Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SINTAKSIS BAHASA INDONESIA


“FRASA ADJEKTIVAL DAN NUMERALIA”

Dosen Pengampu Shafariana, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV

A. NURUL ILMI SYAMSUDDIN 230501501084


ALYAH YUSTIKA RINI 230501500038
NAHDAH MAHARANI 230501501075
NUR APRILIANI PRATIWI 230501502052
ALMA LISTIANI 230501502058

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2024
KATA PENGANTAR

Dengan tak lupa mengucapkan puji syukur kita persembahkan atas kehadirat Allah SWT.
Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat serta berkah sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Pada kesempatan ini
kami juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua yang telah mendukung dan
memberikan fasilitas untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan materi
yang telah ditetapkan yakni “Frasa adjektival dan numeralia”. Diharapkan bagi pembaca
makalah ini dapat dipahami pembahasan dan penjelasan tentang segala hal yang berkaitan
dengan makna sintaksis dalam makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Dan kami berharap makalah ini bisa memberikan dampak positif dalam proses
belajar dan menerapkan makna dari sintaksis. Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mohon maaf bila ada informasi yang kurang tepat dan
kurang lengkap. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca mengenai
makalah ini agar kedepannya kami dapat menyempurnakan makalah berikutnya.

Makassar, 22 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
Sampul

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………….... i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………….. 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
C. Tujuan …………………............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN FRASA ADJEKTIVAL DAN NUMERALIA .................................................. 3


2. HUBUNGAN FUNGSI ANTAR UNSUR ………………………………………………………….. 4
2. PERLUASAN FRASA ADJEKTIVAL DAN NUMERALIA ….………………………………….. 8

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ……........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ………..……………………………………………………………………………………. 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sintaksis adalah bagian dari ilmu bahasa. Sintaksis adalah bagian atau cabang dari
ilmu bahasa yang membicarakan selukbeluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa, berbeda
dengan morfologi yang membicarakan seluk-beluk kata dan morfem. Sintaksis
membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih
besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana
Frasa merupakan salah satu di antara materi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Selain itu, Frasa juga dapat dikatakan sebagai satuan sintaksis terendah.
Meskipun demikian, frasa bukanlah satuan yang terkecil dalam kelompok tersebut.
Karena, kata masih merupakan satuan terkecil dari sintaksis. Frasa sering digunakan
dalam percakapan sehari-hari, meski mungkin Anda tidak menyadarinya.

Beberapa pendapat pengertian dari frasa sebagai berikut:


1. Menurut buku Translation Skill karya Kadaruddin adalah gabungan dua kata atau lebih
yang membentuk satu kesatuan. Namun, kata-kata tersebut tidak membentuk subjek-
predikat dan tidak membentuk makna baru. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
bentuk baru itu tidak menimbulkan makna yang berbeda dengan makna kata sebelumnya.
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frasa adalah gabungan dua kata atau
lebih yang bersifat nonpredikatif (misalnya gunung tinggi disebut frasa karena
merupakan konstruksi nonpredikatif).
3. Dilansir dari beberapa sumber, frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih
yang menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak bisa membentuk sebuah kalimat yang
sempurna karena tidak mempunyai predikat atau nonpredikatif.

Dari beberapa pengertian frasa yang sudah disebutkan, maka dapat dikatakan bahwa
frasa adalah gabungan atau pengelompokan dari dua kata atau lebih, namun tidak bisa
membentuk kalimat sempurna karena tidak memiliki predikat.

1
B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan frasa adjektival dan numeralia ?
b) Apa hubungan fungsi antar unsur dalam frasa adjektival dan numeralia
serta makna gramatikalnya?
c) Bagaimana perluasan frasa adjektival dan numeralia ?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian frasa adjektival dan numeralia.
2. Untuk mengetahui hubungan fungsi antar unsur dalam frasa adjektival dan
numeralia serta makna gramatikalnya.
3. Untuk menelaah perluasan frasa adjektival dan numeralia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FRASA ADJEKTIVAL DAN NUMERALIA


Frasa adjektival adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata atau lebih
yang dapat menggantikan kategori adjektiva. Adjektiva berfungsi sebagai inti. Kontruksi
frasa adjektival bisa tersusun secara endosentris subordinatif dan endosentris koordinatif.
Konstruksi frasa seperti semakin gemuk disebut endosentris subordinatif karena tersusun
atas adjektiva inti dan pewatas. Pewatas ini memberi tambahan keterangan bagi adjektiva
inti. Kata yang di depan adjektiva dinamakan pewatas depan, biasanya berupa adjektiva
dan adverbia,sedangkan yang dibelakang adjektiva disebut pewatas belakang, biasanya
berupa nomina, adverbia, dan juga adjektiva. Adapun konstruksi frasa seperti cerdas dan
cermat disebut endosentris koordinatif karena kedua adjektiva yang menyusun frasa
tersebut merupakan inti yang saling melengkapi.
Sedangkan frasa numeralia merupakan satuan sintaksis yang terbentuk dari dua
kata atau lebih, yang dapat menggantikan kategori numeralia. Numeralia berfungsi
sebagai inti. Umumnya, frasa ini dibentuk dengan menambahkan kata penggolong,
advderbia, atau kata gugus setelah numeralia.
Contoh : dua ekor, dua saja ,dua belas.
 Bentuk dua ekor tersusun atas dua (numeralia) berfungsi sebagai inti dan ekor
(penggolong) berfungsi sebagai pewatas.
 Bentuk dua saja tersusun atasdua (numeralia) berfungsi sebagai inti dan saja
(adverbial) berfungsi sebagai pewatas.
 Bentuk dua belas tersusun atas dua (numeralia) sebagai inti dan belas
(gugus)sebagai pewatas.

3
B. HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASA ADJEKTIVAL
DAN NUMERALIA SERTA MAKNA GRAMATIKALNYA

Dalam frasa adjektival, unsur-unsur yang terdapat biasanya adalah kata sifat
(adjektiva) yang menjelaskan sifat dari nomina (kata benda) yang diikuti. Contoh frasa
adjektival adalah "rumah besar" di mana "besar" adalah kata sifat yang menjelaskan
rumah. Sedangkan dalam frasa numeralia, unsur-unsur yang terdapat adalah kata bilangan
yang memberikan informasi tentang jumlah atau urutan dari nomina yang diikuti. Contoh
frasa numeralia adalah "dua buku" di mana "dua" adalah kata bilangan yang
menunjukkan jumlah buku.

Hubungan antara fungsi unsur dalam frasa adjektival dan numeralia terletak pada
peran masing-masing unsur dalam mengubah makna dari nomina yang diikuti. Frasa
adjektival memberikan informasi tentang sifat dari nomina, sedangkan frasa numeralia
memberikan informasi tentang jumlah atau urutan dari nomina tersebut. Kedua jenis frasa
ini memiliki peran penting dalam memperkaya makna gramatikal kalimat dan membantu
pendengar atau pembaca untuk lebih memahami informasi yang disampaikan.

Dengan memahami hubungan dan fungsi antar unsur dalam frasa adjektival dan
numeralia, pembicara atau penulis dapat menggunakan kedua jenis frasa ini secara tepat
untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan akurat. Hal ini akan membantu
meningkatkan kualitas komunikasi dan memperkaya struktur kalimat dalam bahasa
Indonesia.

1. HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTAR UNSUR DALAM FRASE ADJEKTIVAL


DAN MAKNA GRAMATIKALNYA
Hubungan fungsional antarunsur dalam frase adjektival ada dua yaitu kata
berkategori adjektif sebagai inti dan kata berkategori adverbia sebagai pewatas depan dan
kata berkategori adjektif sebagai unsur inti dan kata berkategori adverbia sebagai pewatas
belakang.

4
1. FAdj : Adv + Adj
Hubungan fungsional antara kata yang berkategori adjektif sebagai inti dan kata
yang berkategori adverbia sebagai pewatas depan. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh :
a) segera cair
pewatas inti
1) sangat baik
pewatas inti
2) secara signifikan
pewatas inti

Kata cair pada contoh (a), baik pada contoh (b), dan signifikan pada contoh (c)
adalah kata yang berfungsi sebagai unsur inti, sedangkan kata segera, sangat, dan secara
berfungsi sebagai pewatas depan. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh pada contoh (a)
adalah makna waktu, pada contoh (b) adalah makna tingkat, pada contoh (c) adalah
makna cara.

2. FAdj : Adj+Adv
Hubungan fungsional antarunsur dalam frase adjektival yang berfungsi unsur inti
dan adverbia berfungsi sebagai pewatas belakang. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh
berikut ini.
Contoh :
a) cantik sekali
inti pewatas
b) rajin betul
inti pewatas
c) mudah benar
inti pewatas

Kata cantik pada contoh (a), rajin pada contoh (b), dan mudah pada contoh (b)
merupakan unsur inti dan kata sekali, betul, dan benar adalah unsur pewatas belakang.
Makna gramatikal yang dihasilkan oleh konstruksi contoh (a) adalah makna paling,
contoh (b) dan (c) adalah makna tingkat mutlak.

5
2. HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTAR UNSUR DALAM FRASE NUMERALIA
DAN MAKNA GRAMATIKALNYA

Hubungan fungsional antarunsur dalam frase numeralia ada tiga konstruksi yaitu:
konstruksi numeralia sebagai inti dan penggolong sebagai pewatas belakang, numeralia
sebagai unsur inti dan adverbia sebagai pewatas belakang, numeralia sebagai unsur inti
dan numeralia sebagai unsur pewatas depan.

1. FNum : Num + Penggolong


Hubungan fungsional antara kata berkategori numeralia sebagai unsur inti dan
kata penggolong sebagai pewatas belakang. Lihat contoh berikut ini.
Contoh :
a) enam ekor
inti pewatas
b) dua rumpun
inti pewatas
c) satu helai
inti pewatas

Kata enam pada contoh (a), dua pada contoh (b), dan satu pada contoh (c)
merupakan unsur inti pada frase tersebut, sedangkan kata ekor, rumpun, dan helai
berfungsi sebagai pewatas belakang. Adapun makna gramatikal yang dihasilkan oleh
hubungan tersebut adalah makna penggolongan.

2. FNum : Num + Adv


Hubungan fungsional pada frase yang berkonstruksi numeralia sebagai unsur inti
dan adverbia sebagai unsur pewatas belakang. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh berikut
ini.

Contoh :
a) tiga saja
inti pewatas
b) tujuh lagi
inti pewatas
c) sepuluh kali
inti pewatas

6
Hubungan fungsional pada contoh frase (a) adalah kata tiga sebagai unsur inti dan
kata saja sebagai pewatas belakang. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh konstruksi
ini adalah makna pembatasan. Selanjutnya, hubungan fungsional pada contoh frase (b)
yaitu kata tujuh sebagai unsur inti dan kata lagi sebagai pewatas belakang. Makna
gramatikal yang dihasilkan oleh konstruksi ini adalah makna penggulangan. Adapun
hubungan fungsional pada contoh frase (c) merupakan kata sepuluh sebagai unsur inti
dan kata kali sebagai unsur pewatas belakang. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh
konstruksi itu adalah makna pembatasan.

3. FNum : Adv + Num

Frase numeralia berkonstruksi adverbia dan numeralia memiliki hubungan


fungsional antarunsur yaitu kata berkategori numeralia berfungsi sebagai unsur inti dan
kata berkategori adverbia berfungsi sebagai pewatas depan. Lihat penjelasan dari contoh
berikut ini.
Contoh :

a) hanya dua
pewatas inti
b) sedikitnya tujuh
pewatas inti
c) hampir enam
pewatas inti

Hubungan fungsional antara kata dua pada contoh (a), tujuh pada contoh (b), dan
kata enam pada contoh (c) sebagai inti dan kata hanya, sedikitnya, dan hampir sebagai
pewatas depan. Makna gramatikal yang dihasilkan oleh konstruksi frase (a) adalah makna
pembatasan, sedangkan makna gramatikal pada konstruksi frase (b) dan (c) adalah makna
capaian.

7
C. PERLUASAN FRASA ADJEKTIVAL DAN NUMERALIA

1. Perluasan Frasa Adjektival


Frasa adjektival dapat diperluas dengan menambah pewatas, baik pewatas depan,
maupun pewatas belakangnya
Contoh : LINCAH
 tak lincah
 tak lincah lagi
 sudah tak lincah lagi
 sudah sangat tak lincah lagi

2. Perluasan Frasa Numeralia


Frasa numeralia dapat diperluas ke kanan atau ke kiri dengan menambahkan
unsur-unsur pewatas pada numeralia inti
Contoh : DUA
 hanya dua belas
 hanya dua belas ribu
 hanya dua belas ribu ekor

8
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Sintaksis merupakan ilmu yang memiliki beberapa kajian yang tercakup di dalamnya
yaitu kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana. Dari kajian tersebut yang ada dalam pembahasan
makalah ini yaitu tentang frasa. Pengertian frasa disini adalah kelompok kata yang terdiri dari
dua kata atau lebih, atau secara rinci disebutkan bahwa frasa adalah suatu kelompok kata
fungsional yang memiliki susuan gramatikal tertentu tetapi tidak melebihi fungsi (SPOK)
sehingga tidak berbentuk arti atau satuan gramatikal secara potensial karena hanya berupa
gabungan kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas dan mempunyai
sifat nonpredikatif.
Frase dapat dibedakan berdasarkan jenisnya jika dilihat dari kedudukan kedua unsurnya
frasa dibedakan menjadi dua yaitu frasa koordinatif dan frasa subordinatif. Dan jika dilihat dari
hubungan kedua unsurnya frasa juga dibedakan menjadi dua yaitu endosentrik dan eksosentrik.
Kemudian, kalau dilihat dari kategorinya frasa terbagi atas 7 yaitu frasa nominal, frasa verbal,
frasa adjektival, frasa numeralia, frasa pronominal, frasa adverbial, dan frasa preposisional. Salah
satu yang dikaji dalam makalah ini adalah FRASA ADJEKTIVAL dan NUMERALIA.
Frasa adjektival adalah satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang
dapat menggantikan kategori adjektiva. Adjektiva berfungsi sebagai inti. Sedangkan frasa
numeralia merupakan satuan sintaksis yang terbentuk dari dua kata atau lebih, yang dapat
menggantikan kategori numeralia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal dan Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta : Grasindo

Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis : Memahami dan Sakura

Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Parera, J.D. 2009. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta : Erlangga.

Putrayasa, Ida Bagus 2007. Analisis Kalimat Bandung Aditama.

Ramlan. 1996. Sintaksis. Yogyakarta : Karyono. Subroto. 1992. Pengantar Metode


Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta : UNS Pres.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

10

Anda mungkin juga menyukai