Anda di halaman 1dari 6

MATERI PAI Bab 9.

2
( Pertemuan ke.2 )

Sekolah : SMP AL HASRA SERANG


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1Page
Kelas/ Semester : IX/2
Materi Pokok : Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Sopan Santun
dan Rasa Malu, sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Ali
Imron/ 3:77, Q.S. al-Ahzab/33:70dan hadis terkait.

A. Macam-Macam Tata Krama dalam Kehidupan


Tata krama merupakan sikap dan kata-kata yang selalu digadang-gadangkan di antara
masyarakat Indonesia. Tata krama merupakan hal terpenting, terutama karena Indonesia memiliki
budaya yang kental dan peraturan tidak tertulis yang sangat-sangat bagus. Sistem pengaturan
dalam pergaulan yang harus memiliki sikap saling menghormati dan dikenal dengan sebutan
sopan santun. Macam Tata Krama yang bisa kita kenali, di antaranya adalah :

1) Tata Krama Berbicara dan bergaul


Banyak yang mengatakan bahwa seseorang dinilai berpendidikan atau tidak, dapat dilihat dari
tata krama berbicaranya. Bukan berarti yang banyak basa-basi menjadi orang yang berpendidikan,
namun mereka yang tahu bagaimana berbicara di tempat yang tepat dengan kondisi yang tepat
bisa merupakan tata krama berbicara yang benar. Sulit memang, namun jika kita memiliki
kebiasaan buruk sebaiknya cepat diubah.

Bergaul merupakan cara manusia untuk bisa dekat dan bersosialisasi dengan tetangga, teman-
teman dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Faktanya, ketika kita bergaul seringkali muncul
masalah, karena kita tidak menghargai atau karena sulit untuk dihargai. adanya tata krama
pergaulan akan membantu menjadi cara menghilangkan Sifat Egois dalam diri seseorang saat
bergaul.

2). Tata Krama Berpakaian dan Penampilan


Berpakaian memang harus ada tata kramanya ? sudah barang tentu ada, dimana kita tidak bisa
sembarangan berpakaian atau berdandan dengan bebas. Maksudnya adalah, ada beberapa aturan
di mana kita tentunya tidak bisa berpakaian bebas pada momen-momen tertentu seperti
pemakaman, dan hal lainnya karena akan menyinggung keluarga yang berduka dan dianggap tidak
sopan.

Adapun yang dimaksud tata krama penampilan yaitu, penampilan yang sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya kita tidak mungkin mengenakan gaun di acara formal kenegaraan dan
sejenisnya. Tata krama menunjukan kesiapan dan kesesuaian kita berpenampilan dalam sebuah
acara. Tata krama penampilan berarti menjaga penampilan agar tetap bagus dan baik untuk dilihat.
Firman Allah swt QS. Al-A’rof/7:26

‫َياَبِنٓي َءاَد َم َقۡد َأنَزۡل َنا َعَلۡي ُك ۡم ِلَباًس ا ُّيَٰو ِري َس ۡو َٰء ِتُك ۡم َوِريًش ۖا َو ِلَباُس ٱلَّتۡق َو ٰى َٰذ ِلَك َخ‬
‫ۡي ٌۚر‬

٢٦ ‫َٰذ ِلَك ِم ۡن َءاَٰيِت ٱلَّلِه َلَعَّلُه ۡم َيَّذَّك ُروَن‬

2 Page
Artinya:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
selalu ingat”.

3). Tata Krama Bekerja dan Meminta Bantuan


Di tempat kita bekerja, kita akan bertemu dan bergaul dengan banyak orang, dan berbagai
macam tipe manusia yang akan kita temui. Sifat manusia ada yang cocok dengan kita atau justru
kontra dengan kita. Namun apapun sifatnya, sudah barang tentu kita harus dapat
beradaptasi/bersikap baik dan menerapkan tata krama/sopan santun di tempat tsb.

Juga saat kita bekerja, seringkali kita temui orang yang meminta tolong/bantuan, namun tidak
memberikan kata terima kasih. Padahal hal tersebut adalah tata krama mendasar dalam hal
meminta bantuan, karena dari situ orang yang menolong kita akan merasa dihargai dan
dibutuhkan.

4). Tata Krama Makan dan Bertamu


Ada tata krama makan, di mana kita pernah menemukan seseorang yang mungkin makan
dengan sembarangan, bersendawa, kentut atau sebagainya yang membuat orang lain tidak
nyaman, bahkan merasa tidak nafsu makan?. Adanya tata krama tak lain karena ingin membuat
semua orang yang makan bersama merasa nyaman. Tata krama makan setiap budaya memang
berbeda, ada yang harus bersuara ada juga yang tidak boleh bersuara ketika makan. Semua ada
maknanya, namun di Indonesia yang tidak bersuara dan tenang ketika makan dianggap sebagai
kesopanan yang paling bagus.

Bertamu atau bermain ke rumah orang lain tentu kita harus mengutamakan kesopanan.
Sebagai orang lain yang mampir atau datang kita harus menunjukan rasa terima kasih sebagai
tamu karena telah disambut dan diperlakukan dengan baik. Tamu adalah raja ?, namun kita juga
harus sadar bahwasannya tamu memang merepotkan.

5). Tata Krama Pendidik dan Siswa


Tata krama pendidik sangatlah penting, di mana pendidik dianggap sebagai sosok yang harus
dihormati, digugu dan ditiru oleh banyak orang. Sedangkan pelajar tentu tidak sembarangan dalam
bersikap, dimana sekolah sudah dianggap sebagai tempat yang harus dimanfaatkan untuk
mendapatkan pelajaran tata krama yang tepat. Jangan sampai sekolah tidak mengajarkan moral
yang seharusnya dan menyebabkan siswa tidak taat pada sopan santun yang seharusnya dilakukan.

6). Tata Krama Perbedaan Usia dan Lainnya


Tata krama pada berbeda usia mungkin sering dibicarakan sebagai senioritas. Padahal

3Page
sebenarnya bukan karena senioritasnya, tetapi dalam hal menghargai dan menghormati sangatlah
penting. Di mana yang muda menghormati yang lebih tua, dan yang lebih tua juga menghargai dan
menyayangi yang lebih muda, dan itulah tata krama dengan orang yang berbeda usia.

Tata krama lainnya yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya ketika
menelpon, memohon izin dan hal lainnya yang sebenarnya tidak kita sadari membutuhkan sopan
santun namun sebenarnya penting. Demikian penjelasan terkait macam macam tata krama yang
harus diterapkan di lingkungan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tata krama yang berdasarkan nilai-nilai kesopanan yang Islami.


Sopan santun merupakan sifat-perilaku yang paling banyak dilihat orang. Tolok ukurnya pun
dikenal luas, walau oleh orang yang tidak terpelajar sekali pun. Akidah/kepercayaan, tidak tampak
karena tempatnya di dalam hati. Ibadah seperti shalat pun tidak selalu dapat ditampakkan. Puasa
adalah rahasia antara yang berpuasa dengan Tuhan. Bisa jadi seseorang tidak berpuasa, tapi diduga
berpuasa. Namun, ciri utama sopan santun adalah harus tampak ke permukaan dan itulah yang
dapat menjadi indikator utama tentang baik buruknya agama yang dianut.

Tahukah kita dari mana sebenarnya sumber rasa malu? Rasa malu berasal dari keimanan dan
pengakuan akan keagungan Allah Swt. Rasa malu akan muncul jika kita beriman dan menghayati
betul bahwa Allah Swt Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Melihat, Maha Mengetahui dan
Maha Mendengar. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari Allah Swt. Semua aktivitas badan,
pikiran dan hati kita semua diketahui oleh Allah Swt.

Malaikat saja memilki sifat rasa takut (al-khaufi) dan rasa malu (khajal). Tentu saja sifat takut
malaikat ini hanya takut kepada Allah Swt saja, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:

‫َيَخ اُفوَن َرَّبُه ْم ِم ْن َفْو ِقِه ْم َو َيْف َعُلوَن َم ا ُيْؤ َمُروَن‬


“Mereka malaikat takut (malu) kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan
apa yang diperintahkan (kepada mereka).“ (QS. An-Nahl : 50
Sifat malu Malaikat sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Saw saat memuji Utsman bin
‘Affan. Karena Beliau dikenal dengan sifat pemalunya, sampai-sampai Malaikat pun malu kepada
beliau. Rasulullah Saw bersabda:

4
“Bukankah aku selayaknya merasa malu terhadap seseorang (Utsman) yang Malaikat saja

Page
merasa malu kepadanya?” (HR. Muslim 2401)

Wajib bagi umat Islam untuk menghormati kedua orang tuanya, yaitu dengan berbakti,
mentaati perintahnya, dan berbuat baik kepada keluarganya. Di antaranya : berbicara dengan baik,
sopan dan santun. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dengan bentuk-bentuk perbuatan,
antara lain: menyayangi dan mencintai mereka sebagai bentuk terima kasih, dengan cara bertutur
kata dengan sopan dan lemah lembut, mentaati perintahnya, meringankan bebannya serta
menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

Setiap orang tua tentu ingin memiliki anak berperilaku sopan-santun tahu tata krama. Tugas
kita sebagai guru dan orang tua memberi contoh dan mengajarkan mereka tentang hal ini. Sopan
santun hendaknya diajarkan sejak kecil, karena mereka lebih mudah dibentuk dan lebih suka
mencontoh perilaku orang di sekitar mereka, terutama orang tua. Mulailah mengajarkan dari hal-
hal sederhana sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Tentu jangan lupa menjelaskan kepada
anak alasan mengapa mereka harus berlaku sopan dan menghargai orang lain sehingga mereka
lebih termotivasi. Dalam sebuah hadis Rasululah saw. menyimpulkan aneka kebajikan dengan
sabdanya:
‫َاْلِبُّر ُح ْسُن اْلُخ ُلِق‬ "Al-Birru husn al-khuluq

”Kebajikan itu adalah budi pekerti luhur”(HR. Muslim)


Kata al-Birr yang berati kebajikan, adalah satu kata yang mencakup aneka kebaikan dan
berkaitan dengan aneka objek. Sehingga tepat dikatakan bahwa Islam adalah ‘budi pekerti luhur’.
Ajaran Islam adalah akhlak budi pekerti, sejalan dengan sabda Nabi yang menyatakan bahwa:

‫ِاَّن ا ِع ُت ُاِلَتِّم َك اِر ْاَالْخَالِق‬


‫َم َم َم‬ ‫َم ُب ْس‬
“Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak”.

Dengan demikian, akhlak melahirkan sopan santun jika hasil yang ditunjukkan manusia itu
baik. Dari sini, akhlak dapat menyempit maknanya sehingga dinamai sopan santun.
5Page
D. Manfaat Tata Krama/Sopan Santun dan Rasa Malu
1. Manfaat Tata Krama/Sopan Santun
Penerapan adab sopan santun dapat mendatangkan sejumlah manfaat untuk kehidupan
manusia, di antaranya adalah:
a) Menciptakan kehidupan yang damai, aman, dan tenteram.
b) Memperkuat jalinan kerukunan yang sudah dibentuk selama ini.
c) Memperkecil munculnya konflik di lingkungan masyarakat.
d) Mempermudah pergaulan di masyarakat.

2. Manfaat Rasa Malu


Ada beberapa manfaat dari sifat malu, di antaranya:
a) Mencegah dari perbuatan tercela.
Seorang yang memiliki sifat malu akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan
tercela, sebab ia takut kepada Allah Swt.
b) Mendorong berbuat kebaikan.
Rasa malu kepada Allah Swt. akan mendorong seseorang berbuat kebaikan. Sebab ia tahu
bahwa setiap perbuatan manusia akan dibalas oleh Allah Swt. di akhirat kelak.
c) Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridai Allah Swt. Orang-orang yang
memiliki Rasa malu akan senantiasa melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi
larangan-Nya.
6Page

Demikian materi kali ini semoga semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai