Anda di halaman 1dari 18

NUTRISI PADA PANDERITA ANEMIA

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mata kuliah Keperawatan Dewasa

KELOMPOK 1

Ananta Febrina Yozha ( 221211984)


Aurum Hade Salsabila (221211988)
Chelsa Yuliana Putri (221211991)
Cinta Angela (221211993)
Dina Lorenza (221211996)
Giva Aulia (221212002)
Putri Oktaviani (221212023)

Dosen Pengampu
Ns. Lenni Sastra, S.kep. M.S

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa, karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penyuluhan ini yang berjudul “NUTRISI PADA PENDERITA ANEMIA ”. Proposal
penyuluhan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memenuhi mata kuliah
keperawatan dewasa
Dalam penyusunan proposal penyuluhan ini, penulis mengalami kesulitan dan
penulis menyadari dalam penulisan proposal penyuluhan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan proposal penyuluhan ini.
Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Lenni Sastra, S.Kep. M.S selaku dosen pengampu
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses
penyelesaian proposal penyuluhan ini. Penulis sangat berharap semoga proposal
penyuluhan ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima
kasih.

Padang, 19 Januari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4
A. Latar Belakang……………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..5
BAB II SOSLUSI PERMASALAHAN………………………………………….6
BAB III METODE PELAKSANAAN…………………………………………..7
1. Metode……………………………………………………………………..7
2. Peroganisasian……………………………………………………………..7
3. Uraian tugas………………………………………………………………..7
4. Rencana kegiatan…………………………………………………………..8
LAMPIRAN MATERI…………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..18

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah
massa eritrosit (Red Cell Mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia ditunjukkan oleh
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (Bakta, 2009).
Dewasa ini, Anemia utamanya anemia defisiensi zat besi merupakan salah satu
masalah gizi utama di Indonesia yang cukup menonjol pada usia remaja dan
dewasa awal. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada
tahun 2001 menunjukkan 26,5% remaja putri; 40% WUS dan 47% anak usia 0-
5 tahun menderita anemia (Bambang Tri. S, 2007)
Anemia defisiensi zat besi disebabkan berbagai faktor dapat
mempengaruhi antara lain pola makan, pola haid, pengetahuan tentang anemia
defisiensi besi, pengetahuan tentang zat-zat yang memicu dan menghambat
absorpsi besi (vitamin C dan teh), konsumsi obat-obatan tertentu seperti
antibiotik, aspirin, sulfonamide, obat malaria, kebiasaan merokok, kehilangan
darah keluar tubuh (pendarahan), luka bakar, diare, dan gangguan fungsi
ginjal (Bakta, 2006).
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia
terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup
tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di
Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
perempuan (Kemenkes RI, 2013).
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di
Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun

4
sebesar26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes R1, 2014).
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa
prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu
nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-
45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi
terutama pada remaja putri (Kemenkes RI, 2013).

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian anemia?
2. Apa tanda gejala pada penyakit anemia?
3. Apa penyebab anemia?
4. Apa penatalaksanaan pada pasien anemia?
5. Apa nutrisi yang dapat diberikan pada pasien anemia?

C. Tujuan
1. tujuan umum
Untuk mengetahui nutrisi yang akan diberikan pada pasien anemia
2. Tujuan khusus
- Untuk Mengetahui pengertian anemia
- Untuk Mengetahui tanda gejala anemia
- Untuk Mengetahui penyebab anemia
- Untuk Mengetahui penatalaksanaan anemia
- Untuk Mengetahui nutrisi pada penderita anemia

5
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

Solusi untuk anemia bisa mencakup perubahan gaya hidup dan pengobatan. Beberapa
langkah yang dapat diambil meliputi:
 Peningkatan Asupan Zat Besi: Konsumsi makanan yang kaya zat besi seperti
daging, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
 Vitamin C: Makanan yang kaya vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi.
Konsumsi buah-buahan seperti jeruk, stroberi, atau tomat.
 Suplemen Zat Besi: Bila diperlukan, dokter mungkin merekomendasikan
suplemen zat besi. Namun, penggunaan suplemen sebaiknya diawasi oleh tenaga
medis.
 Pemeriksaan Medis: Konsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab
anemia dan merencanakan pengobatan yang sesuai.
 Pengelolaan Gaya Hidup: Terapkan pola makan seimbang, hindari konsumsi kopi
atau teh bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi, dan kelola stres.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

1. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab, diskusi

2. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Aurum Hade Salsabila
b. Moderator : Giva Aulia
c. Penyaji : Ananta Febrina Yozha
d. Fasilitator : - Dina Lorenza
- Chelsa Yuliana Putri
- Putri Oktaviani
e. Observer : Cinta Angela

3. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal :
Tempat : STIKes MercubaktiJaya Padang

4. Uraian Tugas
a. Penangung Jawab
- Bertanggung jawab atas perjalanan nya SAP

b. Moderator
- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
- Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan
audien
- Menyampaikan kontrak waktu

7
- Merangkum semua audien sesuai kontrak
- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
- Menganalisis penyajian

c. Penyaji
- Bertangung jawab memberikan penyuluhan
- Memahami topik penyuluhan
- Meexplore pengetahuan audien tentang anemia
- Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda gejala, klasifikasi anemia
- Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan tinggi zat besi
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

d. Fasilitator
- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara.
-Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator
jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
-Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
e. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

5. Rancangan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan : Memnjawab salam,
- Memberi salam mendengar,
- Memperkenalkan diri memperhatikan dan

8
- Menjelaskan tujuan mengemukanan
penyuluhaan pendapat
- Menyebut materi/pokok
bahasan yang ingin
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
- Pengertian anemia mendengarkan
- Penyebab anemia
- Klasifikasi anemia
- Tanda dan akibat anemia
pada remaja
- Pengobatan anemia
- Manfaat mengkonsumsi
makanan tinggi zat besi
- macam macam makanan
tinggi zat besi
3. 5 menit Evaluasi : Menyimak, berbicara
- Memberikan kesempatan dan mendengarkan
kepada responden untuk
bertanya.
- Memberikan pujian atas
keberhasilan ibu
menjelaskan pertanyaan
dan memperbaiki
kesalahan.
- Merespon dan bertanya
- Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan

9
- Menyimak dan
memperhatikan materi
yang disampaikan
- Merespon dan
menjelaskan
4. 5 menit Penutup : Menjawab salam
- Menyimpulkan materi
yang telah di sampaikan.
- Mengucapkan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah
diberikan kepada
responden.
- Mengucapkan salam.

6. Setting Tempat

:Penanggung Jawab
:Moderator
:Penyuluhan
:Peserta penyuluhan/audiens
:Fasilator
:observer

10
7. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan hadir 90% dari jumlah sasaran penyuluhan
b. Media dan alat tersedia dan berfungsi dengan baik
c. Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan
b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti peyuluhan
c. Peserta tidak keluar masuk, tenang dan tertib pada saat penyuluhan
d. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai dan tidak
meninggalkan ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai
3. Evaluasi Hasil Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
a. 85% peserta penyuluhan mampu menjelaskan pengertian Anemia
b. 85% peserta penyuluhan mampu menjelaskan Penyebab Anemia

11
Lampiran Materi
ANEMIA

A. Pengertian Anemia
Anemia adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki cukup sel darah
merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia
adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya.
Kondisi ini mencerminkan kurangnya jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi.
Akibatnya, jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia
bukanlah penyakit yang spesifik namun merupakan tanda kelainan mendasar.
Ada banyak bentuk anemia, masing-masing dengan penyebabnya sendiri.
Anemia bisa bersifat sementara atau jangka panjang, dan bisa berkisar dari ringan
hingga berat. Tingkat normal hemoglobin umumnya berbeda pada pria dan wanita.
Bagi pria, kadar hemoglobin normal biasanya didefinisikan sebagai tingkat lebih dari
13,5 gram/100 ml, dan pada wanita sebagai hemoglobin lebih dari 12,0 gram/ 100 ml.
Anemia pada pasien tertentu disebabkan oleh kerusakan atau oleh produksi
eritrosit yang tidak memadai berdasarkan faktor kemampuan sumsum untuk merespons
eritrosit yang menurun (yang dibuktikan dengan peningkatan jumlah retikulosit dalam
darah yang beredar); tingkat dimana eritrosit muda berkembang biak di sumsum tulang
(seperti yang diamati pada biopsi sumsum tulang); serta ada tidaknya hasil akhir dari
kerusakan eritrosit dalam sirkulasi (misalnya, peningkatan kadar bilirubin, penurunan
tingkat haptoglobin).

B. Tanda gejala
a) Anemia Ringan
Anemia ringan biasana tidak menimbulkan gejala apapun. Jika anemia ini
berlangsung secara terus menerus (kronis) tubuh dapat beradaptasi atau
mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai
anemia menjadi lebih berat.

12
b) Anemia Sedang
Anemia sedang dapat memunculkan gejala-gejala berikut, diantaranya:
 Wajah tampak pucat
 Cepat lelah
 Penurunan energy
 Sesak napas ringan
 Jantung berdebar-debar

c) Anemia Berat
Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukkan anemia berat meliputi:
 Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk,
berwarna merah marun atau tampak berdarah
 Denyut jantung cepat
 Tekanan darah rendah
 Pernapasan cepat
 Pucat atau kulit dingin
 Kulit kuning jika anemia karena kerusakan sel darah merah
 Pembesaran kelenjar getah bening
 Nyeri dada
 Pusing atau kepala terasa ringan (terutama ketika berdiri)
 Kelelahan atau kekurangan energy
 Sakit kepala tidak bisa berkonsentrasi
 Pingsan
 Sesak napas

C. Penyebab Anemia
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.

13
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dil). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah
pada kelenjar tiroid beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia bertujuan mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang.
a) Transplantasi sel darah merah.
b) Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
c) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
d) Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
e) Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada).
f) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
E. Nutrisi Untuk Penderita Anemia

14
a. Makanan kaya zat besi
1. Rekomendasi Jumlah Asupan Zat Besi Harian
Setiap orang memiliki kebutuhan zat besi yang berbeda-beda, tergantung usia
dan kondisi kesehatan tubuhnya. Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2019, berikut ini adalah nilai angka kebutuhan zat besi harian
berdasarkan usia:
Anak usia 1-3 tahun: 7 mg
Anak usia 4-6 tahun: 10 mg
Anak usia 7-9 tahun: 10 mg
Anak remaja: 15 mg
Pria dewasa: 24 mg
Wanita dewasa: 25 mg
Ibu hamil dan menyusui: 27 mg

2. berbagai Makanan Mengandung Zat Besi


Ada berbagai penyebab seseorang memiliki kadar zat besi rendah, misalnya
kehilangan banyak darah dan pola makan yang buruk. Untuk menjaga kadar zat besi
dalam tubuh tetap stabil, Anda dapat mengatur pola hidup sehat dengan mengonsumsi
makanan yang mengandung zat besi.
Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang kaya akan zat besi:
 Daging merah
Daging merah merupakan salah satu sumber zat besi yang baik. Di dalam 100 gram
daging merah tanpa lemak, terkandung sekitar 2 mg zat besi. Jumlah tersebut cukup
untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian. Meski demikian, hindari konsumsi daging
merah secara berlebihan, karena justru dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung dan stroke.
 Jeroan
Selain daging, jeroan daging seperti hati, otak, ginjal, dan jantung merupakan sumber
makanan mengandung zat besi yang baik untuk mencegah kekurangan zat besi.
Namun, bila Anda memiliki kadar kolesterol tinggi atau sedang mengandung,

15
sebaiknya batasi konsumsi jeroan. Ibu hamil yang terlalu sering mengonsumsi jeroan
dapat meningkatkan risiko bayi mengalami cacat lahir.
 Sayuran hijau
Sayuran hijau, seperti bayam, kale, dan brokoli, merupakan sumber makanan
mengandung zat besi tinggi. Namun, pastikan sayuran hijau yang Anda konsumsi
masih dalam kondisi segar dan telah dibersihkan.
 Makanan laut (seafood)
Seafood atau makanan laut, seperti tiram, memiliki kandungan zat besi yang melimpah.
Makanan mengandung zat besi ini juga kaya akan vitamin B12 yang baik untuk
menjaga kesehatan saraf dan sel darah.

b) Nutrisi asam folat


Asam folat terdapat pada Sayuran berdaun seperti bayam, lobak cina, kacang
kering dan kacang polong, sereal, biji bunga matahari serta buah-buahan dan sayuran
tertentu seperti kentang, tomat, jeruk, adalah sumber yang kaya akan folat Telur, hati,
dan produk-produk gandum juga termasuk bahan mengandung banyak asam folat.
Asam folat sangat sensitif terhadap cahaya, oksigen dan suhu tinggi. Karna dia
juga cepat larut dalam air, jika bahan makanan yang mengandung asam folat dicuci,
maka sering terjadi asam folatnya akan hilang terbawa dengan air. Maka itu juga sering
orang kekurangan Vitamin B9. Karna itu disarankan untuk mengkonsumsi sayur-
sayuran yang mengandung asam folat untuk dikonsumsi dalam bentuk mentah seperti
di salad. Cukup mudah untuk menemukan makanan yang mengandung asam folat
alami.
Sebagian besar makanan tersebut sudah biasa kita konsumsi sehari-hari:
 Sayur-sayuran
Sayuran yang mengandung asam folat antara lain bayam, kangkung, brokoli, daun
bawang dan kentang.
 Buah-buahan
Buah yang mengandung asam folat yaitu pisang, jeruk, tomat, buah bit, dll.

16
 Kacang-kacangan Hampir semua jenis kacang-kacangan mengandung asam folat.
Kedelai, kacang panjang, kacang polong, kacang tanah, dan kacang lainnya
memiliki kandungan asam folat yang cukup banyak.

c) Nutrisi Vitamin B12


Selain itu nutrisi asam folat juga banyak ditemukan pada makanan lain seperti
sereal dan roti. Makanan yang telah disebutkan memiliki kandungan asam folat yang
sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Merupakan salah satu dari delapan vitamin B penting yang dibutuhkan tubuh
agar bisa berfungsi dengan baik. Vitamin ini membantu tubuh membuat sel darah
merah dan berperan penting dalam fungsi sistem saraf yang sehat. B12 juga membantu
tubuh melepaskan energi dari makanan dan menggunakan folat, vitamin B9.
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta:EGC
Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik. Jakarta:
Salemba Medika
Nursalam. (2011). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek. Jakarta:
Salemba Medika.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai