Pada Topik 2 mempelajari lebih dalam tentang Ki Hajdar Dewantara tentang Budi
Pekerti, Sistem, Pendidikan Indonesia dan kodrat alam serta kodrat zaman. Ki Hadjar
Dewantara menetapkan beberapa konsep dasar pendidikan nasional. Pemikirannya menjadi
acuan bagi para seniman pendidikan (Guru, pembuat kebijakan, orang tua, advokat
pendidikan) untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan “kebebasan belajar”.
Dasar-dasar pedagogik inilah yang harus dijadikan pedoman pendidikan untuk
memanusiakan manusia sesuai kodratnya. KHD mengibaratkan peran guru atau pendidik
dengan peran petani atau tukang kebun. Petani hanya bisa mengontrol pertumbuhan jagung,
petani sayuran dapat memperbaiki kondisi tanah, merawat tanaman, menyiram dan memupuk
setiap hari, serta memberantas ulat dan jamu yang mempengaruhi umur tanaman. Petani tidak
dapat mengubah jagung menjadi beras. Begitu juga guru/pendidik, seorang pendidik hanya
dapat mengarahkan dan mengawasi tumbuh kembang anak sesuai dengan kodratnya.
Pada Topik 3 mempelajari tentang identitas manusia Indonesia yang mencakup nilai
kebinekatunggalika dan Pendidikan Indonesia. Manusia Indonesia berarti identitas
masyarakat sejalan dengan nilai-nilai kemanusian Indonesia yang unik. Istilah kemanusiaan
Indonesia dipilih karena tidak mudah untuk menggambarkan apa dan siapa Indonesia yang
sebenarnya, dan ke depan bertujuan memberikan pemahaman yang luas dan mendalam
tentang pengalaman bangsa Indonesia yang muncul secara rasional, interaktif dan historis.
Hubungan pada Topik 1, 2 dan 3 yaitu pada Topik 1 membahas tentang perjalanan
pendidikan Indonesia melalui pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Oleh sebab itu, pemikiran
tersebut di perdalam pada Topik 2. Dalam hal ini kemerdekaan pendidikan Indonesia
merupakan implementasi dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan menerangkan bahwa
pentingnya pendidikan di Indonesia serta mengetahui karakteristik manusia di Indonesia yang
di jelaskan pada topik 3.