Petunjuk : Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan dalam proses belajar. Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada Mata Kuliah Sosio-Kultural dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat bagaimana latar belakang sosial budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah Khusus. Keterkaitan Topik III dengan Topik I dan Topik II Topik I - sosok Ki Hajar Dewantara dan pemikirannya Pada topik I dibahas mengenai perjalanan pendidikan Indonesia sejak dari masa penjajahan kolonial Belanda, Jepang, hingga menjelang kemerdekaan. Pada perjalanannya tentu tidak lepas dari perjuangan para pahlawan, diantaranya yang menjadi puast perhatian pada topik I adalah sosok Ki Hajar Dewantara. Beliau mencurahkan pemikiran-pemikirannya tentang pendidikan yang dimana menjadi pedoman dan arah bangas Indonesia untuk memandang pendidikan. Beliau mnejelaskan bahwa sejatinya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia diperlukan manusia - manusia yang mandiri, yang bermartabat, paham dngan budayanya sendiri. Hal ini hanya bisa ditempuh dengan jalur pendidikan. Pada topik I kita memahami bahwa bagaimana pandangan kita seharusnya terhadap pendidikan, yaitu sebagai tempat bersemainya benih - benih kebudayaan. Pada topik I juga kemudian dijelaskan mengenai peran seorang guru dalam memberlakukan peserta didik selayaknya sebbuah tanaman padi yang dirawat sebagaimana seharusnya sesuai dengan kodrat yang diberikan oleh Tuhan. Topik II - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya Topik II ini membahas lebih mendalam dan lebih mendetail terkait pemikiran - pemikiran Ki Hajar Dewantara di topik I sebelumnya. Hal - hal mendalam yang dimaksud adalah berkaitan dengan budi pekerti, penjelasan mengenai sistem among, serta hubungan pendidikan Indonesia dengan kodrat alam maupun kodrat zaman. Budi pekerti meupakaan perpanduan antara cipta (kognitif) dan karsa (afeksi) sehingga menciptakan sebuah karya (psikomotor). hal tersebut erat kaitannya dengan Trilogi KHD (ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani). Sistem among dalam pendiikan memiliki arti bahwa seorang guru mempunyai tugas untuk menuntut kodrat anak untuk mencapai keselamatan den kebahagiaan. Adapun pendidikan Indonesia memiliki arti sebagai suatu sistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada intelektualitas peserta didik saja, namun juga nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia yang akhirnya akDan yaan mencetak generasi-generasi berprofil pelajar Pancasila. Pendidikan Indonesia tersebut juga harus sejalan dengan perkembangan zaman ketika peserta didik tumbuh. Keterkaitan Topik III dengan topik - topik sebelumnya Pada topik III ini dipelajari mengenai identitas manusia Indonesia. Sebagaimana telah dijelaskan pada topik I bahwa pendidikan diharapkan bisa menjadi tempat bersemainya nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu sudah sepatutnya dalam proses pembelajaran yang ada di kelas bisa menjadikan peserta didik mengenal bagaimana identitas manusia Indonesia sebenarnya. Karena ketika mereka tidak paham bagaimana identitas manusia Indonesia, mereka akan menjadi mudah tergerus oleh budaya asing dan tidak menjadi manusia yang mandiri. Topik III ini juga memiliki keterkaitan dengan topik II sebelumnya yang dimana dengan mengetahui identitas manusia Indonesia, seorang pendidik bisa memetakan pembelajaran di kelas untuk bias sejalan sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya Indonesia.