Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rezky Arkan Syarif Pohan

NIM : 2211102116

Kelas : S1IF-10-C

RESUME KELOMPOK 8

1. Latar Belakang NKRI


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 merupakan awal berdirinya NKRI.
Negara Indonesia diproklamasikan oleh para pendiri bangsa sebagai negara kesatuan.
Negara Indonesia terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat,
suku, keyakinan serta budaya. Itu sebagai tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), bentuk negara yang dipakai oleh Indonesia adalah negara
kesatuan dengan bentuk republik. Bentuk negara tersebut tercantum dalam UUD 1945
Pasal 1 Ayat 1.

Bentuk pemerintahan NKRI adalah republik. Sehingga negara diselenggarakan


berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara demokratis, yang
dibentuk melalui pemilihan umum (Pemilu). Itu terkandung dalam UUD 1945 pasal 1
ayat (2). ”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang
Dasar”.

Kedaulatan di tangan rakyat, artinya Indonesia menganut sistem demokrasi dalam


menjalankan pemerintahannya. Dalam negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat.

Nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan jiwa lahirnya NKRI. Karena menyadari
tentang keragaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
bangsa Indonesia secara jelas dapat dipahami dari dasar negara Pancasila dan konstitusi
negara, UUD 1945.
Meskipun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai ragam suku, adat istiadat, agama yang
berbeda-beda dan terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan yang tercermin dalam suatu ikatan dan
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda tetap satu juga”. Yaitu
persatuan bangsa dan negara Indonesia.

2. Sejarah NKRI

Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya tanam paksa
(Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah menyebabkan hancurnya struktur
tanah yang dimiliki pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar pribumi dalam
menjalankan segala aktivitasnya.

Dengan adanya tanam paksa yang diterapkan telah mengubah jenis tanaman pribumi
dengan jenis tanaman yang didatangkan dari Eropa yang notabene tidak dikuasai oleh
pribumi, hal ini menyebabkan pribumi tidak lagi mampu mengelola tanah yang dimilikinya
dan tidak mengerti jenis tanaman yang berasal dari Eropa, sehingga pribumi pada saat itu
terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan tertindas.

Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan politik ethis
sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan suatu sistem pendidikan
di wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang dibebankan untuk mendapatkan
pendidikan ini terlalu mahal, maknanya tidak semua pribumi mampu menikmati
pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Dari sinilah terbangun strata sosial di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.

Adapun bentuk strata sosial tersebut telah memposisikan pribumi sebagai kaum
mayoritas berada pada kelas terbawah, kelas di atasnya adalah ningrat-ningratnya
pribumi dan para pendatang dari Asia Timur (Cina, India, Arab, dsb), kemudian kelas
teratas adalah orang-orang Eropa dan kulit putih lainnya. Hal ini menjadikan pribumi
sebagai kaum mayoritas semakin terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan tertindas.
Sehingga pada tahun 1908, Dr. Soetomoe membangun pendidikan bagi kaum pribumi
secara informal dan gratis dengan nama Budi Utomo sebagai bentuk kepedulian terhadap
pribumi yang semakin tertindas.

Pada akhirnya pendidikan pribumi tersebut diteruskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan
mendirikan Taman Siswa pada tahun 1920 secara formal, pendidikan pribumi yang
dijalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar Dewantara telah membangkitkan jiwa-jiwa
kebangsaan dan persatuan untuk melakukan perlawanan kepada Belanda, yang pada
akhirnya mengakumulasi lahirnya Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928
melalui momen Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal dari
Jong-jong atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di Indonesia yang memiliki
komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Orang-orang Indonesia
(pribumi).

Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian bahu membahu
mengadakan perlawanan kepada pihak Belanda untuk merebut kemerdekaan Indonesia
dan barulah 17 tahun kurang 2 bulan kurang 11 hari atau tepatnya pada tanggal 17
Agustus 1945 atas berkat rahmat Allah SWT Bangsa Indonesia dapat mencapai
kemerdekaannya dalam bentuk Teks Proklamasi yang dibacakan oleh Dwi-Tunggal
Soekarno-Hatta.

Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Bangsa Indonesia membentuk
suatu Negara Republik Indonesia dengan disahkannya konstitusi Undang-Undang Dasar
1945 sebagai aturan dasar di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Makna NKRI

NKRI yang merupakan wujud proklamasi kemerdekaan, memiliki makna yang dalam
dengan kondisi bangsa Indonesia yang majemuk.

1. Keutuhan wilayah yang meliputi seluruh pulau dengan segenap tanah air dan udara
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
2. Keutuhan khasanah budaya yang meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil
pemikiran.
3. Bangsa Indonesia dan suku-suku di seluruh wilayah NKRI.
4. Keutuhan Sumber Daya Alam (SDA) dengan meliputi seluruh kekayaan alam
berupa barang tambang, flora dan fauna.
5. Keutuhan penduduk atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi orangnya,
status, keselamatan hingga kesejahteraannya.

4. Tujuan NKRI

Tujuan negara menurut para ahli :

1. Menurut Shan Yang dan Machiavelli

tujuan negara adalah untuk memperluas kekuasaan sehingga rakyat wajib mau
berkorban untuk kejayaan negara.

2. Menurut Rousseau

tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang dan mengembangkan


daya ciptanya sebebas mungkin.

Tujuan negara terbagi 2 yaitu :

1. Tujuan Essensial, yang mempertahankan negara sebagai organisasi politik yang


berdaulat

2. Tujuan Fakultatif, menyelenggarakan dan memperbesar kesejahteraan umum.

Tujuan NKRI memiliki tujuan yang dinyatakan dalam dalam UUD 1945 alenia ke-empat.

Anda mungkin juga menyukai