Anda di halaman 1dari 7

161

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Penerapan Quality Assurance dari segi teknik dan ketepatan waktu oleh

PT. Citra Dinamika Interindo pada pekerjaan desain interior di Hotel

Sahid belum sepenuhnya diterapkan, terbukti dari banyaknya kendala

yang berakibat pada kemunduran jadwal kerja.

2. Penerapan Quality Assurance yang baik pada segi teknik berpengaruh

besar terhadap keberhasilan penyelesaian proyek tepat pada waktunya.

3. Pekerjaan Plafond dan Kolom merupakan pekerjaan desain interior yang

paling banyak mengalami kemunduran waktu dari jadwal yang telah

ditetapkan.

4. Pada pekerjaan Plafond, pasang gypsum merupakan tahap kerja yang

paling banyak terjadi masalah antara lain: Pembongkaran gypsum,

masalah material, dan proses compound.

5. Untuk pekerjaan Kolom dari 9 sub kerja yang ada hanya 3 subkerja yang

menjadi masalah yang jika diurutkan dari masalah terbesar terdiri dari:

kerja pintu box lampu, pasang Acrylic, dan kerja tutup kolom.
162

6. Kendala terbesar dari pemasangan pintu box lampu pada pekerjaan kolom

berkenaan dengan masalah pengadaan material pintu box lampu itu

sendiri.

7. Secara umum faktor penyebab terjadinya masalah dalam pengerjaan

desain interior ruang Puri Ratna ini terletak pada faktor SDM dan material.

8. Akar masalah pada pekerjaan plafond terdiri dari:

a. Untuk pasang gypsum:

• Kendala pembongkaran gypsum → Kehadiran MK

• Kendala penundaan tutup gypsum → Minimalisasi gudang,

perbedaan shop drawing dengan kondisi lapangan, pemenuhan job

desk.

• Kendala plafond bergelombang → Perbedaan dimensi ruangan, skill

operator, dan kurangnya pengawasan supervisor.

b. Untuk pasang rangka:

• Kendala Elevasi tidak sempurna → Skill operator, kurangnya

pengawasan dari supervisor.

c. Untuk finishing:

• Kendala hasil pemasangan komponen → Pekerja baru dan kegiatan

sampingan dari supervisor untuk mengawasi ruangan lain.

9. Akar masalah pada pekerjaan kolom terdir dari:

a. Untuk pasang pintu box kolom:


163

• Kendala kekurangan material di lapangan → Sistem produksi buruk,

dimensi gambar tidak bisa 100% sama dengan lapangan.

• Kendala ukuran yang tidak sesuai → Faktor fisik dan lingkungan

yang kurang kondusif.

b. Untuk pasang acrylic:

• Kendala perubahan desain → Permintaan owner, Pemilihan

konsultan tidak sportif.

c. Untuk kerja tutup kolom:

• Kendala dimensi antar kolom tidak sama → Kehadiran supervisor,

penghematan waktu.

10. Langkah perbaikan diberikan dalam bentuk model sistem penjaminan

mutu yang berisi prosedur pengendalian terhadap kendala yang terjadi.


164

5.2 SARAN

1. Perbaikan dapat dimulai dari disiplin diri dari para pekerja terhadap

pentingnya penerapan Quality Assurance dengan bekerja sesuai prosedur

yang ada. Kurangi sedikit fleksibilitas (bukan tidak boleh fleksibel, tetapi

ada batasnya). Semua ini tidak bisa diubah dalam 1 bulan, komunikasikan

secara rutin, jelaskan manfaatnya bagi karyawan jika mengikuti sistem

yang ada.

2. Hal diatas dapat dilaksanakan jika setiap personel proyek dibekali terlebih

dahulu tentang dasar ilmu dari Quality Assurance terutama tentang tujuan,

manfaat dan tata cara pelaksanaannya. Untuk itu penulis menyarankan

agara pihak CDI secara rutin melakukan pendidikan atau training harian

pada karyawannya terutama pimpinan proyek tentang ilmu QA. Jika

pimpinan telah menguasai ilmu ini diharapkan para bawahannya dapat

mengikuti teladan dan jejak pimpinannya.

3. Pelaksanaan sistem penjaminan mutu ini akan lebih efektif jika diikuti

dengan tindakan berikut:

a. Semua personel, terutama personil QC, harus mengetahui dan

memahami kegiatan pelaksanaan pembangunan sebelum mulai bekerja.

b. Pihak QA selalu mobile mengontrol lapangan agar dapat beradaptasi

dengan keadaan lapangan beserta masalah-masalah yang timbul

sehingga lebih cepat teridentifikasi.


165

c. Mengontrol secara "bersama-sama" tanpa kecuali terhadap semua

bahan bangunan yang di bawah masuk ke lokasi proyek sebelum

penerimaannya Work Request (Pembahasan Persiapan Kerja).

d. Mengontrol secara rutin (Audit) agar semua prosedur pelaksanaan

pembangunan dilakukan sesuai persyaratan spesifikasi dengan

menerapkan SOP Work Request (Pembahasan Metode Kerja)

e. Membuat "instruksi tertulis" secara bersinambungan kepada pihak

kontraktor, sebelum, selama dan setelah masa pelaksanaan terhadap

penyimpangan yang belum/ akan dan telah terjadi sekecil apapun

masalahnya (Site Instruction).

f. Membukukan semua "catatan hasil-hasil pengujian" di lapangan dan

hasil-hasil kontrol langsung di lapangan. Tujuan utamanya bila terjadi

penyimpangan dapat segera dicarikan jalan keluar. Pembukuan dapat

pula berbentuk foto dan video rekaman tentang kegiatan proyek yang

sedang berjalan. Simpan dan beri tanggal terhadap foto-foto tersebut

dan bila perlu lampirkan pula judul atau keterangan singkat.

g. Semua hal tersebut akan semakin sempurna jika ada contoh dan

teladan dari pemimpin proyek.

Dengan tahapan-tahapan pekerjaan dipersiapkan dengan baik,dipandu

dengan prosedur pelaksanaan, kontrol berkesinambungan, dan evaluasi

yang tak pernah putus, membuat pelaksana kegiatan perencanaan dan

pengawasan berharap dapat mampu mencapai titik tertinggi kualitas.


166

4. Pihak kontraktor harus sudah mengetahui beberapa penyebab

keterlambatan umum yang sering terjadi dalam pelaksanan suatu proyek

termasuk pendekatan logis terhadap keterlambatan yang terjadi di luar

kendali. Dengan demikian keterlambatan yang tidak logis dapat segera

dicari solusinya.

5. Dalam mengatur pelaksanaan proyek akan lebih baik bagi seorang project

manager untuk selalu memantau kualitas kerja dan mendata semua

temuan masalah dan mencari jalan keluar secepat mungkin. Kebanyakan

masalah justru datang dari hal kecil yang lebih baik diselesaikan sekarang

daripada ditunda kemudian hari.

6. Project manager juga sebaiknya menyusun site diary yang berisi

informasi-informasi tentang:

a. Pekerjaan apa saja yang telah rampung.

b. Instruksi verbal apa saja yang diberikan tiap harinya.

c. Variasi (yang membutuhkan usulan atau perubahan terhadap rencana

pembangunan sebelum rampung dikerjakan).

d. Waktu kedatangan owner dan MK.

e. Alasan pengunduran atau penundaan pengerjaan proyek.

f. Material yang datang dan kondisi saat diterima.

g. Setting out work.

h. Inspeksi.
167

i. Pengujung dalam tempat proyek

j. Check terhadap spesifikasi bangunan.

7. Bagi owner agar dibiasakan untuk selalu berkomunikasi dengan manager

proyek tentang berbagai masalah yang muncul di proyek, gunakan diary

untuk mencatat seluruh pertanyaan dan komentar anda kepada manager

proyek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai