Anda di halaman 1dari 19

ILMU TILIK TERNAK SPT3016

PENILAIAN KONTES TERNAK SAPI PERAH

KELAS DURIAN

Ditulis oleh :

1903511065 Ahmad Ardino Farmawan Suryanulloh


2203511151 Afif Muzakki
2203511181 I Putu Yura Pranaditha Kumara

DOSEN PEMBIMBING :
LINDAWATI DOLOKSARIBU, PhD

PROGRAM STUDI SARJANA PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Tugas Assignment Literature
Review Mata Kuliah Ilmu Tilik Ternak, sehingga tersusunnya Paper Penilaian Kontes
Ternak Sapi Perah ini. Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengerjakan
tugas yang diberikan oleh dosen mata Kuliah Ilmu Tilik Ternak, Lindawati
Doloksaribu, PhD.

Dalam penyusunan paper ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


seluruh pihak yang telah mendukung dan berkontribusi pada proses pembuatan paper
ini sehingga paper ini menjadi bagian yang utuh sebagai kajian pustaka. Kami
menyadari bahwa paper ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat menjelaskan apa saja penilaian yang
akan dinilai dalam kontes ternak perah. Sekian dan Terima kasih.

Jimbaran, 20 Oktober 2023

Penulis

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB II MATERI DAN METODE......................................................................2
2.1 MATERI......................................................................................................2
2.2 METODE.....................................................................................................2
BAB III DISKUSI...................................................................................................3
3.1 EKSTERIOR SAPI PERAH YANG DINILAI...........................................3
3.2 KARTU SKOR DALAM JUDGING SAPI PERAH..................................12
BAB IV PENUTUP................................................................................................14
4.1 KESIMPULAN............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.....................................................................................................................3
Gambar 2.....................................................................................................................4
Gambar 3.....................................................................................................................4
Gambar 4.....................................................................................................................5
Gambar 5.....................................................................................................................5
Gambar 6.....................................................................................................................6
Gambar 7.....................................................................................................................6
Gambar 8.....................................................................................................................7
Gambar 9.....................................................................................................................7
Gambar 10...................................................................................................................7
Gambar 11...................................................................................................................8
Gambar 12...................................................................................................................8
Gambar 13...................................................................................................................9
Gambar 14...................................................................................................................9
Gambar 15...................................................................................................................10
Gambar 16...................................................................................................................10
Gambar 17...................................................................................................................11

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN
Sapi perah dinilai di atas arena pameran atau perlombaan, dimana seekor sapi
dibandingkan dengan sapi lainnya atau di lokasi peternakan dimana seekor sapi
dibandingkan dengan sapi yang ideal ditunjukkan dengan kartu skor United Score
Card (USC). Penilaian dengan cara yang kedua ini merupakan suatu bentuk seleksi
yang disebut klasifikasi dan biasanya merupakan suatu bentuk seleksi yang disebut
klasifikasi dan yang biasanya dilakukan oleh seorang yang mewakili sebuah asosiasi
bangsa sapi tertentu.
Seekor sapi perah sekali telah diklasifikasi, akan tetap mempertahankan
klasifikasinya yang tertinggi saja. Jadi suatu hal yang normal jika klasifikasi ulang
hanya untuk menuju ke skor yang lebih tinggi, catatan-catatan produksi susu dan skor
klasifikasi sapi digunakan dalam seleksi sapi-sapi induk serta anak-anak betinanya
yang akan digunakan untuk peremajaan.
Secara keseluruhan, antara produksi susu dan klasifikasi tipe dan seekor sapi,
tingkat korelasinya tidak tinggi. Namun demikian, apabila seekor sapi memiliki tipe
bagus, sapi itu mungkin akan mempunyai masa guna yang lebih panjang karena
peluangnya untuk disingkirkan oleh faktor-faktor ambing yang buruk, kaki jelek atau
lainnya sangat kecil.

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB II MATERI DAN METODE

BAB II

MATERI DAN METODE


2.1 MATERI
Penilaian yang dinilai pada saat kontes ternak sapi perah.

2.2 METODE
Metode yang digunakan pada pembuatan paper ini adalah Metode Kajian
Pustaka. Kajian Pustaka merupakan kegiatan untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek. Kajian Pustaka merupakan
ringkasan yang lengkap/komplit/utuh dan tuntas dari penelitian sebelumnya pada
suatu topik yang dikaji seperti menelaah artikel akademik, jurnal, buku-buku
(textbook), dan sumber-sumber lainnya yang relevan kepada topik khusus penelitian
yang sedang dikaji tersebut. Kajian hendaknya menguraikan satu per satu secara
runtut, rinci, menjelaskan, menyimpulkan, mengevaluasi secara objective dan
mengklarifikasi penelitian sebelumnya. Secara umum ini diikuti dengan sebuah
diskusi dari thesis statement (topik kajian) dari paper atau dari tujuan penulisan.

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

BAB III

DISKUSI
3.1 EKSTERIOR SAPI PERAH YANG DINILAI
Hal pertama yang dilakukan dalam memahami eksterior ternak perah adalah
mengetahui nama-nama bagian dari sapi perah, berikut gambar bagian-bagian dari
ternak sapi perah:

Gambar 1

Klasifikasi dari “National Holstein Friesian Association” mengevaluasi setiap


sapi betina melalui tipe-tipe fungsional sapi seperti:
● Stature (Tinggi Badan)
Tinggi badan merupakan dasar pengukuran sapi perah betina, mulai dari tanah
sampai pada bagian top withers. Sapi yang mempunyai tinggi badan 51 inch dan
bawah sedikit ekstrim memperoleh nilai 5 atau lebih rendah. Skala referensinya yaitu
1,30-1,54 cm, dengan 0,03 cm per poin. Berikut contoh cara pengukuran tinggi
badan:

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Gambar 2

● Strength (Kekuatan)
Kekuatan dapat ditunjukkan oleh dada yang dalam dan lebar bila dilihat dari
samping, sedang pada bagian muka, panjang dengan muzzle dalam dan bagian yang
bertulang atau lebih gampangnya adalah jarak antara kaki depan. Skala referensinya
yaitu 13-29 cm, dengan 2 cm per poin. Berikut cara mengukur lebar jarak antara kaki
depan:

Gambar 3

● Body Depth (Kedalaman Badan)


Pembuat klasifikasi melakukan evaluasi pada bagian ini, terutama yang dilihat
adalah bagian rib cage. Hal ini berhubungan langsung dengan kapasitas dari sapi
tersebut untuk mengkonsumsi sejumlah besar raughage. Berikut ini contoh cara
mengukur kedalaman badan:

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Gambar 4

● Angularity
Sudut dan keterbukaan tulang rusuk, dikombinasi dengan kerataan tulang
menghindari kekasaran. Bukan sifat linier sejati. Tulang rusuk yang tidak memiliki
sudut dan kasar mendapat poin 1, sapi yang memiliki tulang rusuk yang terbuka tai
sudutnya masih sedikit mendapat poin 5, sedangkan sapi yang memiliki tulang rusuk
terbuka dan bersudut diberi poin 9. Skala referensinya yaitu mengukur ketiga tulang
rusuk, sudut dan tulang rusuk terbuka 80%, sedangkan kualitas tulang 20%. Berikut
contoh menilai angularity ternak sapi perah:

Gambar 5

● Rump Angel (Sudut Pantat)


Pada bagian ini dilakukan observasi dari samping untuk menentukan bentuk
sudut segitiga dari bagian rump yang ditunjukkan oleh tulang hip dan pin. Bagian pin
yang tinggi dari pada hip, bentuk yang demikian disebut rump dalam keadaan miring.
Skala referensinya yaitu +4 cm sampai -12 cm, dengan -2 cm tiap poinnya. Berikut
ini gambar contoh ternak pada nilai 1, 5 & 9:

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Gambar 6

● Thurl Width (Lebar Daerah Pinggul)


Menentukan daerah pinggul dengan cara mengevaluasi daerah pelvis. Daerah
pinggul merupakan daerah yang sangat penting, karena ada hubungannya dengan luas
ruang pelvis yang dilewati pedet ketika lahiran. Skala referensinya yaitu 10-26 cm,
dengan 2 cm per poinnya. Berikut contoh pengukuran ternak pada lebar daerah
pinggulnya:

Gambar 7

● Rear Legs (Kedudukan Kaki)


Kaki belakang dievaluasi dari pandangan samping dan belakang, karena ini
merupakan bagian tubuh yang perlu diperhatikan, mengingat berdiri merupakan
kekuatan dasar saat di kandang dan menunggu selama proses pemerahan.
Pandangan Samping, skala referensinya yaitu 160-134°, dengan 3,25° per
poinnya. Berikut contoh penilaian ternak:

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Gambar 8

Pandangan Belakang skala referensinya yaitu menekuk, sedang dan lurus.


Berikut gambar contoh penilaian dari pandangan belakang:

Gambar 9

● Foot Angle (Sudut Kaki)


Penilaian sudut telapak kaki sebagai dasar dari keterjalanan, dilihat dari sisi
samping. Sudut ini berhubungan dengan daya tahan dan gerakan dari sapi yang
bersangkutan. Skala referensinya yaitu 15-65°, dengan 7,5° per poinnya. Berikut
contoh menilai ternak pada sudut telapak kakinya:

Gambar 10

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

● Fore Udder Attachment (Pelekatan Ambing Depan)


Nilai pada bagian ini ditentukan oleh observasi dari samping dan ditentukan
oleh kekuatan dari lateral ligament. Ambing yang kurang perlekatannya diberi nilai
1, sapi yang perlekatannya sedang diberi nilai 5, serta yang perlekatannya bagus
diberi nilai 9. Berikut contoh penilaiannya:

Gambar 11

● Rear Udder Height (Tinggi Ambing Belakang)


Pada prinsipnya pertautan ambing belakang ditentukan oleh tingginya ambing
belakang, dan berhubungan dengan kapasitas ambing tersebut. Sapi yang mempunyai
pertautan ambing belakang rendah menerima nilai 1, sapi yang masuk di ketinggian
sedang mendapat nilai 5, dan sapi yang memiliki pertautan tinggi secara ekstrim
mendapat nilai 9.
Skala referensinya yaitu 23-39 cm, dengan 2 cm per poinnya. Berikut contoh
menilai sapi dari tinggi ambing belakangnya:

Gambar 12

● Rear Udder Width (Lebar Ambing Belakang)

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Lebar dari pertautan ambing belakang juga dapat ditentukan dari arah
belakang. Hal ini merupakan indikator dari kapasitas ambing dan kemampuan dalam
memproduksi susu. Berikut contoh menilai lebar ambing belakang:

Gambar 13

● Udder Support (Penunjang Ambing)


Penunjang ambing atau celah ambing yang dapat dievaluasi oleh penampakan
dasar ambing bagian belakang. Penilaian pada dasarnya kedalaman dari celah, bagian
ini penting karena ada hubungannya dengan posisi puting. Jika puting letaknya
menyimpang akan mempersulit posisi pemerahan. Berikut contoh menilai penunjang
ambing:

Gambar 14

● Udder Depth (Kedalaman Ambing)

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Kedalaman ambing dapat diukur pada antara lantai dengan ambing yang
berhubungan dengan hock. Skala referensinya yaitu -3 cm sampai 21 cm dengan 3
cm per poinnya. Berikut gambar contoh penilaian kedalaman ambing:

Gambar 15

● Rear View (Letak Puting)


Letak puting bagian depan dapat diberi penilaian pada puting bagian
belakang. Letak puting yang baik akan mempermudah pemerahan dan mengurangi
terjadinya luka akibat pemerahan. Berikut gambar penilaian pada letak puting:

Gambar 16

● Teat Length (Panjang Puting)


Panjang puting dapat diukur dari samping. Panjang puting 1 inch atau kurang
memperoleh nilai 1, sapi yang memiliki panjang puting 2-2,5 inch mendapatkan nilai
5, dan puting yang panjangnya 4 inch memperoleh nilai 9. Puting yang panjang akan
mempermudah pemerahan dan menimbulkan sedikit infeksi mastitis dan luka.
Berikut gambar penilaiannya:

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Gambar 17

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

3.2 KARTU SKOR DALAM JUDGING SAPI PERAH

KARTU SKOR SAPI PERAH

SKALA PENILAIAN - SAPI Bobot Skor Nilai

1 Ciri bentuk tubuh ideal - 25 poin

Jenis perah. 16
Bukti tampak luar seekor sapi perah unggulan, ditunjukan dari
komposisi bentuk angularity badan dan bebas dari daging berlebih
(Dipertimbangkan pada masa laktasi) terutama pada bagian bahu,
dada, punggung, pinggul, dan sendi pada tulang pinggul; diperjelas
berkembangnya ambing dan kemampuan makan; paha kecil dan
berjauhan; kepala dengan wajah lebar antara mata dan komposisi
hidung yang baik (Perbedaan rasa diperhitungkan) tulang panggul
menonjol; bagian seimbang dengan benar-benar simetris.

Bagian belakang. 3
Lebar di kedua pinggul dan sendi pinggul; kuat; tulang paha
berjauhan dan tinggi; sendi pinggul sekiranya mendekati tinggi
tulang pinggul; proporsi ekor seimbang dan sejajar.

Kemurnian. 3
Bebas dari operasi tulang dilihat tulang dada, tulang pinggul, sendi
tulang pinggul, komposisi ekor, kaki, kepala, dan tanduk; bebas dari
operasi sendi pada pinggul dan komposisi ekor bebas dari bekas
jaringan lemak; terdapat sedikit dewlap; tengkorak berukuran sedang
yang ditunjukan dengan komposisi kepala yang simetris dan
panjang, ekor ramping.

Karakter dan tingkah laku. 3


Kepala terangkat; kaki lurus; gaya berjalan teratur dan seimbang;
tampak waspada, siap, aktif; komposisi yang baik seluruhnya,
dengan sifat tenang dan tidak adanya cacat.

2 Ciri yang menunjukan bentuk, tenaga, dan keseimbangan. -19


poin

Dada. 5
Besar dan lebar, menunjukan kapasitas paru-paru; lebar dibawah,
sehingga menunjukkan kaki depan yang terbuka lebar, dan penuh
pada siku.

Punggung. 3

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB III DISKUSI

Sejajar, lebar, pinggang lebar.

Kaki. 3
Tegak dan kuat; terdapat jarak.

Kondisi dan kesehatan. 5


Penampilan ringkas dan bertenaga, ditunjukan dengan jumlah daging
yang tidak kurang dari standar; kulit lembut, agak longgar, dengan
ketebalan sedang, tidak tipis atau keras; rambut halus dan lembut.

3 Ciri yang menunjukan kemampuan mengkonsumsi pakan - 22


poin

Perut. 20
Luas; relatif besar; berada dibagian belakang, terutama di depan dari
ambingnya; tulang rusuknya melengkung dengan baik terutama
bagian atas; pinggang memanjang ke dalam dengan lebar kedua
sisinya hampir selebat pinggul.

Mulut. 2
Bibir lebar dan penuh; rahang sangat berotot; proporsi bagus.

4 Ciri keunggulan ambing - 34 poin

Ambing. 24
- Ukuran: bila digembungkan penuh dengan susu, panjang dan lebar
tetapi tidak besar; pengukuran ukuran yang besar setelah diperah,
namun tetap mempertahankan bentuk awalnya. lebar, memanjang
ke depan dan melekat erat pada badan.
- Kualitas: teksturnya tidak kaku dan kenyal saat diperah.
- Bentuk: lebar, memanjang ke depan dan melekat erat pada badan;
ambing belakang memanjang lebar penuh diantaranya bukannya di
depan kaki belakang; bagian bawah tanpa penyempitan atau celah.

Puting. 6
Seragam; ukuran dan panjang yang nyaman; bebas dari benjolan
dan kutil, lubang susu terlalu lebar dan kebocoran (dot tambahan
tidak diperbolehkan jika mengganggu pemerahan).

Pembuluh darah ambing. 4


Besar, panjang, bengkok dan banyak bercabang; sumur susu besar
dan banyak (umur sapi harus diperhatikan).
Sumber: Nevens, W. B. et al., 1938

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


BAB IV PENUTUP

BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Penilaian sapi perah dilakukan dengan sangat detail, oleh karena itu baik para
juri maupun peternak yang ingin mengirim ternak sapinya ikut kontes harus memiliki
kemampuan dan pemahaman tentang apa saja yang akan dinilai dalam kontes ternak
sapi perah. Selain itu para juri juga harus memiliki sertifikat untuk menjadi juri dan
memiliki kriteria-kriteria untuk menjadi juri yang baik.
Peternak yang ingin mengirimkan ternaknya mengikuti kontes sapi perah juga
selain mengetahui dan memahami bagian-bagian sapi yang akan dinilai harus
mengerti apa saja faktor yang meningkatkan produksi susu sapinya tersebut, faktor
yang mempengaruhi ambing nya menjadi bagus dan simetris, serta faktor yang
mempengaruhi kapasitas dari sapi tersebut mulai dari faktor gen, pakan, maupun
perawatannya.

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.


DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Elinots. 2017. “Judging atau Menilai Kualitas Fisik Sapi Perah”. Elinotes Review.
Web: https://www.elinotes.com/2017/12/judging-atau-menilai-kualitas-
fisik.html.

Bramanta D. 2020. “Bagaimana Cara Melakukan Penilaian dan Pemilihan Sapi


Perah”. Dictio. Web: https://www.dictio.id/t/bagaimana-cara-melakukan-
penilaian-dan-pemilihan-sapi-perah/124711.

Nevens, W. B.,& Kuhlman, A. F. 1938. “Selecting Dairy Cattle”. Circular 486


University of Illinois Collage of Agriculture, Urbana, Illinois.

Dosen Pembimbing Lindawati Doloksaribu, PhD.

Anda mungkin juga menyukai