Anda di halaman 1dari 121

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING METODE TILAWATI PADA

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI GOOGLE MEET SISWA

SD ISLAM AL AZHAR 56 MALANG

HALAMAN SAMPUL

SKRIPSI

Oleh :

AHMAD TAQIYUDDIN
NIM : 2017.77.01.971

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MA’HAD ALY AL-HIKAM”

MALANG

2021

i
LEMBAR LOGO

i
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING METODE TILAWATI PADA

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI GOOGLE MEET SISWA

SD ISLAM AL AZHAR 56 MALANG

HALAMAN JUDUL
Skripsi

Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Agama Islam “Ma‟had Aly Al-Hikam” Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan program sarjana

Pendidikan Agama Islam

Oleh :

AHMAD TAQIYUDDIN
NIM : 2017.77.01.971

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MA’HAD ALY AL-HIKAM”

MALANG

2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Daring Metode Tilawati Pada

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui Google Meet Siswa Sd Islam Al Azhar

56 Malang” ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, 1 September 2021

Pembimbing

Ali Rif‟an M.Pd.I


NIY. 077.06.025

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

Umi Salamah, M.Pd.I


NIY: 077.06.034

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ahmad Taqiyuddin


NIM : 2017.77.01.971
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Jl. Letjen S Parman RT.03 RW.23 Kelurahan
Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan hasil plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi,
baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 1 September 2021


Yang membuat pernyataan,

MATERAI
10000

AHMAD TAQIYUDDIN
NIM : 2017.77.01.971

iv
ABSTRAK

Ahmad Taqiyuddin. 2021. Efektivitas Pembelajaran Daring Metode Tilawati Pada


Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui Google Meet Siswa Sd Islam Al
Azhar 56 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah
Tinggi Agama Islam “Ma’had Aly Al-Hikam” Malang. Pembimbing: Ali Rif’an
M.Pd.I.

Kata Kunci : Efektifitas, Pembelajaran daring, Google Meet.

Efektivitas pembelajaran yang di maksud dalam penelitian ini adalah


tingkat keberhasilan yang bisa dicapai dalam penerapan Metode Tilawati, diukur
dengan jumlah presentase siswa yang mampu memahami teori dan
mempraktikkanya untuk membaca al-qur‟an dengan benar. Berdasarkan taraf atau
tingkatan pencapaian, pembelajaran dianggap baik dan efektif jika minimal 70%
dari tujuan dan hasil pembelajaran telah dicapai. Efektifitas sangat erat kaitanya
dengan efisien waktu. Sebab itu, sesuatu dikatakan efektif jika dalam waktu yang
sama mampu memberikan hasil yang berbeda atau dalam waktu yang lebih
singkat bisa memberi hasil yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efeketivitas pembelajaran
daring metode tilawati pada kemampuan membaca al-qur‟an melalui google meet
di SD Islam Al Azhar 56 Malang. Mulai dari perencanaan, penerapan,evaluasi
sampai efektifnya pembelajaran daring metode tilawati melalui google meet di SD
Islam Al Azhar 56 Malang.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian penelitian lapangan
(field research), yang yang menggambarkan apa adanya keadaan faktual yang ditemukan
dilapangan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam
bentuk metode deskriptif analitik atau penelitian yang didukung dengan data yang
diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, pemotretan, analisis dokumen, dan catatan
lapangan yang disusun di lokasi penelitian.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan efektivitas pembelajaran membaca Al-
Qur‟an metode tilawati dengan menggunakan google meet dan ini dapat dilihat
dari keberhasilan pembelajaran dari segi proses pembelajaran dan hasil belajar
santri. pembelajaran al-qur‟an melalui google meet di SD Islam Al Azhar 56 Malang
berjalan efektif hal tersebut bisa dilihat dari mulai proses pembelajaran yang siap, mulai
dari perencanaan pmbelajaran, penerapan metode dan evaluasi, sehingga dari hasil akhir
siswa rata-rata mendapat nilai yang cukup memuaskan.

v
MOTTO

“Jangan membenci siapapun meski ia melanggar hak mu. Jangan panik meski
penderitaanmu sedang memuncak. Tetaplah hidup sederhana meski statusmu
tinggi, harta melimpah. Teruslah berharap kebaikan meski engkau sedang ditimpa
nestapa bertubi-tubi. Teruslah memberi sebanyak yang kau mampu meski kau
sedang dihimpit kesulitan tetaplah selalu tersenyum meski hatimu mengucurkan
air mata darah.”

vi
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk

Bapak M.Mudzakkir Purwanto dan Ibu Suparti tersayang,

Selaku orang tua penulis

yang dengan doa dan perjuangannya

dapat mengantarkan aku pada tahap ini.

Semoga aku mampu menjadi lebih baik lagi dan dapat membahagiakan kedua
orang tuaku. Kasih sayang serta
doa yang tulus selalu menjadi semangat untukku dalam segala hal.

Tak akan cukup apapun untuk aku dapat membalas jasa dan jerih payahnya.

Semoga surga diberikan kepadanya dari Allah SWT

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin segala puji dan syukur penulis haturkan


kepada kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan segala karunia dan
rahmat-Nya serta pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan laporan ini. Dan tidak lupa juga Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
menuntun manusia menuju surga dan menyempurnakan akhlak kita.

Dengan penuh kesadaran penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud


tanpa bantuan, bimbingan, keikhlasan dan ketulusan dari semua pihak. Untuk itu
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya
kepada:

1. Kedua orang tua penulis Bapak M.Mudazakkir Purwanto dan Ibu Suparti
serta adik penulis M.Thonthowi Jauhari yang selalu mendukung saya
untuk mencapai segala cita-cita. Yang selalu memberi dorongan serta
dukungan dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Guru mulia penulis Habib Achmad Ismail bin Abdullah Al-Habsy S.Pd.I.,
M.Pd yang selalu mendoakan penulis dalam setiap keadaan
3. Guru tercinta penulis Ustadz Sofyan Harits S.Pd yang selalu memotivasi
dan mendoakan penulis dalam setiap keadaan
4. Almaghfurlah Dr. HC. KH. Ahmad Hasyim Muzadi selaku Perintis serta
Pendiri Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang.
5. Bapak Prof. Dr. KH. Kasuwi Saiban, M.Ag. selaku Rektor STAI
MA‟HAD ALY AL-HIKAM.
6. Ibu Dr. (Cd) Umi Salamah, M. Pd. I., selaku dosen Kaprodi PAI.
7. Bapak Ustadz Ali Rif‟an M. Pd.I, selaku dosen pempimbing skripsi.
8. Kepada semua para dosen STAI MA‟HAD ALY AL-HIKAM beserta staf
TU yang telah banyak membantu.

viii
9. Bapak Ramlih S.Ag selaku kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 56 Malang
10. Teman-teman seperjuangan di STAI MA‟HAD ALY AL-HIKAM
MALANG angkatan 2017.
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi
ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis berserah diri kepada Allah karena tidak ada yang terjadi tanpa
kehendak-Nya. Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini.
Namun, penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak ditemukan
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang
dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
Allah SWT meridhoi penulisan ini dan senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Malang, 1 September 2021


Penulis

Ahmad Taqiyuddin
NIM: 2017.77.01.971

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


LEMBAR LOGO ................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6

E. Metode Penelitian........................................................................................ 7

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................................. 7

2. Desain Penelitian ......................................................................................... 8

3. Data Dan Sumber Data................................................................................ 9

4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 11

5. Desain Pengukuran.................................................................................... 15

6. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ..................................................... 17

7. Prosedur Penelitian.................................................................................... 19

F. Definisi Operasional.................................................................................. 21

x
G. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 23

BAB II .................................................................................................................. 26
A. Kajian Teori Efektivitas Pembelajaran Daring ......................................... 26

1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran......................................................... 26

2. Indikator Efektifitas Pembelajaran ............................................................ 27

3. Pembelajaran Daring ................................................................................. 29

4. Google Meet .............................................................................................. 33

5. Metode Tilawati ........................................................................................ 37

BAB III ................................................................................................................. 60


A. Gambaran Umum SD Islam Al Azhar 56 Malang .................................... 60

1. Sejarah SD Islam Al Azhar 56 Malang ..................................................... 60

2. Identitas SD Islam Al Azhar 56 Malang ................................................... 60

3. Visi, Misi dan Tujuan................................................................................ 61

4. Susunan Pengurus Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang ..................... 63

5. Keadaan Guru Tilawati dan Siswa ............................................................ 64

6. Sarana dan Prasarana................................................................................. 64

B. Proses Pembelajaran Metode Tilawati di SD Islam Al Azhar 56 Malang


Melalui Google Meet ......................................................................................... 67

1. Proses perencanaan pembelajaran ............................................................. 67

2. Proses Penerapan pembelajaran Membaca Al-Qur‟an dengan Metode


Tilawati ..................................................................................................... 69

3. Efektivitas Metode Tilawati Pada Kemampuan Membaca Al-Qur‟an


Melalui Google Meet Siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang .................... 79

BAB IV ................................................................................................................. 83
A. Proses Pembelajaran Al-Qur‟an Metode Tilawati Melalui Google Meet . 84

1. Perencanaan............................................................................................... 84

xi
2. Penerapan Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an dengan MetodeTilawati .. 85

3. Evaluasi ..................................................................................................... 88

B. Efekivitas Pembelajaran ............................................................................ 89

BAB V................................................................................................................... 96
A. Kesimpulan ............................................................................................... 96

B. Saran .......................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 102

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur'an merupakan pedoman hidup yang sangat penting dalam

kehidupan umat islam, sehingga menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk

mempelajarinya. Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diturunkan oleh

Allah kepada Nabi Muhammad SAW, sekaligus nikmat terbesar yang telah

diberikan Allah Swt. Karena di dalam Al-Qur'an terdapat pedoman hidup

yang begitu lengkap dan sempurna yang mecakup kehidupan di dunia dan

akhirat. Maka mustahil kita bisa merasakan nikmat tersebut tanpa kita mau

membaca, mempelajari, menghayati dan mengamalkannya.

Keputusan bersama Mentri dalam Negeri dan Mentri Agama RI

nomor 128 tahun 1982/44 a tahun 82 menyatakan, "perlunya usaha

peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur‟an bagi Umat Islam dalam rangka

peningkatan penghayatan dan pemahaman Al-Qur‟an dalam kehidupan

sehari-hari". hal ini di tegaskan pula oleh intruksi Mentri Agama RI nomor 3

tahun 1990 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan baca tulis Al-

Qur‟an.1

Anak merupakan generasi penerus perjuangan bangsa, negara, dan

agama. Maka kewajiban kita untuk membekali seorang anak dengan

kemampuan membaca Al-Qur'an. SD Islam Al Azhar 56 Malang merupakan

1
Ahmad Syarifudin, Mebdidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al- qur,an,(Jakarta: Gema
Insani, 2004), hlm. 41.

1
2

salah satu lembaga pendidikan formal yang menyediakan program pendidikan

yang bernuansa islami/religius.

SD Islam Al Azhar 56 Malang menuangkan program-program

bernuansa islami sebagai bentuk metode/cara untuk mencetak kader yang

benar-benar berkarakter religius yang disajikan dan dikemas dalam berbagai

kegiatan, salah satunya yaitu diadakannya program ekskul tilawati.

Melihat perkembangan pendidikan Al-Qur‟an di era milenial ini

semakin hari menunjukkan kemajuan yang pesat. Sehingga telah kita ketahui

bersama bahwa berbagai variasi metode pengajaran di negeri ini menandakan

tingginya tingkat kesadaran masyarakat muslim indonesia yang haus akan

bekal pendidikan Al-Qur'an sejak dini dengan generasi mereka. Sehingga

Program ekskul tilawati tersebut adalah salah satu bentuk program

pembelajaran yang fokus dalam bidang mengajarkan peserta didik belajar

membaca Al-Qur'an.

Maka dari itu pada penelitian ini, penulis memilih satu metode yang

telah berkembang saat ini, yaitu metode Tilawati. Metode Tilawati merupakan

metode pembelajaran yang menggabungkan klasikal dan baca simak secara

seimbang, dengan pengertian klasikal dan baca simak diatur waktu dan cara

penerapannya disesuaikan kondisi kelas meliputi ruangan, jumlah murid dan

kemampuan murid dalam satu kelas. Metode Tilawati diperuntukan untuk

anak usia SD sederajat, namun pada kenyataannya metode ini tidak terlalu
3

sulit diterapkan pada anak usia TK, SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan Orang

Tua (Dengan Beberapa Penyesuaian).2

Kita telah mengetahui bahwa di akhir tahun 2019 dunia digemparkan

dengan adanya virus baru yang berasal dari Wuhan, Tiongkok. Virus ini telah

melanda 215 negara di dunia. Virus tersebut dikenal dengan istilah COVID-

19 atau yang disebut dengan Coronavirus Diseases-19.3 Virus ini menyerang

sistem pernafasan pada manusia dengan gejala gangguan pernafasan akut,

demam, batuk dan sesak nafas. Pada tanggal 30 Januari WHO (World Health

Organization) telah menetapkan status darurat kesehatan masyarakat yang

disebabkan oleh virus ini. Virus ini sangat berdampak dalam berbagai bidang

kehidupan, tanpa terkecuali dalam bidang pendidikan.4

Pada tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia telah mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020

tentang Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Surat edaran tersebut menegaskan bahwa proses pembelajaran harus

dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau pembelajaran dilakukan jarak

jauh.5 Maka pembelajaran daring merupakan salah satu solusi yang dapat

digunakan untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini.

2
Abdurrahim Hasan et.al, Strateti Pembelajaran Al-Qur’’an Metdoe Tilawati, (Surabaya:
Pesantren Al-Qur‟an Nurul Falah, 2010), hlm. 5.
3
Suni Astini, “Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar Pada
Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Lampuhyang Vol 11, No.2,(2020),14.
4
Sri Gusty, dkk. Belajar Mandiri Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19, (Jakarta:
Yayasan Kita Menulis, 2020), 1
5
Astini, Pemanfaatan Teknologi Informasi...14
4

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memerlukan

koneksi internet dalam penggunaannya. Pembelajaran daring dapat digunakan

secara fleksibel disaat pandemi Covid-19 saat ini. Pembelajaran daring

memungkinkan siswa memilki keleluasaan karena dapat belajar kapanpun dan

dimanapun.6 Pembelajaran daring diharapakan dapat berjalan dengan baik

mengingat mayoritas masyarakat Indonesia sudah menggunakan internet.

Pembelajaran daring tidak sepenuhnya berjalan dengan efektif.

Permasalahan yang banyak ditemui saat pembelajaran daring adalah

keterbatasan signal dan tidak ada ketersediaan media yang mendukung

pembelajaran daring tersebut. Penguasaan teknologi informasi oleh guru dan

siswa juga masih dibilang kurang. Tidak semua guru memiliki pemahaman

dalam menggunakan mobile digital. Pembelajaran daring juga menuntut

adanya kerja sama antar orang tua dengan guru. Tidak sedikit orang tua yang

mengeluh akibat adanya pembelajaran daring saat ini. Tidak semua orang tua

mampu memfasilitasi puta-putrinya dalam pembelajaran daring. Hal tersebut

sangat berpengaruh terhadap efektif atau tidaknya pembelajaran daring yang

dilakukan oleh guru.

Efektif atau tidaknya suatu pembelajaran sangat berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan hasil yang didapat oleh

siswa setelah melakukan proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan hasil

tes yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor ekternal. Faktor internal (berasal dari dalam diri siswa)

6
Yani Fitriyani dan Irfan Fauzi dan Mia Zultrianti, “Motivasi Belajar Mahasiswa Pada
Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19”, Jurnal Kependidikan Vol.6. No.2, (2020), 167.
5

yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya yaitu : (1) Faktor

Fisiologis dan (2) Faktor Psikologis. Sedangkan faktor eksternal (faktor dari

luar diri siswa) yaitu : (1) Faktor Lingkungan dan (2) Faktor Instrumental.7

Dalam pembelajaran daring saat ini siswa dapat berinteraksi dengan

guru dan teman melalui berbagai media online seperti Google Classroom,

Video Conference, Zoom, Edmodo, Google Meet maupun Group Whatsapp.

Salah satu media online yang banyak digunakan pada saat pembelajaran

daring adalah Google Meet. Google Meet merupakan salah satu desain produk

dari Google Apps. Banyak sekali kelebihan dari apikasi tersebut yang dapat

digunakan pada saat pembelajaran daring. Aplikasi ini tidak memerlukan

akses internet yang tinggi sehingga mudah digunakan dimana saja dan kapan

saja. Selain itu Google Meet juga menyediakan vitur Vidio Call yang dapat

dilakukan maksimal 250 orang aktif dan 100.000 orang yang ada dalam

domain.8

SD Islam Al Azhar 56 Malang adalah salah satu sekolah yang

menggunakan aplikasi google meet pada pembelajaran eskul tilawati. Salah

satu masalah penting yang di hadapi guru SD Islam Al Azhar 56 Malang saat

ini adalah menerapkan metode dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an di

era pandemi ini melalui pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi

google meet. Ujung persoalan tersebut akan tertuju pada efektivitas

pembelajaran.

7
Yuda Darmawan, Skripsi : ”Penggunaan Aplikasi Google Meet dalam Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika” ( Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019),2
8
Hendrik Pandu, Sekolah Dalam Jaringan, ( Surabaya : Scopindo Media Pustaka, 2020), 57
6

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

mengangkat tema tentang “Efektivitas Pembelajaran Daring Metode

Tilawati pada Kemampuan Membaca Al-Qur’an melalui Google Meet

Siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang”, karena penulis menganggap

permasalahan ini layak untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses Pembelajaran Daring Metode Tilawati Pada

Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Melalui Google Meet Siswa SD Islam

Al Azhar 56 Malang?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran daring melalui Google Meet SD

Islam Al Azhar 56 Malang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana proses Pembelajaran Daring Metode

Tilawati Pada Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Melalui Google Meet

Siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran daring melalui google

meet di SD Islam Al Azhar 56 Malang

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

kontribusi teoritis dalam khasanah keilmuan terutama yang berhubungan

dengan pelaksanaan, faktor pendukung dan penghambat dalam


7

pelaksanaan pembelajaran daring metode tilawati sebagai solusi

pembelajaran PAI di masa pandemi covid.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

(1) Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung terkait

pelaksanaan metode tilawati dalam pembelajaran daring sebagai

solusi pembelajaran PAI di masa pandemi covid.

(2) Bagi Pendidik

Temuan dalam penelitian ini diharapkan menjadi pendorong

dalam usaha untuk menerapkan metode tilawati dalam pembelajaran

daring sebagai solusi pembelajaran PAI di masa pandemi covid.

(3) Bagi Sekolah

Dapat mengukur tingkat keefektifan pembelajaran jarak jauh,

sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan

dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam hal ini adalah

penelitian lapangan (field research), menurut Sukardi yakni penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang


8

menggambarkan apa adanya keadaan faktual yang ditemukan dilapangan.9

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam

bentuk metode deskriptif analitik atau penelitian yang didukung dengan data

yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, pemotretan, analisis

dokumen, dan catatan lapangan yang disusun di lokasi penelitian.

Tujuan dalam penelitian kualitatif adalah mencari makna,

pemahaman, pengertian tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan

manusia dengan terlibat langsung atau tidak langsung dalam setting yang

diteliti, kontekstual, dan menyeluruh. Peneliti bukan meneliti data sekali jadi

atau sekaligus dan kemudian mengolahnya, melainkan tahap demi tahap dan

makna disimpulkan selama proses berlangsung dari awal sampai akhir

kegiatan, bersifat naratif dan holistik.10

Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang segala

sesuatu yang yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran Alquran metode

tilawati menggunakan google meet dengan mengambil lokasi di SD Islam Al

Azhar 56 Malang.

2. Desain Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan

(to describe), menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang

9
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan prakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.157.
10
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta :
Kencana, 2017), hlm. 328.
9

fenomena yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagaimana adanya

maupun analisis hubungan antara berbagai variabel dalam suatu fenomena.11

3. Data Dan Sumber Data


Data yang digali dalam penelitian ini meliputi data pokok dan data

penunjang.

a. Data Pokok

Menurut Lofland, seperti yang dikutip Lexy Moleong dalam

bukunya Metode Penelitian Kualitatif, yaitu yang termasuk ke dalam

data pokok/primer adalah kata-kata dan tindakan dari orang yang

diamati melalui observasi atau melalui wawancara yang dicatat atau

direkam, pengambilan foto dan sebagainya. Sedangkan yang

termasuk data sekunder /penunjang adalah berupa buku, majalah

ilmiah, arsip, dokumen dan literatur lain yang berkaitan dengan

masalah yang dikaji.12

Data pokok dalam penelitian ini yakni data utama yang

menjadi bahan analisis penulis untuk mendapatkan suatu kesimpulan

dalam penelitian itu, terdiri dari:

1) Data pokok dalam penelitian ini berkenaan dengan proses

pembelajaran Alquran yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran

membaca Alquran dengan metode Tilawati di SD Islam Al-Azhar

56 Malang yang meliputi:

a) Perencanaan.

11
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 41.
12
Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 112.
10

b) Pelaksanaan.

c) Evaluasi.

2) Data tentang efektivitas pembelajaran membaca Alquran dengan

metode Tilawati yaitu berdasarkan hasil belajar.

Data yang berkaitan dengan hasil belajar siswa SD Islam Al

Azhar 56 Malang, seperti:

(1) Kefasihan membaca Alquran dengan makhrijul huruf

(2) Kemampuan membaca Alquran dengan kaidah ilmu tajwid

(3) Suara dan lagu.

b. Data Penunjang

Data penunjang yang dimaksud adalah data yang mendukung

data pokok yang bekenaan dengan gambaran umum lokasi penelitian,

yang meliputi:

1. Sejarah singkat berdirinya SD Islam Al Azhar 56 Malang.

2. Letak geografis SD Islam Al Azhar 56 Malang.

3. Keadaan siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang.

4. Keadaan pengelola dan staf guru tilawati SD Islam Al Azhar 56

Malang.

5. Keadaan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan tilawati di

SD Islam Al Azhar 56 Malang.

c. Sumber Data

Untuk mendapatkan data di atas dapat digali melalui sumer-

sumber berikut:
11

a) Responden, yaitu 12 siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang.

b) Informan, yaitu orang yang dianggap mampu memberikan data

dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya 3

orang guru tilawati.

c) Dokumentasi, yaitu segala dokumen-dokumen yang dianggap

penting dan menunjang data penelitian yang ada di SD Islam Al

Azhar 56 Malang

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang tepat dapat memungkinkan

diperolehnya data yang lengkap, akurat dan objektif. Dalam hal ini

penulis akan menguraikan beberapa teknik penelitian yang digunakan

sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkan data.

1. Pengamatan (Observasi)

Menurut Abdurrahman Fathoni “Observasi yaitu pengamatan

dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek

sasaran”.13 Sedangkan menurut Yahya M, obseravasi adalah satu

bentuk kegiatan pengumpulan data yang mengandalkan kemampuan

indera manusia. Teknik pengamatan ini sekalipun menitikberatkan

pada kemampuan penglihatan, pada prakteknya juga ditopang oleh

indera lainnya seperti telinga (pendengaran), dan bahkan kepekaan

13
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), h. 104.
12

indera keenam.14 Observasi ini dilakukan untuk mengetahui secara

langsung pelaksanaan pembelajaran membaca Alquran dengan

metode tilawati hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran

Alquran di pondok pesantren Ibnul Amin Putri Pamangkih Barabai.

Observasi ini juga dilakukan untuk memperoleh gambaran secara

umum mengenai lokasi penelitian, serta untuk melengkapi data-data

pokok dan data penunjang lainnya.

2. Wawancara (Interview)

Afifuddin dan Beni Ahmad Sarbani mendefinisikan

“Wawancara yaitu dilakukan dengan cara menanyakan sesuatu

kepada seseorang yangmenjadi informan atau responden. Caranya

adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka”.15 Sedangkan

menurut Sonhaji wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan

untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang,

kejadian, organisasi, perasaan, motivasi pengakuan dan sebagainya.16

Dalam hal ini, penulis sebagai pewawancara bertanya

langsung kepada informan untuk menggali data tentang pelaksanaan

pembelajaran membaca Alquran dengan metode tilawati di SD Islam

Al Azhar 56 Malang, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi dan hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

14
Yahya, M, Metodologi Penelitian, Riset dan Teori, (Banjarmasin: STIA Bina Banua, 2004), h.
65-66.
15
Afifuddin dan Beni Ahmad Sarbani, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), h. 131.
16
Ahmad Sohanji, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Banjarmasin: Universitas
Lambung Mangkurat, Program S2 Manajemen Pendidikan, 2003), h. 69.
13

3. Tes Kemampuan

Dalam buku Pengantar Evaluasi Pendidikan Anas Sudijono

menjelaskan bahwa “Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur

yang perlu ditempuh dalam pengukuran dan penilain dibidang

pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkain tugas,

baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-

perintah yang harus dikerjakan oleh testee”.17

Tes pada penelitian ini penulis lakukan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam membaca Alquran secara lisan berdasarkan

makhrijul huruf yang benar, kemampuan kaidah ilmu tajwid, gharib

musykilat maupun suara dan lagunya. Siswa diminta untuk

melafalkan beberapa huruf hijaiyah serta membacakan beberapa baris

yang telah ditentukan sesuai dengan materi tes yaitu berupa perintah

untuk membaca huruf hijaiyah, atau membaca tiap-tiap baris pada

jilid tertentu. Selanjutnya penulis memberikan penilaian yang

mengacu pada desain pengukuran yang telah ditetapkan.

4. Dokumentasi

Menurut Zainal Arifin Studi dokumentasi adalah teknik

mempelajari dan menganalisis bahan-bahan tertulis kantor atau

sekolah, seperti silabus, program tahunan, prpgram bulanan, program

mingguan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), catatan pribadi

peserta didik, buku raport, kisi-kisi soal, daftar nilai, lembar

17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2005), h. 67.
14

soal/tugas, lembar jawaban dan lain-lain. selain itu dokumen

mengenai lingkungan sekolah, data guru, data peserta didik dan

organisasi sekolah.18

Teknik ini penulis gunakan untuk menggali data melalui

dokumen atau catatan-catatan berupa keadaan sekolah, guru, siswa,

gambaran umum lokasi penelitian dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya mengenai

data, sumber data dan teknik pengumpulan data dapat dilihat pada

matriks berikut ini:

Tabel 3.1
Matriks Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber Teknik Pengumpulan


No Data
Data Data
1 Data primer yaitu data yang
berkenaan tentang:
a. Proses pembelajaran
yang berkenaan tentang
pelaksanaan
pembelajaran membaca
al-qur‟an dengan Guru Observasi/Wawancara
metode tilawati di SD Tilawati Observasi/Wawancara
Islam Al Azhar 56 Guru Observasi/Wawancara
Malang yang meliputi: Tilawati
1) Perencanaan Guru
2) Pelaksanaan Tilawati
3) Evaluasi

b. Efektivitas
pembelajaran membaca
Alquran dengan metode
Tilawati di SD Islam
Al-Azhar 56 Malang
yaitu:

18
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 243.
15

1) Hasil belajar Siswa Wawancara/Tes


2 Data sekunder yaitu data
yang berkenaan tentang
gambaran umum lokasi
penelitian, seperti:
a. Sejarah singkat Kepala Wawancara/Dokument
berdirinya SD Islam Al Sekolah asi
Azhar 56 Malang
b. Letak Geografis SD
Islam Al Azhar 56
Malang
c. Keadaan Siswa
d. Keadaan Guru Tilawati
e. Sarana dan prasarana

5. Desain Pengukuran

Pada penelitian ini, penulis menetapkan beberapa indikator dan

penetapan skor penilaian sesuai data yang ingin diperoleh, sebagai berikut:

a. Kefasihan Membaca Alquran dengan Makhrijul Huruf

Pada pengukuran kefasihan membaca Alquran dengan makhrijul

huruf ini terdapat dua indikator. Pertama pelafalan huruf. Pertama

pelafalan huruf hijaiyah pada kata tunggal, dan kedua pelafalan huruf

hijaiyah pada susunan kalimat. Pada pelafalan huruf hijaiyah pada kata

tunggal, penulis menetapkan 20 kategori huruf hijaiyah yang bunyinya

hampir sama. Pada masing-masing huruf diberi skor 5, sehingga

responden dapat melafalkan semua huruf dengan benar akan mendapatkan

skor 100. Sedangkan pelafalan huruf hijaiyah pada susunan kalimat, yaitu

pelafalan huruf hijaiyah pada saat membaca Alquran. Penulis membagi

menjadi 4 kategori penilaian, yaitu:

1) 80 - 100 = A = sangat fasih


16

2) 70-80 = B = fasih

3) 60-70 = C = cukup fasih

4) 50-60 = D = tidak fasih

b. Kemapuan Membaca Alquran dengan Kaidah Ilmu Tajwid

Pada pengukuran kemampuan membaca Alquran dengan kaidah

ilmu tajwid, penulis memberikan tes secara lisan kepada responden

beberapa ayat yang telah ditentukan yaitu Q.S Al-Fatihah, Q.S. Huud ayat

41, Q.S. Yusuf ayat 11, Q.S Al-Fussilat ayat 44 dan Q.S. Al-Hujurat ayat

11. Jumlah ayat keseluruhan untuk mengukur kemampuan membaca

Alquran dengan kaidah ilmu tajwid ini sebanyak 11 ayat.

Ada beberapa hukum tajwid yang terdapat pada 11 ayat tersebut

yaitu izhar halqi ada 1 kata, idgam bila ghunnah ada 2 kata, izhar syafawi

ada 3 kata, qalqalah sugra ada 3 kata, lam jalalah ada 3 kata, Ra Tafkhim

ada 13 kata, gunnah musyaddadah ada 3 kata, mad tabi‟i ada 46 kata, mad

lazim kilmi mutsaqqol ada 1 kata, mada aril lissukun ada 11 kata, mad

jaiz munfasil ada 3 kata, ikhfa hakiki ada 1 kata, , mad silah qasirah ada 1

kata, mad wajib muttasil ada 1 kata, ra tarqiq 1 kata, mad shilah qasirah 1

kata dan ada beberapa dari hukum bacaan garib musykilat seperti isymam

ada 1 kata, imalah 1 kata, tashil 1 kata dan naql 1 kata. Jadi hukum tajwid

yang terdapat pada 11 ayat tersebut ada 19 hukum bacaan di 96 tempat.

Masing-masing dari hukum tajwid tersebut memiliki skor 1 pada

setiap 1 hukum bacaan, kecuali pada hukum bacaan isymam, imalah,

tashil dan naql diberi dengan skor 2. Jadi, jika pada setiap kata yang
17

mengandung hukum bacaan tajwid tersebut dapat dibaca dengan benar,

maka akan memperoleh skor sesuai dengan ketentuan penilaian. Jika

responden dapat membaca dengan benar pada semua kata yang terdapat

hukum bacaan tajwid, maka akan mendapatkan skor 100.

c. Kemampuan dalam Suara dan Lagu

Pada pengukuran kemampuan membaca Alquran dengan suara

dan lagu penulis membagi menjadi 4 kategori penilaian, yaitu:

1) 80-100 (suara lantang, menguasai 3 nada) = A

2) 70-80 (suara rendah, menguasai 2 nada) = B

3) 60-70 (suara lantang, menguasai 1 nada) = C

4) 50-60 (suara rendah, tanpa lagu rost) = D

6. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dalam penelitian terkumpul, maka tahap selanjutnya

adalah melakukan pengolahan data. Dalam pengolahan data ini ada

beberapa macam teknik yang digunakan sebelum menganalisis data,

yaitu:

a) Checking Data

Menurut Kasiram Checking data dilakukan untuk memeriksa

lagi kelengkapan data penelitian, memilih dan menyeleksi data,


18

sehingga hanya data yang releven saja yang digunakan dalam

analisis.19

b) Editing Data

Menurut Kasiram data yang telah diteliti, yaitu dibaca sekali

lagi dan diperbaiki, bila masih ada yang kurang jelas.20

c) Skoring

Skoring yaitu setelah data diberi kode, kemudian seluruh data

tentang hasil tes kemampuan tersebut diberi skor berdasarkan desain

pengukuran yang telah ditetapkan. Setelah itu data diklasifikasikan

sesuai dengan hasil dari setiap jawaban yang diberikan oleh

responden.

d) Interpretasi data

Interpretasi data merupakan suatu teknik untuk melihat

kejelasan makna data yang ada dalam tabel. Untuk melakukan

interprestasi data penulis memberikan penjelasan berupa uraian data

yang membentuk presentasi untuk memberikan arti terhadap data-data

yang diperoleh berdasarkan angket dengan kriteria sebagai berikut:

81% - 100% = Sangat tinggi

61% - 80% = Tinggi

41% - 60% = Cukup

20% - 40% = Rendah

19
Moh. Kasiram, Metdologi PenelitianRefleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan
Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2010), Cet-ke-2, h. 124.
20
Moh. Kasiram, Metdologi PenelitianRefleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan
Metodologi Penelitian….,h. 125.
19

0% - 20% = Sangat rendah”21

Untuk menentukan kualitas kemampuan siswa dalam

membaca Alquran dari data hasil tes membaca Alquran akan

digunakan persentasi taraf penguasaan santri yang di gambarkan pada

tabel berikut:

Nilai Interpretasi
80 - 100 Sangat mampu
70 - 80 Mampu
60 - 70 Cukup mampu
50 - 60 Kurang mampu
0 - 50 Tidak mampu

e) Analisis Data

Setelah data disajikan dan diinterprestasikan, kemudian

diadakan analisis data terhadap permasalahan yang ditemukan. Dalam

hal ini penulis menggunakan analisis kualitatif untuk

mendeskripsikan keadaan yang sesungguhnya berdasarkan jawaban

yang diberikan responden. Hasil yang diperoleh selanjutnya

dijabarkan dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan, setelah itu

baru diadakan penarikan kesimpulan dengan menggunakan metode

induktif, yaitu menarik hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang

bersifat khusus.

7. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan penulis melalui beberapa tahapan.

Berikut tahapan penelitian yang akan dilakukan:


21
Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfabet, 2005), h. 89.
20

a. Tahapan Perencanaan

1) Penjajakan awal dengan melakukan observasi ke lokasi penelitian.

2) Membuat desain proposal skripsi

3) Berkonsultasi dengan dosen pembimbing

4) Mengajukan desain proposal dan meminta persetujuan.

b. Tahapan persiapan

1) Mengadakan seminar setelah proposal disetujui

2) Memperbaiki proposal berdasarkan saran pembimbing

3) Memohon surat riset dari STAI Ma‟had „Aly Al-Hikam Malang untuk

melaksanakan penelitian

4) Menyiapkan pedoman observasi, angket, wawancara dan dokumenter.

c. Tahapan Pelaksanaan

1) Menghubungi responden dan informan untuk menggali data sesuai

dengan teknik yang telah ditetapkan.

2) Pengumpulan data

3) Pengelolaan dan penganalisian data

d. Tahap penyusunan laporan

1) Penyususnan laporan penelitian dalam bentuk skripsi sambil

berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

2) Setelah laporan sempurna, meminta persetujuan dari dosen

pembimbing.

3) Diajukan ke sidang skripsi STAI Ma‟had „Aly Al-Hikam Malang.


21

F. Definisi Operasional

1) Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah tingkat keberhasilan yang bisa dicapai dalam penerapan Metode

Tilawati, diukur dengan jumlah presentase siswa yang mampu memahami

teori dan mempraktikkanya untuk membaca al-qur‟an dengan benar.

Berdasarkan taraf atau tingkatan pencapaian, pembelajaran dianggap baik

dan efektif jika minimal 70% dari tujuan dan hasil pembelajaran telah

dicapai. Efektifitas sangat erat kaitanya dengan efisien waktu. Sebab itu,

sesuatu dikatakan efektif jika dalam waktu yang sama mampu

memberikan hasil yang berbeda atau dalam waktu yang lebih singkat bisa

memberi hasil yang sama.

2) Metode Tilawati

Sebuah metode untuk membaca al-qur‟an yang digunakan oleh

pendidik dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bentuk

tertentu, seperti ceramah, diskusi (halaqoh), dan lainya.22 Di SD Islam Al

Azhar 56 Malang, pembelajaran Al Qur‟an dilaksanakan dalam 1 minggu

3 kali selama 60 menit. Pada masa pandemic, pembelajaran dilaksanakan

secara daring dengan menggunakan google meet sebagai medianya.

3. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an

Kemampuan merupakan sesuatu yang telah tertanam didalam diri

seseorang, dan kemampuan yang dimiliki seseorang itu dapat berkembang

22
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKIS, 2009), 91.
22

bila seseorang tersebut belajar dengan baik. Maka untuk dapat mengetahui

kemampuan seseorang perlu dilakukan tes. Kemampuan meliputi :1).

Kefasihan Membaca Alquran dengan Makhrijul Huruf yang terbagi

menjadi 4 kategori penilaian, yaitu: 1). 80 - 100 = A = sangat fasih; 2). 70-

80 = B = fasih; 3). 60-70 = C = cukup fasih; 4). 50-60 = D = tidak fasih.

2). Kemapuan Membaca Alquran dengan Kaidah Ilmu Tajwid. Dan 3).

Kemampuan dalam Suara dan Lagu. Pada pengukuran kemampuan

membaca Alquran dengan suara dan lagu penulis membagi menjadi 4

kategori penilaian, yaitu: 1). 80-100 (suara lantang, menguasai 3 nada) =

A; 2). 70-<80 (suara rendah, menguasai 2 nada) = B; 3). 60-<70 (suara

lantang, menguasai 1 nada) = C; 4). 50-<60 (suara rendah, tanpa lagu rost)

= D.

4. Google Meet

Penggunaan Google Meet diharapkan dapat memermudah guru

dan siswa dalam berinterkasi. Google Meet dapat digunakan sebagai

media untuk mengelola pembelajaran dan menyampaikan informasi secara

cepat dan akurat kepada siswa melalui layanan Video Conference.23

Pemanfaataan Google meet dalam pembelajaran lebih menekankan

kepada proses pelaksanaan pembelajarannya.

5. SD Islam Al Azhar 56 Malang

Lokasi penelitian yakni berada di SD Islam Al Azhar 56 Malang.

Secara geografis terletak di Jl. Mayjen Sungkono, Wonokoyo, Kec.

23
Yuda Darmawan, Penggunaan Aplikasi Google Meet...9
23

Kedungkandang, Kota Malang. Sekolah ini dibawah naungan Yayasan Al

Azhar Jatim yang didalamnya ditanamkan nilai-nilai pendidikan islam.

G. Penelitian Terdahulu

1) Efektivitas Pembelajaran Al-Qur‟an Dengan Metode Qira‟ati (Studi Kasus

di PP. Putri Al-Munawwir komplek “Q” Krapyak Yogyakarta), Nur

Imaroh. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: a. Proses

pembelajaran membaca Al-Qur'an dengan menggunakan metode Qira‟ati.

b. Efektivitas pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qira‟ati. Hasil pene

litiannya yaitu:

Proses pembelajaran membaca Al-Qur‟an meliputi empat hal.

Pertama, tujuan pembelajaran yaitu dapat membaca Al-Qur‟an dengan

tartil baik tajwid, makhraj daupun shifatul hurufnya, dan seba- gainya.

Kedua, Ustadzah yang mengajar harus yang bersyahadah. Ketiga, materi

disampaikan secara runtut, tertib dan berkesinam- bungan dari yang

mudah ke yang sulit. Empat, prinsip pembelaja- ran triwasgas dan santri

memegang prinsip LTCB.

Pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode Qira‟ati yang dicapai

me- nunjukkan keberhasilan (efektif). Bukti keberhasilannya diperoleh

dari hubungan positif antara guru dengan murid dari segi proses yang

yang dilihat dari observasi di lapangan menunjukkan 85,6% aktivitas

pembelajaran Qira‟ati dan 83,8% aktivitas siswa. 76% yang dapat

dilihat dari segi hasil, keberhasilan yang dicapai tentunya tidak lepas dari
24

faktor pendukung dan penghambat keberhasi-lannya.

2) Model Pembelajaran Al-Qur‟an Pada Anak Usia Dini (Studi Kasus Pada

Play Group Islam Terpadu Al-Furqon Dan Aulad Palembang), M. Amin

Thaib. Hasil: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model

pembelajaran yang diterapkan di PGIT al-furqon dan auladi. Hasil peneli

tiannya adalah:

PGIT Al-Furqon dan PGIT Auladi melakukan inovasi dalam

pembelajarannya, terutama pembelajaran membaca Al-Qur‟an, meski

dengan model pembelajaran yang berbeda.

PGIT Al-Furqon menerapkan model pembelajaran Al-Qur‟an

yang menekankan pada penggunaan media flash card, suatu media yang

relative baru namun telah terbukti efektif untuk meningkatkan ke-

berhasilan dalam pembelajaran bahasa, terutama untuk memper- kaya

kosa kata.

PGIT Auladi menerapkan model pembelajarn Al-Qur‟an dengan

menggunakan metode Ummi, suatu metode pembelajaran Al- Qur‟an

yang relative belum banyak dikenal namun terbukti efektif untuk

meningkatkan keberhasilan belajar membaca Al-Qur‟an.

3) Efektivitas Metode Yanbu‟a Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Di

TPQ Tamrinus Shibyan Karangrandu Pecangaan Jepara, Heni Kur-

niawati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan

metode yanbu‟a dalam pembelajaran membaca Al-Qur‟an dan untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan metode yanbu‟a. Hasil penelitian-


25

nya adalah:

Proses pelaksanaan metode Yanbu‟a dalam pembelajaran

membaca Al-Qur‟an di TPQ Tamrinus Shibyan, tujuan dan kurikulum

pem- belajarannya disesuaikan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu’a) Pu-

sat Yayasan Arwaniyyah Kudus. TPQ Tamrinus shibyan sebagai pe-

laksana menetapkan kurikulum tambahan dan evaluasi sendiri ker- jasama

kepala sekolah beserta dewan guru.

Kelebihan metode yanbu‟a secara garis besar tersedianya waktu

un- tuk pembelajaran Arab Pegon Jawa khusus jilid 4-5, bervariasinya

penggunaan metode dalam pembelajaran, akan tetapi banyak keku- rangan

yang erasal dari lembaga yaitu belum terealisasinya pembe- lajaran

menggunakan Al-Qur’an Rosm Utsmany karena di dalam ji- lid tulisannya

disesuaikan dengan tulisan Rosm Utsmany (tulisan Al-Qur‟an menurut

kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan ditulis khalifah Ustman bin

Affan berpijak pada tulisan asli zaman Rasulullah SAW).


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori Efektivitas Pembelajaran Daring

1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran

Pengertian efektivitas secara umum dapat di artikan seberapa

jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dimana

kata efektivitas lebih mengacu pada tujuan yang telah di targetkan

sebelumnya. Efektivitas ini sangat berpengaruh terhadap tingkat

keberhasilan suatu model pembelajaran yang digunakan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Efektifitas

berasal dari kata efektif yang artinya efek, pengaruh, berakibat, dan

mempunyai hasil.24 Hidayat berpendapat bahwa Efektifitas merupakan

ukuran yang menyatakan sejauh apa target dapat tercapai. Sedangkan

menurut Handoko Efektifitas diartikan sebagai kemampuan dalam

memilih tujuan dan bagaimana tujuan tersebut dapat tercapai sesuai yang

ditetapkan.25 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Efektifitas

adalah suatu keadaan untuk melihat seajuh mana rencana tersebut dapat

tercapai. Dengan demikian jika semakin banyak rencana yang dapat

dicapai, maka semakin efektif pula kegiatan yang telah dilaksanakan.

24
Sulchan Yasin, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, (Surabaya : Amanah, 1995), 83
25
Shinta Kurnia Dewi, Skripsi : ”Efektifitas E-Learning sebagai Media Pembelajaran Mata
Pelajaran TIK Kelas XI di SMA Negeri Depok” ( Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta,
2011),9

26
27

Efektifitas pembelajaran diartikan sebagai bentuk keberhasilan

yang dicapai oleh guru dalam mengajar sekelompok siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.26 Dalam proses pembelajaran

diperlukan adanya perencanaan yang matang. Perencanaan pembelajaran

yang harus dipersiapkan meliputi pembuatan perangkat pembelajaran,

pemilihan strategi, media, model, dan evaluasi pembelajaran. Efektifitas

pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa.27 Pembelajaran akan berjalan efektif

jika menggunakan startegi, model, maupun media yang bervariasi dan

inovatif.

2. Indikator Efektifitas Pembelajaran

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila dapat mencapai

tujuan yang diharapkan. Tujuan pembelajaran tersebut terdapat dalam

perangkat pembelajaran yang telah disusun. Keefektifan proses

pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut.28

a. Siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan

b. Siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

c. Dapat memberikan pengalaman belajar yang atraktif, yaitu siswa

terlibat aktif selama proses pembelajaran

26
Mawar Ramadhani, Skripsi : “Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning
Berbasis Web Pada Pembelajaran TIK terhadap Hasil Belajar Siswa” (Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta, 2012), 9
27
Fauzan dan Fatkhul Arifin, “The Effectiveness of Google Meet Media on The Students Learning
Out of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Department”, Jurnal Pendidikan Guru MI. Vol.6.
No.2, (2019),272.
28
Fransiska Saadi, Skripsi : “Peningkatan Efektivitas Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran
IPS Menggunakan Media Tepat Guna SDN 02 Toho” (Pontianak : Universitas Tanjungpura,
2013),7
28

d. Memiliki sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang baik.

Selain itu ada beberapa indikator efektifitas pembelajaran.

Berikut ini adalah indikator dari efektifitas belajar menurut Slavin29:

1) Mutu Pengajaran

Mutu pengajaran merupakan bagaimana informasi yang disampaikan

guru dapat dengan mudah diterima siswa. Mutu atau kualitas

pengajaran dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran berlangsung.30 Mutu pengajaran juga dapat dilihat dari

hasil belajar yang didapat siswa. Apabila 85% siswa mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) maka dapat dikatakan tuntas.

2) Tingkat Pengajaran yang Tepat

Tingkat pengajaran yang tepat merupakan cara seorang guru untuk

mengukur apakah materi yang disampaikan dapat diterima dengan

baik oleh siswa.31 Tingkat pengajaran juga diartikan sebagai kesiapan

siswa dalam mempelajari materi baru.

Kesiapan siswa dalam menerima materi dapat dilihat dari beberapa

aspek, yaitu : 1) Kondisi fisik, mental dan emosional ; 2) Kebutuhan

dan tujuan ; dan 3) Keterampilan, pengetahuan yang akan dipelajari.

Pembelajaran dikatakatan efektif apabila siswa sudah siap dalam

mengikuti pembelajaran.

3) Insentif

29
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), 12
30
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran…., 13
31
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran…., 14
29

Insentif diartikan sebagai motivasi guru kepada siswa. Motivasi yang

dimasud disini adalah seajuh mana seorang guru dapat

membangkitkan semangat siswa dalam menerima dan mengikuti

pembelajaran. Berdasarkan pendapat dari Slameto seorang guru dapat

memberikan motivasi kepada siswa dengan cara mendorong minat

siswa untuk belajar.32

Selain itu selama proses pembelajaran guru menjelaskan dengan

konkrit apa yang akan didapat siswa selama proses pembelajaran,

memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi, dan memberikan

aktivitas belajar yang baik kepada siswa. Insentif dapat dikatakan

efektif apabila seorang guru telah memberikan motivasi secara

maksimal kepada siswa.

4) Waktu

Pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa dapat menyelesaikan

pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditetapkan.

Selama proses pembelajaran siswa diberikan waktu yang cukup untuk

mempelajari bahan ajar atau materi yang sudah disajikan oleh guru.

3. Pembelajaran Daring

a. Desain Pembelajaran Daring

Pembelajaran secara umum diartikan sebagai proses transfer

ilmu yang dilakukan oleh guru kepada siswa. Azhar berpendapat

bahwa pembelajaran merupakan interkasi antara pendidik dengan

32
Fransiska Saadi, Peningkatan Efektifitas Belajar...8
30

peserta didik dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan. Sedangkan menurut undang-undang nomor 20 tahun

2003 menjelaskan bahwa setiap manusia membutuhkan pendidikan

dalam kehidupannya, sehingga pembelajaran sebagai hubungan

antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.33

Di masa pandemi covid-19 saat ini menuntut adanya

pembelajaran jauh (learning distance). Pembelajaran jarak jauh ini

juga dikenal dengan istilah pembelajaran daring (dalam jaringan).34

Dengan adanya pandemi saat ini pembelajaran daring ini diterapkan

dari berbagai tingkatan pendidikan yang ada tanpa terkecuali. Secara

umum pembelajaran daring diartikan sebagai proses pembelajaran

yang berlangsung tanpa adanya tatap muka antara pendidik dengan

peserta didik dan dilakukan dalam jaringan. Pembelajaran daring

memanfaatkan adanya jaringan internet dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran daring diartikan sebagai salah satu bentuk

pendidikan formal yang memerlukan adanya telekomunikasi interaktif

yang diselenggarakan sekolah oleh peserta didik dengan guru dengan

memanfaatkan segala sumber belajar yang ada di dalamnya.35

Pembelajaran daring dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

33
Indonesia, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 20 Tahun 2003.
34
Sri Gusty, Belajar Mandiri...15
35
Albert Efendi, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendektan Ilmiah, (Jawa Tengah : CV
Sarnu Untung, 2020), 2
31

dengan memanfaatkan internet. Indonesia, Undang-Undang tentang

Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 20 Tahun 2003.

Pembelajaran daring didesain dengan memanfaatkan

teknologi komunikasi dan koneksi internet yang dua-duanya harus

dimiliki oleh guru dan siswa. Selain itu perangkat komunikasi yang

digunakan harus memenuhi syarat terutama dalam operating system

yang dapat digunakan untuk mengakses informasi baik berupa audio

maupun vidio.36 Hal tersebut tergantung platform yang digunakan saat

pelaksanaan pembelajaran daring.

b. Jenis Pembelajaran Daring

Pelaksanaan pembelajaran daring telah diatur dalam Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 31. Dalam pasal tersebut telah

dijelaskan bahwa pendidikan jarak jauh dapat dilakukan pada semua

jenjang pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi untuk

memberikan layanan kepada masyarakat yang tidak dapat mengikuti

pembelajaran secara langsung. Pembelajaran jarak jauh dilakukan

dengan menggunakan berbagai macam media komunikasi yang ada.

Berikut ini jenis pembelajaran daring yang dapat digunakan di masa

pandemi saat ini :

1) E-Learning

E-Learning merupakan salah satu platform LMS

(Learning Management System) yang menggunakan akses

36
Ridwan Sanjaya, 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat, ( Semarang : Universitas
Katolik Soegajipranata, 2020), 175
32

internet dalam penggunaannya. E-Learning terus mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu. E-Learning dapat digunakan

untuk pebelajaran yang efektif dan fleksibel. ELaerning sangat

cocok digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.37

2) Instant Messaging

Instant Messaging adalah salah satu bentuk komunikasi

berupa teks yang dapat digunakan sebagai media untuk

percakapan. Instant Messaging menggunakan akses internet dalam

penggunaanya. Contoh Instant Massaging yang banyak digunakan

adalah e-source, Yahoo Messenger, skype , dan lain-lain.38

3) Media Pembelajaran Daring

Media merupakan komponen yang sangat penting untuk

menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Kata media

berasal dari bahasa latin, yaitu dari bentuk jamak “medium” yang

artinya perantara atau pengantar. Terdapat dua unsur penting yang

harus ada pada media yaitu unsur perangkat keras (hardware) dan

pesan yang dibawa (message/software). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa media membutuhkan peralatan untuk

menyampaikan pesan, tapi yang paling utama adalah bagaimana

pesan tersebut dapat diterima melalui media yang dipilih.39

37
Meiyanto Eko, “ Jenis-Jenis Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi”, Jurnal Telematika.
Vol. 9. No. 1, (2012), 33
38
Meiyanto Eko, “ Jenis-Jenis Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi”, Jurnal Telematika.
Vol. 9. No. 1, (2012), 33
39
Meiyanto Eko, “ Jenis-Jenis Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi”…, hlm 4
33

Dalam sitausi pandemi saat ini pembelajaran yang

semula dilakukan dengan tatap muka secara langsung sekarang

harus dilakukan dengan jarak jauh. Guru dengan siswa

memanfaatkan perkembangan teknologi infrmaasi yang ada.

Dalam pembelajaran daring diperlukan adanya koneksi internet

yang cukup dan media yang dapat mendukung terlaksananya

pembelajaran daring.

Dalam hal ini guru dan siswa dapat memanfaatkan

smartphone, laptop, komputer sebagai media utama dalam

pembelajaran daring. Media tersebut dapat didukung dengan

adanya web learning seperti penggunaan E-Learning, Google

Classroom, Google Meet, Zoom Meeting, Quiziz, Zoom Meeting,

maupun Whatsapp.

4. Google Meet

a. Platform Google Meet

Google merupakan perusahaan di bidang layanan jasa

internet. Google adalah salah satu perusahan multinasional yang

berada di Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 4

September 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin. Banyak sekali

produk yang dirilis oleh Google dalam berbagai bidang seperti

Periklanan, Aplikasi Pencarian, Komunikasi, Telepon Genggam, dan

Hiburan.40

40
Anonim, Google (Agustus 21, 2021). https://id.wikipedia.org/wiki/Google
34

Salah satu produk yang dihasilkan oleh Google adalah

Google Meet. Google Meet merupakan salah satu platform

komunikasi yang saat ini banyak digunakan. Google Meet merupakan

pengganti dari aplikasi Google Hangouts dan Google Chat .41 Google

Meet baru dirilis pada bulan Februari 2017. Google Meet merupakan

jenis media pembelajaran audio-visual karena dapat mengeluarkan

suara dan gambar. Selain itu Google Meet juga termasuk ke dalam

jenis media pembelajaran hasil teknlogi komputer.

Penggunaan Google Meet diharapkan dapat memermudah

guru dan siswa dalam berinterkasi. Google Meet dapat digunakan

sebagai media untuk mengelola pembelajaran dan menyampaikan

informasi secara cepat dan akurat kepada siswa melalui layanan Video

Conference.42 Berikut ini beberapa fitur yang ada pada Google

Meet43:

1) Menyediakan panggilan audio-vidio multi arah dengan resolusi

720p

2) Tersedia enskripsi dari semua panggilan

3) Memiliki filter pembatal kebisingan

4) Memiliki mode cahaya yang rendah

5) Dapat digunakan melalui web browser, android maupun IOS

6) Dapat terhubung secara langsung dari Google Kalender dan

Google Kontak
41
Anonim, Google Meet (Agustus 20, 2021). https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Meet.
42
Yuda Darmawan, Penggunaan Aplikasi Google Meet...9
43
Wikipedia
35

7) Menyediakan layanan share screen yang dapat digunakan untuk

mempresentasikan dokumen, spreadsheet, gambar, dan lain-lain.

b. Langkah-Langkah Penggunaan Google Meet

Google Meet merupakan salah satu aplikasi online yang

sangat mudah digunakan oleh penggunanya. Berikut ini ada langkah-

langkah dalam menggunakan Google Meet44 :

1. Menjadwalkan dari Aplikasi Google Kalender :

a. Klik Google Kalender, ketuk + buat acara

b. Klik Tambahkan tamu dengan memasukkan nama atau email

pengguna yang akan diundang

c. Pilih Simpan

d. Lalu klik Kirim untuk mengirim pemberitahuan kepada tamu

2. Memulai Rapat dengan Akun Pribadi pada Aplikasi Google Meet:

a) Buka terlebih dahulu aplikasi Google Meet

b) Jika sudah mempunyai kode rapat, maka kode langsung

dimasukkan pada kolom “Masukkkan Kode Rapat”, kemudian

klik Gabung

c) Jika ingin memulai rapat baru, pilih Rapat Baru

c. Kelebihan Google Meet sebagai Media Pembelajaran

Pemilihan Google Meet sebagai media pembelajaran

daring memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan media

lainnya, yaitu45:

44
Hendrik Pandu, Sekolah Dalam Jaringan, ( Surabaya : Scopindo Media Pustaka, 2020), 57
36

1) Dapat digunakan oleh 250 pengguna aktif dengan 100.000

domain di dalamnya

2) Mobile Friendly sehingga sangat mudah digunakan untuk

pengguna yang pertama kali menggunakan Google Meet

3) Memudahkan siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru

dengan orang tua dalam berkomunikasi pada saat pandemic

covid-19

4) Memudahkan guru dalam menyamapaikan materi secara langsung

kepada siswa karena dalam Google Meet dilengkapi dengan fitur

Share Screen yang dapat digunakan untuk membagikan materi

dalam bentuk dokumen

5) Menyedikan fitur white board yang dapat digunakan untuk

memperjelas dan memudahkan pada saat guru menjelaskan materi

ajar

6) Salah satu bentuk media interaktif

7) Dapat digunakan secara efisien dan fleksibel

8) Siswa dapat secara langsung menyamapaikan pikiran, gagasan,

dan pertanyaan terkait materi yang disampaikan

9) Dapat diakses secara gratis

10) Pembelajaran daring tidak monoton.

d. Kekurangan Google Meet sebagai Media Pembelajaran

45
Hendrik Pandu, Sekolah Dalam Jaringan…, 13
37

Selain memberikan banyak manfaat penggunaan Google

Meet sebagai media pembelajaran daring juga memiliki kekurangan

yaitu46 :

1) Keterbatasan signal dan kuota internet yang membuat vidio dan

suara tidak jelas terutama pada saat guru menjelaskan

2) Kualitas gambar maupun dokumen yang ditampilkan di layar

kurang jernih jika diperbesar

3) Tidak semua fitur dapat digunakan secara gratis seperti paket 100

pengguna.

5. Metode Tilawati

a. Pengertian Metode Tilawati

Pengertian Metode Tilawati di antaranya ada beberapapengertian,

sebagai berikut. Dalam bahasa Arab metode disebut “thariqat”.Dalam

kamus besar bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur dan

berpikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami bahwa

metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan

pelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Pupuh

Fathurrahman metode adalah cara. Dalam pengertian umum, metode dapat

diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang ditempuh guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran.47

Metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an yaitu

suatu metode atau cara belajar membaca Al-Qur`an dengan cirikhas

46
Hendrik Pandu, Sekolah Dalam Jaringan…, 14
47
Suyadi.Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.15.
38

menggunakan beberapa lagu, namun pada umunya lagu yang di gunakan

adalah lagurost dan menggunakan pendekatan yang seimbang antara

pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual

dengan tehnik baca simak.

Dengan latihan membaca secara terus menerus diharapkan

membantu dan mempercepat proses kelancaran Tilawahnya, dengan

kriteria, membaca dengan cepat dan bertajwid.48 Anak yang notabene

masih suka bermain akan sangat sulit jika di beri pembelajaran yang

terlalu monoton, anak akan cepat merasa jenuh, namun dengan metode

tilawati dengan pendekatan pembiasaan anak akan merasa pembelajaran

yang dilaluinya seperti bermain karna dalam pendekatan pembiasaan anak

mengikuti apa yang diucapkan oleh gurunya secara berulang -ulang.

Lagu rost yang di gunakan dalam metode tilawati ini lagu dengan

yaitu gerak ringan dan cepat.49 Pendekatan klasikal dan individual untuk

mendukung dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, maka

penataan kelas diatur dengan posisi duduk peserta didik melingkar

membentuk huruf U sedangkan guru didepan tengah sehingga interaksi

guru dan peserta didik mudah.50 Format U dalam proses pembelajaran

metode Tilawati sangatlah bagus karena peserta didik dapat terkontrol

semua oleh pendidik baik klasikal maupun individual.

48
Abdurrahim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, (Surabaya:
Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010), hlm.14
49
M.MisbahulMunir, PedomanLagu-LaguTilawatilQur`an DilengkapiTajwid dan Qasidah,
(Surabaya: Apollo, 1997), cet.3. h. 28.
50
Abdurrahim Hasan et.al, Strateti Pembelajaran Al-Qur‟‟an Metdoe Tilawati, (Surabaya:
Pesantren Al-Qur‟an Nurul Falah, 2010), h. 14.
39

Tilawati yaitu pembelajaran yang menggabungkan klassikal dan

baca simak secara seimbang dengan pengertian klassikal simak diatur

waktu dan cara penerapannya disesuaikan kondisi kelas meliputi ruangan,

jumlah murid dan kamampuan murid dalam satu kelas.51 Dengan demikian

metode Tilawati adalah suatu metode dalam pembelajaran Al-Qur‟an yang

menggabungkan pendekatan klasikal dan baca simak yang menggunakan

lagu- lagu rost serta menggunakan buku dan alat peraga sebagai media dan

sarana belajar.

b. Target Pembelajaran Metode Tilawati

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam kegiatan

pembelajaran, maka target pengajaran ditetapkan sebagai berikut:

1) Tartil membaca Al-Qur`an

Setelah khatam Al-Qur`an 30 juz santri mampu

membaca Al-Qur`an dengan tartil meliputi:

a) Fashohah

(1) Al Waqfu wal Ibtida`

Menentukan cara berhenti dan memulai dalam membaca

Al-Qur`an.

(2) Muroayul huruf wal harakat

Kesempurnaan mengucapkan huruf dan harakat.

(3) Mura`atul kalimat walayat

51
Ponpes Wali barokah, Makalah Diklat Guru Alquran Metode Tilawati, (Kediri : Ponpes wali
barokah), hlm. 9
40

Kesempurnaan memembaca kalimat dan ayat.

b) Tajwid

Menguasai tajwid secara teori dan praktek meliputi:

(1) Makharijul Huruf

Tempat dimana huruf Al-Qur`an itu keluar, sehingga

bisadibedakan dengan huruf lainnya.

(2) Sifatul huruf

Proses penyuaraan sehingga menjadi huruf Al-Qur`an

yang sempurna, meliputi nafas, suara, perubahan lidah,

tenggorokan dan hidung.

(3) Ahkamul huruf

Hukum-hukum bacaan huruf dalam Al-Qur`an.

(4) Ahkamul mad walqasr

Hukum bacaan panjang dan pendek dalam Al-Qur`an.

c) Ghorib dan Musykilat

Menguasai secara teori dan praktek

(1) Ghorib adalah bacaan-bacaan dalam Al-Qur`an yang cara

membacanya tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwids

ecara umum.

(2) Musykilat adalah bacaan dalam Al-Qur`an yang

mengandung kesulitan dalam membacanya sehingga

harus berhati-hati.

d) Suara dan lagu Menguasai secara praktek


41

(1) Suara

Suaranya jelas dan lantang dalam membaca Al-Qur`an

(2) Lagu

Dapat menguasai lagu yang di gunakan dalam metode

tilawati yaitu lagu rost.

2) KhatamAl-Qur`an30juz

Santri dinyatakan selesai jika telah khata Al-Qur‟an 30 Juz

dengan cara tadarus

3) Memiliki Pengetahuan Agama

Ketuntasan belajar santri dilengkapi dengan pengetahuan

agama diantaranya:

a) Hafal surat-surat Pendek

b) Hafal ayat-ayat pilihan

c) Hafal bacaan sholat

d) Hafal Doa-doa harian.

e) Memahami pelajaran Fiqih, Tauhid, Sejarah, Akhlaq dll.

c. Proses Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati

1) Prinsip Pembelajaran

Beberapa prinsip pembelajaran Al-Qur‟an dalam menggunakan

metode Tilawati adalah:

a) Diajarkan secara praktis.

b) Menggunakan lagu rost.


42

c) Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga.

d) Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak

menggunakan buku.52

Pada proses pembelajaran metode Tilawati menggunakan

lagu karena sebagian besar anak kecil cenderung untuk menyukai

lagu-lagu (nyanyian) dan suara yang merdu, terutama jika

menggunakan kata-kata yang mudah dihafal. Lagu-lagu

(nyanyian) tersebut dapat diperoleh secara lisan dan melalui kaset.

Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang

dilaksanakan oleh guru dan santri, dalam hal ini peserta didik dan

pendidik dalam kegiatan pengajaran dapat menggunakan sarana

dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum.

d. Media dan Sarana Belajar

Pengertian media ada banyak sekali, penulis akan sedikit

mejelaskan pengertian media dari beberapa sumber diantaranya

sebagai berikut :

Secara harfiah kata media memiliki arti “Perantara” atau

”pengantar”. Sedangkan menurut AECT (Association for Education

and Communication Tehnology) mendefinisikan media yaitu segala

52
Abdurrohim Hasan, et.al,Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati., h.13.
43

bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.53

Rossi dan Breidle (1996), mengemukakan bahwa media pembelajaran

adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan

pendidikan seperti, radio, televise, buku, koran majalah dan

sebagainya.54

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah perantara yang dapat mempermudah

proses pembelajaran dengan menggunakan alat- alat atau orang yang

dijadikan sumber untuk menambah pengetahuan.

Kelengkapan media dan sarana dalam proses pembelajaran

juga akan berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran.

Adapun media dan sarana yang dibutuhkan dalam mengajarkan

membaca Al-Qur‟an menggunakan metode Tilawati diantaranya

adalah:

1) Buku pegangan santri

a) Buku Tilawati

b) Buku kitabaty

c) Buku materi hafalan

d) Buku pendidikan akhlaqul karimah dan aqidah islam

2) Perlengkapan mengajar

a) Peraga Tilawati

53
Sadiman Arief S, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6.
54
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan., h. 204.
44

b) Sandaran peraga

c) Alat penunjuk untuk peraga dan buku

d) Meja belajar

e) Buku prestasi santri

f) Lembar program dan realisasi pengajaran

g) Buku panduan kurikulum dan Buku absensi santri.55

3) Penataan Kelas Santri

Untuk mendukug dalam menciptakn suasana belajar yang

kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk santri

melingkar membentuk huruf “U” sedangkan guru di depan tengah

sehingga interaksi guru dengan santri lebih mudah.

4) Proses Pembelajaran

Metode Tilawati menggunakan dua pendekatan dalam

proses pembelajaran yakni klasikal dan tehnik baca simak.

Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran

metode Tilawati mulai dari jilid 1 sampai jilid 5 adalah 15 bulan

dengan ketentuan:

Tabel. 2.1
Alokasi Waktu Pembelajaran Tilawati

Waktu Materi Tehnik Ket

5 Menit Do‟a Pembuka Klasikal Lagu Rost


15 Menit Peraga Tilawati Klasikal Lagu Rost

55
Abdurrohim, et.al, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati., h.6.
45

20 Menit Buku Tilawati Baca Simak Lagu Rost


15 Menit Materi Penunjang Klasikal Lagu Rost
5 Menit Do‟a Penutup Klasikal Lagu Rost

5) Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan

ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan

instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.56 Dalam

pembelajaran Tilawati menggunakan dua pendekatan

pembelajaran yaitu:

a) Pendekatan klasikal adalah proses belajar mengajar yang

dilakukan dengan cara bersama-sama atau berkelompok

dengan menggunakan peraga.57 Dalam teknik klasikal

terdapat tiga cara dalam penyampaiannya, yang pertama guru

membaca dan murid mendengarkan, cara kedua guru

membaca dan murid menirukan, cara ketiga guru dan murid

membaca bersama-sama. Seperti dijelaskan dalam tabel di

bawah ini:

Tabel. 2.2
Tehnik Klassikal

TEKNIK GURU SANTRI


Teknik 1 Membaca Mendengarkan
Teknik 2 Membaca Menirukan
Teknik 3 Membaca bersama-sama

56
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 68.
57
Abdurrohim Hasan, et.al, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati., h. 9.
46

Tiga teknik di atas tidak digunakan semua pada saat praktik

klasikal, namun, disesuaikan dengan jadwal atau perkembangan

kemampuan santri.

b) Pendekatan individual dengan teknik baca simak adalah

proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara

membaca bergiliran yang satu membaca dan yang satu

menyimak.58 Alokasi waktu pembelajaran dalam penerapan

baca simak menggunakan buku tilawati adalah 30 menit

dalam setiap pertemuan.

6) Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk

mengukur sejauhmana tujuan telah tercapai. Karena itu di dalam

menyusun evaluasi hendaknya memperhatikan secara seksama

rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus

dapat mengukur sejauhmana proses pembelajaran telah

dilaksanakan.59

Evaluasi dilakukan oleh lembaga secara

berkesinambungan dengan menggunakan cara-cara yang efektif

dan efesien. Evaluasi dalam metode tilawati dibagi menjadi 3

yaitu :

a) Pre test

58
Abdurrohim Hasan, et.al, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati., h.11.
59
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 209.
47

Adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjajaki

kemampuan santri sebelum mereka mengikuti proses

pembelajaran sebagai bahan untuk pengelompokkan kelas.

b) Evaluasi harian

Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan setiap hari oleh guru

untuk menentukan kenaikan halaman buku tilawati secara

bersama dalam satu kelas.

Pelaksanaannya sebagai berikut :

a) Halaman diulang apabila santri yang lancar kurang dari 70

persen.

b) Halaman dilanjutkan apabila santri yang lancar minimal 70

persen.

7) Evaluasi kenaikan jilid

Evaluasi yang dilakukan oleh lembaga untuk menentukan

kenaikan jilid buku Tilawati.60

Ketiga jenis evaluasi di atas merupakan jenis evaluasi

yang biasa digunakan dalam pembelajaran metode Tilawati.Tetapi

dalam pelaksanaannya tergantung dari kebijakan setiap masing-

masing TPA.

e. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tilawati

60
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.19.
48

1) Kelemahan Metode Tilawati

Kelemahan dalam metode Tilawati yaitu mengenai

pembelajaran mengenai huruf hijaiyah yang tanpa harokat masih

kurang banyak pembiasaannya.61 Berbeda dengan metode Iqro, dalam

pembelajaran metode Tilawati santri langsung diajarkan membaca

tanpa memberi pengertian alif fatkah a, ba‟ kasroh bi, dan

sebagainya.Hal tersebut yang membuat santri terkadang tidak tahu

saat ditanya huru hijaiyah.

Pembelajaran Al-Qur‟an menggunakan metode Tilawati

langsung dibaca tanpa memberi tahu huruf hijaiyah nya oleh karena

itu santri terkadang kesulitan saat ditanya tentang huruf hijaiyah,

santri hafal dalam pengucapannya namun tidak tahu bahkan

terkadang terbalik saat ditanya hurufnya.

2) Kelebihan Metode Tilawati

a) Penataan kelas diatur dengan posisi duduk santri melingkar

membentuk huruf “U” sedangkan guru di depan tengah

sehingga interaksi guru dengan santri lebih mudah.

b) Santri naik jilid bersama-sama dalam satu periode

pembelajaran dengan kualitas standar.

c) Target kurikulum baik kualitas maupun waktu dapat tercapai

61
Muhammad Syaikhon, “Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
pada Anak Usia Dini di KB Taam Adinda Menganti Gresik” dalam Education and Human
Development Journal, (Surabaya: PGPAUD FKIP UNU Surabaya), Vol.2 No.1/April 2017, h.113.
49

d) Ketika menggunakan pendekatan klasikal membantu dalam

pembiasaan bacaan, membantu melancarkan buku,

memudahkan penguasaan lagu rost, melancarkan halaman-

halaman awal ketika santri sudah halaman akhir.

e) Dengan menggunakan teknik baca simak menjadikan santi

tertib dan tidak ramai, pembagian waktu setiap santri adil,

mendengarkan sama dengan membaca dalam hati,

mendapatkan rahmat.

f) Evaluasinya bagi santri dapat menumbuhkan sikap percaya diri

dan memberi motivasi peningkatan prestasi; bagi guru untuk

mengukur keberhasilanproses belajar mengajar, memperbaiki

kekurangan- kekurangan, memperoleh bahan masukan untuk

pengisian nilai raport dan mengetahui kemampuan santri.62

Metode Tilawati tentunya mempunyai kelebihan maupun

kekurangan, tidak ada metode pembelajaran yang sempurna, tentunya

setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.Dengan adanya

suatu metode dalam proses pembelajaran dapat mempermudah guru untuk

menyampaikan materi kepada peserta didik. Tercapai atau tidaknya suatu

tujuan pembelajaran tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi

suatu pembelajaran dan ketepatan guru dalam memilih metode. Dengan

62
Muhammad Syaikhon, “Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
pada Anak Usia Dini di KB Taam Adinda Menganti Gresik” dalam Education and Human
Development Journal, (Surabaya: PGPAUD FKIP UNU Surabaya), Vol.2 No.1/April 2017, h.113.
50

adanya metode mempermudah antara guru dengan santri dalam proses

pembelajaran.

f. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1) Pengertian kemampuan membaca Al-qur‟an

Kemampuan membaca al-Qur‟an berarti keterampilan

mengucapkan sesuatu yang tertulis di dalam Al-Qur‟an sebagai hasil dari

latihan dan pengulangan belajar. Zawawie menerangkan bahwa membaca

adalah mengucapkan sesuatu yang sekiranya telinga orang

yangmengucapkan bisamendengar perkataan yang sedang ia ucapkan.

Membaca al-Qur‟an adalah sebuahkegiatan membaca ayat-ayat

suci Al-Qur‟an yang tetulis dalam bahasa Arab, yangapabila dilakukan

akanmendapatkan pahala. Membaca al-Qur‟an adalah salah satuibadah

Umat Islam yang apabila dilakukan sudah pasti

mendapatpahala.Rasulullah menganjurkan umatnya untuk selalu

membaca al-Qur‟an.Membaca Al-Qur‟an yang baik dan benar harus

mematuhi aturan tertentu.Aturan membaca Al-Qur‟an tersebut dinamakan

dengan ilmu tajwid.63

Zawawie menuliskan bahwa keinginan membaca al-Qur‟an dapat

terlaksana secara kontinu apabila ada motivasi sebagai motor penggerak.

Dalam hal ini, motivasi umat Islam dalam membaca al-Qur‟an adalah

anjuran Rasulullah saw untuk setiap orang Islam agar senantiasa

membaca al-Qur‟an. Beliau juga memotivasi orang Islam yang telah

63
Mukhlishoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-Qur’an
(Solo: Tinta Medina, 2011), h. 26.
51

mahir membaca al-Qur‟an denganmenjanjikan adanya pahala yang besar.

Bagi para pemula masih terbata-batadalam membaca al-Qur‟an,

Rasulullah saw memberikan motivasi agar terus belajar dengan baik

dengan menjanjikan dua pahal sekaligus, yaitu pahala membaca al-Quran

dan pahala atas jerih payahnya.64

g. Kriteria Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Kemampuan membaca Al-Qur‟an berarti keterampilan

mengucapkan sesuatu yang tertulis di dalam Al-Qur‟an sebagai hasil dari

latihan dan pengulangan belajar. Dalam proses pembelajaran, kemampuan

santri dalam menguasai meterimerupakan salah satu tujuan yang hendak

dicapai. Kemampuan adalah suatu kesanggupan yang dimiliki dan

dikuasai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini

kemampuan dalam menguasai bacaan Al-Qur‟an.Proses visual membaca

merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kemudian

diucapkan dengan lisan. Santri di anggap Mampu membaca Al-Qur‟an

dengan baik bilamana santri telah memenuhi beberapa kriteria berikut:

1) Menguasai Ilmu Tajwid

Tajwid menurut istilah adalah ilmu yang memberikan segala

pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf maupun hukum-hukum

baru yang timbul setelah hak-hak huruf dipenuhi, yang terdiri atas

sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd dan lain sebagainya.65

Sedangkan menurut para ulama yang dimaksud dengan ilmu tajwid

64
Mukhlishoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-Qur’an, h. 25.
65
Farida Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar, cet ke II, h. 2.
52

adalah pengetahuan mengenai kaidah-kaidah membaca Al-Qur‟an

dengan baik dan benar.66 Ilmu tajwid berarti ilmu yang berguna untuk

mengetahui bagaimana cara melafalkan bacaan Al- Qur‟an yang

benar dan dibenarkan.Sebagian besar masalah dalam ilmu tajwid

adalah mengenai hukum bacaan itu, yang dalam ilmu tajwid antara

lain disebut:

1) Idgam, yakni peleburan atau pencampuran bunyi dua huruf yang

diucapkan menjadi satu. Jadi, huruf (bunyi) yang satu dimasukkan

atau dilebukan ke dalam bunyi yang lain.

2) Ikhfa, yakni pengucapan sebuah huruf (yang disebut dengan

ikhfa) dengan agak samar-samar apabila huruf itu bertemu dengan

nun mati atau tanwin.

3) Izhhar, yakni pengucapan bunyi sebuah huruf (yang disebut huruf

izzhar) secara jelas dan tenang apabila huruf itu bertemu dengan

nun mati atau tanwin

4) Iqlab, yakni berubahnya bunyi nun mati atau tanwin apabila

bertemu dengan huruf ba.

5) Tafkhim, yakni mengucapkan bunyi dengan tebalatau berat.

6) Tarqiq, yakni mengucapkan bunyi dengan tipis atau ringan.

7) Ghunnah, yakni mengucapkan bunyi dengan berdengung atau

sengau, dalam hal ini berbunyi keluar melalui hidung.

66
Farida Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar...., hlm. 3.
53

8) Qalqalah, yakni mengucapkan bunyi yang sudah mati sebagai

hidup kembali.67

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf-huruf, makharijul

huruf, sifat-sifat serta hukum bacaannya dalam melafalkan bacaan Al-

Qur‟an.

2) Tartil dalam membaca

Tartil berarti bagus, rapi, dan terartur susunannya. Menurut

Sayyidina Ali r.a. tartil adalah membaguskan huruf dan mengetahui

tempat berhenti saat membaca Al-Qur‟an.68 Dalam membaca Al-

Qur‟an, tartil merupakan suatu keharusan yang harus di miliki bagi

setiap orang yang hendak membaca Al-Qur‟an.

Tartil merupakan bagian penting yang harus di terapkan

ketika seseorang akan membaca Al-Qur‟an.Pada ayat di atas Allah

mewajibkan kepada hambanya untuk mentartilkan bacaan dalam

membaca Al-Qur‟an. Ruang lingkup pengajaran Al-Qur‟an yang

lebih benyak berisi pengajaran keterampilan khusus yang

memerlukan banyak latihan dan pembiasaan. Karena isi pengajaran

Al-Qur‟an meliputi sebagai berikut:

1) Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf-huruf Arab dari Alif

sampai dengan Ya.

67
Farida Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar....,hlm. 34
68
Mukhlishoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al- Qur’an,h.43
54

2) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat

huruf itu, dibicarakan dalam ilmu Makhraj.

3) Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda

panjang (mad), tanwin dan sebagainya.

4) Bentuk dan fungsi tanda baca berhenti baca (waqaf), seperti

waqaf mutlak, waqaf jawaz dan sebagainya.

5) Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan

bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qira‟at.

6) Adapun tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-

Qur‟an sesuai dengan fungsi bacaan sebagai ibadah.69

Berdasarkan penjelasan diatas, dalam membaca Al-Qur‟an

santri harus mengetahui setiap tanda yang ada di dalam Al-Qur‟an

agar santri dapat membedakan dari masing-masing kaidah atau

hukum bacaan dalam membaca Al-Qur‟an. Jika Santri sudah bisa

menguasai dan memahami hal di atas maka akan lebih mudah

membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid, dapat

membunyikan huruf-huruf hijaiyyah berdasarkan makharnya dan

mengetahui setiap tanda baca huruf hijaiyyah. Sehingga dapat penulis

menyimpulkan bahwa apabila santri telah mampu membaca Al-

Qur‟an sesuai tajwid dan membunyikan huruf-huruf hijaiyah dengan

benar, maka akan mudah untuk belajar membaca Al-Qur‟an.

69
Zakiah Daradjat, et.al, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
cet 1, h. 91.
55

Sebagai umat islam, mampu membaca Al-Qur‟an dengan

baik dan benar merupakan suatu keharusan. Nabi muhammad saw

telah menganjurkan kepada para sahabatnya untuk membaca Al-

Qur‟an yang cakupanya meliputi kondisi membaca, model membaca,

dan melihat intelektualitas orang islam. Pada suatu kesempatan

Rasulullah saw menganjurkan agar Al-Qur‟an di baca dengan keras,

pada kesempatan lain juga Rasulullah menganjurkan agar Al-Qur‟an

di baca dengan pelan.Juga Rasulullah pernah memerintahkan agar Al-

Qur‟an di baca secara berjama,ah. Melihat apa yang Rasulullah

perintahkan kepada sahabat- sahabatnya maka sangatlah penting bagi

kita sebagai umat islam untuk mempelajari secara benar bagai mana

membaca Al-Qur‟an yang baik dan benar.

h. Pengaruh Penggunaan Metode Tilawati Terhadap Peningkatan

Kemampuan Membaca Al-Quran

Pengelolaan belajar adalah pengaturan anak secara keseluruhan

serta media dan sarana belajar yang diperlukan dalam proses

pembelajaran.Dengan model-model pengajaran yang mudah dan di sukai

anak-anak, maka metode tilawati dapat meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur‟an terhadap santri. Berikut 2 hal yang dapat

menyebabkan metode tilawati dapat meningkatkan kemampuan membaca

Al-Qur‟an yaitu:

1) Terbiasa membaca Al-Qur‟an dengan tilawati, yakni santri mampu

mengkhatamkan jilid 2 dan 3 buku tilawati secara tartil, dengan


56

terbiasa membaca Al-Qur‟an ini di harapkan mampu membaca Al-

Qur‟an dengan istiqomah. Sehingga di harapkan santrin memiliki jiwa

qur‟ani.

2) Peka terhadap bacaan Qur‟an yang salah, yakni santri harus peka

terhadap bacaan Al-Qur‟an. Peka dalam artian mengetahui dan

memiliki keterampilan untuk membenarkan bacaan tersebut. Hal ini

dapat di capai dengan cara menguasai beberapa materi pokok, sepeti

fashohah (praktek) dan tajwid. Dengan menguasai fashohah maka

santri mampu menjaga bacaan Al-Qur,an dengan indah dan baik. Di

dakam kaidah fashohah ini ada tiga pointwaqfu walibtiba (berhenti

dan memulainya bacaan), mura’atul huruf wal harakat (menjaga

huruf dan harakat), dan muro’atul huruf wal harakat (menjaga huruf

dan kalimat). Selain fashohah ada materi tajwid, materi ini harus di

kuasai baik secara teori maupun praktek. Di dalam kaidah tajwid

terdapat beberapa ponit, seperti Makharijul huruf (tempat keluarnya

huruf), Ahkamul huruf (hukum bacaan huruf), Sifatul huruf(sifat-sifat

huruf) ahkamul mad wal waqof(hukum bacaan mad dan waqof) dan

lain sebagainya.

Proses pengelolaan pembelajaran membaca al-Qur‟an menggunakan

metode tilawati tingkat jilid adalah meliputi hal-hal berikut ini:

a. Prinsip Pembelajaran

Beberapa prinsip pembelajaran Al-Qur‟an dalam menggunakan

metode tilawati adalah:


57

1) Diajarkan secara praktis

2) Menggunakan lagu rost

3) Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga

4) Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak

menggunakan buku.70

b. Penataan Kelas

Untuk mendukung dalam menciptakan suasana belajar yang

kondusif, maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk santri

melingkar membentuk huruf “U” sedangkan guru di depan tengah

sehingga interaksi guru dengan santri lebih mudah.71

Perhatikan gambar di bawah.

Gambar

Penataan kelas santri

70
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode
Tilawati..., hlm. 13
71
Abdurrohim Hasan dan Muhammad Arif dkk,Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode
Tilawat,hlm. 14
58

c. Proses Pembelajaran

Perbuatan belajar mengandung perubahan dalam diri

seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar.Perubahan dalam

belajar bisa berbentuk percakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

pengetahuan atau apresiasi (penerimaan atau penghargaan).Perubahan

tersebut bisa meliputi keadaan dirinya, pengetahuannya, atau

perbuataanya.72

Proses pembelajaran adalah merupakan rangkaian kegiatan

yang dilaksanakan oleh guru dan santri dalam kegiatan pengajaran

dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga

tercapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Seiring

dengan perkembangan zaman pembelajaran al-Qur'an dapat dilakukan

dengan berbagi macam metode, salah satu metode yang digunakan

adalah metode tilawati.Prinsip pengajaran al-Qur'an metode tilawati

yaitu diajarkan secara praktis menggunakan lagu rost, diajarkan

secara klasikal menggunakan peraga, diajarkan secara individual

dengan tehnik baca simak menggunakan buku dan penataan kelas

diatur dengan posisi duduk membentuk huruf "U".

Metode Tilawati merupakan cara untuk mengatur membaca

al- Qur‟an supaya baik dan indah, metode ini disusun pada tahun

2002. Tujuannya, meningkatkan kualitas mutu pendidikan dalam

membaca al- Qur‟an, dan menciptakan metode pembelajaran yang

72
M.Saparta, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Amissco, 2005), hlm. 27
59

efektif serta kondusif. Metode Tilawati ini telah banyak di

kembangkan pada Madrasah Diniyah.


BAB III

PAPARAN DATA

A. Gambaran Umum SD Islam Al Azhar 56 Malang

1. Sejarah SD Islam Al Azhar 56 Malang

Lokasi penelitian yakni berada di SD Islam Al Azhar 56 Malang.

Secara geografis terletak di Jl. Mayjen Sungkono, Wonokoyo, Kec.

Kedungkandang, Kota Malang. Sekolah ini dibawah naungan Yayasan Al-

Azhar Jatim yang didalamnya ditanamkan nilai-nilai pendidikan islam.

SD Islam Al Azhar 56 ini adalah salah satu dari kurang lebih 210

sekolah Al-Azhar di Indonesia yang berada dibawah naungan yayasan

pesantren Islam Al-Azhar yang pusatnya ada di komplek Masjid Agung

Al-Azhar Jakarta. Sekolah Al-Azhar berdiri dari kolong Masjid Al-Azhar,

molai dari TPQ, TPA terus berkembang menajdi Sekolah TK, SD, SMP,

SMA dan bahkan perguruan tinggi. SD Islam Al Azhar 56 ini merupakan

cabang yang berada di Malang. Untuk nomor 56 itu sendiri adalah nomor

urutan dari SD Islam Al Azhar Malang.73

2. Identitas SD Islam Al Azhar 56 Malang

Nama dan Alamat Sekolah : SD ISLAM AL AZHAR 56

a. Jalan : Jl. Mayjen Sungkono, Wonokoyo

73
Ramlih (Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara ,(Malang, 7 Juni 2021).

60
61

b. Kecamatan : Kedungkandang

c. Kota : Malang

d. Nama Yayasan : Yayasan Pesantren Islam AL-

AZHAR

e. SK Izin Operasional : 420.1/0011/5.73.406/2021

f. SK Pendirian Sekolah : 421./5433/420.304/2004

g. NSPN : 20540207

h. Bentuk Pendidikan : SD

i. Tahun Berdiri : 2017

j. Luas Tanah : 20.000 m2

k. Status Kepemilikan : Yayasan

l. Kepala SD Islam Al Azhar Ramlih, S.Ag

56 Malang

3. Visi, Misi dan Tujuan

SD Islam Al Azhar 56 Malang memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Mewujudkan cendekiawan muslim yang berakhlakul karimah dan

berwawasan global

b. Misi

1) Memaksimalkan potensi anak didik untuk menjadi manusia

pembelajar yang berakidah, bermuamalah & berakhlak mulia.


62

2) Menyediakan pendidikan holistic kelas dunia berlingkungan

mawaddah wa rahmah dan uswah hasanah yang sesuai etika

masyarakat dan perkembangan zaman.

3) Mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan joyyfull

learning

4) Memberikan kepuasan dan kesejahteraan kepada setiap sivitas

sekolah.

5) Menanamkan cinta lingkungan hidup

6) Membudayakan hidup sehat

7) Mewujudkan perangkat kurikulum seskolah sesuai dengan

tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8) Mewujudkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang

professional sesuai dengan sertifikat yang dimiliki.

9) Mewujudkan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel.

10) Mewujudkan sarana dan prasarana belajar dan pembelajaran yang

Islami dan memenuhi standar.

c. Tujuan

1) Membangun peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta sehat jasmani

dan rohani.

2) Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.


63

3) Peserta didik memiliki nilai-nilai budaya dan karakte bangsa dan

mengaktualisasikanya dalam kehidupan sehari-hari.

4) Menghasilkan lulusan yang berkompetensi siap di tingkat

pendidikan lanjutan.

5) Menjadikan peseta didik yang kreatif, terampil dan mandiri untuk

dapat mengembangkan diri.

4. Susunan Pengurus Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang

• Kepala Sekolah : Ramlih S.Ag

• Koordinator Tilawati : Ainur Rochim S.Pd.I

• Guru Tilawati : Ustadz Achmad Sholehuddin

• Guru Tilawati : Ustadzah Afrida Mar‟atus Sholihah

• Guru Tilawati : Ustadz Ahmad Taqiyuddin

• Guru Tilawati : Ustadz Faris Syadam

• Guru Tilawati : Ustadz M. Rofiq Romzi

• Guru Tilawati : Ustadz M. Thonthowi Jauhari

• Guru Tilawati : Ustadzah Nur Cholifah

• Guru Tilawati : Ustadzah Novi Kholidiya

• Guru Tilawati : Ustadz Nur Faizah Zuhria

• Guru Tilawati : Ustadz Vivi Nur Afidah


64

5. Keadaan Guru Tilawati dan Siswa

Kepala SD Islam Al Azhar 56 Malang yaitu B p k . R a m l i h

S A . g dan keseluruhan tenaga pengajar atau ustadz dan ustadzah yang

ada di SD Islam Al Azhar 56 Malang berjumlah 10 orang, semua ustadz

atau ustadzah diangkat oleh pengurus tilawati SD Islam Al Azhar 56

Malang yang dapat memenuhi kriteria mampu mengajar serta menguasai

ilmu tajwid dan ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur‟an untuk lebih

jelasnya lihat tabel berikut ini:

Tabel 3.1
Jumlah G u r u T i l a w a t i di SD Islam Al Azhar 56 Malang

No Nama Jabatan
1 Achmad Sholehuddin Guru Tilawati
2 Afrida Mar‟atus Sholihah Guru Tilawati
3 Ahmad Taqiyuddin Guru Tilawati
4 Faris Syadam Guru Tilawati
5 M. Rofiq Romzi Guru Tilawati
6 M. Thonthowi Jauhari Guru Tilawati
7 Nur Cholifah Guru Tilawati
8 Nur Faizah Zuhriah Guru Tilawati
9 Novi Kholidiyah Guru Tilawati
10 Vivi Nur Afidah Guru Tilawati

6. Sarana dan Prasarana

Tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendidikan mutlak

harus dimiliki oleh sebuah sekolah untuk menunjang proses belajar dan

mengajar, selain itu dengan tersedianya sarana dan prasarana dapat

meningkatkan mutu pendidikan. Adapun keadaan sarana dan prasarana

yang tersedia di SD ISLAM AL AZHAR 56 Malang dapat dilihat pada

tabel berikut:
65

Tabel 3.2
Jumlah Sarana dan Prasarana di SD Islam Al Azhar 56 Malang

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Musholla 1
2 Kantor 1
3 Perpus 1
4 Ruangan Kepala Sekolah 1
5 Ruangan Al-Qur‟an 1
6 Ruangan Guru Tilawati 1
7 Aula 1
8 Ruang Belajar/Kelas 10
9 Tempat Kitab 1
10 Lemari Administrasi 2
11 Komputer 15
12 Printer 2

Tabel 3.3
Jumlah Sarana Ruang Belajar SD Islam Al Azhar 56 Malang

No Jenis Fasilitas Jumlah


1 Papan Tulis 15
3 Meja Guru 15
4 Kursi Guru 15
5 Meja Siswa 123
6 Kursi Siswa 123

Tabel 3.4
Jumlah Alat Peraga Pembelajaran Al-Qur‟an Metode Tilawati di SD
Islam Al Azhar 56 Malang

No Jenis Alat Peraga Jumlah


1 Peraga Tilawati 10
2 Buku Tilawati 200
3 Sandaran Peraga 10
4 Alat Penunjuk Peraga 10
5 Al-Qur‟an 50
6 Juz „Amma 50
66

Tabel 3.5
Jumlah Alat Peraga Pembelajaran Online Al-Qur‟an Metode Tilawati
di SD ISLAM AL AZHAR 56 Malang

No Jenis Alat Peraga Jumlah


1 Peraga Tilawati 10
2 Buku Tilawati 200
3 Sandaran Peraga 10
4 Alat Penunjuk Peraga 10
5 Al-Qur‟an 50
6 Juz „Amma 50
7 Hand Phone (HP) 10
8 Laptop 10

Keadaan santri di SD Islam Al Azhar 56 Malang tahun

Pelajaran 2021/2022 seluruhnya berjumlah 123 orang, yang berasal

dari Kota Malang. Ada juga murid baru yang dulunya dari SD Islam Al

Azhar 17 Bintaro dan dari SD Islam Al Azhar 45 Palembang. untuk

keadaan perkelas siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 3.6
Jumlah Santri SD Islam Al Azhar 56 Malang
Tahun Ajaran 2021/2022

No Jenis Alat Peraga Jumlah


1 Kelas Jilid 1 11
2 Kelas Jilid 2A 13
3 Kelas Jilid 2B 13
4 Kelas Jilid 3A 8
5 Kelas Jilid 3B 8
6 Kelas Jilid 4A 15
7 Kelas Jilid 4B 15
8 Kelas Jilid 5A 15
9 Kelas Jilid 5B+6 12
10 Kelas Al-Qur‟an 13
67

B. Proses Pembelajaran Metode Tilawati di SD Islam Al Azhar 56 Malang

Melalui Google Meet

1. Proses perencanaan pembelajaran

Sebelum melakukan pembelajaran maka ada rencana persiapan yang

akan disiapkan untuk melakukan pembelajaran tersebut. Pada pembelajaran

tilawati di SD Islam Al Azhar 56 Malang, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan pengajar sebelum memulai pembelajaran tilawati.

Diantaranya adalah guru mempersiapkan materi bahan ajar yang akan

disampaikan ketika pelajaran berlangsung. Guru menyiapkan buku

tilawati. Guru menyiapkan alat tulis seperti pulpen dan pensil. Guru

menyiapkan buku absensi siswa. Guru menyiapkan media yang akan

digunakan baik HP ataupun Laptop. Guru menyiapkan perangkat

pendukung berupa earphone dan headshet. Guru menyiapkan paket data

sendiri ketika WFH (Work Form Home). Apabila mengajar dilakukan

disekolah maka guru bisa memakai wifi sekolah atau bisa menyiapkan

paket data masing-masing. Menyiapkan aplikasi yang akan digunakan

yaitu google meet. Menyusun alat evaluasi. Dalam hal ini ada 3 bentuk

evaluasi yang diterapkan saaat penilaian, yang pertama; ketika setoran

berlangsung, jika ada siswa yang salah dalam membaca maka akan

diingatkan langsung oleh guru tilawati. Yang kedua; guru menulis

kekurangan-kekurangan siswa yang harus diperbaiki. Yang ketiga; guru

menulis nilai harian yang mana disetorkan rutin kepada koordinator

tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang.


68

Berikut hasil wawancara peneliti kepada Ust. M.Thonthowi

Jauhari selaku guru tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang adalah :

“ Bahwa sebelum pembelajaran tilawati berlangsung yang perlu


dipersiapkan guru sebelum mengajar adalah mempersiapkan
materi bahan ajar yang akan disampaikan, menyiapkan buku
tilawati, menyiapkan alat tulis seperti pulpen dan pensil,
menyiapkan buku absensi siswa, menyiapkan media yang akan
digunakan baik HP ataupun laptop yang akan digunakan,
menyiapkan perangkat pendukung seperti earphone dan
headshet.”74
Wawancara penulis kepada Ustadz Achmad Sholehuddin selaku

guru tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang adalah :

“ Persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan


pembelajaran tilawati adalah menyiapkan data kita. Jangan sampai ketika
guru sudah memulai pelajaran guru tidak siap dikarenakan paket data
habis.”75
Wawancara penulis kepada Ustadz M.Rofiq Romzi selaku guru

tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang adalah :

“Persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan


pembelajaran tilawati adalah menyiapkan media yang akan kita pakai.”76

Wawancara penulis kepada Ustadz Faris Syadam selaku guru

tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang adalah :

“Kita menyiapkan materi-materi yang akan kita sampaikan nanti

pada saat pembelajaran.

74
M.Thonthowi Jauhari (Guru Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara (Malang, 9
Juni 2021).
75
Achmad Sholehuddin (Guru Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara (Malang, 9
Juni 2021).
76
M.Rofiq Romzi (Guru Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara (Malang, 9 Juni
2021).
69

Wawancara penulis kepada Ustadzah Afrida, Ustadzah Faizah,

Ustadzah Lidya, Ustadzah Ifa, Ustadzah Vivi selaku guru tilawati SD

Islam Al Azhar 56 Malang setelah rapat di kantor adalah :

“Kami sependapat dengan jawaban dari Ustadz Thonthowi yaitu


bahwa sebelum pembelajaran tilawati berlangsung yang perlu
dipersiapkan guru sebelum mengajar adalah mempersiapkan materi bahan
ajar yang akan disampaikan, menyiapkan buku tilawati, menyiapkan alat
tulis seperti pulpen dan pensil, menyiapkan buku absensi siswa,
menyiapkan media yang akan digunakan baik HP ataupun laptop yang
akan digunakan, menyiapkan perangkat pendukung seperti earphone dan
headshet. Kami tambahkan sedikit bahwa kita menyiapkan skill-skill
tertentu untuk memahamkan siswa.”

2. Proses Penerapan pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Metode

Tilawati

Pembelajaran keagamaan di Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar

merupakan yang paling utama. Salah satunya adalah membaca al-qur‟an

dengan metode tilawati. Seperti yang telah disampaikan Mr. Ainur (guru

SD Islam Al Azhar sekaligus koordinator tilawati)

“Pembelajaran keagamaan di Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar


adalah yang paling utama dua diantaranya mengaji al-qur‟an
dengan metode tilawati dan yang kedua tahfidz al-qur‟an juz 30.
Beliau juga mengatakan alasan memilih metode tilawati karena
memang metode ini dikenal sangat efektif dalam meningkatkan
kemampuan baca al-qur‟an. Keefektifanya terbukti dari hasil akhir
atau target pencapaian siswa memuaskan. Di masa pandemi seperti
sekarang ini metode tilawati tetap berjalan walaupun secara online
melalui google meet. Sebelumnya guru, siswa, serta wali murid
mengikuti pelatihan terkait aplikasi yang digunakan saat
pembelajaran khususnya pembelajaran al-qur‟an metode tilawati.
Sehingga saat pembelajaran berlangsung, dari pihak sekolah, guru,
70

siswa, dan wali murid sudah benar –benar menguasai aplikasi


tersebut.”77

Untuk mengetahui proses penerapan pembelajaran Al-Qur‟an

dengan metode tilawati secara online di SD Islam Al Azhar 56 Malang,

penulis melakukan wawancara secara langsung kepada guru tilawati dan

observasi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagaimana data

berikut:

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran sangat berpengaruh dalam

pelaksanaan pembelajaran agar tetap terarah dan sesuai dengan tujuan

yang telah ditentukan. Dari hasil observasi dan wawancara yang

penulis lakukan kepada guru tilawati ustadz Faris Syadam selaku guru

Al-Qur‟an metode tilawati pada tanggal 9 Juni 2021 adalah :

“secara umum kami belum memiliki perencanaan atau persiapan


mengajar secara tertulis, terkait dengan strategi apa yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, bagaimana teknis
evaluasinya dan apa saja media pembelajarannya, itu semua hanya
ada di dalam benak masing-masing para ustadz. Namun dalam
pembelajaran Al-Qur‟an khususnya pada metode Tilawati sebelum
melaksanakan pembelajaran mereka terlebih dahulu
mempersiapkan perencanaan pembelajaran. Pada dasarnya mereka
memiliki rancangan pembelajaran yang sama yang sifatnya
permanen yang sudah ada target pencapaian yang harus dicapai
oleh pengajarnya pada pembelajaran membaca Al-Qur‟an metode
tilawati meskipun berjalan secara online.”78

Dalam pembelajaran Al-Qur‟an metode tilawati di SD Islam

Al Azhar 56 Malang tersebut ada beberapa target yang sudah

77
Ainur Rochim (Koordinator Tilawati SD ISLAM AL AZHAR 56 Malang), Wawancara
,(Malang, 8 Juni 2021).
78
Faris Syadam (Guru Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara (Malang, 9 Juni
2021).
71

direncanakan para ustadz dan ustadzah agar tercapainya kegiatan

belajar mengajar yang diharapkan, yaitu setelah santri menyelesaikan

seluruh paket materi sesuai dengan kurikulum diharapkan mereka

memiliki kemampuan tartil dalam membaca Al-Qur‟an yang meliputi

fasohah, menguasai tajwid, menguasai ghorib dan musykilat baik itu

teori ataupun praktek serta dapat membaca Al-Qur‟an dengan nada

murattal tilawati yaitu lagu rost.

b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada dasarnya

merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah disusun

sebelumnya, di dalam pelaksanaan itu menunjukkan penerapan

langkah-langkah suatu pendekatan atau strategi pembelajaran yang

ditempuh untuk menyediakan pengalaman belajar. Hasil penelitian

yang penulis lakukan melalui wawancara dengan ustadz Faris

Syadam, ustadz M.Rofiq Romzi dan ustadz M.Thonthowi Jauhari

pada tanggal 9 Juni 2021 :

“ pembelajaran Al-Qur‟an berlangsung selama 60 menit yang


terdiri dari kegiatan awal, kegiatan, inti dan kegiatan akhir, yang
di laksanakan setiap hari senin, hari selasa, dan hari rabu.
Berlangsung secara online menggunakan aplikasi google meet.
Dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur‟an metode Tilawati agar
memudahkan para ustadz sehingga proses pembelajaran menjadi
efektif maka santri dibagi menjadi 8-15 orang dalam 1 kelompok
dengan tempat belajar di kelas nya masing-masing, pemisahan
tempat belajar ini diharapkan agar selama pembelajaran tidak
terganggu dengan suara-suara yang lain sehingga pembelajaran
menjadi efektif. Karena saat ini masih pandemi kita tetap
72

mengajar secara online menggunakan google meet di kelas


masing-masing.”79

1. Kegiatan Awal

Dari hasil observasi yang penulis lakukan terhadap

ustadz M. Rofiq Romzi yang mengajar tilawati pada tanggal 14

Juni 2021 bahwa pembelajaran Al-Qur‟an metode Tilawati di SD

Islam Al Azhar 56 Malang yang dilakukan secara online ini

dimulai pada pukul 08.00 sampai 09.00 yakni berlangsung selama

60 menit. Semua santri berkumpul di kelasnya masing- masing.

Karena pembelajaran bulan ini masih online, guru tilawati tetap

mengajar di kelasnya masing-masing secara online dengan

menggunakan google meet, dan santri akan masuk ke link yang

sudah dibagikan sesuai kelasnya masing-masing. Adapun hal-hal

yang perlu dipersiapkan sebelum kegiatan proses pembelajaran

yaitu, merapikan dan membersihkan ruang pembelajaran,

menyusun meja belajar serta menyiapkan fasilitas lainnya,

presensi mengajar, buku tilawati, serta perlengkapan untuk

materi penunjang sesuai jadwalnya masing-masing. Jika

pembelajaran dilakukan secara online maka hal yang perlu

dipersiapkan sebelum kegiatan proses pembelajaran yaitu laptop,

HP, headshet, earphone, serta menyiapkan fasilitas lainnya,

79
Faris Syadam (Guru Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara (Malang, 9 Juni
2021).
73

presensi mengajar, buku tilawati, serta perlengkapan untuk

materi penunjang sesuai jadwalnya masing-masing.

Kegiatan awal berlangsung selama 5 menit yang dimulai

dengan ustadz mengucapkan salam, menanyakan kabar, membaca

bersama-sama surah Al-Fatihah, dan do‟a awal pelajaran, doa

yang dibaca menggunakan nada murattal tilawati yaitu lagu rost,

menanyakan kabar santri kemudian dilanjutkan dengan

mengulang materi yang sudah dipelajari.

2. Kegiatan Inti

Setelah kegiatan awal selesai dilanjutkan kepada

kegiatan inti yakni klasikal peraga dan baca simak untuk

tingkatan dasar (Tilawati), dari hasil observasi serta wawancara

yang penulis lakukan dengan ustadz M.Thonthowi kegiatan inti

berlangsung sekitar 50 menit. Sebelum pembelajaran dimulai

para santri tidak diperkenankan ada benda di atas meja mereka

dengan kata lain tidak boleh ada benda apapun di atas meja santri

pada saat pembelajaran berlangsung. Jika berlangsung online

maka sebelum pembelajaran dimulai harus menghidupkan kamera

tanpa ada suara apapun sebelum ada perintah dari ustadz.

Sebelum kegiatan inti dimulai semua santri dipastikan

sudah siap untuk mengikuti pembelajaran tanpa ada sesuatu yang

memungkinkan akan mengganggu proses pembelajaran. Kegiatan

ini di awali dengan klasikal peraga atau dengan share screen


74

tilawati yaitu para santri diajarkan dengan menggunakan peraga

tilawati yang berbentuk persegi panjang kira-kira berukuran 60 x

40 cm. Peraga tilawati ini terdiri dari 20 halaman yang merupakan

ringkasan dari materi tilawati jilid I sampai dengan jilid VI yang

berjumlah 40 halaman. Dan menggunakan share screen yaitu buku

tilawati yang berbentuk pdf yang ditampilkan di aplikasi google

meet.

Dengan adanya peraga tilawati ini sekaligus

mengingatkan para santri materi yang telah lewat maupun materi

yang belum dipelajari sehingga pada waktu memasuki klasikal

baca simak santri sudah pernah mendengar materi yang baru akan

dipelajarinya. Dalam klasikal peraga dan klasikal baca simak ini

ustadz mengajarkannya dengan irama rost dengan menggunakan

teknik 1, 2, dan 3 yaitu :

a) Membaca (MB) mendengarkan (MD) yaitu guru

membaca dan santri mendengarkan.

b) Membaca (MB) menirukan (MN) yaitu ustadz membaca

dan santri menirukan.

c) Membaca (MB) membaca (MB) yaitu ustadz dan santri

membacabersama-sama.

Pada saat memasuki klasikal peraga ustadz

terlebih membacakan dan para santri mendengarkan sambil

menunjuk huruf yang dibacakan pada buku masing-masing


75

(teknik 1), setelah selesai satu halaman baru memasuki

(teknik 2), yaitu ustadz membacakan kemudian santri

menirukan. Kemudian terakhir ustadz dan santri membaca

bersama-sama (teknik 3).

Selanjutnya melaksanakan klasikal baca simak.

Pada saat santri melakukan teknik ini ustadz tidak

melakukan koreksi apapun terhadap bacaan santrinya akan

tetapi mereka dibiarkan saja membaca sebatas pengetahuan

yang dimiliki masing-masing santri dengan demikian dapat

diketahui kemajuan santri setiap harinya sekaligus ustadz

dapat melakukan koreksi pada bacaan mereka dengan

mendengarkan dan memperhatikan bacaan santri.

Sedangkan tingkatan yang sudah Al-Qur‟an

(lanjutan), teknik pelaksanaan nya tidak jauh berbeda

dengan tingkatan dasar (jilid), perbedaannya adalah dalam

pembelajaran Al-Qur‟an tidak menggunakan peraga

tilawati tetapi langsung dengan teknik klasikal dan teknik

baca simak yaitu kegiatan inti dimulai dengan teknik

klasikal yang mana ustadz membaca setengah halaman Al-

Qur‟an sedangkan santri menyimak sambil menandai

waqof dan ibtida, kemudian ustadz mengulang bacaan di

atas tiap waqaf semua santri menirukannya dan itu

berlangsung selama 15 menit, selanjutnya yaitu teknik baca


76

simak berlangsung sekitar 20 menit yang mana santri

membaca bergiliran melanjutkan ayat yang telah dibaca

bersama-sama tadi, masing-masing membaca 2 waqof dan

santri yang lain menyimak sampai selesai 1 halaman.

Dalam sistem rotasi ini ustadz harus mendampingi semua

santri sehingga apabila santri mendapat kesulitan sewaktu

membacanya ustadz dapat membimbing santri tersebut dan

langsung membetulkan bacaan yang salah terutama pada

pengucapan makhraj dan tajwid nya hingga lebih baik.

Dalam satu kali pertemuan mereka mampu

membaca Al-Qur‟an 1-2 halaman. Tergantung dengan

kecepatan santrinya, apabila banyak kesalahan dalam

membaca, maka besar kemungkinan halaman yang

didapatkan juga sedikit, tergantung dari keterampilan santri

dalam membaca Al-Qur‟an. Dalam satu tahun ini mereka

sudah mampu membaca juzz „amma dengan baik dan

cukup memuaskan.

Adapun kemudahan yang didapat dalam mengajar

Al-Qur‟an dengan metode tilawati ini yakni waktu menjadi

lebih efektif dan materi yang disampaikan mudah diterima

oleh santri serta ustadz dapat mengontrol langsung bacaan

mereka dan dapat menekankan pada bacaan-bacaan santri

terutama yang masih kurang tepat mengucapkan


77

makhrajnya, tajwid, garib musykilat dan lagunya.

Selama proses pembelajaran dari awal teknik

klasikal dan teknik baca simak semua santri tetap tertib dan

sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi

setiap satu halaman materi tilawati atau dua waqof materi

Al-Qur‟an selalu di awali dengan ucapan

“Bismillahirrahmanirrahiim” dengan irama rost. Para

santriwati tidak ada yang berbicara terutama pada saat

klasikal baca simak karena bila mereka tidak

mendengarkan bacaan santri di sampingnya maka mereka

tidak akan dapat meneruskan bacaannya, hal ini juga

membantu ustadz dalam memelihara ketertiban santri.

Pembelajaran Al- Qur‟an dengan lagu rost ini sangat

menarik minat dan semangat santri, mereka sangat senang

dan mudah untuk mengingat materi yang diberikan karena

selalu ada pengulangan. Semua santri berperan aktif dalam

mengikuti pembelajaran dari teknik klasikal sampai akhir

klasikal baca simak.

3. Kegiatan Akhir

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan

kegiatan akhir berlangsung selama 5 menit. Kegiatan akhir

ditutup dengan mengucapkan kalimat

“Shadaqallahul‟Adziim”, kemudian dilanjutkan pembacaan


78

doa setelah belajar, membaca senandung Al-Qur‟an.

c. Evaluasi

Dalam pembelajaran evaluasi merupakan salah satu

kemampuan yang tidak bisa diabaikan, karena evaluasi merupakan

alat bagi guru untuk mengetahui keberhasilan pencapain tujuan

setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil

wawancara dengan para ustadz Al-Qur‟an pada tanggal 15 Juni

2021 tentang bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar yang

diterapkan pada pembelajaran Al-Qur‟an di SD Islam Al Azhar 56

Malang, yaitu evaluasi untuk para ustadz Al-Qur‟an dan evaluasi

untuk santri. Evaluasi untuk guru tilawati diadakan sekali dalam

satu minggu yaitu melaporkan kegiatan belajar mengajar yang

terdiri dari target yang dicapai, permasalahan saat kegiatan

pembelajaran selama satu minggu, kenaikan jilid ataupun juz, serta

kendala-kendala yang dihadapi selama mengajar. Setelah itu dicari

solusinya bersama-sama.

Untuk tingkatan yang sudah Al-Qur‟an evaluasi dilakukan

saat pembelajaran Al-Qur‟an berlangsung beberapa santri diminta

untuk membaca beberapa ayat kemudian ustadz menilai bacaan

santri, apabila ada kesalahan saat membaca maka akan langsung

dikoreksi, tetapi apabila sebagian besar santri kesalahan yang

dibaca fatal, maka akan diulang lagi pada pertemuan berikutnya,

dan apabila sebagian besar santri lancar dalam membaca Al-Qur‟an


79

akan langsung naik pada halaman berikutnya. Sedangkan

evaluasi/munaqosyah yang dilakukan setelah santri khatam Al-

Qur‟an yaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang

ditargetkan dalam kurikulum. seorang munaqis/penguji meminta

santri untuk membacakan ayat tertentu secara acak selama kurang

lebih lima 10 menit dengan bacaan standar tartil, pada saat yang

sama munaqis/penguji menilai kemampuan bacaan peserta

munaqosyah (santri yang diuji), apabila kualitas bacaan santri

sesuai dengan kriteria penilaian maka akan di nyatakan lulus, tetapi

apabila santri membaca Al- Qur‟an tidak sesuai dengan kriteria

penilaian maka akan disuruh belajar lagi dan bisa mengikuti tes

selanjutnya.

3. Efektivitas Metode Tilawati Pada Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Melalui Google Meet Siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang

Efektivitas pembelajaran membaca Al-Qur‟an metode tilawati

dengan menggunakan google meet dapat dilihat dari keberhasilan

pembelajaran dari segi proses pembelajaran dan hasil belajar santri. Dari

segi proses pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode tilawati yang

dilaksanakan secara online dengan menggunakan google meet di SD

Islam Al Azhar 56 Malang dapat dilihat juga dari tanggapan dan

aktivitas santri terhadap pelaksanaan pembelajaran metode tilawati.


80

Secara terperinci, penjelasan tentang efektifitas pembelajaran al-

qur‟an metode tilawati di SD Islam Al Azhar 56 Malang adalah sebagai

berikut :

a. Guru Tilawati

Guru tilawati yang ditugaskan untuk mengajar metode

tilawati di SD Islam Al Azhar 56 Malang adalah pengajar yang sudah

lama mengajar metode tilawati dan berpengalaman. Sebagaimana

diungkapkan Ust. M.Rofiq Romzi :

“Guru tilawati di SD Islam Al Azhar 56 Malang dipilih

karena pengalaman mereka yang cukup lama dalam mengajar.

Sehingga pada saat melakukan pembelajaran dengan metode tilawati

ini diharapkan mampu mencapai hasil yang baik”

b. Siswa

Dari hasil observasi peneliti, kondisi siswa pada saat

pembelajaran berjalan dengan baik, kondisi tenang, dan terkontrol

mengikuti tahapan-tahapan yang dilaksanakan guru.

Menurut sebagian pengajar yang telah saya wawancarai,

dengan metode tilawati ini, terdapat perubaha yang signifikan pada

kemampua siswa.

“Anak-anak kelas jilid yang saya pegang sekarang,

pemahamanya lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Metode tilawati tersebut menyajikan materi yang mudah


81

difahami siswa sehingga untuk belajar pun siswa semakin

semangat.”80

Hal senada juga disampaikan oleh Ust.M.Thonthowi tentang

kemampuan siswa, beliau mengungkapkan :

“Dari metode yang telah saya terapkan, banyak siswa yang

sudah bisa melafadzkan dengan baik, tajwidnya baik, dan

siswa sudah mulai menguasai lagu rost milik metode tilawati

itu sendiri.”81

Berdasarkan dari hasil data yang diperoleh dari koordinator

tilawati, terkait data tentang senang tidaknya santri terhadap

pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode tilawati dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.1
Senang Tidaknya Siswa Terhadap Pembelajaran Al-Qur‟an denganMetode
Tilawati Melalui Google Meet

No Kategori Frekuensi Presentasi


1 Senang 14 96%
2 Kurang senang 1 4%
3 Tidak senang -
JUMLAH 15 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mengatakan

senang tehadap pembelajaran membaca Al-Qur‟an dengan metode


80
Dzaka Mahdiyah (Siswa Kelas Jilid 5A SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara (Malang,
14 Juni 2021)
81
M. Thonthowi (Guru Tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang), Wawancara (Malang, 14 Juni
2021).
82

tilawati sebanyak 96% ini termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan

siswa yang menyatakan kurang senang sebanyak 4%, dan siswa yang

menyatakan tidak senang tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa minat

siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang dalam mengikuti pembelajaran

tilawati daring sangat tinggi.

Tabel 3.2
Persiapan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Al-Qur‟an Dengan
Metode Tilawati Melalui Google Meet

No Kategori Frekuensi Presentasi


1 Selalu membawa buku pegangan 15 100%
2 Kadang-kadang lupa -
3 Tidak membawa -
JUMLAH 15 100%

Dari table diatas dapat diketahui bahwa siswa yang selalu bawa buku

pegangan 100%. Hal ini menunjukkan persiapan siswa SD Islam Al Azhar 56

Malang dalam mengikuti pembelajaran tilawati sangat tinggi, tingkat

kedisiplinan siswa juga sangat baik.

Tabel 3.3
Pendapat siswa tentang pemahaman materi yang diberikan

No Kategori Frekuensi Presentasi


1 Mudah memahami dan mengingat 14 96%
pelajaran yang diberikan
2 Tidak Mudah memahami dan mengingat 1 4%
pelajaran yang diberikan
3 Membuat semakin sulit -
Jumlah 15 100%
83

Dari table diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mudah

memahami dan mengingat pelajaran yang diberikan 96%. Siswa yang

tidak mudah memahami dan mengingat pelajaran yang diberikan 4%.

Siswa yang semakin sulit memahami tidak ada. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat kefokusan siswa dalam kategori baik.

Tabel 3.4
Senang Tidaknya Siswa Terhadap Pembelajaran Al-Qur‟an denganMetode
Tilawati Melalui Google Meet

No Kategori Frekuensi Presentasi


1 Senang 15 100%
2 Tidak senang -
JUMLAH 15 100%

Dari table diatas dapat diketahui bahwa siswa yang senang

terhadap pembelajaran al-qur‟an metode tilawati melalui google meet

100%. Hal ini menunjukkan bahwa antusias siswa sangat tinggi.

Dari semua table diatas dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan

pembelajaran membaca Al-Qur‟an metode tilawati menggunakan media google

meet termasuk dalam kategori efektif, karena dilihat dari hasil akhir mereka yang

cukup memuaskan.
BAB IV

ANALISIS DATA

Bab ini merupakan bagian yang memua tentang analisis yang

diperoleh melalui metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode

wawancara sebagai metode pokok, serta metode dokumentasi sebagai metode

pendukung.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti di

SD Islam Al Azhar 56 Malang, maka kemudian diadakan analisis data

terhadap permasalahan yang ditemukan. Dalam hal ini penulis menggunakan

analisis kualitatif untuk mendeskripsikan keadaan yang sesungguhnya

berdasarkan jawaban yang diberikan responden.

Hasil yang diperoleh selanjutnya dijabarkan dalam bentuk uraian-

uraian dan penjelasan, setelah itu baru diadakan penarikan kesimpulan dengan

menggunakan metode induktif, yaitu menarik hal-hal yang bersifat umum ke

hal-hal yang bersifat khusus.

Metode ini digunakan untuk menganalisis data mengenai obek

penelitian yaitu SD Islam Al Azhar 56 Malang, serta untuk menyimpulkan

data-data di lapangan yang berhubungan dengan pelaksanaan metode tilawati

dalam pembelajaran mebaca al-qur‟an daring.

83
84

A. Proses Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati Melalui Google Meet

1. Perencanaan

Sebelum pembelajaran tilawati berlangsung, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan guru tilawati, diantaranya :

a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan disampaikan ketika

pelajaran berlangsung.

b. Guru menyiapkan buku tilawati

c. Guru menyiapkan alat tulis seperti pulpen dan pensil

d. Buku menyiapkan buku absensi siswa

e. Guru menyiapkan media yang akan digunakan baik HP ataupun

Laptop

f. Guru menyiapkan perangkat pendukung berupa earphone dan

headshet

g. Guru menyiapkan paket data sendiri keika WFH (Work Form Home),

apabila mengajar dilakukan disekolah maka guru bisa memakai wifi

sekolah atau bisa memakai paket data masing-masing

h. Guru menyiapkan aplikasi yang akan digunakan yaitu google meet

i. Guru menyusun alat evaluasi. Dalam hal ini ada 3 bentuk evaluasi

yang diterapkan saaat penilaian :

1) Ketika setoran berlangsung, jika ada siswa yang salah dalam

membaca maka akan diingatkan langsung oleh guru tilawati.


85

2) Guru menulis kekurangan-kekurangan siswa yang harus

diperbaiki.

3) Guru menulis nilai harian yang mana disetorkan rutin kepada

koordinator tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang.

2. Penerapan Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an dengan MetodeTilawati

Adapun materi pengajaran al-qur‟an metode tilawati di SD

Islam Al Azhar 56 Malang adalah mulai dari jilid 1 sampai jilid 6

yang pada tiap-tiap jilid tersebut ada pokok bahasan tersendiri.

Pembelajaran keagamaan di Yayasan Pesantren Islam Al-

Azhar adalah yang paling utama dua diantaranya mengaji al-qur‟an

dengan metode tilawati dan yang kedua tahfidz al-qur‟an juz 30.

Adapun alasan memilih metode tilawati karena memang metode ini

dikenal sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan baca al-

qur‟an. Keefektifanya terbukti dari hasil akhir atau target pencapaian

siswa memuaskan. Di masa pandemi seperti sekarang ini metode

tilawati tetap berjalan walaupun secara online melalui google meet.

Sebelumnya guru, siswa, serta wali murid mengikuti pelatihan terkait

aplikasi yang digunakan saat pembelajaran khususnya pembelajaran

al-qur‟an metode tilawati. Sehingga saat pembelajaran berlangsung,

dari pihak sekolah, guru, siswa, dan wali murid sudah benar –benar

menguasai aplikasi tersebut.


86

Adapun materi pengajaran al-qur‟an metode tilawati di SD

Islam Al Azhar 56 Malang adalah mulai dari jilid 1 sampai jilid 6

yang pada tiap-tiap jilid tersebut ada pokok bahasan tersendiri.

Pembelajaran Al-Qur‟an metode Tilawati di SD Islam Al

Azhar 56 Malang yang dilakukan secara online ini dimulai pada

pukul 08.00 sampai 09.00 yakni berlangsung selama 60 menit. Semua

santri berkumpul di kelasnya masing- masing. Karena pembelajaran

bulan ini masih online, guru tilawati tetap mengajar di kelasnya

masing-masing secara online dengan menggunakan google meet, dan

santri akan masuk ke link yang sudah dibagikan sesuai kelasnya

masing-masing. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum

kegiatan proses pembelajaran yaitu, merapikan dan membersihkan

ruang pembelajaran, menyusun meja belajar serta menyiapkan

fasilitas lainnya, presensi mengajar, buku tilawati, serta perlengkapan

untuk materi penunjang sesuai jadwalnya masing-masing. Jika

pembelajaran dilakukan secara online maka hal yang perlu

dipersiapkan sebelum kegiatan proses pembelajaran yaitu laptop, HP,

headshet, earphone, serta menyiapkan fasilitas lainnya, presensi

mengajar, buku tilawati, serta perlengkapan untuk materi penunjang

sesuai jadwalnya masing-masing.

Kegiatan awal berlangsung selama 5 menit yang dimulai

dengan ustadz mengucapkan salam, menanyakan kabar, membaca

bersama-sama surah Al-Fatihah, dan do‟a awal pelajaran, doa yang


87

dibaca menggunakan nada murattal tilawati yaitu lagu rost,

menanyakan kabar santri kemudian dilanjutkan dengan mengulang

materi yang sudah dipelajari.

Setelah selesai dilanjutkan klasikal yakni peraga dan baca

simak untuk tingkatan dasar (Tilawati), kegiatan ini berlangsung

sekitar 50 menit. Sebelum pembelajaran dimulai para santri tidak

diperkenankan ada benda di atas meja mereka dengan kata lain tidak

boleh ada benda apapun di atas meja santri pada saat pembelajaran

berlangsung. Jika berlangsung online maka sebelum pembelajaran

dimulai harus menghidupkan kamera tanpa ada suara apapun sebelum

ada perintah dari ustadz.

Sebelum kegiatan inti dimulai semua santri dipastikan sudah

siap untuk mengikuti pembelajaran tanpa ada sesuatu yang

memungkinkan akan mengganggu proses pembelajaran. Kegiatan ini

di awali dengan klasikal peraga atau dengan share screen tilawati

yaitu para santri diajarkan dengan menggunakan peraga tilawati yang

berbentuk persegi panjang kira-kira berukuran 60 x 40 cm. Peraga

tilawati ini terdiri dari 20 halaman yang merupakan ringkasan dari

materi tilawati jilid I sampai dengan jilid VI yang berjumlah 40

halaman. Dan menggunakan share screen yaitu buku tilawati yang

berbentuk pdf yang ditampilkan di aplikasi google meet.

Setelah selesai maka ditutup dengan mengucapkan

kalimat “Shadaqallahul‟Adziim”, kemudian dilanjutkan


88

pembacaan doa setelah belajar, membaca senandung Al-Qur‟an.

3. Evaluasi

Dalam pembelajaran evaluasi merupakan salah satu

kemampuan yang tidak bisa diabaikan, karena evaluasi merupakan

alat bagi guru untuk mengetahui keberhasilan pencapain tujuan

setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru tilawati SD Islam Al Azhar 56 Malang

tentang bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar yang diterapkan

pada pembelajaran Al-Qur‟an metode tilawati melalui google meet di

SD Islam Al Azhar 56 Malang, yaitu evaluasi untuk guru tilawati SD

Islam Al Azhar 56 Malang dan evaluasi untuk siswa SD Islam Al

Azhar 56 Malang. Evaluasi untuk guru tilawati diadakan sekali dalam

satu minggu yaitu hari senin dengan melaporkan kegiatan belajar

mengajar yang terdiri dari target yang dicapai, permasalahan saat

kegiatan pembelajaran selama satu minggu, kenaikan jilid ataupun

juz, serta kendala-kendala yang dihadapi selama mengajar. Setelah itu

dicari solusinya bersama-sama.

Untuk tingkatan yang sudah Al-Qur‟an evaluasi dilakukan

saat pembelajaran Al-Qur‟an berlangsung beberapa siswa diminta

untuk membaca beberapa ayat kemudian guru tilawati menilai bacaan

siswa, apabila ada kesalahan saat membaca maka akan langsung

dikoreksi, tetapi apabila sebagian besar siswa kesalahan yang dibaca

patal, maka akan diulang lagi pada pertemuan berikutnya, dan apabila
89

sebagian besar siswa lancar dalam membaca Al-Qur‟an akan

langsung naik pada halaman berikutnya. Sedangkan

evaluasi/munaqosyah yang dilakukan setelah siswa khatam Al-Qur‟an

yaitu untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang ditargetkan

dalam kurikulum. seorang munaqis/penguji meminta santriwati untuk

membacakan ayat tertentu secara acak selama kurang lebih lima 10

menit dengan bacaan standar tartil, pada saat yang sama

munaqis/penguji menilai kemampuan bacaan peserta munaqosyah

(santri yang diuji), apabila kualitas bacaan santriwati sesuai dengan

kriteria penilaian maka akan di nyatakan lulus, tetapi apabila

santriwati membaca Al- Qur‟an tidak sesuai dengan kriteria penilaian

maka akan disuruh belajar lagi dan bisa mengikuti tes selanjutnya.

B. Efekivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran membaca Al-Qur‟an metode tilawati

dengan menggunakan google meet dapat dilihat dari keberhasilan

pembelajaran dari segi proses pembelajaran dan hasil belajar santri. Dari segi

proses pembelajaran Al-Qur‟an dengan metode tilawati yang dilaksanakan

secara online dengan menggunakan google meet di SD Islam Al Azhar 56

Malang dapat dilihat juga dari tanggapan dan aktivitas santri terhadap

pelaksanaan pembelajaran metode tilawati.


90

Berikut table hasil munaqosyah jilid 1 sampai jilid 6 dan Al-Qur‟an di SD Islam

Al Azhar 56 Malang

Jilid 1A
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Callysta 1 1 Medina Lama M A 2
2 Ghaisan 1 1 Mecca Lama M A 2
3 Kaytama 1 2 mecca Lama M A 2
4 Jihan 1 1 Mecca Lama M A 2
5 Naya 1 2 mecca Lama M A 2
6 Pasya 1 1 Medina Lama M A 2
7 Syafa 1 1 Mecca Lama M A 2
8 Wahdah 1 1 Mecca Lama M A 2
9 Zafran 1 2 Medina Lama M A 2
10 Aufa 1 2 Mecca Lama M A 2
11 Reyhan 1 2 Mecca Lama M A 2

Jilid 2A
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Akhtar 2 1 Mecca Lama M C 3
2 Alya 2 1 Mecca Lama M A 3
3 Azzahra 2 1 Mecca Lama M A 3
4 Giska 2 1 Mecca Lama M A 3
5 Mika 2 1 Mecca Lama M B 3
6 Nisa 2 1 Mecca Lama M A 3
7 Abqory 2 2 Medina Lama M A 3
8 Nauval 2 2 Medina Lama M A 3
9 Daffa 2 2 Mecca Lama M A 3
10 Kirana 2 2 Mecca Baru M A 3
11 Sina 2 2 Mecca Baru M A 3
12 Dimas 2 3 Mecca Baru M B 3
13 Shaqella 2 3 Mecca Baru M B 3
91

Jilid 2B
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Fauzi Arfa 2 1 Mecca Lama M C 3
2 Haidar Gibran 2 1 Mecca Lama M A 3
3 Juno 2 1 Mecca Lama M B 3
4 Killa 2 1 Mecca Lama M A 3
5 Rasydan 2 1 Mecca Lama M C 3
6 Syarsa 2 1 Mecca Lama M A 3
7 Kenzo Kusuma 2 2 Medina Lama M C 3
8 Qaireen 2 2 Mecca Lama M A 3
9 Zabdan 2 2 Mecca Lama M A 3
10 Zidan 2 2 Mecca Lama M A 3
11 Zulfa 2 2 Mecca Lama M D 2
12 Dives 2 3 Mecca Lama M D 2
13 Surya 2 3 Mecca Lama M B 3

Jilid 3A
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Cyrilla 3 1 Mecca Baru M C 4
2 Kalila 3 1 Mecca Baru M B 4
3 Afadel Wafiy 3 2 Medina Baru M C 4
4 Ara 3 2 Medina Baru M A 4
5 Atta 3 2 Medina Baru M A 4
6 Alfan 3 2 Mecca Baru M A 4
7 Azka Haidar 3 2 Mecca Baru M D 3
8 Al Addakhil 3 3 Mecca Baru M A 4

Jilid 3B
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Danis 3 1 Medina Baru M A 4
2 Fay 3 2 mecca Baru M B 4
3 Ebrie 3 3 mecca Baru M A 4
4 Hafizh 3 1 Medina Baru M A 4
5 Hakim 3 3 mecca Baru M B 4
6 Neva 3 2 mecca Baru M B 4
7 Faeyza 3 2 mecca Baru M B 4
8 Nindi 3 1 Medina Baru M A 4
92

Jilid 4A
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Abrizam 4 1 Mecca Baru M A 5
2 Abi 4 2 Medina Baru M B 5
3 Anty 4 2 Medina Baru M A 5
4 Dihyah 4 2 Medina Baru M A 5
5 Dio 4 2 Medina Baru M A 5
6 Alesha 4 2 Mecca Baru M B 5
7 Gibran 4 2 Mecca Baru M A 5
8 Rasen 4 2 Mecca Baru M B 5
9 Abhi Juro 4 3 Mecca Baru M B 5
10 Jabbar 4 3 Mecca Baru M A 5
11 Rara 4 3 Mecca Baru M A 5
12 Rifat 4 3 Mecca Baru M B 5
13 Raihan 4 4 Mecca Baru M A 5
14 Zafran Kenzi 4 4 Mecca Baru M A 5
15 Rasya Putri 4 5 Mecca Baru M B 5

Jilid 4B
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Azlam 4 2 Medina Baru M A 5
2 Bilqis 4 2 Medina Baru M B 5
3 Kenzo Arya 4 2 Medina Baru M B 5
4 Malika 4 2 Medina Baru M A 5
5 Zizi 4 2 Medina Baru M B 5
6 Jonsi 4 2 mecca Baru M A 5
7 Kahfi 4 2 mecca Baru M A 5
8 Ken 4 2 mecca Baru M A 5
9 Shakila 4 2 Mecca Baru M C 5
10 Agung 4 3 Mecca Baru M A 5
11 Arka 4 3 Mecca Baru M A 5
12 Zidane Rizky 4 3 Mecca Baru M A 5
13 Haidar 4 4 mecca Baru M A 5
14 Nilam 4 4 mecca Baru M A 5
15 Samodra 4 5 Mecca Baru M D 4
93

Jilid 5A
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Almeera 5 2 Medina Baru M A 6
2 Dzaka Mahdiya 5 2 Medina Baru M A 6
3 Adhyasta 5 2 mecca Baru M A 6
4 Cantik 5 2 mecca Baru M B 6
5 Habibie 5 2 mecca Baru M A 6
6 Aldi 5 3 mecca Baru M A 6
7 Azka 5 3 mecca Baru M A 6
8 Cece 5 3 mecca Baru M A 6
9 Princezza 5 3 mecca Baru M A 6
10 Qyqy 5 3 mecca Baru M A 6
11 Adlan 5 4 mecca Baru M A 6
12 Ilmi 5 4 mecca Baru M A 6
13 Sahin 5 4 mecca Baru M A 6
14 Naka 5 5 Mecca Baru M B 6
15 Rakha 5 5 Mecca Baru M A 6

Jilid 5B+6
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Aish 5 2 mecca Baru M B 6
2 Rafa M. 5 4 mecca Baru M A 6
3 Reina 5 2 mecca Baru M A 6
4 Nafis 5 2 mecca Baru M C 6
5 Rifa 6 2 mecca Baru M A AQ
6 Kenzie Alyaa 6 4 mecca Baru M B AQ
7 Abbas 6 4 mecca Baru M A AQ
8 Albani 6 4 mecca Baru M A AQ
9 Nabila Syifa 5 4 mecca Baru M A AQ
10 Aji 6 2 mecca Baru M B AQ
11 Nasya 6 2 mecca Baru M A AQ
12 Tama 6 4 mecca Baru M A AQ

Al-Qur'an
No. Name Jilid Class Ket Status Hasil Next Jilid
1 Afkar Syauqi AQ-2 3 Mecca Baru M A AQ-3
2 Arfa Kenzie AQ-2 3 Mecca Baru M A AQ-3
3 Bima R. AQ-2 4 Mecca Baru M A AQ-3
4 Diera AQ-2 4 Mecca Baru M A AQ-3
5 Naura AQ-2 4 Mecca Baru M A AQ-3
6 Queen AQ-2 4 Mecca Baru M A AQ-3
7 Alin AQ-2 5 Mecca Baru M A AQ-3
8 Kiandra AQ-2 5 Mecca Baru M A AQ-3
9 Zahira AQ-11 2 Mecca Baru M A AQ-12
10 Adam AQ-11 4 Mecca Baru M A AQ-12
11 Acha AQ-11 5 Mecca Baru M A AQ-12
12 Dziky AQ-11 5 Mecca Baru M A AQ-12
13 Raissa AQ-11 5 Mecca Baru M A AQ-12
94

Dari hasil munaqosyah kelas jilid 1A yang mendapat nilai A sebanyak 11

siswa. kelas jilid 2A yang mendapat nilai A sebanyak 9 siswa, nilai B sebanyak 3

siswa, nilai C 1 siswa. Kelas jilid 2B yang mendapat nilai A sebanyak 6 siswa,

nilai B sebanyak 2 siswa, nilai C sebanyak 3 siswa, nilai D sebanyak 2 siswa.

Kelas jilid 3A yang mendapat nilai A sebanyak 4 siswa, nilai B sebanyak 1 siswa,

nilai C sebanyak 2 siswa, nilai D sebanyak 1 siswa. Kelas 3B yang mendapat nilai

A sebanyak 4 siswa, nilai B sebanya 4 siswa. Kelas jilid 4A yang mendapat nilai

A 9 siswa, nilai B sebanyak 6 siswa. Kelas jilid 4B yang mendapat nilai A

sebanyak 10 siswa, nilai B sebanyak 3 siswa, nilai C sebanyak 1 siswa, nilai D

sebanyak 1 siswa. Kelas jilid 5A yang mendapat nilai A sebanyak 13 siswa, nilai

B sebanyak 2 siswa. Kelas jilid 5B+6 yang mendapat nilai A sebanyak 7 siswa,

nilai B sebanyak 3 siswa, nilai C sebanyak 2 siswa. Kelas al-qur‟an yang

mendapat nilai A sebanyak 13 siswa.

Hasil seluruhnya mulai dari jilid 1 sampai jilid 6 dengan total 123 siswa

yang mendapat nilai A 86 siswa. Yang mendapat nilai B 24 siswa. Yang mendapat

nilai C 9 siswa. Yang mendapat nilai D 4 siswa.

Berikut presentase keefektifan pembelajaran al-qur‟an meode tilawati di

SD Islam Al Azhar 56 Malang


95

Hasil Munaqosyah
7% 3%

20% A
B
70% C
D

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari Presentase hasil

munaqosyah mulai dari jilid 1 sampai jilid 6 serta kelas al-qur‟an dengan

total 123 siswa yang mendapat nilai A sebanyak 86 siswa dengan

presentase 70% (warna hijau tua). Yang mendapat nilai B sebanyak 24

siswa dengan presentase 20% (warna hijau muda). Yang mendapat nilai C

sebanyak 9 siswa dengan presentase 7% (warna kuning). Yang mendapat

nilai D sebanyak 4 siswa dengan presentase 3% (warna merah).

Maka dari hasil tersebut pembelajaran al-qur‟an metode tilawati

daring melalui google meet di SD Islam Al Azhar 56 Malang dinilai

efektif. Terbukti dari hasil akhir munaqosyah yang mendapat nilai A

adalah 70% sesuai dengan standar KKM.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran al-qur‟an melalui google meet di SD Islam Al Azhar 56

Malang berjalan efektif hal tersebut bisa dilihat dari mulai proses

pembelajaran yang siap, mulai dari perencanaan pmbelajaran, penerapan

metode dan evaluasi, sehingga dari hasil akhir siswa rata-rata mendapat nilai

yang cukup memuaskan.

Proses perencanaan pembelajaran al-qur‟an di SD Islam Al Azhar

56 Malang dilakukan secara daring melalui google meet dengan

mempersiapkan materi bahan ajar yang akan disampaikan ketika pelajaran

berlangsung. Guru menyiapkan buku tilawati. Guru menyiapkan alat tulis

seperti pulpen dan pensil. Guru menyiapkan buku absensi siswa. Guru

menyiapkan media yang akan digunakan baik HP ataupun Laptop. Guru

menyiapkan perangkat pendukung berupa earphone dan headshet. Guru

menyiapkan paket data sendiri ketika WFH (Work Form Home). Apabila

mengajar dilakukan disekolah maka guru bisa memakai wifi sekolah atau

bisa menyiapkan paket data masing-masing. Menyiapkan aplikasi yang akan

digunakan yaitu google meet. Menyusun alat evaluasi.pelaksanaan

pembelajaran membaca Alquran dengan metode tilawati meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

96
97

Untuk penerapan metode tilawati di SD Islam Al Azhar 56 Malang

tersebut ada beberapa target yang sudah direncanakan para ustadz dan

ustadzah agar tercapainya kegiatan belajar mengajar yang diharapkan, yaitu

setelah santri menyelesaikan seluruh paket materi sesuai dengan kurikulum

diharapkan mereka memiliki kemampuan tartil dalam membaca Al-Qur‟an

yang meliputi fasohah, menguasai tajwid, menguasai ghorib dan musykilat

baik itu teori ataupun praktek serta dapat membaca Al-Qur‟an dengan nada

murattal tilawati yaitu lagu rost.

Efektivitas pembelajaran Alquran metode tilawati melalui google meet di

SD Islam Al Azhar 56 Malang, dilihat dari segi proses dan dari segi hasil

pembelajaran dinilai efektif. Hal ini terlihat dari segi hasil terbukti cukup memuaskan

meski pembelajaran dilakukan secara daring melalui google meet dengan prosentase

70 % yang mendapat nilai A.

B. Saran

1. Kepada SD ISLAM AL AZHAR 56 Malang agar terus meningkatkan

mutu kualitas santri dalam membaca Alquran serta lebih meningkatkan,

mengelola dan memanfaatkan sarana dan fasilitas pembelajaran,

sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan menjadi

contoh bagi sekolah-sekolah lain.

2. Kepada Koordinator agar terus meningkatkan manajemen yang lebih

bagus lagi.

3. Kepada guru tilawati untuk tetap meningkatkan kualitasnya agar

menghasilkan siswa-siswa generasi qur‟ani.

4. Kepada para siswa SD ISLAM AL AZHAR 56 Malang lebih serius lagi


98

dalam mengikuti pembelajaran Alquran.

5. Kepada orang tua agar tetap selalu mendampingi putra putrinya dalam

belajar membaca al-qur‟an.


DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Abdurrahim. et.al, Strateti Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati,


Surabaya: Pesantren Al-Qur‟an Nurul Falah, 2010

Syarifudin, Ahmad. Mebdidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al- qur,an,
Jakarta: Gema Insani, 2004

Yusuf, A. Muri.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,


Jakarta : Kencana, 2017

Fathoni, Abdurrahmat. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi,


(Jakarta: Rineka Cipta, 2011

Hasan, Abdurrahim dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati,


Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010

Afifuddin dan Beni Ahmad Sarbani, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:


Pustaka Setia, 2009

Sohanji, Ahmad. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, Banjarmasin:


Universitas Lambung Mangkurat, Program S2 Manajemen Pendidikan,
2003

Sudijono, Anas .Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grapindo Persada,


2005

Efendi, Albert. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendektan Ilmiah, Jawa


Tengah : CV Sarnu Untung, 2020

Anonim, Google (Agustus 21, 2021). https://id.wikipedia.org/wiki/Google

Anonim, Google Meet, Agustus 20, 2021.


https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Meet.

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2011

Astini, Suni. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat


Sekolah Dasar Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lampuhyang Vol
11, No.2

Sri Gusty, Sri. dkk. Belajar Mandiri Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19, Jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020

99
Yani Fitriyani dan Irfan Fauzi dan Mia Zultrianti, Motivasi Belajar Mahasiswa
Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19, Jurnal
Kependidikan Vol.6. No.2, 2020

Darmawan, Yuda. Skripsi : Penggunaan Aplikasi Google Meet dalam Upaya


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2019

Pandu, Hendrik .Sekolah Dalam Jaringan, Surabaya : Scopindo Media Pustaka,


2020
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan prakteknya, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2011

Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2001

Yahya, M, Metodologi Penelitian, Riset dan Teori, Banjarmasin: STIA Bina


Banua, 2004

Arifin, Zainal Penelitian Pendidikan dan Paradigma Baru, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2011

Kasiram, Moh. Metdologi PenelitianRefleksi Pengembangan Pemahaman dan


Penguasaan Metodologi Penelitian, Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2010,
Cet-ke-2

Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula,


Bandung: Alfabet, 2005

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: LKIS, 2009


Yasin, Sulchan Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Surabaya : Amanah, 1995

Kurnia Dewi, Shinta. Skripsi : Efektifitas E-Learning sebagai Media


Pembelajaran Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA Negeri Depok
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2011

Ramadhani, Mawar. Skripsi : Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran E-


Learning Berbasis Web Pada Pembelajaran TIK terhadap Hasil Belajar
Siswa Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2012
Fauzan dan Fatkhul Arifin, The Effectiveness of Google Meet Media on The
Students Learning Out of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education
Department, Jurnal Pendidikan Guru MI. Vol.6. No.2, 2019

Saadi, Fransiska. Skripsi : Peningkatan Efektivitas Belajar Peserta Didik dalam


Pembelajaran IPS Menggunakan Media Tepat Guna SDN 02 Toho
Pontianak : Universitas Tanjungpura, 2013

Siregar, Eveline . Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia,


2010

Indonesia, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 20


Tahun 2003.

Sanjaya, Ridwan. 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat, Semarang :


Universitas Katolik Soegajipranata, 2020

Eko, Meiyanto. Jenis-Jenis Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi, Jurnal


Telematika. Vol. 9. No. 1, 2012

Meiyanto Eko, Jenis-Jenis Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi

Pandu, Hendrik. Sekolah Dalam Jaringan, (Surabaya : Scopindo Media Pustaka,


2020

Suyadi.Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2013

M.MisbahulMunir, PedomanLagu-LaguTilawatilQur`an DilengkapiTajwid dan


Qasidah, Surabaya: Apollo, 1997, cet.3

Ponpes Wali barokah, Makalah Diklat Guru Alquran Metode Tilawati, Kediri :
Ponpes wali barokah

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2011


Syaikhon, Muhammad . Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an pada Anak Usia Dini di KB Taam Adinda Menganti
Gresik dalam Education and Human Development Journal, Surabaya:
PGPAUD FKIP UNU Surabaya, Vol.2 No.1/April 2017

Zawawie, Mukhlishoh. Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-


Qur’an Solo: Tinta Medina, 2011
Zawawie, Mukhlishoh. Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-
Qur’an, h. 25. Farida Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar, cet
ke II

Daradjat, Zakiah. et.al, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 1995, cet 1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
STAI Ma’had Aly Al - Hikam Malang
Nama : Ahmad Taqiyuddin
NIM : 2017.77.01.971
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing : Ali Rifan, M.Pd.I
Judul : Efektivitas Pembelajaran Daring Metode Tilawati Pada
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui Google Meet
Siswa SD Islam Al Azhar 56 Malang

BAB YANG DI PARAF


NO TGL/BLN/THN
KONSULTASIKAN PEMBIMBING

1 10 Juni 2021 Konsultasi judul skripsi

2 11 Juni 2021 Konsultasi Bab I dan Bab II

3 29 Juni 2021 Acc Bab I dan Bab II

4 30 Juli 2021 Konsultasi Bab III

5 4 Agustus 2021 Acc Bab III

6 8 Agustus 2021 Konsultasi Bab IV dan V

7 12 Agustus 2021 Acc Bab IV dan V

8 31 Agustus 2021 Acc keseluruhan Bab I-V

Malang, 1 September 2021


Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Kaprodi PAI,

Ali Rifan, M.Pd.I Umi Salamah, M.Pd.I


RIWAYAT HIDUP

Ahmad Taqiyuddin merupakan nama dari penulis skripsi ini, dilahirkan

di Malang pada tanggal 19 Desember 1995, merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Bertempat tinggal di Jl. Letjen S Parman RT.03 RW.23 Kelurahan

Purwantoro Kecamatan Blimbing, kode pos 65122. Penulis menempuh

pendidikan dimulai taman kanak-kanak di TK Aisyiah Bustanul Athfal, kemudian

melanjutkan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Fattah, tamat dari Madrasah Ibtidaiyah

penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah

Attaroqqie, kemudian dilanjutkan di Madrasah Aliyah Al-Amin. Dan melanjutkan

di STAI Ma‟had „Aly Al-Hikam Malang.


FOTO DOKUMENTASI

Gambar 1 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 56


Malang

Gambar 2 Wawancara dengan Ustadz Faris Syadam Guru Tilawati SD


Islam Al Azhar 56 Malang
Gambar 3 Wawancara dengan Koordinator Tilawati SD Islam Al
Azhar 56 Malang

Gambar 4 Wawancara dengan Ustadz M.Rofiq Romzi Guru Tilawati


SD Islam Al Azhar 56 Malang

Anda mungkin juga menyukai