Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 2, Juli 2020: 71-79

ii
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 2, Juli 2020: 80-87

Hubungan Tingkat Kesepian dengan Kualitas Hidup pada Lansia


di Posyandu Lansia Dusun Karet Yogyakarta

Rini Wahyu Ningsih1, Sri Setyowati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta
Jl.Ringroad Selatan Blado, Potorono, Kec.Bangntapan, Bantul, DIY 55194
Email: riniwahyunie23@gmail.com (0877834374935)

ABSTRAK
Latar Belakang : Kesepian merupakan keadaan psikologis seseorang dimana individu merespon dengan
cara yang berbeda. Seseorang yang mengalami kesepian cendrung terlihat murung, merasa bosan, tidak puas
dengan apa yang telah diterima dan tidak menerima dengan kondisi yang sekarang. Kesepian memberikan
dampak buruk pada lansia seperti alzaemer dan berbagai gangguan psikologis seperti depresi, stress dan
lain-lain.
Tujuan : Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kesepian
dengan kualitas hidup pada lansia di posyandu lansia melati dusun karet pleret bantul yogyakarta.
Metode : Jenis penelitian non-eksperimen korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian adalah 50 responden dan diperoleh sample sebanyak 50 responden. Pemilihan sample menggunakan
total sampling. Data diperoleh dengan mengunaka kuesioner.
Hasil : Hasil uji korelasi menggunakan uji kendall tau-b yaitu adanya hubungan yang signifikan antara
tingkat kesepian dengan kualitas hidup pada lansia dengan nilai signifikan (p) value 0,000 < 0,05 serta
koefisien corelation sebesar 0,433.
Kesimpilan : Terdapat hubungan antara tingkat kesepian dengan kualitas hidup pada lansia di posyandu
lansia melati dusun karet pleret bantul yogyakarta.

Kata Kunci : Kesepian, Kualitas hidup, Lansia

PENDAHULUAN dan Amerika Serikat. Menurut data World Health


Peningkatan jumlah lansia disebabkan Statistic 2013, penduduk China berjumlah 1,35
oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi milyar, India 1,24 milyar, Amerika Serikat 313
(IPTEK), terutama bidang kedokteran, termasuk juta dan Indonesia berada di urutan keempat
penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang dengan 242 juta penduduk (WHO, 2013). Menurut
mampu menyerap berbagai penyakit infeksi, proyeksi Badan Pusat Statistik (2013) Pada tahun
berhasil menurunkan angka kematian bayi dan 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di
anak, memperlambat kematian, memperbaiki gizi Indonesia (9,03%), pada 2018 proporsi penduduk
dan sanitasi sehingga kualitas dan umur harapan usia 60 tahun ke atas sebesar 24.754.500 jiwa
hidup meningkat. Akibatnya, jumlah penduduk (9,34%) dari total populasi, Diprediksi jumlah
lanjut usia semakin bertambah banyak, bahkan penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun
cenderung lebih cepat dan pesat. 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan
Populasi lansia meningkat sangat cepat. tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI 2017).
Tahun 2020, jumlah lansia diprediksi sudah Provinsi dengan presentase penduduk lansia
menyamai jumlah balita. Sebelas persen dari 6,9 terbanyak di Indonesia menurut (Data Susenas
milyar penduduk dunia adalah lansia (WHO, Maret 2018) adalah DI Yogyakarta (12,37%), Jawa
2013). Populasi penduduk Indonesia merupakan Tengah (12,34%), Jawa Timur (11,66%), Sulawesi
populasi terbanyak keempat sesudah China, India Utara (10,26%), dan Bali (9,68%). Jumlah lansia

80
Hubungan Tingkat Kesepian dengan Kualitas Hidup pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Karet Yogyakarta

di Kabupaten Bantul Sebesar 125.958 Jiwa. ( BPS bagi sebagian orang kesepian juga bisa menjadi
Kabupaten Bantul, 2018). sebuah kesedihan yang mendalam. Kesepian
Lansia merupakan salah satu kelompok terjadi saat klien mengalami keterpisahan dari
atau populasi berisiko (population at risk) yang orang lain dan mengalami gangguan sosial. Pada
semakin meningkat jumlahnya. (Allender, Rector, umumnya masalah yang paling banyak terjadi pada
dan Warner, 2014). mengatakan bahwa populasi lansia adalah kesepian. (Amalia AD, 2015 dalam
berisiko (population at risk) adalah kumpulan Bini’Matillah, Ulfi dkk, 2018).
orang-orang yang masalah kesehatannya memiliki Kesepian menimbulkan perasaan tidak
kemungkinan akan berkembang lebih buruk karena berdaya, kurang percayadiri, ketergantungan,
adanya faktor-faktor risiko yang mempengaruhi. dan perasaan diterlantarkan. Seseorang yang
A gi ng proce ss a t au prose s pe nuaa n menyatakan dirinya kesepian cenderung menilai
merupakan suatu proses alami atau proses biologis dirinya sebagai individu yang tidak berharga, tidak
yang akan dialami oleh setiap orang dan merupakan diperhatikan dan tidak dicintai. Rasa kesepian
suatu proses yang tidak dapat dihindari. Dimasa akan semakin dirasakan oleh lanjut usia yang
lanjut usia tubuh akan kehilangan kemampuan sebelumnya adalah seseorang yang aktif dalam
jaringan yang berfungsi untuk memperbaiki diri berbagai kegiatan yang menghadirkan atau
atau mengganti dan mempertahankan fungsi berhubungan dengan orang banyak. Kesepian
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak merupakan hasil interaksi dengan individu lain
dapat bartahan terhadap infeksi dan memperbaiki yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
kerusakan yang terjadi. ( Sunaryo, dkk, 2015 sebelumnya. Sedangkan tingkat kesepian adalah
).Penuaan merupakan proses alamiah seseorang suatu rentang tinggi atau rendahnya perasaan
yang telah melalui tiga tahap kehidupan yang subyektif individu yang berupa perasaan-perasaan
antara lain adalah masa anak, masa dewasa dan negatif seperti terasing, tidak adanya kedekatan
masa tua. Ketiga tahap ini memiliki perbedaan dengan orang lain. Kesepian pada lansia dapat
baik secara psikologis maupun biologis. Ketika terjadi karena kematian pasangan, kemunduran
memulai masa tua berarti juga mulai mengalami fisik atau keterbatasan kemampuan sosial serta
kemunduran secara fisik maupun psikis. minimnya dukungan dari keluarga atau orang
Kondisi lanjut usia yang mengalami berbagai terdekat. Kesepian lansia akan berdampak pada
penurunan atau kemunduran baik fungsi biologis kondisi emosional, kemampuan mekanisme
maupun psikis dapat mempengaruhi mobilitas koping atau penerimaan dan pada akhirnya akan
dan juga kontak sosial, salah satunya adalah rasa berdampak pada kualitas hidup lansia. (Lina S,
kesepian (loneliness). Masalah psikologis yang 2016).
paling banyak terjadi pada lansia adalah kesepian, Berdasarkan riset yang dilakukan Global Age
kesepian merupakan perasaan terasing ( terisolasi Watch yang melakukan penelitian tentang kualitas
atau kesepian ) adalah perasaan tersisihkan, hidup lansia di 96 negara, didapatkan Indonesia
terpencil dari orang lain, karena merasa berbeda berada di peringkat bawah Indeks Global Age
dengan orang lain. (Lina S, 2016). Watch yakni berada di posisi 71. Kualitas hidup
Kesepian merupakan hal yang bersifat lansia pada saat ini menjadi salah satu topik yang
pribadi dan akan ditanggapi berbeda oleh setiap dibicarakan. Kualitas hidup lansia penting untuk
orang, bagi sebagian orang kesepian merupakan dibahas karena pada masa lanjut usia, seseorang
suatu hal yang bisa diterima secara normal namun akan mengalami perubahan dalam segi fisik,

81
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 2, Juli 2020: 80-87

kognitif, interaksi sosial, fungsi keluarga, maupun Berdasarkan Data Hasil studi pendahuluan
psikososialnya (Papalia, et al, 2001; Ariyanti, 2009 yang dilakukan dengan wawancara dan observasi
dalam Afiyah, 2018). Pada umumnya lanjut usia yang dilakukan di posyandu lansia melati pada
mengalami keterbatasan, sehingga kualitas hidup tanggal 1 oktober 2019 hingga 15 oktober 2019
pada lanjut usia mengalami penurunan (Yuliati yang dilakukan pada petugas posyandu Melati di
dkk, 2014). Posyandu Melati Lansia Dusun Karet Kecamatan
World Health Organization Quality of Life Pleret Kabupaten Bantul Yogyakarta. Diketahui
(WHOQOL) mendefinisikan kualitas hidup adalah jumlah lansia yang terdaftar di Posyandu Lansia
suatu persepsi individu yang berkaitan dengan sebanyak 150 Lansia dimana lansia yang aktif
tujuan, harapan, standar, dan perhatian dalam mengikuti Posyandu hanya 50 orang. Ada yang
kehidupannya dimasyarakat dalam konteks budaya sudah ditinggal oleh pasangannya dan anaknya,
dan system nilai yang ada. Hal ini memberikan ketika ingin berkomunikasi atau bercerita tidak
pengertian bahwa kualitas hidup dipengaruhi oleh ada yang menemani lansia yang tinggal di Dusun
hubungan lansia dengan lingkungan sekitar, kondisi Karet ketika kesepian yang dirasakan hanya sedih
fisik lansia, kondisi psikososial lansia dan tingkat dan lansia hanya duduk termenung di depan rumah
kemandirian lansia. Kualitas hidup seseorang melihat orang yang berlalulalang di depan rumah.
merupakan fenomena yang multidimensional. Berdasarkan wawancara dan observasi
WHO mengembangkan sebuah instrument untuk kepada lansia. 2 lansia tinggal sendiri di rumah
mengukur kualitas hidup seseorang dari 4 aspek hanya berdua dengan pasangan, 2 lansia lainnya
yaitu fisik, psikologik, sosial dan lingkungan. tinggal dengan anaknya tanpa adanya pasangan,
Betapa pentingnya berbagai dimensi tersebut dan 2 lansia lainnya tinggal bersama keluarganya.
tanpa melakukan evaluasi sulit untuk menentukan 2 lansia yang hanya tinggal berdua dengan
dimensimana yang penting dari kualitas hidup pasangannya mengatakan mereka merindukan
seseorang. Beberapa penelitian tentang kualitas cucunya, kebersamaan dengan keluarga di rumah.
hidup lansia telah di lakukan diantara lain oleh Lansia merasa putus asa, gelisah, merasa tidak
Hayulita, Sri , dkk (2018) dengan judul faktor semangat ketika merasa kesepian. 2 lansia yang
dominan yang berhubungan dengan kualitas tinggal bersama anaknya mengatakan hanya
hidup lansia. Hasil penelitian menunjukkan sendiri di rumah tidak ada teman mengobrol dan
bahwa terdapat hubungan bermakna antara faktor anak terlalu sibuk dengan pekerjaannya, lansia
kesehatan fisik, faktor psikologi/spiritual, faktor merasa tidak cocok dengan orang disekelilingnya,
hubungan sosial dan ekonomi, dan faktor keluarga tidak mudah bergaul, lansia gelisah, dan murung.
dengan kualitas hidup lansia. Faktor kesehatan 2 lansia yang tinggal bersama keluarga mampu
fisik merupakan faktor dominan yang berhubungan berkomunikasi dengan baik, mampu memecahkan
dengan kualitas hidup lansia. Penelitian ini masalah jika masalah yang terjadi pada lansia.
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu Lansia sangat antusias bercerita tentang kelucuan
upaya untuk memberikan pelayanan yang holistik cucunya dan kebersamaan keluarga.
pada lansia, sehingga masalah yang muncul pada Berdasarkan data yang terpapar di atas dan
lansia baik fisik, psikologi/spiritual, hubungan sosial beberapa factor psikologis yang mempengaruhi
& ekonomi serta keluarga dapat diindentifikasi kualitas hidup pada lansia maka peneliti merasa
dengan cepat dan tidak menyebabkan penurunan tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan
pada kualitas hidup lansia. Kesepian Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia”

82
Hubungan Tingkat Kesepian dengan Kualitas Hidup pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Karet Yogyakarta

METODE DAN BAHAN. 66-70 tahun 21 (42,0%) di ikuti oleh 71-75 tahun
Desain ini menggunakan desain penelitian 7 (14,0%). Karakteristik berdasarkan agama yaitu
cross sectional dan jenis penelitian non-eksperimen. dari 50 lansia yang beraga islam 50 (100,0%)
Populasi dari peneitian ini yaitu lansia yang aktif mayoritas beragama islam.
mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia
melati dusun karet pleret bantul yogyakarta 2. Gambaran tingkat kesepian.
sebanyak 50 lansia. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Tabel 4.2 Tingkat Kesepian Di Posyandu Lansia
Melati Dusun Karet Pleret Yogyakarta.
Total Sampling. Uji statistik yang digunakan
Tingkat Kesepian F %
dalam penelitian ini menggunakan kendall tau. Tingkat Rendah 39 78
instrument yang digunakan yaitu kuesioner Tingkat Sedang 10 20
Tingkat Tinggi 1 2
kesepian dan kualitas kesehatan. Total 50 100,0
Sumber: Data primer 2019.
HASIL
1. Karakteristik responden Berdasarkan tabel 4.2 tingkat kesepian
pada lansia di posyandu lansia melati dusun karet
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik pleret bantul Yogyakarta menunjukan bahwa yang
Responden Di Posyandu Lansia Melati Dusun masuk dalam kategori kesepian tingkat rendah 39
Karet Pleret Bantul Yogyakarta.
responden (78%), sedangkan yang masuk dalam
Karakteristik Frekuensi Presentase
kategori kesepian tingkat sedang 10 responden
Jenis kelamin
Perempuan 40 80,0% (20%) dan yang masuk dalam kategori kesepian
Laki-laki 10 20,0%
tingkat tinggi 1 responden (2%).
Pendidikan
TS 36 72,0%
SD 12 24,0%
SMP 0 0,0%
3. Gambaran kualitas hidup
SMA 0 0,0%
Akademi 2 4,0% Tabel 4.3 Kualitas Hidup Lansia di Posyandu
Usia Lansia Melati Dusun Karet Pleret Bantul
60-65 tahun 22 44,0%
66-70 tahun 21 42,0%
Yogyakarta.
71-74 tahun 7 14,0% Kualitas Hidup F %
Agama Baik 39 78
Islam 50 100,0% Cukup 10 20
Total 50 100,0% Buruk 1 2
Sumber: data primer 2019. Total 50 100,0
Sumber: data primer 2019.

Be rda sa rka n t a be l 4.1 ka ra kt e ri st i k


responden menurut jenis kelamin menunjukan Berdasarkan tabel 4.3 kualitas hidup pada
bahwa dari 50 lansia mayoritas adalah perempuan lansia di posyandu lansia melati dusun karet pleret
40 (80,0%) sedangkan Laki-laki sebanyak 10 bantul yogyakarta menunjukan bahwa yang masuk
(20,0%). Riwayat Pendidikan dari kelompok TS dalam kategori kualitas hidup baik 39 responden
sebanyak 36 (72,0%) di ikuti oleh pendidikan (78%), yang termasuk dalam kategori kualitas
SD 12 (24%) SMP 0 (0,0%) SMA 0 (0,0%) dan hidup cukup 10 responden (20%) dan yang
Akademi 2 (4,0%). Karakteristik berdasarkan termasuk dalam kategori buruk 1 responden (2%).
umur yaitu 60-65 tahun 22 (44,0%) di ikuti oleh

83
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 2, Juli 2020: 80-87

4. Hubungan Tingkat Kesepian dengan kuesioner UCLA ini yaitu tidak ada kata-kata
Kualitas Hidup kesepian.
Kesepian merupakan keadaan psikologis
Tabel 4.4 Analisis hubungan tingkat kesepian seseorang terhadap keadaan yang sedang dihadapi
dengan kualitas hidup pada lansia di posyandu
dan ditanggapi secara berbeda oleh setiap individu,
lansia melati dusun karet pleret bantul
yogyakarta. dimana seseorang yang merasa kesepian selalu
Koefisien Nilai merasa tidak diperhatikan oleh orang – orang
Variabel Keterangan
Korelasi Signifikan disekitarnya serta cendrung menyendiri dan tidak
Tingkat 0.433** 0,000 Signifikan
Kesepian pernah puas dengan apa yang telah diberikan oleh
Kualitas sekitarnya. meskipun telah diberikan perhatian
Hidup
Sumber: data primer 2019.
penuh oleh anak-anaknya akan tetapi selalu
merasa kurang mendapat perhatian dan selalu
Berdasarkan tabel 4.5 di dapatkan hasil merasa kesepian terlebih lagi jika pasangan nya
yaitu koefisien korelasi sebesar 0.433** dan pada telah tiada/meninggal dunia saat itu lah lansia
signifikan 0.000 hal ini menunjukan bahwa nilai merasa tidak ada lagi yang dapat mengerti
p value <0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, tentang nya serta tidak ada tempat untuk membagi
yang artinya terdapat hubungan yang signifikan permasalahannya meskipun masih memiliki anak.
antara tingkat kesepian dengan kualitas hidup pada Dimana pernyataan ini sejalan dengan beberapa
lansia di posyandu lansia melati dusun karet pleret teori yang ada. Bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri
bantul yogyakarta. orang yang kesepian sebagai berikut: terlihat
murung, sering melamun, merasa tidak ada orang
PEMBAHASAN. yang mengerti dia, dll.
Kesepian merupakan hal yang bersifat
1. Tingkat Kesepian Pada Lansia di Posyandu
pribadi dan akan ditanggapi berbeda oleh setiap
Lansia Melati Dusun Karet Pleret Bantul
orang, bagi sebagian orang kesepian merupakan
Yogyakarta.
suatu hal yang bisa diterima secara normal namun
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2
bagi sebagian orang kesepian juga bisa menjadi
dapat diketahui bahwa tingkat kesepian dari 50
sebuah kesedihan yang mendalam. Kesepian
responden lansia dengan hasil kesepian tingkat
terjadi saat klien mengalami keterpisahan dari
rendah sebanyak 39 responden (78%), kategori
orang lain dan mengalami gangguan sosial. Pada
kesepian tingkat sedang senamyak 10 responden
umumnya masalah yang paling banyak terjadi pada
(20%) dan kategori kesepian tingkat buruk
lansia adalah kesepian. (Amalia AD, 2018 dalam
sebanyak 1 responden (2%). Dengan demikian
Bini’Matillah, Ulfi dkk, 2018).
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
Beberapa penelitian tentang kesepian pada
memiliki tingkat kesepian yang rendah. Hal ini
lansia telah dilakukan antara lain oleh Nuraini,
disebabkan karena adannya lansia yang masih
Farida Halis Dyah Kusuma, Wahidyanti Rahayu
memiliki keluarga yang perhatian terhadap lansia
H (2018) dengan judul hubungan interaksi sosial
dan lansia dapat mencurahkan keluh kesahnya.
dengan kesepian pada lansia di kelurahan tlogomas
Pada interpretasi dari kuesioner UCLA yaitu
kota malang. Hasil penelitian menunjukkan. Hasil
semakin rendah skor menunjukkan semakin
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
rendah tingkat kesepiannya. Kelebihan pada
interaksi sosial dengan kesepian pada lansia di rt

84
Hubungan Tingkat Kesepian dengan Kualitas Hidup pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Karet Yogyakarta

03 rw 06 kelurahan tlogomas kota malang dengan satu parameter tingginya kualitas hidup lanjut usia
nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan person’s sehingga mereka dapat menikmati kehidupan masa
corelation sebesar -0,594. tuanya dengan bahagia.
World Health Organization Quality of
2. Kualitas Hidup pada lansia di posyandu Life (WHOQOL) mendefinisikan kualitas hidup
lansia melati dusun karet pleret bantul adalah suatu persepsi individu yang berkaitan
yogyakarta. dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian
Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat diketahui dalam kehidupannya dimasyarakat dalam
bahwa kualitas hidup dari 50 responden di konteks budaya dan system nilai yang ada.
posyandu lansia melati dusun karet pleret bantul Hal ini memberikan pengertian bahwa kualitas
yogyakarta dengan hasil kualitas hidup baik hidup dipengaruhi oleh hubungan lansia dengan
sebanyak 39 responden (78%), kualitas hidup cuku lingkungan sekitar, kondisi fisik lansia, kondisi
sebanyak 10 responden (20%) dan kualitas hidup psikososial lansia dan tingkat kemandirian lansia.
buruk sebanyak 1 responden (2%). Berdasarkan Kualitas hidup seseorang merupakan fenomena
tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa mayoritas yang multidimensional. WHO mengembangkan
lansia berada dalam kategori kualitas baik. sebuah instrument untuk mengukur kualitas hidup
Diketahui bahwa lansia memiliki kualitas hidup seseorang dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik,
cukup baik didasarkan oleh lansia menerima sosial dan lingkungan. Penelitian ini sejalan
hidup dengan apa adanya, lansia merasa puas dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiik,
terhadap kondisi tempat tinggalnya dan terhadap MS, dkk (2018) tentang “peningkatan kualitas
dirinya sendiri serta menerima penampilan tubuh hidup pada lansia di kota depok dengan latihan
apa adanya. Lansia memiliki transportasi yang keseimbangan”. Hasil penelitian menunjukkan
digunakan untuk beraktivitas, adanya dukungan b a h wa l a ti h a n k e s ei mb a n g a n b e r p en g a r u h
keluarga untuk tetap menjalani hidup dengan signifikan, meningkatkan kualitas hidup lansia
semangat, memiliki cukup uang untuk memenuhi (p<0,001). Hal ini disebabkan karena latihan
kebutuhan sehari-hari dan memiliki tenaga yang keseimbangan dapat meningkatkan kesehatan
cukup untuk beraktivitas sehari-hari. fisik,kesehatan psikologis, hubungan sosial
Lansia yang memiliki kualitas hidup baik dan lingkungan. Latihan keseimbangan lansia
dikarenakan adanya rasa sejahtera yang dialami d a p at d i g u na ka n se b a ga i sa l a h sa t u up a ya
baik dari segi ekonomi maupun spiritual. Kualitas untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia
hidup merupakan sejauh mana lansia dapat dikomunitas.
merasakan dan menikmati terjadinya segala
peristiwa penting dalam kehidupannya sehingga 3. Hubungan antar tingkat kesepian dengan
menjadi sejahtera (Nofitri, 2009). Jika lansia kualitas hidup pada lansia di posyandu
dapat mencapai kualitas hidup yang tinggi, lansia melati dusun karet pleret bantul
maka kehidupan lansia mengarah pada keadaan yogyakarta.
sejahtera, sebaliknya jika lansia mencapai kualitas Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan
hidup yang rendah, maka kehidupan lansia dengan menggunakan uji korelasi kendall tau b
mengarah pada keadaan tidak sejahtera. Hal dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat kesepian
ini sesuai dengan penjelasan Larasati (2012), berhubungan signifikan terhadap kualitas hidup
menyebutkan bahwa kesejahteraan menjadi salah pada lansia di posyandu lansia melati dusun karet

85
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 2, Juli 2020: 80-87

pleret bantul yogyakarta, hal ini ditunjukan dengan bahwa kesepian pada orang-orang yang sudah
nilai correlational coefficient sebesar 0.433** tua akan berdampak pada kesehatan fisik yang
dan angka signifikan 0.000 hal ini menunjukan kompleks (Wray Herbert, 2007).
bahwa nilai p value 0.000<0.05 maka Ha diterima Lansia yang berkualitas hidup baik merupakan
(hipotesa diterima) dan Ho ditolak (hipotesa kondisi fungsional lansia pada kondisi optimal,
ditolak), yang berarti bahwa terdapat hubungan sehingga mereka bisa menikmati masatuanya
yang signifikan antara tingkat kesepian dengan den gan p enuh makna, membah agiakan dan
kualitas hidup pada lansia di posyandu lansia berguna. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
melati dusun karet bantul yogyakarta. seorang lansia untuk tetap bisa berguna dimasa
Pada penelitian yang di lakukan oleh Lina S tuanya, yakni; kemampuan menyesuaikan diri dan
pada tahun 2016 dengan judul Hubungan Tingkat menerima segala perubahan dan kemunduran yang
Kesepian dengan Kualitas Hidup Lansia di Panti dialami, adanya penghargaan dan perlakuan yang
Sosial Di Bandung denagn hasil terdapat hubungan wajar dari lingkungan lansia tersebut, lingkungan
antara tingkat kesepian dengan kualitas hidup yang menghargai hak-hak lansia serta memahami
lansia di Panti Werdha Budhi Pertiwi Bandung kebutuhan dan kondisi psikologis lansia dan
dengan nilai p-value 0,049, ( Lina S, 2016 ). tersedianya media atau sarana bagi lansia untuk
Agama dan spiritual adalah sumber koping bagi mengaktualisasikan potensi dan kemampuan
lansia ketika ia mengalami sedih, kesepian dan yang dimiliki. Kesempatan yang diberikan akan
kehilangan. Hasil studi menunjukkan bahwa pada memiliki fungsi memelihara dan mengembangkan
lansia yang mencapai usia 70 tahun, maka lansia fungsifungsi yang dimiliki oleh lansia.
tersebut berada pada level dimana penyesalan
dan tobat berperan dalam penebusan dosa-dosa. KESIMPULAN DAN SARAN.
Tobat dan pengampunan dapat mengurangi Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
kecemasan yang muncul dari rasa bersalah atau yang dilakukan pada 50 responden lansia di
ketidaktaatan dan menumbuhkan kepercayaan posyandu lansia melati dusun karet pleret bantul
serta kenyamanan pada tahap awal iman. Hal ini yogyakarta, mengenai hubungan tingkat kesepian
memberikan pandangan baru bagi lansia terhadap dengan kualitas hidup pada lansia di posyandu
kehidupan yang berhubungan dengan orang lain lansia melati dusun karet pleret bantul yogyakarta
dan penerimaan yang positif terhadap kematian dapat di tarik kesimpulan yaitu terdapat hubungan
(Hefner, 2008). antara tingkat kesepian dengan kualitas hidup
Meskipun sebagian besar lansia mengalami dengan nilai correlational coefficient sebesar
tingkat kesepian ya ng rendah namun hal 0.433** dan angka signifikan 0.000 hal ini
tersebut tetap harus menjadi perhatian karena menunjukan terdapat hubungan yang signifikan
menurut Louise Hawkley dan Jhon Cacioppo yaitu dilihat dari nilai signifikan <0.05.
ahli psikologi dari universitas Chicago Amerika Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk
Serikat, penderita kesepian mungkin tenang melakukan penelitian terkait dengan masalah
dan tidak bisa ditandai sejak dini namun hal psikologi pada lansia karena masih sangat sedikit
tersebut akan tumbuh seiring dengan berjalannya yang meneliti tentang masalah psikologi pada
waktu dan kesepian pada lansia menjadi sangat lansia.
menarik, 2 psikolog tersebut mengungkapkan

86
Hubungan Tingkat Kesepian dengan Kualitas Hidup pada Lansia di Posyandu Lansia Dusun Karet Yogyakarta

RUJUKAN (lansia) di Kota Depok dengan Latihan


Allender, J.A., Rector C., dan Warner K.D. Keseimbangan. Fakultas Keperawatan
(2014). Community and public health Universitas Indonesia. Jurnal Keperawatan
nursing promoting the public’s health (8th Indonesia, Volume 21 No, 2, Juli 2018, hal
Ed). Philadelphia: Lippincott Williams dan 109-116
Wilkins. Nofitri.(2009). Gambaran Kualitas Hidup Lansia
Amalia, A. D. (2015). Kesepian dan isolasi sosial Pada Lima Wilayah Jakarta.Jurnal Psikologi
yang dialami lanjut usia: tinjauan dari Nuraini., Kusuma Dyah F.H dan Rahayu H.W
perspektif sosiologis Loneliness And Social (2018). Hubungan interaksi sosial dengan
Isolation Experienced By TheElderly: A kesepian lansia di Tlogomas Kota Malang.
Sociological Perspective Review Ayu Diah Nursing news, Volume 3, No 1, 2018. Peplau and
Amalia. Jurnal Informasi.18(2): 203–210. Russel. UCLA Loneliness Scale. http://
Bini’Matillah U., Aini L.S dan A’la Z.M (2018). www.psychology.iastate.edu/~ccutrona/
Hubungan spiritualitas dengan kesepian uclalone.html
pada lansia di UPT pelayanan sosial Tresna Safarina L (2016). Hubungan tingkat kesepian
we rdha (P STW) (c orre l at i on be t we e n dengan kualitas hidup lansia di panti sosial
spirituality and lonliness in elderly in the di bandung. Volume 3 No, 1, Februari 2016.
UPT pelayanan sosial Tresna Werdha Sunaryo, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan
(PSTW). Fakultas Keperawatan Universitas Gerontik. CV Andi Offset. Yogyakarta
Jember. E-Jurnal pustaka Kesehatan, Vol. 6 Sunaryo, Wijayanti R, Kuhu MM, Sumed T,
(no.3), September, 2018. Widayanti ED, Sukrilla UA, et al., editors.
Hayulita S., Bahasa A dan Sari A.N (2018). Faktor Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta:
dominan yang berhubungan dengan kualitas ANDI; 2015.
hidup lansia. Afiyah. Vol. V NO 2 Bulan Juli Yuliati A., Baroya, N., dan Ririyanti, M. (2014).
tahun 2018. Perbedaan kualitas hidup lansia yang
Kemenkes RI. (2017). Pusat data dan informasi tinggal di komunitas dengan di pelayanan
kementerian kesehatan RI situasi dan sosial lanjut usia (The different of quality
analisis lanjut usia. Jakarta: Kemenkes RI of life among the elderly who living at
Kiik M.S., Sahar J dan Permatasari H (2018). community and social services). Jurnal
Peningkatan kualitas hidup lanjut usia pustaka kesehatan.

87
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 2, Juli 2020: 116-122

88

Anda mungkin juga menyukai