Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sri Ramadhani

Kelas : PPG 001


Filosofi Pendidikan

Koneksi Antar Materi – Manusia Indonesia dari Perspektif yang Beragam

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan


pemahaman dari Topik III dengan Topik 1 dan Topik 11. Sejauh mana topik tentang
identitas manusia indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan
dalam proses belajar. Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada
Mata Kuliah Sosio-Kultural dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat
bagaimana latar belakang sosial budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan
di Daerah khusus.

Pada Topik 1 telah belajar tentang pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang


pemikiran beliau bahwa adanya kurikulum paradigma baru adalah suatu bentuk ingin
merealisasikan pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang belum di implementasikan
pada kurva sebelumnya. Pada Topik 1 kita juga belajar mengenai Pendidikan Indonesia dari
masa kolonial hingga sekarang sehingga kami dapat mengetahui bahwa pendidikan di
Indonesia tidak berdiri dengan sendirinya, didalamnya terdapat perjuangan-perjuangan luar
biasa dari beberapa pihak terutama Ki Hadjar Dewantara sehingga kami sebagai masyarakat
Indonesia menjadi lebih hormati adanya Pendidikan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara juga
menjelaskan pentingnya sistem Tri Pusat Pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan
yaitu pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh
dalam kehidupan masyarakat indonesia yang beragam.

Pada Topik 2 mempelajari lebih dalam tentang Ki Hajdar Dewantara tentang Budi
Pekerti, Sistem, Pendidikan Indonesia dan kodrat alam serta kodrat zaman. Ki Hadjar
Dewantara menetapkan beberapa konsep dasar pendidikan nasional. Pemikirannya menjadi
acuan bagi para seniman pendidikan (Guru, pembuat kebijakan, orang tua, advokat
pendidikan) untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan “kebebasan belajar”.
Dasar-dasar pedagogik inilah yang harus dijadikan pedoman pendidikan untuk
memanusiakan manusia sesuai kodratnya. KHD mengibaratkan peran guru atau pendidik
dengan peran petani atau tukang kebun. Petani hanya bisa mengontrol pertumbuhan jagung,
petani sayuran dapat memperbaiki kondisi tanah, merawat tanaman, menyiram dan memupuk
setiap hari, serta memberantas ulat dan jamu yang mempengaruhi umur tanaman. Petani tidak
dapat mengubah jagung menjadi beras. Begitu juga guru/pendidik, seorang pendidik hanya
dapat mengarahkan dan mengawasi tumbuh kembang anak sesuai dengan kodratnya.

Pada Topik 3 mempelajari tentang identitas manusia Indonesia yang mencakup nilai
kebinekatunggalika dan Pendidikan Indonesia. Manusia Indonesia berarti identitas
masyarakat sejalan dengan nilai-nilai kemanusian Indonesia yang unik. Istilah kemanusiaan
Indonesia dipilih karena tidak mudah untuk menggambarkan apa dan siapa Indonesia yang
sebenarnya, dan ke depan bertujuan memberikan pemahaman yang luas dan mendalam
tentang pengalaman bangsa Indonesia yang muncul secara rasional, interaktif dan historis.

Hubungan pada Topik 1, 2 dan 3 yaitu pada Topik 1 membahas tentang perjalanan
pendidikan Indonesia melalui pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Oleh sebab itu, pemikiran
tersebut di perdalam pada Topik 2. Dalam hal ini kemerdekaan pendidikan Indonesia
merupakan implementasi dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan menerangkan bahwa
pentingnya pendidikan di Indonesia serta mengetahui karakteristik manusia di Indonesia yang
di jelaskan pada topik 3.

Anda mungkin juga menyukai