TUBUH TERNAK
ILMU NUTRISI TERNAK DASAR
Oleh
I MADE ARAVINDA A.S. 2203511149
I G.B. KRISHNA M.U.W. 2203511150
AFIF MUZAKKI 2203511151
MEILANI GRACIA KLAU M. 2203511152
PRODI. PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
rahmat serta hidayah yang di berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul "KARBOHIDRAT" ini. Makalah ini di buat berdasarkan pembelajaran yang di
lakukan setiap hari senin. Dengan menggunakan buku panduan, kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Semoga selalu memberikan kesehatan dan kemudahan serta keselamatan kepada semua
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Penulis berterima kasih kepada dosen pengampu
yang telah memberikan pembelajaran kepada kami. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan untuk kemajuan pengetahuan terutama untuk dalam
hal pelajaran ini, sehingga diharapkan dapat memberikan pedoman untuk pembelajaran serta
dapat memberikan petunjuk penulisan yang teratur dan tersusun rapi tanpa ada unsur
kesengajaan yang sama dari pihak lainnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis sendiri maupun bagi pembacanya agar dapat memperluas pengetahuan kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pencernaan Karbohidrat Pada Ternak………................................................................... 2
2.2. Proses Pemecahan Karbohidrat Pada Tubuh Ternak………………………………...…. 2
2.3. Proses Metabolisme Karbohidrat Pada Tubuh Ternak...................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Mengetahui Pencernaan Karbohidrat Pada Ternak.
Mengetahui Proses Pemecehan Karbohidrat Pada Tubuh Ternak.
Mengetahui Proses Metabolisme Karbohidrat Pada Ternak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut adalah mikroorganisme pada rumen yang penting dalam proses pencernaan:
1. Bakteri (1010 – 1011 sel/g C.rumen)
• Bakteri pencerna selulosa (Bakteroides succinogenes, Ruminococcus flavafaciens,
Ruminococcus albus, Butyrifibrio fibrisolvens)
• Bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens, Bakteroides ruminocola,
Ruminococcus sp)
• Bakteri pencerna pati (Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas
amylolytica)
• Bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus),
• Bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis).
2. Protozoa (105 – 106 sel/g C.Rumen)
• Holotrichs (untuk karbohidrat fermentabel)
• Oligotrichs (untuk karbohidrat sulit dicerna)
3. Fungi (103 – 105 zoospores/ml)
• Caecomyces
• Neocallimastix
• Piromyces
• Ruminomyces,dl
2
rumen dan retikulum. Pemecahan karbohidrat menjadi VFA terjadi di rumen terdiri dari 2
tahap:
1). Hidrolisis ekstraseluler dari karbohidrat kompleks (selulosa, hemiselulosa, pektin) menjadi
oligosakarida rantai pendek terutama disakarida (selobiosa, maltosa, pentosa) dan gula-gula
sederhana.
2). Pemecahan oligosakarida dan gula-gula sederhana menjadi VFA oleh aktifitas enzim
intraseluler
Pencernaan karbohidrat pertama kali di lakukan di mulut yang di bantu oleh mucin yang
berfungsi sebagai pelumas di dalam mulut ternak tersebut. Karbohidrat yang di cerna di dalam
mulut adalah jenis pati di pecah oleh enzim ptyalin menjadi maltose ditambah dextrin, namun
tidak untuk ruminansia karena saliva ruminansia tidak mengandung ptyalin. Sehingga untuk
ruminansia pencernaan karbohidrat pertamakali terjadi di rumen. Pada rumen terjadi
pemecahan celulosa menjadi VFA (Volatile Fatty Acid) yaitu asam lemak terbang. Di rumen
juga terjadi pemecahan pati atau gula menjadi VFA dengan vitamin B.
Pada usus halus terjadi pemecahan :
Pati dan Dextrin Dextrin sederhana + Maltosa
Sucrosa Glukosa + Fruktosa
Maltosa Glukosa
Laktosa Glukosa + Galaktosa
Pemecahan senyawa tersebut di bantu oleh enzim enzim yang dihasilkan oleh pancreas
dan getah lambung. Misalnya amylase yang di hasilkan oleh pancreas memecah pati dan
dextrin menjadi dextrin sederhana dan maltose. Sucrose dipecah oleh sucrose yang di hasilkan
dari getah usus menjadi glukosa dan fruktosa.
Setelah terjadi pencernaan pada rumen terjadi pencernaan pada caecum dan colon. Disini
selulosa di pecah oleh mikroorganisme menjadi VFA . Berikut adalah table tingkat kecernaan
karbohidrat (serat kasar) pada berbagai jenis hewan dan manusia :
3
Komposisi VFA terbanyak di dalam cairan rumen adalah: asam asetat 70%, propionate
20% dan butirat 10% sedangkan yang dalam jumlah kecil: asam format, isobutirat, valerat,
isovalerat dan kaproat. Dalam pencernaan ini dihasilkan pula produk ikutan berupa beberapa
gas: metan (CH4), CO2 dan H2; yang dikeluarkan dari tubuh melalui proses eruktasi (belching/
bersendawa).
Sejumlah kecil karbohidrat yang dicerna dan sebagian dari polimer-polimer karbohidrat
yang lolos dari fermentasi mikroba di perut depan akan masuk ke usus halus, dicerna
selanjutnya diserap.
Asam lemak terbang (VFA) yang dominan (Asetat, Propionat, dan Butirat) akan diserap
melalui dinding rumen, masuk ke dalam sirkulasi darah dan di transportasikan ke jaringan
tubuh ternak.
Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya akan mengalami proses metabolisme:
1. Katabolisme, yang mensuplai energi, dan
2. Biosintesis atau Anabolisme misalnya: biosintesis lemak susu dari asam asetat dan butirat;
biosintesis glukosa dari asam propionat di dalam jaringan tubuh ternak.
Dalam metabolisme di jaringan dilibatkan pula sistem enzim, sehingga produk akhir
metabolisme tersebut dapat dimanfaatkan.
Lintasan Metabolisme dapat digolongkan menjadi:
1. Lintasan Katabolik (pemecahan) ; meliputi berbagai proses oksidasi yg melepaskan energi
bebas (dlm bentuk fosfat berenergi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi), spt: rantai
respirasi dan Fosforilasi oksidatif
2. Lintasan Anabolik (pembentukan); merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis
senyawa pembentuk struktur dan mesin tubuh.
3. Lintasan Amfibolik (persimpangan/antara); memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat
pada persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan
anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
4
4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom C)
dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim aldolase.
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi gliseraldehida
3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja bolak-balik, artinya
dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi aseton fosfat.
6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzim
gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase.
Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.
9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase.
Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
2. Oksidasi Peruvat
Piruvat Dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) Acetyl Co-A
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel.Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang
bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multi enzim yang berkaitan dengan
membrane dalam mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks ketoglutarat dehidrogenase pada siklus asam
sitrat.Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dan siklus Kreb’s. Rangkaian reaksi
kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
1. Piruvat mengalami dekarboksilasi oleh komponen piruvat dehidrogenase pada kompleks
enzim tersebut menjadi turunan hidroksi etil cincin tiazol tiamin difosfat (yang terikat
enzim).
2. Tiamin difosfat bereaksi dengan lipoamida teroksidasi, yakni gugus prostetik pada
dihidrolipoil trans asetilase membentuk asetil lipoamida.
3. Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A membentuk asetil-koA dan lipoamida
tereduksi. Reaksi ini tuntas apabila lipoamida yang tereduksi tersebut direoksidasi oleh
suatu flavoprotein, yaitu dihidrolipoil dehydrogenase, yang mengandung FAD.
4. Flavo protein terduksi mengalami oksidasi oleh NAD+, memindahkan ekivalen
pereduksike rantai respiratorik.Jadi, oksidasi piruvat akan menghasilkan Asetil-koA,
NADH, dan CO
Piruvat dehidrogense dihambat oleh produknya sendiri yaitu asetil-koA dan NADH. Enzim
ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada komponen piruvat
dehidrogenase kompleks multi enzim sehingga akivitas enzim menurun dan menybabkan
peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh satu fostatase. Kinase diaktifkan oleh
peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-koA]/[ko-A], dan [NADH]/[NAD+]. Karena itu,
5
piruvat dehidrogense, demikian juga dengan glikolisis dihambat jika tersedia ATP dalam
jumlah memadai dan jika asam lemak teroksidasi. Dalam keadaan puasa, ketika konsentrasi
asam lemak bebas meningkat, terjadi penurunan proporsi enzim tersebut dalam bentuk aktif
sehingga karbohidrat dihemat.
6
berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat akan langsung masuk reaksi
glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.
Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula dalam
darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk memproduksi energi.
Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya
mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot tersebut.
Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa bukan glukosa.
Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan akan glukosa, terutama
ketika tubuh tidak mendapat pasokan glukosa yang cukup dari makanan. Glukosa merupakan
molekul yang sangat penting terutama bagi eritrosit (sel darah merah) dan sel saraf otak, karena
sel-sel tersebut tidak dapat menggunakan molekul lain sebagai sumber energi (walaupun dalam
keadaan kelaparan yang sangat panjang sel saraf otak mampu menggunakan benda keton yaitu
beta hidroksibutirat sebagai sumber energi).
Selain memenuhi kebutuhan energi bagi otak dan eritrosit, gkukosa juga merupakan satu-
satunya molekul penghasil energi bagi otot dalam keadaan anaerobic (tanpa oksigen). Glukosa
juga diperlukan bagi pembentukan laktosa (gula susu) di kelenjar susu untuk memenuhi
kebutuhan energi bayi. Pada mamalia, hati dan ginjal merupakan organ utama untuk
berlangsungnya glukoneogenesis.
Secara umum tahapan reaksi glukoneogenesis hampir sama dengan tahapan reaksi glikolisis
yang dibalik arahnya. Namun ada beberapa tahapan dalam glukoneogenesis yang tidak sama
dengan glikolisis dan memerlukan kerja enzim-enzim yang berbeda. Perbedaan ini terjadi
karena pada tahapan-tahapan tersebut enzim yang terlibat tidak dapat bekerja secara bolak-
balik. Glikolisis merupakan reaksi yang menghasilkan energi, sedangkan glukoneogenesis
merupakan proses yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang
diproduksi melalui proses fotosintesis. Karbohidrat digolongkan dalam monosakarida,
disakarida, trisakarida, dan polisakarida.
Setelah dicerna, karbohidrat pada bahan makanan diserap oleh darah dalam bentuk glukos
a. Karbohidrat ini langsung dioksidasi untuk menghasilkan energi atau disimpan sebagai
cadangan lemak dalam tubuh. Komponen yang termasuk karbohidrat antara lain serat kasar,
BETN yaitu bahan makanan berkandungan gula dan pati tinggi. Jagung merupakan salah satu
bahan makanan sumber karbohidrat tinggi. Kebutuhan karbohidrat pada ternak sapi juga bisa
dipenuhi dari hijauan, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan akan karbohidrat, ternak
peliharaan bisa mendapatkannya dengan mudah.
Karena ruminansia dapat mensintesis glukosa dari asam propionat di dalam rumen, dan
fungsinya sebagai energi tidak terlalu besar diharapkan oleh ruminansia (monogastrik: glukosa
adalah sumber energi utama) maka glukosa di jaringan menjadi terbatas (di dalam darah: 40-70
mg%, sedang monogastrik 100 mg%). namun pada ternak baru lahir (pre-ruminan) sama
dengan monogastrik, glukosa dalam darah: 100-120 mg%
Metabolisme karbohidrat dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses penyusunan yang
disebut anabolisme dan proses pembongkaran yang disebut katabolisme. Pada proses
pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis(penguraian dengan
menggunakan molekul air). Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan
polisakarida menjadi monosakarida. Namun terjadi perbedaan antara pencernaan karbohidrat
ruminansia dan non ruminansia.Fungsi pokok dari karbohidrat dalam tubuh hewan adalah
menyediakan energi untuk proses-proses dalam tubuh hewan tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA