Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH DAN SAMPAH

Tentang : mengolah eceng gondok

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. MAISA YUSLENA 211000413201023


2. ZUKNI FITRI 211000413201060
3. MUTIA RAHMI 211000413201029
4. DINDA AMALIA FITRI 211000413201011
5. MERIN 211000413201025
6. SAVIO PIPO BOYTOLENY 211000413201044
7. FAHRUL ROZI 211000413201012
8. RATI GUSNELI 211000413201011
9. FEBY WIDYA SARTI 211000413201014

DOSEN PENGAMPU :

Lisa Hidayati, SKM, M. Si

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

T.P 2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji yukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidaya-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang studi
PENGELOLAAN AIR LIMBAH yang di ampu oleh dosen Lisa Hidayati, SKM, M. Si. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah memberi tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bukit tinggi, 10 Desember 2023

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................1

KATA PENGANTAR .......................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................3

BAB 1 : PENDAHULUAN ...............................................................................4

A. .. LATAR BELAKANG .............................................................................4


B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................5

BAB 2 :PEMBAHASAN ...................................................................................6

A. pengolahan Eceng gondok menjadi pakan ternak. ..................................6


B. prinsip- prinsip fermentasi gondok menjadi pakan ternak ......................7
C. alat bahan untuk mengolah Eceng gondok ..............................................8
D. alat bahan untuk mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak ..........9
E. laporan tentang hasil fermentasi eceng gondok .....................................12
F. hasil pembuatan fermentasi eceng gondok ............................................20

BAB 3 : PENUTUP..........................................................................................22

A. .. KESIMPULAN......................................................................................22
B. SARAN ..................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................23

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Eceng gondok merupakan jenis gulma yang pertumbuhannya sangat cepat.
Pertumbuhan eceng gondok dapat mencapai 1,9% per hari dengan tinggi antara 0,3-0,5 m.
Pertumbuhannya yang begitu pesatdirasakan sangat mengganggu karena sifat eceng
gondok yang menutupi permukaan air akan menyebabkan kandungan oksigen berkurang
(Yonathan, et al., 2013). Eceng gondok sebagai gulma air yang dianggap buruk telah
banyak digunakan untuk berbagai penelitian selama beberapa tahun terakhir (Priya &
Selvan, 2014). Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi gulma air ini seperti
pemanfaatan eceng gondok untuk produksi energi, untuk pengolahan air, dan lain-lain
(Istirokhatun, et al., 2015).
Komposisi kimia eceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya
tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut (Coniwanti, et al, 2009). Eceng gondok
dalam keadaan kering memiliki kandungan kimia yang berupa selulosa 64,51%, pentosa
15,61%, lignin 7,69%, silika 5,56% dan abu 12% (Kriswiyanti, 2009 dalam Aini &
Kuswytasari, 2013).
Adapun manfaat tanaman eceng gondok adalah sebagai berikut (1) dapat menambah
kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik, (2) sebagai bahan. industri kertas, (3)
sebagai medium penanaman jamur merang, (4) isolator logam- logam berat, (5) sebagai
penghasil gas bio dan bahan kerajinan (Sukman & Yakup, 2002 dalam Rorong & Suryanto,
2010). Selain itu, dengan kadar selulosa yang tinggi (25% selulosa, 33% hemiselulosa, dan
10% lignin) eceng gondok berpotensi digunakan sebagai bahan baku selulosa berbasis
polimer, lebih bernilai ekonomis dibandingkan yang ada saat ini (Istirokhatun, et al., 2015).
Material eceng gondok adalah material alternatif baru yang saat ini sedang
berkembang dipasaran sebagai bahan baku alternatif lain untuk pembuatan furniture
penunjang aktifitas yang dilakukan dirumah (Widia & Mardika, 2013). Salah satu
pemanfaatan eceng gondok adalah dapat dijadikan peluang usaha bagi industri kreatif
sebagai bahan dasar kerajinan (handy craft) dengan membuatnya. menjadikan produk
anyaman yang dapat dikomersialkan.
Selama ini eceng gondok sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan berupa
kursi, meja, tali, hiasan dinding, furniture, dan lain-lain (Bagir & Pradana, 2011)Bahkan
Kementrian Kerja Sama Internasional dan Lembaga Pengembangan Usaha Kecil-
Menengah Mesir bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo mengadakan
pelatihan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan kerajinan. Selain itu, produk hasil
kerajinan eceng gondok Indonesia telah berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai
Negara seperti Jepang, Amerika dan Eropa (Makyanie, 2015).

4
B. RUMUSAN MASALAH
A. Menjelaskan alasan pengolahan Eceng gondok menjadi pakan ternak.
B. Menjelaskan prinsip- prinsip fermentasi dalam mengolah gulma Eceng gondok menjadi
pakan ternak
C. Mempersiapkan alat bahan untuk mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak
melalui fermentasi
D. Mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak melalui fermentasi
E. Membuat laporan tentang hasil fermentasi eceng gondok
F. Mengkomunikasikan hasil pembuatan fermentasi eceng gondok

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengolahan Eceng gondok menjadi pakan ternak


Eceng gondok dapat diolah menjadi pakan ternak karena ketersediaannya yang
melimpah, sumber pakan yang murah, kandungan nutrisi yang baik, dapat meningkatkan
kualitas pakan ternak, dan sebagai upaya pengendalian eceng gondok. Mengolah eceng
gondok menjadi pakan ternak dapat memberikan manfaat ganda, yaitu mengurangi
populasi eceng gondok dan memberikan sumber pakan yang murah dan berkualitas untuk
ternak.
Ada beberapa alasan mengapa eceng gondok dapat diolah menjadi pakan ternak,
antara lain:
1. Ketersediaan yang melimpah
Eceng gondok merupakan tanaman air yang tumbuh dengan cepat dan melimpah di
perairan seperti danau, sungai, dan rawa. Karena pertumbuhannya yang cepat, eceng
gondok dapat dengan mudah dikumpulkan dan diolah sebagai pakan ternak

2. Sumber pakan yang murah


Menggunakan eceng gondok sebagai pakan ternak dapat menjadi alternatif yang
lebih murah dibandingkan dengan bahan pakan lainnya, seperti hijauan atau konsentrat.
Hal ini dapat membantu peternak mengurangi biaya pakan dan meningkatkan efisiensi
usaha peternakan.

3. Kandungan nutrisi yang baik


Eceng gondok mengandung nutrisi yang baik untuk ternak, seperti serat, protein,
dan mineral. Serat dalam eceng gondok dapat membantu meningkatkan pencernaan
ternak, sedangkan protein dan mineral dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak.

4. Dapat meningkatkan kualitas pakan


Eceng gondok dapat digunakan sebagai campuran pakan untuk meningkatkan
kualitas pakan ternak. Dengan penambahan eceng gondok dalam pakan, kandungan
nutrisi dapat ditingkatkan, sehingga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan
produksi ternak.

5. Upaya pengendalian eceng gondok


Eceng gondok merupakan tanaman invasif yang dapat menyebabkan masalah
ekologis dan ekonomis jika tidak dikendalikan dengan baik. Dengan mengolah eceng
gondok menjadi pakan ternak, dapat membantu mengurangi populasi eceng gondok di
perairan dan mengurangi dampak negatifnya.

6
Dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai pakan ternak, dapat memberikan
manfaat ganda, yaitu mengurangi populasi eceng gondok yang berlebihan dan memberikan
sumber pakan yang murah dan berkualitas untuk ternak.

B. prinsip- prinsip fermentasi dalam mengolah gulma Eceng gondok menjadi pakan
ternak
Dalam mengolah gulma eceng gondok menjadi pakan ternak melalui proses
fermentasi, terdapat beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Persiapan bahan baku
Gulma eceng gondok yang akan diolah harus dipersiapkan dengan baik. Pastikan
eceng gondok yang digunakan dalam kondisi segar dan bebas dari kontaminan seperti
tanah atau benda asing lainnya.

2. Pemotongan dan penghancuran


Eceng gondok perlu dipotong atau dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil
untuk memudahkan proses fermentasi. Hal ini akan membantu meningkatkan luas
permukaan yang terpapar oleh mikroorganisme fermentasi.

3. Penambahan starter mikroba


Untuk memulai proses fermentasi, diperlukan penambahan starter
mikroorganisme yang mengandung bakteri dan ragi yang dapat menguraikan bahan
organik dalam eceng gondok. Starter mikroba dapat berupa probiotik, ragi fermentasi,
atau fermentasi spontan dari bahan sebelumnya.

4. Pemilihan kondisi fermentasi


Fermentasi eceng gondok dapat dilakukan dalam kondisi anaerobik (tanpa udara)
atau aerobik (dengan udara). Pada kondisi anaerobik, fermentasi dilakukan dalam
wadah tertutup untuk mencegah masuknya udara yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Sedangkan pada kondisi aerobik, fermentasi dilakukan dengan aerasi
yang cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan mikroorganisme aerob.

5. Pengawasan suhu dan pH


Suhu dan pH yang tepat sangat penting dalam proses fermentasi. Suhu optimal
biasanya berkisar antara 25-40 derajat Celsius, tergantung pada jenis mikroorganisme
yang digunakan. pH optimal berkisar antara 5-7. Pemantauan suhu dan pH secara
teratur sangat diperlukan untuk menjaga kondisi fermentasi yang optimal.

6. Waktu fermentasi

7
Waktu fermentasi dapat bervariasi tergantung pada jenis mikroorganisme yang
digunakan dan kondisi fermentasi. Biasanya membutuhkan waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu. Pemantauan secara berkala diperlukan untuk menentukan kapan
fermentasi telah mencapai tingkat yang diinginkan.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip fermentasi ini, eceng gondok dapat diolah


menjadi pakan ternak yang lebih mudah dicerna dan memiliki kandungan nutrisi yang
lebih baik. Fermentasi juga dapat membantu mengurangi kandungan zat antinutrisi dalam
eceng gondok dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi ternak.

C. alat bahan untuk mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak melalui fermentasi
Untuk mengolah eceng gondok menjadi pakan ternak melalui fermentasi, berikut
adalah beberapa alat dan bahan yang diperlukan:
1. Alat:
• Wadah fermentasi
bisa berupa drum plastik, tangki, atau wadah lainnya yang aman untuk digunakan
sebagai tempat fermentasi.
• Pengaduk
digunakan untuk mencampurkan eceng gondok dan starter mikroba secara merata.
• Termometer
untuk memantau suhu fermentasi.
• pH meter
untuk memantau pH fermentasi.
• Timbangan
untuk mengukur jumlah dan proporsi bahan yang digunakan.
• Wadah penyimpanan
untuk menyimpan pakan ternak hasil fermentasi.

2. Bahan:
• Eceng gondok segar
pastikan eceng gondok yang digunakan dalam kondisi segar dan bebas dari
kontaminan.
• Starter mikroba
bisa berupa probiotik atau ragi fermentasi yang mengandung mikroorganisme yang
dapat menguraikan bahan organik dalam eceng gondok.
• Air
digunakan untuk melarutkan starter mikroba dan mengatur kelembaban dalam
fermentasi.
• Gula atau molase
dapat digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme dalam fermentasi.

8
• Mineral tambahan
untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan ternak hasil fermentasi.

Selain itu, juga diperlukan perlengkapan kebersihan seperti sarung tangan, masker,
dan pelindung mata untuk menjaga kebersihan dan keamanan saat mengolah eceng
gondok. Pastikan juga untuk memperhatikan kebersihan alat dan bahan yang digunakan
agar tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Dengan menggunakan alat dan bahan yang tepat, proses fermentasi eceng gondok
menjadi pakan ternak dapat dilakukan dengan lebih efektif dan menghasilkan pakan ternak
yang berkualitas.

D. Mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak melalui fermentasi


Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pengolahan fermentasi eceng gondok
menjadi pakan ternak:
1. Persiapan bahan baku
Pastikan eceng gondok yang akan digunakan dalam kondisi segar dan bebas dari
kontaminan seperti tanah atau benda asing lainnya. Bersihkan eceng gondok dengan air
bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel.

2. Pemotongan dan penghancuran


Potong atau hancurkan eceng gondok menjadi ukuran yang lebih kecil untuk
memudahkan proses fermentasi. Hal ini akan membantu meningkatkan luas permukaan
yang terpapar oleh mikroorganisme fermentasi.

3. Persiapan starter mikroba


Siapkan starter mikroba yang digunakan dalam fermentasi. Starter mikroba dapat
berupa probiotik, ragi fermentasi, atau fermentasi spontan dari bahan sebelumnya.
Campurkan starter mikroba dengan air dan gula atau molase untuk membantu
pertumbuhan mikroorganisme.

4. Campurkan bahan baku dan starter mikroba


Masukkan eceng gondok yang telah dipotong atau dihancurkan ke dalam wadah
fermentasi. Tambahkan campuran starter mikroba ke dalam wadah fermentasi dan aduk
secara merata untuk memastikan bahan baku terpapar oleh mikroorganisme fermentasi.

5. Pemantauan suhu dan pH


Pastikan suhu dan pH dalam fermentasi berada dalam kisaran yang optimal. Suhu
fermentasi biasanya berkisar antara 25-40 derajat Celsius, tergantung pada jenis
mikroorganisme yang digunakan. pH optimal berkisar antara 5-7. Pemantauan suhu dan
pH secara teratur sangat penting untuk menjaga kondisi fermentasi yang optimal.

9
6. Fermentasi
Tutup wadah fermentasi dengan rapat untuk mencegah masuknya udara yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Biarkan proses fermentasi berlangsung
selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada jenis mikroorganisme
yang digunakan dan kondisi fermentasi. Pemantauan secara berkala diperlukan untuk
menentukan kapan fermentasi telah mencapai tingkat yang diinginkan.

7. Penyimpanan dan penggunaan


Setelah proses fermentasi selesai, pakan ternak hasil fermentasi eceng gondok dapat
disimpan dalam wadah yang kedap udara. Simpan di tempat yang sejuk dan kering
untuk menjaga kualitas pakan ternak. Gunakan pakan ternak hasil fermentasi ini sebagai
bagian dari ransum ternak dengan proporsi yang tepat.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, eceng gondok dapat diolah menjadi


pakan ternak yang lebih mudah dicerna dan memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik.
Fermentasi juga dapat membantu mengurangi kandungan zat antinutrisi dalam eceng
gondok dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi ternak.

Contoh Cara Membuat Pakan Ternak Fermentasi Eceng Gondok :


• Siapkan Bahan Utama Eceng Gondok (untuk contoh pembuatan 30 kg eceng gondok)
Potong-potong enceng gondok kira kira ukuran 2-3 cm

• Timbang potongan enceng gondok kira kira 30 Kg,kemudian jemur pada sinar matahari
sampai kadar air tinggal 50%

• Setelah di jemur tambahkan 500 ml tetes tebu/molase/ air gula jawa dan 600 ml
probiotik EM4 atau sejenisnya, kemudian campur secara merata dan tambahkan sedikit
air sampai kadar airnya sekitar 60% - 65%

• Selanjutnya masukkan campuran dalam drum / wadah plastik peram selama 21 hari
dalam keadaan anaerob.

• Fermentasi berhasil ditandai dengan timbulnya bau harum seperti bau karamel, sebelum
diberikan ke ternak, angin-anginkan dulu hasil fermentasi biar sedikit kering.

• Cara pembuatannya:
1. Potong-potong rumput dan hijauan lainnya dengan ukuran 5-10 cm.
2. Campur merata potongan rumput dengan daun gamal dan daun lamtoro

10
3. Larutkan EM4 dengan air dan gula air (untuk EM 4 liter dilarutkan dengan air
sebanyak 10 liter dan gula air sebanyak 1 liter yang diberikan pada hijauan sebanyak
1 ton)
4. Percik campuran larutan EM 4 tersebut pada campuran rumput gajah, jaun gamal
dan daun lamtoro
5. Bila sudah tercampur rata, masukkan dalam kantong plastic dan tekan sampai padat,
kemudian diikat sampai benar-benar hampa udara.
6. Simpan ditempat yang dingin dan terlindung dari hujan dan terik matahari 7. Lama
penyimpanan 3-4 bulan kemudian silase sudah dapat diberikan kepada ternak
dengan cara diangin-anginkan terlebih dahulu selama 30 menit.
(Sarlintje D.P. Lado, S.Pt/ Penyuluh Peternakan).

11
E. Laporan hasil pembuatan eceng gondok

12
13
14
15
16
17
18
19
F. hasil pembuatan fermentasi eceng gondok
Hasil pembuatan fermentasi eceng gondok dapat disampaikan melalui berbagai
saluran komunikasi. Ini melibatkan penyampaian informasi kepada berbagai pihak terkait.
Misalnya:
1. Laporan Teknis

20
Penyampaian hasil fermentasi melalui laporan teknis dapat memuat detail proses,
parameter fermentasi, dan analisis nutrisi pada eceng gondok yang difermentasi.

2. Presentasi
Secara lisan, hasil fermentasi dapat dijelaskan melalui presentasi yang menyoroti
manfaat pakan ternak yang dihasilkan, serta potensi pengurangan eceng gondok di
perairan.

3. Media Sosial atau Blog


Mempublikasikan informasi melalui media sosial atau blog dapat menciptakan
kesadaran masyarakat tentang pendekatan berkelanjutan terhadap pengelolaan eceng
gondok dan pemanfaatannya dalam produksi pakan ternak.

4. Buletin atau Artikel Ilmiah


Menulis artikel ilmiah atau berkontribusi pada buletin pertanian dapat menyebarkan
pengetahuan yang mendalam tentang hasil fermentasi eceng gondok kepada komunitas
ilmiah dan praktisi pertanian.

5. Pelatihan dan Workshop


Mengorganisir sesi pelatihan atau workshop dapat membantu dalam mentransfer
pengetahuan praktis kepada peternak atau pihak-pihak terkait.

Penting untuk menyesuaikan pendekatan komunikasi tergantung pada audiens yang


dituju, baik itu masyarakat umum, petani, atau peneliti di bidang pertanian dan lingkungan

21
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulan pengolahan eceng gondok menjadi pakan ternak, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan ini tidak hanya memberikan solusi terhadap
pertumbuhan berlebih eceng gondok di perairan tetapi juga menciptakan sumber daya
bernilai ekonomi dan nutrisi. Dengan mengubah masalah lingkungan menjadi peluang,
pengolahan eceng gondok menjadi pakan ternak memberikan dampak positif pada
ekosistem perairan dan sektor pertanian. Penggunaan eceng gondok sebagai pakan
ternak menunjukkan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, mengurangi
beban lingkungan, dan mendukung pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan
sumber daya alam.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah referensi. Bila
ada kesalahan dalam penulisan atau isi makalah saya selaku pembuat makalah minta
maaf sebesar besarnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Referensi :

Adikara, R. dan Herry, A. 2002. "Biofermentor untuk Fermentasi Sampah Organik".


Jurnal Pusat Penelitian Bioenergi Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Surabaya

Anindyawati, T. 2009. "Prospek Enzim dan Limbah Lignoselulosa untuk Produksi


Bioetanol". Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI

Arnata, I.W., Setyaningsih, D., dan Richana, N. 2011"Produksi Bioetanoldari Ubi Kayu
Melalui Proses Sakarifikasi Fermentasi Simultan Menggunakan Kultur Campuran
Trichoderma viride, Aspergillus niger, dan Saccharomyces cerevisiae". Research Institute
for Food Crops Biotechnology. Indonesia

Asachi, R., Karimi, K, dan Taherzadeh, M. 2011. "Ethanol Production by Mucor indicus
using The Fungal Autolysate as A Nutrient Supplement".

Bioenergy Technology 2, Hal. 8-13

Bellido, C., Bolado, S., Coca. S., Lucas. S., Benito. G, dan Gubero, G.M.T2011"Effect of
Inhibitor Formed During Wheat Straw Pretreatment on Ethanol Fermentation by Pichia
stipitis". Bioresource Technology 106, Hal. 10868-10874

Brades, A.C. dan Tobing, F.S. 2007." Pembuatan Briket Arang dari Enceng Gondok
(Eichhornia crassipes solm) dengan Sagu sebagai Pengikat". Skripsi. Jurusan Teknik
kimia-Universitas Sriwijaya. Indralaya

Boominathan, K. dan Adinarayana, C1991. "Fungal Degradation Lignin".


Biothecnologycal Aplicatio 1, Hal. 89-90

23

Anda mungkin juga menyukai