Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TOKOH USTMANI DAN IDE-IDE MODERN DALAM ISLAM, MADHAT PASYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam Modern

Disusun Oleh :

Kelompok V

Jihan Nazilah 2102010115

Helmy 2102010138

Dosen Pengampuh :

Arifuddin, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO (IAIN)

2023/2024
KATA PENGANTAR

ِ‫الرح ْي‬
َّ ِ‫الرحْ َمن‬
َّ ‫للا‬
ِّ ِ‫سم‬
ْ ِ‫ب‬
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


danpengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kelengkapan makalah ini.

Palopo, 7 Mei 2023

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 5

BAB II

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6

A. Profil Madhat Pasya Sebagai Tokoh Pembaharu .................................................... 6


B. Kondisi Umat Islam Sebelum Madhat Pasya ......................................................... 7
C. Gagasan Pembaharuan Madhat Pasya ..................................................................... 9
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nama kerajaan Turki Usmani diambil dan dibangsakan pada nenek moyang mereka yang
pertama yaitu Sultan Usmani Ibn Sauji ibn Orthogol Ibn Sulaiman Shah Ibn Kia Alp, kepala
kabilah Kab di Asia Tengah. Kerajaan Turki Usmani semula adalah keluarga kecil suku
Ughu / Oghus yang kemudian bergabung dengan kerajaan Saljuk ketika terkena serangan
tentara Mongol. Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan
kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki,
Mughal di India, dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani di Turki merupakan kerajaan yang
pertama berdiri, dan juga yang terbesar dan paling lama bertahan di banding dua kerajaan
lain yaitu Mughal dan Safawi. Kerajaan Turki Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner
dalam perkembangan dunia Islam pada massanya dan juga kehancurannya menjadi sebuah
pembuka masuknya era industrialisasi ke dunia Islam. 1

Kesultanan Ottoman di Turki melewati banyak fase dimulai pada abad ke-19 dan sangat
mempengaruhi perjalanan sejarah pemerintahan ini. Salah satu fase pada perjalanan sejarah
yang dimaksud adalah munculnya gerakan utsmani muda. Utsmani muda adalah gerakan
intelektual pemuda Turki yang dianggap berlawanan dengan pemerintah, pada perjalanannya
golongan intelektual ini memiliki banyak sumbangsih ide-ide pemikiran dan memberikan
pengaruh pada perjalananan sejarah kesultanan ottoman. tokoh utsmani muda diantaranya
Ibrahim Sinasi memiliki ide yang disebarkan melalui media cetak tantang hak-hak rakyat
pendapat umum, kesadaran nasional, pemerintahan konstitusional, dan sebagainya,
selanjutnya Ziyad Pasya memiliki ide tentang sistem pemerintahan konstitusional yang
berlandaskan syariat Islam, Namik Kemal memiliki ide tentang model konstitusi yang
memiliki Majlis Negara (Sura-yi Deylet), Majlis Nasional (Sura-yi Ummet), dan Senat
(Meclis-I Ayan), sedangkan Midhat Pasya memiliki ide bentuk konstitusi demokrati dengan
pengunaan term-term syariah seperti musyawarah, untuk perwakilan rakyat, Syari’at untuk
konstitusi, dan bai’ah untuk kedaulatan rakyat.

Pembaharuan dalam islam yang timbul pada periode sejarah islam mempunyai tujuan,
yakni membawa umat islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun
kebudayaan. Perkembangan islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga
kemunduran. Dalam bhasa indoensia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata
modern, moderisasi, atau modernism. Masyarakat barat menggunkan istilah modernism

1
Mursidin, Wahyudin, “Tokoh-Tokoh Usmani Muda Dan Ide-Ide Modern Dalam Islam”, Jurnal
Pendidikan Dan Studi Islam, Vol. 8 No. 4, Desember 2022. Https://Doi.Org/10.31943/Jurnal_Risalah.V8i4.369.

4
tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pemikiran, aliran atau paradigm baru. Istilah ini
disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu
pengetahuan maupun teknologi.

Secara umum, gerakan pembaharuan islam yang muncul dari berbagai aliran dan
wilayah yang berbeda yang memiliki beberapa premis intelektual yang serupa. Pertama islam
tidak dapat dipersalahkan atas dekadensi nyata yang diterima dunia islam. Segala keburukan
itu seharusnya dihisbatkan kepada umat yang belum dapat hidup otentik sesuai dengan ajaran
islam. Kedua islam adalah agama yang rasioanal yang senantiasa menginspirasi dan
menuntut kemajuan umatnya. Maka pemabaharuan menjadi niscaya untuk mengeluarkan uat
dari peri kehidupan yang pasif dan statis kepada peri kehidupan islam yang sesuangguhnya
yang bersifat aktif dan dinamis.

Pembaharuan di turki sudah dimulai sejak Sultan Murad II (1785M) berkuasa. Sultan
Murad II secara radikal memulai gerakannya erombak sturktur pengolaan kenegaraan antara
ekslusif daan yudikatif. Di bidang hukum, ia emilih antara urusan hukum islam dan hukum
barat (sekuler) . selain pembaharuan di bidang militer, ia juga merubah kurikulum pendidikan
menjadi lebih apresiatif dengan materi-materi bacaan dari barat. Banyak pelajar yang atas
perintahnya dikirim untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi ke Eropa. Ide-ide
pembaharuannya ini kemudian dilanjutkan oleh Tanzimat dengan tokoh sentaralnya Mustafa
Rasyid Pasya (1807M) merupakan figure terkemuka yang menyerukan pigur jaminan hak-
hak asasi bagi warga Negara disamping keharusan pemerintah untuk bersikap demokratis dan
tidak korup agar tercipta kemakmuran dan kemajuan. Ide-ide pembaharuan Tanzimat
selanjutnya diusung oleh gerakan Usmani muda yang kritis terhadap absolutism kekuasaa
kerajaan Turki dengan berbagai Tokohnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang ini, maka penyusun membuat suatu rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah profil madhat pasya sebagai tokoh pembaharu?
2. Bagaimanakah kondisi umat islam sebelum madhat paasya?
3. apa sajakah gagasan pembaharuan madhat pasya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil madhat pasya sebagai tokoh pembaharu.
2. Untuk mengetahui kondisi umat islam sebelum madhat pasya.
3. Untuk mengetahui gagasan pembaharuan madhat pasya.
5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROFIL MADHAT PASYA SEBAGAI TOKOH PEMBAHARU

Midhat Pasya (1822-1883), Midhat berasal dari keluarga religious, bapaknya


Muhammad Ashraf adalah seorang hakim agama. Seperti orang tuanya, Midhat yang
nama aslinya Ahmad syafiq, sejak belia sudah hafal Al Quran, sehingga sesuai dengan
tradisi Turki ia diberi gelar al hafizh. (Ahmad Amin, 1979: 35). Midhat memiliki karir
politik yang paling cemerlang jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh Utsmani muda yang
lain. Antara tahun 1872-1877 ia sempat dua kali menjabat sebagai perdana menteri
kerajaan Utsmani. Ia juga beberapa kali diangkat menjadi gubernur di daerah. Tahun
1872 ia diangkat menjadi pedana menteri oleh Sultan Abdul Aziz. Namun beberapa bulan
kemudian ia dipecat karena sering berselisih pendapat dengan Sultan Abdul Aziz.

Karena kekacauan ekonomi dalam negeri Kerajaan Utsmani dan ketidak beresan
manajemennya serta hutang luar negerinya yang terlalu besar, maka atas desakan Midhat
dan kawan-kawan Syeikh al-Islam memberhentikan Sultan Abdul Aziz dari jabatanya.
Sebagai gantinya diangkatlah Sultan Murad V. tidak lama kemudian, karena dianggap
lemah mental, Sultan Murad V juga diturunkan dari jabatannya. Abdul Hamid II saudara
Murad V, selanjutnya naik tahta pada tanggal 30 Agustus 1876 dan Midhat Pasya
kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri untuk kedua kalinya.

Midhat Pasya, sebagaimana Ziya dan Namik Kemal menginginkan Kerajaan


Utsmani menjadi Negara Konstitusional-demokratis seperti Inggris dan Perancis. Jadi,
Midhat juga merujuk kepada model konstitusi barat dalam rangka menyusun konstitusi
Kerajaan Utsmani. Ia menegaskan bahwa kemajuan Kerajaan Utsmani tidak kan tercapai
kecuali jika mau belajar dari demokrasi bangsa-bangsa Eropa dan memilih sesuatu yang
bermanfaat dari peradaban barat serta membentuk suatu konstitusi. Untuk berakomodasi
dengan tradisi setempat, Midhat menganjurkan agar digunakan term-term Islam, seperti
musyawarah, untuk perwakilan rakyat, Syari’at untuk konstitusi, dan bai’ah untuk
kedaulatan rakyat.

Ide Midhat seperti itu mendapat tantangan dari Sultan maupun Ulama. Tantangan
dari Sultan lahir karena kedaulatan rakyat akan mengurangi kekuasaannya dan sebaliknya
akan memperbesar kekuasaan badan legislatif. Tantangan dari Ulama bersumber dari
perbedaan persepsi antar mereka dalam memahami konstitusi. Pembaharu Utsmani muda
memahaminya dari sudut pandang Islam. Oleh karena itu, tidak heran kalau yang

6
tersusun akhirnya bukanlah konstitusi yang bersifat demokratis, tetapi konstitusi yang
berbentuk semi-otokratis. Konstitusi semacam ini ditandatangani oleh Sultan Abdul
Hamid pada tanggal 23 Desember 1876.

Meskipun tokoh-tokoh Utsmani muda berhasil menggulirkan konstitusi tersebut


tidak sesuai dengan keinginan mereka semula maka justru menjadi boomerang bagi
mereka. Beberapa pasal yang terdapat dalam konstitusi tesebut masih memberikan
kekuasaan yang terlalu besar bagi Sultan sehingga dapat menekan gerakan Utsmani
muda. Misalnya pasal 3 berbunyi: kedaulatan berada ditangan Sultan; pasal 4: Sultan
bersifat suci dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya; pasal 7: hak-hak Sultan
Antara lain mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri, mengadakan perjanjian
internasional, mengumumkan perang, mengadakan damai dengan Negara-negara lain,
dan membubarkan parlemen; selanjutnya menurut pasal 54: rencana undang-undang baru
dapat menjadi undang-undang kalau sudah disetujui oleh Sultan; dan pasal 113: Sultan
mempunyai kekuasaan mengumumkan keadaan darurat jika dipandang perlu dan berhak
menangkap serta mengasingkan orang-orang yang dianggap berbahaya bagi Negara.

Pasal 113 merupakan pukulan yang sangat berat bagi Utsmani muda. Dengan
pasal itulah Sultan Abdul Hamid II dapat menagkap Midhat Pasya dan mengusirnya ke
luar negeri. Sementara itu pembentukan sistem kabinet yang tidak lagi bertanggung
jawab kepada sultan, tetapi kepada parlemen seperti yang diinginkan Utsmani muda tidak
berhasil. Jadi, meskipun Utsmani muda berhasil mengadakan undang-undang dasar bagi
kerajaan Utsmani, akan tetapi tidak berhasil membatasi kekuasaan absolute Sultan. Pada
tahun 1877 terjadi perang antara kerajaan Utsmani dengan Rusia. Kejadian ini membuka
kesempatan Sultan Abdul Hamid II untuk mengumumkan Negara dalam keadaan bahaya
(darurat). Dengan dalih Negara dalam keadaan darurat ini, Sutan membubarkan
parlemen. Pada tanggal 14 Februari Sultan juga membekukan konstitusi dan
mengasingkan orang-orang yang dianggap berbahaya, termasuk Midhat Pasya. Sejak
itulah sampai meningganya tahun 1883, midhat Pasya tidak lagi terdengar kiprah
politiknya.2

B. KONDISI UMAT ISLAM SEBELUM MADHAT PASYA

Pada saat madhat pasya menjadabat sebagai politisi yang terjadi pada kesultanan sultan
abdul aziz,murad v, sultan abdul hamid II. Adapun kondisi umat islam pada saat ia menjabat
sebagai politisi adalah :

2
Abdul Khaliq, Indo Santalia, Wahyuddin, “Tokoh Utsmani Muda Dan Ide Pembaharuannya”, Jurnal
Kajian Al-Qur’an & Tafsir, Vol. 7 No. 2 2022. https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1

7
kondisi Turki berada dalam ketamakan negara-negara Barat untuk menguasai negara ini
sudah dalam puncak tertingginya kamudian sultan yang berkuasa pada saat itu yaitu sultan
abdul hamid II membuat kebijakan pan-islamisme atau gerakan untuk mengajak umat islam
di dunia agar bersatu, melupakan warna kulit, etnis, budaya dan bangsa karena pada saat itu
banyak dari kalangan umat islam yang peikirannya telah menjurus kepada pemikiran barat
namun kebijakan dari sulatan abdul murad II ini tidak dapat direalisasikan dalam lingkungan
kekhalifahan ustmani karena rasa nasionalisme pada rakyanya mulai tumbuh. 3

Adanya sedikit perdebatan dengan pemimpin zionis yang ingin memperoleh dan membeli
tanah palestina dengan harga beberapun namun hal ini tidak diindahkan karena tanah
palestina di anggap tanah wakaf umat islam yang wajib dijaganya.4

Kebijakan sultan kepada rakyanya termasuk umat islam untuk dapat menguasai bahasa arab
karena di jadikan bahasa resmi pada waktu itu juga diwajibkannya wanita menutup wajahnya
sesuai syariat islam dan berjalan-jalan harus menggunakan hijab islam dan jiika ada yang
melanggar akan mendapatkan teguran. 5

Tidak di pungkuri pada masa pemerintahan sultan abdul aziz sampai sultan hamid V
terdapat begitu banyak hutang Negara yang di sebabkan makin menurunnya pendapatan
ekonomi saat itu dan produktivitas dala negeripun makin hari makin menurun serta
banyaknya pengeluaran untuk keperluan perang dan perbaikan di turki dalam bentuk utang
ke Negara lain, akibatnya banyak rakyat yang kesusahan untuk mendapatkan penghasilan
yang baik, banyaknya koruptor dan penyalah gunaan jabatan lantaran keterlambatan gaji
pegawai.6

Pada akhirnya keinginan utsmani muda untuk memberlakukan sistem konstitusional


dikerajaan utsani dan meruntuhkan dominasi sultan yang absolute baru terwujud kemudian
atas usaha Mustafa kamal. Mustafa kamal berhasil menggulingkan doinasi sultan dan
berhasil mendirikan Negara turki modern yang konstitusinal.

3 Carl w. ernt. Pergulatan islam di dunia konteporer. Ter. anna farida dkk. Cet. 1 bandung :mizan pustaka.

2016. Hal. 134.


4 Muma Buana.Kebijakan Sultan Abdul Hamid II dan Presiden Erdogen yang menyakitkan.: pada tanggal 21

Februari 2013. (http://www.kompasiana.com/kakmuma/kebijakansultan-abdul-hamid-ii-dan-presiden-erdogan-


yang-menyakitkan_) di unduh pada tanggal 02 Mei 2016 waktu 19.45 WIB.
5 Ali Muh. Ash-Shalabi. Bangkit dan Runtuhnya Khalifah Utsmaniyah. terj. Samson Rahman.

Jakarta:Pustaka Al-Kautsar. 2003.


6 Roni Ruslan. Kebijakan Khalifah Abdul Hamid II terhadap hutang luar negeri. di post pada tanggal 12

November 2013. (http://mediaumat.com/cermin/5034-115-kebijakan-khalifahabdul-hamid-ii-terhadap-utang-luar-


negeri.html)

8
C. GAGASAN PEMBAHARUAN MADHAT PASYA

Ketika Sultan Abdul Hamid berkuasa menggantikan Sultan Murad V, madhat


pasya diangkat kembali menjadi Perdana Menteri. Saat itu ada perjanjian langsungbahwa
Sultan akan memberikan sokongan atas gerakan-gerakannya. Sultan juga nampaknya
memberi angin segar atas pembaharuan kelompok Usmani Muda.

Beberapa langkah pembaharuan itu, seperti memperkecil kekuasaan kaum


eksekutif dan memberikan kekuasaan lebih besar kepada kelompok legislatif. Golongan
ini juga berusaha menggolkan sistem konstitusi yang sudah ditegakkan dengan memakai
istilah terma-terma yang islami, seperti musyawarah untuk perwakilan rakyat, bai’ah
untuk kedaulatan rakyat dan syariah untuk konstitusi. Dengan usaha ini sistem
pemerintahan Barat lambat laun dapat diterima kelompok ulama dan Syaikh Al-Islami
yang sebenarnya banyak menentang ide pembaharuan pada masa sebelumnya.(Bahy,
1986:99).

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Midhat Pasha merupakan tokoh Usmani Muda Turki yang ikut serta
menggulirkan ide-ide menuntut reformasi yang konstitusional dan kemudian menjadi
gerakan-gerakan konstitusi di Kerajaan Usmani. MIdhat Pasha merupakan tokoh yang
sangat penting dalam sejarah reformasi Kerajaan Usmani dan berperan besar merintis
konstitusionalisme di Kerajaan Usmani. Dia berbeda dengan tokoh-tokoh Usmani
Muda lainnya karena dia tidak berjuang di luar lingkungan birokrasi, namun justru
berjuang di dalam dan memalui birokrasi. peranan Midhat Pasha dalam pembentukan
konstitusi 1876, dan juga membahas situasi sosial politik yang melatar belakangi
perjuangan Midhat Pasha. konstitusi 1876 di Kerajaan Usmani merupakan buah hasil
perjuangan Midhat Pasha sehingga dia dijuluki Bapak Konstitusi. Akan tetapi,
walaupun dia bersama teman-temannya berhasil mewujudkan adanya konstitusi tetapi
mereka gagal membatasi kekuasaan Sultan. Bahkan sebaliknya, setelah lahirnya
konstitusi, kekuasaan absolute Sultan menjadi memiliki landasan konstitusional.

B. Saran
Demikian pembahasan makalah yang kami susun,semoga bisa bermanafaat bagi
pembaca dan pemakalah sendiri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada
makalah ini.Oleh karena itu, kami meminta kritik serta saran dari pembaca yang dapat
membangun kami harapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi
lebih

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-quran, Jurnal Kajian, Tokoh Utsmani, Muda Dan, and I D E Pembaharuannya. 2022. “Al-
MUBARAK Al-MUBARAK” 7 (2): 1–11.
Ali, Muh. Ash-Shalabi. Bangkit dan Runtuhnya Khalifah Utsmaniyah. terj. Samson Rahman.
Jakarta:Pustaka Al-Kautsar. 2003

Buana, Muma . Kebijakan Sultan Abdul Hamid II dan Presiden Erdogen yang menyakitkan. 21
Februari 2013. (http://www.kompasiana.com/kakmuma/kebijakansultan-abdul-hamid-ii-
dan-presiden-erdogan-yang-menyakitkan_).
Iii, B A B, A Kondisi Turki, Masa Abdul, and Hamid Ii. 2014. “100 99,” 29–41.
Kaptein, Nicolaas Jan Gerrit. Perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW: asal usul dan
penyebaran awalnya: sejarah di Magrib dan Spanyol Muslim sampai abad ke-10/ke-16. Vol.
22. INIS, 1994. 2020. “Uin Alauddin Makassar 2020 1.”
Khaliq, Abdul, Indo Santalia, Wahyuddin, “Tokoh Utsmani Muda Dan Ide Pembaharuannya”,
Jurnal Kajian Al-Qur’an & Tafsir, 2022. https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
Mursidin, Wahyudin. Tokoh-Tokoh Usmani Muda Dan Ide-Ide Modern Dalam Islam. Jurnal
Pendidikan Dan Studi Islam. Desember 2022.
Https://Doi.Org/10.31943/Jurnal_Risalah.V8i4.369.
“P e m b a h a r u a n p e m i k i r a n m o d e r e n d a l a m i s l a M.” n.d.
Pascasarjana, Doktoral, Universitas Islam, Negeri Alauddin, Universitas Islam, and Negeri
Alauddin. 2022. “Risalah : Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam Tokoh-Tokoh Usmani Muda
Dan Ide-Ide Modern Dalam Islam” 8 (4): 1410–29.
Ruslan. Roni. Kebijakan Khalifah Abdul Hamid II terhadap hutang luar negeri. di post 12
November 2013. (http://mediaumat.com/cermin/5034-115-kebijakan-khalifahabdul-hamid-
ii-terhadap-utang-luar-negeri.html)
Sami, Mustafa. n.d. “Usmani Muda Dan Ide-Ide Pembaharuannya.”

W, Carl. Ernt. Pergulatan islam di dunia konteporer. Ter. anna farida, bandung :mizan pustaka.
2016. Hal. 134.

11

Anda mungkin juga menyukai