Anda di halaman 1dari 2

Dari topik I sampai topik III dapat disimpulkan bahwa materi filsafat Pendidikan Indonesia

relevan. Topik I tentang perkembangan Pendidikan nasional, Topik II tentang landasan


Pendidikan Indonesia dan pada topik III belajar tentang jati diri manusia Indonesia. Karena
keberagaman Indonesia yang unik, dunia pendidikan pun perlu adaptasi dengan karakteristik
peserta didik. Penyesuaian ini diharapkan dapat memungkinkan Pendidikan dikelola dengan
tepat bergantung pada lokasi peserta didik.
Topik I membahas tentang perkembangan pendidikan nasional di Indonesia berjalan. Sebelum
kemerdekaan, pendidikan di Indonesia masih bersifat membelenggu, hanya untuk kepentingan
golongan, perusahaan dan masyarakat tertentu saja. Tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan
perguruan tinggi Taman Peserta didik, salah satu materi yang disampaikan di Taman Peserta
didik adalah pendidikan kebangsaan dan budi pekerti. Taman peserta didik merupakan salah satu
pelopor yang membuka pikiran rakyat Indonesia untuk bangkit dari ketidaktauan dalam
pendidikan, dan sampai saat ini Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional,
berkat beliau pendidikan di Indonesia saat ini dapat berkembangdengan baik.
Topik II membahas tentang dasar-dasar pendidikan Indonesia. Sejalan dengan pernyataan KHD
yang menekankan bahwa pendidikan harus beradaptasi dengan budaya nasional untuk
menciptakan keselamatan dan kelancaran pembelajaran, maka peran guru harus berkompeten
untuk mempraktikkan landasan tersebut. Peran 'instruktur', bagaimana guru dapat bertindak
sebagai 'pamong' untuk memantau dan membimbing pembelajaran peserta didik, dan bagaimana
anak-anak diberi kebebasan untuk memilih. Kedua proses ini merupakan bagian dari proses sosio
kultural yang memperkuat “sifat masa kanak -kanak”. Kesimpulan dari topik ini adalah guru
yang memimpin pendidikan harus mampu menciptakan suasana pendidikan yang sesuai dengan
sifat dan usia anak, sehingga pendidikan yang diberikan nantinya mencerminkan emosi dan niat
peserta didik.
Materi topik III membahas tentang indentitas manusia Indonesia. Identitas manusia Indonesia
yang menghayati nilai-nilai kemanuasiaan Indonesia terdapat 3 ciri khusus yaitu, Nilai Kebineka
tunggal Ikaan, Nilai Pancasila, dan Nilai Religiusitas. Nilai kebinekaan (keragaman) nilai ini
lebih menekankan untuk mengajarkan manusia Indonesia untuk menghargai perbedaan (budaya,
bahasa, ras, suku, dll). Selanjutnya Nilai Pancasila yang menekankan pembuatannya memiliki
inti sari yang mengandung nilai-nilai semangat orang Indonesia, selain itu dengan menerapkan
nilai Pancasila akan menciptakan rasa kesatuan hidup berbangsa bagi segala perbedaan yang ada.
Kesimpulan pada topik ini pendidikan tidak hanya untuk memahami keberagaman,namun juga
sebagai proses melestarikan keberagaman, dan menyatukann keberagaman, sehingga dapat
melawan bentuk pemecahan kesatuan. Melalui pendidikan juga akan menciptakan praktishidup
Bersama, saling peduli, menghargai, bukan saling mengalahkan semangat dalam kompetisi.
Kemudian pesan kunci yang akan disampaikan, sebagai bentuk pemahaman mengenai materi
Indentitas Manusia Indonesia, Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Perjalanan
Pendidikan Indonesia yang dikaitkan dengan topik 3 ini adalah Identitas manusia Indonesia
adalah unik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia saja. Identitas manusia indonesia sebagai
manusia bhineka tunggal ika, Manusia Pancasila dan Manusia yang religius adalah saling terkait.
Identitas manusia Indonesia menjadi sebuah landasan mengimplementasikan
pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai