Anda di halaman 1dari 40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif responden dalam penelitian ini dilakukan untuk

mendeskripsikan identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini

berdasarkan karakteristik tertentu, dimana dalam penelitian ini karakteristik yang

dimaksud adalah jenis kelamin, pengalaman kerja, pendidikan terakhir, dan

jabatan. Karakteristik-karakteristik ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1.1.1. Jenis Kelamin Responden

Gambaran mengenai karakteristik responden yang dikelompokkan

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki-laki 30 61%
Perempuan 19 39%
Total 49 100%
Sumber: Data primer, 2023 (diolah).

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki dengan jumlah sebanyak 30

responden atau sebesar 61%, sedangkan responden perempuan berjumlah

sebanyak 19 responden atau sebesar 39%.


1.1.2. Pengalaman Kerja Responden

Gambaran mengenai karakteristik responden yang dikelompokkan

berdasarkan pengalaman kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Pengalaman Kerja Jumlah Persentase


≤ 2 Tahun 4 8%
3 - 5 tahun 38 78%
6 - 15 Tahun 4 8%
≥ 16 Tahun 3 6%
Total 49 100%
Sumber: Data primer, 2023 (diolah).

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

merupakan responden yang telah bekerja selama 3-5 tahun yang berjumlah

sebanyak 38 responden atau sebesar 78%. Sedangkan sisanya merupakan

responden yang telah bekerja selama kurang lebih 2 tahun dan responden yang

telah bekerja selama 6-15 tahun yang masing-masing berjumlah 4 responden

atau masing-masing sebesar 8%, serta responden paling sedikit berasal dari

kelompok responden yang telah bekerja lebih dari 16 tahun yang berjumlah

sebanyak 3 responden atau sebesar 6%.

1.1.3. Pendidikan Responden

Gambaran mengenai karakteristik responden yang dikelompokkan

berdasarkan jenjang pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase


S1 43 88%
S2 6 12%
Total 49 100%
Sumber: Data primer, 2023 (diolah).

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

dalam penelitian ini merupakan lulusan S1 dengan jumlah sebanyak 43

responden atau sebesar 88%. Sedangkan sisanya merupakan responden yang

merupakan lulusan S2 dengan jumlah sebanyak 6 responden atau sebesar 12%.

1.1.4. Jabatan Responden

Gambaran mengenai karakteristik responden yang dikelompokkan

berdasarkan jabatan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah Persentase


Pemeriksa Ahli Muda 5 10%
Pemeriksa Ahli Pertama 43 88%
Pemeriksa Pertama 1 2%
Total 49 100%
Sumber: Data primer, 2023 (diolah).

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

memiliki jabatan sebagai Pemeriksa Ahli Pertama dengan jumlah sebanyak 43

responden atau sebesar 88%. Sedangkan sisanya adalah responden dengan

jabatan sebagai Pemeriksa Ahli Muda dan Pemeriksa Pertama yang masing-

masing sebanyak 5 dan 1 responden dan masing-masing sebesar 10% dan 2%.
1.2. Hasil Penelitian

1.1.5. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan terhadap instrumen

penelitian untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan kuesioner

yang digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap variabel yang ingin


Sugiyono (2017)
diteliti. Menurut , suatu instrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut mampu untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software

SPSS Statistics 27 dengan menggunakan metode analisis korelasi product

moment Pearson yang mengkorelasikan antara skor dari tiap item kuesioner

dengan skor total atau jumlah dari skor item. Dasar pengambilan keputusan

dalam uji validitas adalah sebagai berikut.

a) Jika nilai r-hitung (Pearson correlation) > r-tabel, maka item dalam

penelitian ini dinyatakan valid.

b) Jika nilai r-hitung (Pearson correlation) < r-tabel, maka item dalam

penelitian ini dinyatakan tidak valid.

Nilai r-tabel diperoleh melalui distribusi nilai pada tabel r statistik dengan

N = 49 pada tingkat signifikansi 5% (0.05) dan uji dua sisi (2-tailed) dan diperoleh

nilai r-tabel sebesar 0,2816. Hasil dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut

ini.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas

Pearson
Item r-tabel Kesimpulan
Correlation
X1_P1 0.643 0.2816 Valid
X1_P2 0.695 0.2816 Valid
X1_P3 0.682 0.2816 Valid
X1_P4 0.665 0.2816 Valid
X1_P5 0.658 0.2816 Valid
X1_P6 0.769 0.2816 Valid
X1_P7 0.746 0.2816 Valid
X1_P8 0.756 0.2816 Valid
X1_P9 0.728 0.2816 Valid
X1_P10 0.818 0.2816 Valid
X1_P11 0.734 0.2816 Valid
X1_P12 0.704 0.2816 Valid
X1_P13 0.692 0.2816 Valid
X2_P1 0.756 0.2816 Valid
X2_P2 0.871 0.2816 Valid
X2_P3 0.783 0.2816 Valid
X2_P4 0.82 0.2816 Valid
X2_P5 0.812 0.2816 Valid
X2_P6 0.802 0.2816 Valid
X2_P7 0.759 0.2816 Valid
X2_P8 0.755 0.2816 Valid
X2_P9 0.818 0.2816 Valid
X3_P1 0.726 0.2816 Valid
X3_P2 0.665 0.2816 Valid
X3_P3 0.795 0.2816 Valid
X3_P4 0.808 0.2816 Valid
X3_P5 0.71 0.2816 Valid
X3_P6 0.738 0.2816 Valid
X3_P7 0.803 0.2816 Valid
X4_P1 0.592 0.2816 Valid
X4_P2 0.875 0.2816 Valid
X4_P3 0.91 0.2816 Valid
X4_P4 0.865 0.2816 Valid
X4_P5 0.892 0.2816 Valid
X4_P6 0.855 0.2816 Valid
X4_P7 0.883 0.2816 Valid
X4_P8 0.886 0.2816 Valid
X4_P9 0.858 0.2816 Valid
Y_P1 0.751 0.2816 Valid
Y_P2 0.781 0.2816 Valid
Y_P3 0.863 0.2816 Valid
Y_P4 0.835 0.2816 Valid
Y_P5 0.773 0.2816 Valid
Y_P6 0.829 0.2816 Valid
Y_P7 0.884 0.2816 Valid
Y_P8 0.833 0.2816 Valid
Y_P9 0.864 0.2816 Valid
Y_P10 0.856 0.2816 Valid
Y_P11 0.823 0.2816 Valid
Y_P12 0.841 0.2816 Valid
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Tabel diatas menunjukkan hasil uji validitas terhadap seluruh variabel

yang digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah item sebanyak 13 item untuk

variabel independensi auditor (X1), 9 item untuk variabel etika profesi (X2), 7

item untuk variabel komitmen organisasi (X3), 9 item untuk variabel gaya

kepemimpinan (X4), dan 12 item untuk variabel kinerja auditor Pemerintah (Y).

Hasil perbandingan antara nilai r-hitung (Pearson correlation) dengan nilai

r-tabel menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki nilai r-hitung yang lebih besar daripada nilai r-tabelnya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh item yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan

valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan maksud untuk menguji apakah instrumen

penelitian yang digunakan dapat diakui dan dipercaya sebagai alat untuk

mengumpulkan dan mengukur data penelitian. Uji reliabilitas dalam penelitian ini

diukur menggunakan nilai cronbach’s alpha. Dasar pengambilan keputusan

dalam uji reliabilitas ini adalah jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60,

maka alat ukur yang digunakan dapat dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya
(Sunyoto, 2011)
. Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Jumlah Item Keterangan


X1 0.927 13 Reliabel
X2 0.928 9 Reliabel
X3 0.870 7 Reliabel
X4 0.951 9 Reliabel
Y 0.957 12 Reliabel
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil dimana nilai cronbach’s alpha

adalah sebesar 0,927 untuk variabel independensi auditor (X1), sebesar 0,928

untuk variabel etika profesi (X2), sebesar 0,870 untuk variabel komitmen

organisasi (X3), sebesar 0, 951 untuk variabel gaya kepemimpinan (X4), serta

sebesar 0,957 untuk variabel kinerja auditor Pemerintah dimana keseluruhan


nilai cronbach’s alpha untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,60

sehingga dapat disimpulkan bahwa tiap item yang terdapat dalam kuesioner

penelitian adalah reliabel atau dapat dipercaya untuk mengukur data penelitian.

1.1.6. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah prasyarat dalam melakukan analisis regresi

linear berganda yang harus dipenuhi agar tidak terjadi bias dalam pengujian

yang dilakukan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji

normalitas dengan menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov, uji

multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser

dan grafik scatterplot. Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi data dalam suatu

model regresi terjadi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

model yang memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov

yang menguji sebaran atau distribusi dari variabel residual dengan kriteria

penilaian sebagai berikut.

a) Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig.) > 0,50 maka dapat disimpulkan bahwa

data terdistribusi secara normal.

b) Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig.) < 0,50 maka dapat disimpulkan bahwa

data tidak terdistribusi secara normal.


Hasil uji normalitas menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 49
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2.22931164
Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .089
Negative -.117
Test Statistic .117
Asymp. Sig. (2-tailed)c .089
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikansi atau Asymp.

Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,089 dimana nilai 0,089 lebih besar dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi nilai residual data dalam penelitian

ini adalah normal sehingga memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke pengujian

selanjutnya.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Suatu model regresi

dikatakan baik apabila tidak terjadi multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi
Ghozali (2016)
antar variabel bebas. Menurut , kriteria pengambilan keputusan

terkait dengan uji multikolinearitas adalah sebagai berikut.


a) Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 atau nilai tolerance > 0,10

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas atau tidak

terdapat korelasi antar variabel bebas.

b) Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 atau nilai tolerance < 0,10

maka dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas atau terdapat

korelasi antar variabel bebas.

Adapun hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.518 5.578 -1.527 .134
Independensi Auditor .180 .080 .137 2.241 .030 .895 1.117
Etika Profesi .158 .077 .131 2.038 .048 .805 1.242
Komitmen Organisasi .445 .169 .209 2.636 .012 .531 1.884
Gaya Kepemimpinan .874 .098 .737 8.879 .000 .486 2.058
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor Pemerintah
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai tolerance untuk masing-

masing variabel adalah sebesar 0,895 untuk variabel independensi auditor (X1),

sebesar 0,805 untuk variabel etika profesi (X2), sebesar 0,531 untuk variabel

komitmen organisasi (X3), dan sebesar 0,486 untuk variabel gaya kepemimpinan

(X4) dimana seluruh nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Sedangkan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) adalah sebesar 1,117 untuk variabel independensi

auditor (X1), sebesar 1,242 untuk variabel etika profesi (X2), sebesar 1,884
untuk variabel komitmen organisasi (X3), dan sebesar 2,058 untuk variabel gaya

kepemimpinan (X4) dimana seluruh nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel independen atau

tidak terdapat masalah multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu observasi ke

observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas didalamnya atau disebut juga homoskedastisitas

dimana variance dari residual satu observasi ke observasi lainnya tetap. Uji

heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Glejser yang

dilakukan dengan meregresi variabel independen terhadap nilai absolute residual

dan grafik scatterplot dengan melihat nilai prediksi variabel dependen (ZPRED)

dengan nilai residualnya (SRESID). Adapun kriteria pengambilan keputusan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

masalah heteroskedastisitas.

Adapun hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser dapat

dilihat pada tabel berikut ini.


Tabel 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -7.155 3.714 -1.926 .061
Independensi Auditor .055 .054 .153 1.026 .310
Etika Profesi .044 .052 .135 .858 .395
Komitmen Organisasi .195 .112 .335 1.730 .091
Gaya Kepemimpinan -.027 .066 -.082 -.408 .685
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk

masing-masing variabel independen terhadap nilai absolute residual adalah lebih

besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas dalam penelitian ini atau disebut juga homoskedastisitas

dimana nilai variance dari residual satu observasi ke observasi lainnya adalah

tetap.

Selain menggunakan uji Glejser, penelitian ini juga menggunakan grafik

scatterplot dengan membandingkan antara nilai prediksi variabel dependen

(ZPRED) dengan nilai residualnya (SRESID) yang jika tidak terdapat pola-pola

tertentu atau titik-titik tertentu menyebar diatas dan dibawah angka nol pada

sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada data yang diuji

Selain menggunakan uji Glejser, penelitian ini juga menggunakan grafik

scatterplot yang membandingkan antara nilai prediksi variabel dependen

(ZPRED) dengan nilai residualnya (ZRESID) dimana jika tidak terdapat pola-pola

tertentu serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun grafik

scatterplot dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.1
Grafik Scatterplot

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan grafik scatterplot diatas dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y serta tidak

membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

masalah heteroskedastisitas pada data yang diuji atau terjadi homoskedastisitas.

1.1.7. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis

suatu data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tersebut

tanpa melakukan pengambilan kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi)


(Sugiyono, 2019) Ghozali (2016)
. Sedangkan menurut , analisis statistik deskriptif

dilakukan dengan maksud untuk menghasilkan gambaran dan deskripsi terkait


data yang terdapat dalam variabel yang diteliti melalui nilai rata-rata (mean), nilai

minimum, nilai maksimum, dan nilai standar deviasi. Analisis statistik deskriptif

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5
Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Independensi Auditor 49 16 32 26.43 4.421
Etika Profesi 49 18 36 30.59 4.834
Komitmen Organisasi 49 18 28 24.41 2.730
Gaya Kepemimpinan 49 19 36 30.31 4.900
Kinerja Auditor Pemerintah 49 27 48 40.27 5.812
Valid N (listwise) 49
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari 49 sampel pada penelitian

ini, variabel Independensi Auditor (X1) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar

26,43, nilai minimum sebesar 16, nilai maksimum sebesar 32, dan standar

deviasi sebesar 4,421. Variabel Etika Profesi (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar

30,59, nilai minimum sebesar 18, nilai maksimum sebesar 36, dan standar

deviasi sebesar 4,834. Variabel Komitmen Organisasi (X3) memiliki nilai rata-rata

sebesar 24,41, nilai minimum sebesar 18, nilai maksimum sebesar 28, dan

standar deviasi sebesar 2,730. Variabel Gaya Kepemimpinan (X4) memiliki nilai

rata-rata sebesar 30,31, nilai minimum sebesar 19, nilai maksimum sebesar 36,

dan standar deviasi sebesar 4,900, dan terakhir variabel Kinerja Auditor

Pemerintah (Y) memiliki nilai rata-rata sebesar 40,27, nilai minimum sebesar 27,

nilai maksimum sebesar 48, dan standar deviasi sebesar 5,812.


1.1.8. Uji Hipotesis

Penelitian ini melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji koefisien

determinasi dan uji statistik t (uji t) atau uji parsial. Adapun pengujian hipotesis

dapat disajikan sebagai berikut.

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur ketangguhan atau

kemampuan dari suatu model untuk menerangkan atau memprediksi

perubahan/variasi pada variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2)

berkisar antara 0 dan 1 (0 < R 2 < 1) dimana nilai R 2 yang mendekati 1

menandakan bahwa kemampuan dari model yang digunakan untuk menjelaskan

variasi pada variabel dependen adalah sangat baik dan sebaliknya jika nilai R2

mendekati 0 menandakan bahwa kemampuan dari model yang digunakan untuk

menjelaskan variasi pada variabel dependen adalah sangat buruk.

Hasil uji koefisien determinasi yang diolah menggunakan software SPSS

Statistics 27 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .924 .853 .840 2.328
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Independensi Auditor,
Etika Profesi, Komitmen Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja Auditor Pemerintah
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi

(R2) adalah sebesar 0,853 atau 85,3% yang menandakan bahwa kemampuan
dari model yang menjelaskan variasi atau perubahan pada variabel dependen

termasuk baik. Sedangkan sisanya sebesar 14,7% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar model yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Statistik t (Uji t)

Uji t merupakan prosedur uji hipotesis yang digunakan untuk mengukur

kemampuan dari masing-masing variabel independen untuk memprediksi

perubahan pada variabel dependen atau untuk mengonfirmasi pengaruh dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun

kriteria pengambilan keputusan dalam uji t dapat dijabarkan sebagai berikut.

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y) atau hipotesis diterima.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y) atau hipotesis ditolak.

c) Jika nilai t-hitung > t-tabel yang sebesar 1,678 untuk df = N – 2 = 47 dan

tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel independen atau

hipotesis diterima.

d) Jika nilai t-hitung < t-tabel yang sebesar 1,678 untuk df = N – 2 = 47 dan

tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel independen atau

hipotesis ditolak.
Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS

Statistics 27 dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.11
Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6.675 4.531 -1.547 .129
Independensi Auditor .180 .080 .137 2.241 .030
Etika Profesi .158 .077 .131 2.038 .048
Komitmen Organisasi .445 .169 .209 2.636 .012
Gaya Kepemimpinan .874 .098 .737 8.879 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor Pemerintah
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS Statistics 27, 2023.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis atau uji t diatas dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut.

Y =−6 , 675+0,180 ( X 1 ) +0,158 ( X 2 ) +0,445 ( X 3 ) +0,874 ( X 4 )+ e

Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas, diperoleh hasil sebagai

berikut.

a) Nilai konstanta sebesar -6,675 menggambarkan bahwa apabila variabel

independensi auditor, etika profesi, komitmen organisasi, dan gaya

kepemimpinan dalam keadaan konstan (tetap), maka nilai dari variabel

kinerja auditor Pemerintah adalah sebesar -6,675.

b) Nilai koefisien regresi independensi auditor (X1) sebesar 0,180

menggambarkan bahwa untuk setiap kenaikan satuan dari independensi

auditor (X1) maka akan meningkatkan nilai kinerja auditor Pemerintah

sebesar 0,180, sebaliknya untuk setiap penurunan satuan dari


independensi auditor (X1), maka akan menurunkan nilai kinerja auditor

Pemerintah (Y) sebesar 0,180.

c) Nilai koefisien regresi etika profesi (X2) sebesar 0,158 menggambarkan

bahwa untuk setiap kenaikan satuan dari etika profesi (X2) maka akan

meningkatkan nilai kinerja auditor Pemerintah sebesar 0,158, sebaliknya

untuk setiap penurunan satuan dari etika profesi (X2), maka akan

menurunkan nilai kinerja auditor Pemerintah (Y) sebesar 0,158.

d) Nilai koefisien regresi komitmen organisasi (X3) sebesar 0,445

menggambarkan bahwa untuk setiap kenaikan satuan dari komitmen

organisasi (X3) maka akan meningkatkan nilai kinerja auditor Pemerintah

sebesar 0,445, sebaliknya untuk setiap penurunan satuan dari komitmen

organisasi (X3), maka akan menurunkan nilai kinerja auditor Pemerintah

(Y) sebesar 0,445.

e) Nilai koefisien regresi gaya kepemimpinan (X4) sebesar 0,874

menggambarkan bahwa untuk setiap kenaikan satuan dari gaya

kepemimpinan (X4) maka akan meningkatkan nilai kinerja auditor

Pemerintah sebesar 0,874, sebaliknya untuk setiap penurunan satuan

dari gaya kepemimpinan (X4), maka akan menurunkan nilai kinerja

auditor Pemerintah (Y) sebesar 0,874.

Adapun hasil pengujian hipotesis berdasarkan hasil uji t dapat dijelaskan

sebagai berikut.

a) Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor

Pemerintah

Berdasarkan hasil uji statistik t, diperoleh hasil berupa nilai koefisien yang

bertanda positif pada angka 0,180 yang menunjukkan arah hubungan yang
positif, nilai t-hitung sebesar 2,241 yang lebih besar dari nilai t-tabel yang

sebesar 1,678 serta nilai signifikansi sebesar 0,030 yang lebih kecil dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independensi auditor (X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor Pemerintah (Y) atau

hipotesis diterima.

b) Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Pemerintah

Berdasarkan hasil uji statistik t, diperoleh hasil berupa nilai koefisien yang

bertanda positif pada angka 0,158 yang menunjukkan arah hubungan yang

positif, nilai t-hitung sebesar 2,038 yang lebih besar dari nilai t-tabel yang

sebesar 1,678 serta nilai signifikansi sebesar 0,048 yang lebih kecil dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel etika profesi (X2) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja auditor Pemerintah (Y) atau hipotesis

diterima.

c) Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor

Pemerintah

Berdasarkan hasil uji statistik t, diperoleh hasil berupa nilai koefisien yang

bertanda positif pada angka 0,445 yang menunjukkan arah hubungan yang

positif, nilai t-hitung sebesar 2,636 yang lebih besar dari nilai t-tabel yang

sebesar 1,678 serta nilai signifikansi sebesar 0,012 yang lebih kecil dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen organisasi (X2)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor Pemerintah (Y) atau

hipotesis diterima.

d) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor Pemerintah


Berdasarkan hasil uji statistik t, diperoleh hasil berupa nilai koefisien yang

bertanda positif pada angka 0,874 yang menunjukkan arah hubungan yang

positif, nilai t-hitung sebesar 8,879 yang lebih besar dari nilai t-tabel yang

sebesar 1,678 serta nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan (X4)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor Pemerintah (Y) atau

hipotesis diterima.

1.3. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil pengujian

untuk menemukan pengaruh antara independensi auditor, etika profesi,

komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor

Pemerintah pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan

Provinsi Papua. Pembahasan hasil penelitian ini dapat dijabarkan sebagai

berikut.

H1.Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor Pemerintah

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa “Independensi

Auditor Berpengaruh Positif terhadap Kinerja Auditor Pemerintah”. Berdasarkan

hasil uji statistik t (uji t) diperoleh arah hubungan positif yang ditandai dengan

nilai koefisien sebesar 0,180 serta nilai t-hitung sebesar 2,241 yang lebih besar

dari 1,678 dan nilai signifikansi sebesar 0,030 yang lebih kecil dari 0,05 yang

dapat disimpulkan bahwa independensi auditor berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja auditor Pemerintah atau hipotesis pertama dinyatakan

diterima. Hal ini menandakan bahwa independensi auditor yang mengacu pada

kondisi dimana seorang auditor menjunjung tinggi atau mempertahankan sikap


mental independennya dalam menjalankan tugas secara profesional

mempengaruhi kualitas audit yang mengimplikasikan bahwa kinerja auditor

tersebut telah terlaksana dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Damayanti dan Perwito (2022) Rahman et al. (2020)
dilakukan oleh , , dan
Faturochman (2019)
yang menemukan hasil bahwa independensi auditor

berpengaruh positif terhadap kinerja auditor Badan Pemeriksa Keuangan.

H2.Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Pemerintah

Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa “Etika Profesi

Berpengaruh Positif terhadap Kinerja Auditor Pemerintah”. Berdasarkan hasil uji

statistik t (uji t) diperoleh arah hubungan positif yang ditandai dengan nilai

koefisien sebesar 0,158 serta nilai t-hitung sebesar 2,038 yang lebih besar dari

1,678 dan nilai signifikansi sebesar 0,048 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa etika profesi berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kinerja auditor Pemerintah atau hipotesis kedua dinyatakan diterima.

Hal ini menandakan bahwa auditor yang menjunjung tinggi etika profesi akan
(Zagoto & Hayati, 2020)
menghasilkan pekerjaan yang berkualitas pula . Hal ini
Tatiara (2019)
sejalan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh ,
Hayati et al. (2019)
Zagoto & Hayati (2020)
, dan yang menemukan hasil bahwa etika

profesi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja auditor Badan Pemeriksa

Keuangan.

H3.Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor Pemerintah


Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa “Komitmen

Organisasi Berpengaruh Positif terhadap Kinerja Auditor Pemerintah”.

Berdasarkan hasil uji statistik t (uji t) diperoleh arah hubungan positif yang

ditandai dengan nilai koefisien sebesar 0,445 serta nilai t-hitung sebesar 2,636

yang lebih besar dari 1,678 dan nilai signifikansi sebesar 0,012 yang lebih kecil

dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap kinerja auditor Pemerintah atau hipotesis

ketiga dinyatakan diterima. Hal ini menandakan bahwa dedikasi seorang auditor

untuk mencapai level tertinggi pada bidang pekerjaannya sangat mempengaruhi


(Kiabel, 2012)
keberhasilan dan kinerjanya dalam industri tersebut . Hal ini

sejalan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh


Faiz dan Andayani (2022)
Rahayuni (2020) Wiguna dan Lisda (2019)
, , dan yang menunjukkan hasil

bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor

Badan Pemeriksa Keuangan.

H4.Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor Pemerintah

Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa “Gaya

Kepemimpinan Berpengaruh Positif terhadap Kinerja Auditor Pemerintah”.

Berdasarkan hasil uji statistik t (uji t) diperoleh arah hubungan positif yang

ditandai dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,874 serta nilai t-hitung sebesar

8,879 yang lebih besar dari 1,678 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih

kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja auditor Pemerintah

atau hipotesis keempat dinyatakan diterima. Hal ini sesuai dengan pendapat
Khan et al. (2015)
yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang terkait
dengan penerapannya di lingkungan organisasi tempat auditor bekerja akan

meningkatkan kinerja auditor karena auditor tidak merasa terbebani oleh gaya

kepemimpinan yang diterapkan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang


Rahmadhanty dan Farah (2020) Larasati (2019)
dilakukan oleh , , dan
Rahmat et al. (2022)
yang menunjukkan hasil bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh

yang positif terhadap kinerja auditor Badan Pemeriksa Keuangan.


BAB V

PENUTUP

1.4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Independensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja auditor Pemerintah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,180, nilai t-statistik sebesar 2,241 (2,241 > 1,678) dan nilai

signifikansi sebesar 0,030 (0,030 < 0,05). Hal ini menandakan bahwa

semakin tinggi independensi auditor, maka akan semakin tinggi pula

kinerja auditor Pemerintah, begitu pun sebaliknya.

2. Etika profesi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor Pemerintah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,158, nilai t-statistik sebesar 2,038 (2,038 > 1,678) dan nilai

signifikansi sebesar 0,048 (0,048 < 0,05). Hal ini menandakan bahwa

semakin tinggi etika profesi, maka akan semakin tinggi pula kinerja

auditor Pemerintah, begitu pun sebaliknya.

3. Komitmen organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja auditor Pemerintah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,445, nilai t-statistik sebesar 2,636 (2,636 > 1,678) dan nilai

signifikansi sebesar 0,012 (0,012 < 0,05). Hal ini menandakan bahwa

semakin tinggi komitmen organisasi, maka akan semakin tinggi pula

kinerja auditor Pemerintah, begitu pun sebaliknya.


4. Gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja auditor Pemerintah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,874, nilai t-statistik sebesar 8,879 (8,879 > 1,678) dan nilai

signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Hal ini menandakan bahwa

semakin tinggi gaya kepemimpinan, maka akan semakin tinggi pula

kinerja auditor Pemerintah, begitu pun sebaliknya.

1.5. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang

diperoleh, maka saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai

berikut.

1. Untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti lebih lanjut terkait topik

independensi auditor, etika profesi, komitmen organisasi, gaya

kepemimpinan, dan kinerja auditor Pemerintah agar dapat menambah

variabel yang digunakan, memperbanyak jumlah sampel dan populasi

agar hasil yang diperoleh semakin mendekati objektif, serta

menggunakan instrumen dan model lain selain daripada yang digunakan

dalam penelitian ini.

2. Untuk Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI), khususnya Perwakilan

Provinsi Papua agar dapat mengedepankan dan meningkatkan

independensi auditor, meningkatkan etika profesi, membangun komitmen

organisasi yang kuat, dan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik

agar dapat meningkatkan kinerja auditor Pemerintah yang bekerja di

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi

Papua.
DAFTAR PUSTAKA

Aday, N. A., Husain, S. P., & Lukum, A. (2020). Etika Profesi dan Pengalaman Kerja
terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo. Jambura
Accounting Review, 1(1), 1–12.
Anggara, S. (2016). Administrasi Keuangan Negara (Cetakan Ke-1). CV Pustaka
Setia.
Anita, C. (2016). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen
Organisasi, dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah (Studi Kasus pada Kantor Inspektorat Kota Pekanbaru) [Doctoral
Dissertation]. Universitas Islam Riau.
Arens, A. A. (2008). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach.
Auditing, 1(2).
Arens, A. A. (2012). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach.
Ariyanto, D., & Jati, A. M. (2010). Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan
Sensitivitas Etika Profesi terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi
Kasus pada Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Bisnis, 5(2), 157–168.
Badan Pemeriksa Keuangan. (2018). Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia No. 4 Tahun 2018 tentang Kode Etik Badan Pemeriksa
Keuangan.
Damayanti, A. A., & Perwito. (2022). Pengaruh Independensi dan Batasan Waktu
Audit terhadap Kualitas Audit pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Perwakilan Provinsi Banten. Management Studies and Entrepreneurship Journal,
3(1), 196–203.
Enas, U., Moeljono, Zunaidi Arif, Pribadi, Y., Syairozi, M. I., Uliansyah, B. A. A.,
Sunyoto, E., Sijabat, R., Sarasi, V., Hartoto, Sugiri, D., Rahayu, H. A., Pangestuti,
D. C., Pratama, A. A., & Sriyani. (2021). Keuangan Negara. Widina Bhakti
Persada.
Esya, F. P. (2008). Pengaruh Kompetensi Auditor dan Pemahaman Sistem Informasi
Akuntansi terhadap Kinerja Auditor Bea dan Cukai di Wilayah Jakarta [Doctoral
Dissertation]. Universitas Sumatera Utara.
Fachruddin, W. (2019). Pengaruh Independensi, Profesionalisme, dan Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan.
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Publik, 10(2), 72–86.
Faiz, M. A. S., & Andayani, S. (2022). Pengaruh Independensi, Komitmen Organisasi,
Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja
Auditor Pemerintah. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 6(2), 656–
661.
Faturochman, I. (2019). Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Akuntabilitas
terhadap Kualitas Audit Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah Kota Magelang.
Febrianty, Arifudin, O., Naibaho, L., Palindih, L. I., Nurmiyanti, L., Doho, Y. D. B.,
Choiriyati, W., Syamsuriansyah, Nadeak, B., Mulyadi, D., Tanjung, R., Sormin,
E., Fatmasari, R., Fatimah, A., & Susanto, L. (2020). Kepemimpinan & Prilaku
Organisasi (Konsep dan Perkembangan). Widina Bhakti Persada.
Futri, P. S., & Juliarsa, G. (2014). Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat
Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor pada
Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. E-Jurnal Akuntansi, 7(2).
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS (Edisi 8).
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goldwasser. (1993). The Plaintiffs’ Bar Discusses Auditor Performance. Journal of
CPA.
Gustia, N. (2014). Pengaruh Independensi Auditor, Etika Profesi, Komitmen
Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi
Empiris pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Sumbar). Jurnal
Akuntansi, 2(3).
Hariyanti, K., & Mustikawati, R. I. (2019). Pengaruh Independensi, Kompetensi,
Komitmen Organisasi, Pengalaman dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Auditor
pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Profita:
Kajian Ilmu Akuntansi, 7(4).
Hasibuan, M. S. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Hayati, K., Pangaribuan, E. M., & Munawarah, W. A. G. (2019). Pengaruh
Pengalaman, Etika Profesi, Objektivitas dan Time Deadline Pressure terhadap
Kualitas Audit di Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Medan. Jurnal
Sentralisasi, 8(2), 67–76.
Heider, F. (2013). The Psychology of Interpersonal Relations. Psychology Press.
Huseno, T. (2016). Kinerja Pegawai: Tinjauan dari Dimensi Kepemimpinan, Misi
Organisasi, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja. Media Nusa Creative.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2021). Kode Etik Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan
Indonesia.
Iskandar, Jaya, A., Warti, R., & Zaini. (2022). Statistik (Teori dan Aplikasi SPSS).
Nasya Expanding Management.
Khan, M. S., Khan, I., Qureshi, Q. A., Ismail, H. M., Rauf, H., Latif A., & Tahir, M.
(2015). The Styles of Leadership: A Critical Review. Public Policy and
Administration Research, 5(3), 87–92.
Kiabel, B. D. (2012). Internal Auditing and Performance of Government Enterprises: A
Nigerian Study. Global Journal of Management and Business Research, 12(6).
Larasati, M. (2019). Analisis Faktor-faktor Penentu Kualitas Audit dengan Moral
Judgement sebagai Variabel Pemoderasi pada Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia. JRAA, 6(3), 66–77.
Locke, E. A., & Latham, G. P. (2002). Building A Practically Useful Theory of Goal
Setting and Task Motivation: A 35-Year Odyssey. American Psychologist, 57(9),
705–717. https://doi.org/https://doi.org/10.1037/0003-066X.57.9.705
Locke, E. A., & Latham, G. P. (2006). New Directions in Goal-Setting Theory. Current
Directions in Psychological Science, 15(5), 265–268.
https://doi.org/https://doi.org/10.1111/j.1467-8721.2006.00449.x
Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A. (1993). Commitment to Organizations and
Occupations: Extension and Test of A Three-Component Conceptualization.
Journal of Applied Psychology, 78(4).
Monique, E. P., & Nasution, S. (2020). Pengaruh Profesionalisme, Independensi
Auditor, Etika Profesional, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor.
Ekombis Review: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 8(2), 171–182.
Mulyadi, A. (2002). Auditing (Edisi Keenam). Penerbit Salemba Empat.
Nainggolan, C. S., & Prabowo, T. J. W. (2019). Analisis Determinan Auditor Internal
pada Efektivitas Audit Internal Sektor Publik (Studi pada Inspektorat Provinsi DKI
Jakarta). Diponegoro Journal of Accounting, 8(4).
Nasution, D. A. D., Ramadhan, P. R., & Barus, M. D. Br. (2019). Audit Sektor Publik:
Mahir dalam Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Uwais Inspirasi Indonesia.
Ng, S. (2022, September 19). Ternyata BPK Selama Ini Sulit Sentuh Keuangan Lukas
Enembe. detiknews. https://news.detik.com/berita/d-6299538/ternyata-bpk-
selama-ini-sulit-sentuh-keuangan-lukas-enembe
Nurwanto, R., Budiarso, A., & Ramadhana, F. (2010). Audit Sektor Publik Lembaga
Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah.
Pemerintah Provinsi Papua. (2022, Juni 10). Catat Sejarah, Pemprov Papua Delapan
Kali Berturut-turut Raih WTP (Online). Website Pemerintah Provinsi Papua.
https://papua.go.id/view-detail-berita-8016/catat-sejarah-pemprov-papua-
delapan-kali-berturut-turut-raih-wtp.html
Perdana K, E. (2016). Olah Data Skripsi dengan SPSS 22. Badan Penerbit
Universitas Bangka Belitung.
Rahayuni, M. (2020). Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Organisasi terhadap
Kinerja Auditor (Studi Kasus pada Auditor di Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI) Perwakilan Sulawesi Tengah [Doctoral
Dissertation]. Universitas Tadulako.
Rahmadayanti, A. R., & Wibowo, S. A. (2017). Pengaruh Kecerdasan Spiritual,
Profesionalisme, Kompleksitas Tugas, Budaya Organisasi, dan Tekanan
Anggaran Waktu terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Empiris pada
Kantor BPK RI dan BPKP Perwakilan Provinsi DIY. Reviu Akuntansi dan Bisnis
Indonesia, 1(2), 106–120.
Rahmadhanty, D. R., & Farah, W. (2020). Pengaruh Gaya Hidup Sehat, Gaya
Kepemimpinan, dan Time Budget Pressure terhadap Kinerja Auditor Pemerintah.
JKUBS, 1(1), 58–81.
Rahman, I. A., Yudowati, S. P., & Lestari, T. U. (2020). Pengaruh Independensi dan
Objektivitas Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan DKI Jakarta. E-
Proceedings of Management, 7(2).
Rahmat, M. A. A., Prihatni, R., & Khairunnisa, H. (2022). Pengaruh Etika Profesi,
Profesionalisme, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor Internal
Pemerintah. Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan Auditing, 3(2), 265–288.
Republik Indonesia. (2020). Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (Online). Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia; Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.
https://www.mkri.id/public/content/infoumum/regulation/pdf/UUD45%20ASLI.pdf
Saragih, M. G., Saragih, L., Purba, J. W. P., & Panjaitan, P. D. (2021). Metode
Penelitian Kuantitatif: Dasar-dasar Memulai Penelitian. Yayasan Kita Menulis.
Sekaran, U. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat.
Setyawati, E. (2016). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen
Organisasi dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah). Benefit: Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 1(1), 64–79.
Sugiyono. (2015). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Penerbit
Alfabeta.
Sunyoto, D. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Caps.
Suroso, G. T. (2014, November 3). Azas-azas Good Governance dalam Pengelolaan
Keuangan Negara. Balai Diklat Keuangan Malang.
https://bppk.kemenkeu.go.id/balai-diklat-keuangan-malang/berita/azas-azas-
good-governance-dalam-pengelolaan-keuangan-negara-068136
Syahza, A. (2021). Metodologi Penelitian (Edisi Revisi). Unri Press.
Tatiara, N. H. (2019). Pengaruh Auditor Judgement, Etika Profesi, dan Employee
Engagement terhadap Kinerja Auditor dalam Pelaksanaan Pemeriksaan Laporan
Keuangan (Studi pada Badan Pemeriksa Keuangan RI). J Statistika: Jurnal
Ilmiah Teori dan Aplikasi Statistika, 12(2), 1–8.
Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik. (2007).
Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Tim Redaksi Jagat Papua. (2022). Setahun Lebih Mengendap, Hasil Audit BPK
terhadap Dugaan Tipikor Pengadaan ATK di BPKAD Sorong Dipertanyakan.
Jagat Papua. https://www.jagatpapua.com/setahun-lebih-mengendap-hasil-audit-
bpk-terhadap-dugaan-tipikor-pengadaan-atk-di-bpkad-sorong-dipertanyakan/
Tuanakotta, T. M. (2016). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif (Edisi 2). Salemba
Empat.
Wahyu, P. A. S., Putra, I. M. W., & Giri, N. P. R. (2022). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Pemahaman Good Governance,
Profesionalisme, dan Independensi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor BPK RI
Provinsi Bali. Jurnal Riset Akuntansi Warmadewa, 3(1), 45–50.
Wiguna, Y., & Lisda, R. (2019). Pengaruh Profesionalisme, Independensi, dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor Internal (Survey pada BUMN
Sektor Pengolahan Industri) [Doctoral Dissertation]. Universitas Pasundan.
Wulandari, A. A. S. G., & Suputra, I. D. G. D. (2018). Pengaruh Profesionalisme
Auditor, Komitmen Organisasi dan Etika Profesi pada Kinerja Auditor Kantor
Akuntan Publik Provinsi Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 22(1),
273–300.
Yusuf, R. M., & Syarif, D. (2018). Komitmen Organisasi. Nas Media Pustaka.
Zagoto, M. G. K. S., & Hayati, K. (2020). Pengaruh Etika Profesi, Tingkat Pendidikan,
dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Auditor pada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumatera Utara. J-MAS: Jurnal
Manajemen dan Sains, 5(2), 231–237.
Zulfi, N., & Meihendri. (2022). Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Kerja Auditor dan
Independensi terhadap Kualitas Audit pada Auditor BPK Sumatera Barat
[Doctoral Dissertation]. Universitas Bung Hatta.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

HASIL UJI STATISTIK

1. Uji Validitas

a) Uji Validitas X1
b) Uji Validitas X2
c) Uji Validitas X3
d) Uji Validitas X4
e) Uji Validitas Y
2. Uji Reliabilitas

a) Uji Reliabilitas X1

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.927 13

b) Uji Reliabilitas X2

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.928 9

c) Uji Reliabilitas X3

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.870 7

d) Uji Reliabilitas X4

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 9

e) Uji Reliabilitas Y

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.957 12
3. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 49
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2.22931164
Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .089
Negative -.117
Test Statistic .117
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .089
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

b) Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.518 5.578 -1.527 .134
Independensi Auditor .180 .080 .137 2.241 .030 .895 1.117
Etika Profesi .158 .077 .131 2.038 .048 .805 1.242
Komitmen Organisasi .445 .169 .209 2.636 .012 .531 1.884
Gaya Kepemimpinan .874 .098 .737 8.879 .000 .486 2.058
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor Pemerintah
c) Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -7.155 3.714 -1.926 .061
Independensi Auditor .055 .054 .153 1.026 .310
Etika Profesi .044 .052 .135 .858 .395
Komitmen Organisasi .195 .112 .335 1.730 .091
Gaya Kepemimpinan -.027 .066 -.082 -.408 .685
a. Dependent Variable: Abs_RES

4. Grafik Scatterplot
5. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Independensi Auditor 49 16 32 26.43 4.421
Etika Profesi 49 18 36 30.59 4.834
Komitmen Organisasi 49 18 28 24.41 2.730
Gaya Kepemimpinan 49 19 36 30.31 4.900
Kinerja Auditor Pemerintah 49 27 48 40.27 5.812
Valid N (listwise) 49

6. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .924 .853 .840 2.328
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Independensi Auditor,
Etika Profesi, Komitmen Organisasi
b. Dependent Variable: Kinerja Auditor Pemerintah

7. Uji Statistik t (Uji t)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6.675 4.531 -1.547 .129
Independensi Auditor .180 .080 .137 2.241 .030
Etika Profesi .158 .077 .131 2.038 .048
Komitmen Organisasi .445 .169 .209 2.636 .012
Gaya Kepemimpinan .874 .098 .737 8.879 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai