Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

‘’DEFINISI RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN


ISLAM’’
Di Ajukan Guna Memenuhi Tugas Semester Pendek Dalam
Mata Kuliah
‘’FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM’’
Disusun oleh:
Agil Sadewa (900.18.011)
Dosen pengampu:
Indra Satia Pohan, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYEKH.H.ABDUL HALIM HASAN AL ISHLAHIYAH BINJAI
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
Penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih
jauh juga lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Binjai, 25 Juli 2023


Penulis

Agil Sadewa

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………...ii

Daftar isi……………………………………………………………....iii

BAB I Pendahuluan…………………………………………………….1

A. Latar Belakang……………………………………………………....1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………...2

C. Tujuan……………………………………………………………......2

BAB II Pembahasan…………………………………….………………3

A.Definisi Alam Dan Manusia ………………………….……………...3

B.Kedudukan Manusia Dalam Ilmu Pengetahuan …..………………….4

C.Dalil Ilmu Pengetahuan ………………………………………………4

D.Peran Masyrakat Dalam Pendidikan…………………………………6

BAB III Penutup………………………………………………………...9

Kesimpulan……………………………………………………………...9

Saran………………………………………………………………….....9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, maka manusia harus hidup bermasyarakat. Masyarakat
adalah sekumpulan individu yang hidup bersama dan adil dalam suatu lingkungan yang
terikat oleh sosial, kebudayaan, agama, suku yang disepakati dalam suatu lingkungan
tersebut dan memiliki tujuan yang sama. Terciptanya masyarakat adalah agar manusia
hidup adil. Allah memberi akal kepada manusia agar hidup bermasyarakat dna saling
membantu, seperti semut dan lebah yang hidup berkelompok yang mana saling membantu
dan bergotong royong. Kedudukan masyarakat dalam perspektif pendidikan Islam yakni,
masyarakat adalah guru bagi semua manusia yang memiliki kemauan mengambil pelajaran
dari setiap apa yang terjadi di dalamnya, masyarakat adalah subur yang menilai
keberhasilan pendidikan, masyarakat adalah tujuan bagi semua anak didik yang telah
belajar di lingkungan, masyarakat adalah ujian paling sulit untuk aplikasi keberhasilan
pendidikan dan masyarakat adalah cermin keberhasilan dan kegagalan dunia pendidikan.
Ilmu berasal dari bahasa latin yang artinya pengetahuan, sedangkan pengetahuan adalah
sesuatu yang diketahui melalui pengalaman dan didapat melalui panca indra. Pengetahuan
bersifat spontanitas. Perbedaan ilmu dan pengetahuan yakni ilmu telah melalui proses
penataan yang sistematis, sedangkan pengetahuan meskipun berdasarkan pengalaman akan
tetapi kebenarannya masih bercampur dengan insting. Akan tetapi ilmu dan pengetahuan
sangat berkaitan, ilmu tanoa pengetahuan sulit terjadi dan pengetahuan yang beserta ilmu
akan lebih jelas. Hakikat ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diolah kembali dan
disusun secara metodis yang mana berkaitan dengan realitas atau kenyataan. Setiap
manusia memiliki pengetahuan yang berasal dari pengalaman, karena setiap manusia
memiliki pengalaman yang berbeda-beda maka untuk menyelesaikan masalah yang ada
dalam pikiranmu pun berbeda juga. Dibutuhkan adanya pengetahuan yang bersumber pada
pengalaman yang bercanda-macam tersebut, kemudian ilmu pengetahuan menjadi semakin
banyak. Kedudukan ilmu pengetahuan yakni ilmu pengetahuan adalah alat untuk
mengelola sumber-sumber alam. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat mengelola
bumi dengan baik, ilmu pengetahuan sebagai pengembangan daya pikir yang mana
mengembangkan daya pikir manusia untuk memperbanyak sumber-sumber keilmuan, ilmu
pengetahuan sebagai bentuk untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kemudian
menjadikan diri manusia hamba yang taat dan yang terakhir ilmu pengetahuan adalah alat
untuk mencari kebenaran. (15,Manusia&AlamHabibah Febri Y)

1
B. Rumusan Masalah
1. Defenisi Manusia Dan Alam Semesta
2. Kedudukan Manusia Dalam Ilmu Pengetahuan
3. Dalil Ilmu Pengetahuan
4. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan
C. Tujuan
1. Apa ituDefenisi Manusia Dan Alam Semesta
2. Mengatahui Kedudukan Manusia Dalam Ilmu Pengetahuan
3. Apa Dalil Ilmu Pengetahuan
4. Bagaimana Peran Masyarakat Dalam Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia Dan Alam Semesta
Pengertian secara umum manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah makhlukyang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain. Manusia
akan menjalani proses kehidupan yangmemiliki 5, yakni proses pada masa bayi,
anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia (lansia), menurutWikipedia manusia
(Homo Sapiens) adalah spesies primata dengan populasi terbesar, persebaran
yangpaling luas, dan dicirikan dengan kemampuannya untuk berjalan di atas dua kaki
serta otak yang kompleksyang mampu membuat peralatan, budaya, dan bahasa yang
rumit. Kebanyakan manusia hidupdalam struktur sosial yang terdiri atas kelompok-
kelompok tertentu yang pada gilirannya dapat bersaingatau membantu satu sama lain
mulai dari kelompok keluarga kecil dengan hubungan kekerabatan hinggakelompok
politik yang besar atau negara. Interaksi sosial antarmanusia membuatkeberagaman
nilai, norma, dan ritual di dalam masyarakat manusia. Keinginan manusia untuk
tahu danmemengaruhi lingkungan sekitarnya memunculkan perkembangan dalam
filsafat, ilmupengetahuan, mitologi, dan agama.Penggolongan lainnya adalah
berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akilbalig, pemuda/i,
dewasa, dan orang tua, selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya,berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi
badan; jenis kelamin), afiliasisosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan, warga
negara, anggota partai ), hubungan kekerabatan(keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh), danlain
sebagainya.Sedangkan menuru pandangan islam adalah makhluk Allah s.w.t. yang
memiliki unsur dan dayamateriyang memiliki jiwa dengan ciri-ciri berfikir,berakal,
dan bertanggungjawab pada Allah s.w.t.yangdiciptakan dengan memiliki akhlak.
Secara terperinci, dan manusia juga merupakan. (23-29muhammad yusri,manusi dan
alam semesta)
1. Mahluk Yang sempurna Dan MuliaManusia merupakan makhluk yang
palingsempurna, baik dari wujud fisiknya maupun rohaninya.
2. Manusia Yang Bertanggung JawabMakhluk yang BertanggungjawabManusia sebagai
makhluk yang paling sempurna,dimintaipertanggung jawabannya terhadap
amanahyang telah diberikan Allah s.w.t. kepadanyauntukmengelola alam semesta
bagi kesejahteraan semuamakhluk. Hal ini sesuai dengan surat al-Ahzab ayat 72 berikut :

3
َّ ْ ْ َّ َّ َّ َّ َّ َّ ْ َّ ْ َّ ْ َّ َّ َّ َّ ْ ْ َّ ْ َّ َّ ْ َّ َّ َّ َّ ْ َّ ْ ‫الس ٰم ٰوت َّو ْال َّا‬
َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ ْ َّ ْ َّ َّ
‫ال فابين ان يح ِملنها واشفقن ِمنها وحملها ال ِاَْان‬ ‫ب‬
ِ ِ‫ج‬ ‫ال‬‫و‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬ ِ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ِانا ع َّرضنا الامانة ع‬
ً َّ َّ َّ َّ ٗ َّ
٢٧ ۙ‫ِانه كان ظل ْو ًما جه ْولا‬

Artinya:
72. Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.(al-ahzab;72)

Alam semesta fisik didefinisikan sebagai keseluruhan ruang dan waktu (secara
kolektif disebut ruang-waktu) dan isinya. Isi tersebut terdiri dari semua energi
dalam berbagai bentuk, termasuk radiasi elektromagnetik dan materi. Alam semesta
juga mencakup hukum-hukum fisika yang memengaruhi energi dan materi, seperti
hukum kekekalan, mekanika klasik, dan relativitas.
Alam semesta sering didefinisikan sebagai "keseluruhan keberadaan", atau segala sesuatu
yangada, segala sesuatu yang telah ada, dan segala sesuatu yang akan ada. Bahkan,
beberapa filsuf dan ilmuwan mendukung pernyataan gagasan dan konsep abstrak –
seperti matematika dan logika – dalam definisi Alam semesta. Kata alam semesta
juga dapat merujuk pada konsep-konsep seperti kosmos, dunia, dan alam.

B. Kedudukan Manusia Dalam Ilmu Pengetahuan


1. Manusia sebagai Hamba Allah (‘abd Allah)
Musa Asy’arie mengatakan bahwa esensi ‘abd adalah ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan yang kesemuanya itu hanya layak diberikan kepada Tuhan. Ketundukan dan
ketaatan pada kodrat alamiah senantiasa berlaku baginya. Ia terikat oleh hukum-hukum
Tuhan yang menjadi kodrat pada setiap ciptaannya, manusia menjadi bagian dari setiap
ciptaannya, dan ia bergantung pada sesamanya. Sebagai hamba Allah, manusia tidak bisa
terlepas dari kekuasaannya. Sebab, manusia mempunyai fitrah (potensi) untuk beragama.
Mulai dari manusia purba sampai kepada manusia modern sekarang yang mengakui
bahwa diluar dirinya ada kekuasaan transendental. (Ramayulis dan Nizar, Samsul.
Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2009). Hal. 57)
4
Hal ini disebabkan karena manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk
beragama sesuai dengan fitrahnya. Pada masa purba manusia mengasumsikannya lewat
mitos yang melahirkan agama animisme dan dinamisme. Meskipun dengan pemikiran
dan kondisi yang cukup sederhana, manusia dahulu telah mengakui bahwa diluar dirinya
ada zat yang lebih berkuasa dan menguasai seluruh kehidupannya. Namun mereka tidak
mengatahui hakikat zat yang berkuasa. Mereka aplikasikan apa yang mereka yakini
dengan berbagai bentuk upacara ritual seperti pemujaan terhadap batu besar, gunung,
matahari dan roh nenek moyang mereka. Kesemuanaya itu menjadi bukti, bahwa ia
adalah makhluk yang memiliki potensi untuk beragama. Allah SWT berfirman:
َّ ْ ْ َّ ٰ ٰ ْ َّ َّ ْ ْ َّ َّ َّ ْ َّ َّ
َّ َّ َّ َّ َّ ْ َّ ٰ َّ َّ ْ ً ْ َّ ْ َّ َّ ْ َّ ْ َّ َّ
‫م‬‫ي‬
ۙ ِ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫الد‬
ِ ‫ك‬ ‫ل‬‫ذ‬
ِ ِ‫ه‬‫الل‬ ‫ق‬ِ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ل‬ِ ‫ل‬‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ب‬‫ت‬ ‫ا‬‫ل‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اس‬ ‫الن‬ ‫ر‬‫ط‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ت‬ ‫ال‬
ِ ِ ‫ه‬‫الل‬ ‫ت‬ ‫ر‬ ‫ط‬ ‫ف‬ِ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ي‬‫ن‬ِ ِ ِ ِ ‫فا ِقم وجه‬
‫ح‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫لد‬ ‫ل‬ ‫ك‬
َّ ْ َّ ْ َّ َّ َّ َّ َّ ْ َّ َّ ٰ َّ
٠٣ ۙ‫اس لا يعلمون‬ ِ ‫ول ِكن اكثر الن‬

Artinya:
30. Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai)
fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.588) Tidak
ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Berdasarkan ayat diatas, jelaslah bahwa bagaimanapun modernnya atau primitifnya suatu
suku bangsa manusia, mereka akan mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa di luar
dirinya.
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam. Hal ini banyak
terlihat dari banyaknya ayat Al-Qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi
yang tinggi dan mulia disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi
umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam Al-Qur’an, kata ilmu digunakan lebih dari 780 kali, ini bermakna bahwa ajaran
Islam sebagaimana tercermin dari Al-Qur’an sangat kental dengan nuansa yang berkaitan
dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dari agama Islam sebagaimana
dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani sebagai berikut: “Salah satu ciri yang
membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu
(sains), Al-Qur’an dan Al-Sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan
mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang pengetahuan pada
derajat tinggi”. (Thoib, Ismail. Meretas Filsafat Pendidikan Islam. Hal. 115)

5
D.Perintah Al-Qur’an untuk mencari, menemukan dan mempelajari ilmu. Perintah Al-
Qur’an untuk mencari ilmu dapat dipahami dari dua aspek:
1.Al-Qur’an menyuruh manusia menggunakan akal.
Ratio (akal) adalah merupakan salah satu dari perangkat anugerah (hidayah) yang
diberikan oleh Tuhan kepada manusia.
2.Al-Qur’an menyuruh manusia meneliti alam semesta.
alam semesta (universum, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi manusia
yang sampai kini baru sebagian kecil yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia.
Bagian terbesar masih merupakan suatu misteri, yang tidak dikenal oleh manusia
betapapun kemajuan yang telah mereka capai dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.

C. Dalil Ilmu Pengetahuan


Berikut ayat al-quran tentang ilmu pengetahuan :
َّ ٰ ْ َّ ٰ َّ
ْ‫يٰٓ َّاي َّها الذيْ َّن ا َّمن ْوْٓا ا َّذا ق ْي َّل لك ْم َّت َّف َّسح ْوا فى ال َّم ٰجلس َّف ْاف َّسح ْوا َّي ْف َّسح الله لك ْم َّواِ َّذا ق ْي َّل اُُْْوا‬
ِ ْۚ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َّ َّ ٰ
ٌ ْ َّ َّ ْ َّ ْ َّ َّ ٰ َّ ٰ َّ َّ َّ ْ ْ َّ ْ َّ ْ ْ ْ َّ ٰ َّ ْ َّ ْ َّ
١ ‫فاُُْ ْوا َّي ْرف ِع الله ال ِذين امنوا ِمنكمۙ وال ِذين اوتوا ال ِعلم درجت والله ِبما تعملون خ ِبير‬
ْ

Artinya:
11. Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan
di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan
mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

َّ َّ
َّ ْ َّ ْ
َّ َّ َّ َّ ٰ ٰ ْ َّ َّ َّ ٌ َّ ٰ َّ ْ َّ ٰ ْ َّ ْ َّ ٌ ٰ
٧٢ ‫اب‬
ِ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ‫وا‬‫ول‬‫ا‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ذ‬ ‫ت‬ ‫ِكتب انزلنه ِاليك مبرك ِليدبر ْٓوا اي ِت ٖه و ِلي‬

Artinya:
29. (Al-Qur’an ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) yang
penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan orang-orang yang berakal
sehat mendapat pelajaran.

6
ْ ْ َّ َّ َّ َّ ٌ َّ َّ ْ َّ َّ َّ َّ َّ َّ ً َّ َّ ْ َّ َّ ْ ْ َّ َّ
‫۞ َّو َّما كان المؤ ِمن ْون ِلين ِفر ْوا كاۤفة فل ْولا نف َّر ِم ْن ك ِل ِف ْرقة ِمنه ْم طا ِۤىفة ِليتفقه ْوا ِفى ال ِدي ِن َّو ِلين ِذر ْوا‬
َّ َّ ْ َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ
١٧٧ ࣖ ‫ق ْو َّمه ْم ِاذا َّرجع ْوْٓا ِال ْي ِه ْم لعله ْم يحذر ْون‬

Artinya:
122. Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama
Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?

D. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan


Masyarakat merupakan istilah yang sangat lazim digunakan untuk menyebut suatu
kesatuan-kesatuan manusia yang berasal dari bahasa Arab yaitu Syaraka yang berarti ikut
serta, berpartisipasi, yang kemudian mengalami perubahan dalam bahasa Indonesia
menjadi masyarakat. Masyarakat adalah suatu kesatuan manusia yang saling berinteraksi
menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan saling terikat oleh
suatu rasa dan identitas yang sama dalam dirinya (Koentjoroningrat, 2000).
Masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari
yang tidak berpendidikan sampai pada yang berpendidikan tinggi. Kualitas suatu
masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya, makin baik pendidikan
anggotanya, semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat
merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan di lingkungan keluarga
dan lingkungan sekolah (Djaelani, 2013; Hasan, 2010).
Saat ini partisipasi masyarakat masih sangat terbatas seperti ikut serta jadi anggota
masyarakat pada tahap implementasi program pembangunan terutama pada
pendidikan.karena sering dipahami sebagai bentuk mobilisasi untuk berbagai kepentingan
pemerintah. Perwujudan partisipasi oleh masyarakat dapat juga dilakukan secara individu
atau kelompok, spontanitas atau terorganisir, dilakukan secara kontinnyu atau sesaat.
Pembangunan yang tidak melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya
dianggap seringkali tidak menyentuh kebutuhan masyarakat, karena masyarakat adalah
pihak yang paling mengetahui yang menjadi permasalahan mereka serta mengerti cara
bagaimana mengatasi permasalahan mereka (Heningtyas et al., 2014).

7
Peran masyarakat dalam pendidikan tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 8 dan 9 yang menyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program kerja pendidikan serta
berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan
(Lutfiyah, 2013).
Berdasarkan penelitian terdahulu juga diperoleh betapa pentingnya peran masyarakat
dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam pendidikan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama
yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-masing upaya untuk
mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi.
Tegasnya psikologi agama mempelajari dan meneliti fungsi-fungsi jiwa yang memantul
dan memperlihatkan diri dalam perilaku dan kaitannya dengan kesadaran dan pengalaman
agama manusia itu tersebut.
B. Saran
Penulis berharap dengan adanya materinya ini dapat memberikan wawasan atau jalan
pembuka pada pambaca agar memberikan pengetahuan tentang psikologi agama dan juga
penulis berharap pada pembaca agar bisa kiranya menjadi bahan acuan atau referensi dalam
sebuah tugas. Penulis berharap agar tulisan ini menjadi sebuah kebermanfaatanya bagi
pembaca dan semoga tujuan penulis dalam membuat makalah ini untuk memenuhi tugas
tercapai.

9
DAFTAR PUSTAKA

(15,Manusia&AlamHabibah Febri Y)
(23-29muhammad yusri,manusi dan alam semesta)
(Ramayulis dan Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2009).
Hal. 57)
(Thoib, Ismail. Meretas Filsafat Pendidikan Islam. Hal. 115)
(Koentjoroningrat, 2000).
(Djaelani, 2013; Hasan, 2010).
(Heningtyas et al., 2014).
(Lutfiyah, 2013).

10

Anda mungkin juga menyukai