Pleno Pemicu 4 Kelompok 5 - PDF
Pleno Pemicu 4 Kelompok 5 - PDF
) ) ) ) ) ) ) ) )
KELOMPOK 5
Pleno diskusi
kelompok Pemicu 4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Intro
ANGGOTA
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) ) Intro
) ) ) ) ) ) ) ) )
PEMICU
Tn. Darwin, 70 tahun datang berobat ke Poli Kulit dengan keluhan timbul koreng di pipi.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 bulan yang lalu. Mula-mula seperti tahi lalat makin
membesar, kadang gatal, tanpa sengaja digaruk sehingga timbul luka kadang berdarah.
Luka tersebut berwarna kehitaman, berkerak, kadang berdarah, makin lama bertambah
lebar. Sudah berobat ke puskesmas diberi salep tapi tidak ada perubahan. Selain itu di wajah
juga terdapat bintil-bintil kehitaman menebal, di leher dijumpai bintil kecoklatan bertangkai,
tidak gatal, tidak nyeri, makin bertambah banyak. Penderita bekerja sebagai petani.
Keluarga ada yang mempunyai keluhan yang sama.
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
KLARIFIKASI DAN DEFINISI
Klardef
Koreng Salep
01 02
lapisan baru yang lebih tebal salah satu bentuk sediaan
dan keras terbentuk dari setengah padat yang banyak
penggumpalan darah dan digunakan terutama untuk
berada jaringan epidermis pengobatan penyakit topikal.
03
bertujuan untuk membantu RD, Evers BM, Mattox KL, eds. Sabiston Textbook of Surgery.
pasien yang memiliki 21st ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2022:chap 6.
2. Lasut, Tiara Misericordia, et al. "Uji stabilitas fisik sediaan
permasalahan kulit, kecantikan, salep ekstrak etanol daun nangka Artocarpus heterophyllus
dan penyakit kelamin dengan Lamk." Biofarmasetikal Tropis (The Tropical Journal of
Biopharmaceutical) 2.1 (2019): 63-70.
didukung oleh dokter spesialis 3. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-a-
penyakit kulit dan kelamin dermatologist
) ) ) ) ) ) ) ) )
KATA KUNCI
) ) ) ) ) ) ) ) )
ANALISIS MASALAH
Anmal
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
HIPOTESIS
Hipotesis
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) )
1. Melanoma Maligna 2. Keratosis Seboroik Wajah
a. Definisi a. Definisi
b. Klasifikasi b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis c. Manifestasi Klinis
d. Diagnosis d. Diagnosis
e. Diagnosis Banding e. Faktor Risiko
f. Faktor Risiko f. Tatalaksana
g. Tatalaksana g. Deteksi dini
Question
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) )
3. Skin Tag 4. Karsinoma sel Basal
(BCC)
a. Definisi a. Definisi
b. Etiologi b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis c. Manifestasi Klinis
d. Diagnosis d. Diagnosis
e. Diagnosis Banding e. Diagnosis Banding
f. Faktor Risiko f. Komplikasi
g. Tatalaksana g. Tatalaksana
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
PERTANYAAN DISKUSI
Studi Kasus
1.Bagaimana hubungan pekerjaan Tn. Darwin dengan penyakit yang
diderita?
2.Apakah terdapat hubungan riwayat keluarga Tn. Darwin dengan penyakit
yang diderita?
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
1. Melanoma Maligna
A. Definisi B. Klasifikasi
Melanoma maligna adalah tumor yang
dihasilkan oleh transformasi melanosit Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi
menjadi ganas. Melanosit berasal dari empat yaitu :
puncak saraf; akibatnya, melanoma, 1. Superficial Spreading Melanoma (SSM)
meskipun biasanya terjadi pada kulit, 2. Nodular Melanoma (NM)
3. Lentigo Malignant Melanoma
dapat muncul di lokasi lain di mana
4. Acral Lentiginous Melanoma (ALM).
sel-sel krista saraf bermigrasi, seperti
saluran pencernaan dan otak.
Sumber : Heistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR. Malignant Melanoma. [Updated 2023 May 22]. In: Sumber: Heistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR. Malignant Melanoma.
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: StatPearls Publishing; 2023.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470409/
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
1. Melanoma Maligna
G. Tatalaksana
Pembedahan seperti eksisi lokal luas dengan biopsi sentinel node limfa, diseksi node elektif, ataupun keduanya merupakan pengobatan definitif untuk
melanoma stadium awal.
Agen yang layak dipertimbangkan untuk pengobatan melanoma tahap lanjut (tahap IV) meliputi:
1. Dacarbazine
2. Temozolomide
3. Interleukin-2
4. Cisplatin, vinblastine, dan dacarbazine (CVD)
5. Cisplatin, dacarbazine, carmustine, dan tamoxifen
6. Carboplatin dan paclitaxel
7. Ipilimumab
8. Pembrolizumab
9. Trametinib
10. Vemurafenib (BRAF Positif)
11. Dabrafenib (BRAF Positif)
12. Peginterferon alfa-2b
13. Nivolumab
sumber : hHeistein JB, Acharya U, Mukkamalla SKR. Malignant Melanoma. StatPearls Publishing; 2023.
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
2. Keratosis Seboroik Wajah
A. Definisi B. Etiologi
Keratosis seboroik disebabkan oleh proliferasi jinak
Keratosis seboroik adalah tumor kulit
keratinosit yang belum matang, menghasilkan
pada epidermis, yang bersifat jinak, makula berbentuk datar, berbatas tegas, bulat atau
berpigmen, dan umumnya terjadi pada oval. Biasanya pertumbuhannya lambat,
pasien dewasa dan lanjut usia. Lokasi ketebalannya bisa bertambah seiring berjalannya
umum terjadinya meliputi batang tubuh, waktu, dan jarang sembuh secara spontan.
terutama daerah interskapular, sisi leher, Selain itu, faktor genetik, paparan sinar matahari,
dan infeksi juga merupakan faktor yang diduga
wajah, dan lengan.
berperan dalam proses terjadinya keratosis seboroik.
sumber :
1. Greco MJ, Bhutta BS. Seborrheic Keratosis. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Sumber :
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
1.Greco MJ, Bhutta BS. Seborrheic Keratosis. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet].
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545285/
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
2. Phulari RG, Buddhdev K, Rathore R, Patel S. Seborrheic keratosis. J Oral Maxillofac Pathol. 2014
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545285/
May;18(2):327-30. doi: 10.4103/0973-029X.140926. PMID: 25328324; PMCID: PMC4196312./
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
2. Keratosis Seboroik Wajah
C. Manfiestasi Klinis
Keratosis seboroik dapat terjadi pada semua permukaan
kulit dengan predileksi paling sering di wajah, leher,
punggung, dan lengan. Lesi sering timbul pada area tidak
berambut, biasanya dimulai dengan lesi datar, berwarna
coklat muda sampai tua, berbatas tegas dengan permukaan
licin seperti lilin atau hiperkeratotik. Diameter lesi bervariasi
biasanya antara beberapa milimeter sampai 3 cm. Lama
kelamaan lesi akan menebal, dan memberi gambaran yang
khas yaitu verukosa dan menempel (stuck on) pada
permukaan kulit
sumber :
1Quinn AG, Perkins W. Non-melanoma skin cancer and other epidermal skin tumours. In: Burns T, Breathnach S,
Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s Textbook of Dermatology (8th ed). Oxford: Blackwell Publishing Ltd., 2010; p.
52.1 - 48.
2.Simionescu O, Popescu BO, Costache M, Spulber ES, Gherghiceanu M, Blum A. Apoptosis in seborrheic
keratoses: an open door to dermoscopic score. J Cell Mol Med. 2012;16(6):1223-31.
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
2. Keratosis Seboroik Wajah
F. Tatalaksana
Perawatan yang paling umum dan tersedia untuk keratosis seboroik adalah cryotherapy. Metode ini
menggunakan nitrogen cair atau CO2 untuk membekukan/mencairkan sel target dengan cepat,
sehingga mengakibatkan kematian sel.
Selain itu, ada eksisi cukur dan agen topikal seperti tazarotene, krim imiquimod, asam alfa-hidroksi,
dan salep urea serta analog vitamin D (tacalcitol, calcipotriol). Penatalaksanaan keratosis seboroik
bisa dilakukan dengan beberapa modalitas terapi penghancuran seperti bedah beku, elektrodesikasi
yang diikuti dengan kuretase atau sebaliknya kuretase diikuti dengan elektrodesikasi dan juga laser
ablatif. Modalitas terapi ini efektif untuk keratosis seboroik secara umum. Bedah eksisi juga efektif
terutama untuk lesi bertangkai atau lesi yang bisa dipotong pada dasar lesi.
sumber :
1. Greco MJ, Bhutta BS. Seborrheic Keratosis. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545285/
2. Anggun Putri Yuniaswan, Wika Umayatul Choiroh, Diah Prabawati Retnani. Gambaran Klinis dan Histopatologi Keratosis Seboroik. Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan. Vol 2, Nomor 2. Februari 2023
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
3. Skin Tag
A. Definisi B. Etiologi
1. Diabetes tipe 2
Skin tag atau acrochordons (polip fibroepitel, tag kulit,
2. penyakit kardiovaskular
papilloma) adalah neoplasma jinak yang umum pada
3. Kegemukan atau obesitas
kulit dan biasanya tampak bertangkai (polip), sering
4. Genetik
dikaitkan dengan obesitas. Polip ini sering
5. Iritasi kulit
mengganggu pasien predileksi bisa di sekitar leher,
aksila, dan daerah selangkangan. Polip tersebut dapat 6. Hilangnya elastisitas kulit
mengganggu pasien karena gejala yang terkait 7. Ketidakseimbangan hormonal
seperti rasa sakit, gatal dan tergosok pakaian atau 8. Terinfeksi Human Papilomavirus
Sumber :
dapat mengganggu secara penampilan. 1. Farag AGA, Abdu Allah AMK, El-Rebey HS, Mohamed Ibraheem KI, Mohamed ASED, Labeeb AZ,
Elgazzar AE, Haggag MM. Role of insulin-like growth factor-1 in skin tags: a clinical, genetic and
sumber : immunohistochemical study in a sample of Egyptian patients. Clin Cosmet Investig Dermatol.
1.Syed SYB, Lipoff JB, Chatterjee K. Acrochordon. StatPearls Publishing; 2023. 2019;12:255-266.
2. Kochet K, Lytus I, Svistunov I, Sulaieva O. [SKIN PATHOLOGY IN DIABETES MELLITUS: CLINICAL
AND PATHOPHYSIOLOGICAL CORRELATIONS (REVIEW)]. Georgian Med News. 2017 Dec;(273):41-
46.
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
3. Skin Tag
G. Tatalaksana
F. Faktor Resiko
Penuaan merupakan salah satu faktor risiko
1. Scissor excision, untuk terapi paling mudah
terjadinya skin tag karena proses penuaan
dan tanpa anestesi
menyebabkan elastisitas kulit berkurang. Penyakit
ini banyak ditemukan pada usia pertengahan dan 2. elektrodesikasi atau cryotherapy, untuk lesi
usia lanjut. Insidensi meningkat sejalan kecil
pertambahan usia. 46-50% orang memiliki skin tag 3. eksisi, untuk lesi >2 cm
dan sekitar 50-60% orang menderita skin tag pada 4. Analisis histopatologik, untuk skin tag yang
usia 69-70 Tahun. Selain usia tua, skin tag juga muncul pada anak-anak serta jika ada
umumnya banyak ditemukan pada penderita yang kecurigaan neoplasma.
terindikasi obesitas dan menopause.
Sumber: Quinn AG, Perkins W. Non-melanoma skin cancer and other epidermal skin tumours. In:
Sumber: Gani W, Ismail S. LAPORAN KASUS: SKIN TAG. Jurnal Medical Profession (Medpro). Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s Textbook of Dermatology (8th ed). Oxford:
2020;2(1):18-23. Blackwell Publishing Ltd., 2010; p. 52.1 - 48.
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
4. Karsinoma Sel Basal
A. Definisi B. Etiologi
BCC disebabkan karena adanya perubahan pada DNA
Karsinoma sel basal (BCC) adalah jenis kanker kulit seseorang (mutasi gen). Perubahan ini biasanya terjadi
yang terbentuk dalam sel basal kulit. Sel basal berada setelah kulit terlalu banyak terkena paparan sinar UV dari
di bagian bawah epidermis kulit. Karsinoma sel basal sinar matahari atau tanning bed. Gen akan memberikan
tampak seperti benjolan kecil, terkadang berkilau instruksi DNA tubuh untuk membuat sel-sel baru guna
seperti Mutiara atau bercak datar bersisik pada kulit menggantikan sel-sel yang lama dengan menyalin dan
yang tumbuh secara perlahan seiring waktu. mereplikasi diri mereka sendiri. Jika mutasi mempengaruhi
salah satu gen, DNA tidak akan memiliki instruksi untuk
membuat sel baru sebagaimana mestinya.
Sumber :
sumber : 1. Dourmishev LA, Rusinova D & Botev I. Varian Klinis, Stadium, dan Penatalaksanaan Karsinoma
1.Basal cell carcinoma [Internet]. Cleveland Clinic. [cited 2023 Sep 29]. Available from: Sel Basal ( https://doi.org/10.4103/2229-5178.105456 ) . Jurnal Online Dermatologi India. 4(1), 12–
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4581-basal-cell-carcinoma. 17; 2013. Diakses pada 28/9/2023.
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
4. Karsinoma Sel Basal
G. Tatalaksana
Risiko rendah :
1. MOHS surgery
dengan dilakukan kuretase atau
2. EDC
elektrodesikasi, eksisi standar dengan batas
3. Terapi radiasi
klinis 4mm atau radioterapi.
4. Cryosurgery
5. Terapi obat topikal
Risiko tinggi:
6. Pembedahan
Pada KSB risiko tinggi, pilihan terapinya yaitu
7. Radioterapi
Mohs micrographically controlled surgery,
8. Photodynamic therapy
eksisi dengan batas klinis yang lebih besar
9. Inhibitor Jalur Hedgehog
atau radioterapi.
sumber :
1. Sekulic A, Migden MR, Oro AE, Dirix L, Lewis KD, Hainsworth JD, et al. Efficacy and Safety of Vismodegib in Advanced Basal-Cell Carcinoma. N Eng J Med, 2012. 366(23): 2171-9.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5278761/
2. Lear JT, Migden MR, Lewis KD, Chang ALS, Guminskin A, Gutzmer R, et al. Long‐term efficacy and safety of sonidegib in patients with locally advanced and metastatic basal cell carcinoma: 30‐month analysis of the randomized
phase 2 BOLT study. J Eur Acad Dermatol Venereol, 2018. 32(3): 372-81. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5873455/
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
5. Apa pengaruh pajanan sinar UV terhadap kulit ?
Pajanan sinar ultraviolet (UV), merupakan faktor risiko utama pada banyak kasus penyakit pada kulit
salah satu contohnya yaitu melanoma maligna.
Ada 3 jenis utama sinar UV, yaitu:
1. Sinar UVA: Sinar ini dapat merusak DNA (DeoxyriboNucleic Acid) sel kulit bila terpapar terus-
menerus dalam jangka lama dan berperan menimbulkan beberapa jenis kanker kulit
2. Sinar UVB: Sinar UVB dapat secara langsung merusak DNA sel kulit; sumber utama sinar UVB
adalah matahari yang menjadi penyebab terbanyak kanker kulit
3. Sinar UVC: Sinar ini tidak dapat melewati atmosfer bumi, oleh karena itu tidak terkandung dalam
pancaran sinar matahari. Sinar ini normalnya tidak menyebabkan kanker kulit
sumber :
1. Sukmawati Tansil Tan, Isabella Puspa Dewi. Melanoma Maligna. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. vol. 42 no. 12, th. 2015
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
STUDI KASUS
1.Bagaimana hubungan pekerjaan Tn. darwin dengan penyakit yang diderita?
Penyakit yang diduga diderita oleh Tn. Darwin adalah BCC, keratosis seboroik, dan skin tag sesuai dengan hipotesis.
Penyakit-penyakit dugaan tersebut merupakan penyakit kulit dengan sinar UV sebagai faktor risikonya adalah
karsinoma sel basal, melanoma maligna, dan keratosis seboroik. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Karsinoma sel basal : Mekanisme pembentukan karsinoma sel basal melalui radiasi ultraviolet adalah kerusakan
DNA langsung.
2. Melanoma maligna Radiasi ultraviolet sangat terkait dengan mutasi DNA dan perkembangan melanoma. Mutasi
pada DNA menyebabkan melanoma.
3. Keratosis seboroik dikaitkan sebagai tanda penuaan kulit secara umum dan penuaan ekstrinsik, terutama karena
paparan ultraviolet (UV) kronis. Ekspresi protein prekursor amiloid lebih tinggi pada paparan UV daripada di
bagian kulit yang tidak terpapar dan meningkat seiring bertambahnya usia. Ekspresi protein prekursor amiloid
yang berlebih dapat meningkatkan timbulnya SK dan merupakan penanda penuaan kulit dan kerusakan UV
sumber :
1. McDaniel B, Badri T, Steele RB. Basal Cell Carcinoma. StatPearls Publishing; 2022.
2. Puckett Y, Wilson AM, Farci F, Thevenin C. Melanoma Pathology. StatPearls Publishing; 2022.
3. Wollina U. Seborrheic Keratoses – The Most Common Benign Skin Tumor of Humans. Clinical presentation and an update on pathogenesis and treatment options. Open Access Maced J
Med Sci [Internet]. 2018;6(11):2270–5
PERTANYAAN DISKUSI
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
STUDI KASUS
2.Apakah terdapat hubungan riwayat keluarga Tn. Darwin dengan penyakit yang diderita?
Penyakit yang diderita berhubungan dengan etiologi genetik. Skin tag dan keratosis seboroik
berhubungan dengan riwayat keluarga. Penelitian yang berkaitan dengan penderita skin tag dan
keratosis seboroik menunjukkan bahwa sebagian besar pasien dengan skin tag memiliki riwayat skin
tag dalam keluarga. Dalam beberapa kasus BCC, risiko terkena diturunkan dalam keluarga, dimana
mutasi pada gen CDKN2 pada kromosom 9 dan mutasi pada gen p53 dapat mendasari kerentanan
terhadap kanker. CDKN2 mengkode protein yang disebut p16 yang merupakan pengatur penting siklus
pembelahan sel, akibatnya dapat menghentikan sel dari mensintesis DNA sebelum membelah. Jika p16
tidak bekerja dengan baik, sel kulit tidak memiliki rem pada siklus pembelahan sel sehingga dapat terus
berkembang biak tanpa terkendali.
sumber :
1. Paramita C. SATU KASUS KERATOSIS SEBOROIK YANG DITERAPI DENGAN LASER KARBONDIOKSIDA (CO2).
2. Gani W, Ismail S. LAPORAN KASUS: SKIN TAG. Jurnal Medical Profession (Medpro). 2020;2(1):18-23.
3. National Center for Biotechnology Information (US). Genes and Disease [Internet]. Bethesda (MD): National Center for Biotechnology Information (US); 1998-.
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
KESIMPULAN