Sistem ekonomi paling konvensional dengan dua elemen utama didalamnya yaitu menghargai tradisi dan
minimnya jumlah limbah yang dihasilkan. Sistem ekonomi ini identik diterapkan di masyarakat pedesaan dengan
hasil ekonomi berupa pertanian.
Cara transaksi yang digunakan dengan cara bertukar barang sebab hasil dari alam dan tenaga manusia adalah
modal utama di masyarakat saat itu. Pemerintah tidak berhubungan langsung dalam aktivitas ekonomi, ia hanya
berperan sebagai penjaga ketertiban. Tujuan utama sistem ekonomi ini sendiri hanya sampai kepada kebutuhan
hidup sehari-hari masyarakatnya yang terpenuhi bukan mencari keuntungan.
Aktivitas ekonomi masih berhubungan dengan tradisi dan kebudayaan. Cara produksi yang digunakan masih
sangat sederhana dan tidak memiliki struktur kerja, ia juga tidak menggunakan fasilitas terpusat, teknologi dan
hal-hal yang menjadi simbol kemajuan.
Masing-masing anggota perekonomian ini memiliki peran khusus sehingga setiap anggota memiliki hubungan
yang erat. Apabila pebisnis konvensional menggunakan sistem ekonomi ini, maka mereka harus berupaya
menjaga bisnisnya tidak stagnan atau jalan di tempat.
Jarang terjadi kecurangan atau saling menjegal demi keuntungan salah satu pihak. Karena memiliki sifat
kekeluargaan, ancaman persaingan tidak sehat juga dapat ditekan seminimal mungkin terhadap berbagai
jenis-jenis badan usaha yang ada. Persaingan tidak sehat merupakan sebuah tindakan yang dapat merugikan
banyak pihak. Namun, karena kegiatan produksi di dalam sistem ekonomi tradisional sangat terbatas,
persaingan tidak sehat pun dapat dihindari keberadaannya.
Rendahnya tingkat kesenjangan ekonomi karena pendapatan antar individu cukup merata
Efektivitas Kerja Rendah sebab tidak adanya struktur kerja yang jelas sehingga segala aktivitas yang
dilakukan tidak terkontrol dan terevaluasi dengan baik. Tidak hanya itu, efektivitas kerja juga memiliki
dampak yang cukup besar terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dimana jika efektifitasnya rendah maka
dapat diartikan tingkat kesejahteraan masyarakat disana juga rendah, hal ini berlaku sebaliknya.
Pertumbuhan ekonomi berlangsung dengan sangat lambat, sistem ekonomi ini berjalan apa adanya sehingga
tidak inovatif dan cenderung tidak berkembang. Hal ini juga turut terjadi karena pola pikir masyarakat di
sistem ekonomi tradisional yang umumnya sulit menerima perubahan.
Sistem Ekonomi Komando
Sistem ekonomi ini memiliki sistem yang terpusat, dan terdominasi. Sebagian besar sistemnya akan dikendalikan
oleh pemerintah yang terlibat dalam proses produksi mulai dari peralatan hingga ke fasilitasnya. Faktor dominasi
sendiri jelas terlihat pada sumber daya berharga, karena sesuatu yang mampu menghasilkan keuntungan terbesar
akan dikuasai oleh pemerintah dan sumber daya lainnya akan dikelola oleh rakyat.
Meski demikian jika pemerintah mampu membuat kebijakan yang tepat maka banyak keuntungan yang akan
didapat seperti terciptanya pemerataan pembangunan dari pemanfaatan sumber daya milik negara tersebut. Negara
yang menerapkan sistem perekonomian ini diantaranya Korea Utara, Republik Rakyat Cina, Vietnam dan Kuba.
Tidak terjadi kesenjangan sebab semua masyarakat memiliki kondisi ekonomi yang relatif stabil.
Pemerataan pendapatan dapat tercapai dan lebih jarang mengalami krisis ekonomi Karena kesenjangan
pendapatan, pengangguran, inflasi dapat ditangani dengan lebih baik, alhasil negara penganut sistem ini
jarang mengalami krisis.
Mudah dikontrol aktivitas ekonominya tak hanya pada produksi, tapi juga distribusi, dan konsumsi karena
pemerintah paham betul tentang arus barang dan jasa.
Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat, meski pemerataan pendapatan bisa dicapai, tetapi bila ditilik secara
global, perkembangan ekonomi cenderung lebih lambat. Karena perekonomian hanya dipegang oleh segelintir
orang, maka kemajuan tidak kunjung dicapai.
Sistem pasar tergantung oleh kualitas pemerintahannya. Bila kualitas pemerintah baik, maka bagus pula
kondisi perekonomian. Tetapi, bila pemerintah tidak memiliki kualitas yang cukup tinggi, maka akan
berimbas pada perekonomian. Karenanya pemerintah kemudian berupaya mencari pihak yang kompeten
dalam urusan ekonomi.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi ini dikenal juga dengan istilah dual economy sebab mengkombinasikan sistem ekonomi pasar dan
komando. Hasilnya pemerintah dan pasar kemudian bekerja sama dalam mengelola sumber daya yang ada.
Pemerintah mengakui hak milik perorangan dengan catatan tidak merugikan kepentingan umum.
Pemerintah berperan dalam memberikan batasan dan dapat melakukan intervensi, Pemerintah membuat
perencanaan, peraturan, dan kebijakan yang berkaitan dengan perekonomian, Persaingan kemudian terjadi di pasar
dalam batas yang wajar dan bersih dimana pemerintah turut melakukan pengawasan. Mekanisme pasar akan
menentukan jenis dan jumlah barang yang diproduksi.
Pemerintah menguasai semua sumber daya vital yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pihak pemerintah
dan swasta memiliki peran yang sama dalam kegiatan perekonomian. Meski demikian sistem ini juga rawan
mengalami masalah khususnya saat kekuatan pemerintah meningkat.
Hal Ini dipicu oleh kontrol berlebih ataupun sulitnya akses dan perekonomian yang kurang fleksibel. Selain itu
pemerintah juga terlibat dalam mekanisme pasar melalui berbagai kebijakan ekonomi dan kebijakan moneter.
Kekurangan sistem ekonomi ini diantaranya Pemerintah yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar
dibanding pihak swasta, selain itu meskipun pemerintah berperan aktif dalam perekonomian.
Namun masalah ekonomi tetap terjadi misalnya inflasi, pengangguran, dan sebagainya. Pemerataan pendapatan
juga sangat sulit untuk diwujudkan pada sistem ekonomi ini. Pertumbuhan ekonomi cenderung lebih lambat
dibandingkan dengan sistem ekonomi liberal.
Pihak swasta tidak dapat memaksimalkan keuntungannya karena ada intervensi dari pemerintah juga pembatasan
sumber produksi yang dikuasai antara pemerintah dan swasta sulit untuk ditentukan. Negara yang menganut
sistem perekonomian ini diantaranya: Indonesia, India, Filipina, Malaysia, Maroko, Perancis, Mesir dan Australia.
Dalam sektor ekonomi, pihak swasta dan pemerintah dapat dibedakan secara jelas.
Apabila pihak pemerintah yang lebih mendominasi, maka bisa menyebabkan terjadinya etatisme.
Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis adalah sistem yang masyarakatnya memiliki kesetaraan dalam kepemilikan atas faktor-
faktor produksi (Pekerja, pengusaha, modal dan sumber daya alam yang dimiliki oleh masyarakat tapi
pengelolaannya diatur oleh negara secara penuh).
Pemerintah juga berperan penuh dalam mengatur distribusi dan hasil produksi.
Tidak ada kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, karena distribusi pemerintah dapat dilakukan
secara merata.
Pemerintah juga dapat lebih mudah melakukan pengaturan terhadap barang dan jasa yang akan diproduksi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu Pemerintah juga lebih mudah ikut campur dalam
pembentukan harga.
Kurang adanya variasi dalam memproduksi barang, karena hanya terbatas pada ketentuan pemerintah.
Hal ini mengurangi dominasi pemerintah dan kemajuan serta inovasi bisa berkembang dengan lebih cepat. Dengan
adanya sistem ini, maka pebisnis juga harus dapat menyikapi dengan cepat berbagai resiko dari pasar bebas seperti
kemungkinan adanya inflasi dan pahami dengan cepat penyebab dari inflasi tersebut.
Pengusaha dapat meningkatkan jiwa kreativitasnya dengan cara berinovasi terhadap produk yang diproduksi.
Keuntungan menjadi prioritas utama, sehingga dapat dijadikan sebagai motivasi dalam membangun usaha.
Setiap sumber daya bumi dan air dikuasai oleh negara dengan tujuan untuk memakmurkan rakyat.
Pada tahun 1950-an, Indonesia menganut sistem ekonomi liberal hingga paham komunisme masuk ke tanah air
dan ekonomi kemudian berubah lagi menjadi ekonomi sistem sosialis. Selanjutnya masa orde lama berganti
dengan pemerintahan orde baru, bentuk perekonomian diubah lagi menjadi sistem demokrasi ekonomi karena
dianggap lebih sesuai dengan citra diri Indonesia.
Tak sampai disitu ketika orde reformasi bergulir, ekonomi Indonesia berganti lagi menjadi sistem ekonomi
kerakyatan atau ekonomi pancasila. Sistem ekonomi kerakyatan masuk ke dalam jenis sistem yang campuran.
Hingga saat ini Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila yang merupakan pengembangan dari sistem
campuran.
Landasan sistem ekonomi Indonesia sendiri adalah Pancasila dan UUD 1945 yang berasas kekeluargaan dan
gotong royong dari, oleh, dan dan untuk rakyat di bawah kepemimpinan dan pengawasan pemerintah. Negara
menguasai faktor produksi yang strategis dan menyangkut kepentingan rakyat banyak.
Pemerintahnya berperan dalam mengawasi kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pihak swasta. Wujud konkret
dari konsep tersebut adalah badan usaha koperasi yang berfokus pada kesejahteraan anggota. Selain itu, adanya
perbedaan peran antara badan usaha milik negara (BUMN) dan milik swasta (BUMS) yang kemudian berperan
dalam memudahkan pengawasan pemerintah.
1. Aktivitas ekonomi dianggap sebagai kegiatan bersama dengan mengedepankan unsur kekeluargaan atau
disebut juga gotong-royong.
2. Cabang produksi yang dinilai strategis sekaligus dinilai berpengaruh besar kepada hajat hidup rakyat. Maka
cabang tersebut harus dikuasai atau dikelola oleh negara untuk kemakmuran rakyatnya.
3. Menerapkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan pada seluruh kegiatan ekonomi.
4. Pemerintah melakukan pengawasan kepada setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pihak swasta. Hal
tersebut bertujuan supaya tidak terjadi praktek kecurangan, contoh: mafia perdagangan, monopoli, hingga
penipuan. Dengan begitu, akan tercipta unsur keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.