Anda di halaman 1dari 153

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,

KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

MODUL PENCEGAHAN
DAN PENANGANAN
KEKERASAN DI SATUAN
PENDIDIKAN

OKTOBER 2023
Peringatan Pemicu (Trigger Warning)

Presentasi dan pembahasan dalam sesi ini memuat materi


mengenai kekerasan yang dapat memicu respon emosional,
khususnya bagi penyintas kekerasan. Kebijaksanaan peserta
sangat diharapkan.

Bagi peserta yang terpicu secara emosional, bisa mengambil


waktu dan jarak sejenak dari sesi yang disampaikan.

Bila ada peserta yang mengalami respon emosional yang


berlanjut pasca presentasi dan pembahasan, mohon
menghubungi panitia untuk bantuan lebih lanjut.

Pedoman Standar dan Template Presentasi


#MerdekaBeragamSetara @cerdasberkarakter.kemdikbudri
Panduan Fasilitator sebelum Memulai Sesi

Fasilitator Biasa Fasilitator Keren

Terjebak dalam metode ceramah Mendorong peserta untuk aktif menyampaikan dan menemukan sendiri
pelajaran secara partisipatif

Memberi pelajaran, mengungkapkan makna, Memberi kesempatan peserta yang menemukan dan mengungkapkan inti
menyimpulkan sendiri, dan memberi nasehat pelajaran dan kesimpulan. Fasil hanya mendorong, melempar pertanyaan dan
kepada peserta menguatkan. Sehingga peserta merasa menemukan sendiri, bukan diajari.

Cenderung fokus pada beberapa peserta Peka pada situasi, mendorong orang-orang yang kurang aktif dengan memberi
yang menonjol dan dominan. Sehingga mereka kesempatan. Tidak membiarkan forum dikuasai oleh beberapa peserta
peserta yang tidak aktif cenderung enggan saja.
untuk berpartisipasi.

Fasilitator membiarkan diskusi kelompok Fasilitator menemani proses diskusi kelompok, tidak meninggalkan begitu saja
dilakukan secara mandiri tanpa pengawasan untuk memastikan diskusi sesuai dengan tujuan pembelajaran

Mengisi waktu, menggugurkan kewajiban Mengatur dan memanfaatkan waktu dengan penuh tanggungjawab

Mengikuti situasi, kadang keluar dari Fokus pada pembahasan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika arah
pembahasan dan menjauh dari tujuan diskusi melenceng, segera mengembalikan pada topik bahasan
pembelajaran
PRE TEST

bit.ly/pretest-ppksp
Setelah mengikuti sesi peningkatan kapasitas ini,
Ibu dan Bapak diharapkan dapat:

memiliki strategi advokasi kepada


pemangku kepentingan untuk
pembentukan TPPK.

mampu menyampaikan kembali modul


ini kepada pemangku kepentingan di
wilayah kerja masing-masing
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, pelatihan ini akan
disampaikan dengan metode pembelajaran orang dewasa:
Alur pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan alur pembelajaran “Kolb`s Experiential
Learning Theory” yang untuk kebutuhan pelatihan ini disederhanakan

Eksperimen
aktif
(merencanakan
atau mencoba
apa yang telah
dipelajari)
Konseptual
(data, fakta, Pengalaman
Pemantik Konsep Aplikasi konkrit
Pertanyaan pemantik Menyarikan aktivitas dan Call to action yang dapat poin inti
pembelajaran (Sesuatu
yang mengantarkan refleksi menjadi poin inti langsung di kerjakan di tiap
kepada tema pembelajaran sesuai akhir sesi untuk mencicil RTL terkait konsep yang
pembahasan Permendikbud 46/2023 yang dilakukan
dipelajari) atau dialami)
Pengamatan
Pengalaman konkret Pengamatan refleksi Eksperimen aktif reflektif
(meninjau
atau
merefleksikan
pengalaman)
Sebelum kita mulai
YUK KENALAN DULU!
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan proses belajar
kali ini, mari bersepakat untuk:
Pengalaman pribadi yang dibagikan
Hadir tepat waktu dalam forum diceritakan di luar

Menghargai yang sedang berbicara Tidak menghargai pandangan dan


pengalaman peserta lain

Stereotipe terhadap peserta berdasar


Menjadi ruang aman bagi semua
latar belakang tertentu dan candaan
peserta untuk berbagi
bernuansa seksual

Berperan aktif Bersikap eksklusif dalam akses


informasi (tidak mau sharing)

Memberikan kesempatan bagi Bersikap eksklusif dalam penyebutan


kelompok inklusif (bukan tuna, bukan
rekan yang belum berbicara cacat, tapi disabilitas)
Struktur mata pelatihan

No Topik Durasi

1. Panduan fasilitator, pretest, perkenalan 30 menit

2. Urgensi Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023 45 menit

3. Bentuk kekerasan 120 menit

4. Mekanisme pembentukan TPPK dan Satgas 105 menit

5. Pencegahan kekerasan 60 menit

6. Penanganan kekerasan 150 menit

7. Posttest 5 menit

Jumlah 515 menit (8 jam, 15 menit)


TOPIK 1:
URGENSI
PERMENDIKBUD-
RISTEK 46/2023
Tujuan Pembelajaran Sesi 1:
Urgensi Permendikbudristek PPKSP 46/2023

Peserta memahami urgensi keberadaan Permen


PPKSP dalam menciptakan Satuan Pendidikan yang
aman dan nyaman bagi peserta didik

Peserta mengetahui ruang lingkup Permen PPKSP

Peserta mengetahui cakupan dan sasaran


Permendikbud PPKSP
Alokasi waktu
Topik 1:
Alat dan bahan:
45
menit 1. Kertas Plano (Flipchart)

2. Sticky Note

3. Spidol

4. Solatip

5.
5 Printout
bit.ly/bahancetakppksp1
Apa saja yang akan kita pelajari bersama?
Kegiatan
Kegiatan WaktuWaktu

Pemantik 5”

Membahas data dan fakta kekerasan 5”

Aktivitas memahami cakupan PPKSP 15”

Membahas isi bab Permendikbudristek 46/2023 3”

Aktivitas memahami urgensi Permendikbudristek 46/2023 15”

Aplikasi 2”

Total waktu sesi 45”


Pemantik (1)

Durasi:
4 menit
Minta peserta merespon pertanyaan berikut:

“Apa yang terpikir


ketika Bapak dan Ibu
mendengar kata
kekerasan?”
Pemantik (1)
Menurut Ibu/Bapak, apa saja “kata kunci” dari definisi kekerasan berikut:

Kekerasan adalah setiap perbuatan, tindakan, dan/atau keputusan terhadap


seseorang yang berdampak menimbulkan:
a. rasa sakit,
b. luka, atau kematian,
c. penderitaan seksual/reproduksi,
d. berkurang atau tidak berfungsinya sebagian dan/atau seluruh anggota tubuh
secara fisik, intelektual atau mental,
e. hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan atau pekerjaan dengan
aman dan optimal,
f. hilangnya kesempatan untuk pemenuhan hak asasi manusia,
g. ketakutan,
h. hilangnya rasa percaya diri,
i. hilangnya kemampuan untuk bertindak,
j. rasa tidak berdaya,
k. kerugian ekonomi, dan/atau
l. bentuk kerugian lain yang sejenis.

Sumber: Permendikbudristek No. 46 tahun 2023 Pasal 1 ayat (3)


Pemantik (2)

● Fasilitator menunjukkan kertas yang ada gambar orang kepada


peserta. Print out medianya di tautan ini: bit.ly/PPKSPtopik1

● Minta peserta merespon terhadap gambar dengan respon “negatif”


baik dalam bentuk cacian, hinaan, atau bully. Setiap ada respon yang
disampaikan, fasilitator meremas kertas tersebut.

● Setelah kertas tidak bisa diremas lagi, kemudian fasilitator meminta


peserta kembali memberikan respon yang “positif” terhadap
gambar tersebut baik dalam bentuk pujian atau penghargaan, dimana
setiap respon positif tersebut fasilitator mengembalikan bentuk
kertas tersebut ke bentuk awal (seperti belum diremas).
Pemantik (2)

Lakukan refleksi dengan pertanyaan berikut:

(1) Apakah kertas bisa kembali ke bentuk awal


bagus dan mulus saat diberi respon “positif”
setelah sebelumnya diberi cacian dan hinaan?

(2) Pelajaran apa yang bisa Bapak/Ibu petik dari


aktivitas sederhana tadi?
Konsep 1: Data dan fakta kekerasan

Saatnya Bapak/Ibu menebak apakah pernyataan berikut termasuk


Mitos/Fakta, jangan lupa jelaskan alasan dibalik pilihan tersebut.

Pernyataan 1:
Kekerasan terhadap anak dapat berdampak buruk dalam jangka
panjang

Mitos / Fakta
Jawaban pernyataan 1

Fakta
Alasannya:
● Berbagai studi di tingkat global, menunjukkan kekerasan dapat berdampak
pada luka fisik, dampak psikologis termasuk depresi dan trauma,
terganggunya kondisi psikososial korban, rendahnya prestasi pendidikan,
hilangnya kepercayaan diri, kemungkinan terlibat dalam perilaku berisiko
seperti penggunaan NAPZA, viktimisasi dan langgengnya kekerasan di
kemudian hari, membuat kekerasan berdampak pada kesejahteraan
individu dalam jangka panjang (WHO, 2019).
● Kekerasan yang dialami oleh anak, baik yang dilakukan secara psikis,
verbal, dan emosional menimbulkan dampak khusus pada proses tumbuh
kembang, khususnya psikososial anak. Berdasarkan data dari Italian
Journal Pediatrics (2019).
Jawaban pernyataan 1

Fakta
Alasannya:
● Berbagai studi di tingkat global, menunjukkan kekerasan dapat berdampak pada
luka fisik, dampak psikologis termasuk depresi dan trauma, terganggunya
kondisi psikososial korban, rendahnya prestasi pendidikan, hilangnya kepercayaan
diri, kemungkinan terlibat dalam perilaku berisiko seperti penggunaan NAPZA,
viktimisasi dan langgengnya kekerasan di kemudian hari, membuat kekerasan
berdampak pada kesejahteraan individu dalam jangka panjang (WHO, 2019).

● Berbagai bentuk kekerasan terhadap anak menimbulkan penderitaan bagi korban,


yakni tidak hanya fisik namun juga psikis, ekonomi, dan sosial yang berdampak
langsung terhadap korban saat kekerasan terjadi, juga dapat meninggalkan dampak
jangka panjang bagi korban. Karena itu, kekerasan menimbulkan kerugian besar
terhadap korban, keluarga korban, bahkan masyarakat dan negara (KPAI, 2023)
Pernyataan 2:
Kasus kekerasan pada anak sudah teratasi dengan baik di
Indonesia.

Mitos / Fakta
Jawaban pernyataan 2 Mitos
Faktanya, data menunjukkan kekerasan masih terus terjadi:

Pada tahun 2022, pengaduan yang masuk ke KPAI


34,51% peserta didik (1 dari 3) berpotensi
pada perlindungan khusus anak, dengan kategori
tertinggi: mengalami kekerasan seksual (Asesmen
● anak korban kejahatan seksual, Nasional, Kemendikburistek, 2022)
● anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis,
● anak korban pornografi dan cyber crime,

sebesar 2.133 kasus. 26,9% peserta didik (1 dari 4) berpotensi


(KPAI, 2022) mengalami hukuman fisik (Asesmen Nasional,
Kemendikburistek, 2022)

20% anak laki-laki dan 25,4% anak perempuan


usia 13-17 tahun mengaku pernah mengalami satu
jenis kekerasan atau lebih dalam 12 bulan terakhir 36,31% peserta didik (1 dari 3) berpotensi
(SNPHAR, KPPPA, 2021) mengalami perundungan (Asesmen Nasional,
Kemendikburistek, 2022)
Konsep 1: Data dan fakta kekerasan
Dunia pendidikan di Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan
Konsep 2: Diskusi kelompok membahas cakupan PPKSP

Durasi: 15 Menit

Aktivitas Peserta:
● Minta peserta berpasangan
● Selama 5 menit masing-masing pasangan peserta berdiskusi mencari
contoh konkrit terkait cakupan kekerasan:
1. kekerasan yang terjadi di dalam satuan pendidikan;
2. kekerasan yang terjadi di luar satuan pendidikan dalam
kegiatan satuan pendidikan;
3. kekerasan yang terjadi melibatkan lebih dari 1 satuan
pendidikan
● Setelah diskusi, selama 10 menit minta perwakilan peserta
mempresentasikan hasil diskusinya.
Konsep 2: Permen PPKSP melindungi peserta didik, pendidik*, dan tenaga
kependidikan dari kekerasan yang terjadi saat kegiatan pendidikan, baik di
dalam, maupun di luar satuan pendidikan
Pasal 4 - 5: Satuan pendidikan X Satuan pendidikan Y

Sasaran peraturan ini adalah: Pelaku/Korban Pelaku/Korban Pelaku/Korban Pelaku/Korban

a. Peserta didik 1. Peserta didik Peserta didik 9. Pendidik Pendidik


b. Pendidik
2. Peserta didik Pendidik 10. Pendidik Tenaga Kependidikan
c. Tenaga kependidikan dan
d. Warga satuan pendidikan 3. Peserta didik Tenaga Kependidikan 11. Tenaga Kependidikan Tenaga Kependidikan
lainnya (masyarakat yang
beraktivitas atau yang bekerja 4. Peserta didik Peserta didik
di satuan pendidikan)
5. Peserta didik Pendidik

Cakupan penanganan kekerasan: 6. Peserta didik Tenaga Kependidikan


a. Di dalam satuan pendidikan
b. Di luar satuan pendidikan Pelaku/Korban Masyarakat umum

dalam kegiatan pendidikan 7. Peserta didik/Pendidik/Tenaga


Dewasa
c. Melibatkan lebih dari 1 satuan Kependidikan

pendidikan 8. Peserta didik/Pendidik/Tenaga Anak


Kependidikan

*pendidik: guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya
Konsep 2: Permen PPKSP melindungi peserta didik, pendidik*, dan tenaga
kependidikan dari kekerasan yang terjadi saat kegiatan pendidikan, baik di
dalam, maupun di luar satuan pendidikan
Sasaran peraturan ini adalah: Satuan pendidikan X Satuan pendidikan Y
a. Peserta didik
Pelaku/Korban Pelaku/Korban Pelaku/Korban Pelaku/Korban
b. Pendidik
c. Tenaga kependidikan dan 1. Peserta didik Peserta didik 7. Pendidik Pendidik
d. Warga satuan pendidikan
lainnya (masyarakat yang 2. Peserta didik Pendidik 8. Pendidik Tenaga kependidikan
beraktivitas atau yang
3. Peserta didik Tenaga kependidikan 9. Tenaga Kependidikan Tenaga kependidikan
bekerja di satuan
pendidikan)
4. Peserta didik/
Peserta didik/ Pendidik/
Pendidik/ Tenaga
Cakupan penanganan kekerasan: Kependidikan
Tenaga Kependidikan
a. Lokasi kekerasan di dalam
satuan pendidikan
b. Lokasi kekerasan di luar Pelaku/Korban Masyarakat umum**
satuan pendidikan dalam 5. Peserta didik/Pendidik/Tenaga **Jika pelaku/korban
Dewasa masyarakat umum,
kegiatan satuan Kependidikan
penanganan tidak bisa
pendidikan 6. Peserta didik/Pendidik/Tenaga
Anak dilakukan oleh satuan
c. Melibatkan lebih dari 1 Kependidikan pendidikan
satuan pendidikan

*pendidik: guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya
Konsep 3: Ruang Lingkup PPKSP

Bentuk-bentuk kekerasan Partisipasi masyarakat

Pencegahan kekerasan Pengelolaan data kasus

Pembentukan TPPK & Satgas Penghargaan

Penanganan kekerasan Pendanaan

Hak korban, saksi, dan peserta


didik sebagai terlapor dalam
penanganan kekerasan
Konsep 4: Urgensi Permendikbudristek No. 46/2023
Durasi: 7 Menit

Aktivitas Peserta:

1. Menonton video Merdeka Belajar


Episode Ke-25 tentang Peluncuran
Permendikbudristek No. 46 tahun
2023

2. Perwakilan peserta merespon apa


pesan kunci dari video tersebut.

bit.ly/MerdekaBelajar25
Aplikasi

Misi Ibu/Bapak di topik 1 ini adalah menuliskan


KOMITMEN PRIBADI untuk tidak melakukan kekerasan.
Tuliskan komitmen Ibu/Bapak di Sticky Note dan tempel
di kertas plano yang sudah disiapkan.
“Saya berkomitmen untuk …”

Media: Sticky Note dan Kertas Plano


TOPIK 2:

DEFINISI DAN BENTUK


KEKERASAN
Tujuan Pembelajaran Sesi 2:
Definisi dan Bentuk-bentuk Kekerasan

Peserta memahami definisi umum kekerasan


dalam PPKSP

Peserta memahami bentuk dan cara kekerasan yang


dicakup dalam PPKSP
Alokasi waktu
Topik 2:

120
menit Alat dan bahan:

1. Kertas Plano (Flipchart)

2. Sticky Note

3. Spidol

4. Solatip
Apa saja yang akan kita pelajari bersama?

Kegiatan Waktu

Diskusi definisi kekerasan 10”

Mendiskusikan tentang bentuk-bentuk dan contoh


60”
kekerasan

Membahas nilai pribadi dan nilai profesionalitas saat 50”


menemui kasus kekerasan

Total waktu sesi 120”


Pemantik: Diskusi tentang definisi Kekerasan

● Buka sesi dengan menyambut peserta


Yuk mengingat kembali:
pelatihan

1. Apa definisi dari kekerasan itu?


● Sampaikan bahwa sesi ini merupakan
lanjutan sesi pendahuluan, khususnya
2. Dari pengalaman Bapak/Ibu bentuk
untuk menjelaskan secara mendalam
kekerasan seperti apa yang pernah
tentang makna dari kekerasan. Untuk
ditemui?
membuka diskusi fasilitator dapat
menanyakan pertanyaan pemantik
disamping
KEKERASAN
➔ Kekerasan adalah setiap perbuatan, tindakan, dan/atau keputusan terhadap seseorang yang berdampak
menimbulkan rasa sakit, luka, atau kematian, penderitaan seksual/reproduksi, berkurang atau tidak berfungsinya
sebagian dan/atau seluruh anggota tubuh secara fisik, intelektual atau mental, hilangnya kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan atau pekerjaan dengan aman dan optimal, hilangnya kesempatan untuk pemenuhan hak
asasi manusia, ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya,
kerugian ekonomi, dan/atau bentuk kerugian lain yang sejenis.

Bentuk kekerasan menurut Permendikbudristek 46/2023 - Pasal 6:

● Kekerasan fisik ● Kekerasan seksual

● Kekerasan psikis ● Diskriminasi dan intoleransi

● Perundungan ● Kebijakan yang mengandung


kekerasan
Konsep 1:
Mendiskusikan tentang bentuk-bentuk dan contoh kekerasan

● Setelah kita tahu apa definisi kekerasan dan


apa saja bentuk-bentuk kekerasan sesuai
dengan Permendikbudristek Nomor
46/2023

● Selanjutnya, mari kita pelajari lebih dalam


apa saja contoh - contoh kekerasan
dengan mendiskusikannya dalam kelompok
Konsep 1: Panduan diskusi kelompok

● Mari kita berdiskusi dan tuliskan hasil


diskusinya pada kertas plano/flipchart

● Waktu diskusi kelompoknya sekitar 10-15 menit

● Setelah itu, presentasikan hasil diskusi


kelompokmu!

● Peserta dianjurkan untuk tidak menanyakan


pengalaman masing-masing.

● Saat proses diskusi, ingatkan kembali pada


peserta yang terpicu secara emosional, bisa
mengambil waktu dan jarak sejenak dari proses
diskusi.
Konsep 1: Mendiskusikan tentang bentuk-bentuk dan contoh
kekerasan yang pernah terjadi dalam kegiatan sekolah atau
melalui media sosial
● kelompok 1 ● kelompok 4
fokus mendiskusikan contoh jenis fokus mendiskusikan contoh kekerasan
kekerasan fisik seksual

● kelompok 2 ● kelompok 5
fokus mendiskusikan contoh jenis fokus mendiskusikan contoh diskriminasi
kekerasan psikis dan intoleransi

● kelompok 3 ● kelompok 6
fokus mendiskusikan contoh fokus menggali contoh kebijakan yang
perundungan mengandung kekerasan
Permendikbudristek PPKSP menghilangkan area “abu-abu” dengan
memberikan definisi yang jelas untuk membedakan bentuk
kekerasan fisik, psikis dan perundungan

Pasal 7 - 9:

Kekerasan Dilakukan dengan kontak fisik baik menggunakan alat kekerasan fisik dan
fisik bantu ataupun tanpa alat bantu psikis yang dilakukan
berulang dan ada
relasi kuasa, maka
termasuk dalam
Dilakukan tanpa kontak fisik untuk merendahkan, kategori
Kekerasan menghina, menakuti, atau membuat perasaan tidak perundungan
psikis nyaman.
Permendikbud PPKSP mendefinisikan kekerasan seksual serta
diskriminasi dan intoleransi untuk menegaskan sanksi administratifnya

Pasal 10 - 11:

Tindakan

merendahkan,
tubuh dan /atau
menghina,
Kekerasan fungsi
melecehkan, objek
seksual reproduksi
dan/atau
seseorang
menyerang

● warna kulit ● kemampuan


pembedaan, ● suku/etnis
Diskriminasi atas ● usia intelektual
pengecualian, ● agama
dan dasar ● status sosial ● mental
intoleransi pembatasan, ● kepercayaan
identitas ● ekonomi ● sensorik
atau pemilihan ● ras
● jenis kelamin ● fisik
Selain mengatur tindakan kekerasan, Permendikbudristek PPKSP
juga memastikan tidak adanya kebijakan yang berpotensi
menimbulkan kekerasan

Pasal 13:

surat keputusan

surat edaran
Kebijakan Kebijakan dari pendidik, tenaga
yang kependidikan, komite sekolah, dalam nota dinas
mengandung kepala satuan pendidikan dan bentuk
kekerasan kepala dinas pendidikan imbauan

instruksi

pedoman, dan lain-lain


Konsep 2:
Membahas Nilai Pribadi dan Nilai Profesionalitas saat menemui
Kasus kekerasan

“Pada saat kita menjalankan tugas sebagai aparatur


negara yang perlu menjamin hak yang sama bagi semua
masyarakat dengan berbagai latar belakang. Kita perlu
memastikan semua mempunyai kesempatan yang sama
dalam mengakses fasilitas dan infrastruktur publik, ruang
serta derajat yang setara bagi semua orang. Sebaliknya,
beberapa orang sering kali berada pada persimpangan nilai
dan prinsip yang kita ketahui selama ini yaitu dengan
menutup akses masyarakat karena nilai- nilai pribadi
tanpa mengindahkan tugas secara profesional dengan
mendasarkan pada UUD 1945 dan Kebhinekaan yang
menjamin hak bagi masyarakat Indonesia”
Lanjutan konsep 2

Contoh:
“pernah pada suatu saat
dalam hidup saya masih
menyalahkan korban
kekerasan karena pakaian
yang dia pakai, padahal
secara prinsip kekerasan
terjadi bukan karena salah
korban tapi sepenuhnya
salah pelaku”
Lanjutan konsep 2
● Wah pengalamannya menarik sekali,
selanjutnya mari kita bermain game
“setuju/tidak setuju”

● Ayo kita berdiri, dan siap untuk


mendengarkan pernyataan dari fasilitator
ya…

● kemudian tentukan pilihanmu, setuju atau


tidak setuju pada masing-masing
pernyataan tersebut
SETUJU / TIDAK SETUJU
Pernyataan 1

Saya setuju kekerasan seksual hanya terjadi


pada perempuan saja, karena dianggap lemah.

Setuju / Tidak Setuju


Wawasan

Kekerasan seksual bukan hanya terjadi pada perempuan,


akan tetapi juga terjadi pada laki-laki. Kekerasan seksual
bisa terjadi pada siapapun karena adanya relasi kuasa
yang timpang karena konstruksi masyarakat.
Pernyataan 2

Apapun aktivitas seksual yang melibatkan anak


adalah kekerasan seksual

Setuju / Tidak Setuju


Wawasan

Sesuai dengan kebijakan perlindungan anak, peserta didik


di bawah usia 18 tahun (usia anak) belum mampu
memberikan persetujuan (incompetent consent), sehingga
aktivitas seksual apapun yang melibatkan anak termasuk
dalam kategori kekerasan seksual.
*Undang Undang No 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
Pernyataan 3

Mendisiplinkan anak dengan kekerasan untuk


membuat mental anak kuat di masa mendatang

Setuju / Tidak Setuju


Setuju/Tidak Setuju
Wawasan

Disiplin Positif adalah suatu pendekatan untuk


menerapkan disiplin dari dalam diri anak tanpa hukuman
dan hadiah. Disiplin Positif perlu diterapkan di lingkungan
sekolah, dengan menerapkan Disiplin Positif, diharapkan
tindak kekerasan dapat dihindari.

Referensi: Disiplin Positif


Pernyataan 4

Sekolah negeri boleh membuat peraturan wajib


berjilbab bagi pelajar perempuan di sekolah

Setuju / Tidak Setuju


Setuju/Tidak Setuju
Wawasan

Model dan warna Pakaian Seragam Khas Sekolah sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 ayat (2) ditetapkan sekolah dengan memperhatikan hak setiap
peserta didik untuk menjalankan agama dan kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai keyakinannya.

Sumber: Permendikbudristek No 50 tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Sekolah


bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Pernyataan 5

Perundungan dapat membuat mental dan


karakter siswa menjadi lebih kuat

Setuju / Tidak Setuju


Setuju/Tidak Setuju
Wawasan

Perundungan tidak membuat karakter dan mental seseorang menjadi lebih


kuat atau tangguh. Penelitian telah menunjukkan itu sering memiliki efek
sebaliknya dan menurunkan rasa penghargaan kepada diri sendiri.
Perundungan seringkali menimbulkan ketakutan dan meningkatkan
kecemasan bagi seorang siswa, dan yang paling buruk adalah menimbulkan
depresi dan keinginan bunuh diri. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa
korban perundungan yang mengalami kejadian tersebut di usia anak masih
merasakan dampak psikologis hingga 40 tahun kemudian (Wolke dan
Lereya, 2015).
Pernyataan 6

Siswa junior harus selalu menaati siswa senior

Setuju / Tidak Setuju


Setuju/Tidak Setuju
Wawasan

Sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 12,
setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk
memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas
hidup.

Senioritas yang ada di sekolah seringkali menghambat pengembangan diri siswa,


khususnya siswa junior, untuk mendapatkan haknya memanfaatkan seluruh fasilitas
sekolah. Salah satu contohnya adalah senioritas atau perpeloncoan yang diterapkan
dalam masa orientasi. Paksaan yang diterapkan oleh siswa senior kepada junior
untuk selalu menaati perkataan mereka adalah salah satu bentuk kekerasan.
Lanjutan konsep 2: Pertanyaan refleksi

● Bagaimana perasaan Bapak Ibu melakukan kegiatan ini?

● Apa yang Bapak Ibu pelajari tentang pandangan Bapak Ibu sendiri dan
orang lain tentang bentuk kekerasan?

● Apa yang kita simpulkan tentang pesan kunci dari permainan kita ini?
Kesimpulan

“Setiap orang telah mempunyai nilai-nilai personal


dalam menyikapi kejadian, hal ini sering kali
dipengaruhi oleh latar belakang, perjalanan hidup,
lingkungan, budaya dan lainnya.

Namun demikian, saat menjalankan tugas sebagai


aparatur negara, khususnya dalam lingkungan
pendidikan kita seharusnya mengikuti nilai-nilai
profesionalitas sesuai dengan kebijakan, prinsip dan
nilai yang telah disepakati.

Dalam konteks usaha pencegahan dan penanganan


kekerasan di lingkungan satuan pendidikan, sebaiknya
nilai dan prinsip kita mengacu pada semangat
Permendikbudristek Nomor 46, tahun 2023.”
Aplikasi

Mari mengingat

● Apakah di sekitar Anda terjadi banyak


kasus kekerasan yang disebabkan
karena ketidaktahuan mereka pada
definisi kekerasan?

● Jika terjadi banyak kasus tersebut,


kira-kira apa yang Anda lakukan untuk
memberikan pengetahuan tentang
kekerasan kepada mereka?
Aplikasi

Tunjukkan Aksimu

● Silahkan membuka “social media” di


HP masing-masing peserta.
● Tulis pemahamanmu terhadap materi
ini dan akhiri dengan adanya
ajakan/himbauan
TOPIK 3:

PEMBENTUKAN TPPK
DAN SATUAN TUGAS
Tujuan Pembelajaran Topik 3:
Pembentukan TPPK dan Satuan Tugas

Peserta memahami tahapan pembentukan TPPK dan


Satuan Tugas

Peserta memahami tugas dan fungsi TPPK serta jalur


koordinasi saat pelaksanaan tugas/fungsinya

Peserta memahami tugas dan fungsi Satuan Tugas


serta jalur koordinasi saat pelaksanaan
tugas/fungsinya

Peserta memahami prinsip pencegahan dan penanganan


kekerasan yang harus diinternalisasi oleh TPPK dan
Satuan Tugas
Alokasi waktu
Topik 3:

105
menit Alat dan bahan:

1. Kertas Plano (Flipchart)

2. Sticky Note

3. Spidol

4. Solatip
Apa saja yang akan kita pelajari bersama?

Kegiatan Waktu

Pengantar (Pemantik) 5”

Diskusi kelompok memahami TPPK dan Satuan Tugas 20”

Konsep tentang TPPK dan Satuan Tugas 30”

Memahami prinsip pencegahan dan penanganan kekerasan 20”

Aplikasi 30”

Total waktu sesi 105”


Pemantik
Durasi: 5 menit

Apakah Bapak/Ibu pernah melihat dan


1
mendengar inisiasi kegiatan pencegahan
dan penanganan kekerasan di satuan
pendidikan?

Apakah Bapak/Ibu mengetahui ada satuan


2
pendidikan yang memiliki tim dalam
kegiatan pencegahan dan penanganan
kekerasan di satuan pendidikan?
Konsep 1: Diskusi kelompok memahami TPPK & Satgas
Durasi 20 Menit

Instruksi: (1) Bagi peserta jadi 2 kelompok (tim TPPK dan tim satuan tugas); (2) Gunakan Permendikbudristek 46/2023
sebagai sumber referensi; https://jdih.kemdikbud.go.id/detail_peraturan?main=3310 (3) Gunakan kertas plano sebagai media

What? When? When? Who? Where?


How? (Bagaimana)
(Apa) (Kapan) (Kapan) (Siapa) (Dimana)
Siapa yang
memben-
tuk TPPK/ Bagaimana syarat
Kapan Kapan Satuan Dimana menjadi anggota
Apa saja TPPK/ berakhir- TPPK/Satuan Tugas?
Tugas? TPPK /
tugas dan Satuan nya masa Satuan
fungsi TPPK Tugas tugas TPPK Bagaimana proses
Siapa yang Tugas di-
dan Satuan harus dan Satuan pembentukan
bisa menjadi bentuk?
Tugas? dibentuk? Tugas? TPPK/Satuan Tugas?
anggota
TPPK/
Satuan Tugas

Kelompok 1: Tim TPPK Kelompok 2: Tim Satuan Tugas


Berdiskusi mencari jawaban tentang TPPK Berdiskusi mencari jawaban tentang Satuan
dari 6 (enam) pertanyaan di atas Tugas dari 6 (enam) pertanyaan di atas
Konsep 1: Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK)
When? Where?
Who? (Siapa) How (Bagaimana)
(Kapan) (Dimana)
Diangkat oleh:
Kepala Sekolah

1 tahun Keanggotaan (3 orang atau gasal): Asesmen kebutuhan


(maks. PAUD ● Perwakilan pendidik (selain kepala satuan
Agustus
2024) pendidikan)
● Komite sekolah atau orang tua/wali

Syarat: Penunjukan anggota


6 bulan** ● Tidak pernah terbukti melakukan Kekerasan;
(maks. SD ● Tidak pernah terbukti dijatuhi hukuman pidana
Februari dengan ancaman pidana 5 (lima) tahun atau
2024)
lebih yang telah berkekuatan hukum tetap;
dan/atau
● Tidak pernah dan/atau tidak sedang menjalani Pengangkatan dan penetapan
6 bulan** SMP, SMA, hukuman disiplin pegawai tingkat sedang atau
(maks. SMK berat
Februari (dibuktikan dengan surat pernyataan
2024) bermaterai 10.000) Pelaporan pembentukan di
dapodik dan portal PPKSP
Masa jabatan:
2 tahun, namun dapat diangkat kembali

*Jika SDM di PAUD tidak mencukupi, TPPK dapat terdiri dari beberapa PAUD dengan ketetapan dinas pendidikan
** Pembentukan TPPK di pendidikan nonformal adalah 1 tahun dengan anggota perwakilan pendidik
*** Untuk SLB target pembentukannya mengikuti sesuai dengan jenjang pendidikan di atas
Lanjutan Konsep 1: Alur pembentukan TPPK
Pengangkatan
Asesmen Kebutuhan Penunjukan Anggota dan Penetapan

Kepala satuan pendidikan Kepala satuan pendidikan menunjuk Kepala satuan pendidikan
mempertimbangkan: unsur keanggotaan TPPK melakukan pengangkatan dan
penetapan anggota TPPK terpilih
a. Perbandingan jumlah warga Orang tersebut mengirimkan surat dengan menerbitkan surat
satuan pendidikan (peserta didik, pernyataan (ditandatangani dan keputusan.
pendidik, dan tenaga dibubuhi materai dengan isi:
kependidikan) dengan estimasi
a. tidak pernah terbukti melakukan
jumlah calon anggota TPPK,
kekerasan;
dan;
b. tidak pernah terbukti dijatuhi
b. Beban tugas calon anggota
hukuman pidana dengan ancaman
TPPK.
pidana 5 (lima) tahun atau lebih
Jika tidak cukup dapat c. tidak pernah dan/atau tidak sedang
menambahkan perwakilan tenaga menjalani hukuman disiplin
administrasi yang berasal dari pegawai tingkat sedang atau berat.
unsur tenaga kependidikan.
Lanjutan Konsep 1: Satuan Tugas (Satgas)
When? Where?
Who? (Siapa) How (Bagaimana)
(Kapan) (Dimana)

6 bulan Pemerintah Diangkat oleh: Persiapan penyusunan Satuan


(maks. provinsi atau Kepala Daerah atas usulan Kepala Dinas Tugas
Februari pemerintah Pendidikan
2024) kota/kabupat
en Keanggotaan (5 orang atau jumlah gasal):
● perwakilan Dinas Pendidikan Koordinasi lintas sektor
● perwakilan dinas bidang perlindungan anak
● perwakilan dinas yang menyelenggarakan
fungsi bidang sosial
Penyampaian usulan anggota
● organisasi atau bidang profesi yang terkait
dengan anak

Syarat: Penyampaian susunan Satuan


● tidak pernah terbukti melakukan Kekerasan; Tugas
● tidak pernah terbukti dijatuhi hukuman pidana
dengan ancaman pidana 5 (lima) tahun atau lebih
yang telah berkekuatan hukum tetap
● tidak pernah dan/atau tidak sedang menjalani
Penetapan Satuan Tugas
hukuman disiplin pegawai tingkat sedang atau berat
(dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai
10.000)

Masa bakti: Pelaporan pembentukan Satuan


4 tahun, dapat diangkat kembali Tugas di portal PPKSP
Lanjutan Konsep 1: Alur Pembentukan Satuan Tugas
Tahapan Pembentukan Satuan Tugas
Penyampaian Usulan
Persiapan Penyusunan Rapat Koordinasi Penyampaian Susunan Persiapan
Penetapan
Penyusunan
Satuan
Anggota dari lintas
Satuan Tugas PPKSP Lintas Sektor Satuan Tugas PPKSP Satuan
Tugas
Tugas
PPKSP
PPKSP
sektor

aktor: Gubernur atau


Perwakilan dinas dan
aktor: Kepala dinas Bupati/Walikota
organisasi
pendidikan Kepala Dinas Pendidikan kemudian mengkaji
Kepala Dinas menyampaikan usulan
Provinsi/Kab/Kota Provinsi/Kab/Kota dan usulan Kepala dinas
Pendidikan kepada Kepala Dinas
bersama Sekretaris Sekretaris Daerah pendidikan dan
Provinsi/Kab/Kota Pendidikan dan
Daerah memeriksa usulan kemudian menerbitkan
bersama Sekretaris Sekretaris Daerah
surat keputusan
Daerah

Bagaimana jika di satpen/dinas sudah ada tim namun namanya tidak sesuai dengan yang ada di Permendikbudristek 46/2023?

Prinsipnya tim yang sudah bertugas bisa langsung dibentuk sebagai TPPK/Satgas dengan catatan memenuhi 4 unsur: (a) unsur yang terlibat
dalam tim sudah sesuai dengan mandat Permen bab IV pasal 27 untuk TPPK, dan bab IV pasal 33 untuk satgas, (b) tugas dan fungsinya sesuai
dengan tugas TPPK/Satgas, (c) SK yang masih berlaku masa tugasnya, dan (d) SK yang dibuat diunggah ke dasbor PPKSP.
Konsep 3:Konsep
Lanjutan Alur Pembentukan
1: Alur Pembentukan
Satuan Tugas
Satuan Tugas
Kedudukandan
Kedudukan danGaris
GarisKoordinasi
KoordinasiSatgas
Satgas Kedudukan dan Garis Koordinasi Satgas
PPKSPTingkat
PPKSP TingkatProvinsi
Provinsi PPKSP Tingkat Kabupaten/Kota

Gubernur Bupati/Walikota
Kepala Dinas Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kab/Kota
Satgas PPKSP
Kab/Kota
Satgas PPKSP Provinsi

Kepala Satuan Pendidikan


Kepala SMA Kepala SMK Kepala SLB Usia Dini dan Non Formal Kepala SD Kepala SMP

TPPK Pendidikan Usia Dini


TPPK SMA TPPK SMK TPPK SLB dan Non Formal TPPK SD TPPK SMP
Lanjutan Konsep 1: Pelaporan pembentukan TPPK & Satgas

Bagaimana tahapan pengisian data TPPK dan Satgas?

Mengisi nama Mengunggah Melihat rekapitulasi


TPPK
anggota TPPK di dokumen SK TPPK di isian TPPK di dasbor
(Satuan Pendidikan)
DAPODIK Portal PPKSP Portal PPKSP

Mengisi nama Mengunggah Melihat rekapitulasi


Satuan Tugas
anggota Satgas di dokumen SK Satgas isian Satgas di dasbor
(Dinas Pendidikan)
Portal PPKSP di Portal PPKSP Portal PPKSP

Informasi lengkapnya bisa diakses di tautan berikut:


1. https://merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id/tppk-satgas/

2. https://dapo.kemdikbud.go.id/berita/pencegahan-dan-penanganan-kekerasan-di-lingkungan-satuan-pendidikan
Dasbor pembentukan TPPK

https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tppk/dashboard
Dasbor pembentukan Satuan Tugas

https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tppk/dashboard
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

1. NON DISKRIMINATIF

Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan berhak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi tanpa
pengecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi,
kemampuan, atau pandangan lain yang mereka miliki.

Contoh dalam aspek pencegahan


TPPK melibatkan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan orang tua dalam proses
merancang hingga melaksanakan aktivitas pencegahan kekerasan di sekolah tanpa pengecualian apapun,
seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi, kemampuan, atau pandangan
lain yang mereka miliki. TPPK perlu mengembangkan aktivitas pencegahan yang inklusif.

Contoh dalam aspek penanganan


TPPK dan/atau Satuan Tugas memberikan penanganan kasus kepada seluruh korban tanpa pengecualian
apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi, kemampuan, atau
pandangan lain yang mereka miliki. TPPK dan/atau Satuan Tugas memprioritaskan atau pun mengabaikan
kasus tertentu karena pelaku atau korban kekerasan memiliki status sosial tertentu misalnya.
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

2. KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK

Dalam setiap kegiatan yang melibatkan anak, baik di sektor publik maupun di institusi penyelenggara
kesejahteraan sosial swasta, pengadilan hukum, kebijakan administratif maupun legislatif, kepentingan
terbaik bagi anak harus dijadikan pertimbangan utama.

Contoh aplikasi dalam aspek pencegahan

TPPK mempertimbangkan dan memastikan bahwa program pencegahan di sekolah tidak akan mengganggu tumbuh
kembang anak dan harus dengan persetujuan orang tua/wali mereka, misal: sekolah tidak mengundang narasumber
yang membuat peserta didik tertekan saat seminar sosialisasi pencegahan kekerasan. Sekolah juga tidak memaksa
peserta didik untuk menjadi mata-mata dalam pengawasan kekerasan di sekolah.

Contoh aplikasi dalam aspek penanganan


TPPK mempertimbangkan bahwa seluruh tindakan tidak akan mengganggu tumbuh kembang anak, baik korban,
saksi, maupun pelaku. Tim tidak menyudutkan para pihak usia anak dalam proses penanganan kekerasan (misal saat
penelaahan kasus), dan harus dengan persetujuan orang tua/wali mereka. TPPK harus memastikan bahwa siswa
usia anak tidak terpapar dengan penanganan kasus kekerasan yang akan memberikan mereka trauma sekunder.
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

3. PARTISIPASI ANAK
Anak berhak untuk menyatakan pandangannya sendiri secara bebas dalam segala hal yang mempengaruhi
dirinya dan pandangan-pandangan anak diberikan bobot yang sesuai dengan usia/kedewasaan anak.

Contoh aplikasi dalam aspek pencegahan

TPPK melibatkan peserta didik usia anak untuk mengembangkan program pencegahan kekerasan yang tepat
diterapkan di sekolah. Dalam diskusi pengembangan program, peserta didik memiliki kesempatan mengutarakan ide
mereka. Saat diskusi pengembangan, TPPK mempertimbangkan ide yang diutarakan oleh peserta didik.

Contoh aplikasi dalam aspek penanganan


TPPK melakukan asesmen kepada peserta didik terkait program seperti apa yang dapat memperbaiki karakter siswa
tanpa ada kekerasan, dengan menyadari bahwa apa yang dialami oleh siswa bisa jadi ada pengaruh dari banyak
faktor (misal: media sosial). Perlu diperhatikan bahwa TPPK tidak melibatkan peserta didik usia anak secara langsung
(misal: TPPK meminta peserta didik menginvestigasi kasus) agar terhindar dari trauma sekunder.
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

4. KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER

Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan tanpa memandang gender memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk mendapatkan layanan pencegahan dan penanganan kekerasan.

Contoh dalam aspek pencegahan

TPPK dan/atau Satuan Tugas menggunakan perspektif kesetaraan gender dalam merencanakan hingga
melaksanakan aktivitas pencegahan di satuan pendidikan. Misalnya dengan memastikan peserta didik
laki-laki dan perempuan mendapatkan informasi yang sama terkait pencegahan kekerasan seksual

Contoh dalam aspek penanganan


TPPK dan/atau Satuan Tugas menggunakan perspektif kesetaraan gender dalam memberikan penanganan
kasus kekerasan seksual. Misalnya, TPPK tidak melihat jenis kelamin tertentu lebih lemah dari jenis kelamin
lainnya. TPPK perlu memiliki perspektif bahwa peserta didik laki-laki dan perempuan memiliki potensi untuk
menjadi pelaku dan korban
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

5. KESETARAAN HAK DAN AKSES BAGI DISABILITAS

Orang dengan disabilitas memiliki hak yang sama sebagai warga negara dan berhak diberikan akses dalam
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, termasuk dalam
aspek pencegahan dan penanganan kekerasan.

Contoh dalam aspek pencegahan


Orang dengan disabilitas mendapatkan hak informasi dan edukasi yang sama terkait dengan pencegahan
kekerasan di satuan pendidikan. Misalnya saat TPPK dan/atau Satuan Tugas melaksanakan edukasi
pencegahan kekerasan seksual, perlu memastikan metode penyampaian sesuai dengan kebutuhan orang
dengan disabilitas.

Contoh dalam aspek penanganan


TPPK dan/atau Satuan Tugas perlu menyiapkan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan orang
dengan disabilitas agar proses penanganan kasus kekerasan yang terjadi kepada orang dengan disabilitas
dapat ditangani dengan tepat. Misalnya saat proses investigasi TPPK perlu menyiapkan Juru Bahasa Isyarat
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

6. AKUNTABILITAS

setiap pelaksanaan program pencegahan dan penanganan kekerasan dilakukan dengan tanggung jawab
termasuk dalam penyediaan sumber daya yang memadai.

Contoh dalam aspek pencegahan

Kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya pencegahan yang dilakukan di sekolah,
termasuk anggaran dan efektivitas program.

Contoh dalam aspek penanganan


Tim pencegahan dan penanganan kekerasan menangani kasus dengan terduga pelaku guru dan kasus
dengan terduga siswa dengan sama-sama serius (tidak lebih mengutamakan satu dari pada yang lain dan
tidak takut karena guru adalah rekan sendiri misalnya)
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

7. KEHATI-HATIAN

Prinsip kehati-hatian memastikan pencegahan dan penanganan kekerasan secara hati-hati dilakukan untuk
mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

Contoh dalam aspek pencegahan


Kepala sekolah memastikan penyediaan sarana prasarana misalnya toilet sekolah yang mendukung
keselamatan dan keamanan peserta didik; toilet memiliki lampu terang, bersih, berada di lokasi yang mudah
dijangkau, dll.

Contoh dalam aspek penanganan


TPPK perlu memastikan:
1. laporan kekerasan yang masuk ke TPPK tidak tersebar ke publik.
2. keselamatan korban, saksi, dan/atau pelapor dalam penanganan kasus kekerasan, dan/atau
3. pemulihan bagi korban dan pelaku (berusia anak), yang dapat bekerja sama dengan UPTD PPA atau
pihak lainnya yang memiliki keahlian pemulihan.
Konsep 2: Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

8. KEBERLANJUTAN PENDIDIKAN

Setiap anak yang menjadi peserta didik harus dijamin keberlanjutan pendidikannya agar dapat terus
mendapatkan kemudahan akses terhadap pendidikan.

Contoh dalam aspek pencegahan


Dalam membuat pelatihan penanganan kekerasan untuk TPPK, ditekankan prinsip bahwa fokus penanganan
adalah agar siswa dapat belajar kembali, sehingga siswa berusia anak juga harus diperlakukan sebagai
“korban”. Dengan begitu TPPK dalam memberikan sanksi tidak menghilangkan hak pendidikan pelaku yang
masih berusia anak.

Contoh dalam aspek penanganan


Jika menemukan siswa sebagai pelaku kekerasan, tim juga memastikan siswa pelaku ini dapat melanjutkan
proses belajarnya. Misalnya dengan membuat skenario pendampingan daring jika pelaku harus menjalani
proses peradilan anak.
Aplikasi

Yuk buat pemetaan


sumber dukungan
Misi Bapak/Ibu DI TOPIK 3 INI yang harus
diselesaikan secara berkelompok adalah
memetakan siapa saja pihak-pihak yang
PERLU diajak kolaborasi baik dari unsur
dinas pendidikan maupun pemangku
kepentingan lainnya untuk mendorong
terbentuknya TPPK atau Satgas sesuai
dengan wilayah kewenangannya
masing-masing.
Aplikasi: Pemetaan Tindak Lanjut

Rencana Tindak Lanjut untuk


Implementasi Permendikbudristek PPKSP

Aspek Rencana yang akan Waktu Pemangku


dilakukan Kepentingan

Pembentukan Pemetaan aktor


Satuan Tugas
Sosialisasi ke XXX

Pembentukan
TPPK

Kelompok diskusi dibagi per provinsi


TOPIK 4:

PENCEGAHAN
KEKERASAN
Tujuan Pembelajaran Topik 4:
Pencegahan Kekerasan

Peserta memahami contoh konkrit pencegahan


melalui penguatan tata kelola

Peserta memahami contoh konkrit pencegahan


melalui edukasi

Peserta memahami contoh konkrit pencegahan


melalui penyediaan sarana prasarana
Alokasi waktu
Topik 4:
Alat dan bahan:

1. Kertas Plano (Flipchart)


60
menit 2. Sticky Note

3. Spidol

4. Solatip

5. Bahan cetak:
bit.ly/bahancetakppksp4
Apa yang akan kita lakukan di sesi ini?
Kegiatan Modul

Penjelasan aturan main 10”

Diskusi Warung Kopi 1 15”

Diskusi Warung Kopi 2 15”

Diskusi Warung Kopi 3 15”

Persiapan Pleno 10”

Presentasi Pleno 15”

Tanggapan dan Review Fasilitator berdasarkan PPKSP 10”

TOTAL 60”
Pemantik
Pengantar Cerita:
Untuk mempelajari topik “pencegahan “Di dekat sebuah kampus terdapat
kekerasan” ini, ajak peserta terlebih beberapa warung kopi yang menyediakan
dahulu mengikuti alur cerita dengan
seduhan kopi yang nikmat dengan diskusi
judul “Ngobrol di Warung Kopi”
pengunjung yang beragam. Ada 3 warung
kopi yang banyak dikunjungi mahasiswa
sedang membincang tentang bagaimana
strategi pencegahan kekerasan yang saat
ini sedang marak terjadi di satuan
pendidikan”.

Suasana Ruangan Kelas:


didesain seperti sebuah warung kopi yang
pengunjungnya sedang menikmati kopi.
Pemantik
Langkah-langkah Diskusi Warung Kopi

1. Bagi peserta menjadi 3 kelompok (sesuai dengan jumlah warung kopi).


2. Di masing-masing warung kopi, ada 1 orang yang bertugas sebagai barista.
3. Tugas utama dari Barista/Host ini adalah sebagai petugas warung kopi yang
menyediakan menu dan penyambung informasi sepanjang sesi 4 berlangsung.
Setiap Barista di masing-masing warung kopi akan dibekali 1 buah amplop yang
berisi cara memandu diskusi di warung kopinya.
4. Fasilitator memastikan bahwa setiap 10 menit pengunjung di satu warung kopi
berpindah ke warung kopi lainnya (mengikuti garis panah).
a. Pengunjung di Warung Kopi 1 berpindah ke Warung Kopi 2
b. Pengunjung di Warung Kopi 2 berpindah ke Warung Kopi 3
c. Pengunjung di Warung Kopi 3 berpindah ke Warung Kopi 1.
Pemantik

Warkop 2
2 Karakter

membicarakan
contoh strategi
Warkop 1 pencegahan Warkop 3
Cerdas kekerasan oleh 3 Kreatif
1 sekolah dan pemda
yang dilakukan membicarakan contoh
membicarakan melalui “edukasi”
contoh strategi strategi pencegahan
pencegahan kekerasan oleh sekolah
kekerasan oleh Durasi: 10 Menit
dan pemda yang
sekolah dan pemda dilakukan melalui
yang dilakukan penyediaan “sarana
melalui “tata kelola” prasarana”

Durasi: 10 Menit Durasi: 10 Menit


Alur perpindahan peserta
Pemantik

Langkah-langkah Diskusi Warung Kopi

a. Barista/Host dan pengunjung warung kopi Dari aktivitas Diskusi Warung


menggunakan media yang tersedia di Kopi tadi, mari kita cek
warung kopi untuk meracik resep kopi
kembali rancangan
andalan (sesuai topik di meja tsb) dengan
sekreatif mungkin pencegahan kekerasan yang
Bapak/Ibu konsep apakah
b. Masing-masing perwakilan warung kopi
mempresentasikan mahakaryanya. sudah sesuai dengan yang
dimandatkan oleh
c. Fasilitator memberikan tanggapan dan
kesesuaian dengan Permendikbud PPKSP Permendikbud PPKSP?
dengan tayangan PPT.
Konsep (1)
Pencegahan Satuan Pendidikan Pemerintah Daerah Kemendikbudristek

1. Pembuatan tata tertib untuk 1. Menetapkan peraturan 1. Membuat kebijakan, POS,


pencegahan kekerasan kepala daerah yang pedoman & modul yang
mendukung pencegahan & mendukung pencegahan &
2. Menjalankan kebijakan penanganan kekerasan penanganan kekerasan
Kementerian
2. Mengintegrasikan ke 2. Alokasi anggaran
3. Merencanakan dan program prioritas
menjalankan program 3. Koordinasi lintas sektor
3. Alokasi anggaran
4. Pembelajaran tanpa 4. Monitoring dan evaluasi
kekerasan 4. Memfasilitasi dan membina
satuan pendidikan
Penguatan 5. Membentuk dan memfasilitasi
tata kelola tugas tim pencegahan & 5. Membentuk Satuan Tugas
penanganan kekerasan
(TPPK) 6. Melakukan koordinasi lintas
sektor
6. Melakukan kerjasama
dengan instansi terkait 7. Melakukan dan melaporkan
hasil monitoring dan
7. Pelibatan warga sekolah evaluasi
(orang tua/wali dll)

8. Menyediakan pendanaan

9. Melakukan evaluasi berkala


Konsep (2)
Pencegahan Satuan Pendidikan Pemerintah Daerah Kemendikbudristek

1. Sosialisasi di kegiatan 1. Sosialisasi kebijakan dan 1. Sosialisasi kebijakan


pengenalan lingkungan program PPKSP
sekolah & kampanye; 2. Memberikan pelatihan
2. Menyelenggarakan pelatihan pencegahan dan penanganan
a.Elektronik bagi TPPK dan satuan kekerasan
b.Non-elektronik tugas

Edukasi 2. Melaksanakan pendidikan


penguatan karakter
Konsep (3)
Pencegahan Satuan Pendidikan Pemerintah Daerah Kemendikbudristek

1. Memastikan tersedianya 1. Menyediakan sarana dan 1. Memfasilitasi sistem


sarana dan prasarana yang prasarana yang aman, informasi atas data
aman, nyaman dan ramah nyaman & ramah disabilitas penanganan Kekerasan
disabilitas
2. Menyediakan kanal aduan 2. Menyediakan kanal aduan
2. Menyediakan kanal aduan

Penyediaan
sarana dan
prasarana
a

Konsep
1 non-diskriminasi

2 kepentingan terbaik bagi anak

Dari strategi 3 partisipasi anak


pencegahan yang
Ibu/Bapak rancang di
warung kopi, apakah 4 keadilan dan kesetaraan gender
strategi tersebut sudah
sesuai dengan prinsip kesetaraan hak dan aksesibilitas
5
yang kita pelajari di bagi penyandang disabilitas
topik sebelumnya?
6 akuntabilitas

7 kehati-hatian

8 keberlanjutan pendidikan
Aplikasi

Misi Ibu/Bapak di topik 4 ini adalah membuat rancangan


TATA TERTIB yang nantinya Ibu/Bapak bisa gunakan di
satuan pendidikan untuk tujuan mendorong
pencegahan kekerasan di satuan pendidikan
TOPIK 5:

PENANGANAN
KEKERASAN
Tujuan Pembelajaran Topik 5:
Penanganan Kekerasan
Peserta memahami alur penanganan kekerasan di satuan pendidikan sesuai
dengan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan

Peserta memahami berbagai sumber dukungan, layanan


pendampingan serta alur rujukan bagi korban, saksi
serta pelaku.

Peserta memahami apa yang disarankan dan


apa yang tidak boleh dilakukan dalam
penanganan kekerasan.
Alokasi waktu Alat dan bahan:
Topik 5:
1. Kertas Plano (Flipchart)

2. Sticky Note
150
menit 3. Spidol

4. Lembar Kerja Misi

5. Proyektor LCD

6. Bahan yang dicetak:

bit.ly/bahancetakppksp5
Alokasi Waktu Topik 5

Kegiatan Waktu

Pemantik: Curah Gagasan 10”

Aktivitas: Diskusi Kelompok 25”

Mempelajari Konsep 1 dengan Penyampaian Materi 15”

Mempelajari Konsep 2 dengan Menyusun Alur Penanganan 60”

Mempelajari Konsep 3 dengan Pemetaan Sumber Dukungan 25”

Aplikasi (Misi) 15”

Total waktu sesi 150”


Pemantik
Instruksi:
1. Fasilitator menyampaikan pendahuluan Ibu/Bapak kira-kira respons dan
sesi mekanisme penanganan sebagai perilaku seperti apakah yang
berikut: “Ibu/Bapak setelah mempelajari
memberikan rasa aman dan nyaman
materi terkait pencegahan dan
penanganan kekerasan di satuan
kepada korban dan/atau pelapor baik
pendidikan sampailah kita dalam sesi
usia dewasa maupun anak?
pembahasan upaya penyelesaian kasus
kekerasan di satuan pendidikan.”
2. Fasilitator menyampaikan pertanyaan
pemantik kepada peserta yang telah
berkumpul dan persilahkan peserta untuk
menjawab. Perilaku
3. Fasilitator dapat menggunakan Membantu
pernyataan Perilaku Membantu vs
Perilaku Tidak Membantu dalam tabel VS Perilaku Tidak
untuk memandu ataupun menyimpulkan Membantu
jawaban dari peserta peserta.
Perilaku yang Membantu Perilaku yang Tidak Membantu

Mendengarkan dengan aktif dan dengan seksama Menginterupsi pembicaraan

Memastikan kenyamanan dengan berfokus pada Panik, sehingga tidak dapat mengontrol situasi dan tidak
kebutuhan korban, misalnya dengan memberi minum; dapat membangun kenyamanan dan kepercayaan
memastikan keamanan dan kerahasian tempat berbicara

Mengontrol situasi dengan baik Tidak dapat mengontrol situasi, malah cenderung
membicarakan diri sendiri

Melakukan kontak mata dengan tepat Tidak menunjukkan perhatian terhadap pembicaraan yang
berlangsung

Menganggukkan kepala saat mendengarkan untuk Tidak menunjukkan bahasa tubuh yang baik
memberikan lingkungan yang ramah bagi korban

Memberikan informasi secara komprehensif dan objektif Mengarahkan pilihan korban tanpa memberikan informasi
terkait kemungkinan pilihan yang dimiliki pelapor dan risiko secara utuh
dari setiap pilihannya, termasuk strategi mitigasinya.
Konsep 1: Bantuan yang Berpusat pada Korban
Instruksi:
Fasilitator menyampaikan materi pengantar Konsep 1:
Bantuan yang Berpusat pada Korban dengan metode paparan.

Prinsip bantuan yang berpusat pada korban berkaitan dengan etika dan
kepentingan yang terbaik untuk korban.

Meningkatkan serta
Mendukung pemulihan
Menciptakan lingkungan memastikan korban,
korban dan membantu
yang mendukung hak-hak pelapor, terlapor dan
korban dalam
korban dan korban saksi memiliki kapasitas
mengidentifikasi
diperlakukan dengan korban untuk mampu
kebutuhannya dan
penuh martabat dan rasa menjalani proses
berkoordinasi dengan
hormat penanganan yang akan
layanan yang dibutuhkan
dilakukan
Prinsip Dasar Pendampingan

KESELAMATAN KORBAN PERSETUJUAN

Respon yang kita berikan harus Menghargai hak, martabat, dan harapan korban.
mementingkan korban, yang mencakup Setiap bagian yang dilakukan oleh pendamping
keselamatan fisik, psikis, dan kesejahteraan memerlukan persetujuan dari korban, pada korban
korban. usia anak persetujuan dapat diberikan oleh orang
tua, wali dan/atau orang dewasa yang dipercaya.

NON DISKRIMINASI KERAHASIAAN

Hal penting bagi kita adalah memastikan Menjaga kerahasian laporan yang kita terima dan
seluruh korban kekerasan mendapatkan memastikan pemberian informasi hanya kepada
layanan yang sama. pihak yang relevan dan bertanggung jawab.
Pendampingan

Pasal 44 ayat (2) Permendikbudristek PPKSP, TPPK melalui


koordinasi dengan Satgas PPKSP memberikan
pendampingan kepada:

● Korban, Saksi, Terlapor berusia anak, atau pelaku


TPPK melalui koordinasi Satgas PPKSP berusia anak, yang berstatus Peserta Didik; dan
memfasilitasi pendampingan yang ● Korban atau Saksi yang berstatus Pendidik atau Tenaga
dibutuhkan korban, saksi, dan terlapor Kependidikan.
selama proses penanganan kekerasan.
Pasal 44 ayat (6) Permendikbudristek PPKSP mengatur
pendampingan berupa layanan konseling, layanan
kesehatan, bantuan hukum, advokasi, bimbingan sosial dan
rohani, dan/atau layanan pendampingan lain. Pemberian
layanan pendampingan dibebankan pada anggaran
pemerintah daerah.
Aktivitas Kelompok: Cerita Pengalaman

1. Setelah materi kunci sudah disampaikan, fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok.
2. Diskusikan dalam kelompok masing-masing:
a. Berdasarkan sesi Mengenal Kekerasan, kekerasan seperti apa yang sering ditemui
di satuan pendidikan wilayah kerja Ibu/Bapak?
b. Apa saja langkah-langkah atau upaya yang sudah dilakukan sampai kasus tersebut
selesai?
c. Apakah langkah tersebut telah memastikan korban mendapatkan keadilan serta
pemulihan?
3. Setelah peserta selesai berdiskusi dan sudah memaparkan hasil diskusinya, fasilitator
mengajak peserta untuk dapat melakukan refleksi dengan pertanyaan pemantik yang
sudah tersedia.
Refleksi

Fasilitator menyampaikan pertanyaan refleksi dari hasil diskusi


kelompok yang sudah dipaparkan:

a. Berdasarkan diskusi kelompok tadi, apakah


menurut Ibu/Bapak penanganan yang dilakukan
sudah tepat dan sesuai?
b. Berdasarkan diskusi kelompok tadi, apakah
penanganan telah mengikuti sebuah prosedur
yang memastikan prinsip keadilan, pelindungan,
serta pemulihan bagi korban dan/atau pelapor?
Kebijakan Keselamatan Peserta Didik

Kebijakan keselamatan peserta didik Dalam hal ini satuan pendidikan


Kebijakan keselamatan peserta didik bertujuan untuk: memastikan tersedianya kebijakan internal
disusun dan diberlakukan bagi pendidik, a. Memastikan bahwa pendidik, terkait petunjuk pelaksanaan merespon
tenaga kependidikan, dan mitra satuan tenaga kependidikan, dan mitra kekerasan yang terjadi di satuan
pendidikan untuk menciptakan sikap dan satuan pendidikan menyadari,
pendidikan.
perilaku yang pro perlindungan anak dan mencegah, merespon, dan
melaporkan secara tepat isu
menghindarkan anak dari risiko kekerasan Satuan pendidikan harus memiliki standar
kekerasan terhadap peserta didik
yang dapat terjadi di lingkungan satuan dan prosedur pelaporan pelanggaran
yang terjadi di lingkungan satuan
pendidikan. pendidikan; kebijakan keselamatan anak dari
b. Memastikan bahwa pendidik, dan kekerasan dan mengembangkan aktivitas
mitra satuan pendidikan pencegahan yang relevan. Tanpa ini,
berperilaku secara tepat terhadap kekerasan terhadap peserta didik akan
anak; dan terus berlanjut, meningkat dan rentan
c. Memastikan kegiatan atau tindakan
terjadi keberulangan.
yang dilakukan aman bagi
keselamatan anak.
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan

Jika terdapat laporan kekerasan TPPK atau Satuan Tugas melakukan


penanganan kekerasan dan memastikan pemulihan bagi korban
melalui alur berikut (Pasal 39):

1 2 3 4 5
Penyusunan Tindak Lanjut
Penerimaan
Pemeriksaan Kesimpulan dan Laporan dan Pemulihan
Laporan
Rekomendasi Rekomendasi

Max. 30 hari kerja (terhitung sejak permintaan


keterangan dari pelapor/korban)

Pemulihan berjalan paralel sejak penerimaan laporan hingga akhir proses pendampingan.
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
Penerimaan laporan Pemeriksaan
TPPK/Satgas/ TPPK/Satgas
Kemendikbud
2
mengambil tindakan
menerima awal, pendampingan,
laporan TPPK/Satgas/Kemendi dan pemulihan
Dugaan kbud melimpahkan TPPK/Satgas
kekerasan 1 laporan kepada menindaklanjuti
TPPK/Satgas sesuai laporan Pemulihan berjalan
terjadi paralel dilakukan
kewenangan
TPPK
menemukan
langsung dugaan
kekerasan TPPK/Satgas
melakukan
pemeriksaan kasus
Penyusunan
Tindak lanjut laporan hasil
Pemulihan kesimpulan &
pemeriksaan rekomendasi
TPPK/Satgas
melakukan:
Pemulihan: TPPK/Satgas/Kemendi TPPK/Satgas a. Pemanggilan
Pejabat yang
memastikan kbud melimpahkan menyusun laporan b. Mengumpulkan
berwenang
pemulihan laporan kepada hasil pemeriksaan keterangan & bukti
menerbitkan
bagi korban TPPK/Satgas sesuai (kesimpulan dan dari pelapor, terlapor,
keputusan
dilakukan kewenangan rekomendasi) saksi dan pihak
terkait lainnya
5 4 3
Awal/akhir dari Tindakan lanjutan dari
proses/tahapan Proses tahapan/utama proses/tahapan utama
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
1. Penerimaan Laporan
Catatan Penting

1. TPPK
Langsung* Penerimaan laporan perlu memperhatikan prinsip
Pelapor 2. Satuan Tugas
3. Pemerintah perlindungan anak serta memastikan Hak Korban,
Tidak Langsung*
Daerah sesuai Pelapor, Saksi dan Peserta Didik sebagai
Kewenangan Terlapor:
dan/atau
a. surat tertulis
4. Kementerian 1. Korban, Pelapor, Saksi berhak atas:
b. telepon
a. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan
c. pesan singkat
elektronik Terlapor dan/atau pihak lain
d. bentuk b. pelindungan atas kerahasiaan identitas
pelaporan lain dan informasi kasus
yang 2. Peserta Didik sebagai Terlapor berhak atas:
memudahkan a. pelindungan atas kerahasiaan identitas
dan informasi kasus;
b. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan

*) Laporan tidak perlu disertai dengan bukti awal.


Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
2. Pemeriksaan

Telaah Laporan Pemanggilan Para Pemeriksaan Para Analisis Hasil


Dugaan Kekerasan Pihak Pihak Pemeriksaan

Catatan Penting Catatan Penting

Dalam telaah laporan dugaan kekerasan:


a. Menentukan lingkup kekerasan Dalam pemeriksaan para pihak
b. Menentukan pihak yang bertugas melakukan TPPK dan/atau Satuan Tugas
penanganan kekerasan perlu memastikan proses
c. Menyusun rencana penanganan kekerasan pemeriksaan tercatat dalam Berita
d. Memberitahukan hasil telaah laporan dugaan Acara Permintaan Keterangan
kekerasan kepada pihak terkait (BAPK)
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
3. Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan adalah hasil analisis yang ditemukan TPPK atau Satuan Tugas
dari proses pemeriksaan laporan kekerasan. Kesimpulan memuat informasi:

Tidak
Terbukti Lanjutkan ke: Terbukti Perlu ada tindak lanjut
terjadi a. penyusunan kesimpulan terjadi keberlanjutan layanan
Kekerasan dan rekomendasi sanksi Kekerasan pendidikan dan pemulihan
administratif nama baik terlapor.
b. pemulihan korban
c. tindak lanjut Surat keputusan pemulihan
keberlanjutan pendidikan nama baik terlapor

Catatan Penting

Jika terdapat kasus terlapor usia anak maupun usia dewasa dan tidak terbukti, kerahasiaan kasus tetap harus dijaga.
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
4. Tindak Lanjut Laporan dan Rekomendasi

a. pemberian sanksi administratif;


b. sanksi yang diberikan dari peraturan ini tidak mengesampingkan peraturan lain.

Catatan Penting

Keberlanjutan Pendidikan (Pasal 43)


Permendikbudristek PPKSP
Konsep 2: Mekanisme Alur Penanganan
5. Pemulihan

a. pemulihan dapat dilakukan secara paralel sejak laporan diterima


b. layanan pemulihan difasilitasi oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan
lembaga penyedia dukungan yang relevan

P
Pembagian Tugas Penanganan

Pihak Cakupan Tugas Cakupan Tugas Sesuai Lingkup


Penanganan
Kekerasan

TPPK Kasus kekerasan di TPPK menangani kasus kekerasan apabila kekerasan yang
satuan pendidikan dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga Kependidikan,
anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan Pendidikan lainnya:
a. di dalam lokasi atau
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan
pendidikan.

Pasal yang relevan:


*Anggota komite sekolah tidak
bisa diberikan sanksi oleh
kepsek jika melakukan
kekerasan.

Namun, anggota komite yang


menjadi anggota TPPK, jika
melakukan kekerasan dapat
diberikan sanksi oleh kepala
sekolah.
Pembagian Tugas Penanganan

Pihak Cakupan Tugas Cakupan Tugas Sesuai Lingkup


Penanganan
Kekerasan

Satuan Tugas Kasus kekerasan memenuhi kondisi pada Pasal 5 Satuan Tugas Kabupaten/Kota
Kabupaten / 1. Kekerasan yang melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan. menangani kasus kekerasan
Kota 2. Kerasan yang dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga apabila:
Kependidikan, anggota Komite Sekolah, dan Warga Satuan 1) Kasus kekerasan terjadi di
Pendidikan lainnya: lingkup pendidikan usia
a. di dalam lokasi atau dini, sekolah non-formal,
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan SD, dan/atau SMP
pendidikan.

dan Pasal 41
Satuan Tugas Satuan Tugas Provinsi menangani
a. Terlapor merupakan kepala satuan pendidikan;
Provinsi kasus kekerasan apabila:
b. Kekerasan melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan;
1) Kasus kekerasan terjadi di
c. Kekerasan melibatkan anggota TPPK; dan/atau
lingkup SMA dan/atau SMK
d. TPPK tidak melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri ini.
Pembagian Tugas Penanganan

Pihak Karakteristik Kasus Cakupan Tugas Sesuai Lingkup


Penanganan
Kekerasan

Satuan Tugas Kasus kekerasan memenuhi salah satu kondisi berikut (Pasal 5 dan Satuan Tugas Kabupaten/Kota
Kabupaten / Pasal 41) menangani kasus kekerasan
Kota apabila terjadi di lingkup:
1. Kekerasan yang melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan. a. pendidikan usia dini
2. Kekerasan yang dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga b. sekolah non-formal,
Kependidikan, anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan c. SD
Pendidikan lainnya: d. SMP
a. di dalam lokasi atau
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan
pendidikan.
Satuan Tugas Satuan Tugas Provinsi menangani
3. Terlapor merupakan kepala satuan pendidikan
Provinsi kasus kekerasan apabila terjadi di
4. Kekerasan melibatkan anggota TPPK; dan/atau
lingkup:
5. TPPK tidak melaksanakan tugasnya
a. SMA
b. SMK
c. SLB

*Anggota komite sekolah tidak bisa diberikan sanksi oleh kepala sekolah jika melakukan kekerasan. Namun, anggota komite yang
menjadi anggota TPPK, jika melakukan kekerasan dapat diberikan sanksi oleh kepala sekolah.
Pembagian Tugas Penanganan

Pihak Penanganan Cakupan Tugas Cakupan Tugas Sesuai Lingkup


Kekerasan

Kelompok Kerja Kasus kekerasan Kelompok Kerja yang dibentuk Mendikbudristek untuk melakukan
Kemendikbudristek memenuhi kondisi pada Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di bidang pendidikan
Pasal 5 menangani kasus kekerasan apabila (Pasal 42):
1) Kasus kekerasan terjadi di semua lingkup satuan pendidikan;
2) Satuan tugas tidak melaksanakan tugasnya menangani kasus
kekerasan.
3) Kementerian melaksanakan Penanganan Kekerasan dengan
mendorong Dinas Pendidikan untuk memastikan Satuan Tugas
agar melakukan penanganan kekerasan.
4) Dalam hal Satuan Tugas tidak melaksanakan Penanganan
Kekerasan sebagaimana dimaksud, Kementerian dapat
merekomendasikan sanksi Dinas Pendidikan atau kepala daerah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Sanksi
Sanksi administratif* kepada pelaku peserta didik mempertimbangkan sanksi
yang edukatif dan tetap memperhatikan hak pendidikan peserta didik
Sanksi berat
Sanksi ringan
Pelaku Pemberi sanksi
Kepala satuan 3.Pemindahan peserta didik ke
Peserta didik 1.Teguran tertulis 2.Tindakan edukatif
pendidikan satuan pendidikan lain nya

Pasal 57 Ayat (2): Pasal 60 Ayat (4):

*Prinsip pemberian sanksi Pemindahan peserta didik adalah Tujuan pemindahan:


administratif upaya paling akhir, dilakukan jika: 1. Melindungi korban di sekolah
1. Bersifat mendidik dan 1. Mengakibatkan luka asal
membangun rasa tanggung fisik/psikologis berat atau 2. Memastikan hak pendidikan
jawab, kematian bagi korban dan dari pelaku anak
2. Memenuhi hak pendidikan 2. Ada rekomendasi dari Satuan
peserta didik, Tugas dan/atau dinas Hak pendidikan anak sebagai
3. Melindungi kondisi psikis pendidikan korban maupun pelaku harus
peserta didik, dan dilindungi
4. Berpedoman pada ketentuan
perundangan-perundangan
perlindungan anak
Sanksi

Sanksi administratif kepada pelaku pendidik dan tenaga kependidikan


harus berdasarkan dampak perbuatannya kepada korban

Pelaku Pemberi sanksi Jenis sanksi


Pendidik dan tenaga
Pemerintah daerah Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (PP 94/2021)
kependidikan ASN

Sanksi berat
Sanksi ringan

1.Teguran tertulis 3. Pengurangan hak; 5.Pemutusan/pember


Pendidik dan tenaga 2. Pernyataan permohonan 4. Pemberhentian hentian hubungan
Pihak yang
kependidikan maaf tertulis yang sementara kerja.
berwenang
non-ASN dipublikasikan
Mediasi dalam penanganan kekerasan

Permendikbudristek PPKSP tidak mengatur terkait mekanisme mediasi, dengan


pertimbangan sebagai berikut:

Mediator memerlukan kompetensi khusus untuk dapat menghasilkan keputusan yang adil bagi pelaku
maupun korban. Mediasi bisa saja tidak berhasil dan merugikan korban.

Efek jangka panjang (misalnya melakukan kekerasan kembali): mediasi yang dilakukan bukan oleh
ahlinya memberikan peluang bagi pelaku untuk memberikan ancaman dan kekerasan kembali kepada
korban setelah mediasi berlangsung.

Relasi kuasa adalah salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan. Pada kasus kekerasan, relasi
kuasa yang timpang merupakan hal yang paling terlihat antara korban dan pelaku, maka
mempertemukan kedua belah pihak bukan suatu hal yang bijak. Selain, perlu diperhatikan dalam kasus
kekerasan pertemuan korban dan pelaku dapat memicu trauma dan respon psikologis yang beragam
pada diri korban.
Mediasi dalam PPKSP

Permendikbudristek PPKSP Ranah Pidana

Dalam ranah pidana, terdapat mekanisme


diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak.
TPPK, Satuan Tugas serta Kelompok Kerja Menurut UU SPPA, Diversi adalah adalah
Kemendikbudristek tidak diperkenankan untuk pengalihan penyelesaian perkara pidana anak
melakukan mediasi atas kasus kekerasan dari proses peradilan pidana ke proses di luar
yang terjadi di satuan pendidikan, karena peradilan pidana.
mediator memerlukan kompetensi khusus
untuk dapat menghasilkan keputusan yang Dialog atau musyawarah adalah sebagai
adil bagi terlapor maupun pelapor. bagian yang tidak terpisahkan dalam diversi
untuk mencapai keadilan restoratif, sehingga
TPPK, Satuan Tugas serta Kelompok Kerja diperlukan fasilitator dalam melakukan
Kemendikbudristek dapat berfokus pada musyawarah diversi yakni hakim anak yang
proses penanganan dan mekanisme sanksi ditunjuk oleh Ketua Pengadilan untuk
sesuai dengan Permendikbudristek PPKSP. menangani perkara anak yang bersangkutan.
Musyawarah juga dihadiri oleh Pembimbing
Lapas, Pekerja Sosial serta orang tua/wali.
Mediasi dalam PPKSP

Permendikbudristek PPKSP Ranah Pidana

Diversi memiliki tujuan sebagai berikut:


Mekanisme penanganan beserta sanksi dalam
Permendikbudristek PPKSP telah memastikan a. mencapai perdamaian antara korban
pemenuhan hak anak dan mengadopsi dan anak;
prinsip-prinsip yang terdapat diversi. b. menyelesaikan perkara anak di luar
proses peradilan;
c. menghindarkan anak dari perampasan
kemerdekaan;
d. mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi; dan
e. menanamkan rasa tanggung jawab
kepada anak.
Aktivitas Konsep 2: Menyusun Alur Penanganan
1. Setelah materi kunci Konsep 2 sudah disampaikan, peserta pelatihan kembali berkumpul
dengan kelompok.
2. Sampaikan instruksi untuk menyusun alur penanganan atas kasus yang sudah didiskusikan
di kelompok masing-masing. File alur penanganan dapat diakses melalui tautan berikut:
bit.ly/bahancetakppksp5
3. Di dalam permainan bongkar pasang peserta diarahkan untuk menyusun alur penanganan
tahap 1. Setelah permainan bongkar pasang tahap 1 selesai, peserta diminta untuk
diarahkan untuk mencocokan permainan bongkar pasang tahap 2.
4. Tidak semua bagian kotak bongkar pasang harus digunakan
5. Setelah peserta selesai menyusun, peserta dapat memaparkan hasil diskusinya
masing-masing.
6. Pada akhir sesi fasilitator dapat melakukan kesimpulan berdasarkan paparan yang sudah
disampaikan oleh kelompok.
Konsep 3: Pemetaan Sumber Dukungan

TPPK dan satuan tugas menghadapi berbagai tantangan


dalam penanganan, baik keterbatasan sumber daya,
kapasitas, maupun sarana dan prasarana. Oleh karena itu,
penting untuk bekerja sama dengan pihak eksternal
yang memiliki pengalaman dan kapasitas dalam
penanganan kekerasan.

Pada sesi ini peserta akan membangun sistem


penanganan yang tepat di wilayah masing-masing dengan.
Pemetaan sumber dukungan ini menjadi penting untuk
memenuhi kebutuhan korban terkait bantuan apa yang
dibutuhkan.
Konsep 3: Pemetaan Sumber Dukungan

Non-diskriminasi

Selalu patuhi prinsip Kepentingan terbaik bagi anak


dasar dalam pemetaan
sumber dukungan dan Partisipasi anak

penyusunan mekanisme
Keadilan dan kesetaraan gender
rujukan, yaitu:
Kesetaraan hak dan aksesibilitas
bagi penyandang disabilitas

Akuntabilitas

Kehati-hatian

Keberlanjutan pendidikan
Aplikasi
1. Setelah materi kunci sudah disampaikan, fasilitator
membagi peserta sesuai dengan wilayahnya
masing-masing (setiap provinsi).
2. Fasilitator membagikan lembar kerja yang sudah dicetak
terkait pemetaan sumber dukungan dan regulasi di setiap
tim masing-masing. Bagikan dalam bentuk dokumen cetak.
3. Setelah peserta selesai berdiskusi dan sudah memaparkan
hasil diskusinya, fasilitator mengajak peserta untuk dapat
melakukan memaparkan hasil diskusi dan temuannya.
Aplikasi: Pemetaan Sumber Dukungan
Sumber Dukungan Nama Lembaga Jenis Layanan yang Diberikan
Dukungan

Rumah Aman Rumah Perlindungan Sosial - Rumah singgah sementara


Asuhan Anak Prov. Jawa Barat - Layanan pemulihan korban kekerasan

Pemeriksaan Fisik Puskesmas - Pemeriksaan fisik


- Pemeriksaan kesehatan reproduksi

Psikososial dan/atau Pendamping Sosial Dinas Sosial - Pendampingan kasus anak


- Pendampingan disabilitas

Bantuan Hukum LBH, LBH Apik Bantuan hukum

Kesehatan Mental dan/atau Pemeriksaan Psikologis Puskesmas Layanan kesehatan mental psikolog / psikiater

Unit Layanan Disabilitas Himpunan Wanita Disabilitas Layanan Disabilitas


Indonesia

Keberlanjutan Pendidikan Dinas Pendidikan Memastikan keberlanjutan pendidikan

Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial LPKS Prov. DKI Jakarta Rumah singgah sementara untuk pelaku anak

Lembaga Perlindungan Khusus Anak LPKA Tangerang Anak yang mendapatkan peradilan pidana

UPTD PPA UPTD PPA Layanan korban kekerasan


PPA Polres
Aplikasi: Pemetaan Sumber Dukungan
Sumber Dukungan Nama Lembaga Dukungan Jenis Layanan yang Hotline dan Alamat
Diberikan

Rumah Aman

Pemeriksaan Fisik Puskesmas Kecamatan XXX IGD, periksa fisik Jalan XXXX

Psikososial dan/atau Pendamping


Sosial

Bantuan Hukum LBH XXXX Bantuan hukum Jalan XXXX

Kesehatan Mental dan/atau


Pemeriksaan Psikologis

Akomodasi yang Layak

Keberlanjutan Pendidikan

Lembaga Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial

Lembaga Perlindungan Khusus Anak

UPTD PPA
Pemetaan Peraturan Daerah

Peraturan Tingkat Perlindungan Anak


Provinsi
Mendukung Keberagaman

Pencegahan & Penanganan


Kekerasan

Peraturan Tingkat Perlindungan Anak


Kabupaten / Kota
Mendukung Keberagaman

Pencegahan & Penanganan


Kekerasan
POST TEST

bit.ly/posttest-ppksp1
EVALUASI KEGIATAN

https://bit.ly/puspeka23ep39
Lampiran Regulasi Pendukung

UU Nomor 35 Tahun 2014 UU Nomor 12 Tahun 2022

Tentang Perubahan atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual
Anak

UU Nomor 11 Tahun 2012

Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI

TERIMA
KASIH
Kontinum Kenyamanan

Menurut Ibu Bapak apakah topik-topik


dalam pelatihan ini:

a. Sulit
b. Sedang
c. Mudah
Kontinum Kenyamanan

TOPIK 1:
URGENSI PERMENDIKBUD-
RISTEK 46/2023
Kontinum Kenyamanan

TOPIK 2:
DEFINISI DAN BENTUK KEKERASAN
Kontinum Kenyamanan

TOPIK 3:

PEMBENTUKAN TPPK DAN SATUAN


TUGAS
Kontinum Kenyamanan

TOPIK 4:

PENCEGAHAN KEKERASAN
Kontinum Kenyamanan

TOPIK 5:

PENANGANAN
KEKERASAN
Hari Pertama

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 1

14.00-15.00 Registrasi 60” Panitia Puspeka

15.00-15.20 Pembukaan 20” MC Ibu Kepala Puspeka

15.20-15.45 Pengantar dan pre Tes 25” MC

15.45-16.05 Pembagian Kelompok/kelas & 25” MC


Istirahat Shalat Asyar

16.05-16.20 Sesi Perkenalan & Penjelasan awal 15” Fasilitator Fasilitator


keseluruhan materi

16.20-17.05 Topik 1 (Urgensi PPKSP) 45” Fasilitator Fasilitator


Hari Kedua

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 2

08.00-08.15 Ice Breaking 15” Fasilitator Fasilitator

08.15-10.15 Topik 2 (Bentuk kekerasan) 120” Fasilitator Fasilitator

10.15-12.00 Topik 3 (Pembentukan TPPK & Satgas) 105” Fasilitator Fasilitator

12.00-13.00 Istirahat 60”

13.00-14.00 Topik 4 (Pencegahan kekerasan) 60” Fasilitator Fasilitator

14.00-16.30 Topik 5 (Penanganan kekerasan) 150” Fasilitator Fasilitator

16.30-17.00 Pembagian Peserta Praktikum dan Sesi 30” Fasilitator Fasilitator


latihan mandiri &
Istirahat Salat Asyar

17.00-17.45 Micro Teaching Topik 1 45” Fasilitator Peserta

17.45-19.00 Istirahat 75” Fasilitator Peserta


Lanjutan Hari Kedua

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 2

19.00-20.30 Micro Teaching Topik 2 (Bentuk 90” Fasilitator Peserta


kekerasan)

20.30-21.00 Micro Teaching Topik 3 (Pembentukan 90” Fasilitator Peserta


TPPK & Satgas
Hari Ketiga

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 3

08.00-09.00 Micro Teaching Topik 4 60” Fasilitator Peserta

09.00-11.30 Micro Teaching Topik 5 150” Fasilitator Peserta

11.30-11.45 Refleksi 15” Fasilitator

11.45-12.00 Post Tes & Evaluasi 15” Panitia

12.00-12.15 Penutupan 15” Panitia


Area of improvements:

1. Memastikan nama dan kedatangan peserta H-2 kegiatan. Jika belum ada nama
follow up terus ke Dinas/UPT
2. Membuat beberapa plan jadwal jika ada keterlambatan kedatangan peserta
3. Print out dan laminating bahan warung kopi topik 4 supaya bisa dipakai ulang
4. Print out dan laminating bahan puzzle topik 5 supaya bisa dipakai ulang dan
tidak perlu gunting-gunting
5. Print out kertas kerja tabel topik 3
6. Print out kertas kerja table topik 5
7. Tautan dan QR untuk evaluasi tiap kelas dibedakan supaya bisa langsung
tracking berapa yang sudah mengisi
8. QR code di PPT yang tayang diperbesar karena peserta jadi harus maju ke
depan
9.
Catatan Refleksi Wilayah Tengah

1. Bagian prinsip apakah lebih baik dimasukkan ke urgensi? Karena saat bahas
pencegahan jadi sulit untuk merefleksikan
2.
Rundown alternatif Hari Kedua

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 2

08.00-08.15 Ice Breaking 15” Fasilitator Fasilitator

08.15-09.00 Topik 1 (urgensi PPKSP) 45” Fasilitator Fasilitator

09.00-11.00 Topik 2 (bentuk2 kekerasan) 120” Fasilitator Fasilitator

11.00-12.00 Topik 3 (pencegahan kekerasan) 60” fasilitator

12.00 - 13.00 Istirahat

13.00-14.45 Topik 4 (TPPK dan satgas) 105” Fasilitator Fasilitator

14.45-15.15 istirahat 30” Fasilitator Fasilitator

15.15-17.45 Topik 5 (penanganan kekerasan) 150” Fasilitator Fasilitator

17.45-19.00 Istirahat 75” Fasilitator Peserta


Lanjutan rundown alternatif Hari Kedua

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 2

19.00-19.45 Micro Teaching Topik 1 45” Fasilitator Peserta

19.45 - 21.15 Micro Teaching topik 2 90”


Hari Ketiga

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 3

08.00-09.00 Micro Teaching Topik 3 60” Fasilitator Peserta

09.00-11.30 Micro Teaching Topik 5 150” Fasilitator Peserta

11.30-11.45 Refleksi 15” Fasilitator

11.45-12.00 Post Tes & Evaluasi 15” Panitia

12.00-12.15 Penutupan 15” Panitia


Hari Ketiga

Waktu Kegiatan Durasi PIC Narasumber

Hari 3

08.00-09.00 Micro Teaching kelompok 2 60” Fasilitator Peserta

09.00-10.00 Micro Teaching kelompok 3 60” Fasilitator Peserta

10.00-10.45 Refleksi 45” Fasilitator

10.45-11.00 Mobilisasi ke Rusid Utama 15” Panitia

11.00 - 11.30 Post test dan evaluasi 30”

11.30-12.00 Penutupan 30” Panitia


Di sini teman, di sana teman
Di mana-mana, kita berteman
Tak ada musuh, tak ada lawan
Smuanya saling menyayangi
Tidak ejek-ejekan, tidak pukul-pukulan
Saling tolong dan sayang dengan teman

Anda mungkin juga menyukai