Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Faizza

Nim : 18019098

Pengaruh “Kehilangan” terhadap kehidupan keluarga pada novel Transcendent Kingdom dari

Ya Gyasi

Pada novel yang berjudul Transcendent Kingdom dari Ya Gyasi ini dapat dipahami

bahwa memiliki keluarga adalah anugrah yang sangat besar, apalagi didalam keluarga

muncul rasa saling ketergantungan terhadap satu dengan yang lainya, kehilangan keluarga

dapat merenngut semua kebahagiaan dan memiliki pengaruh yang berbeda beda bagi setiap

orang yang mengalaminya. Element yang digunakan dalam menganalisa novel ini adalah

character dan simbol. Pada novel ini terdapat cukup banyak symbol yang akan membantu

dalam menganalisa karya sastra ini.

Karakter Gifty, adalah karakter perempuan dan tokoh utama dalam novel ini. Gifty

seorang lulusan di Stanford University dan sedang mealaksanakan penelitian. Pada novel ini

dapat kita pahami kondisi seorang gifty dan keluarganya yang terdiri dari ibu, ayah, dan

seorang saudara laki laki adalah imigran dari Ghana ke Amerika. Hal ini terlihat pada chapter

2 halaman dua paragraf empat.

“In the car, my mother stared out of the passenger-side

window, quiet as a church mouse. I tried to imagine the

scenery the way she might be seeing it. When I’d first

arrived in California, everything had looked so beautiful

to me.”
Pada kutipan lain juga menjelaskan alasan kenapa keluarga ini memilih pindah ke

Amerika. Pada halaman 2 pada paragraf empat. Tepatnya pada chapter 5.

“She had a cousin in America who sent money and clothes

back to the family somewhat regularly, which surely

meant there was money and clothes in abundance across

the Atlantic. With Nana’s birth, Ghana had started to feel

too cramped. My mother wanted room for him to grow”

Pada kutipan diatas dapat dipahami bahwa alasan keluarga Gifty pindah ke Amerika

karena ingin mendapatkan hidup yang lebih baik, terlihat ketika sepupu ibunya sering

mengirimkan uang dan pakaian. Sehingga menimbulkan anggapan bahwa apabila tinggal di

Amerika seseorang akan mendapatkan kehidupan yang baik. Dan juga menginginkan

suasana baru, tempat yang lebih nyaman dan baik bagi pertumbuhan putranya. Hal ini

menunjukkan bahwa karakter ibu sangat menyayangi anak laki-lakinya sehingga

menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

Kemudian pada kutipan lain juga mulai menunjukan bahwa ketika kehilangan

seseorang akan mempengaruhi psikologis orang orang terdekat. Hal ini terlihat ketika

karakter Ayah dari keluarga ini memutuskan untuk tidak ikut dengan Istri dan anaknya

untuk pindah ke Amerika. Hal ini dapat dibuktikan chapter 5 pada halman 2, paragraf ke

lima.

“They argued and argued and argued, but the Chin Chin

Man’s easygoing nature meant he let my mother go easy,


and so within a week she had applied for the green card

lottery.”

Dan pada chapter 4 halaman pertama paragraf lima chapter empat

“He doesn’t do impressions of the Chin Chin Man

anymore.”

Pada kutipan diatas, terlihat bahwa keadaan dulu yang berbeda dengan sekarang,

chin chin man adalah ayah mereka, menurut saya perubahan tersebut terjadi karena

Buzz/nana merasa ada yang hilang dari dirinya ketika ayahnya memutuskan tidak ikut

pindah bersama keluarganya ke Amerika, Padahal sosok ayah dalam novel ini adalah

seorang ayah yang sangat dikagumi, bisa melindungi kemarahan yang ada pada diri nana.

Perubahan tersebut membuat hidupnya memburuk dan akhirnya meninggal karena

kebiasaanya menkonsumsi OxyContin karena cideranya. Pada chapter 12 halaman enam

paragraf 3

The Chin Chin Man stood up as the referee blew the

closing whistle. He brought his hands to his mouth and let

out a loud, long cheer. “Mmo, Mmo, Mmo. Nana, wayɛ

ade.” He picked me up and danced me around the

bleachers, our dance not elegant or precise but messy,

exuberant, loud. He kept cheering this cheer—Good job,

Good job, Good job—until Nana, embarrassed, cracked a


smile. The fury fled. Though the occasion for this moment

was a somber one, the moment itself was joyful.

Hal ini juga dapat didukung pada chapter 8 halaman kedua paragraf lima

“I was fifteen, the same age that Nana was when

we discovered he had a habit. My mother had been

cleaning Nana’s room when she noticed. She’d gotten a

ladder from the garage so she could sweep out his light

fixture, and when she put her hand in the glass bowl of the

light, she found a few scattered pills. OxyContin”

Karakter Gifty juga mengalami banak sekali permasalahan dalam novel ini, pada

chapter 8 halaman 3 paragraf pertama.

“ I should have said something kind in return. I should

have comforted her, told her it wasn’t her fault, but

somewhere, just below the surface of me, I blamed her. I

blamed myself too. Guilt and doubt and fear had already

settled into my young body like ghosts haunting a house. I

trembled, and in the one second it took for the tremble to

move through my body, I stopped believing in God.”

Pada kutipan ini menunjukan bahwa setiap orang bisa berubah, hal hal yang terjadi

didunia ini memiliki pengaruh kepada diri kita, begitu juga dengan Gifty. Fakta bahwa
kehilangan seorang saudara dan keterpurukan keluarganya karena kehilangan membuat dia

berhenti mempercayai Tuhan.

Kehilangan tidak hanya meninggalkan rasa duka, sakit namun juga kesulitan untuk

memulai kembali. Gifty menjadi pemegang peran utama dalam keluarganya walaupun hanya

tinggal berdua dengan ibunya. Terdapat pada chapter 39 halaman 2 paragraf sepuluh

sampai halaman 3 paragraf pertama.

“I only wanted Nana,” she said, “and now I only have you.” I

know how this makes her sound. She said those words and then

she ambled back upstairs to her bedroom. Within minutes,I

could hear her snoring. I was hurt by what she said, but I

understood what she meant. I understood and I forgave. I only

wanted Nana, too, but I only had my mother.

Pada chapter 40 halamn ke dua paragraf 3

“I’m fine,” I told her, and as soon as the lie left my lips I knew

that I was going to take care of my mother myself. I was going

to nurse her back to health through the sheer force of my

eleven-year-old will. I would not lose her.

Kutipan ini menunjukkan bahwa Gifty menjadi orang yang paling memiliki tanggung

jawab terhadap ibunya yang megalami depresi setelah kepergian nana. Kehilangan seseorang

memang membawa semua kesulitan, ada sebagian yang bisa melaluinya namun sebagian lagi

harus terus berjuang melawan semua perasaan tersebut karena hidup akan terus berjalan.

Gifty memang melalui hari yang berat, namun dia adalah perempuan yang pintar, sesuai

dengan bidang yang dia sukai, dia mempelajari banyak hal dari kejadian yang dialami. Melakukan

penelitian salah satu bukti bahwa dia memiliki kepedulian terhadap orang lain, dan hal itu juga

yang membuatnya dapat memahami dan akhirnya melewati semua kesedihan, hingga akhirnya

ibunya meninggal, Gifty tetap tegar.


Novel ini menunjukkan bahwa banyak hal yang dapat timbul karena kehilangan orang

yang kita cintai. Depresi, kecanduan, bunuh diri dan juga karena kehilangan juga akan muncul rasa

tegar didalam jiwa, keinginan untuk berubah, seperti Gifty yang justru memepelajari hal hal dalam

hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai