Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Mineralogi Petrologi

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

ACARA 2
BATUAN BEKU ASAM

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Magma
A. Pengertian Magma
Magma berasal dari Bahasa Yunani Kuno, yang berarti sesuatu
yang kental dan tebal. Menurut Merriam-Webster Dictionary, magma
diartikan sebagai bahan alam cair atau semi cair dimana batuan beku
terbentuk. Menurut Williams (1962), magma adalah cairan atau larutan
silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersuhu antara 900° - 1100°
C dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian
atas (Winarno & Marin, 2019).
Magma sebagai larutan silikat alam mengandung semua ion-ion
yang akan membentuk semua mineral-mineral pembentuk batuan,
namun mineral tersebut tidak terbentuk bersamaan karena tergantung
pada fase silikat dengan kondisi tertentu. Dalam arti, mineral tertentu
akan mengkristal pada temperatur dan kondisi tertentu
Magma sebagai larutan silikat alam mengandung semua ion-ion
yang akan membentuk semua mineral-mineral pembentuk batuan,
namun mineral tersebut tidak terbentuk bersamaan karena tergantung
pada fase silikat dengan kondisi tertentu. Dalam arti, mineral tertentu
akan mengkristal pada temperatur dan kondisi tertentu
B. Komposisi Magma
Menurut (Suharwanto, 2020) Komposisi kimiawi magma dari
contoh-contoh batuan beku terdiri dari :
1. Senyawa-senyawa yang bersifat non-volatil dan
merupakan senyawa oksida dalam magma. Jumlahnya
sekitar 99% dari total isi magma, sehingga mayor
elemennya terdiri dari Si02, Al 2 0 3 , Fe 2 0 3 , FeO, MnO,
CaO,Na20, K 2 0, Ti0 2 , P 2 0 5 .
2. Senyawa volatile yang banyak pengaruhnya terhadap

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCl, H2S,


SO2, dsb.
3. Unsur – unsur lain yang disebut unsur jejak (t race
element) dan merupakan minor element seperti Rb,
Ba, Sr, Ni, Co, V, Li, Cr, S, dan Pb.
Bunsen (1951, W.T. Huang) mempunyai pendapat
bahwa ada dua jenis magma primer, yaitu basaltis dan granitis,
dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua
magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain. Dally
1933, Winkler (Vide W.T. Huang,1962) berpendapat lain
yaitu magma asli (primer) adalah bersifat basa yang
selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi
magma bersifat lain.Magma basa bersifat encer (viskositas

rendah), kandungan unsur kimia berat, kadar H', OH- dan gas
tinggi. sedangkan magma asam sebaliknya. (Suharwanto, 2020)
C. Evolusi Magma
Sekurang-kurangnya genesa batuan beku, vulkanik maupun
plutonik harus di tinjau dari tiga segi :
1. Faktor yang memerikan bagaimana dan dimana larutan
bergenerasi di dalam selubung atau pada kerak bumi bagian
bawah .
2. Kondisi yang berpengaruh terhadap larutan sewaktu naik ke
permukaan.
3. Proses-proses di dekat permukaan yang menyempurnakan
generasi
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain
oleh proses-proses sebagai berikut :
a) Hibridisasi : Pembentukan magma baru karena
pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya.
b) Sinteksis : Pembentukan magma baru karena proses
asimilasi dengan batuan samping.
c) Anateksis : Proses pembentukan magma dari peleburan
batuan pada kedalaman yang sangat besar

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

2.1.2 Jenis – Jenis Gunung Api


Gunung api sendiri dalam menghasilkan magma, memiliki tipe-tipe
berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat
lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, berikut klasifikasinya:
1. Tipe Hawaiian Lirupsi dari magma besaltik atau mendekati basalt.
Unmaya berupa semburan lavis pijar, dan sering diikuti fleran lava
secara simultan, terjadi pada celah atau kepursdan sederhana
2. Tipe Strombolian Erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa
semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada
gumagapi sering aktif di tepi benun atau di tengah benus
3. Tipe Plinan Erupsi yang sangat ekalposif dari magma berviskositas
tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai
riolitik Material yang dierupsikan berupa hatuapung dalam jumlah
besar
4. Tipe Sublinan Erupsi eksplosif dari magma asanv/riolitik dari
gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kuhah lava
riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasil pembentukan ignimbrite
5. Tipe Ulraplinan Erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan
batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa.
6. Tipe Vulkanian Erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltik sampai
dasit, unsumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di
sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti yang permukaannya
retak retak. Material yang dierupsikan tidak hanya berasal dari magma
tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik.
7. Tipe Sursetyan dan Tipe Freatoplinan Kedua tipe tersebut merupakan
erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau
gunungapi yang berdanau kinwah. Surtseyan merupakan erupsi
interaksi antara magma basaltik dengan air permukaan atau bawah
permukaan, letusannya disebut frestomagnetik.

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

2.1.3 Batuan Beku


Suharwanto (2023) menjelaskan bahwa batuan beku merupakan batuan
yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cari, pijar, yang di kenal dengan
magma yang dapat terbentuk di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) dan juga dapat terbentuk di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik). Pendinginan magma, tidak semuanya langsung
membeku.
Batuan – batuan hasil proses alamiah sangat banyak jenisnya,
umumnya terbagi menjadi tiga proses utama yaitu proses kristalisasi yang
menghasilkan jenis batuan beku, proses metamorfisme yang menghasilkan
jenis batuan metamorf, proses pengendapan yang menghasilkan jenis
batuan sedimen. Dari tiap jenis batuan tadi juga menghasilkan batuan yang
berbeda seperti batuan sedimen meliputi konglomerat, batu pasir, batuan
gamping dan sebagainya, batuan beku juga terbagi lagi seperti batuan granit,
batuan andesit dan batuan basalt. Dan jenis batuan metamorf juga terbagi
lagi meliputi batuan marmer dan batusabak. Melihat banyaknya jenis batuan
diatas, sebagai ahli geologi dalam menentukan jenis batuan menggunakan
panca indra penglihatan masih memiliki kelemahan. (Wibowo et al., 2017)
Pembekuan ini berlangsung bertahap tergantung pada penurunan
suhunya. Pembekuan mineral-mineral yang diakibatkan penurunan suhu
pada tubuh magma ini urutanya disusun oleh Bowen yang dikenal dengan
Deret Reaksi Bowen, dimana reaksi ini menggambarkan proses
pembentukan mineral pada saat pendinginan magma yang lambat, sehingga
magma mengalami reaksi dengan spesifit bentuk dan ukuran kristalnya
baik.
2.1.4 Jenis Batuan Beku
Menurut (Amin, 2014) Penggolongan batuan beku dapat didasarkan
kepada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan
senyawa kimia yang terkandung dan berdasarkan susunan mineraloginya.
Berikut Penjelasan mengenai jenis-jenis batuan beku :
A. Berdasarkan Genetik
1. Batuan Ekstrusi (Vulkanik)

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan


ke permukaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut.
Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu
atau suatu larutan yang kental dan panas yang biasa kita sebut lava
2. Batuan Intrusi (Plutonik) Proses terbentuknya batuan beku intrusi atau
disebut juga batuan plutonik, sangat berbeda dengan kegiatan batuan
beku ekstrusi atau disebut juga batuan vulkanik, proses ini berbeda
karena perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis batuan ini
B. Berdasarkan Unsur Kimia
Batuan beku disusun oleh senyawa senyawa-senyawa kimia yang
membentuk material dan material menyusun batuan beku. Salah satu
klasifikasi batuan beku dari unsure kimia adalah dari senyawa oksidanya,
seperti SiO2, TiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O,
H2O+, P2O5. Dari presentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan
jenis bakuan beku itu dan dapat pula mencerminkan beberapa lingkungan
pembentukan material.
C. Berdasarkan Mineralogi
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan
lebih dapan mencerminkan sejarah pembentukan batuan daripada atas
dasar kimia. Tekstur batuan beku adalah menggambarkan keadaan yang
mempengaruhi pembetukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular
memberi arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik
memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan
tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
2.1.5 Struktur Batuan Beku
Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar,
seperti lava bantal yang terbentuk dilingkungan air ( laut), lava bongkah,
struktur aliran dan lain - lainya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat
sekali dengan waktu terbentuknya. (Suharwanto, 2020) Di bawah ini adalah
Macam - macam struktur batuan beku adalah:

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

A. Masif
Apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran atau jejak gas, atau tidak
menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya
B. Pillow lava
Struktur yang dinyatakan pada batuan ektrusi tertentu, yang dicirikan
oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah
umumnya antara 30-60cm dan jaraknya
C. Joint (kekar)
Struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tersusun secara tegak lurus
arah aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
Penampakan retakan – retakan dapat memudahkan untuk di amati pada
singkapan di lapangan.
D. Versikular
Merupakan struktur yang ditandai adanya lubang - lubang dengan arah
teratur. Lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu
pembekuan berlangsung.
E. Xenolith
Struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang
masuk atau tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai
akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping didalam
magma yang menerobos.
F. Autobreccia
Struktur Pada Lava Yang Memperlihatkan Fragmen Fragmen dari Lava
itu sendiri.
2.1.6 Tekstur Batuan Beku
Tekstur batuan beku menggambarkan pola, ukuran, dan hubungan antar
butiran mineral dalam batuan tersebut. Ada beberapa jenis tekstur batuan
beku yang umum, termasuk
1. Tekstur Afilat: Terjadi ketika kristal-kristal batuan beku mengalami
pertumbuhan bebas dan tidak terhalangi oleh batuan sekitarnya,
seperti yang terjadi dalam magma yang mengalir bebas di dalam
kerak bumi.

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

2. Tekstur Pori: Terjadi ketika terdapat ruang-ruang kosong di antara


butiran mineral, yang disebabkan oleh gas-gas terperangkap selama
pembekuan magma.
3. Tekstur Afanitik: Merujuk pada batuan beku dengan ukuran butiran
yang sangat kecil, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Contoh
tekstur ini termasuk dalam batuan beku bersifat ekstrusif, seperti
basal, andesit, dan dasit.
4. Tekstur Fenis: Terjadi ketika kristal-kristal dalam batuan beku
tumbuh sangat lambat, sehingga ukurannya menjadi besar dan
terlihat dengan jelas. Contoh batuan dengan tekstur fenis adalah
granit.
5. Tekstur Holokristalin: Merujuk pada batuan beku di mana seluruh
massa batuan terdiri dari butiran kristal yang terbentuk selama
proses pembekuan. Granit adalah contoh batuan beku dengan tekstur
holokristalin.
2.1.7 Relasi Batuan Beku
A. Granular atau Enguilar
Batuan dapat disebut equigranular apanila memiliki ukuran mineral
yang seragam
1. Panidiomorfik Granular, apabila sebagian besar mineral didalam
batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk
euhedral
2. Hipidiomorfik Granular, apabila sebagian besar mineral didalam
batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk
subhedral.
3. Allotriomorfik Granular, apabila sebagian besar mineral didalam
batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk
anhedral.
B. Inequigranular
1. Tekstur ini dimiliki oleh ukuran kristal yang tidak seragam
Faneroporfiritik, bila kristal mineral yang besar (Fenokris)

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat
dikenali dengan megaskopi mata telanjang. Contoh: Diorot Porfir.
2. Vitroferik, apabila fenokris tertanam dalam massa dasar berupa
gelas
3. Tekstur khusus, adalah tekstur disamping menunjukkan hubungan
antara bentuk dan ukuran butir juga ada yang menunjukkan arah
serta menunjukkan pertumbuhan bersama (intergrowth) antara
mineral- mineral yang berbeda. Tetapi tekstur ini sangat sulit
diamati secara megaskopis.
2.1.8 Batuan Beku Asam
Batuan beku yang mengandung silika (SiO₂) lebih dari 66%. Memiliki
kadar kuarsa lebih dari 10%, kadar ortoklas (potasium feldspar) sedikitnya
total feldspar. Contoh batuan ini adalah granit dan riolit. Batuan yang
tergolong kelompok ini mempunyai warma terang (cerah) karena (SiO2)
yang kaya akan menghasilkan batuan dengan kandungan kuarsa, dan alkali
feldspar dengan atau tanpa muskovit. . Batuan beku asam terbagi 2 yaitu
sebagai berikut:
1. Batuan Beku Asam Plutonik
Batuan beku asam plutonik terbentuk Ketika magma yang
meleleh kemudian mendingin dibawah permukaan bumi. Hal itu di
sebabkan oleh pergerakan magma tektonik lempeng yang saling
bergerak dan bertumbukan satu dengan yang lain nya. Contoh
batuan beku asam plutonik ialah: Granit, Grandiorit, Adanelit
2. Batuan Beku Asam Vulkanik
Batuan asam beku vulkanik umumnya lava yang bersifat silica
(asam) dan banyak dike derajat kristalisasinya sangat buruk, dan
tipikal teksturnya berbutir halus sampai glassy batuan beku asam
vulkanik ini memiliki kandungan silika yang tinggi yaitu 65%
namun terbentuk pada temperatur yang rendah. Di permukaan bumi
yang termasuk ke dalam batuan beku asam vulkanik riolit dan dasit.

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

Tabel 2.1 Skala Mohs


Nama Mineral Tingkat Kekerasan
Talk 1
Gipsum 2
Kalsit 3
Fluorit 4
Apatit 5
Ortoklas 6
Kuarsa 7
Topas 8
Korondum 9
Intan 10
(Sumber: Geo Webclass, 2012)

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2014). Batuan Kelas X semester 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Suharwanto. (2020). Mineralogi Petrologi.
Wibowo, S. N., Hidayat, I. B., & Arif, I. J. (2017). Identifikasi jenis Batuan Beku
melihat bentuk pola batuan menggunakan metode Discrete Wavelet Transform
(DWT) dan K- Nearest Neighbor (KKN). E-Proceeding of Engineering, 4(2),
1677–1684.
Winarno, T., & Marin, J. (2019). Buku Ajar Mineralogi. 358–361.

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

edited
2.2 Pembahasan
2.2.1 Batu Granit
2.2.2 Batu Riolit
2.2.3 Dst

Isi Pembahasan Meliputi:


- Foto mineral ukuran 5x5 dengan border 1 pt

Gambar 2.1 Batu apa (TNR 10)


(Sumber: Koleksi Pribadi, 2024) (spacing 1, bold, TNR 10)

- Deskripi saat di lab (prgf 1)


- Karakteristik batauan (mencantumkan struktur dan tekstur) (prgf 2)
- Genesa pembentukan (struktur dan tekstur khusus dapat dicantumkan)
- Potensi (bahan galian/tanah/pemanfaatan lain) dan permasalahan
lingkungan yang dapat ditimbulkan (prgf 3, wajib pakai sitasi)

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

2.3 Kesimpulan
Memuat poin penting dalam pembahasan, ditulis dalam satu paragraf yang
padu. Argument penulis ditekankan kembali.

Aturan penulisan keseluruhan


- Spasi 1,5 pt
- Space before dan after di unchecklist
- Materi daster dan pembahasan sesuai poin tertera

DAFTAR PUSTAKA
Suharwanto. 2023. Buku Panduan Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakarta :
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : Fakultas Teknik Universitas
Pakuan.

Urut abjad dan sesuai dengan tata penulisan dafpus

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2023/2024

ANNISA MAHESA AYU / 114230079 / PLUG 12

Anda mungkin juga menyukai