Polemic yang terus berulang tiap tahun tentang kelangkaan beras dan kenaikan harga
menjadi perdebatan juga persoalan yang tiada ada akhirnya. Dan alasan yang sungguh
mengherankan karena cuaca. Apa iya cuaca yang menyebabkan beras naik? Menurutku juga
tidak masuk akal, hanya dengan cuaca harga beras jadi naik dan langka.
Pemerintah menggelontorkan beras dari bulog dengan klaim tujuan menurunkan harga
beras dipasar. Tapi apakah solusi itu bisa mencegah kenaikan beras dimasa mendatang?
Harga beras yang tinggi ini sungguh menyulitkan warga kecil terlebih yang tidak memiliki
lahan/sawah. Bisa kita lihat bersama bahwa banyak berita bermunculan mengenai
kelangkaan dan harga beras yang semakin mahal para warga rela antri dengan berbagai
resiko berdesakan demi mendapat beras murah.
Contohnya di Bekasi para warga Bekasi membludak antre beras murah yang diadakan
pemkot Bekasi dengan hrga 53rb dapat 5kg beras.
Disini terlihat banyak para ibu2 yang rela berdesakan demi mendapat beras tersebut,
Seperti inikah yang kita lihat tiap tahunnya, Puluhan tahun kita masih tetap dihadapkan
dengan polemic kelangkaan beras dan hrga beras yang tinggi.
Negara ini seperti tidak ada kemajuan, justru pelestarian kemiskinan bagi rakyat namun
mensejahterakan para pejabat.
Kita juga mendengar keluh kesah para pengantre beras ini, antre ber jam jam
demi selisih harga beras yang tidak seberapa.
Banyak tragedy akibat antre beras seperti ni yang sering kita lihat bersama,
ada ibu yang pingsan karena kelelahan. Ditinggal ibunya antre beras murah, 2
anak di pekalongan hilang tenggelam, bayangkan loh ya cuman gara2 antri
beras gini aja bisa menghilangkan nyawa.
Antre berjam jam berdesakan , demi rela antri beras murah.
Tidak ada jawaban sm sekali yang menjelaskan secara logika mengapa itu
beras mahal. Karena ini karena itu, semua hanyalah opini yang dirangkai yang
tidak terbukti kebenarannya.
Kalo dijawab akibat guyuran bansos ketika pemilu berlangsung, sepertinya juga
tidak masuk akal.
Ketika proses pemilu tengah berlangsung. Para politikus, pejabat, pengusaha, dan
oligarki terlibat kesuksesan kampanye paslon. Tujuannya jelas yaitu "transactional
politics".
Setelah paslon tersebut menang, maka mereka pun bagi hasil dan kekuasaan sesuai
bisnisnya masing-masing.
Kenaikan harga beras mungkin berindikasi adanya "permainan kartel" sebagai hasil
dari "transactional politics".
Barang dibuat langka agar harga menjadi naik untuk beberapa waktu, ketika
masyarakat sudah terbiasa dengan harga baru tersebut maka komoditas kembali
tersedia.
Gula.
Minyak goreng.
Menghilangnya bensin dari pasaran.
LPG melon.
Sekarang ada indikasi beras, ketika harga beras sudah sesuai target
pengusaha dan masyarakat merasa terbiasa. Kelangkaan beras akan
kembali normal.
Nah ini pengusaha sudah minta HET beras dinaikan, pemerintah masih menunggu
waktu yang tepat..apakah inibisa disumpulkan kenaikan dan penurunan beras
hanyalah permainan politik.?