Anda di halaman 1dari 5

PERSPEKTIF TEORI YANG MENDASARI TINGKAH LAKU MANUSIA DALAM

LINGKUNGAN SOSIAL

TEORI PSIKOANALISIS
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tingkah Laku Manusia dalam Lingkungan
Sosial

Dosen:
Dra. Yana Sundayani, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 1, 3, dan 4 Kelas 2A Pekerjaan Sosial
1. Lestari 2104099
2. Jefry Kiel Maruba L. G. 2104059
3. Ade Kurnia 2104073
4. Endang Sulistiawti 2104134
5. Putri Salma Fauziyyah 2104156
6. Eka Aulia Purwahardiani 2104229
7. Siti Nur ‘Aini Leksana 2104254
8. Nur Arsyi Aulia Fasya 2104262
9. Reza ArRasyid Syam 2104111

PROGRAM STUDI PEKERJAAN SOSIAL


POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan


perkembangan kepribadian. Unsur yang diutamakan pada teori ini ialah motivasi, emosi
dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian
berkembang saat permasalahan konflik dari aspek psikologis tersebut, yang pada
umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Pemahaman Freud perihal kepribadian
manusia didasarkan pada pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan
bacaannya yang luas tentang beragam literatur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.

Psikoanalisis Freud dikategorikan sebagai ilmu baru tentang manusia yang mengalami
banyak kontradiksi. Hingga sekarang, teori ini juga masih banyak mendapat kritikan dari
para ahli yang berseberangan. Sebagai contoh, pendapat H.J. Eysenck (Profesor Psikologi
Jerman) yang menyebut psikoanalisis tidak dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan.
Beliau merupakan tokoh aliran behaviorisme ekstrem yang menyatakan bahwa tidak
wajar bila orang memberi predikat ilmiah kepada teori psikoanalisis yang sama sekali
tidak bersifat behavioristik.

Hubungan antara psikoanalisis dan pendidikan sangatlah kompleks, dalam artian bahwa
psikoanalisis telah memodifikasi dan memperkaya tingkat perilaku (sikap) dalam ukuran
hubungan pendidikan (hubungan antara pendidik, orang tua, peserta didik yang
bersangkutan). Dalam banyak hal, teori psikoanalisis menyumbang berbagai pikiran
dalam perkembangan dunia pendidikan. Tujuan dari penulisan artikel ini yakni
melakukan telaah mengenai Teori Psikoanalisis Sigmund Freud Dan Implementasi
Dalam Pendidikan, data yang diambil berasal dari berbagai sumber literature.
BAB II
PEMBAHASAN

Aliran psikoanalisis dipelopori oleh seseorang dokter psikiatri yakni Sigmund Freud pada
tahun 1896. Beliau mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian
besar terdiri dari alam ketidaksadaran. Secara umum psikoanalisis dapat dikatakan sebuah ide
baru dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Freud sendiri menjelaskan arti kata
psikoanalisis tidak selalu sama salah satu yang terkenal dari tahun 1923 dan ada dalam suatu
artikel yang ditulis sebagai kamus ilmiah Jerman. Didalamnya Freud membedakan psikoanalisis
menjadi 3 arti yakni :

1. Istilah psikoanalisis digunakan untuk memberikan suatu metode penelitian terhadap


proses-proses psikis yang sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah
2. Psikoanalisis menunjukkan suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis
yang dialami oleh pasien neurosis
3. Istilah yang juga dipakai dalam arti lebih luas untuk menunjukkan seluruh pengetahuan
psikologis yang dipelopori melalui metode dan teknik

Freud membagikan teori psikoanalisis terdiri dari Id, Ego, dan Super ego. Menurut Freud
bagian terbesar pada diri manusia yakni pada pikiran seorang pada alam bawah sadar. Bagian
tersebut meliput nafsu, insting dan segala sesuatu yang masuk didalam dan sulit dijangkau,
seperti traumatik, kenangan, dan emosi. Ego ialah perbedaan antara sensasi dalam dan presepsi
dari luar, istilah yang digunakan dalam psikoanalisis adalah anak telah belajar untuk menguji
realitas. Dengan demikian hal tadi bergantung dengan dominasi yang terjadi pada alam bawah
sadar yang terjadi antara id dan superego. Bila Id telah menjadi hal biologis manusia dan bersifat
bawaan maka tentunya superego ialah pengendali das es (Id) adalah benar adanya. Fungsi
superego adalah mengarahkan Id dan Ego ke arah yang lebih bermoral.

Teori kepribadian Freud yang meliput 3 hal, seperti :


1. Id (Das Es) merupakan sifat alamiah manusia sejak lahir, sebagai sistem yang
didalamnya berusaha mengikuti prinsip-prinsip kehidupan pada umumnya atau suatu
dorongan alamiah yang dikenal ID. ID berkehendak untuk segera tersalurnya kumpulan-
kumpulan energi atau ketegangan-ketegangan dan rangsangan yang dapat dalam dirinya,
datangnya dari luar maupun dalam.
2. Ego (Das Ich) setelah manusia berhubungan dengan lingkungannya muncullah Ego yang
berkedudukan sebagai bagian dari sistem kepribadian individu. Ego berfungsi
menyalurkan dorongan-dorongan Id kedalam alam nyata. Ego merupakan bagian
kepribadian yang bertugas menilai realitas dan berhubungan dengan dunia dalam bentuk
mengatur dorongan. Selanjutnya Ego juga bisa dikatakan sebagai perantara antara dunia
batin dengan dunia luar sebagai antisipasi supaya tidak terjadi ketegangan atau
pertentangan dua sifat tersebut pada jiwa seseorang. Maka selanjutnya Ego berusaha
mengendalikan konflik yang terjadi menggunakan pertimbangan kepada Id.
3. Superego (das Ueber Ich) merupakan salah satu unsur moral dan keadilan pada manusia.
Superego dalam kegiatannya selalu mendominasi untur moral dan keadilan dalam
hidupnya serta pemegang referensialam ideal. Tujuan Superego ialah membawa
individu kearah kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan keadilan moral yang
berkembang dalam masyarakat.

Freud berpendapat bahwa kepribadian ialah suatu sistem yang terdiri dari 3 unsur, yaitu
das Es, das Ich, dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan the Id, the Ego, dan
the Super Ego), yang masing-masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan
perlengkapan sendiri. Ketiga unsur kepribadian tadi dengan berbagai dimensinya disajikan dalam
tabel berikut ini.

Teori psikoanalisis banyak diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Diantaranya


yakni :

1. Tentang konsep kecemasan yang dikemukakan oleh Freud, tentu saja berkaitan juga
dengan proses pendidikan. Kecemasan ialah fungsi ego untuk memperingatkan individu
perihal kemungkinan suatu bahaya, sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.
Dalam pendidikan, konsep kecemasan pada tiap individu dapat diolah dan
dikembangkan oleh para guru/konselor demi kebaikan peserta didik.
2. Teori psikoanalisis juga dipergunakan pada proses pendidikan yang berbasis kecerdasan
majemuk. Setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Tidak akan ada
dua pribadi berbeda walaupun anak kembar memiliki kecerdasan yang sama.
Kecerdasan bukanlah berpatokan pada angka-angka yang berkaitan dengan IQ.
3. Konsep psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang
memiliki kebutuhan serta keinginan dasar. Dengan konsep ini, guru dapat
menerapkannya ke dunia pendidikan. Berbagai elemen pada pendidikan dapat
dikembangkan dengan berbasis konsep ini.

Jadi hubungan antara psikoanalisis dengan pendidikan sangatlah kompleks, bahwa


psikoanalisis telah mengalami banyak perkembangan serta memperkaya tingkat perilaku (sikap)
pada ukuran hubungan pendidikan (hubungan antara pendidik, orangtua, siswa yang
bersangkutan).
Daftar Pustaka

Hengki, W. (n.d.). Optimalisasi Superego dalam Teori Psikoanalisis Sigmund Freud untuk
Pendidikan Karekter.
Syawal, S., & Helaluddin. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam
Pendidikan.Academia.Edu, March, 1--16.
http://www.academia.edu/download/60642918/Psikoanalisissigmudfreud20190919-88681-
dfxtxf.pdf
Untirta, K. F. (n.d.). Gambaran Pemahaman Teori Psikoanalisis Dan Implikasinya Dalam
Pendidikan Pada Mata Kuliah Karakteristik Dan Kompetensi Usia Dewasa Pada
Mahasiswa. 547--555.
Salsabila, Lubby. Implikasi Teori Psikoanalisis.Academic.Edu.
https://www.academia.edu/33203367/IMPLIKASI_TEORI_PSIKOANALISIS_docx

Anda mungkin juga menyukai