KELAS DURIAN
Ditulis oleh :
DOSEN PEMBIMBING :
LINDAWATI DOLOKSARIBU, PhD
Kami berharap semoga tulisan ini dapat menjelaskan apa saja penilaian yang
akan dinilai dalam kontes ternak perah. Sekian dan Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Sapi perah dinilai di atas arena pameran atau perlombaan, dimana seekor sapi
dibandingkan dengan sapi lainnya atau di lokasi peternakan dimana seekor sapi
dibandingkan dengan sapi yang ideal ditunjukkan dengan kartu skor United Score
Card (USC). Penilaian dengan cara yang kedua ini merupakan suatu bentuk seleksi
yang disebut klasifikasi dan biasanya merupakan suatu bentuk seleksi yang disebut
klasifikasi dan yang biasanya dilakukan oleh seorang yang mewakili sebuah asosiasi
bangsa sapi tertentu.
Seekor sapi perah sekali telah diklasifikasi, akan tetap mempertahankan
klasifikasinya yang tertinggi saja. Jadi suatu hal yang normal jika klasifikasi ulang
hanya untuk menuju ke skor yang lebih tinggi, catatan-catatan produksi susu dan skor
klasifikasi sapi digunakan dalam seleksi sapi-sapi induk serta anak-anak betinanya
yang akan digunakan untuk peremajaan.
Secara keseluruhan, antara produksi susu dan klasifikasi tipe dan seekor sapi,
tingkat korelasinya tidak tinggi. Namun demikian, apabila seekor sapi memiliki tipe
bagus, sapi itu mungkin akan mempunyai masa guna yang lebih panjang karena
peluangnya untuk disingkirkan oleh faktor-faktor ambing yang buruk, kaki jelek atau
lainnya sangat kecil.
BAB II
2.2 METODE
Metode yang digunakan pada pembuatan paper ini adalah Metode Kajian
Pustaka. Kajian Pustaka merupakan kegiatan untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek. Kajian Pustaka merupakan
ringkasan yang lengkap/komplit/utuh dan tuntas dari penelitian sebelumnya pada
suatu topik yang dikaji seperti menelaah artikel akademik, jurnal, buku-buku
(textbook), dan sumber-sumber lainnya yang relevan kepada topik khusus penelitian
yang sedang dikaji tersebut. Kajian hendaknya menguraikan satu per satu secara
runtut, rinci, menjelaskan, menyimpulkan, mengevaluasi secara objective dan
mengklarifikasi penelitian sebelumnya. Secara umum ini diikuti dengan sebuah
diskusi dari thesis statement (topik kajian) dari paper atau dari tujuan penulisan.
BAB III
DISKUSI
3.1 EKSTERIOR SAPI PERAH YANG DINILAI
Hal pertama yang dilakukan dalam memahami eksterior ternak perah adalah
mengetahui nama-nama bagian dari sapi perah, berikut gambar bagian-bagian dari
ternak sapi perah:
Gambar 1
Gambar 2
● Strength (Kekuatan)
Kekuatan dapat ditunjukkan oleh dada yang dalam dan lebar bila dilihat dari
samping, sedang pada bagian muka, panjang dengan muzzle dalam dan bagian yang
bertulang atau lebih gampangnya adalah jarak antara kaki depan. Skala referensinya
yaitu 13-29 cm, dengan 2 cm per poin. Berikut cara mengukur lebar jarak antara kaki
depan:
Gambar 3
Gambar 4
● Angularity
Sudut dan keterbukaan tulang rusuk, dikombinasi dengan kerataan tulang
menghindari kekasaran. Bukan sifat linier sejati. Tulang rusuk yang tidak memiliki
sudut dan kasar mendapat poin 1, sapi yang memiliki tulang rusuk yang terbuka tai
sudutnya masih sedikit mendapat poin 5, sedangkan sapi yang memiliki tulang rusuk
terbuka dan bersudut diberi poin 9. Skala referensinya yaitu mengukur ketiga tulang
rusuk, sudut dan tulang rusuk terbuka 80%, sedangkan kualitas tulang 20%. Berikut
contoh menilai angularity ternak sapi perah:
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Lebar dari pertautan ambing belakang juga dapat ditentukan dari arah
belakang. Hal ini merupakan indikator dari kapasitas ambing dan kemampuan dalam
memproduksi susu. Berikut contoh menilai lebar ambing belakang:
Gambar 13
Gambar 14
Kedalaman ambing dapat diukur pada antara lantai dengan ambing yang
berhubungan dengan hock. Skala referensinya yaitu -3 cm sampai 21 cm dengan 3
cm per poinnya. Berikut gambar contoh penilaian kedalaman ambing:
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Jenis perah. 16
Bukti tampak luar seekor sapi perah unggulan, ditunjukan dari
komposisi bentuk angularity badan dan bebas dari daging berlebih
(Dipertimbangkan pada masa laktasi) terutama pada bagian bahu,
dada, punggung, pinggul, dan sendi pada tulang pinggul; diperjelas
berkembangnya ambing dan kemampuan makan; paha kecil dan
berjauhan; kepala dengan wajah lebar antara mata dan komposisi
hidung yang baik (Perbedaan rasa diperhitungkan) tulang panggul
menonjol; bagian seimbang dengan benar-benar simetris.
Bagian belakang. 3
Lebar di kedua pinggul dan sendi pinggul; kuat; tulang paha
berjauhan dan tinggi; sendi pinggul sekiranya mendekati tinggi
tulang pinggul; proporsi ekor seimbang dan sejajar.
Kemurnian. 3
Bebas dari operasi tulang dilihat tulang dada, tulang pinggul, sendi
tulang pinggul, komposisi ekor, kaki, kepala, dan tanduk; bebas dari
operasi sendi pada pinggul dan komposisi ekor bebas dari bekas
jaringan lemak; terdapat sedikit dewlap; tengkorak berukuran sedang
yang ditunjukan dengan komposisi kepala yang simetris dan
panjang, ekor ramping.
Dada. 5
Besar dan lebar, menunjukan kapasitas paru-paru; lebar dibawah,
sehingga menunjukkan kaki depan yang terbuka lebar, dan penuh
pada siku.
Punggung. 3
Kaki. 3
Tegak dan kuat; terdapat jarak.
Perut. 20
Luas; relatif besar; berada dibagian belakang, terutama di depan dari
ambingnya; tulang rusuknya melengkung dengan baik terutama
bagian atas; pinggang memanjang ke dalam dengan lebar kedua
sisinya hampir selebat pinggul.
Mulut. 2
Bibir lebar dan penuh; rahang sangat berotot; proporsi bagus.
Ambing. 24
- Ukuran: bila digembungkan penuh dengan susu, panjang dan lebar
tetapi tidak besar; pengukuran ukuran yang besar setelah diperah,
namun tetap mempertahankan bentuk awalnya. lebar, memanjang
ke depan dan melekat erat pada badan.
- Kualitas: teksturnya tidak kaku dan kenyal saat diperah.
- Bentuk: lebar, memanjang ke depan dan melekat erat pada badan;
ambing belakang memanjang lebar penuh diantaranya bukannya di
depan kaki belakang; bagian bawah tanpa penyempitan atau celah.
Puting. 6
Seragam; ukuran dan panjang yang nyaman; bebas dari benjolan
dan kutil, lubang susu terlalu lebar dan kebocoran (dot tambahan
tidak diperbolehkan jika mengganggu pemerahan).
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Penilaian sapi perah dilakukan dengan sangat detail, oleh karena itu baik para
juri maupun peternak yang ingin mengirim ternak sapinya ikut kontes harus memiliki
kemampuan dan pemahaman tentang apa saja yang akan dinilai dalam kontes ternak
sapi perah. Selain itu para juri juga harus memiliki sertifikat untuk menjadi juri dan
memiliki kriteria-kriteria untuk menjadi juri yang baik.
Peternak yang ingin mengirimkan ternaknya mengikuti kontes sapi perah juga
selain mengetahui dan memahami bagian-bagian sapi yang akan dinilai harus
mengerti apa saja faktor yang meningkatkan produksi susu sapinya tersebut, faktor
yang mempengaruhi ambing nya menjadi bagus dan simetris, serta faktor yang
mempengaruhi kapasitas dari sapi tersebut mulai dari faktor gen, pakan, maupun
perawatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Elinots. 2017. “Judging atau Menilai Kualitas Fisik Sapi Perah”. Elinotes Review.
Web: https://www.elinotes.com/2017/12/judging-atau-menilai-kualitas-
fisik.html.