SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(SE) Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Padang
OLEH
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, yang telah melimpahkan berkah serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik yang berjudul : “Pengaruh Motivasi
Variabel Mediasi pada Karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II
Sumatera Barat". Dan tidak lupa pula iringan salam dan shalawat kepada Rasulullah
SAW sebagai figur yang senantiasa memberikan inspirasi tentang berbagai hal dalam
untuk menyelesaikan proposal penelitian ini. Dalam penyusunan proposal ini, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi
untuk masa mendatang. Penulis sangat berharap proposal penelitian ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 44
1. Populasi .............................................................................................. 45
2. Sampel ................................................................................................ 46
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
inovatif menjadi suatu keharusan bagi organisasi yang ingin berhasil dalam
dinamika lingkungan yang cepat berubah. Inovasi bukan hanya sekedar nilai
Hartog (2010) mencatat bahwa perilaku kerja inovatif pada tingkat individu telah
Sementara itu, perhatian para peneliti dan industri terfokus pada inovasi
dunia bisnis yang selalu berubah saat ini (Smith, 2018). Dalam hal ini, inovasi
telah menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi organisasi. Inovasi bukan hanya
1
2
menciptakan sesuatu yang lebih baik atau berbeda dari cara sebelumnya.
dalam bisnis modern. Inovasi tidak lagi hanya menjadi tugas departemen riset dan
beberapa faktor, salah satunya adalah sumber daya manusia, karena merupakan
pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu
memanfaatkan sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Selain itu agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus
Oleh karena itu, perilaku kerja inovatif karyawan menjadi hal yang sangat
Menurut Niesen et al., (2018), salah satu cara dalam membuat organisasi
lebih inovatif adalah berhenti dengan hanya mengandalkan divisi penelitian dan
3
pada semua karyawan. Purc dan Laguna (2019) juga menekankan pada pentingnya
peran karyawan dalam inovasi dengan cara menyatakan bahwa karyawan adalah
organisasi.
menarik. Mereka menyatakan bahwa karyawan yang aktif terlibat dalam perilaku
kerja inovatif memiliki kemampuan untuk dengan cepat dan tepat mengenali
situasi kerja yang baru. Lebih dari itu, mereka juga mampu memberikan ide-ide
orisinal yang dapat secara signifikan meningkatkan kualitas layanan dan produk
layanannya. Sejalan dengan konsep ini, De Jong & Den Hartog (2010),
itu inovasi tidak berhenti setelah satu ide atau proyek saja, tetapi penting juga bagi
eksternal. Salah satu elemen kunci dalam proses ini adalah motivasi intrinsik.
mereka. Dorongan ini muncul dari keinginan batiniah untuk merasa mampu dan
efektif dalam menjalankan tugas atau aktivitas tertentu. Individu yang merasa
motivasi yang kuat untuk terus belajar, berinovasi, dan meningkatkan diri. Selain
itu, kebutuhan akan kompetensi juga dapat membentuk pola perilaku yang
proaktif, di mana individu tidak hanya berfokus pada pemenuhan tugas rutin, tetapi
juga berusaha untuk mengatasi tantangan yang lebih kompleks dan menantang.
Melalui upaya ini, mereka dapat mencapai tingkat keahlian yang lebih tinggi dan
membentuk fondasi untuk kontribusi yang lebih berarti dalam lingkungan kerja.
Oleh karena itu, pengakuan dan pemenuhan kebutuhan akan kompetensi menjadi
memberikan ruang bagi individu untuk memiliki kendali atas pekerjaan mereka
pertukaran ide yang konstruktif antar individu menjadi faktor penting dalam
lebih efektif. Oleh karena itu, pengakuan terhadap pentingnya motivasi intrinsik
menjadi langkah strategis dalam membangun tim yang kreatif dan inovatif di
dalam organisasi.
Teori determinasi diri yang dijelaskan oleh Gagne & Deci (2005)
lebih ingin tahu, menghasilkan ide-ide kreatif, dan secara aktif menerapkannya
dalam praktik sehari-hari. Sesuai dengan penelitian Grant & Berry (2011) yang
cenderung lebih kreatif. Selain itu Amabile (1997) juga berpendapat bahwa
pegawai akan lebih kreatif bila mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi, yang
mana pada akhirnya pegawai dapat menghasilkan ide-ide baru yang berguna bagi
6
mereka untuk mengakses lebih banyak informasi dan pada gilirannya mendorong
mereka untuk mengidentifikasi ide-ide yang mereka miliki dengan cara yang
karyawan dengan motivasi intrinsik akan selalu rajin dan siap melakukan tugas-
tugas yang menantang, kompleks, dan tidak biasa (Gagne & Deci, 2005).
mendorong individu untuk mempertahankan tingkat rasa ingin tahu yang tinggi.
Individu tersebut lebih cenderung terbuka untuk bekerja, belajar, dan menjelajahi
ide-ide baru. Mereka aktif mencari cara dan metode baru melalui komunikasi dan
tersebut sangat menarik dan memenuhi kepentingan diri sendiri dan organisasi
(Foss et al., 2007). Dengan adanya motivasi intrinsik, karyawan mendapati diri
mereka didorong secara internal untuk berbagi pengetahuan. Motivasi ini muncul
dari keinginan yang tumbuh dari dalam diri mereka sendiri, bukan semata-mata
yang memotivasi karyawan untuk melampaui batas-batas tugas rutin dan dengan
ilmu menjadi lebih bermakna karena berasal dari keinginan batin yang kuat untuk
Dalam konteks motivasi intrinsik, berbagi ilmu bukan hanya menjadi tugas
rutin, melainkan sebuah ekspresi sukarela dari rasa tanggung jawab dan
karyawan dapat saling belajar dan memperkaya ide-ide inovatif, yang pada
perilaku inovatif pada karyawan dan memfasilitasi aktivitas inovatif (Wang et al.,
penerima. Latihan ini merangsang keterlibatan dalam perilaku kerja yang inovatif
termasuk mencari peluang perubahan dan penerapannya pada praktik kerja yang
ada.
8
Ariyasinghe Asurakkody & Sang Hee Kim, 2020; Dhyah Harjanti & Angelina
itu akan semakin bertambah. Jika pengetahuan bertambah maka karyawan tersebut
lebih rinci bahwa motivasi intrinsik berdampak positif pada perilaku kerja inovatif.
Namun penting untuk dicatat bahwa pada saat ini penelitian mengenai hubungan
Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah untuk menyelidiki lebih lanjut
pengaruh motivasi intrinsik terhadap perilaku kerja inovatif dengan menguji peran
mampu merancang strategi yang lebih efektif untuk mendorong perilaku kerja
inovatif karyawan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mengambil objek pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat adalah sebuah
Divisi Regional II, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat
memiliki peran penting dalam mengatur dan mengoperasikan layanan kereta api
dan berkontribusi pada pembangunan daerah, PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi masyarakat Sumatera Barat dalam hal
transportasi kereta api. Oleh sebab itu, perilaku kerja yang inovatif dari karyawan
meningkatkan kualitas operasional serta menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi
masyarakat. PT. KAI harus terus berinovasi agar dapat bersaing dalam lingkungan
seperti mobil dan motor. PT KAI dapat berinovasi dalam hal pelayanan pelanggan
adalah faktor penting yang dapat menjadikan PT KAI sebagai pilihan yang
Sumatera Barat, pada tahun 2012 PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO)
10
Terbaik (Best of The Best). Namun pada tahun selanjutnya PT. Kereta Api
Disamping itu, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat
merupakan salah satu BUMN yang juga berkomitmen untuk menerapkan Core
Values AKHLAK. Dengan adanya AKHLAK ini akan menjadi role model atau
karyawan harus adaptif yaitu karyawan dituntut untuk terus berinovasi dalam
berusaha untuk mencari solusi baru atau menciptakan perubahan yang positif
dalam pekerjaan mereka. Mereka mungkin terlalu terpaku pada metode lama atau
takut untuk mencoba hal baru. Hal ini dapat menjadi kendala serius dalam
sebagian karyawan PT. KAI (Persero) Divre II Sumbar. Terlihat bahwa sebagian
11
karyawan tidak menunjukkan minat untuk terlibat dalam proyek tambahan atau
tanggung jawab yang tidak diharapkan. Mereka tidak tampak mencari peluang
adanya pertukaran pengetahuan yang cukup di antara karyawan, sulit bagi ide-ide
inovatif untuk muncul dan berkembang. Karyawan perlu berbagi pengalaman dan
inovatif.
memengaruhi perilaku kerja inovatif, perlu diakui juga motivasi intrinsik hanya
merupakan satu elemen dalam persamaan yang lebih luas. Dalam konteks ini,
fondasi inovasi yang kuat di dalam organisasi. Konsep berbagi pengetahuan, yang
dengan rekan kerja mereka (Lin, 2007), menjadi landasan untuk pengembangan
ide-ide baru yang dapat mengarah pada inovasi. Aktivitas berbagi pengetahuan
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kerja inovatif. Oleh karena itu, peneliti
Variabel Mediasi Pada Karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre
II Sumatera Barat”.
B. Identifikasi Masalah
1. Belum optimalnya perilaku kerja inovatif pada karyawan PT. Kereta Api
C. Batasan Masalah
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar. Dalam penelitian ini dibatasi
pada variabel yang tampaknya berkaitan erat dengan Motivasi Intrinsik dan
Berbagi Pengetahuan.
D. Rumusan Masalah
diidentifikasi, rumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Sumatera Barat?
Sumatera Barat?
14
Sumatera Barat?
E. Tujuan Penelitian
Sumatera Barat.
Kerja Inovatif pada karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II
Sumatera Barat.
Sumatera Barat.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
literatur yang ada serta memberikan landasan teoritis yang kuat untuk
2. Manfaat Praktis
dominan apa saja yang dapat meningkatkan perilaku kerja inovatif dan
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
yang terkait dengan masalah variabel penelitian sehingga dapat menghasilkan dan
mengembangkan hipotesis.
yang dikemukakan oleh Edward L. Deci dan Richard Ryan. Teori determinasi
diri adalah sebuah teori motivasi yang mengajukan terdapat tiga kebutuhan
kinerja mereka.
17
18
memiliki hubungan yang positif, dan merasa diakui dan diterima oleh
interpersonal.
yang tertanam dalam diri kita masing-masing. Teori ini menjelaskan tentang
merasakan kendali atas hidup kita sendiri. Kesejahteraan kita sangat terkait
pada motivasi yaitu bagaimana memotivasi diri mereka sendiri atau orang lain
19
dilakukan secara spontan oleh individu. Motivasi seperti itu dialami sebagai
sesuatu yang otonom dan ditentukan sendiri ( Deci dan Ryan, 2000).
motivasi intrinsik yang tinggi cenderung lebih kreatif dan inovatif dalam
untuk berpikir kreatif dan mencoba hal-hal baru. Aspek kebutuhan keterkaitan
sosial dalam teori determinasi diri juga dapat berperan dalam perilaku kerja
inovatif. Ketika individu merasa terhubung dengan rekan kerja dan lingkungan
sosial yang positif dapat meningkatkan kolaborasi tim, yang seringkali penting
dan informasi dengan rekan kerja atau anggota tim. Sesuai dengan pendapat
Coun, Peters & Blomme (2018) bahwa teori determinasi diri memberikan
pada kemauan individu untuk melakukan upaya signifikan dalam proses sosial
Dimana individu yang merasa terhubung dengan rekan kerja mereka dan
ini dapat diartikan bahwa perilaku kerja inovatif dan kontribusi karyawan
proses kerja.
1. Perbedaan individu
terintegrasi.
2. Motivasi
ekstrinsik.
3. Karakteristik pekerjaan
4. Pengaruh kontekstual
inovasi.
25
1. Motivasi intrinsik
mengejar minat dan mencapai tujuan pribadi. Hal ini dapat mendorong
pendapat dan gagasannya kepada orang lain. Selain itu, Xiaohua Yu &
2. Berbagi pengetahuan
dari orang lain sebagai balasannya dan ini akan memberi mereka lebih
1. Melihat peluang
2. Menemukan ide
3. Memperjuangkan ide
kerja inovatif. Pada tahap ini proses yang terjadi ketika seseorang telah
tersebut.
4. Mengimplementasikan ide
pengembangan dan uji coba ide-ide baru terkait produk, proses, atau
3. Motivasi Intrinsik
dan tertarik pada tugas mereka dan sejauh mana mereka berpatisipasi aktif
memiliki rasa ingin tahu yang lebih, fleksibel dan mau mengambil risiko.
tekun dan siap menyelesaikan tugas tugas yang menantang , kompleks dan
adalah dorongan atau motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Jadi
jawab dan pekerjaannya yang lebih baik serta tergolong untuk semangat
yaitu:
meningkat.
Harapan dan cita-cita tentang masa depan yang lebih baik dapat
usaha mereka akan mengarah pada masa depan yang lebih baik.
intrinsik.
4. Berbagi Pengetahuan
diakses untuk orang lain. Sedangkan menurut David et al. (2018), berbagi
dan pengetahuan terkait tugas kepada orang lain, serta bekerja sama dengan
bersama.
berbagi pengetahuan karyawan. Dalam hal ini, penting bagi atasan untuk
pengetahuan.
relasi sosial.
33
1. Knowledge Donating
intelektual modalnya.
2. Knowledge Collecting
dengan menanggapi seruan yang sama dari orang lain untuk berbagi
B. Penelitian Relevan
penelitian ini. Dimana kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah
mediasi.
Differences
5. Udin Knowledge Knowledge Innovative Berbagi
(2022) Sharing and Sharing Work pengetahuan
Innovative Behaviours berpengaruh
Work Behavior positif terhadap
: Testing the perilaku inovatif
role Of karyawan
Entrepreneuria
l Passion in
Distribution
Channel
6. Dhyah The Role of Knowledge Innovative Berbagi
Harjanti & Social Capital Sharing Work pengetahuan
Angelina in Building Behaviour berpengaruh
Desiana Knowledge positif dan
Halim Sharing and signifikan
(2022) Innovative terhadap perilaku
Work Behavior kerja inovatif
In Holding karyawan
Company
7. Ziqing Xu Innovative Knowledge Innovative Berbagi
& Sid Work Behavior Sharing Work pengetahuan
Suntrayut in High-Tech Behaviour berpengaruh
h (2022) Enterprises : positif dan
Chain signifikan
Intermediary terhadap perilaku
Effect of kerja inovatif
Psychological karyawan
Safety and
Knowledge
Sharing
8. Hanaa The Knowledge Innovative Berbagi
Mohamed Consequence Sharing Work pengetahuan
Abd of Knowledge- Behaviour berpengaruh
Rabou Sharing positif dan
(2019) Training signifikan
Program on terhadap perilaku
Innovative kerja inovatif
Work
Behaviors of
Staff Nurses
36
Employees in berpengaruh
the Industrial positif terhadap
New Perilaku Kerja
Generation Inovatif
3. Motivasi
intrinsik
berpengaruh
positif terhadap
perilaku kerja
inovatif
4. Berbagi
pengetahuan
memainkan
peran mediasi
antara motivasi
intrinsik dan
perilaku inovasi
individu
C. Kerangka Konseptual
Berbagi
H1 Pengetahuan
(Z) H2
H4
Motivasi Perilaku Kerja
Intrinsik Inovatif (Y)
(X) H3
Gambar 1. Kerangka Konseptual
D. Hipotesis Penelitian
masalah yang telah ada. Berdasarkan latar belakang, kajian teori, rumusan masalah
dan kerangka konseptual yang telah disajikan, hipotesis dalam penelitian ini dapat
orang lain. Disamping itu, ketika seseorang dapat merasa bebas dalam
memilih cara dan waktu berbagi pengetahuan maka dia dapat meningkatkan
berkontribusi lebih aktif. Selain itu, seseorang yang merasa terhubung dengan
sosialnya maka dia lebih mungkin berbagi pengetahuannya karena hal itu
pengetahuan. Disisi lain pendapat ini juga didukung oleh penelitian Sri
perilaku kerja inovatif. Karena dalam berbagi pengetahuan ada yang namanya
menerima pengetahuan baru dari orang lain, maka individu tersebut akan
dalam perilakunya di tempat kerja. Selain itu dengan adanya kolaborasi dalam
tersebut. Maka dari itu dengan berbagi pengetahuan para pekerja dapat saling
dihadapi.
perilaku kerja inovatif (Mazen Abukhati et al., 2018; Udin., 2022; Xiaohua
Yu & Xiulan Meng, 2020; Ziqing Xu & Sid Suntrayuth., 2022; Thi Phuong
inovatif.
Temuan ini menyoroti pentingnya motivasi yang berasal dari dalam diri
individu untuk terlibat dalam tindakan kreatif dan inovatif. Hasil penelitian ini
organisasi.
inovatif di berbagai sektor dan organisasi. Terlebih lagi pendapat ini juga
42
sebagai berikut :
inovatif.
memilih untuk berbagi pengetahuan atau tidak erat kaitannya dengan faktor
43
mencapai prestasi dan rasa ingin tahu yang kuat, lebih cenderung untuk secara
cenderung fokus pada pemenuhan tugas rutin tanpa adanya dorongan kuat
untuk prestasi atau rasa ingin tahu yang tinggi mungkin memiliki
kecenderungan yang lebih rendah untuk berbagi pengetahuan. Oleh karena itu,
lingkungan kerja. Sesuai dengan pendapat Chang & Chuang, (2011), bahwa
mereka.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini data dan informasi diperoleh dari responden yang
Sumatera Barat yang berada di Jalan Stasiun No.1 Jati Padang Timur, Sawahan
44
45
1. Populasi
secara umum yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti lalu dibuat
Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar yang berjumlah 105 orang.
2. Sampel
ini menggunakan teknik total sampling. Teknik total sampling adalah teknik
validitas hasil penelitian. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
1. Variabel Penelitian
Variabel sendiri merupakan semua hal yang dapat dijadikan bahan untuk
diteliti dan dipelajari oleh penulis. Berikut variabel yang digunakan pada
penelitian ini :
2. Definisi Operasional
lingkup penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu :
1) Melihat peluang
2) Menemukan ide
3) Memperjuangkan ide
4) Mengimplementasikan ide
b. Motivasi Intrinsik
dari dalam diri seseorang. Jadi dengan motivasi intrinsik dapat membuat
c. Berbagi Pengetahuan
1) Knowledge Donating
2) Knowledge Collecting
1. Instrumen Penelitian
nantinya kuesioner tersebut akan dicentang (v) oleh responden yang dipilih.
jawaban saja.
skala likert lima poin dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju sampai
sangat setuju. Pada penelitian ini jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 1
didasarkan pada tiap-tiap indikator variabel yang akan diteliti. Tabel dibawah
ini.
a. Data Primer
peneliti. Data tersebut terkait dengan variabel yang diteliti oleh penulis
disebarkan serta diisi oleh sampel penelitian yaitu karyawan pada PT.
b. Data Sekunder
dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberikan nilai.
Setelah data-data yang penulis butuhkan terkumpul, lalu data tersebut akan
penulis tabulasikan dan kemudian data tersebut akan penulis analisis. Pada
penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis data dengan SEM PLS
(Partial Least Square). PLS (Partial Least Square) merupakan analisis persamaan
struktural (SEM), berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian
pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap variabel penelitian. Kedua, PLS
(Partial Least Square) dapat digunakan dalam menganalisis teori yang masih
dikatakan lemah, karena PLS (Partial Least Square) dapat digunakan untuk
prediksi. Ketiga, PLS (Partial Least Square) merupakan alat yang handal untuk
1. Analisis Deskriptif
atas data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Data tersebut berasal
a. Persentase
𝑓
P = 𝑛 x 100%
Dimana :
digunakan rumus :
Dimana :
Rs : Rerata
54
Dimana :
itu artinya masalah yang terkait dengan penelitian ini perlu diperbaiki
atau ditingkatkan.
dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis
Least Square) mulai dari pengukuran model (outer model), struktur model
(inner model) dan pengujian hipotesis. Partial Least Square ini merupakan
asumsi.
1) Uji Validitas
validitas yang dilakukan pada outer model ini dibagi menjadi dua
a) Convergent validity
b) Descriminant Validity
2) Uji Reliabilitas
substantive.
c. Pengujian Hipotesis
2) Hipotesis Empat
signifikan dilihat pada tabel total effect, tidak pada tabel koefisien
Akram, T., Lei, S., Haidar, M., Hussain, S., & Puig, L. (2017). The effect of
organizational justice on knowledge sharing: An empirical evidence from the
Chinese telecommunication sector, Journal of Innovation & Knowledge, 2,
134-145.
Akram. T., Lei. S., Haider, M. J., & Hussain, S. T. (2018). Exploring the Impact of
Knowledge Sharing on the Innovative Work Behavior of Employees : A Study
in China International Business Research, 186.
https://doi.org/10.5539/ibr.v11n3p186.
Aldabbas, H., Pinnington, A., & Lahrech, A. (2020). The mediating role of
psychological empowerment in the relationship between knowledge sharing
and innovative work behaviour. International Journal of Innovation
Management, 25(2), 1–31. doi:10.1142/S1363919621500146.
Amabile, T. M. (1997). Motivating creativity in organization: On doing what you love
and loving what you do. California Management Review, 40: 39-58.
Bos-Nehles, A., Renkema, M., & Janssen, M. (2017). HRM and innovative work
behavior: a systematic literatureee view. In Personnel Review
Chang H. H., Chuang S. S. (2011). Social capital and individual motivations on
knowledge sharing: participant involvement as a moderator. Inform.
Manage. 48 9–18. 10.1016/j.im.2010.11.001
Coun, M. (MJH), Peters, P. (CP), & Blomme, R. (RJ). (2018). ‘Let’s share!’ The
mediating role of employees’ self-determination in the relationship between
59
60
De Vries, R. E., Van Den Hooff, B., & De Ridder, J. A. (2006). Explaining knowledge
sharing: The role of team communication styles, job satisfaction, and
performance beliefs. Communication
https://doi.org/10.1177/0093650205285366 Research, 33(2). 115-135.
Foss, Nicolai J., Minbaeva, Dana B., Pedersen, Torben., Reinholt, Mia. (2009),
Encouraging Knowledge Sharing Among Employees : How Job Design
Matters, Journal Human Resource Management, Vol. 48, No. 6, Pp. 871 –
893
Gagne, M., Deci, E. L. (2005). “Self Determination Theory and Work Motivation”.
Journal of Organizational Behavior. Vol. 26, p. 331-362
Grant and Berry (2011). The Necessity of others is the mother of invention: intrinsic
and prosocial motivations, perspective taking, and creativity. Academy of
Management Journal. Vol. 54, No. 1,73-96
Hameed, Z., Khan, I. U., Sheikh, Z., Islam, T., Rasheed, M. L, & Nacem, R. M. (2019).
Organizational justice and knowledge sharing behavior: The role of
psychological ownership and perceived organizational support. Personnel
Review, 48(3), 748-773. https://doi.org/10.1108/PR-07-2017-0217
Hamzah B. Uno, (2017) TEORI MOTIVASI DAN PENGUKURANNYA (Analisis di
bidang pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara
61
67–73.
Sugiyono. (2018). Statistik untuk Penelitian. Cetakan Sembilan Belas. Alfabeta:
Bandung.
Suwanti, S. (2019). Intrinsic motivation, knowledge sharing, and employee creativity:
A self-determination perspective. International Journal of Scientific and
Technology Research, 8(7), 623–628.
Usmanova, N., Yang, J., Sumarliah, E., Khan, S. U., & Khan, S. Z. (2020). Impact of
knowledge sharing on job satisfaction and innovative work behavior: the
moderating role of motivating language. VINE Journal of Information and
Knowledge Management Systems, 51(3), 515–532.
https://doi.org/10.1108/VJIKMS-11-2019-0177
Wang, Z., & Wang, N. 2012. Knowledge Sharing, Innovation and Firm Performance.,
Expert Systems with Applications, Vol. 39, pp. 8899-8908.
Xiulan Meng, X. Y. (2021). Intrinsic Motivation, Knowledge Sharing and Innovation
Behavior of Knowledge-Based Employees in the Industrial New Generation.
Converter, 2021(3), 75–87. https://doi.org/10.17762/converter.38
Yuan, F. & Woodman, R.W. 2010. “Innovative Behavior in the Workplace: The Role
of Performance and Image Outcome Expectations”. Academy of Management
Journal. Vol. 53 (2): 323-342