Anda di halaman 1dari 6

Review AAPM TG-51 Protocol for Clinical Reference Dosimetry of High-energy

Photon and Electron Beams


Oleh : Yanuar Aji Saputro

Protokol ini dipakai sebagai referensi klinis dalam pengukuran dosimetri menggunakan
detektor ion chamber pada berkas foton dengan rentang energi 60Co hingga 50 MV dan berkas
elektron pada energi 4 - 50 MeV. Persamaan umum yang dipakai untuk mendapatkan nilai dosis
serap untuk berkas foton dan elektron pada suatu kedalaman referensi adalah sebagai berikut:

𝑄 60
𝐷𝑤 = 𝑀𝑘𝑄 𝑁𝐷,𝑤𝐶𝑜

dimana 𝑀 merupakan hasil bacaan detektor dan elektrometer yang telah dikoreksi (dalam
60
Coulomb), 𝑘𝑄 merupakan faktor koreksi kualitas berkas foton / elektron, dan 𝑁𝐷,𝑤𝐶𝑜 merupakan
faktor kalibrasi detektor ion chamber.

Pengukuran dosimetri harus dilakukan di fantom air dengan dimensi 30×30×30 cm3.
Pengukuran dosimetri berkas foton dapat dilakukan dengan setup pengukuran SSD maupun
SAD, dengan luas lapangan yang digunakan adalah 10×10 cm2. Jika menggunakan setup
pengukuran SSD maka luas lapangan tersebut didefinisikan pada permukaan fantom, namun
jika setup yang digunakan adalah SAD maka luas lapangan didefinisikan pada posisi detektor
seperti ditunjukan pada Gambar 1. Kedalaman referensi yang digunakan adalah 10 g/cm2
dengan titik pengukuran pada bagian tengah detektor ion chamber tipe silinder.

Gambar 1. Setup pengukuran dosimetri berkas foton menggunakan SSD dan SAD

Sementara itu, pengukuran dosimetri berkas elektron dilakukan pada lapangan terbuka dengan
referensi kedalaman 𝑑𝑟𝑒𝑓 adalah:

𝑑𝑟𝑒𝑓 = 0,6𝑅50 − 0,1


Titik pengukuran detektor ditempatkan pada permukaan atas dari detektor tipe plan parallel,
sedangkan detektor tipe silinder ditempatkan pada bagian tengah detektor. Pengukuran dapat
dilakukan pada SSD 90 – 110 cm. Luas lapangan yang digunakan pada elektron dengan E ≤ 20
MeV atau 𝑅50 ≤ 8,5 cm adalah ≥ 10×10 cm2 pada permukaan fantom, sedangkan untuk energi
yang lebih besar luas lapangannya adalah ≥ 20×20 cm2.

Nilai bacaan detektor perlu dikoreksi terhadap beberapa faktor, persamaan yang dipakai adalah:

𝑀 = 𝑃𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑇𝑃 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑐 𝑃𝑝𝑜𝑙 𝑀𝑟𝑎𝑤

dimana 𝑀𝑟𝑎𝑤 adalah bacaan detektor sebelum dikoreksi (C), 𝑃𝑝𝑜𝑙 adalah faktor koreksi
polaritas, 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑐 adalah faktor koreksi elektrometer, 𝑃𝑇𝑃 adalah faktor koreksi suhu dan tekanan,
𝑃𝑖𝑜𝑛 adalah faktor koreksi rekombinasi.

Faktor koreksi polaritas digunakan untuk mengoreksi bacaan ion chamber karena adanya efek
polaritas pada pembacaan tegangan yang sama namun berbeda polaritasnya. Persamaan yang
digunakan adalah:

+ −
𝑀𝑟𝑎𝑤 − 𝑀𝑟𝑎𝑤
𝑃𝑝𝑜𝑙 = | |
2𝑀𝑟𝑎𝑤

+ −
dimana, 𝑀𝑟𝑎𝑤 adalah bacaan ketika muatan positif dikumpulkan, 𝑀𝑟𝑎𝑤 adalah bacaan ketika
muatan negative dikumpulkan, dan 𝑀𝑟𝑎𝑤 adalah bacaan ketika muatan dikumpulkan pada
+ −
polaritas yang sama saat detektor dikalibrasi (dapat berupa 𝑀𝑟𝑎𝑤 atau 𝑀𝑟𝑎𝑤 ).

Faktor koreksi elektrometer dipakai ketika detektor dan elektrometer dikalibrasi secara
terpisah. Nilai tersebut didapatkan dari laboratorium dosimetri dimana kita melakukan
kalibrasi elektrometer. Namun jika detektor dan elektrometer dikalibrasi secara bersamaan
maka nilai 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑐 =1.

Faktor koreksi suhu dan tekanan diperlukan karena kondisi lingkungan seperti suhu dan
tekanan saat detektor dilakukan kalibrasi berbeda dengan kondisi saat melakukan
pengukuran.persamaan yang dipakai adalah:

273,2 + 𝑇 𝑃0
𝑃𝑇𝑃 = ×
273,2 + 𝑇0 𝑃

dimana, 𝑇0 dan P0 merupakan temperatur dan tekanan pada kondisi referensi, 𝑇 adalah
temperatur di dalam fantom air dekat dengan detektor saat pengukuran. dan 𝑃 adalah tekanan
pada saat pengukuran.
Faktor koreksi rekombinasi digunakan untuk mengoreksi bacaan detektor karena adanya
pengumpulan muatan yang tidak lengkap. Pengukuran dilakukan menggunakan dua tegangan
berbeda, kemudian diukur muatan yang diproduksi dari dua tegangan tersebut. Persamaan yang
dipakai untuk berkas yang kontinyu (seperti 60Co) adalah:

𝑉 2
1 − ( 𝑉𝐻 )
𝐿
𝑃𝑖𝑜𝑛 = 𝐻
𝑀𝑟𝑎𝑤 𝑉 2
𝐿 − ( 𝑉𝐻 )
𝑀𝑟𝑎𝑤 𝐿

sedangkan, pada pulsed beam seperti pada Linac, persamaannya adalah:

𝑉
1 − 𝑉𝐻
𝐿
𝑃𝑖𝑜𝑛 = 𝐻
𝑀𝑟𝑎𝑤 𝑉
𝐿 − 𝑉𝐻
𝑀𝑟𝑎𝑤 𝐿

dimana, 𝑉𝐻 adalah tegangan pada kondisi operasi normal dari detektor, 𝑉𝐿 adalah tegangan
𝐻
yang lebih rendah dari tegangan normalnya, 𝑀𝑟𝑎𝑤 adalah bacaan detektor yang didapat dari
𝐿
tegangan kondisi operasi normal, dan 𝑀𝑟𝑎𝑤 adalah bacaan detektor pada tegangan yang sudah
direndahkan.

Kualitas berkas foton digambarkan melalui nilai %𝑑𝑑(10)𝑥 yang merupakan nilai persentase
dosis pada kedalaman 10 cm di dalam fantom air (tidak termasuk electron kontaminasi).
Nilainya diperoleh pada pengukuran dengan luas lapangan 10×10 cm2 pada permukaan fantom
dan SSD 100 cm. Pada radiasi dengan energi kurang dari 10 MV nilai %𝑑𝑑(10) yang terukur
pada berkas terbuka merupakan kualitas berkas foton %𝑑𝑑(10)𝑥 . Sedangkan pada foton
dengan energi 10 MV dan diatasnya, %𝑑𝑑(10)𝑥 untuk berkas terbuka diperoleh dari nilai
%𝑑𝑑(10)𝑃𝑏 diukur dengan lead foil pada jarak 50 ± 5 cm dari permukaan fantom,
persamaannya adalah sebagai berikut:

%𝑑𝑑(10)𝑥 = [0,8905 + 0,00150%dd(10)𝑃𝑏 ]%𝑑𝑑(10)𝑃𝑏


(𝑓𝑜𝑖𝑙 @ 50 𝑐𝑚, %𝑑𝑑(10)𝑃𝑏 ≥ 73%)

Jika lead foil diletakkan pada jarak 30 ± 1 cm dari permukaan fantom, maka persamaannya
adalah:

%𝑑𝑑(10)𝑥 = [0,8116 + 0,00264%𝑑𝑑(10)𝑃𝑏 ]%𝑑𝑑(10)𝑃𝑏


(𝑓𝑜𝑖𝑙 @ 30 𝑐𝑚, %𝑑𝑑(10)𝑃𝑏 ≥ 71%)

Jika %𝑑𝑑(10)𝑃𝑏 kurang dari nilai batas diatas, maka %𝑑𝑑(10)𝑥 = %𝑑𝑑(10)𝑃𝑏 .
Sedangkan untuk persamaan umum untuk mengoreksi kontaminasi electron dengan persamaan
berikut:
%𝑑𝑑(10)𝑥 = 1,267%𝑑𝑑(10) − 20 ; (75% < %𝑑𝑑(10) ≤ 89%)

Tabel 1. Nilai faktor koreksi kualitas berkas foton 𝑘𝑄 sebagai fungsi dari %𝑑𝑑(10)𝑥 untuk
detektor tipe silinder

Kualitas berkas elektron digambarkan melalui nilai 𝑅50 yang merupakan kedalaman air yang
memberikan dosis serap turun 50% dari dosis maksimumnya, dengan luas lapangan pada
permukaan fanto ≥ 10×10 cm2 (≥ 20×20 cm2 untuk 𝑅50 > 8,5), serta SSD 100 cm.

Sedangkan untuk faktor koreksi kualitas berkas untuk elektron terdiri dari 2 komponen yaitu:

𝑄
𝑘𝑄 = 𝑃𝑔𝑟 𝑘𝑅50

𝑄
Dimana 𝑃𝑔𝑟 merupakan faktor yang mengoreksi pengaruh efek gradien pada kedalaman
referensi. Nilainya bergantung pada jari-jari rongga detektor dan gradien pada titik pengukuran.
𝑄
𝑃𝑔𝑟 hanya digunakan pada pengukuran elektron yang menggunakan detektor ion chamber tipe
silinder. Persamaan yang digunakan untuk memperoleh koreksi gradien adalah sebagai berikut:

𝑄 𝑀𝑟𝑎𝑤 (𝑑𝑟𝑒𝑓 + 0,5𝑟𝑐𝑎𝑣 )


𝑃𝑔𝑟 =
𝑀𝑟𝑎𝑤 (𝑑𝑟𝑒𝑓 )

dimana,

𝑑𝑟𝑒𝑓 = 0,6𝑅50 − 0,1 cm


Sementara itu, 𝑘𝑅50 merupakan faktor kualitas berkas yang bergantung pada nilai 𝑅50 . Faktor
𝑘𝑅50 terdiri dari 2 faktor yaitu:

𝑘𝑅50 = 𝑘𝑅′ 50 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑙

Nilai 𝑘𝑅′ 50 diperoleh dari persamaan berikut:


𝑅
(− 50 )
𝑘𝑅′ 50 (𝑐𝑦𝑙) = 0,9905 + 0,0710𝑒 3,67

(𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 2 ≤ 𝑅50 ≥ 9 𝑐𝑚)

𝑅
(− 50 )
𝑘𝑅′ 50 (𝑝𝑝) = 0,9905 + 0,0710𝑒 3,67

(𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑛 2 ≤ 𝑅50 ≥ 20 𝑐𝑚)

Sedangkan nilai 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑙 merupakan faktor konversi foton – elektron yang nilainya dapat kita
peroleh dari tabel berikut:
Tabel 2. Faktor konversi foton – elektron untuk detektor tipe plan parallel

Tabel 3. Faktor konversi foton – electron untuk detektor tipe silinder


Pada protokol ini pengukuran dosis serap terhadap air dilakukan pada suatu kedalaman
referensi 𝑑𝑟𝑒𝑓 . Sementara itu, nilai dosis serap terhadap air pada kedalaman maksimum 𝑑𝑚𝑎𝑥
dapat ditentukan berdasarkan setup pengukuran yang digunakan. Jika kita melakukan
pengukuran berkas foton atau elektron dengan metode SSD, maka dosis serap pada kedalaman
maksimum dapat ditentukan dengan memperhatikan grafik PDD. Persamaan yang digunakan
adalah:

𝐷𝑤,𝑄 (𝑧𝑟𝑒𝑓 )
𝐷𝑤,𝑄 (𝑧𝑚𝑎𝑥 ) = 100
𝑃𝐷𝐷(𝑧𝑟𝑒𝑓 )

Sedangkan jika metode pengukuran berkas foton yang digunakan adalah SAD, maka dosis
maksimumnya dapat ditentukan dari nilai TMR, dengan persamaan sebagai berikut:

𝐷𝑤,𝑄 (𝑧𝑟𝑒𝑓 )
𝐷𝑤,𝑄 (𝑧𝑚𝑎𝑥 ) = 100
𝑇𝑀𝑅(𝑧𝑟𝑒𝑓 )

Anda mungkin juga menyukai