Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adinda Amirah Dahri

NIM : 230907501031
Kelas : B / Bisnis Digital 23

Analisis Film : Bumi Manusia

Karya : Pramoedya Ananta Toer

Bumi Manusia merupakan film yang berisi tentang kisah cinta antara
Minke dan Annelies Mallema. Tapi film ini bukan hanya kisah cinta saja, namun
juga berisi perlawanan pribumi dalam melawan tindakan kolonialisme.
Minke merupakan anak dari seorang Bupati Bojonegoro yang memiliki nama asli
Raden Mas Tirto Adhi Soerjo. Namun dia menyembunyikan title Raden Mas dan
hanya menggunakan nama Minke yang berarti “Monyet”. Nama itu diberikan
oleh orang Belanda kepada orang pribumi.
Sementara Annelies Mallema adalah gadis cantik yang lahir pada ibu pribumi dan
ayah belanda. Walaupun begitu, Annelies sangat membenci bangsa Belanda yang
memiliki perilaku biadab tanpa kemanusiaan. Annelies sendiri dikenal sebagai
sosok gadis yang baik hati yang memperlakukan pekerja mereka yang merupakan
pribumi dengan sangat baik dan menanggap mereka semua adalah manusia yang
setara dengannya. Bahkan Annelies mengajarkan anak-anak pribumi membaca
dan belajar.
Namu, kisah cinta mereka tidak semulus itu. Perlakuan bangsa Belanda yang
tidak memiliki rasa kemanusiaan dan manusia pribumi yang dikenal bodoh
membuat Belanda mendominasi politik,ekonomi,sosial, dan budaya mereka.
Bisa dilihat dari film itu, Minke yang merupakan seorang pribumi menggunakan
pakaian dengan gaya Eropa dan bangunan kota tersebut bernuansakan gaya Eropa
modern. Jika diperhatikan lagi, semua pekerja dari zaman tersebut merupakan
seorang pribumi. Padahal itu adalah tanah air mereka dan tempat mereka
dibesarkan. Namun, mengapa mereka diperlalukan seperti seorang budak bodoh
oleh bangsa yang merupakan pendatang seolah-olah tanah itu adalah milik
mereka? Inikah perlindungan yang mereka berikan itu?
Minke yang merupakan seorang pribumi terpelajar tidak tinggal saja dengan
perlakuan bangsa eropa yang seperti itu. Bisa dilihat saat Ayah Minke yang
merupakan seorang Bupati memberikan pidato singkat dengan memakai bahasa
jawa yang berisi bahwa dia bangga dan bersyukur bangsa Belanda datang ketanah
mereka dan menaikkan derajat mereka. Namun, saat Minke disuruh untuk
menerjemahkan pidato tersebut dalam bahasa belanda, Minke justru berkata
semangat Majapahit yang membuat api dalam masyarakat Hindia dan peradaban
itulah yang merupakan peradaban masyarakat Hindia sendiri. Tanah Hindia yang
memiliki sangat banyak sumber daya alam yang memikat bangsa lain sehingga
pada dasarnya mereka adalah bangsa terhormat dan memiliki derajat yang tinggi.
Perlawanan Minke tidak hanya sampai disitu saja, Minke sangat sering membuat
tulisan propaganda untuk menyadarkan masyarakat pribumi dengan
ketidakadilan yang diberikan bangsa Belanda.
Hukum Belanda yang sangat tidak adil kepada masyarakat Pribumi juga membuat
Minke dan ibu Annelies terpisah dari Annelies. Akibat kecerobohan ayah
Annelies yang tidak menikahi ibu Annelies secara hukum Belanda membuat anak
dari istri pertama ayah Annelies mengambil semua aset keluarga mereka beserta
hak asuh Annelies. Mereka memisahkan seorang anak dari ibunya dan tidak
menerima Minke sebagai suami Annelies karena mereka hanya menikah secara
agama dan adat tapi tidak sah secara hukum Belanda. Peristiwa tersebut membuat
Minke membuat tulisan di koran Harian Surabaya berjudul “Bumi,Manusia,dan
Perkaranya” yang berisi Kesetaraan semua bangsa, menghormati orang lain, tidak
mengejek dan menertawakan orang lain. Dia juga membuat artikel tentang
“Hukum Eropa dan Hukum Islam” yang berisi Hukum menjadi semena-mena dan
memperlihatkan siapa yang kuat dan siapa yang lemah, siapa yang dimakan dan
siapa yang memakan. Tidak seperti dalam hukum Islam, dimana terdapat
keseimbangan bagi semua manusia bahwa semua manusia adalah sama rata.
Tulisan itu membuat masyarakat Hindia akhirnya sadar bahwa selama ini mereka
diperlakukan rendah dan tidak adil oleh bangsa eropa.

Anda mungkin juga menyukai