MODUL PENCEGAHAN
DAN PENANGANAN
KEKERASAN DI SATUAN
PENDIDIKAN
OKTOBER 2023
Peringatan Pemicu (Trigger Warning)
Terjebak dalam metode ceramah Mendorong peserta untuk aktif menyampaikan dan menemukan sendiri
pelajaran secara partisipatif
Memberi pelajaran, mengungkapkan makna, Memberi kesempatan peserta yang menemukan dan mengungkapkan inti
menyimpulkan sendiri, dan memberi nasehat pelajaran dan kesimpulan. Fasil hanya mendorong, melempar pertanyaan dan
kepada peserta menguatkan. Sehingga peserta merasa menemukan sendiri, bukan diajari.
Cenderung fokus pada beberapa peserta Peka pada situasi, mendorong orang-orang yang kurang aktif dengan memberi
yang menonjol dan dominan. Sehingga mereka kesempatan. Tidak membiarkan forum dikuasai oleh beberapa peserta
peserta yang tidak aktif cenderung enggan saja.
untuk berpartisipasi.
Fasilitator membiarkan diskusi kelompok Fasilitator menemani proses diskusi kelompok, tidak meninggalkan begitu saja
dilakukan secara mandiri tanpa pengawasan untuk memastikan diskusi sesuai dengan tujuan pembelajaran
Mengisi waktu, menggugurkan kewajiban Mengatur dan memanfaatkan waktu dengan penuh tanggungjawab
Mengikuti situasi, kadang keluar dari Fokus pada pembahasan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika arah
pembahasan dan menjauh dari tujuan diskusi melenceng, segera mengembalikan pada topik bahasan
pembelajaran
PRE TEST
bit.ly/pretest-ppksp
Setelah mengikuti sesi peningkatan kapasitas ini,
Ibu dan Bapak diharapkan dapat:
Eksperimen
aktif
(merencanakan
atau mencoba
apa yang telah
dipelajari)
Konseptual
(data, fakta, Pengalaman
Pemantik Konsep Aplikasi konkrit
Pertanyaan pemantik Menyarikan aktivitas dan Call to action yang dapat poin inti
pembelajaran (Sesuatu
yang mengantarkan refleksi menjadi poin inti langsung di kerjakan di tiap
kepada tema pembelajaran sesuai akhir sesi untuk mencicil RTL terkait konsep yang
pembahasan Permendikbud 46/2023 yang dilakukan
dipelajari) atau dialami)
Pengamatan
Pengalaman konkret Pengamatan refleksi Eksperimen aktif reflektif
(meninjau
atau
merefleksikan
pengalaman)
Sebelum kita mulai
YUK KENALAN DULU!
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan proses belajar
kali ini, mari bersepakat untuk:
Pengalaman pribadi yang dibagikan
Hadir tepat waktu dalam forum diceritakan di luar
No Topik Durasi
7. Posttest 5 menit
2. Sticky Note
3. Spidol
4. Solatip
5.
5 Printout
bit.ly/bahancetakppksp1
Apa saja yang akan kita pelajari bersama?
Kegiatan
Kegiatan WaktuWaktu
Pemantik 5”
Aplikasi 2”
Durasi:
4 menit
Minta peserta merespon pertanyaan berikut:
Pernyataan 1:
Kekerasan terhadap anak dapat berdampak buruk dalam jangka
panjang
Mitos / Fakta
Jawaban pernyataan 1
Fakta
Alasannya:
● Berbagai studi di tingkat global, menunjukkan kekerasan dapat berdampak
pada luka fisik, dampak psikologis termasuk depresi dan trauma,
terganggunya kondisi psikososial korban, rendahnya prestasi pendidikan,
hilangnya kepercayaan diri, kemungkinan terlibat dalam perilaku berisiko
seperti penggunaan NAPZA, viktimisasi dan langgengnya kekerasan di
kemudian hari, membuat kekerasan berdampak pada kesejahteraan
individu dalam jangka panjang (WHO, 2019).
● Kekerasan yang dialami oleh anak, baik yang dilakukan secara psikis,
verbal, dan emosional menimbulkan dampak khusus pada proses tumbuh
kembang, khususnya psikososial anak. Berdasarkan data dari Italian
Journal Pediatrics (2019).
Jawaban pernyataan 1
Fakta
Alasannya:
● Berbagai studi di tingkat global, menunjukkan kekerasan dapat berdampak pada
luka fisik, dampak psikologis termasuk depresi dan trauma, terganggunya
kondisi psikososial korban, rendahnya prestasi pendidikan, hilangnya kepercayaan
diri, kemungkinan terlibat dalam perilaku berisiko seperti penggunaan NAPZA,
viktimisasi dan langgengnya kekerasan di kemudian hari, membuat kekerasan
berdampak pada kesejahteraan individu dalam jangka panjang (WHO, 2019).
Mitos / Fakta
Jawaban pernyataan 2 Mitos
Faktanya, data menunjukkan kekerasan masih terus terjadi:
Durasi: 15 Menit
Aktivitas Peserta:
● Minta peserta berpasangan
● Selama 5 menit masing-masing pasangan peserta berdiskusi mencari
contoh konkrit terkait cakupan kekerasan:
1. kekerasan yang terjadi di dalam satuan pendidikan;
2. kekerasan yang terjadi di luar satuan pendidikan dalam
kegiatan satuan pendidikan;
3. kekerasan yang terjadi melibatkan lebih dari 1 satuan
pendidikan
● Setelah diskusi, selama 10 menit minta perwakilan peserta
mempresentasikan hasil diskusinya.
Konsep 2: Permen PPKSP melindungi peserta didik, pendidik*, dan tenaga
kependidikan dari kekerasan yang terjadi saat kegiatan pendidikan, baik di
dalam, maupun di luar satuan pendidikan
Pasal 4 - 5: Satuan pendidikan X Satuan pendidikan Y
*pendidik: guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya
Konsep 2: Permen PPKSP melindungi peserta didik, pendidik*, dan tenaga
kependidikan dari kekerasan yang terjadi saat kegiatan pendidikan, baik di
dalam, maupun di luar satuan pendidikan
Sasaran peraturan ini adalah: Satuan pendidikan X Satuan pendidikan Y
a. Peserta didik
Pelaku/Korban Pelaku/Korban Pelaku/Korban Pelaku/Korban
b. Pendidik
c. Tenaga kependidikan dan 1. Peserta didik Peserta didik 7. Pendidik Pendidik
d. Warga satuan pendidikan
lainnya (masyarakat yang 2. Peserta didik Pendidik 8. Pendidik Tenaga kependidikan
beraktivitas atau yang
3. Peserta didik Tenaga kependidikan 9. Tenaga Kependidikan Tenaga kependidikan
bekerja di satuan
pendidikan)
4. Peserta didik/
Peserta didik/ Pendidik/
Pendidik/ Tenaga
Cakupan penanganan kekerasan: Kependidikan
Tenaga Kependidikan
a. Lokasi kekerasan di dalam
satuan pendidikan
b. Lokasi kekerasan di luar Pelaku/Korban Masyarakat umum**
satuan pendidikan dalam 5. Peserta didik/Pendidik/Tenaga **Jika pelaku/korban
Dewasa masyarakat umum,
kegiatan satuan Kependidikan
penanganan tidak bisa
pendidikan 6. Peserta didik/Pendidik/Tenaga
Anak dilakukan oleh satuan
c. Melibatkan lebih dari 1 Kependidikan pendidikan
satuan pendidikan
*pendidik: guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya
Konsep 3: Ruang Lingkup PPKSP
Aktivitas Peserta:
bit.ly/MerdekaBelajar25
Aplikasi
120
menit Alat dan bahan:
2. Sticky Note
3. Spidol
4. Solatip
Apa saja yang akan kita pelajari bersama?
Kegiatan Waktu
● kelompok 2 ● kelompok 5
fokus mendiskusikan contoh jenis fokus mendiskusikan contoh diskriminasi
kekerasan psikis dan intoleransi
● kelompok 3 ● kelompok 6
fokus mendiskusikan contoh fokus menggali contoh kebijakan yang
perundungan mengandung kekerasan
Permendikbudristek PPKSP menghilangkan area “abu-abu” dengan
memberikan definisi yang jelas untuk membedakan bentuk
kekerasan fisik, psikis dan perundungan
Pasal 7 - 9:
Kekerasan Dilakukan dengan kontak fisik baik menggunakan alat kekerasan fisik dan
fisik bantu ataupun tanpa alat bantu psikis yang dilakukan
berulang dan ada
relasi kuasa, maka
termasuk dalam
Dilakukan tanpa kontak fisik untuk merendahkan, kategori
Kekerasan menghina, menakuti, atau membuat perasaan tidak perundungan
psikis nyaman.
Permendikbud PPKSP mendefinisikan kekerasan seksual serta
diskriminasi dan intoleransi untuk menegaskan sanksi administratifnya
Pasal 10 - 11:
Tindakan
merendahkan,
tubuh dan /atau
menghina,
Kekerasan fungsi
melecehkan, objek
seksual reproduksi
dan/atau
seseorang
menyerang
Pasal 13:
surat keputusan
surat edaran
Kebijakan Kebijakan dari pendidik, tenaga
yang kependidikan, komite sekolah, dalam nota dinas
mengandung kepala satuan pendidikan dan bentuk
kekerasan kepala dinas pendidikan imbauan
instruksi
Contoh:
“pernah pada suatu saat
dalam hidup saya masih
menyalahkan korban
kekerasan karena pakaian
yang dia pakai, padahal
secara prinsip kekerasan
terjadi bukan karena salah
korban tapi sepenuhnya
salah pelaku”
Lanjutan konsep 2
● Wah pengalamannya menarik sekali,
selanjutnya mari kita bermain game
“setuju/tidak setuju”
Sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 12,
setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk
memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas
hidup.
● Apa yang Bapak Ibu pelajari tentang pandangan Bapak Ibu sendiri dan
orang lain tentang bentuk kekerasan?
● Apa yang kita simpulkan tentang pesan kunci dari permainan kita ini?
Kesimpulan
Mari mengingat
Tunjukkan Aksimu
PEMBENTUKAN TPPK
DAN SATUAN TUGAS
Tujuan Pembelajaran Topik 3:
Pembentukan TPPK dan Satuan Tugas
105
menit Alat dan bahan:
2. Sticky Note
3. Spidol
4. Solatip
Apa saja yang akan kita pelajari bersama?
Kegiatan Waktu
Pengantar (Pemantik) 5”
Aplikasi 30”
Instruksi: (1) Bagi peserta jadi 2 kelompok (tim TPPK dan tim satuan tugas); (2) Gunakan Permendikbudristek 46/2023
sebagai sumber referensi; https://jdih.kemdikbud.go.id/detail_peraturan?main=3310 (3) Gunakan kertas plano sebagai media
*Jika SDM di PAUD tidak mencukupi, TPPK dapat terdiri dari beberapa PAUD dengan ketetapan dinas pendidikan
** Pembentukan TPPK di pendidikan nonformal adalah 1 tahun dengan anggota perwakilan pendidik
*** Untuk SLB target pembentukannya mengikuti sesuai dengan jenjang pendidikan di atas
Lanjutan Konsep 1: Alur pembentukan TPPK
Pengangkatan
Asesmen Kebutuhan Penunjukan Anggota dan Penetapan
Kepala satuan pendidikan Kepala satuan pendidikan menunjuk Kepala satuan pendidikan
mempertimbangkan: unsur keanggotaan TPPK melakukan pengangkatan dan
penetapan anggota TPPK terpilih
a. Perbandingan jumlah warga Orang tersebut mengirimkan surat dengan menerbitkan surat
satuan pendidikan (peserta didik, pernyataan (ditandatangani dan keputusan.
pendidik, dan tenaga dibubuhi materai dengan isi:
kependidikan) dengan estimasi
a. tidak pernah terbukti melakukan
jumlah calon anggota TPPK,
kekerasan;
dan;
b. tidak pernah terbukti dijatuhi
b. Beban tugas calon anggota
hukuman pidana dengan ancaman
TPPK.
pidana 5 (lima) tahun atau lebih
Jika tidak cukup dapat c. tidak pernah dan/atau tidak sedang
menambahkan perwakilan tenaga menjalani hukuman disiplin
administrasi yang berasal dari pegawai tingkat sedang atau berat.
unsur tenaga kependidikan.
Lanjutan Konsep 1: Satuan Tugas (Satgas)
When? Where?
Who? (Siapa) How (Bagaimana)
(Kapan) (Dimana)
Bagaimana jika di satpen/dinas sudah ada tim namun namanya tidak sesuai dengan yang ada di Permendikbudristek 46/2023?
Prinsipnya tim yang sudah bertugas bisa langsung dibentuk sebagai TPPK/Satgas dengan catatan memenuhi 4 unsur: (a) unsur yang terlibat
dalam tim sudah sesuai dengan mandat Permen bab IV pasal 27 untuk TPPK, dan bab IV pasal 33 untuk satgas, (b) tugas dan fungsinya sesuai
dengan tugas TPPK/Satgas, (c) SK yang masih berlaku masa tugasnya, dan (d) SK yang dibuat diunggah ke dasbor PPKSP.
Konsep 3:Konsep
Lanjutan Alur Pembentukan
1: Alur Pembentukan
Satuan Tugas
Satuan Tugas
Kedudukandan
Kedudukan danGaris
GarisKoordinasi
KoordinasiSatgas
Satgas Kedudukan dan Garis Koordinasi Satgas
PPKSPTingkat
PPKSP TingkatProvinsi
Provinsi PPKSP Tingkat Kabupaten/Kota
Gubernur Bupati/Walikota
Kepala Dinas Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kab/Kota
Satgas PPKSP
Kab/Kota
Satgas PPKSP Provinsi
2. https://dapo.kemdikbud.go.id/berita/pencegahan-dan-penanganan-kekerasan-di-lingkungan-satuan-pendidikan
Dasbor pembentukan TPPK
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tppk/dashboard
Dasbor pembentukan Satuan Tugas
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tppk/dashboard
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
1. NON DISKRIMINATIF
Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan berhak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi tanpa
pengecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi,
kemampuan, atau pandangan lain yang mereka miliki.
Dalam setiap kegiatan yang melibatkan anak, baik di sektor publik maupun di institusi penyelenggara
kesejahteraan sosial swasta, pengadilan hukum, kebijakan administratif maupun legislatif, kepentingan
terbaik bagi anak harus dijadikan pertimbangan utama.
TPPK mempertimbangkan dan memastikan bahwa program pencegahan di sekolah tidak akan mengganggu tumbuh
kembang anak dan harus dengan persetujuan orang tua/wali mereka, misal: sekolah tidak mengundang narasumber
yang membuat peserta didik tertekan saat seminar sosialisasi pencegahan kekerasan. Sekolah juga tidak memaksa
peserta didik untuk menjadi mata-mata dalam pengawasan kekerasan di sekolah.
3. PARTISIPASI ANAK
Anak berhak untuk menyatakan pandangannya sendiri secara bebas dalam segala hal yang mempengaruhi
dirinya dan pandangan-pandangan anak diberikan bobot yang sesuai dengan usia/kedewasaan anak.
TPPK melibatkan peserta didik usia anak untuk mengembangkan program pencegahan kekerasan yang tepat
diterapkan di sekolah. Dalam diskusi pengembangan program, peserta didik memiliki kesempatan mengutarakan ide
mereka. Saat diskusi pengembangan, TPPK mempertimbangkan ide yang diutarakan oleh peserta didik.
Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan tanpa memandang gender memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk mendapatkan layanan pencegahan dan penanganan kekerasan.
TPPK dan/atau Satuan Tugas menggunakan perspektif kesetaraan gender dalam merencanakan hingga
melaksanakan aktivitas pencegahan di satuan pendidikan. Misalnya dengan memastikan peserta didik
laki-laki dan perempuan mendapatkan informasi yang sama terkait pencegahan kekerasan seksual
Orang dengan disabilitas memiliki hak yang sama sebagai warga negara dan berhak diberikan akses dalam
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, termasuk dalam
aspek pencegahan dan penanganan kekerasan.
6. AKUNTABILITAS
setiap pelaksanaan program pencegahan dan penanganan kekerasan dilakukan dengan tanggung jawab
termasuk dalam penyediaan sumber daya yang memadai.
Kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya pencegahan yang dilakukan di sekolah,
termasuk anggaran dan efektivitas program.
7. KEHATI-HATIAN
Prinsip kehati-hatian memastikan pencegahan dan penanganan kekerasan secara hati-hati dilakukan untuk
mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
8. KEBERLANJUTAN PENDIDIKAN
Setiap anak yang menjadi peserta didik harus dijamin keberlanjutan pendidikannya agar dapat terus
mendapatkan kemudahan akses terhadap pendidikan.
Pembentukan
TPPK
PENCEGAHAN
KEKERASAN
Tujuan Pembelajaran Topik 4:
Pencegahan Kekerasan
3. Spidol
4. Solatip
5. Bahan cetak:
bit.ly/bahancetakppksp4
Apa yang akan kita lakukan di sesi ini?
Kegiatan Modul
TOTAL 60”
Pemantik
Pengantar Cerita:
Untuk mempelajari topik “pencegahan “Di dekat sebuah kampus terdapat
kekerasan” ini, ajak peserta terlebih beberapa warung kopi yang menyediakan
dahulu mengikuti alur cerita dengan
seduhan kopi yang nikmat dengan diskusi
judul “Ngobrol di Warung Kopi”
pengunjung yang beragam. Ada 3 warung
kopi yang banyak dikunjungi mahasiswa
sedang membincang tentang bagaimana
strategi pencegahan kekerasan yang saat
ini sedang marak terjadi di satuan
pendidikan”.
Warkop 2
2 Karakter
membicarakan
contoh strategi
Warkop 1 pencegahan Warkop 3
Cerdas kekerasan oleh 3 Kreatif
1 sekolah dan pemda
yang dilakukan membicarakan contoh
membicarakan melalui “edukasi”
contoh strategi strategi pencegahan
pencegahan kekerasan oleh sekolah
kekerasan oleh Durasi: 10 Menit
dan pemda yang
sekolah dan pemda dilakukan melalui
yang dilakukan penyediaan “sarana
melalui “tata kelola” prasarana”
8. Menyediakan pendanaan
Penyediaan
sarana dan
prasarana
a
Konsep
1 non-diskriminasi
7 kehati-hatian
8 keberlanjutan pendidikan
Aplikasi
PENANGANAN
KEKERASAN
Tujuan Pembelajaran Topik 5:
Penanganan Kekerasan
Peserta memahami alur penanganan kekerasan di satuan pendidikan sesuai
dengan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
2. Sticky Note
150
menit 3. Spidol
5. Proyektor LCD
bit.ly/bahancetakppksp5
Alokasi Waktu Topik 5
Kegiatan Waktu
Memastikan kenyamanan dengan berfokus pada Panik, sehingga tidak dapat mengontrol situasi dan tidak
kebutuhan korban, misalnya dengan memberi minum; dapat membangun kenyamanan dan kepercayaan
memastikan keamanan dan kerahasian tempat berbicara
Mengontrol situasi dengan baik Tidak dapat mengontrol situasi, malah cenderung
membicarakan diri sendiri
Melakukan kontak mata dengan tepat Tidak menunjukkan perhatian terhadap pembicaraan yang
berlangsung
Menganggukkan kepala saat mendengarkan untuk Tidak menunjukkan bahasa tubuh yang baik
memberikan lingkungan yang ramah bagi korban
Memberikan informasi secara komprehensif dan objektif Mengarahkan pilihan korban tanpa memberikan informasi
terkait kemungkinan pilihan yang dimiliki pelapor dan risiko secara utuh
dari setiap pilihannya, termasuk strategi mitigasinya.
Konsep 1: Bantuan yang Berpusat pada Korban
Instruksi:
Fasilitator menyampaikan materi pengantar Konsep 1:
Bantuan yang Berpusat pada Korban dengan metode paparan.
Prinsip bantuan yang berpusat pada korban berkaitan dengan etika dan
kepentingan yang terbaik untuk korban.
Meningkatkan serta
Mendukung pemulihan
Menciptakan lingkungan memastikan korban,
korban dan membantu
yang mendukung hak-hak pelapor, terlapor dan
korban dalam
korban dan korban saksi memiliki kapasitas
mengidentifikasi
diperlakukan dengan korban untuk mampu
kebutuhannya dan
penuh martabat dan rasa menjalani proses
berkoordinasi dengan
hormat penanganan yang akan
layanan yang dibutuhkan
dilakukan
Prinsip Dasar Pendampingan
Respon yang kita berikan harus Menghargai hak, martabat, dan harapan korban.
mementingkan korban, yang mencakup Setiap bagian yang dilakukan oleh pendamping
keselamatan fisik, psikis, dan kesejahteraan memerlukan persetujuan dari korban, pada korban
korban. usia anak persetujuan dapat diberikan oleh orang
tua, wali dan/atau orang dewasa yang dipercaya.
Hal penting bagi kita adalah memastikan Menjaga kerahasian laporan yang kita terima dan
seluruh korban kekerasan mendapatkan memastikan pemberian informasi hanya kepada
layanan yang sama. pihak yang relevan dan bertanggung jawab.
Pendampingan
1. Setelah materi kunci sudah disampaikan, fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok.
2. Diskusikan dalam kelompok masing-masing:
a. Berdasarkan sesi Mengenal Kekerasan, kekerasan seperti apa yang sering ditemui
di satuan pendidikan wilayah kerja Ibu/Bapak?
b. Apa saja langkah-langkah atau upaya yang sudah dilakukan sampai kasus tersebut
selesai?
c. Apakah langkah tersebut telah memastikan korban mendapatkan keadilan serta
pemulihan?
3. Setelah peserta selesai berdiskusi dan sudah memaparkan hasil diskusinya, fasilitator
mengajak peserta untuk dapat melakukan refleksi dengan pertanyaan pemantik yang
sudah tersedia.
Refleksi
1 2 3 4 5
Penyusunan Tindak Lanjut
Penerimaan
Pemeriksaan Kesimpulan dan Laporan dan Pemulihan
Laporan
Rekomendasi Rekomendasi
Pemulihan berjalan paralel sejak penerimaan laporan hingga akhir proses pendampingan.
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
Penerimaan laporan Pemeriksaan
TPPK/Satgas/ TPPK/Satgas
Kemendikbud
2
mengambil tindakan
menerima awal, pendampingan,
laporan TPPK/Satgas/Kemendi dan pemulihan
Dugaan kbud melimpahkan TPPK/Satgas
kekerasan 1 laporan kepada menindaklanjuti
TPPK/Satgas sesuai laporan Pemulihan berjalan
terjadi paralel dilakukan
kewenangan
TPPK
menemukan
langsung dugaan
kekerasan TPPK/Satgas
melakukan
pemeriksaan kasus
Penyusunan
Tindak lanjut laporan hasil
Pemulihan kesimpulan &
pemeriksaan rekomendasi
TPPK/Satgas
melakukan:
Pemulihan: TPPK/Satgas/Kemendi TPPK/Satgas a. Pemanggilan
Pejabat yang
memastikan kbud melimpahkan menyusun laporan b. Mengumpulkan
berwenang
pemulihan laporan kepada hasil pemeriksaan keterangan & bukti
menerbitkan
bagi korban TPPK/Satgas sesuai (kesimpulan dan dari pelapor, terlapor,
keputusan
dilakukan kewenangan rekomendasi) saksi dan pihak
terkait lainnya
5 4 3
Awal/akhir dari Tindakan lanjutan dari
proses/tahapan Proses tahapan/utama proses/tahapan utama
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
1. Penerimaan Laporan
Catatan Penting
1. TPPK
Langsung* Penerimaan laporan perlu memperhatikan prinsip
Pelapor 2. Satuan Tugas
3. Pemerintah perlindungan anak serta memastikan Hak Korban,
Tidak Langsung*
Daerah sesuai Pelapor, Saksi dan Peserta Didik sebagai
Kewenangan Terlapor:
dan/atau
a. surat tertulis
4. Kementerian 1. Korban, Pelapor, Saksi berhak atas:
b. telepon
a. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan
c. pesan singkat
elektronik Terlapor dan/atau pihak lain
d. bentuk b. pelindungan atas kerahasiaan identitas
pelaporan lain dan informasi kasus
yang 2. Peserta Didik sebagai Terlapor berhak atas:
memudahkan a. pelindungan atas kerahasiaan identitas
dan informasi kasus;
b. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan
Kesimpulan adalah hasil analisis yang ditemukan TPPK atau Satuan Tugas
dari proses pemeriksaan laporan kekerasan. Kesimpulan memuat informasi:
Tidak
Terbukti Lanjutkan ke: Terbukti Perlu ada tindak lanjut
terjadi a. penyusunan kesimpulan terjadi keberlanjutan layanan
Kekerasan dan rekomendasi sanksi Kekerasan pendidikan dan pemulihan
administratif nama baik terlapor.
b. pemulihan korban
c. tindak lanjut Surat keputusan pemulihan
keberlanjutan pendidikan nama baik terlapor
Catatan Penting
Jika terdapat kasus terlapor usia anak maupun usia dewasa dan tidak terbukti, kerahasiaan kasus tetap harus dijaga.
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
4. Tindak Lanjut Laporan dan Rekomendasi
Catatan Penting
P
Pembagian Tugas Penanganan
TPPK Kasus kekerasan di TPPK menangani kasus kekerasan apabila kekerasan yang
satuan pendidikan dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga Kependidikan,
anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan Pendidikan lainnya:
a. di dalam lokasi atau
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan
pendidikan.
Satuan Tugas Kasus kekerasan memenuhi kondisi pada Pasal 5 Satuan Tugas Kabupaten/Kota
Kabupaten / 1. Kekerasan yang melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan. menangani kasus kekerasan
Kota 2. Kerasan yang dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga apabila:
Kependidikan, anggota Komite Sekolah, dan Warga Satuan 1) Kasus kekerasan terjadi di
Pendidikan lainnya: lingkup pendidikan usia
a. di dalam lokasi atau dini, sekolah non-formal,
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan SD, dan/atau SMP
pendidikan.
dan Pasal 41
Satuan Tugas Satuan Tugas Provinsi menangani
a. Terlapor merupakan kepala satuan pendidikan;
Provinsi kasus kekerasan apabila:
b. Kekerasan melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan;
1) Kasus kekerasan terjadi di
c. Kekerasan melibatkan anggota TPPK; dan/atau
lingkup SMA dan/atau SMK
d. TPPK tidak melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri ini.
Pembagian Tugas Penanganan
Satuan Tugas Kasus kekerasan memenuhi salah satu kondisi berikut (Pasal 5 dan Satuan Tugas Kabupaten/Kota
Kabupaten / Pasal 41) menangani kasus kekerasan
Kota apabila terjadi di lingkup:
1. Kekerasan yang melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan. a. pendidikan usia dini
2. Kekerasan yang dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga b. sekolah non-formal,
Kependidikan, anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan c. SD
Pendidikan lainnya: d. SMP
a. di dalam lokasi atau
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan
pendidikan.
Satuan Tugas Satuan Tugas Provinsi menangani
3. Terlapor merupakan kepala satuan pendidikan
Provinsi kasus kekerasan apabila terjadi di
4. Kekerasan melibatkan anggota TPPK; dan/atau
lingkup:
5. TPPK tidak melaksanakan tugasnya
a. SMA
b. SMK
c. SLB
*Anggota komite sekolah tidak bisa diberikan sanksi oleh kepala sekolah jika melakukan kekerasan. Namun, anggota komite yang
menjadi anggota TPPK, jika melakukan kekerasan dapat diberikan sanksi oleh kepala sekolah.
Pembagian Tugas Penanganan
Kelompok Kerja Kasus kekerasan Kelompok Kerja yang dibentuk Mendikbudristek untuk melakukan
Kemendikbudristek memenuhi kondisi pada Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di bidang pendidikan
Pasal 5 menangani kasus kekerasan apabila (Pasal 42):
1) Kasus kekerasan terjadi di semua lingkup satuan pendidikan;
2) Satuan tugas tidak melaksanakan tugasnya menangani kasus
kekerasan.
3) Kementerian melaksanakan Penanganan Kekerasan dengan
mendorong Dinas Pendidikan untuk memastikan Satuan Tugas
agar melakukan penanganan kekerasan.
4) Dalam hal Satuan Tugas tidak melaksanakan Penanganan
Kekerasan sebagaimana dimaksud, Kementerian dapat
merekomendasikan sanksi Dinas Pendidikan atau kepala daerah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Sanksi
Sanksi administratif* kepada pelaku peserta didik mempertimbangkan sanksi
yang edukatif dan tetap memperhatikan hak pendidikan peserta didik
Sanksi berat
Sanksi ringan
Pelaku Pemberi sanksi
Kepala satuan 3.Pemindahan peserta didik ke
Peserta didik 1.Teguran tertulis 2.Tindakan edukatif
pendidikan satuan pendidikan lain nya
Sanksi berat
Sanksi ringan
Mediator memerlukan kompetensi khusus untuk dapat menghasilkan keputusan yang adil bagi pelaku
maupun korban. Mediasi bisa saja tidak berhasil dan merugikan korban.
Efek jangka panjang (misalnya melakukan kekerasan kembali): mediasi yang dilakukan bukan oleh
ahlinya memberikan peluang bagi pelaku untuk memberikan ancaman dan kekerasan kembali kepada
korban setelah mediasi berlangsung.
Relasi kuasa adalah salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan. Pada kasus kekerasan, relasi
kuasa yang timpang merupakan hal yang paling terlihat antara korban dan pelaku, maka
mempertemukan kedua belah pihak bukan suatu hal yang bijak. Selain, perlu diperhatikan dalam kasus
kekerasan pertemuan korban dan pelaku dapat memicu trauma dan respon psikologis yang beragam
pada diri korban.
Mediasi dalam PPKSP
Non-diskriminasi
penyusunan mekanisme
Keadilan dan kesetaraan gender
rujukan, yaitu:
Kesetaraan hak dan aksesibilitas
bagi penyandang disabilitas
Akuntabilitas
Kehati-hatian
Keberlanjutan pendidikan
Aplikasi
1. Setelah materi kunci sudah disampaikan, fasilitator
membagi peserta sesuai dengan wilayahnya
masing-masing (setiap provinsi).
2. Fasilitator membagikan lembar kerja yang sudah dicetak
terkait pemetaan sumber dukungan dan regulasi di setiap
tim masing-masing. Bagikan dalam bentuk dokumen cetak.
3. Setelah peserta selesai berdiskusi dan sudah memaparkan
hasil diskusinya, fasilitator mengajak peserta untuk dapat
melakukan memaparkan hasil diskusi dan temuannya.
Aplikasi: Pemetaan Sumber Dukungan
Sumber Dukungan Nama Lembaga Jenis Layanan yang Diberikan
Dukungan
Kesehatan Mental dan/atau Pemeriksaan Psikologis Puskesmas Layanan kesehatan mental psikolog / psikiater
Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial LPKS Prov. DKI Jakarta Rumah singgah sementara untuk pelaku anak
Lembaga Perlindungan Khusus Anak LPKA Tangerang Anak yang mendapatkan peradilan pidana
Rumah Aman
Pemeriksaan Fisik Puskesmas Kecamatan XXX IGD, periksa fisik Jalan XXXX
Keberlanjutan Pendidikan
Lembaga Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial
UPTD PPA
Pemetaan Peraturan Daerah
bit.ly/posttest-ppksp1
EVALUASI KEGIATAN
https://bit.ly/puspeka23ep39
Lampiran Regulasi Pendukung
TERIMA
KASIH
Kontinum Kenyamanan
a. Sulit
b. Sedang
c. Mudah
Kontinum Kenyamanan
TOPIK 1:
URGENSI PERMENDIKBUD-
RISTEK 46/2023
Kontinum Kenyamanan
TOPIK 2:
DEFINISI DAN BENTUK KEKERASAN
Kontinum Kenyamanan
TOPIK 3:
TOPIK 4:
PENCEGAHAN KEKERASAN
Kontinum Kenyamanan
TOPIK 5:
PENANGANAN
KEKERASAN
Hari Pertama
Hari 1
Hari 2
Hari 2
Hari 3
1. Memastikan nama dan kedatangan peserta H-2 kegiatan. Jika belum ada nama
follow up terus ke Dinas/UPT
2. Membuat beberapa plan jadwal jika ada keterlambatan kedatangan peserta
3. Print out dan laminating bahan warung kopi topik 4 supaya bisa dipakai ulang
4. Print out dan laminating bahan puzzle topik 5 supaya bisa dipakai ulang dan
tidak perlu gunting-gunting
5. Print out kertas kerja tabel topik 3
6. Print out kertas kerja table topik 5
7. Tautan dan QR untuk evaluasi tiap kelas dibedakan supaya bisa langsung
tracking berapa yang sudah mengisi
8. QR code di PPT yang tayang diperbesar karena peserta jadi harus maju ke
depan
9.
Catatan Refleksi Wilayah Tengah
1. Bagian prinsip apakah lebih baik dimasukkan ke urgensi? Karena saat bahas
pencegahan jadi sulit untuk merefleksikan
2.
Rundown alternatif Hari Kedua
Hari 2
Hari 2
Hari 3
Hari 3