Anda di halaman 1dari 5

Nama : yona syahtiwa putri

bp : 1910822016

Hukum adat suku anak dalam

Suku Anak Dalam termasuk salah satu suku asli yang ada di Provinsi Jambi. Suku Anak Dalam
atau sering disebut juga dengan Orang Rimbo merupakan suatu kelompok masyarakat yang
masih hidup dengan cara tradisional dan hidup secara nomaden atau berpindah-pindah di hutan
yang terdapat di Provinsi Jambi

Dalam mencari kebutuhan hidup Suku Anak Dalam sangat menjaga hutan tempat tinggal, dapat
terlihat dari kearifan-kearifan lokal mereka. Suku Anak Dalam tidak pernah mengeksploitasi
hutan secara berlebihan. Dalam melakukan segala aktifitas kehidupan Suku Anak Dalam
memiliki hukum adat dalam bentuk lisan dan mereka menyebutnya seloko. Kearifan lokal Suku
Anak Dalam sangat berguna bagi hutan dan segala kehidupan di dalamnya. Dengan tidak
mengambil segala yang ada di hutan secara berlebihan dan tetap menjaga kelestarian hutan

Seperti halnya pada setiap kelompok masyarakat, Suku Anak Alam juga memiliki aturan hidup
atau hukum adat yang harus ditaati oleh seluruh warganya. Ada beberapa aturan hidup yang
harus dijalankan dan harus dipatuhi, yaitu:

1. Seloko dan Mantera

Seloko adalah aturan hidup yang didapat dari mimpi, dan berisikan tentang aturan-aturan hidup
juga bagaimana cara bersikap baik kepada sesama maupun kepada alam tempat tinggalnya.
Kehidupan ”Orang Rimbo”sangat dipengaruhi oleh aturan-aturan hukum yang sudah diterapkan
dalam bentuk seloko-seloko(istilah, pepatah yang menjadi aturan adat)yang secara tegas
dijadikan pedoman hidupoleh para pemimpin, khususnya Tumenggung dalam membuat suatu
keputusan. Selokojuga menjadi pedoman dalam bertutur kata sertabertingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat ”Orang Rimbo”. Bentuk -bentuk seloko itu antara lain:

a) Bak emas dengan suasa .(perbedaan antara nilai yang mahal dan murah)
b) Bak tali berpintal tigo(kebersamaan menjadi kekuatan)
c) Yang tersurat dan tersirat(sudah dipegang dan dimiliki)
d) Mengaji di atas surat(mempunyai dasar/aturan).Banyak daun tempat berteduh(banyak
tempat mengadu)
e) Meratap di atas bangkai(menyampaikan keluh kesah)
f) Dak teubah anjing makan tai (kebiasaan yang sulit di ubah )
g) Dimanobiawak terjun disitu anjing telulung (dimano kita berbuat salah disitu adat yang
dipakai).
h)
i) Dimano bumi di pijak disitu langit di junjung (dimana kita berada, disitu adat yang kita
junjung, kita menyesuaikan diri)
j) Bini sekato laki dan anak sekato Bapak (bahwa dalam urusan keluarga sangat menonjol
peran seorang laki –lakiatau Bapak )
k) Titian galling tenggung negeri (tidak ke sini juga tidak
kesana/labil/bimbang/ragu)Seloko-selokoadat ini menurut mereka tidak hilang dan tidak
bisa(berubah).

2. Budaya Melangun

Orang Rimba mengenal kebiasaan yang unik dan berbeda dari suku yang lainnya. Mereka
mengenal istilah melangun. Melangunmerupakan tradisi meninggalkan genah (tempat
tinggal) secara bersama-sama menuju ke genah(tempat tinggal) baru jika ada anggota
keluarga meninggal dunia di tempat tinggal tersebut.Mereka harus meninggalkan ladang,
hasil ladang, dan rumah untuk pindah ke tempat lain Upacara melangun biasanya dimulai
ketika salah satu anggota keluarga dalam kelompok dianggap menunjukkan tanda-tanda akan
meninggal karena sakit keras. Anggota yang sakit keras segera diungsikan ke tempat lain
dalam sebuah pondok dengan ditunggui keluarga dekatnya (ayah, ibu, anak, dan saudara
kandung). Anggota keluarga lain yang masih dalam kelompok segera mempersiapkan
melangun. Jika yang bersangkutan meninggal, maka mulailah upacara melangun. Dalam
bepergian tersebut seluruh anggota keluarga wanita dan anak-anak meratop sejadi-jadinya. di
zaman dahulu melangundilakukan selama 3 (tiga) tahun. Sekarang tradisi melangun hanya
dilakukan selama 3 (tiga) bulan saja. Menurut keyakinan mereka melangundilakukan untuk
menghilangkan rasa sedih karena kehilangan anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
Tradisi ini masih dilakukan bagi Orang Rimba setiap ada saudara atau kerabat mereka yang
meninggal dunia.

3. Besale

Besale adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang Rimba untuk memanggil dewa mereka agar
hadir dalam acara pengobatan dan pernikahan Orang Rimba.20 Dalam kegiatan besale ini
terdapat satu seloko, yaitu ado rimbo ado bungo, ado bungo ado dewa. Maksudnya ialah bunga
dapat menghadirkan dewa, dan bunga itu menjadi syarat sah bagi pasangan yang hendak
menikah. Bunga yang bisa digunakan dalam besale itu banyak sekali, boleh menggunakan bunga
apa saja, asalkan bunga tersebut berasal dari rimba. Tanpa bunga menikahnya tetap sah tetapi
belum diakui oleh Tamenggungkarena syaratnya kurang. Selain untuk proses pernikahan,
kegiatan besale juga biasa dilakukan untuk kegiatan lain, misalnya untuk mengobati orang sakit
gigi, maka dipanggillah dewa dengan cara mengambil bunga. Bunga yang digunakan berobat
tidaklah sama dengan bunga untuk ritual pernikahan.

4. Hompongan

Hompongan dalam bahasa rimba berarti ‘bendungan/batas’. Hompongan ini berbentuk ladang
yang sambung-menyambung antara satu dan yang lain di daerah perbatasan Taman Nasional
Bukit Duabelas untuk menghambat proses perambahan hutan yang dilakukan masyarakat luar.
hompongan adalah lahan yang bentuknya memanjang dan ditanami karet dan tanaman lainnya.
pembuatan hompongan ini menjadi batas sekaligus penyangga hutan Taman Nasional Bukit
Duabelas. Warga luar atau perusahaan dilarang keras membuka hutan Hompongan berfungsi
untuk menghambat proses perambahan hutan yang dilakukan oleh masyarakat luar. Manfaat dari
pembuatan pagar atau tanda milik tanah tersebut untuk melindungi hutan dari perusakan yang
dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Karena jika hutan dirusak, maka akan
mudah terjadinya bencana alam. Kondisi hompongan sekarang masih dipakai oleh Orang Rimba
karena masyarakat luar merasa segan dan malu untuk mengambil tanah yang sudah dibuat
hompongan. Suku Anak -Dalam masih menjaga larangan-larangan atau aturan-aturan dalam
mengelola hutan yang berupa kawasan hutan dan pohon-pohon yang tidak boleh ditebang atau
dirusak yaitu :

a. Tanah Peranakan

tanah Peranakan adalah tanah yang sudah dipilih oleh orang pintar atau dukun dalam bahasa
Orang Rimba, yaitu tanah yang sudah terbebas dari gangguan roh jahat yang ingin
mengganggu.Tanah ini diperuntukkan bagi perempuan yang hendak melahirkan. Jadi para ibu-
ibu Orang Rimba diharuskan melahirkan di atas tanah tersebut. Tanah peranakan ini tidak boleh
gunakan untuk membuka ladang pertanian apalagi dirusak. Tanah Peranakan dianggap sebagai
tanah yang dapat membawa keberuntungan atau biasa disebut mujur dalam bahasa Orang Rimba,
baik bagi ibu yang melahirkan maupun bagi anak yang dilahirkan. Sampai saat ini tanah
peranakan masih dijaga dengan baik oleh Orang Rimba. Apabila tanah peranakan dirusak atau
ditebang oleh orang luar maupun oleh Suku Anak -Dalam maka mereka terkena hukum adat,
yaitu hukuman mati. Tujuan dari larangan untuk menebang atau merusak kawasan tanah
peranakan adalah untuk melindungi kawasan tanah peranakan dari perambahan hutan dikawasan
TamanNasional Bukit Dua Belas. Karena kepercayaan mereka apabila akan melahirkan diluar
kawasan tanah peranakan akan sulit bayi untuk lahir, sehingga setiap Suku Anak –Dalam yang
akan melahirkan harus didalam kawasan tanah peranakan untuk memudahkan proses kelahiran
bayi. Karena itu perlunya adanya aturan tidak boleh merusak atau menebang kawasan tanah
pernakan.

b. Tanah Badewa-dewa

Tanah badewa-dewa maksudnya adalah tanah yang dipercayai oleh Orang Rimba bahwa di
dalamnya dihuni oleh dewa-dewa.Tanah ini harus tetap dijaga dan tidak boleh dirusak.
Kegunaannya adalah untuk tempat pemujaan Apabila tanah bedewa –dewa dirusakoleh orang
luar atau Suku Anak -Dalam akan dikenakan hukum adatyaitu hukuman mati. Tujuan dari
larangan merusak tanah bedewa-dewa adalah untuk melindungi tanah bedewa-bedewa dari
pembalakan kawasan hutan. Kepercayaan mereka apabila tanah bedewa –bedewa dirusak maka
dewa akan marah, dan dewa akan membuat anak –anak sakit dan bisa sampai meninggal. Tanah
bedewa-dewa merupakan tempat peribadatan mereka sihingga kawasan tanah bedewa-dewa
tidak boleh dirusak.

c. Bento Benuaran

Bento benuaran adalah kawasan hutan yang banyak ditumbuhi buah –buahan hutan seperti
rambutan, durian, duku, bedaro dan sebagainya.Suku Anak -Dalam sampai saat ini masih
menjaga bento benuaran dan tidak boleh dirusak, karena buah–buahan merupakan salah satu
penghasilan dan makanan Suku Anak -Dalam. Bento benuaran tidak hanya meiliki satu tempat
tetapi tersebar menjadi beberapa kawasan didalam hutan Taman Nasional Bukit Dua
Belas.Apabila ada yang merusak akan dikenakan hukuman adat berupa denda beberapa helai
kain. Tujuan dari aturan tersebut adalah untuk melindungi kawasan bento benuaran dari
pembalakan kasawan hutan. Karena kawasan bento benuaran merupakan kawasan yang banyak
ditumbuhi buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan hasil buahnya dapat dijual
untuk penghasilan tambahan, apabila kawasan ini durusak maka Suku Anak –Dalam akan
kehilangan sumber makanan dan pneghasilan tambahan mereka.

e.Pohon Sialang

Pohon sialang adalah pohon besar yang ada madunya. Kepercayaan Suku Anak -Dalam bahwa
pohon yang ada madunya berarti pohon tersebut ada dewanya. Sehingga pohon Sialang tidak
boleh ditebang dan dirusak.Apabila pohon sialang dirusak mereka percaya tidak aka ada tawon
madu yang hinggap lagi dipohon tersebut sehingga tidak ada madu lagi. Apabila pohon tersebut
dicatuk atau dikapakmaka akan terkena hukuman adat berupa uang sesuai dengan nilai dari hasil
panen madu dari pohon tersebut atau beberapa keeping kain.Pohon sialang masih banyak
tersebar dikawasan hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas.Tujuan dari aturan tersebut adalah
untuk melindungi pohon sialang. Karena pohon silang merupakan pohon yang sangat besar,
sehingga banyak orang yang menebang pohon sialang untuk diambil kayunya. Pohon sialang
memiliki fungsi yang sangat besar bagi Suku Anak –Dalam karena dipohon sialang terdapat
madu yang hasilnya dapat dijual untuk penghasilan mereka. Sehingga

f. Pohon Setubung

Pohon setubung adalah pohon yang untuk menguburkan ari –ari bayi yang baru
lahir.Kepercayaan Suku Anak -Dalam pohon setubung dijadikan sebagai rumah untuk roh ari –
ari bayi tersebut. Sehingga pohon setubung tidak boleh dirusak apa lagi ditebang.Menurut
kepercayaan mereka apabila ada yang menebang atau merusak pohon tersebut maka anak yang
ari-arinya dikuburkan dibawah pohon tersebut akan sakit dan bisa terjadi kematian. Karena itu
apbila ada yang merusak atau menebang pohon tersebut akan dikenakan hukum adat berupa
bayar bangun yaitu denda 500 lembar helai kain

g. Pohon Tenggeris

Pohon tenggeris adalah pohon yang digunakan untuk mengusap ubun-ubun bayi atau sebagai
media upacara pemberian nama bayi. Sehingga pohontersebut tidak boleh ditebang dan
dirusak.Apabila merusak dan menebang pohon tenggeris yang telah digunakan untuk mengusap
ubun-ubun bayi maka akan dikenakan hukum adat berupa denda beberapa helai kain.

5. Pantang Dunia Terang

Dunia terang yang dimaksud adalah kehidupan di luar hutan rimba yang menjadi tempat tinggal
Suku Anak Dalam. Masyarakat yang tinggal di luar hutan rimba disebut sebagai masyarakat
terang. Berinteraksi dengan dunia terang terkadang juga dilakukan oleh etnis ini meskipun sangat
dibatasi.

6. Aturan Mandi

Suku Anak Dalam adalah kelompok masyarakat yang sederhana dan masih menjalani kehidupan
primitif. Suku Anak Dalam sangat membatasi diri mereka dalam aktivitas sehari-hari, termasuk
juga saat mandi.

Proses mandi hanya dilakukan dengan menyeburkan diri ke dalam sungai dan membasuh diri
hingga mereka merasa sudah bersih. Mereka tidak perlu menggunakan sabun, sampo, dan lain-
lain.

7. Larangan Berduaan Laki-laki & Perempuan

Aturan tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam Suku Anak Dalam ternyata
cukup keras dan keduanya dilarang berduaan. Jika ketahuan melanggar, maka akan dikenai
hukuman berupa kawin paksa. Namun sebelum dikawinkan, mereka harus menjalani hukuman
cambuk dengan rotan terlebih dahulu. Hukum adat ini dianggap sangat memalukan bagi kedua
belah pihak orangtua.Pria dari masyarakat terang yang hendak masuk ke wilayah Suku Anak
Dalam pun ada aturannya. Pria ini harus ditemani dengan seorang pria dari Suku Anak Dalam
dan idak bisa masuk sendirian.

Anda mungkin juga menyukai