Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LANDASAN ILMU NUTRUSI

DI SUSUN
OLEH:

NAMA ANGGOTA NIM

M. ANWAR HIDAYAT B1D022121


MINA AULIA B1D022130
MELSA SAPIRA B1D022128
HELYANA DWI LUKISA B1D022102
IRZAN WADY B1D022107
HERMAN NUL HAKIM B1D022104
MUHAMMAD RIZKI B1D022143
M. IHSANUDDIN B1D022122
IMRAN JAYADI B1D022106
HATMAN GAFRIANSYAH B1D022101
NADIYA WULANDARI B1D022149
M. IQBAL B1D022139
HENDRA ZULFARIDI B1D022103
JAYA KELANA B1D022109
M. ILHAM ANADI B1D022123
M. IRWAN SAJINI B1D022124
MERY SURYA NINGSIH B1D022129
M. RIFKY RAMADAN B1D022142
LALU ALFIAN FAYZI B1D022114
KAISAR AFRAL ADAM B1D022112
JINGGA RAYA RAMUNI B1D022110
1. Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat adalah salah satu jenis senyawa kimia yang ditemukan dalam
makanan dan merupakan salah satu sumber utama energi bagi tubuh
manusia dan banyak makhluk lainnya. Secara umum, karbohidrat adalah
senyawa organik yang terdiri dari atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O) dalam rasio yang umumnya sama dengan rumus kimia umum (CH2O)n,
di mana "n" mewakili jumlah unit berulang. Karbohidrat sering kali dianggap
sebagai senyawa polihidrat karbon, yang berarti mereka mengandung banyak
atom hidrogen dan oksigen dalam rasio yang sama seperti dalam air (H2O).

Karbohidrat dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, mulai dari molekul


sederhana hingga molekul kompleks. Mereka dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori utama berdasarkan jumlah unit gula (monosakarida) yang
terkandung dalam molekulnya:

1.1 Monosakarida: Ini adalah unit gula tunggal yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi gula yang lebih sederhana. Contoh monosakarida termasuk
glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
1.2 Disakarida: Molekul karbohidrat ini terdiri dari dua monosakarida yang
terikat bersama oleh ikatan glikosidik. Contoh disakarida termasuk
sukrosa (gula meja, terbentuk dari glukosa dan fruktosa), laktosa (gula
dalam susu, terbentuk dari glukosa dan galaktosa), dan maltosa
(terbentuk dari dua molekul glukosa).
1.3 Polisakarida: Ini adalah molekul yang terdiri dari banyak monosakarida
yang terikat bersama. Contoh polisakarida termasuk selulosa (komponen
utama dinding sel tumbuhan), amilosa, dan amilopektin (dua bentuk utama
karbohidrat penyimpanan dalam tumbuhan dan hewan), serta glikogen
(karbohidrat penyimpanan utama dalam tubuh manusia dan hewan).
2. Metabolisme Karbohidrat
Lebih kurang 75% dari pakan ruminansia berupa karbohidrat dengan
komponen utama berupa polisakarida. Pada ternak yang digembalakan
praktis sumber energi utama adalah dari karbohidrat yang terdapat dalam
rumput. Demikian pula pada ternak yang memperoleh pakan limbah
pertanian, sumber energi yang dapat digunakan adalah berupa polisakarida
struktural. Dari komponen tersebut selulosa, hemiselulosa, pektin, xilan
merupakan komponen dominan di samping karbohidrat terlarut (glukosa)
serta pati yang sering terdapat dalam pakan. memberikan ilustrasi
metabolisme karbohidrat serta VFA dalam kaitannya dengan tersedianya
ATP.
Seperti diketahui proses fermentasi di dalam rumen dilaksanakan oleh
mikroba.
komponen-komponen dapat dicerna dari makanan akan:
a. Diubah menjadi VFA.
b. Dipecah menjadi komponen intermedier yang merupakan monomer bagi
pertumbuhan mikroba.
c. Menghindar dari fermentasi dan bergerak ke alat pencernaan bawah
dimana komponen ini mungkin akan dicerna pada bagian usus halus.

3. Pengertian Metabolisme Untuk Ternak Ruminansia

Metabolisme pada ternak ruminan adalah serangkaian proses biokimia


yang terjadi dalam tubuh ternak untuk mengubah makanan yang mereka
konsumsi menjadi energi, nutrisi, dan produk sampingan. Ruminan, seperti
sapi dan domba, memiliki sistem pencernaan khusus yang melibatkan perut
berkompartemen dengan bakteri dan mikroba yang membantu mencerna
serat kasar dari tumbuhan.

Proses metabolisme ruminan mencakup fermentasi mikroba dalam perut


yang memecah serat selulosa menjadi asam lemak rantai pendek, gas
metana, dan produk lainnya. Asam lemak ini digunakan sebagai sumber
energi oleh ternak ruminan, dan mereka juga dapat mengubahnya menjadi
protein dan lemak tubuh.

4. Pembagian Karbohidrat Untuk Ternak Ruminan


Karbohidrat dalam bahan pakan di kelompokan dalam tiga bagaian yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Karbohidrat yang sering ditemui di
bahan pakan ternak adalah dalam bentuk monosakarida seperti glukosa dan
polisakarida yaitu selulosa atau serat kasar. Tiap bahan pakan memiliki
konsentrasi karbohidrat serta kecernaan yang berbeda- beda. Maka dari itu
sebagai mahasiswa peternakan, penting sekali menguasai ilmu tentang
karbohidrat dan metabolismenya agar dapat memberikan pakan untuk ternak
dengan kualitas komposisi karbohidrat yang baik.

Karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Monosakarida

Monosakarida termasuk gula sederhana yang tidak dapat dihidrolisis


menjadi bagian yang lebih kecil. Contohnya triosa (C 3H0O3), tetrosa
(C4H0O4), heksosa (C0H12O0) dan sebagainya.

b. Oligosakarida

Oligosakarida merupakan senyawa yang jika dihidrolisis menghasilkan


dua sampai enam gula monosakarida,contohnya seperti disakarida,
trisakarida, serta tetrasakarida.

c. Polisakarida

Polisakarida termasuk karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan


sejumlah monosakarida. Contohnya: pati (amilum), dekstrin, glikogen,
selulosa, inulin pektin dan kitin. Karbohidrat yang termasuk polisakarida
tidak berasa, tidak larut dalam air dan berupa senyawa amorf dengan
bobot molekul tinggi.
5. Fungsi Karbohidrat Untuk Ternak Ruminan

Karbohidrat merupakan salah satu zat dalam makanan yang


merupakan sumber utama energi bagi ternak, Beberapa fungsi karbohidrat
antara lain:

a. Karbohidrat sebagai sumber utama tenaga atau energi.

Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi ruminan.Dimana


pakan diubah oleh mikroba dalam lambung dan rumen ruminan menjadi
asam lemak volatile (VFA), yang kemudian diserap dan digunakan
sebagai energi.

b. Karbohidrat berfungsi sebagai komponen pembentukan lemak di dalam


tubuh.

c.Karbonhidrat berfungsi sebagai pengatur pH rumen.

Karbohidrat membantu menjaga keseimbangan pH dalam rumen,


yang penting untuk kesehatan mikroba dalam sistem pencernaan
ruminan.

6. Metabolisme ternak ruminan

Metabolisme ternak ruminansia adalah proses pencernaan dan metabolisme pada


hewan ruminansia, seperti sapi, kambing, domba, dan rusa. Ciri khas dari sistem
pencernaan ruminansia adalah adanya empat kompartemen dalam lambung: rumen,
retikulum, omasum, dan abomasum. Proses metabolisme ruminansia melibatkan
fermentasi mikroba dalam rumen untuk mencerna serat tanaman, seperti rumput,
jerami, dan daun. Selama proses ini, mikroba menghasilkan asam lemak rantai
pendek, protein mikroba, dan gas, seperti metana.

Metabolisme ruminansia juga melibatkan penyerapan nutrisi, seperti asam lemak


rantai pendek dan asam amino, dari usus besar ke dalam darah untuk digunakan
sebagai sumber energi dan nutrisi. Hewan ruminansia mampu mengubah nutrisi
yang sulit dicerna menjadi produk-produk yang dapat digunakan oleh tubuh. Proses
fermentasi dalam rumen juga menghasilkan metana,

yang merupakan gas rumah kaca. Oleh karena itu, manajemen yang baik terhadap
ternak ruminansia sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan. Selain itu,
metabolisme ruminansia juga dapat dipengaruhi oleh jenis pakan yang diberikan,
kondisi kesehatan ternak, dan faktor-faktor lainnya. Pemahaman yang baik tentang
metabolisme ruminansia penting untuk mengoptimalkan produksi dan kesehatan
ternak tersebut.

7. pencernaan Karbohidrat Ternak Ruminansia

Ternak ruminansia memiliki rangkaian proses pencernaan yang lebih


kompleksdi bandingkan dengan proses oencernaan ternak jenis lainnya. Perut
ternak ruminansia di bagi menjadi menjadi 4 bagian, yaitu reticulum, rumen,
omasum, dan abomasum. Proses pencernaan ternak ruminansia dapat terjadi
secara mekanis, Fermentatif oleh mikroba rumen dan secara hidrolisis ileh enzim
enzim pencernaan. Namun pencernaan ternak ruminansia lebih banyak di tentukan
oelh pencernaan fermentatif di dalam rumen. Karena selain kapasitas rumen paling
tinggi yakni 70% dari kapasitas saluran pencernaan secara keseluruhan juga
ekosistem dalam rumen itu sendiri. Dalam proses pencernaan ternak ruminansia
terdapat peran mikroba rumen seperti protozoa, bakteri, dan fungi. Pada ruminansia
dengan hewan lainnya memiliki perbedaan dalam proses pencernaan karbohidrat,
protein dan lemak.

Bahan pakan utama ternak ruminansia berupa hijauan yang 75 persennya


berupa karbohidrat. Karbohidrat dalam saluran pencernaan dipecah oleh mikroba
rumen menjadi gula sederhana. Mikroba menggunakan gula sederhana ini sebagai
sumber energi untuk pertumbuhan dan menghasilkan produk akhir yang akan
dimanfaatkan oleh ternak induk semang. Produk akhir fermentasi karbohidrat
meliputi asam lemak terbang (volatile fatty acids) dan gas. Asam lemak terbang
yang dihasilkan terutama asetat, propionat dan butirat sedangkan gas berupa
methan dan karbondioksida. Mikroba rumen memfermentasi semua karbohidrat,
namun karbodirat cadangan (storage) dan terlarut (soluble) difermentasi lebih
cepat dibanding karbohidrat struktural. Gula dan pati dipecah lebih mudah dan
cepat. Komponen dinding sel tanaman dicerna secara lambat terutama pada
tanaman tua yang telah mengalami lignifikasi tingkat lanjut. Keberadaan lignin dapat
menurunkan ketersediaan dan penggunaan karbohidrat struktural. Karbohidrat
terlarut dicerna oleh mikroba dalam rumen 100 kali lebih cepat dibanding karbohidrat
cadangan, sedangkan karbohidrat cadangan dicerna 5 kali lebih cepat dari
karbohidrat struktural.

 Karbohidrat Struktural

Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa) oleh bakteri


sebagian besar menghasilkan asam asetat. Bakteri pendegradasi karbohidrat
struktural ini sensitif terhadap kandungan lemak dan tingkat keasaman dalam
rumen. Bahan pakan dengan kandungan lemak yang tinggi atau kondisi rumen yang
terlalu asam dapat menekan pertumbuhan atau membunuh bakteri pendegradasi
selulosa. Kondisi ini dapat menurunkan kecernaan dan konsumsi pakan oleh ternak.
Karbohidrat struktural yang keluar dari rumen kecil kemungkinan dapat dipecah
dalam saluran pencernaan selanjutnya

 Karbohidrat cadangan

Bakteri yang mencerna bahan pakan berpati (biji-bijian) berbeda dengan


bakteri pendegradasi selulosa. Bakteri ini tidak sensitif terhadap tingkat keasaman
dan produk akhir fermentasi terutama berupa asam propionat. Pati difermentasi
dengan cepat, asam asetat dan propionat yang dihasilkan menyebabkan keasaman
dalam rumen meningkat. Kondisi rumen yang asam dapat menekan pertumbuhan
bakteri pendegradasi selulosa yang dapat menurunkan kandungan lemak susu pada
sapi perah.

 Gula terlarut

Bakteri yang memfermentasi bahan pakan dengan kandungan gula terlarut


tinggi (contoh: molase, rumput berkualitas baik) hampir sama dengan bakteri
pendegradasi pati.
 Asam Lemak Terbang

Produk akhir pemecahan karbohidrat di dalam rumen yang paling penting


adalah asam lemak terbang karena merupakan sumber energi utama (70%) bagi
ternak ruminansia dan proporsi asam lemak terbang yang dihasilkan akan
menentukan kandungan lemak dan protein susu. Asetat, propionat dan butirat
merupakan tiga asam lemak terbang utama yang dihasilkan dalam perombakan
karbohidrat. Rasio VFA yang dihasilkan tergantung pada tipe bahan pakan yang
dicerna.

VFA diabsrosi melalui dinding rumen dan diangkut dalam darah ke hati yang
akan diubah menjadi sumber energi lain. Energi yang dihasilkan digunakan untuk
berbagai fungsi seperti produksi susu, hidup pokok, kebuntingan dan pertumbuhan.

Asetat. Asetat merupakan produk akhir fermentasi serat. Bahan pakan


dengan kandungan serat tinggi namun rendah energi menghasilkan rasio asetat :
propionat yang tingg. Asetat diperlukan untuk memproduksi lemak susu. Produksi
asam asetat yang rendah dapat menekan produksi lemak susu.

Propionat. Propionat merupakan produk akhir fermentasi gula dan pati.


Sebagian besar energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi laktosa
diperoleh dari propionat. Bahan pakan dengan kandungan karbohidrat mudah
terfermentasi yang tinggi akan menghasilkan propionat dan butirat relatif lebih tinggi
daripada asetat. Propionat dianggap lebih efisien sebagai sumber energi karena
fermentasi dalam produksi propionat menghasilkan lebih sedikit gas metan dan
karbondioksida.

Produksi propionat yang rendah menyebabkan sintesis laktosa dan produksi


susu secara keseluruhan menurun. Defisiensi energi akibat ketidakcukupan produksi
propionat, ternak akan merombak lemak tubuh yang menyebabkan ternak
kehilangan berat badan.

Butirat. Butirat dimetabolisme dalam hati menjadi badan keton. Badan keton
digunakan sebagai sumber energi untuk pembentukan asam lemak, otot kerangka
dan jaringan tubuh lain. Badan keton juga dihasilkan dari perombakan lemak tubuh
yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

Gas. Karbondioksida (CO2) and methan dihasilkan selama fermentasi


karbohidrat. Keduanya dibuang melalui dinding rumen atau hilang melalui
eruktasi atau sendawa. Sebagian CO2 ada ang digunakan oleh mikroba intestin dan
ternak untuk mempertahankan kandungan bikarbonat saliva. Methan tidak dapat
dipergunakan oleh ternak sebagai sumber energi.

Anda mungkin juga menyukai