Makalah Limbah KLP 1
Makalah Limbah KLP 1
DOSEN PENGAMPU :
T.P 2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji yukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidaya-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang studi
PENGELOLAAN AIR LIMBAH yang di ampu oleh dosen Lisa Hidayati, SKM, M. Si. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah memberi tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
KELOMPOK 1
2
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................1
BAB 3 : PENUTUP..........................................................................................22
A. .. KESIMPULAN......................................................................................22
B. SARAN ..................................................................................................22
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Eceng gondok merupakan jenis gulma yang pertumbuhannya sangat cepat.
Pertumbuhan eceng gondok dapat mencapai 1,9% per hari dengan tinggi antara 0,3-0,5 m.
Pertumbuhannya yang begitu pesatdirasakan sangat mengganggu karena sifat eceng
gondok yang menutupi permukaan air akan menyebabkan kandungan oksigen berkurang
(Yonathan, et al., 2013). Eceng gondok sebagai gulma air yang dianggap buruk telah
banyak digunakan untuk berbagai penelitian selama beberapa tahun terakhir (Priya &
Selvan, 2014). Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi gulma air ini seperti
pemanfaatan eceng gondok untuk produksi energi, untuk pengolahan air, dan lain-lain
(Istirokhatun, et al., 2015).
Komposisi kimia eceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya
tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut (Coniwanti, et al, 2009). Eceng gondok
dalam keadaan kering memiliki kandungan kimia yang berupa selulosa 64,51%, pentosa
15,61%, lignin 7,69%, silika 5,56% dan abu 12% (Kriswiyanti, 2009 dalam Aini &
Kuswytasari, 2013).
Adapun manfaat tanaman eceng gondok adalah sebagai berikut (1) dapat menambah
kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik, (2) sebagai bahan. industri kertas, (3)
sebagai medium penanaman jamur merang, (4) isolator logam- logam berat, (5) sebagai
penghasil gas bio dan bahan kerajinan (Sukman & Yakup, 2002 dalam Rorong & Suryanto,
2010). Selain itu, dengan kadar selulosa yang tinggi (25% selulosa, 33% hemiselulosa, dan
10% lignin) eceng gondok berpotensi digunakan sebagai bahan baku selulosa berbasis
polimer, lebih bernilai ekonomis dibandingkan yang ada saat ini (Istirokhatun, et al., 2015).
Material eceng gondok adalah material alternatif baru yang saat ini sedang
berkembang dipasaran sebagai bahan baku alternatif lain untuk pembuatan furniture
penunjang aktifitas yang dilakukan dirumah (Widia & Mardika, 2013). Salah satu
pemanfaatan eceng gondok adalah dapat dijadikan peluang usaha bagi industri kreatif
sebagai bahan dasar kerajinan (handy craft) dengan membuatnya. menjadikan produk
anyaman yang dapat dikomersialkan.
Selama ini eceng gondok sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan berupa
kursi, meja, tali, hiasan dinding, furniture, dan lain-lain (Bagir & Pradana, 2011)Bahkan
Kementrian Kerja Sama Internasional dan Lembaga Pengembangan Usaha Kecil-
Menengah Mesir bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo mengadakan
pelatihan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan kerajinan. Selain itu, produk hasil
kerajinan eceng gondok Indonesia telah berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai
Negara seperti Jepang, Amerika dan Eropa (Makyanie, 2015).
4
B. RUMUSAN MASALAH
A. Menjelaskan alasan pengolahan Eceng gondok menjadi pakan ternak.
B. Menjelaskan prinsip- prinsip fermentasi dalam mengolah gulma Eceng gondok menjadi
pakan ternak
C. Mempersiapkan alat bahan untuk mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak
melalui fermentasi
D. Mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak melalui fermentasi
E. Membuat laporan tentang hasil fermentasi eceng gondok
F. Mengkomunikasikan hasil pembuatan fermentasi eceng gondok
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
Dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai pakan ternak, dapat memberikan
manfaat ganda, yaitu mengurangi populasi eceng gondok yang berlebihan dan memberikan
sumber pakan yang murah dan berkualitas untuk ternak.
B. prinsip- prinsip fermentasi dalam mengolah gulma Eceng gondok menjadi pakan
ternak
Dalam mengolah gulma eceng gondok menjadi pakan ternak melalui proses
fermentasi, terdapat beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Persiapan bahan baku
Gulma eceng gondok yang akan diolah harus dipersiapkan dengan baik. Pastikan
eceng gondok yang digunakan dalam kondisi segar dan bebas dari kontaminan seperti
tanah atau benda asing lainnya.
6. Waktu fermentasi
7
Waktu fermentasi dapat bervariasi tergantung pada jenis mikroorganisme yang
digunakan dan kondisi fermentasi. Biasanya membutuhkan waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu. Pemantauan secara berkala diperlukan untuk menentukan kapan
fermentasi telah mencapai tingkat yang diinginkan.
C. alat bahan untuk mengolah Eceng gondok menjadi pakan ternak melalui fermentasi
Untuk mengolah eceng gondok menjadi pakan ternak melalui fermentasi, berikut
adalah beberapa alat dan bahan yang diperlukan:
1. Alat:
• Wadah fermentasi
bisa berupa drum plastik, tangki, atau wadah lainnya yang aman untuk digunakan
sebagai tempat fermentasi.
• Pengaduk
digunakan untuk mencampurkan eceng gondok dan starter mikroba secara merata.
• Termometer
untuk memantau suhu fermentasi.
• pH meter
untuk memantau pH fermentasi.
• Timbangan
untuk mengukur jumlah dan proporsi bahan yang digunakan.
• Wadah penyimpanan
untuk menyimpan pakan ternak hasil fermentasi.
2. Bahan:
• Eceng gondok segar
pastikan eceng gondok yang digunakan dalam kondisi segar dan bebas dari
kontaminan.
• Starter mikroba
bisa berupa probiotik atau ragi fermentasi yang mengandung mikroorganisme yang
dapat menguraikan bahan organik dalam eceng gondok.
• Air
digunakan untuk melarutkan starter mikroba dan mengatur kelembaban dalam
fermentasi.
• Gula atau molase
dapat digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme dalam fermentasi.
8
• Mineral tambahan
untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan ternak hasil fermentasi.
Selain itu, juga diperlukan perlengkapan kebersihan seperti sarung tangan, masker,
dan pelindung mata untuk menjaga kebersihan dan keamanan saat mengolah eceng
gondok. Pastikan juga untuk memperhatikan kebersihan alat dan bahan yang digunakan
agar tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Dengan menggunakan alat dan bahan yang tepat, proses fermentasi eceng gondok
menjadi pakan ternak dapat dilakukan dengan lebih efektif dan menghasilkan pakan ternak
yang berkualitas.
9
6. Fermentasi
Tutup wadah fermentasi dengan rapat untuk mencegah masuknya udara yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Biarkan proses fermentasi berlangsung
selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada jenis mikroorganisme
yang digunakan dan kondisi fermentasi. Pemantauan secara berkala diperlukan untuk
menentukan kapan fermentasi telah mencapai tingkat yang diinginkan.
• Timbang potongan enceng gondok kira kira 30 Kg,kemudian jemur pada sinar matahari
sampai kadar air tinggal 50%
• Setelah di jemur tambahkan 500 ml tetes tebu/molase/ air gula jawa dan 600 ml
probiotik EM4 atau sejenisnya, kemudian campur secara merata dan tambahkan sedikit
air sampai kadar airnya sekitar 60% - 65%
• Selanjutnya masukkan campuran dalam drum / wadah plastik peram selama 21 hari
dalam keadaan anaerob.
• Fermentasi berhasil ditandai dengan timbulnya bau harum seperti bau karamel, sebelum
diberikan ke ternak, angin-anginkan dulu hasil fermentasi biar sedikit kering.
• Cara pembuatannya:
1. Potong-potong rumput dan hijauan lainnya dengan ukuran 5-10 cm.
2. Campur merata potongan rumput dengan daun gamal dan daun lamtoro
10
3. Larutkan EM4 dengan air dan gula air (untuk EM 4 liter dilarutkan dengan air
sebanyak 10 liter dan gula air sebanyak 1 liter yang diberikan pada hijauan sebanyak
1 ton)
4. Percik campuran larutan EM 4 tersebut pada campuran rumput gajah, jaun gamal
dan daun lamtoro
5. Bila sudah tercampur rata, masukkan dalam kantong plastic dan tekan sampai padat,
kemudian diikat sampai benar-benar hampa udara.
6. Simpan ditempat yang dingin dan terlindung dari hujan dan terik matahari 7. Lama
penyimpanan 3-4 bulan kemudian silase sudah dapat diberikan kepada ternak
dengan cara diangin-anginkan terlebih dahulu selama 30 menit.
(Sarlintje D.P. Lado, S.Pt/ Penyuluh Peternakan).
11
E. Laporan hasil pembuatan eceng gondok
12
13
14
15
16
17
18
19
F. hasil pembuatan fermentasi eceng gondok
Hasil pembuatan fermentasi eceng gondok dapat disampaikan melalui berbagai
saluran komunikasi. Ini melibatkan penyampaian informasi kepada berbagai pihak terkait.
Misalnya:
1. Laporan Teknis
20
Penyampaian hasil fermentasi melalui laporan teknis dapat memuat detail proses,
parameter fermentasi, dan analisis nutrisi pada eceng gondok yang difermentasi.
2. Presentasi
Secara lisan, hasil fermentasi dapat dijelaskan melalui presentasi yang menyoroti
manfaat pakan ternak yang dihasilkan, serta potensi pengurangan eceng gondok di
perairan.
21
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulan pengolahan eceng gondok menjadi pakan ternak, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan ini tidak hanya memberikan solusi terhadap
pertumbuhan berlebih eceng gondok di perairan tetapi juga menciptakan sumber daya
bernilai ekonomi dan nutrisi. Dengan mengubah masalah lingkungan menjadi peluang,
pengolahan eceng gondok menjadi pakan ternak memberikan dampak positif pada
ekosistem perairan dan sektor pertanian. Penggunaan eceng gondok sebagai pakan
ternak menunjukkan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, mengurangi
beban lingkungan, dan mendukung pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan
sumber daya alam.
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah referensi. Bila
ada kesalahan dalam penulisan atau isi makalah saya selaku pembuat makalah minta
maaf sebesar besarnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Arnata, I.W., Setyaningsih, D., dan Richana, N. 2011"Produksi Bioetanoldari Ubi Kayu
Melalui Proses Sakarifikasi Fermentasi Simultan Menggunakan Kultur Campuran
Trichoderma viride, Aspergillus niger, dan Saccharomyces cerevisiae". Research Institute
for Food Crops Biotechnology. Indonesia
Asachi, R., Karimi, K, dan Taherzadeh, M. 2011. "Ethanol Production by Mucor indicus
using The Fungal Autolysate as A Nutrient Supplement".
Bellido, C., Bolado, S., Coca. S., Lucas. S., Benito. G, dan Gubero, G.M.T2011"Effect of
Inhibitor Formed During Wheat Straw Pretreatment on Ethanol Fermentation by Pichia
stipitis". Bioresource Technology 106, Hal. 10868-10874
Brades, A.C. dan Tobing, F.S. 2007." Pembuatan Briket Arang dari Enceng Gondok
(Eichhornia crassipes solm) dengan Sagu sebagai Pengikat". Skripsi. Jurusan Teknik
kimia-Universitas Sriwijaya. Indralaya
23