Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa Rasulullah pendidikan jasmani dilakukan tidak hanya untuk

kesehatan semata tapi juga dilakukan dengan tujuan untuk membela agama

Allah yaitu Islam. Sebagaimana Rasulullah SAW. pernah memerintahkan antar

anak pemuda yang menang akhirnya diikutkan dalam peperangan dalam

membela Islam (Ahmad Syauqi Al-Fanjari, 1999). Selain itu, di antara

pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah Selain berenang, memanah, dan

berkuda untuk persiapan membela Islam. Sejarah menyebutkan bahwa

tersebarnya Islam banyak melakukan pembelaan dengan melakukan

perlawanan terhadap musuh, sehingga dengan semangat dan kegigihan

akhirnya dapat mematahkan kekuatan musuh. Dan ini tidak lepas dengan

keberadaan jasmani yang kuat.

Studi ini mengangkat tema tentang fenomena hijrah kelompok muslim

Minang Archery Club di kota Padang melalui olahraga memanah. Maksud dari

tema ini adalah hendak mengetahui motif dan tujuan kelompok Archery Club

dan bagaimana aktivitas memanah ini dapat dilihat dalam bentuk hijrah dan

sunnah memanah di kota Padang.

Olahraga memanah merupakan sebuah olahraga yang telah menjadi

cukup trend di era global. Tidak hanya di dunia internasional, trend ini telah

menyentuh daerah-daerah besar di Indonesia (Wayan Artanasyana, 2014).

Populernya olahraga memanah di tengah masyarakat tidak dapat dilepaskan


kaitannya dengan ulama yang terdahulu yang telah banyak mengkaji dan

mempelajari dalil dan hadits terkait olahraga memanah dan

mempraktekkannya serta adanya event-event yang terkait dengan olahraga

memanah. Dilihat dari sisi historis, olahraga memanah telah dilakukan sejak

beribu-ribu tahun lalu Olahraga memanah juga merupakan salah satu olahraga

tertua di dunia, walaupun demikian tidak ada seorangpun yang tahu secara pasti

kapan busur dan anak panah ditemukan untuk pertama (Afandi Busairi, 2020)

Yang perlu diketahui, panahan merupakan salah satu olahraga yang

dianjurkan dalam agama Islam. Hanya ada beberapa literatur hadis yang

menunjukkan keutamaan memanah, salah satunya yang diriwayatkan

merupakan tafsir Rasulullah atas surat Al-Anfal ayat 60.

َ َ‫ٍَوأ َ ِعدُّوا لَ ُه ْم َما ا ْست‬


‫ط ْعت ُ ْم مِ ْن قُ َّوة‬

“Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu


sanggupi”

Setelah ayat tersebut Rasulullah mengulang-ulang sebuah kalimat

sebanyak 3 kali untuk menafsirkan ayat dari Al-Anfal yang sebelumnya ia baca

َّ َ ‫ُأال ِإ َّن ْالقُ َّوة‬


‫الر ْمي‬

“ketahuilah sesungguhnya yang dimaksud dengan kekuatan itu adalah


memanah”

Dalam hadits lain sebagaimana yang ditulis oleh Ibnu Hajar dalam Fathul

Bari, juga dijelaskan terkait keutamaan seorang pemanah yang masuk surga
karena anak panahnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir. Hadist-

hadist tersebut yang dijadikan sebagai landasan kesunahan memanah. Ibnu

Hajar juga menekankan bahwa poin penting dalam hadis-hadist terkait

memanah adalah kemampuan untuk mengalahkan musuh yang lebih efektif.

Maka Rasulullah pada saat itu melihat bahwa panah adalah senjata yang lebih

efektif.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan masa ini dimana peralatan dan

senjata sudah dinamis dan semakin berkembang, bahkan pada masa ini

bukanlah masa peperangan seperti di zaman Rasulullah. Jika pada masa

sekarang peperangan bisa dalam berbagai arah mulai dari kecerdasan,

keilmuan, siber dan lain-lain. Jadi jika dibawakan pada masa saat ini dapat

dikatakan bahwa memanah adalah sarana yang dihukumkan sebagai kegiatan

dengan niatan untuk mengamalkan sunnah.

Olahraga memanah memiliki kaitan erat dengan peradaban Islam, pada

masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin, panah dan memanah menjadi sarana

penting untuk berperang, kemampuan dalam kegiatan memanah menjadi

sumbangsih yang besar kepada kaum muslim dalam meraih kemenangan di

berbagai perang pada masa lal. Olahraga memanah bertujuan untuk menjaga

kesehatan juga merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu

banyak bermunculan komunitas memanah dan berkuda yang didirikan atas

dasar untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW (Rizki, 2019).

Adapun dalil yang membahas tentang anjuran memanah sebagai berikut:


‫ أال إن القوة واعدوا‬،‫لهم ما استطعتم من قوة أال إن القوة الرمي أال إن القوة الرمي‬
‫ (رواه مسلم‬.‫)الرمي‬

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja


yang kamu sanggupi, ketahuilah sesungguhnya kekuatan adalah
memanah. Ketahuilah sesungguhnya kekuatan adalah memanah,
ketahuilah sesungguhnya kekuatan adalah memanah .” (HR. Muslim).

Adapun Rasulullah juga menyarankan jenis busur seperti yang

disampaikan dalil berikut; Dari ‘Ali ia berkata: ditangan Rasulullah SAW.

Tergenggam busur buatan orang arab, kemudian beliau melihat seorang lelaki

di tangannya busur buatan orang persia, maka beliau bersabda: “Apa ini,

lepaskanlah, dan kalian harus dengan yang ini dan serupa dengannya dan

tombak-tombak yang bertangkai, karena dengan keduanya Allah akan

menambah kekuatan kalian di dalam menegakan agama dan mengusahakan

kepada kalian negeri-negeri.” (Hadits Riwayat Ibnu Majah dengan derajat yang

Shalih).

Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW bersama

para sahabat telah mengenal dan memahami kekuatan busur Persia serta

terdapat anjuran dari Rasulullah untuk mengadopsinya. Busur Persia adalah

jenis busur berbahan kayu, tanduk dan otot/siew, yang terdiri dari tiga bagian

utama yaitu siyah (segmen ujung tempat mengaitkan tali); dustar (inti lengan

busur); dan ganggang yang di lem jadi satu. Busur Komposit Arab (masnu’ah,

mubarakah) merupakan adaptasi dari busur Persia dan kemungkinan besar ada

kaitannya dengan hadits di atas tentang anjuran Rasulullah SAW untuk


mengadaptasi busur Persia. Busur Komposit Arab seringkali disebut sebagai

“Busur Menengah” (wasithiyah) karena busur jenis ini menempati posisi

pertengahan antara Busur Hijazi berpenguat dengan busur Persia/Turki. (Roy,

2015)

Seorang Muslim yang hendak berlatih dalam memanah Mengetahui

tentang adab-adab memanah secara umum. Imam Ibnul Qayim menjelaskan

dalam kitab Furusiyah mengenai Adab yang harus dilakukan dalam memanah

a. Ketika menuju lapangan

Ketika menuju lapangan hendaklah didahului dengan niat untuk

mengamalkan sunnah Nabi, menghidupkan Syiar dari olahraga Nabawi. seperti

yang disebutkan oleh hadis qudsi berikut:

‫ َو ِإ ْن َه َّم‬،ً‫سنَةً َكامِ لَة‬ َّ ‫سنَ ٍة فَلَ ْم َي ْع َم ْل َها َكت َ َب َها‬


َ ‫َّللاُ ِع ْندَهُ َح‬ َ ‫ فَ َم ْن َه َّم ِب َح‬،ِ‫ت َوالس َِّيئ َات‬ َ ‫َب ْال َح‬
ِ ‫سنَا‬ َ ‫َّللا َكت‬ َ َّ ‫إن‬َّ
َ ‫ض َعافٍ َكث‬
‫ِيرة‬ ْ َ ‫ض ْعفٍ إلَى أ‬ ِ ‫س ْبعِمِ ائ َ ِة‬ َ ‫ت إلَى‬ ٍ ‫سنَا‬َ ‫ع ْش َر َح‬ َّ ‫ٍ ِب َها فَ َعمِ لَ َها َكت َ َب َها‬،
َ ُ‫َّللاُ ِع ْندَه‬
“Sesungguhnya Allah mencatat amal perbuatan yang baik maupun
yang buruk. maka barangsiapa yang mempunyai keinginan untuk
berbuat baik dan belum terlaksana, sesungguhnya Allah mencatat di
sisinya sebagai suatu kebaikan. yang sempurna. dan jika ia berniat
ingin berbuat amal shaleh dan bisa mengerjakannya, maka sungguh
Allah mencatat amal tersebut di sisinya sebagai sepuluh kebaikan
sampai 700 kebaikan dan kelipatannya yang amat banyak.”

b. Tiba di lapangan
Ketika tiba di lapangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara

lain ; masuk dengan mengucapkan salam, letakkan peralatan ditempat yang

bersih, sunnah bersiwak atau memakai wewangian karena yang turut melihat

aktivitas memanah tidak hanya orang lain tapi juga malaikat.

c. Bersiap Latihan

Dalam persiapan hendaklah untuk memperhatikan kesiapan alat panah

yang akan digunakan baik itu busur, dan anak panah, serta alat pendukung

lainnya seperti safety atau pelindung tangan dan lain-lain.

d. Bersiap menembak

Ketika kita sudah mendapatkan giliran untuk menembak maka perlu

memperhatikan adab berikut: membaca Basmalah, ambil sikap memanah,

singsingkan lengan baju, fokuskan penglihatan kepada target yang hendak

dibidik, pegang busur dengan tangan kiri dan anak panah dengan tangan kanan,

usahakan mengambil anak panah berikutnya dengan tanpa melihat, sebelum

menarik busur rendahkanlah hati kemudian ikhlaskan dengan niat, tariklah

nafas seiring dengan menarik busur, setelah menarik kemudian diamkan

sejenak lalu lepaskan.

Fenomena memanah telah menjadi olahraga kompetitif di banyak negara.

Organisasi seperti Federasi Panahan Internasional (World Archery Federation)

mengatur olahraga memanah secara international dan menyelenggarakan

berbagai kompetisi tingkat dunia, termasuk Olimpiade. Memanah merupakan

kegiatan olahraga yang melibatkan penggunaan busur dan anak panah untuk

menembakkan anak panah ke target. Fenomena ini telah ada selama ribuan
tahun dan digunakan dalam berbagai konteks, temasuk perburuan, perang dan

olahraga. Tujuan dari memanah adalah mencapai ketetapan dan keakuratan

dalam menembakkan anak panah ke target yang dituju. Para pemanah biasanya

dilengkapi dengan busur, anak panah, dan peralatan lainnya seperti pelindung.

Peminat olahraga memanah saat ini tidak terbatas pada atlet pemanah saja,

namun olahraga memanah telah banyak diminati masyarakat umum mulai dari

kalangan muda hingga kalangan tua. Olahraga memanah telah menjadi tempat

awal hijrah di kalangan masyarakat dalam hal keagamaan yang bertujuan

mengikuti sunnah untuk memperkuat fisik (Al-Sijistani, 1977). Selain itu

memanah juga dapat melatih kesabaran dan fokus dalam mengambil

keputusan. Lembaga-lembaga pendidikan keagamaan juga memberikan

kesempatan bagi kalangan pelajar untuk bisa menikmati olahraga memanah

dengan memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan (Afandi Busairi, 2020).

Pada Awalnya Komunitas ini memiliki nama yang berbeda, yakni

Padang Archery club, komunitas ini sendiri sudah berdiri pada pada tahun

2017 dengan tujuan untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW terkait

olahraga sunnah khususnya memanah. Padang Archery club pada saat ini

memiliki anggota sekitar 15 orang cukup aktif dalam mengikuti lomba-lomba

yang diadakan setiap tahunnya. Komunitas ini menjadikan Lapai Kompi

Senapan, Kota Padang sebagai tempat pertama mereka untuk menjadi tempat

latihan, barulah pada saat sekarang ini Padang Archery Club memiliki tempat

latihannya sendiri yakni Jalan Rimbo Kaluang, Kota Padang. Lokasi lapangan

saat ini berdekatan dengan lapangan Stadion GOR H. Agus Salim. Pada tahun
2020 P.A.C kini telah berganti menjadi M.A.C dikarenakan status nya pada

saat ini sudah mulai kurang aktif dalam aktivitas dan kontribusi baik pada

lomba-lomba atau kegiatan memanah lainnya. dan juga status kepengurusan

yang pada saat itu sulit dihubungi dikarenakan pengurus dari periode lama telah

banyak yang pindah keluar kota atau telah memiliki berbagai kesibukan yang

lain dan juga tidak aktif lagi sehingga para anggota komunitas yang tersisa

akhirnya memiliki inisiatif untuk membentuk komunitas baru dengan sistem

dan kepengurusan dan aturan yang baru juga, dan lahirlah Minang Archery

Club (M.A.C).

“MAC ini kan dulunya semua anggota nya dari PAC, Padang Archery
Club tapi karena kepengurusannya itu tidak jelas dan semua anggotanya
berinisiatif membentuk klub baru yang lebih terstruktur yang resmi maka
dibentuklah MAC jadi kami-kami yang di MAC ini adalah anggota PAC
yang dulu dan PAC tersebut tidak lagi aktif” (Fadli 12 Mei 2023)

Pada saat melakukan observasi, peneliti ketika berada di lapangan

komunitas Minang Archery Club melihat bahwa aktivitas memanah dengan

mendekatkan diri pada Sunnah Rasulullah dan hijrah dapat mendorong

anggotanya untuk mengembangkan keterampilan memanah dengan baik.

Secara keseluruhan, komunitas Minang Archery Club dalam memanah

mencoba mendekatkan diri dengan Sunnah Rasulullah dan hijrah, hal tersebut

dapat dinilai dari segi penampilan atau pakaian yang mereka kenakan terlihat

lebih sopan dan Syar’i, baik yang perempuannya cenderung menggunakan baju

kurung, dan ada juga yang menggunakan cadar. Adapun laki-lakinya beberapa

menggunakan peci, baju koko dan sebaginya, selain itu, beberapa target

panahan mereka ada yang memiliki corak bernuansa Islam, serta lingkungan
Minang Archery Club sendiri memiliki lingkungan yang damai dan terasa

kental dengan aura yang Islami. Hal ini menjadikan Minang Archery Club

memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya berbeda dengan Komunitas

panahan lain.

Dari tema yang saya angkat tentang Memanah sebagai Fenomena Hijrah

di Komunitas Minang Archery Club, penulis tertarik untuk meneliti lebih

dalam tentang bagaimana pelaksanaan aktivitas memanah yang dapat dilihat

dari sisi Hijrahnya seperti perubahan bentuk gaya hidup yang dulunya buruk

menjadi lebih baik, atau dari segi pakaiannya yang semula pakaian terbuka dan

tidak sopan menjadi lebih sopan dan tertutup, adapun juga dari yang semula

lebih suka bermain game online atau judi menjadi lebih suka dengan olahraga

memanah, dan berbagai hal positif lainnya serta adapun yang memiliki motif

dan tujuan tersendiri bagi kelompok Minang Archery Club.

Berbicara tentang Hijrah, Fenomena ini bertambah marak ketika para

tokoh-tokoh publik telah banyak mencoba untuk mempraktekkannya, termasuk

banyaknya acara-acara televisi yang mulai menyiarkan dakwah keislaman

dengan mengangkat tema-tema hijrah. dalam kehidupan sehari-hari kita

menggunakan kata hijrah ini untuk mendeskripsikan sebuah perubahan. hijrah

adalah sebuah peristiwa yang tak dapat kita hindari, karena sebagai makhluk

sosial kita pasti akan selalu mengalami dan membutuhkan sebuah perubahan.

perpindahan yang paling kecil dan sering dilakukan oleh setiap insan adalah

perpindahan secara maknawi yaitu hijrah (Suarni, 2016).


Makna hijrah dapat ditelaah melalui berbagai dimensi. Secara

etimologis, kata hijrah berasal dari Bahasa Arab yang pada dasarnya tersusun

dari huruf-huruf ha, jim dan ra dengan dua pokok makna, pertama, hijrah

berarti putus pada satu sisi dan menyambung pada sisi lain. kedua, kata tersebut

berarti telaga yang luas, dikatakan demikian karena telaga itu merupakan

sesuatu yang menghentikan air. Kemudian secara terminologis, kata hijrah

diartikan berbeda-beda oleh ulama-ulama terdahulu (Mariana & Azmi Nur,

2020). ditegaskan oleh Ibnu Arabi bahwa kata hijrah itu berarti keluar dari

sebuah tempat pertempuran menuju ke daerah Islam (damai). Pendapat Lain

menurut historis dapat dilihat dari dua sisi, pertama, berpindah dari daerah

yang menakutkan menuju daerah yang aman, kedua, hijrah berarti berpindah

dari kekafiran menuju mukmin.

Dari pengertian ini dapat diambil suatu pemahaman bahwa hijrah

merupakan sebuah tindakan perubahan atau perpindahan atau upaya

meninggalkan sebuah kesulitan menuju kemudahan serta tidak keluar dari

konteks syariat yang telah ditentukan. Hijrah ditandai dengan sebuah gerakan

masif seperti banyaknya bermunculan gerakan-gerakan komunitas yang

didalamnya terdapat gerakan-gerakan atau event-event bertemakan hijrah.

Tidak hanya event-event dari segi intelektual, tapi juga dari sisi olahraga,

khususnya seperti memanah. dalam olahraga panahan sebagian besar

masyarakat muslim yang ada didalamnya berasal dari generasi muda yang

sedang memasuki fase hijrah. Inilah mengapa mereka yang sedang dalam fase

atau kategori baru menyentuh dunia panahan ini cenderung dipandang sebagai
orang yang memiliki sifat keagamaan yang bagus. Perkembangan ilmu sains

dan teknologi menciptakan pola dan gaya hidup baru bagi manusia, misalnya

seperti hilangnya penggunaan atau pemanfaatan alat-alat yang bersifat masih

tradisional dan beralih ke alat yang cenderung lebih kekinian. seiring dengan

itu, perkembangan busur dan panah yang pada awalnya digunakan sebagai

senjata berperang dan pertahanan, kini justru dijadikan sebagai aktivitas

olahraga (Afandi Busairi, 2020).

Dengan demikian dapat diambil opini bahwa perkembangan

kontekstualisasi memanah berubah mengikuti perkembangan arah kondisi

zaman. bermula dari senjata berperang dan pertahanan diri berubah menjadi

sebuah olahraga. Namun jika dilihat dari sudut pandang era modern saat ini

apakah kegiatan memanah ini bisa dinilai dari sudut pandang hijrah para kaum

muslimin?. tentu ini menjadi pertanyaan kita semua, bagaimana seorang

muslim yang mulai menemukan jati dirinya sebagai seorang muslim (Hijrah)

melalui cara mengikuti sunnah nabi, salah satunya aktivitas olahraga memanah.

tentu ini dapat dilihat dari tujuan dan manfaat memanah itu sendiri. Islam

sangat mendukung para pemeluknya untuk menjadi seorang pribadi yang sehat

dan kuat karena menunjukan sebuah keutamaan bagi kaum muslimin untuk

bisa menjalankan aktivitas keagamaan dengan baik.

Berdasarkan informasi awal, bahwa beberapa keterangan yang

didapatkan dari Minang Archery Club tentang hijrah di dalam memanah yaitu

adanya bentuk-bentuk hijrah di dalam kegiatan memanah tersebut. perubahan-


perubahan atau dalam kasus ini adalah perpindahan-perpindahan ini dialami

oleh masing-masing pemanah dalam kehidupan sehari-harinya. beberapa ada

yang mengalami perubahan mental, sementara yang lain mengalami perubahan

kebiasaan dari yang buruk menjadi lebih baik.

Penulis mencari dan melakukan wawancara dengan ketua komunitas

Minang Archery Club yang memimpin sekaligus menjadi Pembina dari

member-member yang ikut dalam kegiatan memanah tersebut. Adapun yang

penulis wawancarai terkait tentang adanya bentuk-bentuk hijrah di dalam

kegiatan memanah, sementara hal terkait lainnya seperti bentuk sunnah, dan

memanah juga menjadi materi yang ikut dijelaskan di dalam wawancara

tersebut.

Adapun hasil wawancara dengan salah satu pembina panahan komunitas

Minang Archery Club sebagai berikut:

“Sebenarnya kami disini tidak hanya fokus pada hijrahnya saja, kami
juga ada yang fokus di prestasi juga selain sekedar untuk hijrah saja.
pada awalnya dulu kami hanya fokus untuk prestasi saja seperti lomba-
lomba atau turnamen, tapi kemudian Ketika ini dijadikan sebagai
media untuk hijrah maka ini kan akan menjadi mudah saja jika kita
mau berhijrah, soalnya jika sudah dibuat program-program disini
maka secara otomatis akan dekat dan erat kaitannya dengan sunnah-
sunnah tentang memanah. orang-orang yang termasuk komunitas ini
akan mudah menjadikan ini sebagai media hijrah.” (RF 13 Februari
2023)

Dari hasil wawancara di atas penulis menemukan bahwa unsur hijrah

dapat ditemukan didalam Minang Archery Club. Pada Awalnya komunitas ini

hanya sekedar kelompok kecil yang gemar dalam aktivitas panahan, namun

kemudian seiring waktu berkembang dan terorganisir serta memiliki tujuan


tertentu. program-program yang disusun berdasarkan kesepakatan anggota

dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada sunnah-sunnah sehingga

siapapun yang masuk komunitas ini bahkan lingkungannya harus

mengikutinya, dalam artian lainnya yang awalnya memiliki sifat preman

sekalipun Ketika masuk komunitas Minang Archery Club akan berubah

mengikuti program-program yang mendekatkan diri kepada Sunnah. Hal ini

juga dapat dilihat dari kutipan berikut:

“Kalau hijrah itu kan dari kata pindah, kalau pindah itu hijrah nya
dalam artian apa dulu kalau dari segi akhlak misalnya dia dulunya
suka menjadi seorang preman, kemudian dengan melihat komunitas
yang ada dan ia ingin masuk, dia tinggalkan sifat preman nya itu dan
dia masuk ke komunitas itu kan berarti dia sama dengan hijrah.
kemudian Adapun artian hijrah yang lain itu pindah secara fisik
misalnya pindah tempat tinggal dari padang ke pesisir. jadi tergantung
dalam konteks ia berbicara, seperti ia dalam keadaan yang sekarang
kemudian berubah menjadi yang lebih baik itu juga sama dengan
hijrah. begitulah seperti halnya saya dengan masuk komunitas ini yang
awalnya tidak pandai sholat menjadi pandai sholat. memanah itu
adalah sebuah komitmen kalau sudah masuk ke dunia panahan makai
dia tidak bisa setengah-setengah, jika setengah setengah maka akan
tertinggal, karena memanah ini banyak waktu yang dituntut, keamanan
yang dituntut, harta dan tenaga yang dituntut. maka jika orang itu ingin
hijrah dengan ikut memanah maka dia harus benar-benar kuat dalam
berhijrah nya”. (RF 13 Februari 2023)

Dari kutipan tersebut proses hijrah dalam aktivitas memanah dilalui

dengan sepenuh hati dan tidak setengah, karena dalam melakukan hijrah

akan dituntut oleh banyak hal seperti waktu, tenaga, usaha bahkan harta.

jika hijrah tidak dilakukan dengan niat yang benar maka dapat dipastikan

akan tertinggal.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka studi ini khusus ingin

mendiskusikan lebih dalam terkait fenomena hijrah di komunitas Minang

Archery Club dalam melakukan aktivitas olahraga memanah. Sejalan dengan

persoalan penelitian. Maka diturunkanlah tiga pertanyaan besar sebagai

berikut:

1. Apa motif dan tujuan anggota komunitas Minang Archery Club?

2. Bagaimana bentuk dan teknik olahraga memanah dalam komunitas

Minang Archery Club ?

3. Apa makna olahraga memanah bagi komunitas memanah tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini ingin melihat bagaimana sebuah

aktivitas olahraga memanah yang memiliki unsur sunnah/syariat Islam

mampu menarik minat Masyarakat muslim dalam menekuninya sekaligus

serta menjadi ajang dalam memulai perjalanan hijrah.

2. Tujuan Khusus

a. Memahami motif dan tujuan anggota Komunitas Minang Archery Club

b. Memahami bentuk adab dan teknik olahraga memanah dalam Komunitas

Minang Archery Club.

c. Mendeskripsikan makna olahraga memanah dalam komunitas Minang

Archery Club.
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai peran memanah dalam melancarkan hijrah bagi

kelompok Minang Archery Club

2. Manfaat Praktis

Studi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam diskusi

terkait olahraga panah sebagai fenomena hijrah bagi kelompok Minang

Archery Club

E. Studi Literatur

Sejauh ini studi tentang olahraga sunnah memanah paling tidak

dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan ke dalam lima fokus, pertama

terkait soal dalil-dalil yang digunakan dalam olahraga memanah (Arfan akbar,

2014; M. Syachrofi, 2018, Hikmat Kamal, 2020, Abdul muhaimin, 2018)

kedua terkait soal pandangan Islam tentang olahraga dalam sunnah (Yulinar

dan Elizar Kurniawan, 2017; Khairudin, 2018; Salahudin dan rusdin, 2020)

ketiga terkait konsep diri dan emosional (Rizal fajar Dwi, ira purnama sari,

2015). Keempat berkaitan soal Fadilat (keutamaan/keunggulan) memanah

(Rizal fajar Dwi, ira purnama sari, 2015). Kelima terkait soal teknik memanah
(thumb draw) pada panah horsebow (kang Roy, 2015). Studi ini bertujuan

untuk melengkapi studi-studi yang ada terkait olahraga memanah.

Studi Arfan akbar (2014) lebih memfokuskan studinya pada analisa

hadis tentang olahraga disertai dengan pandangan dan pendapat para ulama.

Sementara dalam studi Syachrofi (2018) menjelaskan tentang pesan utama atau

signifikansi hadis-hadis tentang anjuran memanah dengan berdasarkan teori

magna-cum-magza, yaitu teori interpretasi yang menyeimbangkan antara

pembacaan makna literal (al-ma’na al-asli) dan pesan utama (al-magza).

Sementara hikmat kamal, (2020) menjelaskan bahwa penting dan pedulinya

Islam tentang masalah jasmani dan rohani manusia melalui ajaran hadis-hadis

tentang olahraga. Sementara abdul muhaimin (2018) menjelaskan bahwa

dalam hadis-hadis al-ramyu, lafaz al-ramyu sebagian diartikan sebagai

memanah sedangkan sebagian yang lain diartikan melempar disisi lain ia juga

menjelaskan Semua hadits tentang al-ramyu secara umum memiliki kualitas

sahih dan makna al-ramyu adalah dapat dipahami secara kontekstual karena

terdapat petunjuk kuat sehingga hadis tersebut perlu dipahami secara tersirat.

Sementara itu Salahuddin & Rusdin (2020) menjelaskan tentang

bagaimana penting dan dianjurkannya olahraga sunnah menurut Islam,

sementara itu Studi Yulinar dan Elizar kurniawan (2017) menjelaskan tentang

olahraga yang menjadi anjuran bagus setiap umat Islam untuk diikuti agar

setiap umat Islam bisa hidup sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang

membahayakan kondisi jasmani, dan dengan beribadah kepada Allah, secara

tidak langsung umat Islam juga menjaga kesehatan. Studi Khairudin (2018)
menjelaskan tentang Islam yang menegaskan pentingnya olahraga untuk

menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam

mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara

memanah, berenang dan berkuda serta jenis olahraga lainnya yang bermanfaat

untuk kesehatan diri. Studi Rizal fajar Dwi, ira purnama sari, (2015)

menjelaskan bahwa pada beberapa perlombaan panahan menunjukan bahwa

kemenangan seorang pemanah salah satunya ditentukan oleh kondisi

mentalnya yang stabil.

Studi Ustadz Sufyan Noor (2015) membahas tentang keutamaan dan

keunggulan/kelebihan dari memanah melewati dalil-dalil Al-Qur’an dan

hadist-hadist. Studi kang Roy, (2015) membahas tentang teknik memanah

metode Thumb draw dan juga jenis panah Horsebow (Panah turki/Persia)

sebagai jenis panah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Berdasarkan studi literatur diatas yang sudah dijelaskan di atas, pada

dasarnya secara garis besar membahas judul besar yang sama yakni terkait

memanah. Namun perbedaan penelitian diatas yaitu penulis disini ingin lebih

memfokuskan penelitian terhadap adanya fenomena hijrah yang terjadi di

dalam Komunitas Minang Archery Club khususnya bagi mereka yang

memandang memanah adalah suatu sunnah Rasulullah dan bukan hanya

sebatas aktivitas memanah biasa pada umumnya. Oleh karena itu penulis

merasa bahwa penelitian ini sangat penting untuk dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai