Keseimbangan Dunia Akhirat - Lutfiani Dwi Lestari
Keseimbangan Dunia Akhirat - Lutfiani Dwi Lestari
Makalah ini di susun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Hadis Ekonomi”
Dosen Pengampu:
Mohammad Ridwan, M.E.
Disusun Oleh :
Lutfiani Dwi Lestari (401220135)
Telp. 085231921493
KATA PENGANTAR
Penyusun menyadari bahwasanya Makalah yang kami susun ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan Makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keseimbangan antara dunia dan akhirat mencerminkan pentingnya
memandang kehidupan ini sebagai ujian sementara juga mempersiapkan
diri untuk kehidupan setelah mati. Islam mengajarakan kepada kita hidup
harus seimbang antara dunia dan akhirat. Dunia harus disiapkan untuk hidup
yang kekal abadi yaitu akhirat. Sebagai umat islam harus menyadari
kehidupan dunia hanya smentara, maka hendakanya jadikan dunia sebagai
jembatan untuk menuju kebahagiaan di akhirat.
1
Puguh Kharisma dan Prabowo Yudo Jayanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menggunakan E-Zakat dalam Membayar Zakat, Infaq, dan Sedekah,” AKSES: Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis 16, no. 1 (2021),.hal 55.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa hadis yang berkaitan dengan keseimbangan dunia akhirat?
2. Apa itu kehidupan dunia dan akhirat ?
3. Bagaimanakah keseimbangan dunia akhirat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hadis yang berkaitan dengan keseimbangan dunia
akhirat
2. Untuk mengetahui kehidupan dunia dan akhirat
3. Untuk mengetahui keseimbangan dunia akhirat
2
M. Nur Rianto Al Arif, “Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis Praktis” (Pustaka Setia,
2012),. 42
3
BAB II
HADIS EKONOMI
3
“Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad ( )صىل هللا عليه و سلم,” d
5
BAB III
ANALISIS
A. Analisis Hadis
1. Hadis Tirmizi
Dari hadis ini dapat di pahami bahwa setiap perbuatan zalim
terhadap kehormatan dan harta saudara memiliki konsekuensi kelak di
akhirat dan penting untuk bertaubat serta meminta maaf sebelum ajal
menjemput. Mengenai nilai-nilai keadilan, Islam menekankan pentingnya
perlakuan adil terhadap sesama. Zalim atau berlaku tidak adil terhadap
orang lain dapat membuat dosa dan harus diakui serta diperbaiki sebelum
kematian. Hubungan antara perbuatan zalim (kezaliman) dan
konsekuensinya di dunia akhirat sangat erat.4
Konsep ini mencerminkan prinsip keadilan dan
pertanggungjawaban yang ditegakkan oleh Allah. Dalam hadis ini
dijelaskan bahayanya berbuat zalim. Zalim seringkali terkait dengan
pengambilan hak orang lain, baik itu hak kehormatan, harta benda, atau hak-
hak lainnya. Di akhirat, orang yang menjadi korban zalim dapat meminta
keadilan, dan jika tidak ada kebaikan yang dapat diambil sebagai ganti,
maka dosa-dosa pelaku zalim dapat ditransfer kepadanya. Perbuatan zalim
yang tidak diperbaiki atau diampuni melalui tobat dapat mengakibatkan
hukuman di akhirat.
Dalam ekonomi Islam, perbuatan zalim tidak hanya diukur dari segi
materi, tetapi juga dari sudut pandang etika dan keadilan. Konsep ini
menciptakan dasar untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, adil,
dan memperhatikan kesejahteraan seluruh masyarakat.5 Ekonomi Islam
menekankan keadilan sebagai nilai utama. Perbuatan zalim dalam konteks
ekonomi bisa mencakup eksploitasi, penindasan, atau penyalahgunaan
kekuasaan dalam transaksi ekonomi.
4
Fazlur Rahman, tema-tema pokok Al-quran (Mizan Pustaka, 2018),
5
Fuadi Fuadi dkk., “Ekonomi Syariah” (Yayasan Kita Menulis, 2022),
6
6
Nurul Huda, Ekonomi pembangunan islam (Prenada Media, 2017), hal.133
7
7
Nur Mutmainah, “Analisis Pendistribusian zakat Infak Dan Sedekah Sebagai Upaya Pengentasan
Kemiskinan (Studi Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Blora)” (PhD Thesis, IAIN KUDUS,
2023), hal.30
8
8
Darwis Harahap dan S. E. I. Ferri Alfadri, Ekonomi Mikro Islam (Merdeka Kreasi Group, 2022),
9
9
Rizem Aizid, Kekalkah Kita di Alam Akhirat?: Tahapan-tahapan Hidup Manusia di Alam Akhirat
(SAFIRAH, 2016), 12
10
10
Hadis Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi (Kencana, 2010),
11
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Keseimbangan dunia akhirat merupakan ajaran utama dalam kehidupan
beragama. Pentinganya menjalankan kehidupan dunia dengan tetap mengingat
kehidupan akhirat, sehingga keduanya dapat berjalan selaras dan saling
mendukung. Untuk mencapai keseimbangan dunia akhirat yang di perhatikan yaitu
mengutamakan akhirat tetapi tidak mengabaikan dunia, menjadikan dunia sebagai
ladang akhirat dalam artian setiap tindakan diniatkan untuk ibadah dan bernilai
pahala di akhirat, menjaga keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan, mencari rezeki
yang halal dan berkah, menikmati dunia secukupnya tidak berlebihan,dan Ikhlas
dan bersyukur atas segala pemberian tuhan. Setiap manusia memiliki kadar
kemampuan dan tantangan berbeda dalam meraih keseimbangan dunia akhirat.
Yang terpenting adalah niat tulus dan usaha sungguh-sungguh untuk menjadi
pribadi yang lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA