Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

WATER SEAL DRAINAGE

1. Pengertian

WSD (Water Seal Drainage) adalah suatu tindakan medis yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara atau cairan dari dalam rongga pleura. Sistem drainage yang baik akan
mencegah cairan dan udara kembali ke dalam rongga pleura dan mengembalikan tekanan
negatif intrapleura untuk memfalitasi pengembangan paru (George dan Papagiannopoulos,
2015 dalam Rosalina dkk, 2018). Pemasangan WSD akan mengurangi keluhan sesak napas
tetapi mempunyai resiko terjadinya infeksi. Untuk itu pasien yang terpasang WSD harus
dilatih latihan pernapasan diafragma yang akan mempercepat pengembangan paru sehingga
pernapasan menjadi lebih maksimal. Lamanya pemasangan WSD tergantung dari kondisi
pasien, tetapi semakin lama pemasangan WSD maka akan semakin tinggi resiko terjadi
infeksi, untuk itu pasien yang terpasang WSD harus dilatih teknik pernapasan diafragma
yang akan mempercepat pengembangan paru sehingga pernapasan menjadi lebih efektif.
Kemampuan pasien bernapas efektif adalah indicator untuk mencabut WSD (Rosalina dkk,
2018)

Sistem satu botol

Ujung akhir pipa drainase dari dada pasien dihubungkan ke dalam satu botol yang
memungkinkan udara dan cairan mengalir dari rongga pleura tetapi tidak mengijinkan udara
maupun cairan kembali ke dalam rongga dada. Secara fungsional, drainase tergantung pada
gaya gravitasi dan mekanisme pernafasan, oleh karena itu botol harus diletakkan lebih
rendah. Ketika jumlah cairan di dalam botol meningkat, udara dan cairan akan menjadi lebih
sulit keluar dari rongga dada, dengan demikian memerlukan suction untuk
mengeluarkannya. Sistem satu botol digunakan pada kasus pneumothoraks sederhana
sehingga hanya membutuhkan gaya gravitasi saja untuk mengeluarkan isi pleura. Water seal
dan penampung drainage digabung pada satu botol dengan menggunakan katup udara. Katup
udara digunakan untuk mencegah penambahan tekanan dalam botol yang dapat menghambat
pengeluaran cairan atau udara dari rongga pleura. Karena hanya menggunakan satu botol
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

yang perlu diingat adalah penambahan isi cairan botol dapat mengurangi daya hisap botol
sehingga cairan atau udara pada rongga intrapleura tidak dapat dikeluarkan (Suryono, 2019).

Sistem dua botol

Pada sistem dua botol, botol pertama sebagai penampung drainage yang berhubungan
langsung dengan klien dan botol kedua berfungsi sebagai water seal yang berfungsi untuk
mencegah peningkatan tekanan dalam penampung. Pada sistem dua botol, penghisapan
dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungan ke ventilasi (Suryono,
2019)

Sistem tiga botol

Pada system ini ada penambahan botol ketiga yaitu untuk mengontrol jumlah cairan suction
yang digunakan. Sistem tiga botol menggunakan 3 botol yang masing-masing berfungsi
sebagai penampung, "water seal" dan pengatur; yang mengatur tekanan penghisap. Jika
drainage yang ingin, dikeluarkan cukup banyak biasanya digunakan mesin penghisap
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

(suction) dengan tekanan sebesar 20 cmH20 untuk mempermudah pengeluaran. Karena


dengan mesin penghisap dapat diatur tekanan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan isi
pleura. Botol pertama berfungsi sebagai tempat penampungan keluaran dari paru-paru dan
tidak mempengaruhi botol "water seal". Udara dapat keluar dari rongga intrapelura akibat
tekanan dalam bbtol pertama yang merupakan sumber-vacuum. Botol kedua berfungsi
sebagai "water seal" yang mencegah udara memasuki rongga pleura. Botol ketiga
merupakan pengatur hisapan. Botol tersebut merupakan botol tertutup yang mempunyai
katup atmosferik atau tabung manometer yang berfungsi untuk mengatur dan
mongendalikan mesin penghisap yang digunakan (Suryono, 2019).

2. Tujuan
Tujuan Pemasangan WSD
a. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
b. Mengembalikan tekanan negatid pada ronggga pleura
c. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
d. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
e. Mengalirkan/drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan
tekanan negatif rongga tersebut (Sundana, 2018)
3. Indikasi
a. Adanya udara (tension pneumothoraks)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

b. Adanya darah (hemothoraks)


c. Adanya cairan (efusi pleura)
d. Adanya pus (empyema)
e. Adanya cairan dan udara (pleidopneumothoraks)
f. Adanya pus dan udara (pyopneumothoraks) (Adipratiwi, 2015)
4. Kontraindikasi
a. Infeksi pada tempat pemasangan
b. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
5. Critical Point

Critical Point Rasional


Atur posisi pasien semi fowler atau Mengatur posisi pasien semi fowler atau high fowler
high fowler membantu drainage gravitasi cairan pleura (Carrol,
2019)
Membersihkan daerah sekitar tempat Luka insersi pada luka WSD merupakan port de entry
insersi drain dengan kasa/lidi kapas kuman. Wound care pada luka insersi dan pemberian
yang telah dibasahi larutan NaCl larutan antiseptic berguna untuk mencegah infeksi pada
0.9% (jika diperlukan) dan berikan luka insersi WSD (Clinical Guidline, 2015)
larutan antiseptik
Dengan pinset atau tangan steril, Penggunaan teknik steril dapat meminimalkan risiko
menutup luka dengan kasa steril infeksi yang dapat ditimbulkan dari luka insersi WSD
yang telah dipersiapkan. (Clinical Guidline, 2015)
Cairan dalam botol WSD diganti Penggantian botol WSD setiap hari menggunakan
setiap hari dan diukur & dicatat antiseptic berguna untuk meminimalkan infeksi
(Clinical Guidline, 2015)
Setiap hendak mengganti dicatat Bila undulasi tidak ada, ini mempenyaimakna yang
adanya gelembung udara dan sangat penting karena beberapa kondisi yang dapat
undulasi dari WSD terjadi antara lain: (Saryono, 2019)
- Motor suction tidak jalan
- Selang tersumbat atau terlipat
- Paru-paru telah mengembang
Oleh karena itu, harus yakin apa yang menjadi
penyebab, segera periksa kondisi sistem drainase,
amati tanda-tanda kesulitan bernafas
Penggantian botol harus “tertutup” Pengumpulan udara, cairan atau substansi lain di dalam
untuk mencegah udara masuk ke rongga paru dapat mengganggu fungsi kardiopulmonal
dalam rongga pleura yaitu dan bahkan menyebabkan paru kolaps (Saryono, 2019).
mengklem slang Pada pasien yang dipasang WSD bertujuan untuk
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

mengeluarkan udara atau cairan yang terdapat pada


rongga paru. Penggantian botol WSD harus tertutup
untuk mencegah udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura yang dapat memperburuk kondisi pasien
Setiap penggantian botol atau slang Penggantian botol WSD setiap hari menggunakan
harus memperhatikan sterilisasi antiseptic berguna untuk meminimalkan infeksi
botol dan slang harus tetap steril (Clinical Guidline, 2015)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

FORMAT PENILAIAN
Nama : ……………….......
Kompetensi : Perawatan luka WSD NIM : ……………………
Pengertian : Adalah serangkaian tindakan untuk memberikan perawatan Nilai
pada luka tempat insersi selang WSD
Tujuan : Mencegah infeksi, mempertahankan kebersihan balutan WSD

Persiapan 1. Bed side table/trolly beserta tempat sampah


alat 2. Set perawatan luka (gunting, cucing, pincet, kasa steril, lidi kapas)
3. Korentang
4. Sarung tangan disposable
5. Sarung tangan steril
6. Gunting bersih
7. Plester (fiksasi)
8. Alkohol/iyod bensin (jika diperlukan)
9. Kasa Steril ukuran besar (10x10 cm) dan lidi kapas
10. Pengalas
11. Bengkok
Prosedur :

No Aspek yang dinilai Skor


0 1 2
Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien (mengetahui TTV, therapy,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap orientasi
4. Beri salam dan perkenalkan diri
5. Identifikasi pasien: tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2 item).
Cocokkan dengan gelang identitas.
6. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
7. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan klien
8. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja
9. Jaga privasi klien (Minta pengunjung/penunggu untuk mencari posisi yang
sesuai atau pasang sampiran jika diperlukan)
10. Atur posisi pasien semi fowler atau high fowler
11. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang mudah dijangkau
12. pasang pengalas di bawah area tempat pemasangan WSD dan letakkan
bengkok pada tempat yang sesuai
13. Gunakan sarung tangan disposible
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

14. Lepaskan kasa penutup luka. Jika diperlukan, gunakan alcohol, atau NaCL
0.9% (tergantung bahan fixasi), buang kassa penutup luka pada tempat
sampah medis.
15. Observasi keadaan luka (warna, sekresi, bau, pembengkakan, kondisi jaritan,
fixasi drain dan lain-lain)
16. Lepaskan sarung tangan
17. Cuci tangan
Siapkan alat perawatan luka
18. Dengan tehnik steril, membuka set perawatan luka. Gunakan korentang
untuk melengkapi alat yang kurang (missal kasa, lidi kapas).
19. Atur letak alat-alat tersebut sehingga mudah dijangkau saat melakukan
perawatan WSD.
20. Siapkan cairan NaCl 0.9% ke dalam kom steril dan siapkan larutan
antiseptik jika diperlukan*
21. Siapkan fiksator (plester) sesuai kebutuhan
22. Cuci tangan dan Gunakan sarung tangan steril
23. Siapkan kasa streril pembungkus luka ukuran besar (10x10 cm) dengan
menggunting ½ lebih sedikit bagian kasa (2 kasa)
Lakukan perawatan luka
24. Bersihkan daerah sekitar tempat insersi drain dengan kasa/lidi kapas yang
telah dibasahi larutan NaCl 0.9% (jika diperlukan) dan berikan larutan
antiseptik (setelah dibersihkan dengan kassa basah lalu tempat insersi
dikeringkan dengan kassa steril)
25. Pantau kembali kondisi luka insersi WSD, pantau adanya tanda-tanda infeksi
lokal
26. Dengan pinset atau tangan steril, tutup luka dengan kasa steril yang telah
dipersiapkan.
27. Lepaskan sarung tangan
28. Lakukan fiksasi kasa tersebut
29. Bantu mengatur posisi pasien
30. Rapikan alat-alat dan tempatkan pada tempat yang sesuai
Terminasi
31. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik
positif
32. Kontrak pertemuan selanjutnya
33. Bereskan alat-alat
34. Cuci tangan
Dokumentasi
35. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
Total
KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
NILAI = (NILAI TOTAL/70) X 100%
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Jl. PB Sudirman 80232 Denpasar  (0361) 222510 Fax. (0361)246656
E-mail : psik@unud.ac.id

 Mahasiswa dinyatakan tidak lulus bila nilai < 70% dari total nilai seluruh tindakan atau tidak memenuhi
salah satu/lebih critical point yang telah ditentukan
Penguji
Nama : ..................................................

TTD : .................................................

Anda mungkin juga menyukai