Aksi Nyata - Sukur Hartanto - Merdeka Belajar
Aksi Nyata - Sukur Hartanto - Merdeka Belajar
Boleh belajar boleh tidak! Melanggar aturan sekolah TIDAK dihukum, karena kita MERDEKA
BELAJAR!
Kesan-kesan itulah yang masuk di persepsi kita ketika kita mendengar tentang Merdeka Belajar,
dan itulah yang sering terdengar diantara obrolah siswa saat mendengar adanya kebijakan baru
atau perubahan kurikulum tentang penerapan konsep merdeka belajar di sekolah. Pandangan ini
tidak sepenuhnya keliru tetapi BELUM TEPAT.
Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka mempunyai makna bebas tidak terikat
dan berdiri sendiri atau mandiri. Merdeka belajar mempunyai konsep belajar mandiri, tidak
diperintah oleh guru atau orang tua. Siswa belajar secara mandiri karena belajar merupakan
kebutuhan masing-masing.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajardan minat
peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan
untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat psds konten mata
pelajaran. Lalu apa saja komponen-komponen dalam kurikulum merdeka?
Ki Hajar Dewantara mengartikan manusia merdeka yaitu manusia yang bersandar pada kekuatan
dirinya sendri tidak bergantung kepada orang lain. Berikut beberapa hal penting dalam
pemahaman merdeka belajar diantaranya:
1. Mengenali dan memahami Diri sebagai Pendidik
2. Mendidik dan Mengajar
3. Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
4. Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
5. Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan.
Dalam proses menuntun atau mengembangkan potensi diri siswa, pendidik memberikan
kebebasan kepada siswa mengeksplorasi kemampuan dengan bimbingan dan arahan yang tepat
dari pendidik agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Proses ini akan
mendorong anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Dengan demikian diharapkan murid dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dan
lingkungannya.