Bimo 24 tahun, merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Bimo saat ini bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang cargo. Ayah dan Ibu Bimo sudah cerai 5 tahun yang lalu. Selama 1 tahun setelah perceraiaan kedua orang tuanya dia tinggal bersama Ayahnya. Namun di tahun ke 2 ayah Bimo memutuskan untuk menikah kembali. Setelah pernikahan itu ayah Bimo berubah total. Ayah Bimo mudah marah dan sering bertindak kasar kepada Bimo. Ibu tiri Bimo juga tidak memberikan kasih saying seperti pada umumnya. Dia lebih memperdulikan anak kandungnya. Selama satu tahun kejadian itu terus berulang, pada akhirnya ditahun ke-3 ayah dan ibu tiri Bimo pergi meninggalkan Bimo dan adik-adiknya dengan alasan merantau. Kejadian ini membuat Bimo harus bekerja keras demi membiayai sekolah adik-adiknya. Kejadian ini juga membuatnya sering bertindak aneh di lingkungan kerja. Bimo sering menyendiri di kantor, dia juga tidak pernah lagi berkomunikasi dengan rekan kerjanya. Bimo juga menjadi lebih sensitif dengan pembicaraan mengenai keluarga. Tak jarang dia sering cekcok dengan rekan kerjanya di kantor karena hal kecil. B. Proses Konseling Tujuan konseling psikoanalisis adalah mengubah perilaku dalam pengertian yang sangat luas. Dalam pandangan psikoanalisa, tujuan konseling yaitu agar individu mengetahui dan memiliki ego yang kuat (ego strength). Konseling akan menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu sebagai pihak yang mampu memilih secara rasional dan menjadi mediator antara id dan super ego. Proses konseling ini diawali dengan pembicaraan klien kepada katarsis. Teknik ini dinamakan Asosiasi Bebas. Teknik ini diawali dengan klien diminta untuk menceritakan pengalaman masa lampaunya. Klien diminta untuk melepaskan semua beban perasaan yang dialaminya sampai saat ini yang mungkin belum pernah diceritakan. Konselor disini berusaha mengarahkan klien untuk menceritakan kondisi keluarganya saat ini. Ketika klien sudah bisa menceritakan perasannya hal ini merupakan Langkah yang baik untuk tahap selanjutnya karena klien sudah meluapkan segala emosi yang dia pendam. Pada tahapan ini konselor harus menjaga jangan sampai terjadi kontra transferensi yaitu transferensi balik yang dilakukan konselor kepada konseli karena konselor memiliki perasaan yang tidak terpecahkan. Setelah klien meluapkan segala bentuk perasaanya, konselor berusaha mendalami permasalahamn yang sedang dialami namun proses transferensi terus berjalan. Pada tahap ini konselor harus berhati-hati karena dapat tumpeng tindih dengan proses transferensi. Ditahap ini konselor harus dapat memahami dinamika permasalahan klien. Hal ini penting karena dinaika permasalahan klien menjadi kunci dalam memecahkan permasalahan klien. Tahap selanjutnya adalah proses pemecahan masalah klien. Pada tahap ini konselor tidak memberikan solusi dari permasalahan klien namun konselor berusaha memberikan gambaran atau mind mapping dari pengalaman masa lalu yang klien alami. Di tahap ini juga konselor memotivasi klien untuk bisa memahami realitas dan kondisi klien. Harapannya dengan konselor tidak memberikan solusi, maka klien dapat dengan bebas menentukan langkah selanjutnya yang akan di ambil.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu