KELOMPOK 4
ANGGOTA :
DOKUMENTASI .............................................................. 6
A. Latar Belakang
Lombok adalah nama sebuah pulau yang kini menjadi salah satu bagi
provinsi Nusa Tenggara Barat, pulau yang terkenal akan keindahan pesona
alamnya yang sangat memukau dan mempunyai potensi wisata bahari
cukup besar. Di Lombok menyimpan banyak legenda yang dipercaya oleh
masyarakat setempat, khususnya di Lombok Tengah terdapat legenda Putri
Mandalika yang juga menjadi legenda untuk tradisi tahunan suku Sasak,
yaitu tradisi Bau nyale yang pada saat ini tengah dikembangkan sebagai
salah satu wisata budaya tahunan di Pulau Lombok.
Bau Nyale adalah salah satu kebudayaan Suku Sasak di Lombok. Bau
Nyale merupakan salah satu tradisi sekaligus identitas suku Sasak, oleh
sebab itu tradisi ini masih dilakukan oleh suku Sasak sampai saat ini. Bau
Nyale biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir
pantai di pulau Lombok selatan, khususnya di pantai selatan Lombok
Tengah seperti di pantai Seger, Kuta dan pantai sekitarnya. Bau Nyale
berasal dari bahasa Sasak. Dalam bahasa Sasak, Bau artinya menangkap
sedangkan Nyale adalah nama sejenis cacing laut. Jadi sesuai namanya,
tradisi ini kegiatan menangkap nyale yang ada di laut.
Cacing nyale muncul serempak dan rutin setiap tahun pada bulan
februari atau maret, sebetulnya nyale merupakan cacing laut dari kelas
Polychaeta yang sedang melakukan pemijahan massal. Cacing yang
ditemukan di pulau Lombok pada saat bau nyale sebagian tubuhnya
mengalami modifikasi bentuk, sedangkan pada individu lainnya kadang-
kadang ditemukan deretan bintik hitam dan ada yang berwarna hijau. Pada
umumnya cacing laut merupakan hewan yang memiliki meta meri
sempurna dengan tubuh yang lunak, langsing dan berbentuk silindris serta
mempunyai warna-warna yang menarik seperti merah, hijau, biru, coklat
dan lain-lain disebabkan adanya pigmen zat warna pada tubuhnya (Eddy
Yusron, 1985).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui lebih lanjut terkait konstitusi hukum adat di Desa Sade dan
tradisi tahunan suku sasak, yaitu tradisi Bau Nyale yang tengah di
kembangkan sebagai salah satu wisata budaya tahunan di Pulau Lombok.
BAB II
HASIL PENELITIAN
Ada beberapa sistem hukum yang terdapat di Desa Sade yaitu Sistem
pemerintahan Desa, Sistem pertanian dan perkebunan, sistem ekonomi,
sistem sosial dan budaya, sistem pendidikan dan kesehatan, sistem
pariwisata dan sistem pengaruh modernisasi.
2. sistem hukum yang di gunakan saat ini yaitu sistem kepercayaan dan
kemasyarakatan, sebab sistem tersebut merupakan aspek penting mengingat
adanya aturan aturan yang khusus atau kearifan local pada komunitas
sebuah Desa. Peraturan dan aturan adat juga mengatur berbagai aspek
kehidupan masyarakat Desa Sade, termasuk dalam hal pernikahan, warisan,
pertanian, dan penggunaan sumber daya alam. Sistem hukum adat ini
menjadi landasan penting dalam menjaga keberlangsungan tradisi dan adat
istiadat suku sasak di Desa Sade.
3. hal yang di ketahui tentang tradisi Bau Nyale yaitu Bau nyale adalah
aktivitas masyarakat untuk menangkap cacing laut. Cacing laut ini
berbentuk panjang dan berwarna hijau, kuning, dan oranye. Cacing laut ini
biasanya dibuat pepes oleh masyarakat, atau bahkan dikonsumsi secara
langsung. Tradisi bau nyale sangat erat kaitannya dengan Legenda Putri
Mandalika.Tradisi Bau Nyale ini melatar belakangi tentang kisah Putri
Mandalika. Tradisi Bau Nyale masih di pertahankan hingga kini karena
nyale dipercaya dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang
menghargainya dan keburukan bagi orang yang meremehkannya. Tradisi
Bau Nyale ini biasanya di laksanakan atau di selenggarakan sekitar bulan
Februari untuk nyale awal dan Maret untuk nyale akhir di Pantai Seger atau
disepanjang pantai selatan Lombok Tengah.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
http://www.disbudpar.ntbprov.go.id/bau-nyale-merupakan-suatu-acara-adat-yang-
muncul-berkat-sebuah-legenda-tentang-putri-mandalika/