Anda di halaman 1dari 9

TAHAPAN DALAM KONSELING

KELOMPOK
Dosen Pengampu :
Ratna Sari Dewi, M.Pd.
Silvia AR, M.Pd.
KELOMPOK 10

Rina Agustina Kristina Br


06071382126082 Simbolon
06071382126084
TAHAPAN KONSELING
KELOMPOK
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui
tahap-tahap berikut:

1) Tahap awal kelompok


Proses utama selama tahap awal adalah orientasi dan eksplorasi.
Pada awalnya tahap ini akan diwarnai keraguan dan kekhawatiran,
namun juga harapan dari peserta. Namun apabila konselor mampu
memfasilitasi kondisi tersebut, tahap ini akan memunculkan
kepercayaan terhadap kelompok.
LANJUTAN...

2 Tahap Peralihan
Tujuan tahap ini adalah membangun iklim saling percaya yang
mendorong anggota menghadapi rasa takut yang muncul pada tahap
awal. Konselor perlu memahami karakterisik dan dinamika yang terjadi
pada tahap transisi.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap ini ada proses penggalian permasalahan yang mendalam dan
tindakan yang efektif. Menjelaskan masalah pribadi yang hendak
dikemukakan oleh anggota kelompok.
4. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini pelaksanaan konseling ditandai dengan anggota kelompok
mulai melakukan perubahan tingkah laku di dalam kelompok.
TAHAP KONSELING KELOMPOK
MENURUT AHLI
menurut Corey (2006: 131) terdapat empat tahapan yang ada dalam proses layanan konseling
kelompok. yakni initial stage, transition stage, working stage dan terminating stage.

Adapun karaketristik pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:


1) Initial stage
Karakterisitik pada tahap ini adalah adanya perkenalan, membangun atmosfer dalam anggota
kelompok, terdapat periode keheningan dan kecanggungan dan yang menjadi isu utama adalah
adanya kepercayaan vs ketidakpercayaan. Anggota kelompok bisa merasa disertakan atau
dikecualikan, maka anggota kelompok diminta untuk memutuskan seberapa keterbukaan yang
ingin dicapai dan kenyamanan yang seperti apa yang diinginkan oleh anggota kelompok.

2)Transition stage,
Karakteristik pada tahap ini adalah perlunya pengujian untuk menentukan seberapa aman
lingkungan, mengamati pemimpin apakah dirinya dapat dipercaya, kemudian menjadi tempat
anggota kelompok belajar mengekspresikan diri dan menguji apakah orang lain akan
mendengarkan.
LANJUTAN...

3) Working stage,
poin-poin penting dalam tahap kerja adalah tidak ada garis pemisah antara
setipa tahap, kerja dapat terjadi pada setiap tahap bukan hanya pada tahap
kerja saja, tidak semua kelompok mencapai tahap bekerja dan tidak semua
anggota berfungsi pada tingkat yang sama dalam tahap kerja.

4) Tahap terminating,
karaketristik pada tahap ini adalah berkaitan dengan perasaan perpisahan,
berurusan dengan masalah yang belum selesai, meninjau pengalaman
kelompok, memberi dan menerima umpan balik.
menurut Namora (2016:80-84), menyatakan bahwa tahapan-tahapan konseling
kelompok adalah sebagai berikut:
a. Prakonseling
Tahap prakoseling dianggap sebagai tahap awal pembentukan kelompok. Adapun
hal-hal yang mendasar dibahas pada tahap ini yaitu para anggota kelompok yang
telah diseleksi akan dimasukkan dalam keanggotaan yang sesuai dengan
pertimbangan homogenitas.

b. Tahap Permulaan
Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok, mengeksplorasi harapan
anggota, anggota mulai belajar fungsi kelompok, sekaligus mulai menegaskan
tujuan kelompok.

c. Tahap Transisi
Tahap ini dikenal sebagai tahap peralihan. Pada tahap ini diharapkan masalah yang
dihadapi masing-masing anggota kelompok dirumuskan dan diketahui apa sebab-
sebabnya. Tugas pemimpin kelompok adalah mempersiapkan anggota kelompok
untuk dapat merasa memiliki kelompok. Pada tahap ini anggota kelompok akan di
arahkan memasuki tahap inti atau tahap kegiatan.
LANJUTAN...
d. Tahap Kerja
Pada tahan keempat ini adalah menyusun rencana-rencana tindakan. Penyusunan tindakan
ini disebut pula produktivitas (produktivity). Anggota kelompok merasa berada di dalam
kelompok, mendengar yang lain dan terpuaskan dengan kegiatan kelompok.

e. Tahap Akhir
Tahap ini merupakan tahap penutupan. Anggota kelompok mulai mencoba melakukan
perubahan-perubahan tingkah laku dalam kelompok. Setiap anggota kelompok memberi
umpan balik terhadap yang dilakukan oleh anggota yang lain. Umpan balik ini sangat berguna
untuk perbaikan dan dilanjutkan atau diterapkan dalam kehidupan anggota kelompok jika
dipandang telah memadai.

f. Pascakonseling
Setelah proses konseling berakhir, sebaiknya konselor menetapkan adanya evaluasi sebagai
bentuk tindak lanjut dari konseling kelompok. Evaluasi sangat diperlukan apabila terdapat
hambatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan kegiatan dan evaluasi dibutuhkan untuk
mengetahui perilaku anggota kelompok setelah proses konseling berakhir.
DANKE!

Anda mungkin juga menyukai