Anda di halaman 1dari 10

https://telegra.

ph/Hutan-larangan-adat-kenegerian-Rumbio-03-06

Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio


March 07, 2020

simpang hutan larangan adat kenegerian Rumbio, Dusun V Danau Siboghia


desa Rumbio

Hutan Larangan Adat Kenegerian Rumbio secara geografis terletak pada


00°18’50”-00°19’05” LU dan 101° 07’30”-101° 08’00” BT dengan luas
499,30 Ha. Secara administrasi pemerintahan Hutan Larangan Adat
Kenegerian Rumbio terletak di Kenegerian Rumbio, Kecamatan Kampar,
Kabupaten Kampar.

batas-batas wilayah:
1. Sebelah Utara berbatasan denganKecamatan Kampar Utara
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Kampar kiri
3. Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Bangkinang
4. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kampar Timur
Di Kenegerian Rumbio ada 5 persukuan
Dari 5 persukuan disebutlah Penghulu Nan Sepuluh (10), masing-masing
persukuan dua orang penghulu yaitu

1. Suku Putopang: Datuk Ulak Simano dan Datuk Rajo Mangkuto


2. Suku Domo:Datuk Godang dan Datuk Gindo Marajo
3. Suku Piliang: Datuk Putio dan Datuk Majo Bosou
4.Suku Kampai: Datuk Sinaro dan Datuk Paduko
5. Suku Caniago: Datuk Gindo Malano dan Pito Malano.
Masing-masing datuk penghulu nan sepuluh, dibantu oleh 3 orang
pembantu, yaitu
Malin: Bidang Agama,
Monti/Pegawai: Bidang perundingan dibidang adat istiadat
Dubalang : Bidang keamanan,berkaitan sengketa pidana dan perdata.
Maka disebut keseluruhan Ninik Mamak yang Empat Puluh (40) atau
Ninik Mamak 40 jini. Berjumlah 40 orang : Inilah yang disebut Ninik
Mamak yang Besar ke Balai.
Pucuk di negeri ada dua
Datuk Ulak Simano besar ke dalam (Kadaghek bapucuok kayu)
Datuk Godang bersifat besar keluar. (Kalawik babungo kaghang)
gerbang dalam hutan larangan adat kenegerian Rumbio
Dalam menata kehidupan masyarakat beragama dan
bernegara,masyarakat adat Kenegerian Rumbio juga memegang prinsip
Tigo Tungku
Sajorangan atau Tali Nan Bapilin Tigo. Kaum adat, Ulama dan
Pemerintah
harus bekerja sama dan berusaha untuk membina kaumnya masing-
masing.

Kaum adat atau Ninik Mamak bertugas membina anak cucu


kemenakannya.
Ulama bertugas membina jemaahnya dan Aparat Pemerintah
bertugas
membina rakyatnya.
Dalam hal ini dikenal dengan istilah adat sebagai berikut:
1. Penghulu lai Sandiko
2. Monti lai sasoko jo pisoko
3. Dubalang lai sakudorat
4. Malin lai sakitabullah
5. Tuo lai sapakaian

Artinya, masinag-masing komponen mempunyai pagangan dan arah


yang sama dalam menjalankan tugasnya sehari-hari termasuk dalam
pengelolaan hak ulayat yang terdapat di Kenegerian Rumbio tersebut.
Apabila ketiga komponen tersebut di atas tidak lagi sejalan atau searah
dalam membina kaumnya maka kegagalan dan kehancuranlah yang akan
terjadi.
Hutan Larangan Adat Rumbio memiliki dua kawasan hutan primer
dengan luas total +530 Ha yaitu kawasan hutan larangan Ghimbo Potai
dengan luas 70 Ha dan satu kawasan hutan larangan yaitu Sialang
Layang, Halaman Kuyang, Koto Naghao, Tanjung Kulim dan Cubodak
Mangkaghak dengan luas 460 Ha

Penamaan wilayah di hutan larangan adat


Kenegerian Rumbio
peta hutan larangan adat kenegerian Rumbio

Ghimbo Potai, disebut demikian karena konon dulu banyak tumbuh


subur pohon Potai di kawasan blok hutan ini.

Ghimbo Sialng Layang, kisah penamaannya memiliki banyak versi.


Konon banyak terdapat Pohon Layang yang Mirip kayu kempas yang
sering ditempeli sarang madu sialang. Arti lainnya dari Sialang layang
merupakan pohon sialang yang memiliki daun yang melayang layang

Ghimbo Kala Mutung, terletak di sekitar aliran sungai Sigha

Ghimbo Koto Nagagho, dipercaya merupakan lokasi perkampungan


nenek jaman dulu. Merupakan sebuah Kota atau nagari, tempat moyang
perkampungan lama.

Ghimbo Panoghan, Penarahan/Tarah Kayu.Tempat menara kayu,


karena dahulu semua hutan merupakan lokasi menara kayu.Ghimbo
Panoghan merupakan penamaan terhadap seuruh kawasan Ghimbo,
namun lambat laun masing-masing kawasan ghimbo memiliki
WIlayahnya sehingga hanya sebagian kecil yang dijuliki Ghimbo
Panoghan.

Ghimbo Halaman Kuyang, Tempat burung kurau, burung yang tidak


bisa terbang dan bermukim di tanah, bermain dan berkerumun,sehingga
lokasi penamaan sesuai karakteristik Halaman Kuyang yang artinya
tersebut dalam bahasa lokal disebut Gelanggang Kurau.

Tanjuong Kulim, merupakan kawasan di Semenanjung Barat yang


banyak memiliki kayu kulim.

Chimbo Cubodak Mangkaghak, Ghimbo yang memiliki banyak


tanaman Cubodak (cempedak)
Hutan adat Rumbio tidak terhubung dengan hutan lainnya. Di
sekelilingnya sudah bertumbuhan perumahan penduduk dan
perkebunan karet milik masyarakat.

Adapun hasil dari hutan tersebut diantaranya yang dapat


dirasakan oleh masyarakat yaitu :
a. Sumber Mata Air, Air yang mengalir di dalam hutan dan dapat
diraskan manfaatnya oleh masyrakat untuk penghasilan air bersihb.
Buah – buahan, seperti Petai, Nangka hutan, Tampuai, Tungau.
c. Kayu Bakar, kayu yang sudah mati,dan dapat digunakan untuk kayu
bakar
d. Paru- paru Oksigen dan perlindungan binatang-binatang yang ada
di dalam hutan
pohon kempas 6 pelukan orang dewasa

Sebagai hutan primer, hutan larangan Rumbio memiliki vegetasi yang


asli dan beragam. Di antaranya yang paling besar adalah pohon
kempas.Kempas di hutan ini ada yang mencapai diameter bawah hingga
2 meter, atau empat pelukan orang dewasa. Selain kempas, ada juga ara,
arang-arang, bayas,cubadakhutan,jelutung,kandis,keruing,kulim,
manau, manggis hutan, medang sendok, meranti, palem kipas,
pulai,rambutan hutan, pinang hutan.
Setiap peraturan-peraturan memiliki hal yang bersifat larangan,begitu
juga dengan hukum adat.

Hal-hal yang dilarang di dalam hutan larangan adat


adalah:
1. Menebang pohon tanpa izin dari ninik mamak. Pada kawasan hutan
larangan adat dilarang melakukan penebangan kayu dan kegiatan lain
yang dapat merusak keberadaan segala sesuatu yang terkandung di
dalamnya serta kegiatan yang dapat merubah fungsi hutan tersebut.Ini
tertera pada Peraturan Adat Kenegerian Rumbio Nomor 1 Tahun 2007
pasal 2 ayat 2.

2. Membakar hutan. Kegiatan ini dapat merusak keberadaan segala


sesuatu yang terkandung di dalam hutan larangan,sesuai dengan
Undang-Undang Adat
Kenegerian Rumbio Nomor 1 Tahun 2007 pasal 2 ayat 2.

3. Mengalih fungsikan lahan hutan. Sesuai dengan Peraturan Adat


Kenegerian Rumbio Nomor 1 Tahun 2007 pasal 2 ayat 2, kegiatan
mengalih fungsikan lahan hutan merupakan kegiatan yang sangat
dilarang.

himbauan dilarang berburu di hutan


4. Berburu satwa. Sama halnya dengan menebang pohon, berburu satwa
juga merupakan kegiatan yang dilarang.Dengan adanya kegiatan ini
dapat mengancam keberadaan satwa yang ada di dalam hutan.

5. Takabur jika memasuki hutan.Masyarakat adat di Kenegerian Rumbio


meyakini adanya makhluk gaib yang
hidup berdampingan dengan kita. Hutan larangan adat diyakini
merupakan salah satu tempat tinggalnya makhluk tersebut.Sebelum
memasuki kawasan hutan larangan adat dianjurkan membaca doa sesuai
dengan keyakinan masing-masing.

6. Berbuat maksiat dan berkata-kata kotor di dalam hutan. Tidak hanya


agama yang melarang perbuatan maksiat tetapi hukum adat juga. Ini
merupakan nilai agama yang
terkandung didalam hukum adat.

Buah cempedak hutan


Selain peraturan yang berupa larangan, dalam hukum adat juga terdapat
hal-hal yang boleh dilakukan di dalam hutan larangan adat.
Adapun hal-hal yang boleh dilakukan di dalam hutan larangan
adat adalah:
a. Mengambil kayu bakar (kayu yang sudah mati). Ini merupakan
salah satu kearifan lokal masyarakat adat Kenegerian Rumbio.Mereka
masih menggunakan kayu bakar sebagai pengganti minyak tanah,
walaupun sebagian besar masyarakat adat telah meninggalkan tradisi
ini.
b. Mengambil buah-buahan yang telah matang. Ini juga merupakan
kearifan lokal masyarakat adat Kenegerian Rumbio. Selain sumber air
dan oksigen, buah-buahan yang
telah matang merupakan hak dari masyarakat adat yang boleh diambil
atau dimanfaatkan untuk keberlangsungan
hidupnya.

penelitian ketahanan kayu

c. Melakukan penelitian-penelitian ilmiah. Hutan larangan adat


merupakan lokasi favorit bagi para peneliti, karena di dalamnya terdapat
flora dan fauna yang langka. Hukum adat tidak membatasi penelitian-
penelitian ilmiah selagi tidak merusak hutan larangan adat.
https://bahteraalam.org/2022/07/04/hutan-adat-imbo-ayo-rumah-terakhir-satwa-langka/

Hutan Adat Imbo Ayo, Rumah Terakhir Satwa Langka

https://bahteraalam.org/2020/12/27/jalan-panjang-pengembalian-hak-masyarakat-adat-atas-hutan-di-
kampar-riau/

Jalan Panjang Pengembalian Hak Masyarakat Adat Atas Hutan di Kampar Riau

https://www.adopsipohonriau.org/society/2

Hikayat Hutan Adat Ghimbo Pomuan dan Ghimbo Bonca Lida

https://bahteraalam.org/2022/01/24/perlu-riset-untuk-ungkap-potensi-hutan-adat-ghimbo-pomuan/

Perlu Riset untuk Ungkap Potensi Hutan Adat Ghimbo Pomuan

Anda mungkin juga menyukai