Tata Kalimat
Disusun Oleh :
BANJARMASIN
APRIL
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Jangan lupa saya panjatkan salawat serta salam junjungan Nabi
Besar Muhammad saw. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang membayar-
Nya.Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Banjar
yang berjudul ( Tata Kalimat Bahasa Banjar). Dalam makalah ini saya menguraikan mengenai kalimat
internal yang terdiri dari frase, klausa, dan kalimat.Dalam penyelesaian makalah ini, saya mendapatkan
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika saya berterima
kasih kepada Bapak Akhmad Humaidi, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Bahasa dan Sastra Banjar .
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saya mengharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah mendatang. Harapan saya semoga makalah
ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
penulis
Daftar Isi
BAB I...............................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................................5
TATA KALIMAT (SINTAKSIS)..............................................................................................................................................5
2.1 Klausa.........................................................................................................................................................................5
2.1.1 Klasifikasi Klausa................................................................................................................................................5
1. Klausa Bebas...........................................................................................................................................................5
2. Klausa Terikat...........................................................................................................................................................7
2.2 Kalimat...................................................................................................................................................................... 8
2.2.1 Unsur-unsur Kalimat...........................................................................................................................................8
1. Subjek.......................................................................................................................................................................8
2. Predikat.................................................................................................................................................................... 9
3. Objek.........................................................................................................................................................................9
4. Pelengkap...............................................................................................................................................................10
2.2.2 Jenis Kalimat.....................................................................................................................................................10
2.2.2.1 Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa..........................................................................................................10
2.2.2.2 Kalimat Berdasarkan Bentuknya................................................................................................................14
2.2.2.3 Kalimat Berdasarkan Sifatnya....................................................................................................................16
2.2.2.4 Kalimat Berdasarkan Pengisi Predikat........................................................................................................17
BAB III.......................................................................................................................................................................... 18
PENUTUP...................................................................................................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTKA.......................................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas predikat (P) baik disertai subjek (S), objek
(O), dan keterangan (ket) atau tidak (Ramlan, 2001: 79).
Keraf (1984:137) mengemukakan bahwa klausa adalah satuan konstruksi yang di dalamnya
terdapat beberapa kata yang mengandung hubungan fungsional yang dalam tata bahasa lama dikenal
dengan istilah subjek, predikat, objek, dan keterangan.
1. Klausa Bebas
Klausa bebas adalah klausa yang berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna. Syarat untuk
menjadi kalimat sempurna yang harus terpenuhi adalah unsur subjek dan predikat. Hal ini dikarenakan
unsur-unsur tersebut dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna dan merupakan kelengkapan dari
suatu kalimat.
Perhatikan contoh berikut:
(1) Abah tulak 'ayah pergi'
(2) Duduk! 'duduk'
Pada kalimat (1) mempunyai unsur subjek dan predikat. Abah 'ayah' berfungsi sebagai unsur
subjek karena merupakan orang yang melakukan tindakan, sedangkan tulak 'pergi' berfungsi sebagai
unsur predikat karena merupakan tindakan dari pelaku. Berbeda dengan kalimat (2) Duduk dan (3)
Ulun 'saya'. Kalimat-kalimat tersebut hanya mempunyai satu unsur saja. Kalimat duduk! hanya
mempunyai satu unsur predikat, serta kalimat ulun 'saya' hanya mempunyai satu unsur subjek saja.
Kalimat apabila mempunyai satu unsur inti saja baik berupa subjek atau predikat, kalimat tersebut
dikatakan kalimat tidak sempurna.
Klausa bebas bila ditinjau berdasarkan jenis katanya yang berfungsi sebagai predikat dapat
dibedakan menjadi:
1. Klausa Verbal
Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata kerja.
Contoh:
(1) Siti manyanga iwak.
'Siti menggoreng ikan.'
Contoh-contoh kalimat di atas termasuk klausa verbal karena klausa tersebut predikatnya
terdiri atas kata kerja, yaitu manyanga 'menggoreng', guring 'tidur', tulak 'pergi'.
Klausa verbal bila ditinjau dari unsur internalnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
(a) Klausa Transitif
Klausa transitif adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang
memerlukan objek.
Contoh:
(1 )Ading memasang baju. S P O 'Adik memakai baju.'
© Klausa Nonverbal
Klausa nonverbal ialah klausa yang predikatnya terdiri dari kata selain kata kerja (kata
benda, sifat, dan sebagainya).
Contoh:
(1) Nininva guru mangaji kuran.
S P 'Neneknya guru mengaji Alqur'an.'
(2) Umanya himung banar.
S P 'Ibunya senang sekali.'
(3) Sapinya anam ikung.
S P 'Sapinya enam ekor.'
Pada contoh (1) termasuk kalimat yang predikatnya kata benda, yaitu guru mangaji Alquran
'guru mengaji Alqur'an', contoh (2) termasuk kalimat yang predikatnya kata sifat, yaitu himung banar
'senang sekali', dan contoh (3) predikatnya kata bilangan anam ikung 'enam ekor'.
2. Klausa Terikat
Klausa terikat adalah klausa yang tidak berdiri sendiri sebagai kalimat sempurnanya, hanya
mempunyai potensi sebagai kalimat tak sempurna.
Klausa terikat apabila ditinjau berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi:
1. Klausa Nominal
Klausa nominal adalah klausa terikat yang bertindak sebagai nomina.
Contoh: Bubuhan nang umpat pamainan nitu ditangkapi pulisi.
'Orang-orang yang ikut permainan itu ditangkap polisi.'
2. Klausa Adjektif
Contoh:
(1) Urang nangpina marista nitu si Aluh. 'Orang yang kelihatan sedih itu si Aluh.'
(2) Kakanak halus nitu adingnya Ati. 'Anak kecil itu adiknya Ati.'
3. Klausa Adverbial
Klausa adverbial adalah klausa terikat yang bertindak sebagai adverbia.
Contoh:
Udin bulik ka Kandangan menjadi Udin bulik ka kampung halamannya.
'Udin pulang ke Kandangan' menjadi 'Udin pulang ke kampung halamannya.'
2.2 Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh. Pikiran
yang utuh itu dapat diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulisan. Dalam bentuk lisan ditandai dengan
alunan titi nada, keras lembutnya suara, dan sela jeda, serta diakhiri nada selesai. Dalam bentuk tulisan
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
1. Subjek
Subjek adalah unsur kalimat yang ada dalam sebuah kalimat. Subjek memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1.Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa.
2.Tidak didahului kata depan atau preposisi.
3.Dapat disertai kata ini atau itu.
4.Dapat merupa kata/kelompok kata benda atau kelas kata yang lain yang dapat memiliki salah satu
ciri subjek.
2. Predikat
Predikat adalah unsur kalimat yang memerikan atau menerangkan subjek. Keterangan itu
berhubungan dengan apa, berapa, mengapa, atau bagaimana subjek. Predikat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1. Berupa jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa atau berapa.
2. Dapat disertai kata pengikar tidak atau bukan.
3. Dapat disertai adverbia seperti ingin, mau, akan.
4. Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan.
5. Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kelompok kata sifat, atau kelompok kata benda,
kata atau kelompok kata bilangan.
3. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau yang menderita akibat perbuatan
subjek. Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang menerangkan predikat, tetapi tidak dikenai perbuatan
subjek. Pelangkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Melengkapi makna kata kerja (predikat).
2. Terdapat dalam kalimat berpredikat kata keija dwitransitif.
3. Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek di dalam kalimat itu.
4. Tidak didahului kata depan.
5. Berupa kata/kelompok kata benda, kata/ kelompok kata sifat atau klausa.
6. Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya.
7. Tidak dapat digantikan dengan -nya.
8. Cenderung tidak dapat dilesapkan.
5. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai hal
yang dinyatakan di dalam kalimat, keterangan kalimat bahasa Indonesia tidak wajib hadir. Selain
itu letaknya pun bebas. Keterangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Bajauh! 'Pergi!'
Contoh:
Inya makan dan minum di rumah unda. 'Dia makan dan minum di rumah saya.'
Ikam umpat aku atawa umpat inya bulik? 'Kamu ikut saya atau ikut dia pulang?'
Ading sudah rajin balajar, tapi nilai ulangannya masih haja randah.
2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa
kalimat tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja (Putrayasa, 2007:57).
Kemudian Putrayasa (2007:57) membagi kalimat majemuk rapatan menjadi: (1) kalimat majemuk
rapatan sama subjek, (2) kalimat majemuk rapatan sama predikat, (3) kalimat majemuk rapatan sama
objek, dan (4) kalimat majemuk rapatan sama keterangan. Pemberian nama ini sesuai dengan unsur
kalimat yang dirapatkan. Contoh:
Contoh:
3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung perintah atau permintaan (permohonan)
kepada lawan bicara agar lawan bicara melaksanakan atau mengeijakan apa yang diinginkan oleh
pembicara. Kalimat perintah disebut juga kalimat imperatif (Alwi, et al, 2001:9).
Kridalaksana (2001:94) juga mengemukakan bahwa kalimat perintah atau kalimat imperatif
adalah kalimat yang mengandung intonasi imperatif dan pada umumnya mengandung makna perintah
atau larangan; dalam ragam tulis ditandai oleh (.) atau (!). Kemudian, Cook (1971:38) mengatakan
bahwa kalimat perintah adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa
tindakan. Contoh
Tutupakan lawang!
'Tutup pintu!'
Ayu kita tulakan!
'Ayo kita berangkat!'
Kawakah ikam nang maantar bubur ini ka rumah nini!
'Bisakah kamu yang mengantar bubur ini ke rumah nenek?'
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperanan sebagai penderita. Jadi dalam kalimat
pasif, subjeknya melakukan tindakan secara pasif. Contoh:
(1) Wadai ini habis dimakan kaka. 'Kue ini habis dimakan kakak.'
(2) Kucing disepak ading. 'Kucing ditendang adik.'
(3) Bubuhannya kahausan. 'Mereka kehausan.'
2. Kalimat Ekusional
Kalimat ekusional adalah kalimat yang memiliki predikat bukan kata kerja (verba). Predikat
dalam kalimat ekusional dapat berupa kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), atau kata bilangan
(numeralia). Contoh:
(1) Abah unda pulisi. 'Ayah saya polisi.'
(2) Anak sidin bungas banar. 'Anak beliau cantik sekali.'
(3) Rumah sidin 3 buah. 'Rumah beliau 3 buah.'
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur kalimat internal. Sehingga yang
menjadi wilayah kajian sintaksis adalah struktur internal kalimat yang berupa frasa, klausa, dan
kalimat. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau lazim disebut juga
gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Klausa adalah sebuah
konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif. Klausa
menjadi kalimat, hanya saja yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi final di akhir satuan
bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri dengan intonasi
final. Sedangkan kalimat itu sendiri adalah satuan bahasa yang merupakan kesatuan pikiran.
3.2 Saran
- https://dokumen.tips/documents/sintaksis-bahasa-banjar-558c823022926.html