Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

MATA KULIAH AGAMA KATOLIK II


“Etika Katolik Dalam Prinsip Ekonomi”

Disusun Oleh:
Mariska Emiliana Ratu Paramata Wagi
042111233239

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2024
“Etika Katolik Dalam Prinsip Ekonomi”
Dalam ekonomi konvensional, etika bukanlah sesuatu yang penting bahkan diabaikan.
Pengabaian terhadap etika tersebut menghasilkan sistem ekonomi yang tidak
berperikemanusiaan, karena hanya mensejahterakan pemilik modal sehingga melupakan sisi
kemanusiaan dan tanggung jawab sosial. Dalam Dokumen Gerejawi, Paus Fransiskus telah
memberikan ajakan kepada semua pengikut Kristus untuk menerapkan ekonomi yang
memberi kehidupan dan bukannya membunuh, melibatkan dan bukan menyingkirkan,
memanusiawikan dan bukan merendahkan, peduli pada lingkungan dan bukan merusaknya.
Sebagai pengikut Kristus dan partisipan dalam perekonomian, umat Katolik dipanggil untuk
mengupayakan keadilan ekonomi yang besar dalam menghadapi kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan yang semakin terlihat. Karena jelas dalam Ajaran Agama Katolik etika dalam
ekonomi sangat penting.
Menurut Paus Yohanes Paulus II dalam Centesimus Annus, tradisi Katolik
menyerukan masyarakat kerja, usaha dan partisipasi yang tidak ditujukan untuk melawan
pasar, namun menuntut agar pasar dikontrol secara tepat oleh kekuatan masyarakat dan oleh
pemerintah negara untuk menjamin bahwa kebutuhan dasar seluruh masyarakat terpenuhi.
Seluruh kehidupan ekonomi harus mengakui fakta bahwa kita semua adalah anak-anak Tuhan
dan anggota satu keluarga umat manusia, yang dipanggil untuk memberikan prioritas yang
jelas bagi “yang paling kecil di antara kita.” Maka sebagai Pengikut Kristus yang duduk
dalam kursi pemerintahan, kita bisa turut berpartisipasi dengan memberikan aturan dan
kebijakan yang mengatur tentang etika dalam dunia bisnis. Aturan dan kebijakan yang
melindungi mereka yang “kecil”, bukan mereka yang punya kuasa. Selain itu perhatian
terhadap lingkungan pun harus diperhatikan. Orang boleh saja embangun sebuah bisniis atau
perusahaan, tetapi harus seimbang dengan memperhatikan masyarakat dan lingkungan
sekitar. Hal tersebut bisa dilakukan dengan dibuatnya standar Corporate Social Responsibility
(CSR), yang mewajibkan seluruh pemilik bisnis untuk bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitar. Bisa berupa bantuan pendidikan (beasiswa), memberikan
fasilitas kesehatan (rumah sakit), dan membangun sumber daya manusia dengan memberikan
pendampingan pada para pelaku UMKM yang ada di daerah tempat perusahaan beraktivitas.
Referensi:
● https://www.dokpenkwi.org/wp-content/uploads/2020/12/Seri-Dokumen-Gerejawi-E
KONOMI-FRANSISKU.pdf
● https://www-usccb-org.translate.goog/resources/catholic-framework-economic-life-0?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Anda mungkin juga menyukai