku petunjuk servis yang tepat.
Perlengkapan tes yang baik, yaitu perlengkapan yang dirancang untuk pembuatan
kendaraan tertentu, memungkinkan instrumen–instrumen dan sistem–sistem dapat
diperiksa dengan mudah dan aman. Jika perlengkapan seperti itu tidak tersedia,

- 28 -
pemeriksaan umum dapat dilaksanakan dengan bantuan high impedance multimeter (yaitu
multimeter yang memiliki impedance paling tidak sepuluh sampai duapuluh megohms).
Perhatian harus diberikan ketika mengukur tahanan dan arus. Ketika mengukur tahanan kabel
atau konektor, rangkaian harus berarus listrik dan modul elektronik harus betul–betul di isolasi.
Pengukuran tahanan tidak boleh dilakukan pada modul elektronik, karena hal ini dapat merusak
rangkaian–rangkaian internal.
Ketika berusaha untuk mendiagnosa suatu masalah perhatikan bahwa sistem memiliki sinyal
yang mengalir dari satu ujung rangkaian ke ujung lainnya, misalnya dari sebuah sensor ke
lampu peringatan. Harus ada sebuah saluran yang lancar untuk sinyal tersebut dan harus ada
tujuan ketika mendiagnosa. Temukan dimana salurannya rusak atau sinyalnya berhenti.

- 29 -
TOPIC 2
Peralatan Input untuk Memonitor Sistem-sistem dan Sistem
Monitoring Sistem Elektronik

2.1 PENGANTAR

Mesin-mesin Sandvik menggunakan berbagai tipe sistem monitoring dengan berbagai tingkat
teknologi dan kompleksitas. (Gambar 25) Sistem yang paling dasar terdiri dari sebuah sender dan
gauge.

Gambar 26

- 30 -
Sistem yang paling kompleks terdiri dari jaringan berbagai tipe sensor yang dihubungkan ke
sistem monitoring yang mengumpulkan dan membagi informasi melalui data network dan yang
mampu menyimpan data mesin (Gambar 26).
Meskipun mesin-mesin Sandvik menggunakan berbagai sistem monitoring, banyak diantara
teknologi-teknologi pengoperasiannya adalah sama.
Tiap sistem monitoring memerlukan sebuah signal dari sebuah alat input untuk bisa menentukan
status dari kondisi mesin yang sedang di monitor. Misalnya sebuah unit sender pada sistem
hidrolik mesin bisa digunakan untuk mengirimkan informasi kerja hidrolik ke sistem monitoring
yang sedang digunakan. Tergantung dari desain sistem monitoring, satu set informasi temperatur
dapat digunakan dalam berbagai cara.
Sebagian besar peralatan bergerak di bumi yang modern, peralatan peringatan sistem- sistem
indikator bekerja secara elektronik. Sistem kontrol menolak masukan informasi dan kemudian
mengirimkannya ke sinyal yang tepat untuk berbagai jenis peralatan output seperti solenoid,
alarm, warning light dll.
Berbagai jenis sistem monitoring yang dikembangkan oleh Sandvik dibahas dalam topik 2 – 5.
Topik tersebut mencakup jangkauan peralatan input yang dapat digunakan dalam sistem
monitoring apa saja.

2.2 SWITCHES

Gambar 27
Sistem monitoring Sandvik menggunakan berbagai tipe switch untuk memonitor kondisi mesin-
mesin (Gambar 27). Semuanya memiliki fungsi serupa dan sering disebut peralatan “two state”
(on dan off). Switch itu menunjukkan ada input voltage atau tidak ada ke kontrol electronic.
Electronic monitoring sytem (EMS) yang lama pada dasarnya

- 31 -
menggunakan komponen – komponen jenis ini. Sistem-sistem monitoring yang lebih baru masih
menggunakan banyak dari komponen-komponen ini dengan tambahan alat- alt input yang lebih
baru.

Oil Pressure Switch

Gambar 28
Gambar 28 menunjukkan engine oil pressure switch. Pressure switch-type tersebut normally
open (mesin tidak bekerja). Ketika mesin bekerja dan pressure oil masih dalam rentang yang
diinginkan, contact close dan berakhir di rangkaian ground. Jika oil pressure turun ke tingkat
dimana contact open, operator mesin akan diingatkan tentang kondisi bahaya.
Sebagian besar switch yang digunakan dalam Sandvik monitoring system berada dalam Normally
close jika mesin beroperasi secara normal. Jika terjadi kabel rusak switch input akan menunjukkan
sebuah open circuit dan berakhir dengan sebuah peringatan. Kategori dan tingkat peringatan akan
dibahas lebih terperinci dalam sistem monitoring.

- 32 -
Rocker Switch

Gambar 29
Gambar 29 menampilkan sejenis switch type rocker (panah) yang terpasang pada panel kendaraan.
Switch khusus ini digunakan oleh operator untuk memilih modus operasional tertentu untuk
menampilkan dalam modul tampilan utama dari sistem monitoring.

Electrical Switch

Gambar 30 Electronic engine coolant level switch


Gambar 30 menunjukkan sebuah electronic switch yang kadang-kadang digunakan untuk
memonitor engine coolant level. Switch tipe ini memerlukan sebuah input +8 DCV dari modul
tampilan dasar untuk pengoperasiannya.
Selama pengoperasian normal, permukaan cairan (pendingin) mengelilingi lapisan plastik pada
switch dan switch (secara internal) memberikan sirkuit sinyal grounded ke

- 33 -
modul tampilan utama, membuat indikator pengawas permukaan dalam posisi OFF. Adalah
penting untuk mengoperasikan jenis switch dengan lapisan plastik ini pada probe untuk selalu penuh.
Jika lapisan plastik cukup rusak untuk mengenai kawat konduktif didalamnya, switch tidak akan
bekerja dengan baik.

Switch input

Gambar 31 – electronic engine coolant level switch


Untuk bisa mengatasi masalah darurat dengan cepat dan mencari switch dan input switch, adalah
penting untuk mengerti prinsip-prinsip utama dari input switch pada kontrol elektronik. Gambar 31
menunjukkan skema yang menunjukkan contoh umum dari switch type input.
Kontrol elektronik menggunakan voltage yang diatur secara internal yang juga disebut voltage “pull
up”. Nilai dari tegangan bervariasi misalnya +5V, +8V, atau bahkan +12V. Meskipun nilainya
berbeda pada beberapa kontrol, konsepnya adalah sama. Voltage pull-up dihubungkan dengan
kabel sinyal melalui resistor (biasanya 2K Ohms). Rangkaian sensor sinyal dalam alat kontrol
dihubungkan secara elektrik secara paralel dengan resistor pada alat input. Analisa rangkaian
elektrik dasar menunjukkan bahwa tegangan turun pada alat input dapat terlihat oleh rangkaian
sensor sinyal didalam alat kontrol.

- 34 -
Gambar 32 open switch
Gambar 32 menunjukkan diagram blok dari sebuah switch yang dihubungkan timbal alat input.
Jika switch dalam posisi terbuka, tahanan dari kabel tombol input ke ground tertahan. Rangkaian
dasarnya tampak seperti pembagi voltage. Tahanan pada switch sedemikian besar sehingga
tegangan pull-up +5V dapat diukur pada switch, dan karena tidak ada arus yang mengalir
melalui resistor, akan terjadi voltage nol pada resistor.
Rangkaian sensor sinyal dalam kontrol elektronik menangkap tegangan +5V karena sinyal itu sejajar
dengan switch. Kontrol elektronik dapat menentukan apakah switch ataukah kabel input tombol
berada pada kondisi terbuka.

Gambar 33 – Switch close


Gambar 33 menunjukkan rangkaian yang sama dengan switch dalam posisi tertutup. Ketika switch
dalam posisi tertutup, tahanan dari kabel sinyal ke ground sangat rendah (nol atau nol Ohms).
Sekarang keadaan dari rangkaian pembagi voltage dasar telah berubah. Tahanan dari resistor
dalam alat kontrol secara signifikan lebih besar daripada tahanan pada switch dalam keadaan
tertutup.

- 35 -
Tahanan pada resistor cukup besar sehingga voltage pull-up +5V dapat diukur pada resistor
karena arus mengalir melalui resistor dan keluar melaluinya ke switch dan ground. Tegangan yang
turun pada switch dalam posisi tertutup adalah +0V. Sinyal yang merespon rangkaian didalam
kontrol elektronik juga menangkap tegangan +0V karena berada secara paralel dengan switch.
Kontrol elektronik bisa menentukan apakah switch atau kabel input switch dalam keadaan
tertutup atau terhubung ke ground.
Voltage pull-up digunakan untuk memastikan bahwa reference point internal dari alat kontrol ke
rangkaian digital bertegangan 0V atau +5V (digital rendah atau tinggi). Karena alat kontrol
memberikan tegangan pull-up, setiap penurunan voltage yang mungkin terjadi dalam wiring
harness yang disebabkan karena sambungan yang buruk atau panjang kabel tidak mempengaruhi
sinyal level “tinggi” pada referensi alat kontrol.
Penurunan tegangan pengendali dapat berakibat pada voltage yang diukur pada switch yang
bertekanan dibawah +5V. Karena alat kontrol menggunakan voltage pull-up, switch tidak harus
menjadi sumber arus yang diperlukan untuk menggerakkan sinyal, jadi panjang harness bukan
jadi faktor yang membatasi.

2.3 SENDERS
Sandvik monitoring system menggunakan 2 jenis sender yang berbeda untuk menyediakan input
ke modul tampilan utama. Modul itu dikenal sebagai:
▪ Sender 0 sampai dengan 240 ohm
▪ Sender 70 sampai dengan 800 ohm

Sender 0 sampai dengan 240 ohm


Sender-sender seperti ini mengukur nilai tahanan tertentu yang sesuai dengan kondisi sistem
tertentu. Contoh umum dari sistem yang menggunakan tipe sender ini adalah fuel level .
Tahanan output diukur pada modul tampilan utama dan nilainya sesuai dengan kedalaman bahan
bakar dalam tangki. Modul tampilan utama menghitung tahanan dan menampilkan outputnya ke
salah satu gauge dalam gauge cluster module. Sender 0 sampai dengan 240 ohm dapat diprogram
untuk menggerakkan gauge, indikator peringatan, atau keduanya.

- 36 -
Gambar 34 - Sender 0 sampai dengan 240 ohm
Gambar 34 - Sender 0 sampai dengan 240 ohm digunakan untuk mengukur tinggi permukaan bahan
bakar. Sender (ditunjukkan dalam anak panah) ditempatkan pada bagian atas tangki bahan bakar
untuk mengukur kedalaman bahan bakar dalam tangki. Dua jenis level sender tersedia untuk
digunakan dalam Sandvik monitoring sytem.
Salah satu sender memiliki tahanan internal antara 0 sampai dengan 90 ohms, dan tipe lainnya
memiliki tahanan dengan rentang 33 sampai dengan 240 ohms. Kedalaman bahan bakar dalam
tangki menentukan posisi pada pelampung yang akan bergerak naik dan turun sepanjang kawat
spiral, yang memutar kawat saat bergerak. Sender itu dipasang pada bagian atas konstruksi dan
secara magnetik bertautan dengan kawat yang berputar. Tahanan output dari sender berubah
seiring dengan berputarnya kawat dan diukur oleh modul tampilan utama atau ditampilkan oleh
meteran bahan bakar.
Jika sebuah kerusakan terjadi dalam rangkaian sender level bahan bakar, penyebabnya bisa jadi:
▪ Sender terbuka, atau terhubung ke ground atau + Volts
▪ Kabel sinyal terbuka, terhubung ke ground atau – Volts.

Sender-sender 70 sampai dengan 800 Ohm


Sender-sender ini mengukur nilai tahanan sistem tertentu yang sesuai dengan kondisi sistem
tertentu. Salah satu contoh sistem yang menggunakan tipe sender ini adalah

- 37 -
temperatur atau sistem sejenis parameter operasi yang sama. Tahanan outputnya diukur pada
modul tampilan utama dan nilainya sesuai dengan temperatur dari cairan (gas, pelumas atau
pendingin) yang sedang dimonitor.
Modul tampilan utama menghitung tahanan dan menampilkan outputnya pada salah satu alat ukur
dalam gauge cluster module (Panel alat ukur terpadu).
Sender-sender 70 sampai dengan 800 Ohm dapat diprogram untuk mengoperasikan gauge,
indikator peringatan atau keduanya. Sender-sender ini juga dapat digunakan untuk sistem
monitoring yang lebih dahulu (yang disebut juga
Elektronik monitoring system (EMS) dan sebagai alat input langsung ke gauge.

Gambar 35 – Sender-sender tipe resistive


Gambar 35 menunjukkan Sender-sender tipe resistive yang digunakan sebagai sensor temperatur
cairan. Tahanan pada sender ini pada umumnya berada pada rentang 70 sampai dengan 800 Ohms.
Output tahanan bervariasi sesuai dengan temperatur cairan dan sinyal diberikan ke modul tampilan
utama untuk ditampilkan pada panel gauge cluster. Tahanan biasanya naik seiring dengan kenaikan
temperatur. Sender-sender terminal tunggal menggunakan dasar kenaikan untuk ground mesin
untuk mengakhiri rangkaian sinyal. Karena hal ini, adalah penting untuk memasang kontak listrik
yang bagus antara case dari sender dan komponen yang dipasang didalamnya. Penggunaan pita
jenis teflon untuk keperluan-keperluan penyegelan dapat berpengaruh pada hantaran listrik pada
sambungan. Kebanyakan sender akan menggunakan non-conductive washer yang akan menjaga
kabel yang tersambung ke terminal pusat dari hubungan dengan sender casing.

- 38 -
Jika terjadi kerusakan pada sender, modul tampilan utama akan mengingatkan operator ke tanda
bahaya tingkat 2 dan mengirimkan kerusakan itu ke modul tampilan utama. Alat ukur akan
membaca dalam rentang temperatur tinggi.

2.4 SENSOR-SENSOR
Sensor-sensor digunakan untuk mengukur parameter-parameter fisik seperti kecepatan, temperatur,
tekanan dan posisi. Sebuah sensor elektronik mengubah suatu parameter fisik menjadi sinyal
elektronik. Sinyal elektronik itu sebanding dengan parameter fisik. Pada Sandvik monitoring
system, sensor-sensor digunakan untuk memonitor sistem-sistem yang selalu berubah. Sinyal
elektronik menggambarkan parameter yang diukur.
Sinyal tersebut diukur dalam 3 cara. Frequency modulation mewakili parameter level frekwensi.
Pulse width modulation (digital) mewakili parameter sebagai periode masa pakai antara 0 s/d
100%. Analog modulation mewakili parameter level voltase.
Bagian ini akan membahas tipe-tipe berbagai sensor input.
▪ Sensor frequency
▪ Sensor digital
▪ Sensor Ultrasonik
▪ Sensor analog
▪ Suatu kombinasi Sensor analog dan digital

- 39 -
Sensor Frequency

Gambar 36 sensor Magnetik dan frekwensi Hall effect


Sistem kontrol elektronik menggunakan berbagai tipe komponen untuk mengukur kecepatan-
kecepatan (Gambar 36). Dua tipe sensor-sensor yang paling umum dikenal sebagai:
▪ Magnetik
▪ Hall Effect
Tipe sensor yang digunakan ditentukan oleh jenis mesin. Dalam sebuah sistem dimana
kecepatan lambat tidak penting, sebuah pick-up magnetic dapat digunakan. Dalam sebuah
sistem dimana pengukuran kecepatan rendah dianggap penting, tipe sensor Hall effect dapat
digunakan. Salah satu contoh sistem yang menggunakan sensor kecepatan magnetic pickup
adalah mengukur kecepatan mesin yang ditampilkan pada tachometer. Kecepatan dibawah 600
rpm tidak dianggap penting, sedangkan mengukur RPM untuk tujuan mengukur waktu mesin
elektronik memerlukan pengukuran kecepatan ke bawah sampai dengan 0 rpm, yang memerlukan
sensor tipe Hall-effect untuk digunakan.

- 40 -
Magnetic Pickup

Gambar 37-Sensor Frekwensi Magnetik


Sebuah sensor tipe frekwensi magnetik pasif (Gambar 37) mengubah gerakan mekanik menjadi
sebuah tegangan AC. Salah satu tipe pickup magnetik terdiri dari sebuah kumparan, pole piece
(keping batang), magnet dan tempatnya. Sensor tersebut menghasilkan medan magnet yang,
ketika diubah oleh ruang dalam gigi transmisi menghasilkan tegangan AC dalam kumparan.
Tegangan AC menaikkan kecepatan. Frekwensi dari sinyal AC proporsional dengan kecepatan
(dalam RPM).
Sebuah magnetic pickup dapat diperiksa baik operasi statis maupun dinamisnya. Dengan
pickup yang diputuskan dari kabel elektrik mesin, angka tahanan pada kumparan pickup
(diukur antara pins A dan B) akan menunjukkan tahanan kumparan antara 100-200 ohms.
Beberapa pickup magnetik dapat mengukur sampai dengan 1200 ohms. Nilai tahanan berbeda
diantara berbagai tipe pickup, tetapi sebuah ukuran tahanan tak terbatas menunjukkan sebuah
kumparan terbuka sedangkan angka 0 menunjukkan kumparan yang tertutup.
Sensor magnetik pickup tergantung antara ujung dari pickup dan gigi-gigi gir yang beroperasi
dengan benar. Pada umumnya ketika pickup dipasang, pickup itu akan diputar kedalam sampai
pickup membuat kontak dengan bagian atas dari gigi gir dan kemudian berputar kembali keluar
dengan putaran setengah sebelum terkunci ditempatnya dengan mur pengunci. Sebuah sinyal
yang lemah bisa jadi menunjukkan bahwa sensor itu terlalu jauh dari gigi. Adalah penting untuk
memeriksa spesifikasi ketika memasang sensor-sensor ini untuk memastikan clearance yang
benar

- 41 -
Sensor Hall Effect

Gambar 38 Sensor Hall-Effect – kecepatan transmisi


Beberapa Sandvik electronic system menggunakan Hall-Effect Sensor untuk mendeteksi gerakan
(Gambar 38). Kontrol transmisi elektronik sistem injeksi unit elektronik menggunakan tipe sensor
ini untuk menghasilkan sinyal detak untuk menentukan kecepatan output transmisi dan kecepatan
mesin arah dan posisi poros mesin. Kedua tipe sensor tersebut memiliki “Hall Cell” yang berada
di slip head pada ujung sensor. Ketika gigi gir melewati “Hall Cell” perubahan dalam medan
magnet menghasilkan sinyal kecil yang dikirimkan menjadi amplifier dalam sensor.
Elektronik internal pada sensor memproses input tersebut dan mengirimkan detak gelombang
dengan cakupan yang lebih besar ke alat kontrol.

Tipe Konstruksi dari Sensor Hall-Effect


Elemen sensor ditempatkan pada slip head dan sangat akurat karena amplitude outputnya tidak
tergantung pada kecepatan. Elemen itu bekerja turun sampai 0 RPM pada cakupan operasi
temperatur yang luas.
Sinyal dari sensor kecepatan Hall effect langsung mengikuti spot tinggi dan rendah pada gir atau
roda bergigi yang diterimanya. Sinyal bisa jadi tinggi (biasanya +10V) ketika gigi bersentuhan
dengan pickup atau rendah (+0V) jika tidak. Jika ada pola dalam gir, sinyal pickup akan
menampilkan pola tersebut. Kadang-kadang gir kecepatan memiliki pola dan kontrol elektronik
yang dapat menentukan kecepatan, arah dan lokasi yang tepat dari gigi tersebut.
Peralatan Hall effect di desain untuk hasil terbaik dengan ruang udara 0 atau hampir 0. Ketika
memasang sensor kecepatan tipe Hall-Effect slip head mengembang secara penuh dan sensor
masuk sehingga slip head menyentuh bagian atas gigi gir. Kemudian

- 42 -
slip head akan meluncur ke sensor karena dimampatkan, untuk menyesuaikan celahnya. Dalam
beberapa aplikasi, sensor mungkin di pindah, dan dipasang dengan shim untuk menghasilkan
ruang kecil antara slip head dan gigi-gigi gir.

Sensor Kecepatan Output Transmisi

Gambar 39 - Sensor Kecepatan Output Transmisi merupakan tipe alat yang menggunakan
Hall Effect
Sensor Kecepatan Output Transmisi merupakan tipe alat yang menggunakan Hall Effect
(Gambar 39). Sinyal output gelombang vertikal adalah merupakan tipe “C” pada konektor
Sensor ini umumnya membutuhkan +10V pada pin “A” untuk menggerakkan rangkaian elektronik
internal. Tipe +10V yang dipasok oleh alat kontrol memonitor sinyal dan biasanya disebut
sensor supply.
Diagnosa pemecahan masalah dengan cepat pada sensor Hall-Effect sulit disebabkan oleh tipe
konektor yang digunakan dalam Sandvik monitoring system. Konektor yang digunakan
merupakan tipe MS (Spesifikasi Militer) pada sensor dan menghindari penggunaan 7x1710
Probe Group untuk pengujian sensor secara dinamis. Pada beberapa mesin, harness nya mungkin
memiliki konektor harness di dekat sensor kecepatan dimana probe group dapat digunakan.
Prosedur yang disarankan untuk memeriksa sensor adalah penggunaan on-board diagnostics
untuk menentukan apakah alat kontrol menerima sinyal input kecepatan yang benar. Sering kali
probe group dapat digunakan pada konektor input sinyal dalam alat kontrol untuk mengetahui
apakah ada sinyal. Jika tidak ada pindahkan sensor dari mesin dan periksa secara visual ujung
self adjusting apakah ada kerusakan. Jika bagian yang harus di servis pada sensor tidak
diketahui, gantilah sensornya.
Adalah penting bahwa slip head pada sensor mengembang penuh dan bersentuhan dengan bagian
atas, atau puncak dari gigi gir ketika sensor dipasang. Jika head tidak

- 43 -
mengembang secara penuh, celah yang ada bisa jadi kurang dekat. Jika sensor dipasang
dengan sliphead sejajar dengan ruang antara gigi-gigi, sensor itu akan rusak
begitu peralatan beroperasi dan terjadi putaran pada roda.

Speed Timing Sensor

Gambar 40 Sensor Kecepatan


Sensor-sensor kecepatan tertentu (Gambar 40) pada pengendali mesin secara elektronik
memungkinkan pengukuran kecepatan mesin, timing dan arah rotasi. Kecepatan gigi roda diukur oleh
frekuensi getaran. Pengatur waktu mesin sesuai terhadap tepi gigi. Gambar ini menunjukkan dua
perbedaan dari jenis sensor-sensor pengatur waktu kecepatan.
Karakteristik operasional sensor tersebut adalah sama.
Sensor pengatur waktu kecepatan dirancang secara spesifik untuk “timing” bahan bakar yang di
injeksikan terhadap mesin secara elektronik. Karena sensor ini digunakan untuk “timing” hal ini
penting agar kontrol elektronik mengetahui waktu yang tepat bagi gigi lewat di depan slip head.

- 44 -
Gambar 41 Timing Wheel dan Sensor
Gambar 41 menunjukkan sebuah timing wheel dan sensor. Karena setiap roda gigi melewati sel,
elemen penyensor mengirimkan signal kecil kepada amplifier.
Elektronik-elektronik internal membagi rata signal dan mengirimkan signal kepada comparator. Jika
signal dibawah angka rata-rata (slip head disesuaikan dengan ruangan antara gerigi) output akan
rendah, jika signal diatas nilai rata-rata (gigi dekat dengan sel) output akan tinggi.
Circuitry didalam speed timing sensor secara spesifik dirancang untuk menstandarkan
sehingga mesin Electronic Control Module dapat menentukan posisi yang tepat dari gear
train dalam mesin.

Gambar 42 - Ciri khas Speed Timing Sensor

- 45 -
Gambar 42 menunjukkan ciri khas speed timing sensor yang membangkitkan signal output digital
yang ditentukan oleh pola gigi dalam roda berputar.
Speed timing sensor berbeda daripada ciri khas hall effect signal karena waktu timbul dari signal
yang tepat diprogram kedalam mesin Electronic Control Module (ECM) untuk memungkinkan
signal digunakan bagi fungsi kritis dari pengaturan waktu.

Gambar 43 - Contoh dari Speed Timing Sensors


Gambar 43 menunjukkan dua speed/timing sensor yang digunakan pada sejumlah mesin-
mesin EUI seperti Sandvik 3126 dan 3406.
Sensor-sensor baru merupakan sensor-sensor jenis magnetic pickup dan selalu digunakan dalam
pasangan. Satu sensor secara spesifik dirancang untuk kinerja optimum pada kecepatan mesin yang
berkecepatan lebih lambat yang terjadi selama memutar dan ketika mesin pertama menyala. Bingkai
untuk sensor-sensor dibedakan satu sama lain untuk mencegah tertukar.

- 46 -
Gambar 44 - Speed Timing Sensors Pada Mesin
Caterpillar 3406
Gambar 44 menunjukkan speed/timing sensors (panah) pada mesin Caterpillar 3406. Sensor-
sensor dimuat tegak lurus terhadap muka dari speed/timing gear.
Sensor-sensor sering disebut upper and lower, atau top and bottom, mengacu pada jangkauan
pengoperasian yang mana sensor-sensor tersebut dirancang. Meskipun sensor- sensor mempunyai
jangkauan pengoperasian optimum, jika terjadi kegagalan, ECM akan menggunakan signal dari
sensor yang tetap sebagai backup.
Sensor tersebut dapat di-diagnosa sama dengan magnetic speed pickup yang telah disebutkan
sebelumnya.
Sensor Digital

Gambar 45 - Sensor-Sensor Digital

- 47 -
Sensor digital pada Sandvik monitoring system memanfaatkan metode yang disebut Pulse Width
Modulation (PWM) untuk memberikan input elektronik variabel yang dibutuhkan oleh sejumlah
kontrol.
Persyaratan masing-masing aplikasi akan menentukan pemilihan dari masing-masing alat.
Sensor digital digunakan untuk mengukur bermacam parameter, seperti posisi, kecepatan,
tenaga, tekanan, dan lain-lain. Selama pembicaraan mengenai sensor digital PWM ini, sensor
temperatur PWM akan digunakan. Semua sensor PWM melakukan fungsi dasar yang sama.
Perhatikan ukuran fisik dari sensor PWM digital yang lebih besar. Pada umumnya, sensor digital
berukuran lebih besar dari sensor analog karena sensor digital mengandung komponen-komponen
elektronik dalam sensor body. Hal ini akan sangat berguna dalam membedakan sensor-sensor dan
jenis sensor.
Kebanyakan kontrol memiliki dedicated ground atau return paths untuk sensor-sensor yang sedang
digunakan. Digital sensor ground, secara khas disebut pin B, akan dihubungkan terhadap kontrol
digital return. Juga, kebanyakan kontrol akan memberikan suplai tenaga sensor untuk
mengoperasikan elektronik-elektronik dalam sensor. Mesin ECM memiliki baik analog maupun
suplai-suplai sensor digital.

Gambar 46 - Sensor Temperatur Digital dengan simbol-simbol ISO dan simbol skematik

Gambar 46 menunjukkan sensor temperatur digital. Simbol-simbol ISO yang berbeda


menunjukkan bahwa sensor jenis ini dapat digunakan untuk memonitor bermacam cairan

- 48 -
sistem mesin (hidrolik, power train, coolant). Keistimewaan penting pada gambar merupakan
amplop yang memperlihatkan simbol skematik.
Jenis Simbol yang sama ini dapat digunakan untuk jenis-jenis sensor yang lain. Informasi yang
terkandung didalam amplop skematik membantu untuk menentukan jenis sensor yang mana yang
sedang digunakan.
Informasi berikut dapat diperlihatkan didalam amplop:
▪ Suplai
Voltase input yang dibutuhkan untuk membangkitkan sensor dapat ditunjukkan dengan banyak
cara, seperti:
- B+, +B, +Baterai
Suplai voltage terhadap sensor disuplai oleh baterai-baterai mesin
- +8
Menunjukkan bahwa sensor sedang menerima voltage potensial 8 volt. +8 digunakan
sebagai contoh. Sejumlah kontrol memberikan level-level voltage yang lain.
- V+
Suplai voltage terhadap sensor sedang disuplai dari sumber lain selain baterai- baterai
mesin. Sumber suplai sensor dapat ditelusuri terhadap kontrol elektronik yang mana hal
ini akan menunjukkan voltage yang menyuplai sensor.
▪ Ground
Penggunaan istilah “ground” didalam amplop sensor skematik merupakan sesuatu yang
signifikan, biasanya, sensor-sensor digital didasarkan kepada digital return dalam ECM.

▪ Signal
Istilah “signal” menunjuk pada output sensor. Kabel signal membawa signal kepada electronic
control modul untuk pemrosesan.

- 49 -
Gambar 47 - Komponen-komponen internal dari Sensor Temperatur Digital
Gambar 47 menunjukkan Komponen-komponen internal dari Sensor Temperatur Digital.
Komponen-komponen kunci adalah:
▪ Sensor pengatur suplai input voltage dari kontrol elektronik.
▪ Oscillator memberikan signal pembawa frekuensi. Dalam aplikasi tertentu ini
internal oscillator menyuplai pembawa frekuensi kira-kira 5 kHz.
▪ Thermistor (elemen penyensor aktual) memberikan tahanan input kepada
amplifier secara proporsional terhadap temperatur yang sedang dimonitor.
▪ Amplifier output mengontrol prinsip dasar transistor yang menjalankan output
siklus kerja, mencerminkan prosentase waktu transistor dinyalakan ON versus
OFF.

Sensor-Sensor Jenis Troubleshooting Digital


Informasi diagnosa yang tersedia dari bermacam kontrol elektronik pertama-tama harus dianalisa.
Hal ini mungkin menunjukkan, misalnya, jika sensor digital tidak sempurna. Sensor dan kawat
sirkuitnya serta konektor kemudian harus diperiksa untuk menemukan dengan tepat kesalahan
aktual.
Dengan menggunakan Digital multimeter, Probe Group 7X1710 dan service manual module yang
tepat, voltage output DC pada kabel signal dapat diukur dan dibandingkan dengan spesifikasi
manual. Jika signal ada, tetapi bukan didalam spesifikasi, sensor harus diganti. Jika signal ada, hal
ini perlu untuk menentukan jika suplai voltage ada dan jika ground circuit dalam keadaan baik.
Jika keduanya didalam spesifikasi, sensor harus

- 50 -
diganti. Jika salah satu pengukuran tidak ada dalam spesifikasi, hal ini perlu untuk melanjutkan
troubleshooting.
Selain itu, menggunakan 9U7330 (FLUKE 87) atau Caterpillar 146-4080 Digital multimeter
kemampuan pelayanan dari sensor PWM dapat ditentukan. Digital multimeter mempunyai
kemampuan untuk mengukur voltage DC, pembawa frekuensi dan siklus kerja. Menggunakan
Probe Group 7X1710 dan Digital multimeter menyebabkan hubungan antara signal wire (pin C)
dan ground (pin B) pada sensor connector, petugas service dapat dengan cepat menganalisa
kondisi dari sensor.
Pengukuran-pengukuran berikut adalah tipikal dari sensor temperatur PWM dengan sensor yang
dihubungkan terhadap kontrol dan saklar kunci pada posisi ON.
▪ Pin A terhadap Pin B : Suplai Voltase
▪ Pin C terhadap Pin B : 7 - 6,9 DCV pada skala DC volts
▪ Pin C terhadap Pin B : 4,5 - 5,5 KHz pada skala KHz
▪ Pin C terhadap Pin B : 5% - 95% siklus kerja pada skala %.
Voltage DC mungkin bervariasi antara jenis-jenis sensor PWM yang berbeda, tetapi pembawa
frekuensi harus selalu ada didalam spesifikasi-spesifikasi sensor, dan siklus kerja harus selalu
lebih besar dari 0% (biasanya antara 5% - 10%) pada low side dan lebih dari 95% pada high side
(tetapi tidak pernah pada 100%).

- 51 -
Sensor Ultrasonik

Gambar 48 - Sensor Ultrasonik

Sejumlah mesin-mesin Sandvik dilengkapi dengan ultrasonic level sensor (gambar 48). Jenis
sensor ini digunakan dalam sistem bahan bakar dan menggantikan jenis sensor yang sudah kuno
yang menggunakan tahanan yang mengirimkan unit didalam tank bahan bakar. Sensor tingkat
bahan bakar ultrasonik bereaksi terhadap tingkat bahan bakar dalam tank. Sensor mengeluarkan
signal ultrasonik yang menjalankan keatas tabung petunjuk dalam tank. Signal memantulkan
lebih jauh metal disk pada bagian bawah dari pelampung yang bergerak diatas bahan bakar dan
dikendalikan kembali kepada sensor. Sensor mengukur jumlah waktu yang diperlukan oleh signal
untuk meninggalkan sensor, memantulkan seluruh disk, dan kembali pada sensor.
Sensor memiliki empat kontak. Status terbuka atau grounded status dari kontak tiga dalam
konektor mengatakan kontrol elektronik apakah sensor diinstal dalam tank yang dalam atau tank
yang dangkal.

Prosedur-Prosedur Troubleshooting untuk Sensor Ultrasonik


Prosedur-prosedur Troubleshooting untuk Sensor Ultrasonik hampir sama sebagaimana halnya
untuk sensor-sensor PWM yang lain. Sensor ultrasonik tidak dapat di tes diluar mesin. Sensor
ini harus diinstal dalam tank untuk di tes.

- 52 -
Sensor- Sensor Analog

Gambar 49 - Sensor-Sensor Analog


Sensor-sensor analog (Gambar 49) berbeda dari jenis sensor-sensor yang lain tidak hanya dalam
cara sensor-sensor berfungsi, tetapi juga dalam cara dimana sensor-sensor tersebut di tes.
Dalam skematik elektrikal simbol sensor terlihat sama sebagai simbol untuk sensor digital.
Informasi yang membedakan peralatan analog dengan jenis-jenis lainnya adalah dalam
peristilahan yang menerangkan voltage suplai sensor dan sensor ground.
Sensor analog biasanya diidentifikasi dengan indikasi voltage pada Pin A seperti, +5V. nomor
menunjukkan voltase yang menyuplai tenaga sensor yang diterima dari kontrol elektronik
(voltage input diatur). Sensor ground pada Pin B dapat dikenali dengan peristilahan “analog
return” atau “return”. Hal ini menunjukkan bahwa sensor dikembalikan melalui kontrol elektronik
dan tidak dilekatkan secara langsung terhadap bingkai ground. Definisi dari signal analog adalah
“signal yang berbeda secara lembut sepanjang waktu, dan sesuai dengan parameter pengukur”.
Output sensor analog adalah voltage DC yang sesuai dengan parameter pengukur, biasanya
antara 0 dan 5 volt. Sensor dapat juga dikenali dengan ukuran kecilnya. Sensor hanya
mengandung porsi dari elemen-elemen elektronik yang dibutuhkan untuk memproses signal
analog, komponen yang tersisa diletakkan dalam kontrol elektronik. Sensor-sensor analog
umumnya digunakan dalam aplikasi mesin dimana konfigurasi dari sensor-sensor dalam kaitannya
dengan mesin ECM tetap konstan. Kebanyakan sensor-

- 53 -
sensor analog di grounded kembali melaui sensor analog pada ECM yang sedang memonitor
sensor-sensor tersebut.

Sensor Temperatur Analog

Gambar 50 - Komponen-Komponen Internal dari ciri khas sensor Temperatur Analog


Gambar 50 menunjukkan Komponen-Komponen Internal dari tipikal sensor Temperatur Analog.
Komponen-komponen internal kunci adalah thermistor untuk mengukur temperatur dan
amplifier untuk memberikan signal output yang dapat bervariasi dari 0,2 sampai 4,8 DCV yang
sesuai terhadap temperatur.

Troubleshooting Analog Sensors


Teknisi harus menggunakan informasi diagnostik sistem elektronik yang tersedia untuk bermacam
kontrol. Jika dicurigai bahwa sensor analog tidak sempurna, pemeriksaan cepat berikut akan
menentukan jika sensor atau perangkat/penghubung sensor melakukan kesalahan.
Dengan menggunakan Digital multimeter, Probe Group 7X1710 dan service manual module
yang tepat, voltage output DC pada kabel signal dapat diukur dan dibandingkan dengan
spesifikasi manual. Jika signal ada, tetapi bukan didalam spesifikasi, sensor harus diganti. Jika
signal ada, hal ini perlu untuk menentukan jika suplai voltage ada dan jika ground circuit dalam
keadaan baik. Jika keduanya didalam spesifikasi, sensor harus diganti. Jika salah satu
pengukuran tidak ada dalam spesifikasi, hal ini perlu untuk melanjutkan troubleshooting.
Pengukuran-pengukuran berikut merupakan ciri khas bagi sensor temperatur analog dengan sensor
yang dihubungkan terhadap kontrol dan saklar kunci pada posisi on.
▪ Pin A ke Pin B: mengatur input 5,0 DCV dari kontrol

- 54 -
▪ Pin C ke Pin B: 1,99 - 4,46 DCV dari sensor
▪ Voltase signal pada Pin C akan berbeda untuk masing-masing jenis sensor
yang digunakan.
Output proporsional terhadap parameter pengukur (temperatur, tekanan, dan lain-lain.) para
teknisi harus mencari keterangan dari buku pedoman service yang tepat untuk spesifikasi-
spesifikasi sensor individual.

Analog dalam Sensor-Sensor Digital (A-D)

Gambar 51 - Analog Digital Sensor


Analog dalam sensor jenis digital (gambar 51) merupakan alat yang menggabungkan antara
analog dan elektronik-elektronik digital. Penggunaan analog dalam sensor digital di dikte oleh
kontrol elektronik khusus yang sedang memproses informasi.
Tekanan diukur menggunakan bagian analog dan signal dikirimkan kepada converter dimana
signal ini diproses dan diubah menjadi output (PWM) digital dan mengirimkannya kepada
kontrol elektronik.

- 55 -
Gambar 52 Bagian-Bagian dari Ciri Khas Sensor A-D
Gambar 52 menunjukkan dua bagian dari tipikal sensor A-D. bagian analog mengukur
parameter (tekanan) dan mengirim signal kepada bagian digital (converter). Output dari bagian
digital merupakan signal PWM yang diproses oleh kontrol elektronik. Yang kemudian
mengirim informasi, atau membuat tindakan tepat melalui, alat output jika diperlukan.
Amplop skematik tidak menerangkan sensor seperti alat A-D. informasi yang dikandung didalam
amplop memperlihatkan output sensor, suplai tenaga bagi sensor dan ground reference. Graphic
display symbol digunakan untuk menerangkan sistem yang sedang dimonitor. Dalam contoh ini,
sistem adalah “Brake air pressure”.

Troubleshooting Analog dalam Sensor Digital


Teknisi harus menyelesaikan ketidaksempurnaan dari alat jenis ini dengan menggunakan proses
yang sama. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya untuk sensor digital (PWM) adalah output
sensor yang menentukan keadaan dapat diperbaiki dari komponen.

- 56 -
2.5 ELECTRONIC MONITORING SYSTEM (EMS)

Gambar 53 – Electronic monitoring system (EMS)


Gambar 53 adalah gambar dari Sandvik electronic monitoring system (EMS). Electronic
monitoring system merupakan sistem monitoring dasar yang digunakan pada sejumlah mesin-
mesin Sandvik, yang menggunakan saklar input bersamaan dengan pemograman elektronik
untuk menjalankan fungsi monitoring. Jika saklar input kontak atau wire membuka, kontrol
menunjukkan input ini melakukan kesalahan.
EMS terdiri dari panel monitoring elektronik dengan sepuluh lampu indikator untuk
parameter-parameter berbeda yang sedang dimonitor. Switch inputs di khususkan oleh teknik
mesin diaktifkan pada level-level tertentu. Misalnya, switch temperatur cairan pendingin
mesin akan open pada temperatur 225°F (107°C). panel EMS mendeteksi switch open dan
memperlihatkan peringatan jika pemograman internal menunjukkan bahwa indikator harus
aktif. EMS juga memiliki alternator input “Terminal R” yang dapat digunakan untuk
menentukan jika mesin sedang berjalan.
Pemrograman elektronik dari EMS merupakan tingkat logis pertama yang digunakan oleh
Sandvik dalam sistem-sistem monitoring. Program didalam kontrol dapat menentukan kesalahan
lebih dari satu input tunggal. Kontrol menggunakan logika untuk menentukan jika kondisi-kondisi
mesin sedemikian hingga peringatan diperlukan. Jika parking brake digunakan dan mesin dalam
keadaan netral, indikator tunggal akan menyala untuk mengingatkan operator bahwa parkig brake
bekerja. Jika mesin diubah kedalam First

- 57 -
Speed Forward ketika parking brake digunakan kontrol akan meningkatkan tingkat
peringatan dengan menyalakan lampu tambahan dan membunyikan alarm. Pemograman kontrol
oleh teknik mesin menentukan kombinasi parameter yang menyebabkan perbedaan tingkat
peringatan.
EMS merupakan sistem monitoring dasar yang menggunakan switch inputs bersamaan dengan
programming untuk menjalankan fungsi monitoring. Jika switch input kontak atau wire membuka,
kontrol menunjukkan input ini melakukan kesalahan.
EMS Sandvik memiliki tiga tingkat peringatan - tingkat 1, 2, 3. ketiga tingkat ini sama untuk
semua sistem monitoring yang dibicarakan dalam pelajaran ini.
Peringatan Tingkat 1 diperuntukkan untuk memperingatkan operator tentang kondisi yang harus
mereka waspadai, seperti parking brake hidup. Pada saat peringatan Tingkat 1 indikator pada
panel EMS akan menyala.

Gambar 54
Pada saat peringatan Tingkat 2 kontrol akan menyalakan indikator pada panel dan juga
menyalakan lampu tambahan pada papan instrumen yang dikenal sebagai lampu aksi seperti
ditunjukkan oleh panah pada Gambar 54.
Pada saat peringatan Tingkat 3 EMS akan menyalakan indikator pada kontrol, menyalakan lampu
aksi dan membunyikan alarm di suatu tempat pada tempat duduk operator.
Alarm biasanya ditempatkan dibelakang papan instrumen atau di suatu tempat diluar

- 58 -
peralatan. Peringatan Tingkat 3 menunjukkan bahwa operator perlu mengambil serangkaian tindakan
berhubung sesuatu yang parah dalam sistem mesin. Misalnya, parking brake terpasang ketika
mesin dalam First Forward Gear.

- 59 -
TOPIK 3
Computerized Monitoring System (CMS)

3.1 PENDAHULUAN

Gambar 55
Generasi berikutnya dari sistem monitoring adalah computerized monitoring system (CMS).
CMS diproduksi dalam dua versi. Kedua versi berfungsi serupa tetapi bidang pemisah tampilan
berbeda. Salah satu versi memiliki Liquid Crystal Display (LCD) dan versi kedua memiliki
Vacuum Fluorescent Display (VFD). CMS-LCD tidak lama diproduksi tetapi masih eksis dalam
mengoperasikan mesin-mesin.

Gambar 56

- 60 -
(CMS) mengadung 12 indikator sinyal untuk menunjukkan kondisi on-off dari switch contacts.
Selain itu, teknologi elektronik memberikan fitur-fitur tambahan. Pada kontrol CMS-LCD,
tampilan terdiri dari lima bar graph linier, satu bar graph kurva, satu digital readout untuk gear
dan arah, satu digital readout untuk rpm atau mph (km/h) dan service code indicator. Kontrol
CMS-VFD juga mempunyai 12 indikator-indikator sinyal, disamping enam circular electronic
gauges. Gauge yang lebih besar, ditempatkan pada bagian tengah, digunakan sebagai
speedometer atau tachometer, dan tepat dibawah center gauge ada tiga digit gear dan indikator
arah.

3.2 ELECTRICAL COMPONENT SYSTEM

Gambar 57
CMS diinstal pada beberapa model mesin berbeda, dan semua komponen elektrikal tidak
terdapat pada setiap mesin. Melalui machine wiring harness dan perangkat lunak CMS, kontrol
mengenali komponen-komponen elektrikal yang mana saja yang terdapat. Hal ini perlu untuk
mencari tahu dari buku pedoman service dan skematik elektrikal yang tepat untuk menentukan
lokasi komponen pada mesin tertentu. Keempat jenis komponen yang dibicarakan dalam bagian
ini adalah:
▪ Switch input
▪ Sensor input
▪ Komponen elektronik
▪ Kontrol LCD/VFD

- 61 -
3.3 SWITCH TYPE INPUT
Indikator Sinyal
CMS menggunakan switch untuk memberikan signal-signal input terhadap kontrol. Switch merupakan
two-state devices. Ketika switch contact close, input dihubungkan terhadap frame ground, dan
ketika switch contact open, input mengambang. Pada saat pengoperasian CMS secara normal,
switch contact close dan kontrol mengenali input grounded ini sebagai kondisi mesin yang normal.
Pada kedua jenis kontrol, sisi kanan panel mengandung indikator-indikator sinyal yang
dihubungkan terhadap bermacam switch input. Indikator-indikator sinyal memberitahukan
operator jika kondisi abnormal terjadi (contact switch open). Pada versi LCD, panel mempunyai
posisi untuk 12 switch type-input, sedangkan panel kontrol VFD memiliki 11 switch type-input.
Indikator-indikator sinyal menggunakan beberapa jenis switch untuk memberikan informasi pada
sistem mesin. Berikut adalah daftar tipikal dari jenis switch input yang berbeda yang digunakan pada
CSM:
1. Pressure (engine oil, parking brake, secondary brake dan filter bypass)
2. Temperatur (brake fluid)
3. Flow (oil, coolant dan steering)
4. Fluid level (oil)
5. Mekanis (brake master cylinder piston travel dan transmisi netral).

Programming switch type - input


Switch type - input juga memberikan kontrol dengan informasi pemrograman. Kontrol menggunakan
seperangkat kode dan unit-unit konektor sebagai input. Kontrol dapat dipertukarkan antara model-
model mesin. Oleh karena itu, kontrol harus mampu mengenali mesin dimana kontrol tersebut
diinstal. Fungsi pemrograman antara versi LCD dan VFD agak berbeda.
Buku pedoman service yang tepat harus dibaca untuk detil-detil terperinci. Kedua kontrol
menggunakan Switch type - input untuk mengenali perangkat kode mesin.
Perbedaan antara dua kontrol adalah jumlah dari pinouts (connector contacts) yang digunakan
untuk menerima informasi perangkat kode. Kontrol LCD menggunakan contact

- 62 -
19 dan 25 sampai 29 untuk input-input, sedangkan kontrol VFD hanya menggunakan contact 25
sampai 29.
Programming switch input yang lain tersedia pada contact 20 untuk kedua kontrol. Jika contact
20 input open (mengambang), kontrol akan menampilkan informasi dalam unit- unit US. Jika
kontak 20 di grounded, tampilan akan memperlihatkan informasi dalam unit-unit matrik.
Input pemrograman yang berbeda antara dua kontrol adalah input pada contact 19 dari kontrol
VFD. Input pada contact 19 disebut “gauge input method”. Jika contact di grounded, gauge
menggunakan metode segmen tunggal dalam menunjukkan informasi. Jika contact 19 open,
gauge akan memperlihatkan informasi menggunakan multi- segmen. Prosedur ini akan
dijelaskan secara terperinci ketika kontrol VFD dibicarakan.

Service Switch Inputs


Kedua kontrol CMS menggunakan input pada contact 8 (service) dan 9 (clear) untuk memilih
mode operasi dan untuk menjalankan fungsi diagnostik tertentu. Prosedur untuk memasuki mode
dan fungsi berbeda akan dibicarakan nanti secara terperinci. Sistem serupa untuk prosedur input
yang lain dan pada dasarnya bergantung pada saat circuit di grounded atau di open dan urutan
yang terjadi.
Service dan programming connector ditempatkan dekat dengan kontrol CMS. Fungsi dari
konektor-konektor tersebut akan dijelaskan pada bagian Related Components. Salah satu
konektor digunakan untuk mengakses mode operation CMS. Prosedur-prosedur untuk
entering, clearing dan exiting mode akan dibicarakan lebih lanjut.

Lighting Switch Input


Lighting switch input digunakan hanya pada versi VFD dari kontrol CSM. Input-input ini juga bereaksi
terhadap status circuit (baik open maupun gronded). Input-input pada contact 5,6, 21 dan 22
memberikan informasi kepada dimmer switch circuit, headlight high beam circuit, dan directional
signal circuit.

- 63 -
3.4 SENSOR TYPE INPUT
Kontrol CMS (kedua versi) juga menggunakan input-input yang disediakan oleh sensor- sensor
untuk memonitor sistem-sistem mesin yang berubah secara konstan. Contoh dari sistem mesin
yang menggunakan sensor untuk menyuplai input informasi adalah circuit temperatur.
Bagian ini akan membicarakan jenis sensor-sensor input berikut:
▪ Sensor voltage
▪ Sensor frekuensi
▪ Pulse width modulated sensors
▪ Sensor photo

Sensor Voltage
Kontrol CSM (kontak 7) mengindra voltase sistem pada pemutus circuit alternator. Signal input
analog ini mengatakan kepada kontrol status dari sistem elektrikal mesin. Cara kontrol memproses
signal analog dan menghasilkan output akan dibicarakan dalam bagian output.

Sensor Frekuensi
Kontrol CMS (kontak 10, 11, 12) menerima signal AC dari sensor-sensor yang terletak pada mesin.
Dua dari signal AC dijalankan oleh magnetic pickup yang ada disamping engine gear flywheel
dan transmission output gear. Kedua pickup ini menghasilkan signal AC ketika masing-masing
gigi gear melewati pickup.
Kontrol mengukur frekuensi (Hz) signal dan mengubah frekuensi menjadi kecepatan terpapar
baik dalam rpm maupun mph (km/h). signal pada kontak 12 juga merupakan input frekuensi,
tetapi signal ini dijalankan oleh kecepatan alternator dan ditangkap pada terminal “R” alternator.
Kontrol mengukur input frekuensi ini dan membantu menentukan kondisi dari sistem pengisian
listrik.

- 64 -
Pulse Width Modulated Sensor
Kontrol CSM (kontak 13 sampai 18) menerima signal-signal input dari sensor-sensor pulse
width modulation (PWM).
Jenis dari sensor-sensor ini menghasilkan signal digital dan kontrol CSM mengukur “siklus
kerja” (persentasi time on versus persentasi time off) dari signal input.
Sensor-sensor jenis ini berbeda dari sensor-sensor lainnya karena sensor-sensor ini
membutuhkan input voltage (V+) untuk mengoperasikan. sensor-sensor PWM digunakan dalam
aplikasi dimana kondisi-kondisi yang dimonitor berubah sistem-sistem tipikal yang menggunakan
jenis alat ini adalah temperatur, fluid level, dan tekanan. Misalnya, ketika temperatur meningkat,
siklus kerja dari signal berubah. Kontrol mengukur perubahan ini dan mengirimkan output
kepada gauge atau bar graph.

Photo Sensor
Photo sensor mengukur ambient light dan mengatur kecerahan secara otomatis kecerahan dari area
tampilan panel. Sensor ini dimuat secara internal dalam kontrol dan tidak memiliki hubungan-
hubungan listrik eksternal.

3.5 RELATED COMPONENTS


CMS menggunakan sistem mesin lain untuk memberikan informasi input. Alternator, baterai dan
CAT data link merupakan beberapa
dari input-input eksternal tersebut. Masing-masing sistem akan dibicarakan secara terpisah.

Action Lamp dan Alarm


Action lamp dan alarm merupakan output dari CMS (kedua versi). Lampu dan alarm secara fisik
bukan merupakan bagian dari kontrol CMS. Lampu ditempatkan dalam cab mesin dan dalam area
yang terlihat oleh operator. Alarm biasanya ditempatkan dibelakang dash, diluar viewing area.,
tetapi dapat terdengar diseluruh penjuru cab. Lampu akan menyala ketika peringatan level 2 atau 3
terjadi, dan alarm akan berbunyi ketika kondisi peringatan level 3 terjadi dan mesin sedang berjalan.
Level-level peringatan

- 65 -
untuk CMS adalah sama seperti level-level untuk EMS yang telah dibicarakan sebelumnya.

Alternator/Baterai-Baterai
CMS menggunakan alternator untuk membantu menentukan kondisi dari sistem pengisian
listrik. Alternator memberikan dua input CMS. Terminal B+ dari alternator, bersamaan dengan
baterai-baterai mesin, memberikan kontrol dengan informasi analog tentang sistem. Output dari
terminal “R” pada alternator memberitahukan kontrol kecepatan (frekuensi) yang sedang dijalankan
alternator.

Konektor-Konektor
Kontrol CMS menggunakan service dan konektor-konektor programming untuk memberikan
informasi kepada kontrol bersamaan dengan alat-alat untuk mengakses mode-mode operasi yang
berbeda. tujuan dari konektor-konektor adalah sebagai berikut:
1. Harness code connector - harness code connector mengatakan kepada kontrol CMS
pada mesin yang mana kontrol install.
2. Units connector - mengatakan kepada kontrol CMS unit-unit yang mana yang akan
ditampilkan (US atau metrik)
3. Service connector - memungkinkan akses terhadap mode-mode operasi yang berbeda.
4. CAT data link connector - memungkinkan data dibagi dengan sistem-sistem mesin yang
lain (input/output dari kontrol-kontrol elektronik).

CAT Data Link


Kontrol CMS memiliki dua contact (23 dan 24) yang dioperasikan kedua arah untuk input maupun
output. Contact ini memungkinkan kontrol untuk membagi informasi dengan sistem- sistem mesin yang
lain. Contoh misalnya dengan kontrol mesin elektronik.

- 66 -
3.6 KONTROL-KONTROL LCD/VFD
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dua versi dari kontrol CMS diinstal pada LCD dan
VFD mesin-mesin Sandvik. Versi kontrol LCD pada awalnya diinstal dalam Series wheel
loader “F”. sejak diperkenalkan pertama kali, kontrol LCD telah di update. Kontrol-kontrol tetap
dapat dipertukarkan tetapi penambahan-penambahan perangkat lunak menghasilkan jumlah
perubahan untuk kontrol. Pada bagian berikut, hanya perubahan- perubahan terkini saja akan
dibicarakan.
Versi kedua yang akan dibahas adalah kontrol VFD. Kontrol, mode-mode operasi, serta
kemampuan-kemampuan diagnostiknya akan dibahas secara terpisah.

3.7 LIQUID CRYSTAL DISPLAY


Jenis kontrol pertama yang akan dibahas adalah versi LCD. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, CMS secara terus menerus memonitor sistem-sistem mesin.

Gambar 58
Kontrol menampilkan kondisi dari sistem-sistem kepada operator (Gambar 58). Bagian ini akan
meinformasikan jenis-jenis dari indikasi visual, dan bermacam mode operasi terkait dengan LCD
kontrol. Untuk kemudahan pembahasan, kontrol akan dibagi kedalam tiga bagian dinamakan:
▪ Bar graphs
▪ Digital display
▪ Alert indicators

- 67 -
Bar Graph

Gambar 59 - Bar Graphs


Bagian bar graph terletak pada sisi kiri panel kontrol (Gambar 59). Lima bar graph linier
menyusun bagian ini dan semua dijalankan oleh sensor-sensor PWM. Indikator sinyal terletak
tepat diatas tiap-tiap bar graph yang menyala ketika kondisi abnormal terjadi.

Digital Display

Gambar 60 - Digital Display


Bagian tengah mengandung bar graph berbentuk kurva yang menampilkan kecepatan (Gambar 60).
Input untuk bar graph ini diberikan oleh magnetic pickup. Informasi digital juga ditampilkan dalam
bagian ini. Empat digit terpapar untuk rpm/mph (km/h), digital readout untuk posisi gear dan arah,
dan SERV CODE indicator digunakan untuk menunjukkan ketika informasi diagnostik
disimpan dalam control memory.
Indikator Sinyal

Gambar 61 - Indikator Sinyal

- 68 -
Bagian indikator sinyal memiliki posisi untuk 12 switch input (Gambar 61). Jenis dan kuantitas
dari indikator bervariasi menurut model mesin. Input-input untuk bagian ini diberikan oleh dua-
state switches (on-off).

Mode-Mode Operasi Jenis LCD


Computerized Monitoring System beroperasi dalam tiga mode:
▪ Normal
▪ Tattletale
▪ Diagnostic.

Normal Mode

Gambar 62
CMS control aktif ketika key switch ON. Setiap kali key switch ON, kontrol secara otomatis
membuat siklus melaui pengetesan sendiri yang mengkonfirmasikan kondisi operasional internal
dari kontrol. Hal ini penting agar operator/ mekanik mengamati hal berikut:
▪ Indikator sinyal pada sisi kanan yang lebih rendah dari panel menyala sekali
untuk memulai tes sendiri (jika indikator menyala terus-menerus, kontrol
gagal melakukan tes sendiri).
▪ Bar graph dan indikator-indikator sinyal terkait (sisi kiri dari panel)
bergerak naik turun, dan indikator-indikator menyala.
▪ Indikator-indikator sinyal pada sisi kanan panel (dengan simbol pictograph)
menyala.

- 69 -
▪ Paparan 4 digit pada bagian tengah menampilkan kode mesin dua digit (misalnya
04, 05, 06), kode perangkat lunak 3 digit, dan kemudian kembali
ke “8. 8. 8. 8.”
Indikator SERV CODE dan indikator unit-unit pada ON ketika “8. 8. 8. 8” ditampilkan. Paparan
empat digit kemudian kembali ke “0”. Action lamp pada ON secara terus menerus, dan action
alarm berbunyi sekali.
Proses pengetesan sendiri memerlukan kira-kira enam detik untuk melengkapi. Jika semua circuit
terkendali secara memuaskan, kontrol akan berada dalam mode pilihan. Pada mode NORMAL, kontrol
memonitor sistem-sistem mesin secara terus menerus.
Ciri khas fungsi-fungsi mesin yang dimonitor adalah pressure, temperature dan voltage. Pada sisi
kiri dari panel, indikator-indikator bar graph vertikal memonitor fungsi-fungsi yang berubah secara
terus menerus. Sensor-sensor yang di install dalam bermacam sistem mengirimkan signal-signal
terhadap kontrol dimana informasi ditampilkan kepada operator. Manfaat dari penampilan informasi
yang menggunakan indikator-indikator bar graph memungkinkan operator untuk mengamati
kondisi-kondisi yang berubah seperti level fuel yang rendah atau engine coolant temperature tinggi.
Pada bagian tengah panel, area tampilan digital menginformasikan kepada operator secara visual
tentang kecepatan mesin (bar graph kurva) dan rpm mesin. Sisi kanan panel mengandung
indikator-indikator sinyal. Indikator-indikator sinyal menerima informasi dari switch (kecuali untuk
voltage sistem). Selama operasi yang normal, semua input-input tombol ini di grounded, yang
mematikan indikator-indikator sinyal.

Tattletale Mode

Gambar 63

- 70 -
Mode operasional kedua adalah tattletale (Gambar 63) fungsi tattletale merupakan alat
pemeliharaan dan pengelolaan mesin. Secara internal, kontrol CMS merekam nilai-nilai paparan
empat digit dan bar graph yang ekstrim. Nilai-nilai ini di update setiap kali nilai ekstrim
sebelumnya telah dilewati. Selain itu, indikator sinyal akan menyala jika level 1, 2, 3 terjadi.

Mode Diagnostik

Gambar 64
Kontrol CMS memiliki kemampuan diagnostik untuk membantu troubleshooting (Gambar 64).
Kontrol ini memonitor circuit input/output ditunjukkan dengan kode-kode service untuk kesalahan-
kesalahan yang timbul dan sebentar-sebentar. Kontrol mendiagnosa kesalahan-kesalahan kode
service dan juga menampilkan status dari switch-type inputs.

Kesalahan-Kesalahan Kode Service


Kode-kode service menunjukkan kesalahan-kesalahan elektrikal dideteksi oleh kontrol CMS.
Kontrol diprogram untuk mendeteksi dua puluh kesalahan-kesalahan yang berbeda dan
menunjukkan kode service untuk masing-masing kesalahan.
▪ Action Lamp Circuit (3) open, short to +baterai dan short to ground
▪ Action Alarm Circuit (3) open, short to +baterai dan short to ground
▪ Signal sensor (12)voltage rendah dan voltage tinggi signal
▪ Harness code (1) kode tidak sempurna
▪ Voltage sistem (1) +baterai (tinggi).

- 71 -
Troubleshooting Diagnosed Faults
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika kontrol dalam keadaan pengoperasian
NORMAL mode dan kesalahan dideteksi, indikator SERV CODE pada bagian tampilan digital
dari panel akan menyala ON. Hal ini perlu bagi serviceman untuk menempatkan kontrol dalam
mode DIAGNOSTIK sebelum diagnostized fault dapat di identifikasi. Gunakan prosedur untuk
MEMASUKI mode diagnostik.
Jika telah diselesaikan dengan sukses, kode service akan muncul pada paparan digital. Kode akan
diawali dengan “1-“ diikuti dengan dua digit (misalnya: 1-10). Jika tidak ada kesalahan ketika
kontrol ditempatkan pada mode diagnostik, “0-00” akan terlihat.
Troubleshooting chart memerinci prosedur-prosedur tertentu untuk mengidentifikasi, mendiagnosa dan
memperbaiki kesalahan CMS (LCD). Kode-kode service dikombinasikan untuk memudahkan
troubleshooting.
▪ Kode-kode service 1-10, 1-11, dan 1-12 kesalahan-kesalahan Action Lamp
▪ Kode-kode service 3-20, 3-21, dan 3-22 kesalahan-kesalahan Action Alarm
▪ Kode-kode service 1-30, 1-32, 1-34, 1-36, 1-38, dan 1-40 kesalahan-
kesalahan Sensor Low Voltage
▪ Kode-kode service 1-31, 1-33, 1-35, 1-37, 1-39 , dan 1-41 kesalahan-
kesalahan Sensor High Voltage
▪ Kode-kode service 1-98 kesalahan-kesalahan Harness code
▪ Kode-kode service 1-99 kesalahan-kesalahan System High Voltage.

Sebelum memulai troubleshooting charts, lihat bagian Testing and Adjusting dari buku pedoman
service yang tepat untuk penjelasan terperinci dari peralatan tes yang dibutuhkan. Setelah deteksi
kesalahan teridentifikasi, tempatkan kode service pada posisi HOLD sebelum berupaya
memperbaiki kesalahan. Ketika kesalahan telah diperbaiki, hapus (lihat CLEARING) kode
service dari control memory dan kembalikan kontrol pada mode NORMAL.

- 72 -
Switch-Type Input Status
Troubleshooting kesalahan-kesalahan indikator sinyal dapat juga diselesaikan ketika kontrol
dalam mode diagnostik, masing-masing dari ke dua belas indikator sinyal diperuntukkan
bagi contact input switch CMS tertentu. Dengan kontrol dalam mode DIAGNOSTIC,
indikator-indikator sinyal akan OFF jika contact input di GROUNDED, dan ON jika contact
input OPEN. Lihat chart dalam bagian ini untuk troubleshooting indikator-indikator sinyal.

3.8 VACUUM FLUORESCENT DISPLAY

Gambar 65
Versi terkini dari Computerized Monitoring System control menonjolkan vacuum
fluorescent display (Gambar 65). Kontrol VFD menawarkan teknologi terkini dalam
kemampuan dan kejernihan diagnostik.
Bagian ini akan mencakup jenis-jenis indikasi visual terkait dengan kontrol VFD dan
berbagai mode operasinya. Untuk memudahkan pembahasan, kontrol VFD juga akan dibagi
kedalam tiga bagian dinamakan:
▪ Circular gauges
▪ Digital readout area
▪ Alert indicators

- 73 -
Gambar 66 - Circular VFD Gauges
Bagian kiri dari kontrol memiliki kapasitas untuk enam vacuum fluorescent gauge jenis
melingkar (Gambar 66) masing-masing gauge tersusun dari 13 segmen. Sembilan dari segmen-
segmen tersebut ditempatkan pada bagian tengah dari gauge dan berwarna hijau kebiru-biruan
untuk menunjukkan nilai-nilai jangkauan normal.
Empat segmen sisanya digunakan sebagai indikasi waspada. Meskipun gauge melingkar VFD
menerima input dari jenis sensor-sensor yang sama yang digunakan dalam LCD control, cara
dimana informasi ditampilkan berbeda. Selain 13 segmen(dijelaskan sebelumnya) pada bagian
tengah, pola melingkar yang terang (gauge-outline-bar) menunjukkan bentuk dan lokasi dari
gauge.
Cara dimana tipikal VFD gauge menampilkan informasi kepada operator dapat dijelaskan
dengan baik melalui contoh berikut. Jika gauge sedang memonitor temperatur hydraulic oil,
sembilan segmen hijau kebiru-biruan dibagian tengah dan dua segmen merah dibagian atas
digunakan. Jika temperatur meningkat, jumlah segment hijau kebiru-biruan meningkat.
Jika temperatur meningkat lebih tinggi, segmen merah pertama menyala dan semua segmen hijau
kebiruan mulai bersinar. Jika temperatur terus meningkat, segmen merah kedua menyala. Gauge
yang menyala merupakan indikator waspada bagi operator.

Gambar 67 - Digital Readouts


Bagian tengah panel kontrol VFD mengandung gauge melingkar yang besar serupa dengan gauges
melingkar yang dibicarakan sebelumnya (Gambar 67). Gauge digunakan untuk menampilkan
informasi speedometer atau tachometer.
Jika gauge besar digunakan untuk menampilkan informasi speedometer, informasi tachometer dapat
dilihat pada tampilan empat digit. Keistimewaan ini memungkinkan operator untuk mengamati
baik kecepatan mesin maupun rpm mesin pada mesin-mesin yang dapat berjalan. Fungsi-
fungsinya bolak-balik.

- 74 -
Ditampilkan juga pada bagian tengah adalah indikator gear aktual. Dua digit disebelah kiri
menampilkan nomor gear dan digit pada sebelah kanan menampilkan arah. Informasi lainnya
yang ditampilkan pada bagian tengah mencakup indikator high beam, kiri dan kanan menunjukkan
indikator-indikator signal, indikator retarder, indikator SERV CODE, indikator unit-unit, dan
informasi diagnostik digital. Sistem-sistem ini akan dijelaskan nanti.

Gambar 68 - Indikator-indikator Sinyal


Pada sisi kanan panel adalah posisi-posisi untuk 12 indikator sinyal (Gambar 68).
Indikator-indikator sinyal berfungsi sama dengan seperti pada LCD control.

Mode-Mode Operasi Jenis VFD


Computerized Monitoring System (VFD) bekerja dalam lima mode umum:
▪ Normal mode 0
▪ Service mode 1
▪ Status mode 2
▪ Tattletale mode 3
▪ Numeric readout mode 4
Setiap kali key switch ON, kontrol CMS melakukan fungsi pengetesan sendiri dan
kemudian memasuki mode 0 NORMAL. Untuk mengakses mode-mode operasional lain,
ground service dan bebaskan contacts secara serentak. Prosedur untuk scrolling mode-mode
akan dibicarakan nanti.

- 75 -
Normal Mode (Mode 0)

Gambar 69
CMS-VFD control aktif ketika key switch ON (Gambar 69). Setiap kali key switch ON, kontrol
secara otomatis menjalankan self test yang memverifikasi operasi internal dari kontrol. Hal ini
penting bagi operator/serviceman untuk mengamati urutan berikut selama self test:
▪ Semua gauge yang aktif akan bergerak dari kiri ke kanan dan kembali lagi selama
tujuh detik periode self test.
▪ Indikator-indikator sinyal pada sisi kanan panel (dengan simbol-simbol
pictograph) menyala.
▪ Empat digit readout dibagian tengah akan menunjukkan dua digit nomor.
Kemudian, keempat digit semuanya akan menyala menampilkan “8. 8. 8. 0” yang
menjalankan cek segmen untuk tampilan.
▪ Indikator gear aktual akan menunjukkan “18R” pada readout.
▪ Action lamp akan menyala secara terus menerus dan action alarm akan
berbunyi secara singkat selama self test.

Proses self test membutuhkan kira-kira tujuh detik untuk melengkapi. Jika semua circuit
mengecek dengan sukses, kontrol akan terletak dalam mode NORMAL. Dalam mode NORMAL,
fungsi-fungsi kontrol VFD sama seperti kontrol LCD yang telah dijelaskan sebelumnya. Fungsi-
fungsi mesin yang vital dimonitor dan informasi ditampilkan pada panel. Jika kesalahan
terdeteksi, indikator SERV CODE akan menyala. Kemudian perlu disini bagi serviceman untuk
mengakses Service Mode.

- 76 -
Untuk mengakses (scroll) mode-mode selain daripada mode 0 NORMAL. ground service dan
bebaskan contacts input (dalam service connector) secara bersamaan. Service connector untuk
VFD control merupakan connector yang sama yang digunakan dalam LCD control. Dalam versi
VFD, jika kedua contact (service dan clear) di grounded secara bersamaan, digital readout akan
mulai scrolling melalui mode-mode operasi yang berbeda.

Scrolling Modes

Gambar 70
Pada Gambar, tiga digit readout memperlihatkan “-n-“ (n melambangkan mode 0 sampai 4).
Pada saat ground dihilangkan dari contacts service dan clear, kontrol memasuki mode yang
sesuai dengan angka yang terlihat pada tampilan. Serviceman harus memilih untuk mengground
baik contact clear maupun service sebelum key switch pada ON. Jika prosedur ini digunakan,
kontrol akan melakukan self test dan kemudian mulai scrolling terhadap mode-mode.

Service Mode (Mode 1)

- 77 -
Gambar 71 - Tak Ada Kesalahan yang Terdeteksi
CMS-VFD control menggunakan mode Service untuk membantu dalam troubleshooting
kesalahan-kesalahan yang terdeteksi dalam sistem (Gambar 71) kontrol mendeteksi dan
mendiagnosa kesalahan-kesalahan dalam circuit-circuit CMS berikut:
▪ Action lamp Circuit
▪ Action Alarm Circuit
▪ Signal-Signal Input Sensor
▪ Harness Code Verification.
Selama operasi NORMAL, jika kontrol mendeteksi kondisi diluar jangkauan (kesalahan) dalam
sejumlah circuit diatas, indikator SERV CODE akan menyala ON (steady) menunjukkan bahwa
kesalahan disimpan dalam control memory. Kesalahan akan tetap berada dalam memori meskipun
system power dimatikan OFF.
Gambar 71 menunjukkan kontrol setelah ditempatkan dalam mode SERVICE. Panel
menunjukkan digital readout ketika kontrol ditempatkan dalam mode service dan tidak ada
kesalahan yang tampak. Perhatikan indikator SERV CODE dalam keadaan OFF, menunjukkan
tidak ada kesalahan-kesalahan yang tampak.

Gambar 72
Gambar 72 menonjolkan tiga dari enam diagnostic identifier. Berikut adalah penjelasan ringkas
dari jenis-jenis informasi yang ditampilkan:
▪ MID-Module Identifier: dua digit readout yang mengidentifikasi modul
elektronik yang mana (transmisi, mesin, dan lain-lain) yang mendiagnosa
kesalahan. Kesalahan-kesalahan CMS “26” di diagnosa, dan kontrol memiliki
kapasitas untuk menampilkan kesalahan-kesalahan dari sistem yang lain
menggunakan CAT data link.

- 78 -
▪ CID-Component Identifier: tiga digit readout yang terletak dalam area digital
readout tepat dibawah FMI readout mengatakan komponen yang mana yang
cacat. Informasi tipikal yang ditampilkan mungkin saja sensor- sensor sistem,
CAT data link, voltage sistem, komponen-komponen alarm, dan sebagainya.
Lihat CMS Detected Faults chart dalam buku pedoman service yang tepat untuk
daftar kode-kode CID yang lengkap.
▪ FMI-Failure Mode Identifier: satu atau dua digit readout yang terletak dalam
digital gear/direction readout menginformasikan jenis kegagalan apa yang
terjadi. Informasi tipikal yang ditampilkan dapat berupa voltase yang terlalu
tinggi atau rendah, arus terlalu tinggi atau rendah, frekuensi terlalu tinggi atau
rendah, dan sebagainya. Lihat CMS Detected Faults chart dalam buku pedoman
service yang tepat untuk daftar kode-kode FMI yang lengkap.

Gambar 73
Gambar 73 menunjukkan tiga diagnostic identifier yang ada.
▪ SERV CODE - menunjukkan status dari kesalahan yang terlihat. Jika SERV
CODE dalam keadaan ON, terdapat adanya kesalahan. Jika SERV CODE dalam
keadaan OFF, tidak terdapat kesalahan (intermittent) tetapi telah tersimpan dalam
memory.
▪ Status Change - menampilkan satu atau dua digit serupa dengan CMS
connector contact untuk sejumlah kesalahan yang terdeteksi yang telah
memiliki status change (ada atau tidak ada) ketika dalam mode Status atau
Service.

- 79 -
▪ Contact ID - menampilkan satu atau dua digit serupa dengan CMS
connector contact untuk kesalahan yang ditampilkan.

Gambar 74
Gambar 74 menunjukkan tipikal kesalahan yang terdeteksi dengan kontrol dalam mode service.
Berikut adalah penjelasan ringkas dari kesalahan yang terdeteksi:
▪ SERV CODE “ON” - kesalahan yang ditunjukkan baru saja terdapat.
▪ “26” - modul yang mendeteksi kesalahan adalah CMS
▪ “177” - komponen yang tidak sempurna adalah Electrical System Voltage
▪ “OFF” - jenis kegagalan, Voltage Terlalu Tingi
▪ “16” - contact konektor CMS untuk kesalahan
▪ “7” - Status kegagalan telah berubah tujuh kali

Status Mode 2

Gambar 75
Gambar 75 menunjukkan kontrol ketika CMS diposisikan dalam mode STATUS. Bagian tengah
dari kontrol menggunakan dua digit yang secara normal digunakan untuk menampilkan skala 3/4
dan skala penuh dari unit-unit untuk speedometer atau tachometer. Juga, indikator sinyal terletak
pada sisi kanan dari control display switch input status (open atau grounded). Mode STATUS
membantu dalam troubleshooting

- 80 -
switch-type input. Satu keistimewaan memungkinkan serviceman untuk troubleshoot sistem
sendiri. Action alarm berbunyi sekali setiap kali contact status berubah (dari open menjadi
grounded atau grounded menjadi open).
Pada Gambar diatas, posisi-posisi indikator sinyal diberi nomor dalam deretan mulai pada kiri atas.
Bagian kanan dari kontrol memiliki empat deret dari tiga indikator.

CATATAN:
Ketika CMS diposisikan pada mode STATUS, disini tidak ada hubungan antara
indikator-indikator sinyal dengan simbol-simbol pictograph pada indikator-
indikator sinyal. Juga, indikator-indikator memiliki arti berbeda antara pada
STATUS mode dengan pada NORMAL mode.

Indikator-indikator sinyal memberikan informasi pada status dari switch type-input. Semua
switch type-input tidak dapat ditampilkan pada saat yang bersamaan. Input-input tertentu yang di
diagnosa tergantung pada status (open atau grounded) dari contact clear dalam service connector.

CMS control mendiagnosa berikut:


▪ contact switch type-input open - indikator sinyal menyala
▪ contact switch type-input grounded - indikator sinyal mati
▪ Status change dari contact input - Action alarm berbunyi.

- 81 -
Gambar 76 - Status Mode dengan Clear Contact Salah Satu Open atau Grounded
Gambar 76 menunjukkan ke-12 indikator sinyal dan informasi diagnostik yang indikator-
indikator tersebut perlihatkan. Masing-masing dari ke-12 kotak merah dan kuning
memperlihatkan status dari clear contact. Dengan clear contact OPEN, indikator menampilkan
informasi switch input dan contact mengenai masing-masing input (sisi kiri kotak).
Kotak-kotak kuning memperlihatkan tampilan informasi ketika clear contact di grounded.
Circuit-circuit yang di diagnosa diidentifikasi didalam kotak-kotak kuning dengan kontak-
kontak input terkait (sisi kanan kotak). CMS control tidak mendiagnosa input-input jenis tombol
yang tidak digunakan.

- 82 -
Tattletale Mode 3

Gambar 77
Fungsi tattletale dalam CMS-VFD control beroperasi dengan cara yang sama seperti CMS-LCD
control yang telah disebutkan sebelumnya (Gambar 77). Pada saat dalam tattletale mode, semua
gauge dan readout akan menjadi level yang paling ekstrim sejak terakhir kali tattletale
dihilangkan. Informasi yang ditampilkan dalam tattletale mode direkam ketika kontrol
beroperasi dalam NORMAL mode.
Untuk mencegah perekaman (penyimpanan) informasi jenis transient/ singkat, kontrol tidak
memulai merekam data sampai satu menit setelah mesin berjalan. Selain itu, indikator sinyal
akan menyala jika peringatan level 1, 2, atau 3 terjadi. Informasi tattletale dihapus dari CMS
memory dengan menggrounding clear contact (service connector) ketika kontrol dalam mode
tattletale.
▪ Engine overspeed - semua segmen ditampilkan pada tachometer
▪ Transmission temperature tinggi – transmissi gauge (kanan atas) pada
kondisi peringatan pada titik yang tinggi
▪ Brake air pressure – Brake air pressure gauge (kiri bawah) pada kondisi
tingkat rendah
▪ Level 1, 2, atau 3 - indikator sinyal menyala atau gauge menyala.

- 83 -
Numeric Readout Mode 4

Gambar 78
Numeric readout mode membantu dalam mendiagnosa kondisi-kondisi mesin yang menerima input-
input dari sensor (Gambar 78). Input-input sensor digunakan untuk bermacam gauge dan digital
speed readout. Numeric readout mode menggunakan dua metode untuk mengenali sistem-sistem:
▪ Chart method
▪ Display method
Dalam chart method, tampilan menunjukkan sistem identifier pada digital readout uang digunakan
untuk menunjukkan gear dan arah. Gambar ini menunjukkan angka “2” sebagai sistem identifier.
Tepat dibawah sistem identifier, nilai dari kondisi sistem ditampilkan dalam digital readout. Slide ini
menunjukkan angka “98” sebagai nilai yang diukur. Dengan menggunakan numeric readout
sistem identification chart dalam buku pedoman service, informasi berikut terdapat:
▪ System identifier “2” - Mengidentifikasi sistem sebagai gauge nomor dua
pada kontrol (gauge tengah, deret atas).
▪ Pictograph symbol untuk gauge dua – Engine coolant temperature.
▪ Value identifier “98” - Nilai dari coolant temperature adalah 98°C (gunakan
chart untuk menentukan unit-unit).
Dengan menggunakan display method anda tidak perlu lagi melihat chart dalam buku pedoman
service. Informasi digital yang sama ditampilkan pada panel tetapi, selain digital display, identifier-
identifier lain juga terdapat yaitu:
Gauge outline bar menyala serupa dengan identifier sistem memperlihatkan nilai readout.

- 84 -
Kecepatan mesin atau unit-unit kecepatan ground ditampilkan pada sebelah kanan dari digital
readout (mph atau km/h).
Semua system identifier, 0 sampai 9, memutar pada tampilan. Putaran dapat dihentikan pada system
identifier tertentu dengan mengground kontak service. Ketika kondisi yang sama (gauge dan
speed) tidak digunakan pada mesin tertentu, sistem identifier yang sama terlihat, tetapi nilai
yang terukur akan menunjukkan” “0”.

Troubleshooting Kesalahan-Kesalahan yang Terdeteksi

Gambar 79
Kesalahan yang terdeteksi merupakan kondisi dimana CMS mendeteksi sebagai diluar jangkauan.
Kesalahan terekam dan informasi diagnostik disimpan dalam memory dan tersedia bagi serviceman
ketika kontrol dalam SERVICE mode. Bagian ini hanya mengacu pada kesalahan-kesalahan
yang terjadi dalam Computerized Monitoring System.
Module Identifier Code (MID) “26” harus ada ketika kontrol ditempatkan dalam SERVICE
mode sebelum menggunakan informasi yang terperinci dalam bagian ini.

- 85 -
Dengan kontrol dalam SERVICE mode, indikator SERV CODE mungkin atau mungkin tidak ON.
Jika indikator ON, kesalahan terjadi; jika indikator OFF, kesalahan tak lama terjadi(intermittent).
Mungkin perlu untuk melengkapi prosedur inisialisasi. Lihat pada buku pedoman service CMS
yang tepat untuk prosedur-prosedur terperinci dalam melakukan inisialisasi kontrol.

Troubleshooting Kesalahan-Kesalahan yang Tidak Terdeteksi

Gambar 80
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, CMS control tidak mendeteksi kesalahan-kesalahan switch
type - input. Meskipun demikian, STATUS mode 2 benar-benar membantu dalam
troubleshooting kesalahan-kesalahan switch type input. Dalam STATUS mode 2, setiap kali
switch type input mengubah status (open atau grounded) action alarm akan berbunyi (Gambar
80).
Dua jenis dari kesalahan-kesalahan yang tidak terdeteksi akan dibahas dalam bagian ini:
▪ Kesalahan-Kesalahan Indikator Sinyal
▪ Kesalahan-Kesalahan Indikator Lighting
Kesalahan-kesalahan indikator sinyal mencerminkan kondisi input open atau grounded. indikator
yang menyala mendeteksi open circuit, sedangkan jika indikator tidak menyala mencerminkan
input grounded (sama seperti dalam Normal mode). Kesalahan- kesalahan indikator lighting
terjadi ketika right turn, left turn, atau high beam indicator selalu ON. Jenis indikasi ini biasanya
disebabkan oleh open circuit. Kesalahan indikator lighting kedua terjadi ketika indikator tidak
pernah menyala. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kesalahan dalam sistem elektrikal mesin.

- 86 -
3.9 WARNING OPERATION
Monitor-monitor CMS menunjukkan sistem-sistem mesin dan memberitahukan operator tentang
masalah-masalah seketika atau segera terjadi. Kategori-kategori peringatan dari CMS sama seperti
kategori-kategori yang digunakan pada Electronic Monitoring System (EMS). Input-input dan
operasi internal dari kontrol-kontrol berbeda, tetapi output-output dari sistem tetap tidak berubah.
Operator menerima jenis peringatan berikut:
▪ Level 1
Pada level ini, indikator akan menyala, hal ini mensyaratkan bahwa operator harus sadar
bahwa sistem-sistem mesin perlu perhatian. Kegagalan dari sistem-sistem tersebut tidak
akan menyebabkan kerusakan serius terhadap komponen mesin.
▪ Level 2
Pada level ini, indikator dan fault light akan menyala. Hal ini mensyaratkan perubahan dalam
operasi mesin biasanya untuk mengurangi temperatur berlebih pada salah satu dari sistem
operating mesin.
▪ Level 3
▪ Pada level ini, indikator dan fault light akan menyala serta fault sound alarm akan
menyala. Peringatan-peringatan level 3 mensyaratkan penghentian
pengoperasian mesin dengan segera untuk mencegah melukai operator dan/atau
mencegah kerusakan hebat dari sistem dan/atau mesin.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, CMS menerima input-input dari switch atau sensor- sensor,
menganalisa informasi dan memperingatkan operator terhadap problem seketika atau segera
terjadi. Simbol-simbol pictographic pada indikator-indikator mengidentifikasi sistem yang
sedang dimonitor.
Dibawah ini adalah contoh dari problem-problem mesin yang paling umum dan peringatan-
peringatan yang terkait dengan problem tersebut:
▪ Level 1
- Parking Brake On* (transmisi dalam posisi netral)
- Electrical System* (voltage rendah atau tinggi atau frekuensi alternator
kurang dari 90 Hz)
- Check Engine (informasi diagnostik terdapat)

- 87 -
- Fuel Filter Pressure (fuel filter terbatas)
- Fuel Level (bahan bakar rendah)
- Supplemental Steering Oil Flow ( hilang atau mengambang)
▪ Level 2
- Brake Oil Temperature
- Coolant Temperature
- Hydraulic Oil Temperature
- Power Train Oil Filter Pressure*
- Power Train Oil Filter Temperature
- Retarder Oil Temperature
▪ Level 3
- Brake Air Pressure
- Brake Oil Pressure
- Park Brake On* (transmisi tidak dalam posisi netral)
- Secondary Brake pressure
- Electrical System* (problem-problem listrik serius)
- Coolant Flow
- Engine Oil Pressure
- Hydraulic Oil Level
- Power Train Oil Filter Presure* (filter terbatas)
- Primary Steering Flow or Pressure.
* Mengidentifikasi problem-problem mesin yang menghasilkan kategori-kategori multi-warning. Contoh
dari multi-warning level adalah indikator Parking Brake On.

Jika lever kontrol transmisi mesin pada posisi NETRAL dan parking brake pada posisi
ENGAGED, indikasi peringatan level 1 akan tampak. Jika lever kontrol transmisi tidak netral
(IN GEAR) dan parking brake pada posisi ENGAGED, peringatan level 3 akan tampak.

3.10 ELECTRONIC TRANSMISSION CONTROL (ETC)


Kontrol Transmisi Elektronik (ETC) merujuk pada penggunaan sistem elektronik untuk mengelola
dan mengoptimalkan kinerja transmisi kendaraan. Tujuan utama dari ETC adalah meningkatkan
efisiensi bahan bakar, meningkatkan kinerja keseluruhan kendaraan, dan memberikan pengalaman
berkendara yang lebih mulus. Berikut beberapa aspek kunci dari kontrol transmisi elektronik:

- 88 -
▪ Modul Kontrol Transmisi (TCM): TCM adalah komponen krusial dari ETC. Ini
merupakan unit kontrol elektronik yang ditujukan untuk memantau dan mengendalikan
fungsi transmisi. TCM menerima input dari berbagai sensor dan menggunakan data ini untuk
melakukan penyesuaian waktu nyata terhadap operasi transmisi.
▪ Sensor: ETC bergantung pada jaringan sensor untuk mengumpulkan informasi tentang
kecepatan kendaraan, beban mesin, posisi throttle, dan parameter relevan lainnya. Sensor-
sensor ini memberikan data kepada TCM, memungkinkannya membuat keputusan informasi
tentang kapan harus melakukan perubahan gigi dan bagaimana mengoptimalkan transmisi
untuk kondisi berkendara saat ini.
▪ Solenoid Pergeseran: Pada transmisi otomatis, solenoid pergeseran memainkan peran
penting dalam proses pergeseran gigi. TCM mengaktifkan solenoid tertentu untuk
mengendalikan aliran cairan transmisi, dengan demikian menghubungkan atau memutuskan
gigi. Kontrol elektronik ini memungkinkan pergeseran gigi yang tepat waktu dan tepat.
▪ Kontrol Transmisi Adaptif: Sistem ETC modern sering menggabungkan algoritma adaptif
yang belajar dan beradaptasi dengan perilaku pengemudi dan kondisi berkendara. Dengan
menganalisis pola kebiasaan mengemudi, TCM dapat mengoptimalkan titik pergeseran dan
parameter transmisi lainnya untuk efisiensi dan kinerja yang lebih baik
▪ Kopling Overdrive dan Lock-Up: Sistem ETC dapat mengontrol kopling overdrive dan
lock-up untuk mengoptimalkan efisiensi bahan bakar selama berkendara di jalan raya.
Overdrive memungkinkan mesin berjalan pada RPM yang lebih rendah, mengurangi
konsumsi bahan bakar, sementara kopling lock-up meningkatkan efisiensi transfer daya
antara mesin dan transmisi
▪ Pemrograman Kinerja: Sistem ETC sering dilengkapi dengan kemampuan pemrograman
kinerja yang memungkinkan pengemudi atau teknisi otomotif untuk menyesuaikan
pengaturan transmisi sesuai dengan preferensi atau kebutuhan spesifik. Pemrograman ini
dapat mencakup perubahan dalam respons gas, waktu pergeseran, atau bahkan
kecenderungan untuk memprioritaskan efisiensi bahan bakar atau kinerja yang lebih sporty
▪ Pengaturan Adaptasi Otomatis: Beberapa sistem ETC dapat secara otomatis beradaptasi
dengan kondisi jalan atau beban kendaraan. Misalnya, saat kendaraan membawa beban berat
atau menghadapi jalan bergelombang, sistem ETC dapat menyesuaikan strategi pergeseran
gigi untuk menjaga keseimbangan antara performa dan efisiensi
▪ Kendali Traksi dan Stabilitas: Beberapa sistem ETC terintegrasi dengan sistem kendali

- 89 -
traksi dan stabilitas kendaraan. Ini memungkinkan kendaraan untuk merespons secara
dinamis terhadap kondisi jalan yang berubah atau kehilangan traksi pada salah satu roda,
membantu menjaga stabilitas dan kontrol keseluruhan kendaraan
▪ Sistem Start-Stop: Beberapa kendaraan dengan ETC dilengkapi dengan sistem start-stop
yang secara otomatis mematikan mesin saat kendaraan berhenti, seperti pada lampu merah,
dan menghidupkannya kembali saat pengemudi menekan pedal gas. Ini adalah fitur yang
dirancang untuk menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang
▪ Pemantauan Suhu dan Tekanan Transmisi: ETC dapat memonitor suhu dan tekanan
transmisi untuk mencegah overheat atau kondisi yang dapat merusak komponen transmisi.
Jika suhu atau tekanan tidak sesuai, sistem dapat mengambil tindakan pencegahan seperti
mengurangi beban mesin atau mengubah strategi pergeseran gigi
Secara keseluruhan, ETC memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja, efisiensi, dan
keterkaitan kendaraan modern, berkontribusi pada pengalaman berkendara yang lebih mulus dan
menyenangkan.

3.11 ELECTRONIC IMPLEMENT CONTROL (EIC)


Pengendalian Implementasi Elektronik (EIC) pada alat berat merujuk pada penggunaan sistem
elektronik untuk mengelola dan mengontrol berbagai implementasi atau alat tambahan pada
mesin konstruksi dan peralatan berat. Implementasi ini dapat mencakup bucket (ember), blade
(pisau), palu hidrolik, dan alat lain yang digunakan dalam alat berat. Berikut beberapa aspek
kunci dari pengendalian implementasi elektronik:
▪ Kontrol Hidrolik: Sistem EIC pada alat berat sering melibatkan mekanisme kontrol
hidrolik yang canggih. Sinyal elektronik digunakan untuk mengatur katup hidrolik,
menyesuaikan aliran dan tekanan fluida hidrolik untuk mengendalikan gerakan dan
penempatan implementasi
▪ Presisi dan Produktif: EIC meningkatkan presisi dan produktivitas operasi alat berat. Ini
memungkinkan operator mengendalikan dengan presisi gerakan, sudut, dan gaya yang
diterapkan oleh implementasi, menghasilkan tugas pemindahan tanah, penghalusan
permukaan, dan galian yang lebih akurat dan efisien
▪ Sistem Kontrol Adaptif: Beberapa sistem EIC mencakup algoritma kontrol adaptif yang
menyesuaikan respons implementasi berdasarkan jenis material yang ditangani, medan,
dan faktor lain. Kehandalan ini meningkatkan kinerja alat berat dalam berbagai kondisi
kerja
- 90 -
▪ Fungsi Otomatisasi: Sistem EIC sering memungkinkan fungsi otomatisasi untuk alat
berat. Ini dapat mencakup fitur seperti otomatisasi level, di mana sistem secara otomatis
menyesuaikan posisi implementasi untuk menjaga tingkat atau kemiringan yang
konsisten
▪ Pendeteksian dan Umpan Balik Beban: Sensor elektronik umumnya digunakan dalam
EIC untuk memberikan umpan balik waktu nyata tentang beban, tekanan, dan posisi
implementasi. Informasi ini berharga bagi operator untuk membuat keputusan
berdasarkan data dan mengoptimalkan kinerja peralatan
▪ Integrasi dengan Sistem Kontrol Mesin: EIC sering terintegrasi dengan sistem kontrol
mesin, termasuk teknologi GPS. Integrasi ini memungkinkan operasi semi-otonom atau
sepenuhnya otonom, dengan alat berat mengikuti jalur yang telah diprogramkan
sebelumnya atau menyesuaikan operasi berdasarkan data survei
▪ Fitur Keamanan: Sistem EIC dapat mencakup fitur keamanan, seperti deteksi dan
penghindaran tabrakan. Sensor dapat mendeteksi hambatan atau peralatan lain di
sekitarnya, dan sistem dapat secara otomatis menyesuaikan gerakan implementasi untuk
mencegah kecelakaan
▪ Pemantauan dan Diagnostik Jarak Jauh: Banyak peralatan berat modern dengan
kemampuan EIC menawarkan pemantauan dan diagnostik jarak jauh. Ini memungkinkan
manajer armada atau pemilik peralatan untuk melacak kinerja, efisiensi bahan bakar, dan
kebutuhan perawatan mesin dari lokasi terpusat
▪ User Interface: Sistem EIC umumnya mencakup antarmuka yang ramah pengguna dalam
bentuk layar sentuh atau konsol operator. Antarmuka ini memberikan operator informasi
waktu nyata, opsi kontrol, dan peringatan diagnostic.
Secara keseluruhan, Pengendalian Implementasi Elektronik pada alat berat merevolusi cara
tugas konstruksi dan pemindahan tanah dilakukan. Ini membawa presisi, otomatisasi, dan
keamanan ke aplikasi berat, berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya
operasional.

CATATAN:

Informasi diatas merupakan keumuman dalam sifat. Untuk informasi mesin yang terperinci,
lihat buku pedoman perawatan dan pengoperasian yang tepat untuk mesin-mesin yang

- 91 -
bersangkutan.

- 92 -
TOPIK 4
VIMS/VIDS

4.1 PENDAHULUAN

Gambar 96 - 785B/789B/793B Off-Highway Truck VIMS


Topik ini membicarakan Sistem Tampilan Informasi Vital/Vital Information Display System
(VIDS) dan Sistem pengelolaan Informasi Vital/Vital Information Management System (VIMS).
Sistem-sistem ini beroperasi pada model-model mesin yang berbeda, dan semua komponen yang
dibicarakan dalam topik ini mungkin tidak terdapat pada setiap mesin. Ketika di uploaded dengan
sumber kode perangkat lunak, modul utama mengenali mesin (melalui konfigurasi perangkat
lunak) pada mesin mana kode diinstal dan, oleh karena itu, mengetahui komponen mana yang
terdapat. VIDES dan VIMS ditunjukkan pada versi awal. Versi-versi terkini menggunakan
tenaga yang lebih besar, pengontrol MAC-14 dan pada versi tersebut, tidak dibutuhkan interface
module.
Vital information Display system (VIDS) merupakan subset version dari Vital Information
Management System (VIMS) dengan kemampuan-kemampuan yang lebih sedikit. Bagian ini
mengupas operasi sistem dasar, komponen-komponen utama dan terkait, aplikasi-

- 93 -
aplikasi onboard dan offboard, dan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan sistem.
Bagian ini diperuntukkan untuk memberikan sejumlah latar belakang pengetahuan dari sistem-
sistem VIDS/VIMS. Bermacam modul-modul elektronik dihubungkan terhadap satu sama lain
untuk menerima informasi dari kontrol-kontrol elektronik mesin yang lain (seperti kontrol
mesin, transmisi).

Gambar 97
VIDS dan VIMS merupakan sistem monitoring elektronik untuk mesin-mesin Sandvik yang
besar (Gambar 97). VIMS tersusun dari modular onboard electronics yang memiliki kemampuan
untuk memperoleh data, melakukan analisis, menyimpan informasi dan menampilkan data.
VIDS sama dengan VIMS tetapi tidak memiliki kemampuan penyimpanan data kecuali untuk
informasi kode service. VIDS dan VIMS sama dalam susunan sistem, perbedaan dan persamaan
sistem akan dibicarakan nanti ketika diterapkan. Dengan menggunakan baik perangkat keras dan
perangkat lunak onboard maupun offboard, VIMS menampilkan informasi kepada operator
mesin selain itu juga untuk mensuplai informasi pada sistem-sistem mesin kepada dealer dan
staff teknis pelanggan. Informasi ini akan membantu dalam meminimalkan biaya-biaya operasi
dan waktu kerja yang tidak produktif karena kerusakan mesin/ downtime.
Bermacam modul elektronik yang menyusun VIDS/VIMS berhubungan satu dengan yang lain
yang bertujuan untuk menerima informasi dari kontrol-kontrol elektronik mesin yang lain (seperti
kontrol mesin, kontrol transmisi, dan sebagainya). Untuk melayani dengan sukses mesin-mesin
dilengkapi dengan VIMS, seorang serviceman perlu untuk menjadi

- 94 -
ahli dalam mengakses informasi melalui onboard keypad dan message centre, dan juga harus
mampu untuk menggunakan service tool (PC) yang dimuat dengan perangkat lunak VIMS untuk
melakukan tugas-tugas lain yang diperlukan. VIDS terutama menjadi bidang pemisah/interface
antara operator dan teknisi service melalui penggunaan dari operator keypad dan message centre.
Provisi-provisi untuk computer connection telah dibuat untuk uploading source dan konfigurasi
software dan downloading informasi yang tersimpan untuk analisis.

4.2 EVENTS ( Kejadian / Peristiwa )


VIDS/VIMS dirancang untuk memperingatkan operator tentang kondisi abnormal seketika atau
segera terjadi pada salah satu atau lebih dari sistem-sistem mesin yang sedang dimonitor.
Kondisi-kondisi abnormal ini dinamakan “events/kejadian-kejadian”.
Dua jenis event dikenali dan disimpan oleh VIDS/VIMS.
Salah satu even dinamakan event “mesin” dan memperingatkan operator terhadap kondisi mesin
yang abnormal (seperti temperatur minyak hidrolik terlalu tinggi).
Event yang lain dinamakan “event “sistem”, yang memperingatkan operator terhadap kondisi
yang salah yang disebabkan oleh kerusakan (fault) pada salah satu alat elektronik (seperti sensor
temperatur hidrolik yang sedang digunakan untuk memonitor sistem mesin).
Penjelasan yang lebih terperinci dari “event” akan diulas nanti pada bagian ini. Selain untuk
memperingatkan operator tentang kondisi yang abnormal, mesin-mesin dilengkapi dengan
VIMS yang memiliki service lamp yang terpasang dibagian luar mesin untuk memperingatkan
personil service atau maintenance bahwa “event” terjadi, dan informasi diagnostik terkait event
tersedia dalam VIMS. Modul-modul utama yang membentuk VIDS/VIMS akan dibicarakan
sekarang secara terperinci.

4.3 KOMPONEN UTAMA ( MAJOR COMPONENTS )


Komponen-komponen utama ADALAH:
▪ Gauge Cluster Module
▪ Speedometer/Tachometer Module
▪ Message Centre Module

- 95 -
▪ Keypad
▪ Main Module
▪ Interface Module.

Gauge Cluster Module

Gambar 98
Gauge cluster module mengandung empat gauge untuk memberikan informasi pada
parameter-parameter mesin yang diukur. Pada Off Highway Truck, gauge cluster module
menyediakan:
▪ Temperatur Pendingin Mesin
▪ Temperatur Pendingin Rem
▪ Tekanan Udara Rem
▪ Tingkat Bahan Bakar.
Lihat Buku Petunjuk Operation and Maintenance untuk parameter- parameter mesin tertentu.
VIDS/VIMS menggunakan alat input elektronik(sensor-sensor) untuk mengukur parameter,
menghitung signal output dan mengirim signal kepada gauge cluster dimana parameter ditampilkan.
Gauge cluster dikonfigurasikan untuk mesin tertentu(shovel, Off- Highway Truck atau Wheel
Loader) dan parameter mesin aktual diwakili pada gauge dengan simbol grafik.

- 96 -
Speedometer/Tachometer Module

Gambar 99
Speedometer/tachometer (tidak digunakan pada semua mesin) menampilkan ground speed
dalam mph (km/h), kecepatan mesin, dan transmisi aktual posisi gear. Pada sejumlah mesin
ground speed dan gear aktual tidak ditampilkan. Alat input elektronik yang digunakan untuk
informasi ini akan dibicarakan nanti.

Message Centre Module

Gambar 100
Fungsi utama dari message centre module adalah untuk menampilkan informasi sistem mesin
kepada operator dan serviceman. Selain menyediakan informasi pada mesin atau sistem,
informasi yang dimonitor dan disimpan dalam memory VIMS dapat diakses menggunakan
keypad.
Message centre module mengandung indikator Data Logger, indikator sinyal, universal gauge,
gauge warning area dan message area.
Indikator Data Logger (rangkaian dari empat dot) pada pojok kanan atas memindahkan data
yang lain/scroll ketika Data Logger pada posisi on. Dot-dot tidak terdapat pada saat

- 97 -
Data Logger dihentikan atau pada saat Data Logger dimulai dengan offboard service tool (PC).
Data Logger hanya tersedia pada VIMS. Indikator sinyal memperingatkan operator mengenai kondisi
mesin abnormal. Kondisi dapat disebabkan oleh VIDS/VIMS yang mendeteksi event “mesin” atau
“sistem”. Indikator sinyal menerima signal dari modul utama yang menyebabkan indikator
menyala. Indikator sinyal akan dibicarakan secara terperinci pada bagian warning operation pada
unit ini.
Message area menunjukkan nilai untuk parameter yang terlihat pada universal gauge. Untuk
parameter jenis sensor (input-input jenis non tombol), gauge menunjukkan nilai aktual mengenai
parameter yang sedang diukur.
Gauge dapat juga digunakan untuk mengamati sejumlah parameter mesin dengan entering
nomor parameter pada keypad dan menekan “gauge” pada keypad. Universal gauge
memungkinkan operator atau serviceman untuk memilih parameter “favorit” mereka atau untuk
memonitor troublesome parameter yang tidak melebihi limitnya.
Message area menampilkan informasi mengenai kondisi mesin. Tampilan informasi diutamakan dan
mencakup (1) kejadian-kejadian sistem atau mesin, (2) data yang diminta oleh operator atau
serviceman, dan (3) informasi default
Message area menyediakan dua baris teks (dua puluh karakter setiap baris) untuk menampilkan
informasi kepada operator atau serviceman. Ketika event (mesin atau sistem) terjadi, informasi
terkait parameter yang tidak terperinci ditampilkan pada baris pertama untuk mengenali sifat dari
kondisi abnormal. Berikut adalah contoh dari informasi yang mungkin tampak dalam message
area jika event mesin abnormal terjadi.
LEVEL OLI MESIN RENDAH
MATIKAN DENGAN AMAN

LOW ENGINE OIL LEVEL


SHUT DOWN SAFELY
Informasi pada baris kedua menampilkan respon operator yang diinginkan terhadap kondisi. Jika
event sistem terjadi, message area akan menampilkan parameter diikuti oleh kata ERROR. Baris
kedua akan memberikan operator petunjuk-petunjuk terkait kondisi.
Berikut adalah contoh dari informasi yang mungkin tampak jika event sistem aktif.

- 98 -
TEKANAN OLI
ERROR

Jika lebih dari satu event terjadi sekaligus, informasi event akan ditampilkan menurut prioritas.
Proses prioritas akan dibahas dalam bagian warning operation dari modul ini. Message area
dapat juga menampilkan data yang diminta seperti daftar event atau event- event sistem aktif
dalam Module Identification (MID), Component Identification (CID), dan format Failure Mode
Identification (FMI). Jika tidak ada data yang diminta oleh operator dan tidak ada event message
yang aktif, informasi default akan ditampilkan dalam message area.
Informasi default meliputi waktu dalam sehari, tanggal, dan jam-jam service mesin. Tanggal dan
informasi waktu hanya tersedia pada mesin-mesin yang dilengkapi dengan VIMS. Berikut adalah
contoh dari informasi default yang ditampilkan dalam message area:
0745 267
7/10/00
jika problem ada baik dalam source code atau konfigurasi perangkat lunak, time of day dan
service meter hours tidak akan ditampilkan setelah start-up.

Keypad

Gambar 101

- 99 -
Keypad memungkinkan operator atau serviceman untuk berkomunikasi dengan VIDS/VIMS
dengan entering informasi numerik. Bagian numerik dari keypad (keys 0-9) dapat digunakan
untuk mengawali prosedur-prosedur service, enter kode-kode identifikasi operator, kenali event-
event, dan merespon terhadap instruksi-instruksi khusus VIMS (seperti data logging information).
Indikator (pada pojok keypad) menyala setiap kali key ditekan untuk memberitahukan operator
atau serviceman bahwa keystroke telah diterima. Orientasi dari keypad berbeda bergantung pada
model mesin menggunakan sistem, meskipun fungsi dari keypad terutama tetap sama. Pada
sejumlah sistem, VIDS digunakan pada Carry Dozer D11R misalnya, keypad digunakan untuk
mengatur sejumlah fungsi-fungsi implement secara otomatis dan di khususkan untuk aplikasi.
Enam kunci-kunci tambahan tersedia untuk menginput informasi. Kunci-kunci tersebut yaitu:
Keys Fungsi
Digunakan untuk melengkapi entries dan mengenali event-event.

Digunakan oleh operator untuk memasuki nomor pengenal atau


identitasnya kedalam memory VIDS/VIMS.

Digunakan untuk menampilkan nilai dari sejumlah parameter yang diukur.


Ketika gauge key ditekan, baris satu dari message area menampilkan nama
parameter dan nomor parameter, dan baris kedua menampilkan nilai
parameter dan unit pengukur.
Informasi yang ditampilkan dengan menggunakan key gauge mewakili
satu parameter berturut-turut. Untuk scroll melaui parameter-parameter
yang diperlukan gunakan Forward dan Backward arrow key. Parameter
tertentu dapat ditampilkan tanpa menggunakan forward/ backward key
tetapi dengan entering nomor parameter dan kemudian menekan Gauge
key. Informasi yang
diminta akan tetap ditampilkan sampai OK key ditekan, yang mana

- 100 -
hal ini mengembalikan message centre module kepada default mode. Jika
event terjadi ketika parameter sedang ditampilkan, informasi
parameter akan dipenuhi tulisan mengenai informasi event.
Keypad juga memungkinkan operator atau serviceman untuk scroll forward
dan backward melalui informasi yang terlihat dalam message area, dan untuk
meminta informasi tambahan mengenai event-event sistem atau mesin.

Jika event mesin ditampilkan, dengan menekan F1 key akan mengganti


informasi yang terlihat pada baris kedua dari message area dengan nilai
dan unit-unit event
Jika event sistem ditampilkan, dengan menekan F1 key akan mengganti
informasi yang terlihat pada baris kedua dengan informasi
MID, CID dan FMI (contoh: MID 049, CID 0168, FMI 04).
F2 dan F3 key memiliki fungsi-fungsi yang lebih di khususkan
berdasarkan sistem dan konfigurasi mesin. Pada sejumlah mesin, F2
digunakan sebagai clear key untuk mengeluarkan mode-mode
calibration. Pada sejumlah mesin, F3 digunakan untuk fungsi monitor
payload. Lihat buku pedoman service mesin yang terperinci untuk
informasi lebih.

Table 2

- 101 -
Modul Utama ( Main Module )

Gambar 102
Modul utama (Gambar 102 mengandung computer yang memungkinkan Vital Information
Management System (VIMS) untuk memonitor, menyimpan dan memproses bermacam jenis
informasi. Perangkat lunak yang diperlukan untuk operasional akan dibicarakan pada “Main
Module Software”.
Modul utama menerima dan memproses empat jenis informasi yang berbeda.
Informasi-informasi tersebut dikategorikan sebagai:
▪ Internal Information
Service meter hours, time of day, tanggal merupakan contoh-contoh dari informasi internal.
▪ Sensed Information
Informasi yang diproses oleh interface module (seperti temperatur, tekanan, dan sebagainya)
merupakan contoh dari sensed information.
▪ Communicated Information
Informasi yang didapat dan diproses oleh kontrol-kontrol elektronik dan kemudian
dihubungkan melalui CAT Data Link terhadap modul utama. Data terkait mesin yang
diproses oleh Engine Control Module (EMC) merupakan contoh dari communicated data.
▪ Calculated Information
Informasi diperoleh, dihubungkan atau dihitung dari parameter-parameter data yang lain.
Prosentase dari konsumsi bahan bakar dan faktor muatan merupakan contoh-contoh dari
calculated data.

- 102 -
Selain menerima dan memproses jenis informasi diatas, modul utama juga menyediakan
informasi untuk bermacam komponen output. Modul utama membandingkan data yang di indra
dan diukur dengan spesifikasi-spesifikasi dan batasan-batasan sebelum diprogram,
menggolongkan informasi kedalam event-event “mesin” atau “sistem”, dan memprakarsai respon
output peringatan yang benar.
Setiap mesin yang dilengkapi dengan VIMS mengandung modul VIMS utama. Modul utama
menugaskan Module Identification Description (MID) “49”.

Main Module Battery


Semua on-board stored data (bukan perangkat lunak konfigurasi atau sumber) dipertahankan
dalam volatile memory. Jenis memory ini akan kehilangan data jika power dimatikan. Setiap kali
tombol pemutus hubungan pada posisi ON, baterai-baterai mesin memberi tenaga terhadap modul
utama dan memungkinkan data tersimpan dipertahankan. Backup battery mengambil alih dan
mempertahankan data tersimpan ketika tombol pemutus hubungan pada posisi open. Backup
battery juga memberikan energi kepada fungsi-fungsi data dan waktu ketika tombol key start
dalam posisi OFF, meskipun tombol pemutus hubungan pada posisi ON atau OFF. Bagian-
bagian service main module memiliki umur backup baterai yang lebih pendek dari yang
diharapkan dikarenakan slow drain yang disebabkan oleh fungsi-fungsi waktu dan tanggal.
Backup baterai diharapkan memiliki umur kira-kira dua tahun (perangkat keras V2,0). Baterai
harus diganti setiap dua tahun atau 10.000 jam pengoperasian mesin (perangkat keras V2,0),
yang mana yang terjadi lebih dulu. Dengan perangkat keras V3,0 mengganti baterai setiap lima
tahun. Kegagalan backup baterai menyebabkan peringatan terhadap operator dan menghasilkan
kode-kode service. Selama kegagalan baterai, jika tombol key start pada posisi OFF, kehilangan
stored data mungkin dapat terjadi. Ketika peringatan ini terjadi, download data tersimpan dengan
segera, kemudian ganti backup baterai tanpa menekan tombol key start pada posisi OFF.
Baterai internal VIMS adalah unit Lithium 3V yang dapat diganti.

- 103 -
Data Modul Utama ( Main Module Data )

Data Links
Modul-modul utama menggabungkan empat data link yang berbeda. Salah satu adalah CAT Data
Link yang merupakan link dua arah memungkinkan VIDS/VIMS untuk berhubungan dengan
kontrol-kontrol elektronik onboard yang lain.
CAT Data Link menggunakan dua path komunikasi untuk menjamin komunikasi- komunikasi
yang terus menerus dalam keadaan open pada salah satu path. Data link kedua dan ketiga adalah
data link RS-232. Dua communication link ini terpisah. Salah satu link memiliki dua
communication port, satu di didalam cab dan yang lain diletakkan diluar cab untuk
memungkinkan akses dengan mudah bagi serviceman.
Salah satu dari RS-232 Data Link memungkinkan VIMS untuk berhubungan dengan offboard
service tool (PC). RS-232 Data Link yang lain memungkinkan VIMS untuk berhubungan
melalui two-way radio communication dengan sistem-sistem offboard lain.
Data Link keempat adalah instrumentasi link yang menghubungkan bermacam tampilan
komponen pada modul utama. Data Link ini sama dengan Display Data Link yang digunakan oleh
Sandvik Monitoring System.

Input-Input ( Inputs )
Input-input terhadap modul utama VIMS mencakup input jenis tombol dari tombol key start,
input-input jenis tombol open atau grounded dari tombol-tombol digunakan untuk memonitor
event-event mesin, lighting sensor untuk memberitahukan modul utama pada saat lampu-lamp
panel dash pada posisi ON, keypad input untuk menerima informasi dari keypad, dan input-
input yang mengukur voltase sistem pada pemutus aliran listrik VIMS.

Output-Output ( Outputs )
Modul utama mengirimkan signal output kepada action lamp jika peringatan Level 2 dan 3
terjadi. Modul juga mengirimkan signal kepada action lamp untuk membunyikan alarm jika
peringatan Level 3 terjadi. Modul utama memberikan tenaga listrik untuk semua

- 104 -
display komponen, dan menyalakan service light pada posisi ON (steady) untuk memperingatkan
personil maintenance jika event site aktif terjadi. Lampu akan menyala jika kerusakan terkait
event terjadi.

Komponen-Komponen Tampilan ( Display Components )


Modul utama mensuplai informasi kepada semua komponen tampilan (gauge cluster,
speedometer/tachometer, message centre dan keypad). Komponen-komponen display memperingatkan
operator tentang kondisi-kondisi mesin.

Perangkat Lunak Modul Utama ( Main Module Software )


Modul utama VIMS merupakan komputer yang dirancang untuk tugas tertentu. Komputer
diperuntukkan bagi tugas yang dijelaskan pada buku pedoman ini. Modul utama harus di loaded
dengan dua rangkaian dasar perangkat lunak: sistem pengoperasian (seperti DOS pada PC) dan
aplikasi program (seperti program pemrosesan word pada PC).
Sistem pengoperasian perangkat lunak modul utama yang disyaratkan disebut Source atau Source
Code. Perangkat lunak file ini mungkin dikenal pada PC dengan file extension “src”. Source
code ini dianggap generik karena source code yang sama dirancang untuk akhirnya digunakan
untuk semua aplikasi VIMS.
Aplikasi program disebut konfigurasi. Konfigurasi perangkat lunak memberitahukan
parameter-parameter khusus modul utama untuk mesin bahwa VIMS di instalkan.
Parameter-parameter tersebut mencakup informasi seperti apakah kecepatan mesin dianggap melebihi
kecepatan, apakah voltase sistem dianggap terlalu rendah dan petunjuk- petunjuk peringatan dasar
untuk peringatan-peringatan operator.

- 105 -
Interface Module

Gambar 103
Gambar 103 menunjukkan Interface Module 1 pada Off-Highway Truck. Sistem-sistem truck
yang besar yang dimonitor oleh interface module No. 1 (MID 57) adalah:
▪ Left and Right Exhaust Temperature
▪ Front and Rear Aftercooler Temperature
▪ Fuel Filter System
▪ Fuel Level
▪ Engine Oil Level
▪ Engine Coolant Flow
▪ Engine Coolant Level (Jacket Level)
▪ Low and High Steering Pressure
▪ Brake/Air Pressure
▪ Suspension Cyliders
▪ Torque Converter Screen
▪ Torque Converter Outlet Temperature
▪ Auto Lube
▪ Ambient Temperature
▪ Right Front Strut Pressure
▪ Left Front Strut Pressure.

- 106 -
VIDS/VIMS dapat mengakomodasi lebih dari delapan interface module. Jumlah yang pasti dari
interface module yang diinstal pada mesin Sandvik akan ditentukan oleh konfigurasi perangkat
lunak.
Meskipun setiap modul berfungsi dengan cara yang sama, setiap modul akan ditugasi dengan mid
individualnya sendiri. Jumlah MID terkait dengan setiap modul ditentukan oleh machine harness
code connection pada masing-masing modul.
Modul-modul interface menerima input-input dari sensor dan tombol, memproses informasi dan
kemudian mengirim output kepada modul VIMS utama melalui CAT Data Link dimana
informasi diproses dan dikirimkan kepada bermacam komponen-komponen display. Hal ini
benar-benar menurunkan jumlah wiring harness yang secara normal dibutuhkan untuk mengirim
setiap signal input kepada central location.
Masing-masing interface module beroperasi sebagai kontrol elektronik terpisah dan mengandung
komponen-komponen internal identikal. Masing-masing modul memiliki kapasitas untuk
memproses enam input pulse width modulation (PWM), sembilan input tombol (on-off), dan tiga
input frekuensi (kecepatan/tekanan). Berikut adalah penjelasan ringkas dari input-input interface
module:

▪ Input-Input Sensor
VIMS menggunakan sensor-sensor untuk menyediakan informasi mengenai bermacam
parameter pengukur. Sensor-sensor digunakan oleh VIMS bukan hanya pulse width
modulation melainkan juga jenis frekuensi. Pengoperasian fisik dari sensor-sensor akan
dibicarakan nanti dalam modul ini.
▪ Input-Input Tombol
Masing-masing modul mampu memproses informasi dari tiga belas tombol. Delapan dari
input tombol tak terikat/netral dan membekali mesin dengan informasi status sistem mesin
(open atau grounded). Informasi diterima dari tombol-tombol tekanan, tombol-tombol
temperatur, tombol-tombol flow dan level dan tombol-tombol posisi. Salah satu input tombol
merupakan input terikat diterima dari tombol key start dan memperlengkapi modul dengan
voltase baterai pada kontak No. 1 dari 40 pin connector pada saat tombol key dalam posisi
ON.

- 107 -
Empat input yang tersisa adalah input-input jenis programming dan, dengan sendirinya, input-
input kode harness memberitahukan kepada modul VIMS utama modul interface yang mana yang
berhubungan satu sama lain. Gabungan dari input-input grounded dan open harness menentukan
kode MID yang unik untuk masing-masing modul yang diinstal pada mesin.

4.4 COMMUNICATION LINKS


Vital Information Management System menggabungkan tiga jenis data link yang berbeda. Istilah
“data link” hanya merupakan aspek yang umum dari sistem-sistem. Ketiga jenis tersebut yaitu:
▪ CAT Data Link yang memungkinkan modul VIMS utama untuk berkomunikasi dengan
kontrol-kontrol elektronik yang lain.
▪ RS-232 data links yang merupakan output-output serial port digunakan untuk
berkomunikasi dengan sistem-sistem offboard.
▪ Instrumentation data link yang menghubungkan seluruh komponen tampilan terhadap wiring
harness yang umum.

Caterpillar Data link


CAT Data link merupakan link dua arah yang memungkinkan VIMS untuk berkomunikasi
dengan kontrol-kontrol elektronik yang lain. CAT Data link menggunakan dua path untuk
menjamin komunikasi yang terus-menerus dalam keadaan open pada salah satu communication
path. Path-path dikenali pada skematik elektronik sebagai:
▪ Input-input Kiri (-) dan Kiri (+) pada pin 4 dan 5 dari modul VIMS utama (MID 49)
▪ Input-input Kanan (-) dan Kanan (+) pada pin 6 dan 7 dari modul VIMS utama (MID 49).
Modul VIMS utama akan memperingatkan serviceman untuk mendiagnosa informasi jika problem
komunikasi ditemukan. Modul MID akan ditampilkan bersamaan dengan CID 248 DAN FMI 09
untuk menunjukkan bahwa “abnormal update” telah terjadi. Selain itu, Warning Category 2 akan
diterima. Karena CAT Data Link merupakan harness dua arah (ring), serviceman harus mengecek
modul tertentu untuk power, ground connection yang baik, dan data link connection yang baik.

- 108 -
CAT Data Link dapat dikenali dalam wiring harness mesin sebagai sepasang wires
(twisted/gulungan). Wire harus memiliki satu gulungan per inci.

RS-232 Data Link

Gambar 104
RS-232 data link terdiri dari dua path komunikasi yang terpisah. Salah satu dari link memiliki
dua port komunikasi, satu dalam cab dan yang lainnya ditempatkan pada level ground untuk
memberikan kemudahan akses bagi serviceman. Gambar 104 menunjukkan RS-232 data links
connection yang terletak pada level ground pada 793B. Konektor membekali VIMS dengan
communication path terhadap offboard service tool (PC).
RS-232 data link yang lain memungkinkan VIMS untuk berkomunikasi melalui komunikasi- komunikasi
radio penghubung (telemetry) dengan sistem-sistem offboard yang lain.

Instrumentation Data Link


Data link ketiga (tidak diperlihatkan) adalah Instrumentation Data Link (harness) yang
menghubungkan bermacam komponen-komponen tampilan terhadap modul utama. Data link
merupakan instrumentation wiring harness khusus. Konektor-konektor kesemuanya adalah enam pin
Deutsch connector. Sejumlah komponen tampilan mungkin dapat dihubungkan terhadap beberapa
dari enam pin konektor.
Selain untuk memberikan path-path signal input dan output, instrumentation link juga dapat
memberikan arus listrik dari modul utama kepada semua modul display untuk mensuplai voltase
yang dibutuhkan untuk menerangi tampilan-tampilan.

- 109 -
4.5 TINGKAT PERINGATAN ( WARNING LEVELS )
Kategori-kategori peringatan yang digunakan oleh VIDS/VIMS sama dengan kategori- kategori yang
digunakan oleh sistem-sistem monitoring yang telah dibicarakan sebelumnya dalam bagian ini.
Operator menerima jenis-jenis peringatan berikut: Peringatan Level 1
Indikator sinyal menyala. Tidak ada tindakan segera yang diperlukan oleh operator.
(Membutuhkan perbaikan setelah berakhir shift). Hal ini hanya untuk memperingatkan
operator mengenai kondisi mesin seperti Park Brake sibuk dan tidak membutuhkan service.
Peringatan Level 2
Indikator sinyal menyala dan action lamp menyala. Operasi mesin harus diubah atau
perawatan dilakukan.
Peringatan Level 3
Indikator sinyal menyala dan action lamp menyala dan action alarm berbunyi. Operator harus
melakukan pengamanan segera dengan mematikan mesin.
VIDS/VIMS menggerakkan operasi peringatan ketika event mesin atau sistem terjadi. Kondisi
abnormal di indra oleh interface modul, diproses dan kemudian dikirimkan kepada modul utama
dimana level peringatan yang tepat ditentukan dan di relay kepada operator melalui indikator sinyal
(menyala), action lamp (menyala) atau action alarm (berbunyi).
Input-input peringatan diberikan oleh tombol-tombol dan sensor-sensor. Pada umumnya, lebih dari
satu input dibutuhkan untuk menggerakkan level peringatan khusus. VIDS/VIMS
mengidentifikasi level peringatan yang ditampilkan menurut event-event yang aktif. Jika lebih
dari satu event aktif, setiap event akan di scroll pada area message dalam interval lima detik. Jika
event Level 3 (paling parah) aktif, event-event Level 1 dan 2 tidak dapat di scroll.
Meskipun kategori-kategori peringatan VIMS adalah sama dengan kategori-kategori yang
digunakan pada sistem-sistem lain (EMS, CMS, dan Sandvik Monitoring System), beberapa
perubahan telah dibuat dalam area penyadaran operator. VIMS mendokumentasikan ketika
operator mendapati fault.
Ketika event Level 1 atau 2 menjadi aktif, operator dapat memperoleh event dengan menekan key OK
pada keypad. Dengan bergantung pada sifat dari event, level peringatan dapat

- 110 -
dibatalkan untuk periode waktu tertentu setelah waktu interval dilewati, level peringatan akan kembali
ditampilkan. Event-event Level tidak dapat dibatalkan oleh operator.

CATATAN:
Informasi diatas merupakan keumuman dalam sifat. Untuk informasi mesin yang lebih
spesifik, lihat Buku Pedoman Operation and Maintenance yang tepat untuk mesin yang
bersangkutan.

4.6 MESSAGE CENTRE DAN KEYPAD

Gambar 105
Selain untuk memberikan operator dan serviceman dengan informasi event mesin dan sistem,
message centre dan keypad dapat digunakan untuk memprakarsai banyak operasi service
VIDS/VIMS.

Service Operations
Bagian ini akan mengulas service operation yang berdampak secara langsung terhadap bidang
tanggungjawab teknisi service dan operator. Penjelasan yang lebih terperinci dari service operation
dan kode-kode dapat ditemukan dalam modul buku pedoman service

- 111 -
mesin yang tepat. Kode-kode dan operasi-operasi service merupakan sesuatu yang khusus terhadap
aplikasi-aplikasi mesin.
Berikut adalah contoh dari kode program service:
35478 - Numerical digit menugaskan pada service program untuk melihat daftar event ELIST -
huruf-huruf alpha terkait dengan digit 35478 pada keypad.
Dalam penugasan dari kode-kode program service, numerical code berkorelasi langsung dengan
kode huruf dalam bahasa Inggris saja. Alpha (huruf) designator/penunjuk digunakan untuk
menyederhanakan (mudah untuk diingat) sistem pengkodean. Setelah memasuki kode program
service, key OK pada keypad harus ditekan untuk memulai entry.
Untuk informasi yang lebih terperinci mengenai kode-kode program service lihat buku pedoman
service VIDS atau VIMS yang tepat.

Event-event Sistem dan Mesin ( Machine and System Events )


Komponen-komponen onboard VIDS/VIMS tidak hanya menampilkan informasi yang
berkenaan dengan parameter-parameter mesin tetapi, seperti disebutkan sebelumnya, juga
memperingatkan operator tentang impending event (kondisi abnormal) pada salah satu atau lebih
dari sistem-sistem mesin yang dimonitor. Kondisi-kondisi abnormal tersebut dinamakan
“events”. Dua kategori event berikut dapat terjadi:

Event-event mesin ( Machine Events )


Kode ini menunjukkan bahwa mesin sedang beroperasi diluar batas normal. Event mesin
mungkin terjadi karena parameter tertentu mendeteksi kondisi abnormal.
Contoh dari event mesin dapat berupa tingkat minyak hidrolik rendah atau tingkat bahan
bakar rendah. VIDS/VIMS akan memperingatkan operator dengan tingkat peringatan yang
sesuai. Operator harus mengetahui event dan kemudian mengambil tindakan tepat yang
dibutuhkan. Jika lebih dari satu event terjadi pada tingkat yang sama, message centre akan
berganti-ganti antara masing-masing event.

- 112 -
Event-event system ( Systems Events )
Kode ini mencerminkan kemampuan- kemampuan self-diagnostic VIDS/VIMS. Jika
VIDS/VIMS mendeteksi kondisi event pada salah satu atau lebih dari alat-alat monitoring
elektroniknya (tombol-tombol, sensor-sensor, event sistem akan ditampilkan dengan segera pada
message centre dan operator akan diperingkatkan oleh peringatan yang tepat. Teknisi service
dapat memperoleh kembali informasi tambahan pada fault yang terdeteksi dengan menekan
F1 key pada keypad atau dengan mengakses VIMS melalui penggunaan dari service tool
(PC).

Machine Events

Gambar 106
Message area menyediakan dua baris (dua puluh karakter per baris) untuk menampilkan informasi
kepada operator atau teknisi mesin. Pada saat event mesin terjadi, message yang ditampilkan pada
baris pertama untuk mengidentifikasi jenis dari kondisi abnormal. Baris kedua menunjukkan
tindakan operator yang diperlukan.
Pada Gambar 106, operator diperingatkan dengan peringatan Level 3. Indikator sinyal dan
action lamp akan menyala dan action alarm akan berbunyi. Message centre memerintahkan
operator untuk menutup program mesin dengan aman. Dengan menekan key “F1” akan
menampilkan informasi lebih tentang event mesin pada baris kedua dari tampilan. Dalam contoh
ini baris kedua akan menampilkan voltase sistem sekarang.

- 113 -
VIDS/VIMS mendeteksi voltase sistem rendah yang kritis (kurang dari 23,0 Volt). Operasi
mesin yang terus menerus dengan voltase sistem yang rendah kemungkinan dapat menyebabkan
kontrol-kontrol elektronik yang diinstal pada mesin menutup program/ shut down. Teknisi
service dapat dengan mudah memeriksa event mesin dengan menggunakan universal gauge
sebagai alat service. Dengan memasuki nomor parameter 140 dan menekan gauge key pada
keypad akan menampilkan nama dan nomor parameter pada baris pertama serta nilai dan unit-
unit parameter pada baris kedua.
Ketika event mesin terjadi dan teknisi mesin diminta untuk mendiagnosa kerusakan, hal ini
penting agar semua fakta mengenai keluhan yang dilaporkan dikumpulkan. Kemampuan-
kemampuan canggih dari VIDS/VIMS memungkinkan sistem untuk membedakan antara
problem-problem aktual mengenai mesin atau komponen-komponen serta kondisi kondisinya
yang disebabkan oleh pengoperasian yang tidak tepat (abuse). VIDS/VIMS akan membedakan
antara jenis-jenis dari problem dan mempertahankan jumlah kejadian dalam memory.
Untuk mendiagnosa event-event mesin secara efektif mungkin mensyaratkan teknisi mesin untuk
menggunakan seluruh sumber-sumber VIDS/VIMS yang tersedia. Message centre dan keypad
dapat digunakan untuk menampilkan informasi event seperti statistik event, daftar event dan
laporan penerimaan event. Dengan meneliti informasi diatas, teknisi service harus memprakarsai
operasi service yang tepat.
Pada VIMS, informasi event dapat di download menggunakan service tool (PC). Dengan
mendownload daftar event akan membekali teknisi service dengan jenis informasi event
berikut:
Nomor rangkaian mesin Service
Meter Units (SMU) Deskripsi
(nama event) Tanggal event
Waktu event dimulai
Batas-batas minimum atau maksimum (nilai dimana suatu peringatan terjadi) Unit-
unit pengukuran
Nilai event aktual

- 114 -
Durasi event
Waktu laporan diterima
Hal ini juga perlu untuk menggunakan jenis informasi yang tersimpan lainnya dalam mengatasi
ketidak normal-ketidaknormalan mesin.
Penggunaan VIMS PC akan diulas dalam program pelatihan terpisah.

Event-Event Sistem

Gambar 107
Message area menggunakan dua baris (dua puluh karakter per baris) untuk menampilkan
informasi kepada operator atau teknisi mesin. Ketika event sistem terjadi, informasi yang
mengidentifikasi parameter tertentu mempunyai “error” yang ditampilkan pada baris pertama dan
informasi yang memberikan petunjuk-petunjuk bagi operator tampak pada baris kedua (Gambar
107).
Dengan informasi diatas yang ditampilkan dalam message area, informasi diagnostik tambahan
dapat ditampilkan pada baris kedua dengan menekan F1 key pada keypad. Tampilan sekarang
akan menunjukkan kode-kode MID,CID dan FMI untuk event sistem yang aktif. Misalnya:
OIL PRESSURE ERROR
MID057 CID0827 FMI100
Kode-kode diagnostik ditampilkan pada baris kedua memberikan informasi yang bermanfaat bagi teknisi
service. MID mengidentifikasi kontrol elektronik yang mana yang telah mendiagnosa

- 115 -
event. Karena VIMS memiliki kemampuan untuk menerima informasi event sistem dari kontrol-
kontrol yang lain melalui CAT Data Link, hal ini perlu untuk membangun sumber dari event.
Setiap modul kontrol elektronik yang diinstal pada mesin memiliki keunikan identifier-nya
sendiri. Selalu lihat buku pedoman service yang sesuai untuk kode-kode identifier MID yang
tepat.

CATATAN:
Untuk mendiagnosa, men-troubleshoot dan memperbaiki kerusakan-kerusakan
VIDS/VIMS, teknisi service disyaratkan untuk mempelajari semua sumber- sumber
yang tersedia (buku-buku pedoman service, skematik-skematik wiring, handout-
handout, dan sebagainya) serta menyelesaikan kursus pelatihan VIMS.

4.7 UPDATE INFORMATION

Gambar 108 - Sistem-Sistem Elektronik 793C (ATY)


Pada truck-truck OHT, VIMS menggunakan satu ABL2M ECM untuk menerima signal- signal
input dari tombol-tombol dan sensor-sensor dan juga berfungsi sebagai modul utama. Disini
tidak terdapat Interface Module. VIMS juga berhubungan dengan kontrol- kontrol elektronik
yang lain pada mesin. Yang terlihat dibagian bawah adalah Brake ECM (ARC dan TCS) dan
ECM Transmission/Chassis ECM.

- 116 -
Gambar 109 - 1. Modul Utama VIMS / 2. Brake ECM / 3. Transmission/Chassis EMC.
Yang terlihat adalah Electronic Control Module (ECM’s) yang diinstal dalam 783C (ATY) truck
(Gambar 109). Terletak dalam ruangan pada bagian belakang dari tempat duduk/cab adalah VIMS
Main Module (1), Brake ECM (2) dan Transmission/Chassis EMC (3).
Brake ECM mengontrol sistem Automatic Retarder Control (ARC), Traction Control System
(TCS) dan rear axle cooling. Transmission/ Chassis EMC mengontrol perpindahan transmisi, torque
converter lockup, hoist system, neutral-start feature, power train filter, temperature monitoring dan
automatic lubrication feature.
Semua kontrol-kontrol ini, bersama dengan Engine ECM, berhubungan satu sama lain pada CAT
Data Link. Semua informasi dari kontrol-kontrol ini dapat diakses melalui VIMS message centre
atau laptop computer dengan Electronic Technician (ET) atau VIMS PC software.

- 117 -

Anda mungkin juga menyukai