ACARA 2
BATUAN BEKU ASAM
rendah), kandungan unsur kimia berat, kadar H', OH- dan gas
tinggi. sedangkan magma asam sebaliknya. (Suharwanto, 2020)
C. Evolusi Magma
Sekurang-kurangnya genesa batuan beku, vulkanik maupun
plutonik harus di tinjau dari tiga segi :
1. Faktor yang memerikan bagaimana dan dimana larutan
bergenerasi di dalam selubung atau pada kerak bumi bagian
bawah .
2. Kondisi yang berpengaruh terhadap larutan sewaktu naik ke
permukaan.
3. Proses-proses di dekat permukaan yang menyempurnakan
generasi
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain
oleh proses-proses sebagai berikut :
a) Hibridisasi : Pembentukan magma baru karena
pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya.
b) Sinteksis : Pembentukan magma baru karena proses
asimilasi dengan batuan samping.
c) Anateksis : Proses pembentukan magma dari peleburan
batuan pada kedalaman yang sangat besar
A. Masif
Apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran atau jejak gas, atau tidak
menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya
B. Pillow lava
Struktur yang dinyatakan pada batuan ektrusi tertentu, yang dicirikan
oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah
umumnya antara 30-60cm dan jaraknya
C. Joint (kekar)
Struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tersusun secara tegak lurus
arah aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
Penampakan retakan – retakan dapat memudahkan untuk di amati pada
singkapan di lapangan.
D. Versikular
Merupakan struktur yang ditandai adanya lubang - lubang dengan arah
teratur. Lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu
pembekuan berlangsung.
E. Xenolith
Struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang
masuk atau tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai
akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping didalam
magma yang menerobos.
F. Autobreccia
Struktur Pada Lava Yang Memperlihatkan Fragmen Fragmen dari Lava
itu sendiri.
2.1.6 Tekstur Batuan Beku
Tekstur batuan beku menggambarkan pola, ukuran, dan hubungan antar
butiran mineral dalam batuan tersebut. Ada beberapa jenis tekstur batuan
beku yang umum, termasuk
1. Tekstur Afilat: Terjadi ketika kristal-kristal batuan beku mengalami
pertumbuhan bebas dan tidak terhalangi oleh batuan sekitarnya,
seperti yang terjadi dalam magma yang mengalir bebas di dalam
kerak bumi.
dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat
dikenali dengan megaskopi mata telanjang. Contoh: Diorot Porfir.
2. Vitroferik, apabila fenokris tertanam dalam massa dasar berupa
gelas
3. Tekstur khusus, adalah tekstur disamping menunjukkan hubungan
antara bentuk dan ukuran butir juga ada yang menunjukkan arah
serta menunjukkan pertumbuhan bersama (intergrowth) antara
mineral- mineral yang berbeda. Tetapi tekstur ini sangat sulit
diamati secara megaskopis.
2.1.8 Batuan Beku Asam
Batuan beku yang mengandung silika (SiO₂) lebih dari 66%. Memiliki
kadar kuarsa lebih dari 10%, kadar ortoklas (potasium feldspar) sedikitnya
total feldspar. Contoh batuan ini adalah granit dan riolit. Batuan yang
tergolong kelompok ini mempunyai warma terang (cerah) karena (SiO2)
yang kaya akan menghasilkan batuan dengan kandungan kuarsa, dan alkali
feldspar dengan atau tanpa muskovit. . Batuan beku asam terbagi 2 yaitu
sebagai berikut:
1. Batuan Beku Asam Plutonik
Batuan beku asam plutonik terbentuk Ketika magma yang
meleleh kemudian mendingin dibawah permukaan bumi. Hal itu di
sebabkan oleh pergerakan magma tektonik lempeng yang saling
bergerak dan bertumbukan satu dengan yang lain nya. Contoh
batuan beku asam plutonik ialah: Granit, Grandiorit, Adanelit
2. Batuan Beku Asam Vulkanik
Batuan asam beku vulkanik umumnya lava yang bersifat silica
(asam) dan banyak dike derajat kristalisasinya sangat buruk, dan
tipikal teksturnya berbutir halus sampai glassy batuan beku asam
vulkanik ini memiliki kandungan silika yang tinggi yaitu 65%
namun terbentuk pada temperatur yang rendah. Di permukaan bumi
yang termasuk ke dalam batuan beku asam vulkanik riolit dan dasit.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2014). Batuan Kelas X semester 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Suharwanto. (2020). Mineralogi Petrologi.
Wibowo, S. N., Hidayat, I. B., & Arif, I. J. (2017). Identifikasi jenis Batuan Beku
melihat bentuk pola batuan menggunakan metode Discrete Wavelet Transform
(DWT) dan K- Nearest Neighbor (KKN). E-Proceeding of Engineering, 4(2),
1677–1684.
Winarno, T., & Marin, J. (2019). Buku Ajar Mineralogi. 358–361.
edited
2.2 Pembahasan
2.2.1 Batu Granit
2.2.2 Batu Riolit
2.2.3 Dst
2.3 Kesimpulan
Memuat poin penting dalam pembahasan, ditulis dalam satu paragraf yang
padu. Argument penulis ditekankan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Suharwanto. 2023. Buku Panduan Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakarta :
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : Fakultas Teknik Universitas
Pakuan.