Anda di halaman 1dari 1

NAMA : AFFIN ARI LAKSMANA

NIM : P1337420922040
Obesitas pola makan Usia > 40 tahun

penurunan fungsi sel beta terhadap


kadar lemak tinggi
rangsangan glukosa

Etiologi DM Tipe 2 :
1. Usia (resistensi insulin insulin tidak dapat bekerja maksimal hormon insulin tidak mampu
cenderung meningkat pada usia membantu tubuh menyerap menyerap glukosa
di atas 65th)
2. Obesitas,
3, Riwayat keluarga
kerusakan pankreas menghasilkan Ketoasidosis Diabetikum (KAD), GDA
(Shadine,M,2010)
banyak insulin = 286

resistensi insulin tidak terkontrol


Definisi: Diabetes mellitus adalah
penyakit yang ditandai dengan adanya
hiperglikemia yang disebabkan oleh Pemeriksaan Penunjang :
ketidak mampuan dari organ pancreas DM 1. GDS (Gula Darah Sewaktu) dan GDP
untuk memproduksi insulin atau
kurangnya sensitivitas insulin pada sel (Gula Darah Puasa)
target tersebut. (Kerner, 2014) 2. Pemeriksaan urine
B1 (Breath) B2 (Blood) B3 (Brain) B4( Bladder) B5(Bowel) B6 (Bone)
3. Pemeriksaan kultur
4. Pemeriksaan Jantung
Asidosis Metabolik penurunan jumlah cairan Hiperklemia Diuresos motik peningkatan badan keton peningkatan metabolisme sel
manifestasi klinis :
MK : Ketidakstabilan Kadar Gula cairan intersinal dan intra sel tertarik
Darah (D.0027)
kompensasi tubuh hiperklemia perfusi jaringan ke otak menurun
ke intravaskuler
Asidosis metabolik ATP turun, energy 1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA viskositas (kekentalan darah Mempengaruhi metabolism
(I.03115)
Hiperventilasi
meningkat)
hipoksia pada otak sel kekurangan cairan
karbohidrat
pasien cepat lemas 4. Rasa lelah dan kelemahan oto
5. Kelainan kulit
1. Identifkasi kemungkinan penyebab
hiperglikemiIk 6. Kelemahan tubuh
2. Monitor kadar glukosa darah, jika
suplai O2 menurun Penurunan BB
7. Kesemutan rasa baas
pernapasan kusmaul penurunan kesadaran rangsangan pusat haus MK : Intoleransi aktivitas
perlu 8. Luka
3. Berikan asupan cairan oral
4. Anjurkan kepatuhan terhadap diet MK : Resiko ketidakefektifan MK : Resiko Perfusi Serebral Tidak
9. Penurunan BB
Takipnea Dehidrasi Mual muntah (Sujono & Sukarmin, 2008)
dan olahraga perfusi jaringan perifer (D.0015) Efektif (D.0017)
5. Kolaborasi pemberian insulin, jika
perlu
MK : Risiko Ketidakseimbangan
pola nafas meningkat Intake Cairan menurun
Cairan
SLKI : Klasifikasi Diabetes Mellitus
Ketidakstabilan Kadar Gula Darah (L. 1. DM Tipe I
Apneu MK : Defisit Nutrisi (D.0019)
03022)
2. DM Tipe II
1, Kesadaran membaik
2. gemetar menurun MK : Pola Nafas Tidak Efektif 3. Diabetes Mellitus Gestasional
3. pusing menurun (D.0005) 4. DM Tipe lain
4. lelah menurun
SIKI : PEMANTAUAN RESPIRASI SIKI : PERAWATAN SIRKULASI SIKI : MANEJEMEN EDEMA SIKI : MANAJEMEN CAIRAN SIKI: SIKI
(I.01014) (I.02079) 1. Monitor adanya kebingungan, (I.030980) MANAJEMEN NUTRISI MANAJEMEN ENERGI
1. Monitor frekuensi, irama,
1. Periksa sirkulasi perifer perubahan pikiran, keluhan 1. Monitor status hidrasi (I.03119) (I.05178)
kedalaman, dan upaya napas
2. Monitor saturasi oksigen 2. Anjurkan berhenti merokok, ,pusing , pingsan. 2. catat intake-output dan hitung 1. Identifikasi status nutrisi 1. monitor kelelhan fisik dan
3 . Monitor pola napas (seperti berolahraga rutin 2. monitor tanda-tanda vital balans cairan 24 jam 2. Asupan makanan emosional
bradipnea, takipnea, hiperventilasi, MANAJEMEN SENSASI 3. berikan sedasi sesuai 3. berikan asupan cairan, jika 3. Monitor berat badan 2. sediakan lingkungan yang
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, PERIFER (I. 06195) kebutuhan perlu 4. Berikan makanan tinggi serat nyaman
ataksik0 1. Identifikasi penyebab 4. kolaborasi pemberian deuretik 5. Berikan suplemen makanan 3. latihan rentang gerak .
4 . Monitor kemampuan batuk efektif
perubahan sensas jika perlu 4. anjurkan tirah baring
MENEJEMEN JALAN NAPAS (I.
01011)
2. Hindari pemakaian benda- 6. Ajarkan diet yang di program 5. anjurkan melakukan aktivitas
1. Posisikan semi-Fowler atau Fowler benda yang berlebihan suhunya kan secara bertahap
2. Berikan minum hangat 3. Kolaborasi pemberian 7. Kolaborasi dengan ahli gizi 6. berikan aktivitas distraksi
3. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu analgesik, jika perlu yang menenangkan
4. Ajarkan teknik batuk efektif

SLKI : POLA NAFAS MEMBAIK SLKI : PERFUSI PERIFER SLKI : PERFUSI SLKI : KESEIMBANGAN SLKI : STATUS NUTRISI SLKI :
(L.01004) (L.02011) SEREBRAL(L.02014) CAIRAN (L.03030) TOLERANSI AKTIVITAS (L.05047)
1. Saturasi Oksigen meningkat
1. Disspnea menurun (5) 1. Penyembuhan luka 1. TIK menurun 1. Asupan cairan meningkat 1. Porsi makan yang dihabiskan
2. Kemampuan dalam aktivitas sehari-
2. Penggunaan otot bantu napas meningkat 2. Sakit kepala menurun 2. Haluaran urin meningkat meningkat hari meningkat
menurun (5) 2. sensasi meningkat 3. Kecemasan menurun 3. Dehidrasi menurun 2. kekuatan otot 3. Kekuatan tubuh bagian atas
3. Pemanjangan fase ekspirasi 3. edema perifer menurun 4. Demam menurun 4. Turgor kulit membaik 3. Nafsu makan membaik 4. Kekuatan tubuh bagian atas
menurun (5) 4. kelemahan otot menurun 5. Tekanan darah membaik 4. berat badan membaik
5. bising usus membaik

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Kerner, W. and Brückel, J. (2014). Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus. Exp Clin Endocrinol Diabetes, 122(07),
pp.384-386
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Shadine,M,2010. Mengenal Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Penebit Keenbooks
Sukarmin & Riyadi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai