Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepala Sekolah sebagai supervisor, ia harus mampu melakukan

pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga

kependidikan. Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar

kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang ditetapkan.

Pengawasan dan pengendalian merupakan tindakan preventif untuk mencegah

agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih hati-

hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

Supervisi pengajaran harus dilakukan oleh Kepala Sekolah yang

memiliki kompetensi kepengawasan yang profesional. Berdasarkan PP No.

19 tahun 2005 pasal 39 mengatur kompetensi Kepala Sekolah dalam

kepengawasan harus memiliki kualifikasi: (1) merencanakan supervisi, (2)

melaksanakan supervisi, dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi.1

Menurut Mulyasa “kenyataannya banyak guru di negeri kita merasa

takut disupervisi dan banyak pula Kepala Sekolah tidak melaksanakan

supervisi kepada seluruh gurunya. Oleh karena itu, perlu diuraikan mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi oleh Kepala Sekolah.2

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam kaitannya dengan manajemen

berbasis sekolah adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat
1
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Bandung: Citra Umbara, 2008), h. 82
2
Mulyasa, Menjadi Kepala Madrasah Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2003), h. 98
2

dicapai oleh Kepala Sekolah dalam mengimplementasikan manajemen

berbasis sekolah di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara

efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan Kepala Sekolah

yang efektif dalam manajemen berbasis sekolah dapat dilihat berdasarkan

kriteria berikut:

a. Mampu memperdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses


pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
c. Mampu menjalani hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
sekolah dan pendidikan.
d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
e. Bekerja dengan tim manajemen; serta
f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secra produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah diciptakan3.

Pidarta mengemukakan tiga macam ketrampilan yanga harus di

miliki oleh Kepala Sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya. Ketiga

keterampilan tersebut adalah :

a. Keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan


mengoperasikan organisasi;
b. Keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama,
memotivasi dan memimpin; dan
c. Keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan
pengetahuan metode, teknik, serta perlengkepan untuk menyelesaikan
tugas tertentu.4

Kemudian Suharsimi Arikuto menyatakan tentang pengertian

supervisi pengajaran dengan menyebut sebagai “supervisi Klinis” yaitu suatu

bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan kualitas mengajar dengan

3
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003)
h . 126
4
Made Pidarta, manajemen pendidikan Indonesia, ( jakarta : bumi aksara, 1988), h, 54,
3

melalui sarana siklus yang simpatik untuk langkah-langkah intensitif dan

cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan untuk

mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.5

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan supervisi

pengajaran adalah upaya seorang Kepala Sekolah dalam pembiunaan guru

agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-

langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan

perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar

siswa.

Dalam kaitan ini Yurnalis Etek menyebutkan bahwa “ supervisior

yang berhasil melaksanakan supervisi pengajarannya, bahwa pelaksanaan

supervisi yang dilakuannya tidak terlepas dari kompetensi guru.”6

Menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja guru dalam


proses belajar mengajar adalah “kesanggupan atau kecakapan para guru
dalam menciptrakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan
peserta didik yang mencakup suasana kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai upaya mempelajari suatu berdasarkan perencanaan sampai dengan
tahap evaluasi dan tidak lanjut agar mencapai tujuan pengjaran”.7

Kinerja guru juga dapat diartikan sebagai prestasi kerja guru untuk

meraih prestasi antara lain ditentukan oleh kemampuan dan usaha. Prestasi

kerja guru dapat dilihat dari seberapa jauh guru tersebut telah menyelesaikan

tugasnya dalam mengajar dibandingkan dengan standar-standar pekerjaan.

Kemampuan kinerja guru dapat diartikan pula sebagai suatu pencapaian

5
Suharsimi Arikunto, Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
(Jakarta : Rajawali Pers, 1989), h. 99
6
Yurnalis Etek, supervisi akademik dan evaluasi pengajarang, ( jakarta : transmisi
media,2006), h. 10.
7
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1997 ), h. 3
4

tujuan dari guru itu sendiri maupun tujuan pendidikan dan pengajaran dari

sekolah di tempat guru tersebut mengajar.

Dari pengertina diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

kemampuan kerja seseorang yang diwujudkan dalam tingkah lagu yang

ditampilkan. Apresiasi pemahaman serta kemampuan bertingkah laku sesuai

harapan dapat diidentifikasikan sebagai faktor kerja, kemampuan kerja yang

tringgi atau rendah dapat terlihat dari apa yang telah dicapai dan prestasi yang

diperolrh dalam suatu pekerjaan.

Terkait dengan penelitian ini berdasarkan data pra survey diperoleh

data-data mengenai kegiatan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di

SMA IT Nurul Barokah Majalengka pada tahap perencanaan sekolah SMA IT

Nurul Barokah Majalengka melakukan langkah-langkah penyusunan jadwal

supervisi, materi supervisi, dan siapa guru yang akan disupervisi. Dari

perencanaan ini Kepala Sekolah membuat program dan jadwal kegiatan

supervisi di SMA IT Nurul Barokah Majalengka. Berdasarkan data

dokumentasi diperoleh kegiatan supervisi oleh Kepala Sekolah baik yang

sifatnya pribadi maupun bersama sama dengan pengawas sekolah, dokumen

tersebut diantaranya berisi hari, waktu dan jam kegiatan supervisi, hasil-hasil

supervisi dan kesimpulan kesimpulan. Pada tahap pelaksanaan supervisi

Kepala Sekolah memilih bentuk observasi kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Kepala Sekolah

duduk dibarisan kursi paling belakang untuk memperhatikan dan mencatat

berbagai kejadian selama proses pembelajaran berlangsung dan mencatatnya


5

secara mendetail agar benar - benar diperoleh hasil yang akurat. Selain

melakukan observasi kelas, kegiatan supervisi lainnya adalah memberikan

bimbingan kepada guru salah satunya adalah yang berkaitan dengan

pembuatan RPP yang pelaksanaannya pada tanggal 16 januari 2018,

disebabkan Kepala Sekolah sering memberikan bimbingan dan terkadang

memberikan teguran kepada guru yang belum membuat RPP pada akhirnya

guru di SMA IT Nurul Barokah Majalengka tidak hanya sebatas dalam

perencanaan dan melaksanakan saja, akan tetapi sampai pada tahap tindak

lanjut hasil evaluasi, seperti supervisi yang dilakukan terhadap Guru

Pendidikan Islam. Hasil supervisi dibicarakan dengan guru dengan catatan

penting bahwa guru kurang mampu dalam menciptakan suasana kelas yang

setiap peserta didiknya mampu beriteraksi baik ketika menjawab pertanyaan

maupun menyampaikan pertanyaan kepada guru.8

Data tersebut menunjukan bahwa Kepala Sekolah SMA IT Nurul

Barokah Majalengka dalam melakukan kegiatan supervisi sehingga tujuan

dari supervisi pengajaran dapat tercapai dengan baik.

Selanjutnya berkenaan dengan kinerja guru Pendidikan Agama Islam

diperoleh keterangan bahwa setelah mendapat bimbingan dan arahan dari

Kepala Sekolah SMA IT Nurul Barokah Majalengka ternyata kemampuan

guru jauh lebuh baik dibanding dengan sebelumnya, seperti dalam hal

penguasaan peserta didik, ketika Kepala Sekolah belum melakukan supervisi

guru merasa tidak memiliki indikator yang dapat menilai kemampuan dalam

8
H. Sariman, M.Pd .Kepala Madrasah MA Madarijul Ulum, Wawancara, tanggal 12
februari 2018
6

penguasaan kelas, setelah hadirnya supervisior di dalam kelas dan mengamati

proses pembelajaran guru mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam

penguasaan kelas sehingga hasil dari supervisi pengajaran itu dijadikan alat

untuk memperbaiki diri.

Data-data sebagaimana diungkapkan diatas pada dasarnya

memberikan gambaran bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah, Kepala

Sekolah mampu meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam SMA IT Nurul Barokah Majalengka. Meskipun kinerja guru

dinilai baik akan tetapi belum sepenuhnya maksimal untuk itulah diperlukan

suatu penelitian yang lebih mendalam mengenai pelaksanaan supervisi dan

peningkatan kinerja guru maka dipandang perlu dilakukan penelitian guna

menganalisis pelaksanaan supervisi pengajaran terhadap peningkatan kinerja

guru Pendidikan Agama Islam.

B. Indentifikasi Masalah

Pada prinsipnya kegiatan supervisi pendidikan oleh Kepala Sekolah

dilakukan dalam konteks komprehensif dan melibatkan banyak komponen,

begitu juga dengan kinerja guru daam proses pembelajaran oleh karenanya

perlu identifikasi dan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah sebagai supervisor diharapkan dapat melakukan aktivitas

supervisi untuk dapat membantu meningkatkan kinerja guru dalam

proses pembelajaran dengan maksimal salah satunya melalui supervisi

kunjungan kelas. Kepala Sekolah telah melakukan supervisi secara


7

berulang-ulang namun masih ada beberapa guru yang belum dapat

meningkatkan kinerjanya secara maksimal.

2. Meningkatkan kinerja guru merupakan hal yang sangat penting, karena

menyangkut masalah hasil kerja guru yang merupakan salah satu langkah

dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada peserta didik, sebelum

adanya supervisi Kepala Sekolah kinerja guru di SMA IT Nurul Barokah

Majalengka sudah baik akan tetapi belum optimal, oleh karena itu di

perlukan supervisi Kepala Sekolah untuk mengoptimalkan guru. Kepala

Sekolah sebagai supervisi telah melakukan beberapa strategi untuk

meningkatkan kinerja guru, namun masih ada guru yang belum

memberikan peningkatan pelaayanan kepada peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

1. Kegiatan supervisi pengajaran yang dilakukan Kepala Sekolah mencakup

beragam aktivitas, dimulai dari tahap perencanaan awal dan pelaksanaan

tingkat anjut. Oleh karena itu pembatasan masalahnya meliputi : kegiatan

merencanakan supervisi, proses pelaksanaan supervisi dan tindak lanjut

hasil supervisi.

2. Kinerja guru adalah refleksi dari aktifitas guru dalam kegiatan

pembelajaran yang pelaksanaannya melalui tahapan-tahapan tertentu

disinilah dibutuhkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran .


8

3. Kinerja guru dalam proses pembelajaran adalah hal-hal yang berkaitan

erat dengan perencanaan program, penguasaan bahan/materi, mengelola

proses pembelajaran, menilai/evaluasi proses pembeajaran. Pembatasan

masalah dalam penelitian ini adalah kinerja guru itu sendiri yang dinilai

dari tiga kemampuan dasar yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan data-data awal penelitian sebagaimana telah

dijelaskan permasalahannya adalah : bagaimanakah pelaksanaan supervisi

Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan agama islam

SMA IT Nurul Barokah Majalengka ?

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui pelaksanaan

supervisi Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan

agama islam di SMA IT Nurul Barokah Majalengka.

2. Kegunaan Penelitian

Langkah selanjutnya setelah diperoleh gambaran dan analisanya

mengenai berbagai factor tersebut di atas, maka penelitian ini diharapkan

akan memberikan kemanfaatan yang berarti dalam hal-hal sebagai berikut:


9

a. Kegunaan Teoritis

1) Untuk memberikan sumbangsih pengembangan dalam bidang ilmu

pengetahuan Manajemen Pendidikan Islam khususnya mengenai

pengetahuan supervise.

2) Untuk merealisasikan sebagian tujuan pendidikan nasional

sebagaimana yang telah digariskan GBHN dan Undang-Undang

Sidiknas Tahun 2003, yaitu membentuk manusia yang bertaqwa

kepada tuhan yang maha esa, maka perlu peningkatan kuaitas

kinerja guru pendidikan agama islam dalam proses pembelajaran

dengan cara menggiatkan aktivitas supervisi pengajaran.

b. Kegunaan Secara Praktis

1) Menemukan format apa yang tepat dalam usaha menggiatkan

usaha supervisi pengajaran Kepala Sekolah sehingga dapat

meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran yang

akhirnya bermuara pada terciptanya kualitas pembelajaran

pendidikan agama islam.

2) Meningkatkan kesadaran segenap lingkungan sekolah terutama

hal-hal yang berkaitan erat dengan pencapaian kinerja guru dalam

proses pembelajaran pendidikan agama islam.

3) Sebagai bahan evaluasi sekolah dalam memperbaiki dan

menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada sehingga

dimungkinkan sasaran akhirnya sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.

Anda mungkin juga menyukai