Anda di halaman 1dari 97

Judul: Prespekti Tarbawi Hadist Arbain Nawawi

Penulis; Via Rahayu Ning Tyas


Aisyah Zakiatus Syiam
Naviatuz Zahro
Muhammad Taufik Hidayah
Ahmad Maulana Asyrof
Akbar
Chalista Rachmanita Widodo
Choirul Anam
Deni Saputro
Dhana Ramadhani
Dimas Ali Nafis
Fahrul Riza Zaelani
Hujjatul Milla Husna
Iftita Astria Sani
Jinan Fikri
M Hasbi Asshidiqi
Mochammad Erikhal Huda
Mochammad Zidan Maulana Hasbiy
Mohammad Robeyth Arrudafi
Mohammad Bahrul Ulum
Mohammad Rifai
Much. Mursid
Muchamad Ali Yafi
Mufidatul Khabibah
Muhammad Adib Al-Qushairy
Muhammad Haqqul Hammas Nashruddin
Muhammad Sonhaji
Nanda Mustofa Kafa Bihi
Nofal Chalawi

i
Wiji Indah Rahayu
Zuyyinahoirun Nisa'
Lay Out: M. Bahrul Ulum & Choirul Anam
Desain Cover: Via Rahayu Ning Tyas

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji yang yang tiada tara selalu kami panjatkan kepada
Allah SWT atas RidhoNya sehingga kami mampu menyelesaikan buku berjudul
“Perspektif Tarbawy Hadits Arba’in Nawawi” dengan lancar tanpa kendala.

Buku ini ditulis sebagai panduan mudah dan menyenangkan untuk


mengetahui tentang nilai tarbawy dalam hadits Arba’in Nawawi. Dan sangat
dianjurkan untuk orang yang ingin mengetahui apa saja nilai-nilai tarbawy yang
terkandung dalam hadits Arba’in. Dan keberhasilan buku ini tentu tidak akan
terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak dosen Moh. Mansur
Fauzi M.Pd.I. yang selalu mendukung dan memberikan do’a terbaik dalam setiap
perjalanan yang kami lakukan. Ucapan terima kasih juga kami sampai kepada teman-
teman yang bersedia membantu dalam pembuatan buku “Perspektif Tarbawy Hadits
Arba’in Nawawi” Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca. Dan beribu
ucapan terima kasih pada semua pihak yang turut mendukung kami dan tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu, khususnya pembaca yang berbahagia.

Seperti layaknya buku-buku pada umumnya, tentunya buku ini tidak luput
dari kekurangan dan kesalahan. Jika pembaca menemukan kesalahan apapun, penulis
mohon maaf setulusnya. Selalu ada kesempatan untuk memperbaiki setiap kesalahan,
karena itu, dukungan berupa kritik dan saran akan selalu penulis terima dengan
tangan terbuka.

Malang, 26 Januari 2024

iii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................v
HADITS KE-1............................................................1
HADITS KE-2............................................................6
HADITS KE-3..........................................................11
HADITS KE-4..........................................................14
HADITS KE-5..........................................................19
HADITS KE – 6 .......................................................22
HADITSKE-7...........................................................27
HADIST KE-8..........................................................34
HADIST KE- 9.........................................................38
HADITS KE-10........................................................42
HADITS KE-11........................................................46
HADIS KE-12 ..........................................................49
HADITS KE-13........................................................52
HADITS KE-14........................................................54
HADITS KE-15........................................................57
KATA PENGANTAR ............................................. iii
vi | P a g e
HADITS KE-16........................................................59
HADITS KE-17........................................................63
HADITS KE 18 ........................................................67
HADITS KE-19........................................................70
HADITS KE-20........................................................73
HADITS KE-21........................................................75
HADITS KE-22........................................................81
HADITS KE-23........................................................83

iv
HADITS KE-24........................................................86
HADITS KE-25........................................................92
HADITS KE-26........................................................96
HADITS KE-27........................................................99
HADITS KE-28......................................................104
HADIST KE 29 ......................................................107
HADIST KE-30......................................................111
HADIST KE- 31.....................................................114
HADIST KE-32......................................................116
HADIST KE-33......................................................118
HADITS KE-34......................................................120
HADITS KE 35 ......................................................123
HADITS KE 36 ......................................................126
HADITS KE-37......................................................129
HADITS KE-38......................................................132
HADITS KE- 39.....................................................135
HADITS KE-40......................................................137
HADIST KE-41......................................................141
HADIST KE-42......................................................144
DAFTAR PUSTAKA.............................................14

v
Oleh : Via Rahayu Ning Tyas
Meneliti Hadist : 1,2 dan 3

HADITS KE-1

‫َعْن َأِمْيِر اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َأِبْي َح ْفٍص ُع َم َر ْبِن اْلَخ َّطاِب َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه َقاَل َس ِمْع ُت َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا‬
‫ ِإَّنَم ا اَألْع َم اُل ِبالِّنَّي ِة َوِإَّنَم ا لُك ِّل اْم ِرٍئ َم ا َن َو ى َفَم ْن َك اَنْت ِهْج َر ُت ُه ِإَلى ِهَّللا‬: ‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُق ْو ُل‬
‫َو َرُس وِلِه َفِهْج َر ُتُه ِإَلى ِهَّللا َو َرُس وِلِه َو َم ْن َك اَنْت ِهْج َر ُتُه ِلُد ْنَيا ُيِص يُبَها َأِو اْم َر َأٍة َيْنِكُح َها َفِهْج َر ُتُه ِإَلى‬
‫َم ا َهاَج َر ِإَلْيِه‬

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya semua amal
tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan.
Maka, barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah
dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang
ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju. (HR. Bukhari dan Muslim).

NILAI TARBAWI
“Perencanaan pembelajaran”

Niat dalam Islam menempati posis sentral dalam kehidupan sehari-hari. Ia


merupakan penentu diterimanya amalan dari sisi bathiniah. Karena itulah, hadits ini
dikatakan seperdua ilmu ibadah. Sedang dari sisi lahiriah, kesesuaian dengan amalan
Rasulullah sawmerupakan standar baku. Tentang hal ini, Rasulullah saw bersabda,
“Siapa yang melakukan amalan tanpa disertai petunjukku maka amalannya tertolak
( tidak diterima )”

Niat adalah amalan hati yang tercetus dari keimanan seseorang. Makin jauh
keimana terhunjam dalam hati, maka sejauh itu pula keikhlasan terwujud. Hanya saja,

1
keimanan, sebagaimana lazimnya, sangat fluktuatip akibat faktor internal maupun
eksternal seseorang.

Amalan itu tergantung pada niatnya. Sesungguhnya setiap orang (akan


dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan” Ungkapan Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam ini menunjukkan bahwa seorang mukmin yang sadar ketika melakukkan
ibadah tertentu pasti tercetus dari niat. Atas dasar ini, niat tidak harus dilafazkan, tapi
cukup dengan menghadirkan dan menegaskan dalam hati bahwa ibadah yang
dilakukan betul-betul demi Allah swt.

Penggalan hadits ini menunjukkan pula bahwa besarnya pahala yang dapat
diperoleh, sangat tergantung pada keikhlasan yang mendasari suatu ibadah. Dalam
kerangka inilah pendapat yang mengatakan “tidaklah Abu bakar mengalahkan kalian
dengan banyaknya amalan yang Ia lakukan, tapi karena keikhlasannya ketika
beramal” dapat dipahami. Artinya, amalah bisa saja nampak remeh di mata manusia
tapi bernilai tinggi di sisi Allah swt. Sebaliknya pun demikian. Bisa jadi menurut
manusia amalan tertentu besar tapi minim pahala akibat niat yang tidak benar.

Selain itu, sebuah aktifitas yang tidak berkategori ibadah ritual tapi hanya
merupakan kebiasaan sehai-hari, seperti mandi, makan, tidur dll jika dilakukan untuk
(niat) menguatkan diri dalam beribadah maka Ia pun berhak mendapatkan pahala dari
sisi Allah swt. Karena memang missi seorang Muslim di dunia ini adalah untuk
beribadah.

Ilustrasi di atas dipertegas oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan


mengatakan, “Barang siapa hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah
dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan barang
sIapa hijrah karena kingunan dunia atau karena hendak menikahi wanita maka
hijrahnya kepada yang Ia tuju (niatkan)”.

2
HADITS KE 2

‫ َإْذ َطَل َع َع َلْينَا َرُج ٌل‬، ‫ َبْيَنَم ا َنْح ُن ِع ْنَد َرُس وِل ِهللا ﷺ َذ اَت َيْو ٍم‬: ‫َعْن ُع َم َر َرِض َي ُهللا َع ْنُه َأْيضًا َقاَل‬
‫ َو َال َيْع ِرُفُه ِم َّن ا َأَح ٌد َح َّتى َج َلَس‬،‫ َال ُيَر ى َع َليِه َأَثُر الَّس َفِر‬،‫ َش ِد ْيُد َس َو اِد الَّش ْع ِر‬،‫َش ِد ْيُد َبَياِض الِّثَياِب‬
‫ َي ا ُم َح َّم ُد َأْخ ِب ْر ِني َع ِن‬: ‫إَلى الَّنِبِّي ﷺ َفَأْس َنَد ُر ْك َبَتْيِه إَلى ُر ْك َبَتْيِه َو َو َض َع َك َّفْي ِه َع َلى َفِخ َذ ْي ِه َو َق اَل‬
‫ َو ُتِقْيَم‬،‫ «اِإل ْس َالُم َأْن َتْش َهَد َأْن َال إَل َه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُم َح َّم دًا َر ُس وُل ِهللا‬:‫اِإل ْس َالِم َفَقاَل َرُس وُل ِهللا ﷺ‬
. ‫ َص َد ْقَت‬: ‫ َو َتُح َّج الَبْيَت ِإِن اْس َتَطْعَت ِإَلْي ِه َس ِبْيًال» َق اَل‬، ‫ َو َتُصْو َم َر َم َض اَن‬،‫ َو ُتْؤ ِتَي الَّزَك اَة‬،‫الَّص َالَة‬
،‫ َو ُكُتِب ِه‬،‫ َو َم ِالِئَك ِت ِه‬،‫ «َأْن ُت ْؤ ِم َن ِباِهلل‬: ‫ َفَأْخ ِبِرِني َع ِن اِإل ْيَم اِن ! َقاَل‬: ‫ َقاَل‬،‫َفعِج ْبَنا َلُه َيْس َأُلُه َو ُيَص ِّد ُقُه‬
! ‫ َق اَل َف َأْخ ِبْر ِني َع ِن اِإل ْح َس اِن‬، ‫ َص َد ْقَت‬: ‫ َو ُتْؤ ِم َن ِبالَقَد ِر َخ ْيِرِه َو َش ِّرِه» َقاَل‬،‫ َو اْلَيوِم اآلِخ ِر‬،‫َو ُرُسِلِه‬
‫ «َم ا‬: ‫ َفَأْخ ِبْر ِني َع ِن الَّساَع ِة! َقاَل‬: ‫ َفِإْن َلْم َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنُه َيَر اَك » َقاَل‬،‫ «َأْن َتْعُبَد َهللا َك َأَّنَك َتَر اُه‬: ‫َقاَل‬
‫ َو َأْن‬،‫ «َأْن َتِل َد اَألَم ُة َرَّبَتَه ا‬: ‫ َفأْخ ِبْر ِني َعْن َأَم اَر اِتها! َقاَل‬: ‫اْلَم ْس ُؤ ْو ُل َع ْنَها ِبَأْع َلَم ِم َن الَّس اِئِل » َقاَل‬
‫ «َي ا‬: ‫ ُثَّم َق اَل‬،‫َتَر ى الُح َفاَة الُعَر اَة الَعاَلَة ِر َعاَء الَّشاِء َيَتَطاَو ُلْو َن ِفي الُبْنَياِن » ُثَّم اْنَطَلَق َفَلِبْثُت َم ِلًّيا‬
» ‫ «َفِإَّن ُه ِج ْبِرْي ُل َأَت اُك ْم ُيَعِّلُم ُك ْم ِدْيَنُك ْم‬: ‫ َق اَل‬، ‫ ُهللا َو َر ُس ْو ُلُه َأْع َلُم‬: ‫ُع َم ُر ! َأَت ْد ِري َمِن الَّس اِئُل ؟» ُقْلُت‬
‫َر َو اُه ُم ْسِلٌم‬
Dari ‘Umar Radhiyallahupada suatu hari kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-
tiba datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam
rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada seorang pun dari
kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk menghadap Nabi SAW, lalu
menyandarkan lututnya kepada lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya
di atas paha beliau. Dia bertanya, “Ya Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang
Islam.” Maka, Rasulullah SAW bersabda, “Islam adalah Anda bersyahadat lâ ilâha
illâllâh dan Muhammadur Rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika Anda mampu menempuh
jalannya.” Lelaki itu berkata, “Engkau benar.” Kami heran terhadapnya, dia yang
bertanya sekaligus membenarkannya. Lelaki itu bekata lagi, “Kabarkanlah kepadaku
tentang iman! ” Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda beriman kepada Allah, para
Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan Anda beriman

3
kepada takdir yang baik maupun yang buruk.”Lelaki itu menjawab, “Engkau benar.”
Dia bekata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang ihsan!” Beliau (Nabi SAW) menjawab,
“Anda menyembah Allah seolah-olah melihatnya. Jika Anda tidak bisa melihat-Nya,
maka sesungguhnya Dia melihat Anda.”Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku
tentang hari Kiamat!” Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada
yang bertanya.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-
tandanya.”Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Jika seorang budak wanita melahirkan
majikannya, dan jika Anda melihat orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian,
miskin, dan penggembala kambing saling bermegah-megahan meninggikan
bangunan.”Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam sejenak lalu beliau bersabda, “Hai
‘Umar! Tahukah kamu siapa yang bertanya itu?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-
Nya lebih tahu.”Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia Jibril yang datang kepada kalian
untuk mengajarkan agama kalian.” (HR Muslim No. 8)

NILAI TARBAWI
“Pondasi Pendidikan Islam”
Nilai pendidikan pada hadis kedua ialah menerangkan mengenai pondasi pendidikan
Islam. Riset menunjukkan bahwa pendidikan di negara Indonesia dihadapkan pada
masalah rendahnya akhlak terutama di kalangan remaja,misalnya adanya tawuran
antar pelajar, pergaulan bebas, narkoba, serta kurangnya sikap hormat kepada yang
lebih tua, terutama orang tua dan guru. Dalam bidang pendidikan, penanaman
karakter terhadap peserta didikperlu mendapat perhatian besar. Penguatan Pendidikan
karakter dalam konteks kekinian sangat relevan untuk menanggulangi krisis moral
yang sedang melanda di negara ini. Kondisi dekadensi moral ini menandakan bahwa
penanaman nilai agama dan nilai karakter yang didapat di bangku sekolah belum
sepenuhnya berhasil karena belum menampakkan hasil yang signifikan terhadap
perubahan perilaku peserta didik. Pendidikan karakter Islam pada prinsipnya
didasarkan pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Sebagai dasar pendidikan Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah rujukan untuk
mencari, membuat, dan mengembangkan paradigma, konsep, prinsip, teori, dan

4
teknik pendidikan Islam, termasuk juga dalam Upaya pendidikan. Maka pendidikan
Islam dapat disebut sebagai pondasi bagi pendidikan dan penanaman karakter.

HADIST KE-3

‫ َس ِمْع ُت َرُس ْو َل ِهللا‬: ‫َعْن َأِبي َع ْبِد الَّرْح َمِن َع ْبِد ِهللا ْبِن ُع َم َر ْبِن اْلَخ َّط اِب َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا َق اَل‬
‫ َش َهاَد ِة َأْن َال ِإَل َه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُم َح َّم دًا‬: ‫ ُبِنَي ْاِإل ْس َالُم َع َلى َخ ْمٍس‬: ‫َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َيُق ْو ُل‬

‫َرُسْو ُل ِهللا َو ِإَقاِم الَّص َالِة َو ِإْيَتاِء الَّزَك اِة َو َح ِّج اْلَبْيِت َو َصْو ِم َر َم َض اَن ” َر َو اُه الُبَخ اِرُّي َو ُم ْسِلٌم‬

Abi Abdur-Rahman Abdullah bin ‘Umar bin Khattab ra. berkata, saya pernah
mendengar Rasulullah bersabda, Islam dibangun di atas lima (pondasi), persaksian
bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan (persaksian) bahwa Muhammad utusanNya,
melaksanakan salat, membayar zakat, haji ke Baitulllah, dan berpuasa (di bulan)
Ramadan. (Riwayat al-Bukhori dan Muslim).
NILAI TARBAWI
“Pondasi Dalam Pendidikan” ,

Hubungan dari rukun Islam dengan pondasi pendidikan yakni , keduanya sama sama
menjadi pondasi , Pondasi pengembangan pendidikan dari pijakan akar historis
pendidikan mengandung beberapa substansi, yaitu :

 Membimbing untuk menilai ide-ide yang masih survive dari masa lampau dan
mendorong kita untuk menolak ide-ide yang sudah tidak sesuai,

 Membantu kita untuk menjadi ”intelligent thinking educational workers”,

 Membantu untuk memilih tujuan, isi pendidikan, dan proses pendidikan


modern,

 Memberikan bahan-bahan untuk pemikiran pendidikan secara kreatif,

 Menstimulasi kita untuk melengkapi karya para tokoh besar dan


melaksanakan ide–ide mereka sesuai dengan kondisi sekarang,

 Mengembangkan sikap yang berharga seperti kerendahan hati dan kesabaran,

 Memberikan pengetahuan yang berharga tentang perkembangan peradaban,

5
Sebagai pendekatan yang baik untuk studi tentang prinsip-prinsip pembaharuan
social, industri dan politik.

6
Oleh : Muhamad Adib al-qushairy, Via Rahayu Ning Tyas & Hujjatul Milla Husna
Meneliti Hadist : 4, 5 dan 6

HADIST KE - 4

: ‫ َح َّد َثَنا َرُسْو ُل اِهلل َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم َو ُه َو الَّصاِد ُق الْـَم ْص ُد ْو ُق‬: ‫َعْن َعْبِد اِهلل بِن َمْسُعْو ْد َر ِض َي اُهلل َعْنُه َقاَل‬
، ‫ ُثَّم َيُك ْو ُن ُمْض َغًة ِم ْث َل َذِل َك‬، ‫ ُثَّم َيُك ْو ُن َعَلَقًة ِم ْثَل َذِلَك‬،‫(ِإَّن َأَح َد ُك ْم ُيْج َمُع َخ ْلُقُه ِفْي َبْطِن ُأِّمِه َأْرَبِعْيَن َيْو َم ًا ُنْطَفًة‬
. ‫ ِبَك ْتِب ِر ْز ِقِه َو َأَج ِلِه َو َعَم ِلِه َو َش ِق ٌّي َأْو َس ِعْيٌد‬: ‫ َو ُيْؤ َم ُر ِب َأْرَبِع َك ِلَم اٍت‬، ‫ُثَّم ُيْر َس ُل ِإَلْي ِه الْـَم َلُك َفَينُف ُخ ِفْي ِه الْـٌّر ْو َح‬
‫ا إالِذ اٌع ِبُق َعَل ِه‬ ‫ِة‬ ‫ِذ‬
‫ْي‬ ‫َر َفَيْس‬ ‫َفَو اهلل اَّل ْي َال ِإَلَه َغْيُر ُه ِإَّن َأَح َد ُك ْم َلَيْع َم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل الَج َّن َح َّتى َم ا َيُك ْو ُن َبْيَنُه َو َبْيَنَه‬
‫ َو ِإَّن َأَح َد ُك ْم َلَيْع َم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل الَّناِر َح َّتى َم اَيُك ْو ُن َبْيَنُه َو َبْيَنَه ا إال‬،‫الِكَت اُب َفَيْع َم ُل ِبَعَم ِل َأْه ِل الَّناِر َفَي ْد ُخ ُلَه ا‬
‫ِل‬ ‫ِة‬ ‫ِب‬ ‫ِه ِك‬ ‫ِب‬ ‫ِذ‬
‫ َرَو اُه اْلُبَخ اِر ُّي َو ُمْس ُم‬.)‫َر اٌع َفَيْس ُق َعَلْي ال َتاُب َفَيْع َم ُل َعَم ِل َأْه ِل الَج َّن َفَيْد ُخ ُلَه ا‬
“ Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan kepada kami,
dan beliau adalah orang yang jujur lagi terpercaya, bahwa sesungguhnya setiap kalian
dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam
bentuk nutfah, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu, kemudian menjadi
segumpal daging seperti itu pula. Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu
ditiupkan ruh kepadanya, dan diperintahkan untuk menuliskan empat perkara:
rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah dia akan sengsara atau bahagia.
Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama
empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian menjadi segumpal darah seperti
itu, kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula. Kemudian diutuslah
kepadanya malaikat, lalu ditiupkan ruh kepadanya, dan diperintahkan untuk
menuliskan empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah dia akan
sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya
salah seorang dari kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak
antara dirinya dan surga hanya tinggal sejengkal, kemudian kitab (takdir)
mendahuluinya, maka dia pun melakukan perbuatan ahli neraka, maka dia pun masuk
neraka. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian ada yang melakukan perbuatan
ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka hanya tinggal sejengkal, kemudian

7
kitab (takdir) mendahuluinya, maka dia pun melakukan perbuatan ahli surga, maka
dia pun masuk surga. (HR. Bukhari dan Muslim)

NILAI TARBAWY

“proses pembelajaran”

Hadits Arbain Nawawi ke-4 mengandung beberapa pelajaran pendidikan yang dapat
diterapkan dalam konteks pendidikan, yaitu:

“Proses penciptaan manusia”

Hadits ini menjelaskan tentang proses penciptaan manusia yang dimulai dari dalam perut
ibunya. Proses ini berlangsung dalam empat tahap, yaitu:

 Nuthfah (sperma): Selama 40 hari, manusia berbentuk nutfah atau sperma.

 ‘Alaqah (segumpal darah): Selama 40 hari, manusia berbentuk ‘alaqah atau segumpal
darah.

 Mudhghah (segumpal daging): Selama 40 hari, manusia berbentuk mudhghah atau


segumpal daging.

 Al-ruh (ruh): Setelah 120 hari, malaikat meniupkan ruh ke dalam janin.

 di dalam pendidikan itu ada namanya peroses belajar dan itu sama degan konteks
hadis ini yaitu peroses penciptaan manusia.

Pelajaran pendidikan yang dapat dipetik dari proses penciptaan manusia ini adalah bahwa
pendidikan harus dimulai sejak dini. Sejak dalam kandungan, manusia sudah memiliki
potensi untuk menjadi baik atau buruk. Oleh karena itu, penting untuk memberikan
pendidikan kepada anak sejak dini agar ia tumbuh menjadi manusia yang bertakwa kepada
Allah.

 Taqdir manusia

Hadits ini juga menjelaskan tentang takdir manusia. Allah telah menetapkan segala sesuatu
tentang manusia, termasuk rezeki, ajal, amalan, dan apakah ia akan sengsara atau bahagia.

8
Pelajaran pendidikan yang dapat dipetik dari takdir manusia ini adalah bahwa manusia harus
menerima takdirnya dengan ikhlas. Meskipun takdir Allah telah ditetapkan, manusia tetap
memiliki kewajiban untuk berusaha dan berikhtiar. Allah tidak akan mengubah takdir
seseorang kecuali jika orang tersebut sendiri yang mengubahnya.

 Kewajiban manusia

Hadits ini juga mengandung pelajaran tentang pentingnya pendidikan agama sejak dini. Sejak
dalam kandungan, manusia sudah memiliki potensi untuk menjadi baik atau buruk. Oleh
karena itu, penting untuk memberikan pendidikan agama kepada anak sejak dini agar ia
tumbuh menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah.

Pelajaran pendidikan yang dapat dipetik dari kewajiban manusia ini adalah bahwa pendidikan
agama merupakan salah satu kewajiban terpenting bagi setiap orang. Pendidikan agama dapat
membantu manusia untuk menjadi manusia yang baik dan bertakwa kepada Allah.

Penerapan dalam Pendidikan

Hadits Arbain Nawawi ke-4 dapat diterapkan dalam pendidikan dengan berbagai cara, antara
lain:

 Pembelajaran tentang proses penciptaan manusia

Pembelajaran tentang proses penciptaan manusia dapat diintegrasikan dalam pembelajaran


sains. Pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk memahami tentang proses penciptaan
manusia yang telah ditetapkan oleh Allah.

 Pembelajaran tentang takdir manusia

Pembelajaran tentang takdir manusia dapat diintegrasikan dalam pembelajaran agama.


Pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk memahami tentang takdir manusia dan
bagaimana cara menerimanya dengan ikhlas.

 Pembelajaran tentang pentingnya pendidikan agama

Pembelajaran tentang pentingnya pendidikan agama dapat diintegrasikan dalam pembelajaran


pendidikan agama Islam. Pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk memahami tentang
pentingnya pendidikan agama bagi kehidupan manusia.

9
Berikut adalah beberapa contoh kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
menerapkan hadits Arbain Nawawi ke-4 dalam pendidikan:

 Kegiatan pembelajaran sains

Guru dapat meminta siswa untuk membuat model proses penciptaan manusia. Siswa dapat
menggunakan berbagai bahan dan alat yang tersedia, seperti plastisin, tanah liat, atau kardus.

 Kegiatan pembelajaran agama

Guru dapat meminta siswa untuk menuliskan sebuah cerita tentang takdir manusia. Cerita
tersebut dapat menggambarkan bagaimana manusia harus menerima takdirnya dengan ikhlas.

 Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam

Guru dapat mengajak siswa untuk berdiskusi tentang pentingnya pendidikan agama. Siswa
dapat membahas tentang manfaat pendidikan agama bagi kehidupan manusia. 1

HADIST KE-5

‫ ((من أح دث في‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أم المؤمنين أم عبدهللا عائشة رضي هللا عنها قالت‬
‫ ((من عم ل عماًل ليس علي ه‬: ‫ وفي رواي ٍة لمس لٍم‬، ‫ فه و رٌّد))؛ رواه البخ اري ومس لٌم‬،‫أمرنا هذا ما ليس من ه‬
))‫ فهو رٌّد‬،‫أمرنا‬

Dari Ummul Mu'minin; Ummu Abdillah; 'Aisyah radhiyallaahu 'anha, beliau berkata
: Rasulullah bersabda : "Barang siapa yang mengada-ngada di dalam perkara agama
kami ini, yang bukan berasal darinya, maka ia tertolak."

NILAI TARBAWY

“subtansi belajar”

 mengedepankan substansif
 dalam mengembangkan konsep pendidikan kita perlu melakukan penelitian dan
trobosan-trobosan baru yang mungkin secara harfiah tidak terdapat pada zaman
Rasulullah namun secara subtansi sesuai dengan ajaran Nabi.

1
Hadis Tarbawi, Hadis-Hadis Pendidikan karya Abdul Majid Khon

10
Penjelasan terkait prespektif tarbawi Hadist ke-5:

kata "raddun" digunakan tatkala terdapat sesuatu yang subtansi nya bertentangan
dengan ajaran nabi.

HADITS KE- 6

‫ (( ِإَّن‬: ‫ َس ِم ْعُت َرُس وَل اِهلل َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس َّلَم َيُق وُل‬: ‫َعِن َأِبْي َعْبِد اِهلل الُّنْع َم اِن ْبِن َبِش ْيٍر َر ِض اُهلل َعْنُه َم ا َقاَل‬
‫َي‬
‫ َف ِن اَّتَق ى الُّش اِت َق ِد‬، ‫ َال ْع َل َّن َك ِث ي ِم الَّناِس‬، ‫ْش َتِب اٌت‬
‫ُبَه َف‬ ‫َم‬ ‫ٌر َن‬ ‫َي ُم ُه‬ ‫ َو َبْيَنُه َم ا ُأُمْو ٌر ُم َه‬، ‫اْلَح َالَل َبِّيٌن َو ِإَّن اْلَح َر اَم َبِّيٌن‬
‫ِش‬ ‫ِح‬ ‫ِع‬ ‫ِف‬ ‫ِت‬ ‫ِف‬ ‫ِلِد ِنِه ِع ِض ِه‬
‫ َو َمْن َو َق َع ي الُّش ُبَه ا َو َق َع ي اْلَح َر اِم َك الَّر ا ي َيْر َعى َح ْو َل اْل َم ى ُيو ُك َأْن َيْر َت َع‬، ‫اْس َتْبَر َأ ي َو ْر‬
‫ َأَال َو ِإَّن ِفي اْلَج َس ِد ُمْضَغًة ِإَذا َص َلَح ْت َص َلَح اْلَج َس ُد‬،‫ َأَال َو ِإَّن ِح َم ى اِهلل َمَح اِر ُمُه‬،‫ َأَال َو ِإَّن ِلُك ِّل َم ِلٍك ِح ًم ى‬،‫ِفيِه‬
.‫ وهذا لفظ مسلم‬،‫ رواه البخاري ومسلم‬.)) ‫ َو ِإَذا َفَس َدْت َفَس َد اْلَج َس ُد ُك ُّلُه َأَال َو ِه َي اْلَق ْلُب‬،‫ُك ُّلُه‬

Dari Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘Anhuma berkata: aku
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ”Sesungguhnya yang
halal telah jelas dan yang haram telah jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara-
perkara yang syubhat (samar) yang tidak diketahui kebanyakan manusia. Barangsiapa
menjaga diri dari hal yang samar (syubhat), sungguh dia telah memelihara agama dan
kehormatannya, dan barangsiapa yang terjatuh pada yang syubhat, akan terjatuh pada
yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar tanah larangan yang
suatu saat akan memasukinya. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki batas
larangan. Ketahuilah batas larangan Allah adalah hal yang diharamkan-Nya.
Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka baik pula seluruh
tubuh, tetapi jika buruk maka buruk pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging
itu adalah hati.” (HR. Al-Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

NILAI TARBAWY

“ tegas dalam bertindak”

11
Dalam sudut pandang pendidikan , dapat dipahami bahwa perkara halal dan
haram itu bisa mempengaruhi pemahaman seseorang dalam mencari ilmu , sesuai
yang telah dipaparkan oleh imam Ghozali. Low Inforcement, dalam sudut pandang
pendidikan, hubungan antara hadits ke 6 dengan low infoecemen adalah sama sama
memberi keadilan dalam setiap hal.

Kandungan Dari Hadist Ke-6:

Teori dan penjelasan Hukum itu dibagi menjadi 3 :

1. Jelas haram
2. Jelas halal
3. Syubhat (samar )

Melakukan perkara yang samar akan menjerumuskan Pada perkara haram


Menurut imam Ibnu Daqiq Rohimahullah " Barang siapa terjerumus pada perkara
yang samar , maka ia terjerumus pada perkara haram "

Poros kebaikan dan keburukan itu terletak pada hati Allah telah melengkapi
dengan anggota tubuh lainnya yang dijadikan tunduk dan patuh kepada akal. Apa
yang sudah dipertimbangkan akal, anggota tubuh tinggal melaksanakan keputusan
akal itu, jika akalnya baik maka perbuatannya baik, jika akalnya jelek, perbuatannya
juga jelek. ” (Syarhul Arba’in An Nawawiyah, Hal. 48).

Perspektif tarbawi Seperti yang telah dipaparkan oleh imam Al Ghozali dalam
sudut pandang pendidikan , dapat dipahami bahwa perkara halal dan haram itu bisa
mempengaruhi pemahaman seseorang dalam mencari ilmu , dan bisa menjadi
pencegah dari kebarokahan ilmu tersebut.

Oleh : Mohammad Zidan Maulana Hasby,Jinan Fikri & Mohammad rifa’i

Meneliti Hadist ke : 7,8 dan 9

12
HADIST KE -7

,- ‫ الِّدْيُن الَّنِص ْيَح ُة‬: ‫َعْن َأِبي ُر َقَّيَة َتِمْيِم ْبِن َأْو ٍس الَّداِرِّي َأَّن الَّنِبَّي صلى هللا عليه وسلم َقاَل‬
‫ َر َو اُه ُم ْسِلٌم‬. ‫ ِهَّلِل َو ِلِكَتاِبِه َو ِلَرُس وِلِه َو َأِلِئَّم ِة الُم ْسِلِم يَن َو َعاَّم ِتِهْم‬: ‫ ِلَم ْن َيا َرُس وَل ِهللا؟ َقاَل‬: ‫ُقْلَنا‬

Artinya: Dari Abu Ruqayah Tamim ad-Daari ra., sesungguhnya Rasulullah saw.
bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami berkata, “Kepada siapa?” Beliau bersabda,
“Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan kepada pemimpin kaum muslimin, dan
seluruh kaum muslimin." (HR. Muslim)

NILAI TARBAWY

“ nasihat dan kontruktifisme“

Hadist tarbawy yang diambil dari hadist arbain nawawi adalah nasihat nasihat
diambil dari lafadz: Tarkib susunan(kalimat) (‫ )الدين النصحة‬dalam hadits di atas terdiri
dari (mubtada’ khabar )subjek dan predikat bukan sifat mausuf (yang disifati dan
yang menyifati). Adapun kedua katanya berbentuk ma'rifah. Menurut para ulama
balaghah (Sastra Arab), susunan seperti itu berfungsi sebagai pengkhususan (hasr),
sehingga maknanya adalah: “agama tidak lain merupakan nasihat".

Nasihat ‫ النصحة‬dari segi bahasa berasal dari kata ‫ نصح‬artinya ‘murni’(‫)خلص‬


Jika dikatakan 'nashaha qalbuhu', artinya adalah 'hatinya bersih dari kebohongan',
atau jika dikatakan nashahat taubatuhu, maksudnya adalah taubatnya murni, tidak
akan kembali pada kemaksiatan semula (taubatan nashuha). Al-Khattabi berkata,
"Nasihat adalah sebuah kata yang padat dan bermakna mengharapkan kebaikan bagi
orang yang dinasihati.

Teori Belajar Konstruktivisme, Konstruktivisme menyoroti peran aktif siswa


dalam pembelajaran. Dalam konteks pendidikan nasihat, pendekatan konstruktivis
dapat memungkinkan siswa untuk mengonstruksi pemahaman mereka sendiri tentang
nilai-nilai moral melalui refleksi, diskusi, dan pengalaman pribadi

13
HADIST KE-8

‫ ُأِم ْر ُت َأْن ُأَقاِت َل الَّن اَس‬: ‫َعْن اْبِن ُع َم َر َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا َأَّن َرُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬
‫ َف ِإَذ ا َفَعُل وا‬،‫ َو ُيِقْيُم وا الَّص َالَة َو ُيْؤ ُتوا الَّز كَاَة‬،‫َح َّتى َيْش َهُدوا َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو َأَّن ُم َح َّم دًا َرُسْو ُل ِهللا‬
‫َذ ِلَك َع َص ُم وا ِم ِّني ِد َم اَء ُهْم َو َأْمَو اَلـُهْم ِإَّال ِبَح ِّق اِإل ْس َالِم َو ِح َس اُبُهْم َع َلى ِهللا َتَع الَى َر َو اُه الُبَخ اِرُّي‬
‫َو ُم ْسِلٌم‬

Terjemah Hadist

Artinya : Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah shallallahu


alaihi wa sallam bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga
mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah
Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu
maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan
perhitungan mereka ada pada Allah ta'ala (Riwayat Bukhari dan Muslim)

NILAI TARBAWY
“ kedisiplinan “

hadist Arbain nawawi yang ke 8 mengambil dari kata ( ‫ )ُأَقاِتَل‬memerangi Dari


sini bisa diambil dari sudut pandang tarbawi yaitu memerangi kebodohan. Memerangi
Kebodohan di dalam dunia pendidikan Pembentukan sikap disiplin pada murid
menjadi perhatian, karena sangat bertujuan untuk mendorong siswa melatih
pengendalian diri, sehingga siswa dapat memiliki kontrol diri yang baik dan dapat
berperilaku taat, hal ini tentu dapat berdampak baik bagi diri maupun orang lain. dan
pendidikan sendiri akan mampu untuk menata masa depanya dengan bijaksana, dan
dapat berfikir lebih kritis dalam memecahkan suatu masalah yang terjadi didalam

14
kehidupannya. Oleh karena itu, hendaknya kita mulai menyadari betapa pentingnya
pendidikan tersebut bagi kelangsungan masa depan kita, teori tentang tema yang
dibahas:

"pendidikan kedisiplinan untuk memerangi kebodohan dalam mencari ilmu"

a. Pengertian

Disiplin adalah sikap mental atau tindakan konsisten dalam mengikuti aturan, norma,
atau tata tertib untuk mencapai tujuan tertentu. Ini melibatkan kontrol diri, ketertiban,
dan kesediaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku.

b. Sistem

Sistem disiplin adalah kerangka kerja atau struktur yang digunakan untuk
menerapkan dan memelihara tingkah laku yang sesuai dengan aturan atau norma
tertentu. Ini dapat mencakup peraturan, konsekuensi, dan penghargaan yang
dirancang untuk membentuk perilaku yang diinginkan dalam suatu lingkungan, baik
itu di sekolah, pekerjaan, atau masyarakat pada umumnya.

c. Fungsi pendidikan
1. Penyedia Pengetahuan

Pendidikan memberikan akses kepada individu untuk memperoleh pengetahuan yang


beragam, membantu mereka memahami dunia dengan lebih baik, dan mengatasi
kekurangan informasi.

2. Pengembangan Keterampilan

Melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan


untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan yang cerdas,
yang semuanya dapat membantu mengatasi ketidakpahaman atau kebodohan.

3. Pengembangan Mental dan Emosional

Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan faktual, tetapi juga membantu dalam
perkembangan kepribadian, emosi, dan moral. Ini dapat membantu individu dalam

15
memahami nilai-nilai dan etika yang mendorong kebijaksanaan dan kebijakan yang
benar. Dengan memenuhi fungsi-fungsi ini, pendidikan dapat menjadi kekuatan yang
efektif dalam memerangi kebodohan dan mendorong perkembangan positif dalam
dunia pendidikan.

HADIST KE-9

‫ َس ِمْع ُت َرُس وَل ِهللا صلى هللا عليه‬: ‫َعْن َأِبي ُهَرْيَر َة َع ْبِد الَّرْح مِن ْبِن َص ْخ ِر رضي هللا عنه َق اَل‬

‫ َفِاَّنَم ا َأْه َل َك الذين‬, ‫ َو َم ا َأَم ْر ُتُك ْم ِبِه َفْأُتوا ِم ْنُه َم ا اْس َتَطْع ُتْم‬,‫ َم ا َنَهْيُتُك ْم َع ْنُه َفاْج َتِنُبوُه‬: ‫وسلم َيُقوُل‬

. ‫ َر َو اُه الُبَخ اِرُّي َو ُم ْسِلٌم‬. ‫ِم ْن َقْبِلُك ْم َك ْثَر ُة َم َس اِئِلِهْم َو اْخ ِتاَل ُفُهْم على َأْنِبَياِئِهْم‬

Terjemah Hadist

Artinya: Dari Abu Hurairah, ‘Abdurrahman bin Shakhr Radhiyallahu ‘Anhu, ia


berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apa
yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah, dan apa yang aku perintahkan kepada
kalian maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan umat
sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi para nabi
mereka’.” HR. Bukhari dan Muslim

NILAI TARBAWI

“ etika dalam mencari ilmu”

Hadist diatas menunjukkan makna bahwa semua ujian yang dihadapi manusia
tidak melebihi kadar kemampuan yang dimiliki oleh manusia, bagaimana manusia
memahami makna tersebut, serta hal-hal apa yang membuat manusia kuat ketika
melewati cobaan yang bertubi-tubi dan mampu menjalani hidup yang diberikan oleh
Allah kepadanya.

Semua masalah pasti ada solusinya, begitu pun dalam pendidikan. Kita
sebagai mahasiswa harus mampu mengiplementasikan makna hadist tersebut dalam
proses pembelajaran, tidak hanya sekedar masuk-keluar kelas, melainkan kita harus

16
melaksanakan arti dari bersungguh-sungguh. Karena hal tersebut menggambarkan
bahwa kita sebagai ciptaan Allah yang dianugerahi pikiran mampu menjadi manusia
yang berkualitas dan menjauh dari kata menyerah, dan mempunyai etikadalam
mencari ilmu.

Etika dalam mencari ilmu tidak hanya membahas tentang bagaimana sikap
sopan dan santun terhadap pendidik, namun etika dapat mencakup bagaimana proses
kita dalam mencari ilmu, apakah kita dapat belajar dengan sungguh-sungguh,
memanfaatkan waktu dengan baik, dan memahami materi juga termasuk dalam hal
etika mencari ilmu.

Maka dari penjelasan diatas, tema yang penulis dapatkan adalah “Etika dalam
mencari ilmu”.

Dalam hal mengenai etika menuntut ilmu, bahwasanya kita sebagai generasi
muda sudah seharusnya memperhatikan etika dalam mencari ilmu, harus mengerti,
memahami, dan dapat mengamalkan materi yang sudah diturunkan oleh pendidik
supaya dalam proses pembelajaran kita mendapatkan kemudahan, kelancaran, dan
manfaat bagi diri kita maupun orang lain. Dalam perspektif islam juga membahas
tentang masalah yang berkaitan dengan etika menuntut ilmu. Dan dalam hal etika
disini mencoba menjelaskan bagaimana etika yang benar dalam menuntut ilmu.

1. Bersungguh-sungguh

Tidak ada keberhasilan dalam mencari ilmu melainkan dengan cara


bersungguh-sungguh, peserta didik diharuskan tekun dan mempunyai tekad yang kuat
agar mampu memunculkan kondisi konsentrasi tinggi dalam pembelajaran,
Memahami ilmu yang diajarkan oleh pendidik dapat diperoleh dengan rajin
membaca, mengamati lingkungan, dan berdiskusi. Semangat peserta didik sangat
penting, karena keluhan dan kekhawatiran hanya menambah beban pikiran yang sia-
sia. Dalam mengerjakan tugas dari guru, peserta didik sebaiknya melakukannya
dengan semangat dan tekun, sehingga dapat menikmati proses pencarian ilmu.

17
2. Memanfaatkan waktu

Waktu sangat berharga, terutama bagi peserta didik. Mengoptimalkan waktu


memungkinkan mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu. Peserta didik yang
menghargai waktu akan fokus pada hal-hal yang bermanfaat, menjadikan setiap
tindakan mereka memiliki makna dalam proses belajar. Hindari perkumpulan yang
hanya menyia-nyiakan waktu, dan selalu berhati-hati dalam memanfaatkan setiap
kesempatan, sekecil apapun itu. Kesempatan tidak akan datang untuk kedua atau
ketiga kalinya, sehingga perlu dimanfaatkan sebaik mungkin.

3. Memahami materi

Ali bin abi thalib menjelaskan bahwa peserta mempunyai syarat dalam
mencari ilmu salah satunya adalah “memiliki kecerdasan, yaitu penalaran, imajinasi,
wawasan, pertimbangan, dan daya penyesuaian, sebagai proses mental yang
dilakuakan secara tepat.

Selanjutnya bagi peserta didik yang sudah mempunyai kecerdasan diharuskan


menggunakan kecerdasannya untuk memahami materi yang telah diberikan oleh
pendidik dengan bersungguh-sungguh. Karena ilmu adalah sesuatu yang harus
difahami, buakan sesuatu yang dihafal.

4. Kontinue

Penting bagi peserta didik untuk tidak menyibukkan diri dengan permasalahan
yang lain sebelum permasalahan yang pertama benar-benar difahami. Belajar ilmu
sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang lainnya, sehingga peserta didik
memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam. Sebagaimana dalam
pendidikan Islam menurut Syaikh Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul terdapat
beberapa hal yang dapat membantu mendapatkan ilmu yakni dengan tekun dan
kontinu.

Dengan demikian bagi peserta didik dalam mencari ilmu penting untuk
memperhatikan hal ini, yakni mencari ilmu dengan kontinu. Juga harus dengan

18
kontinu sanggup belajar mengulangi pelajaran yang telah lewat. Belajar dengan
bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang mudah dengan sampai
tuntas menuju pelajaran yang sukar. Jangan sampai ditinggalkan sebelum dipelajari,
dalam suatu bidang ilmu jangan sampai berpindah ke bidang yang lain sebelum
memahaminya dengan benar.

Oleh : Mohammad Robeyth Arrudafi,Mochammad Ali yafi &

Muhammad Haqqul Hamas Nashruddin

Meneliti hadist ke: 10,11 dan 12

19
HADIST KE-10

،‫ «ِإَّن َهللا َتَع اَلى َطِّيٌب َال َيْقَب ُل ِإَّال َطِّيبًا‬:‫ َقاَل َرُس ْو ُل ِهللا ﷺ‬: ‫ َقاَل‬،‫َعْن َأِبي ُهَرْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه‬
‫ ﴿َي ا َأُّيَه ا الُّر ُس ُل ُك ُل وا ِم َن الَّطِّيَب اِت‬:‫َوِإَّن َهللا َأَم َر الُم ْؤ ِمِنْيَن ِبَم ا َأَم َر ِب ِه الُم ْر َس ِلْيَن َفَق اَل َتَع اَلى‬
‫ ﴿َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذ ْيَن آَم ُن وا ُك ُل وا ِم ْن َطِّيَب اِت َم ا‬:‫] َو َق اَل َتَع اَلى‬٥١ :‫َو اْع َم ُل وا َص اِلحًا﴾ [المؤمنون‬
‫ َي ا‬: ‫ َيُم ُّد َيَدْي ِه ِإَلى الَّس َم اِء‬، ‫ الَّرُج َل ُيِط ْيُل الَّس َفَر َأْش َعَث َأْغ َب َر‬: ‫] ُثَّم َذ َك َر‬١٧٢ :‫َر َز ْقَناُك ْم ﴾ [البقرة‬
‫ َف َأَّنى ُيْس َتَج اُب‬، ‫ َو ُغ ِذَي ِب الَح َر اِم‬، ‫ َو َم ْلَبُس ُه َح َر اٌم‬، ‫ َو َم ْش َرُبُه َح َر اٌم‬، ‫َرِّب ! َيا َرِّب ! َو َم ْطَعُم ُه َح َر اٌم‬
. ‫ِلَذ ِلَك ؟!» َر َو اُه ُم ْسِلٌم‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, berkata: Rasulullah Shallallahu


‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak mau
menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
orang-orang Mukmin seperti yang telah diperintahkan kepada para Rasul, Allah
berfirman, ‘Wahai para Rasul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan
kerjakanlah amal shalih.’ [QS. Al-Mukminun [23]: 51] Dan Dia berfirman, ‘Wahai
orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan
kepadamu.’ [QS. Al-Baqarah [2]: 172] Kemudian beliau menceritakan kisah seorang
laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia
menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, ‘Wahai Rabb-ku, wahai
Rabb-ku,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram,
dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin
do’anya dikabulkan.” (HR. Muslim no. 1015)

NILAI TARBAWY
“doa dan ihktiar”

20
1. Dalam hadits di atas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala
kekurangan dan cela.

2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang
bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.

3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.

4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari


terkabulnya doa.

5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali
mereka yang Allah kehendaki.

6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya
amal perbuatan.

7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari
sesuatu yang haram.

8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan
maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.

9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.

10. Dalam hadits terdapat sebagian sebab-sebab dikabulkannya do’a: Perjalanan jauh,
kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kusut dan
berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan
kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian dengan
sesuatu yang halal

Doa dan ikhtiar merupakan dua aspek yang saling melengkapi dalam
kehidupan. Doa adalah bentuk komunikasi dengan Tuhan, sementara ikhtiar adalah
usaha dan tindakan yang kita lakukan. Keduanya sebaiknya dijalankan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan dan mendapatkan keberkahan dalam setiap
langkah hidup.

21
HADIST KE-11

‫َعْن َأِبي ُم َح َّم ٍد الَح َس ِن ْبِن َع ِلٍّي ْبِن َأِبي َطاِلٍب ِس ْبِط َرُس ْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َو َر ْيَح اَنِت ِه‬
. ‫ َح ِفْظُت ِم ْن َرُسْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َدْع َم ا َيِرْيُبَك ِإَلى َم ا َال َيِرْيُبَك‬: ‫َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا َقاَل‬
‫ َح ِدْيٌث َح َس ٌن َصِح ْيح‬: ‫ َو قَاَل الِّتْر ِمِذُّي‬، ‫َر َو اُه الِّتْر ِمِذُّي َو الَّنَس اِئُّي‬

Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Cucu Rasulullah Saw
dan kesayangannya, ia berkata: Aku hafal dari Rasulullah " Tinggalkan apa yang
meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. ( HR.at Tirmidzi dan an nasa
'i .At Tirmidzi berkata Hadis Hasan Shohih

NILAI TARBAWY

“ selalu optimis dan yakin “

"Manusia Harus Menghilangkan Keraguannya"

Manusia harus menjadikan keyakinan sebagai hal yang mampu menghapus keraguan dan
menyentuh hatinya. Harus menjauhi segala sesuatu yang meraguinya. Memperbaiki
kebohongan dan terus jujur itu menenangkan, seiring dengan kebohongan selalu melahirkan
keraguan, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah, "Hukum asal segala sesuatu di
tangan seorang muslim adalah miliknya. Ini adalah hukum yang solid dan pasti. Mereka yang
yakin ini tidak dapat dikalahkan hanya dengan keraguan."

Hadis ini mengajarkan kita untuk menjauhi perkara syubhat, karena sesuatu yang halal akan
mendatangkan ketenangan, sedangkan yang syubhat akan menimbulkan keraguan.

1. Keyakinan Menghilangkan Keraguan: Keyakinan harus menjadi senjata utama untuk


mengatasi segala keraguan.

2. Memperbanyak Dzikir: Dengan merenung dan mengingat Allah, hati akan lebih
tenang dan penuh keyakinan.

3. Selalu Menepati Janji: Kedisiplinan dan integritas dalam menjalani janji memperkuat
keyakinan diri dan orang lain terhadap kita.

22
4. Membiasakan Meminta Restu/Izin: Meminta restu atau izin dari orang yang lebih
bijaksana dapat memberikan keyakinan dan keberkahan dalam setiap langkah yang
diambil.

HADIST KE-12

‫ ” ِم ْن ُح ْس ِن ِإْس َالِم‬: ‫ َقاَل َرُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬،‫َعْن َأِبي ُهَرْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه‬
‫الَم ْر ِء َتْر ُك ُه َم ا َال َيْعِنْيِه ” َح ِدْيٌث َح َس ٌن َر َو اُه الِّتْر ِمِذُّي َو َغ ْيُرُه َهَك َذ ا‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah
meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi dan lainnya semisal itu pula)

NILAI TARBAWY

“menejemen waktu”

Berikut beberapa kandungan yang terdapat dalam hadist di atas:

1. Membangun Masyarakat Mulia


2. Prinsip Manajemen Waktu
3. Muslim Itu Menjaga Diri
4. Tanda Kuat dan Lemahnya Iman
5. Jalan Keselamatan
6. Pentingnya Tazkiyatun Nafs

Waktu itu terbatas. Setiap manusia memiliki waktu yang sama, akan tetapi
kenapa suatu keberhasilan seseorang itu berbeda-beda?. Pasti kita pernah berpikir
seperti itu, Hal itu dikarenakan bagaimana cara seseorang mengatur waktu tersebut.

23
Apakah waktunya digunakan untuk hal yang bermanfaat atau cuma melakukan hal-
hal yang sebenarnya bukan hal yang penting bagi diri kita, dan Cuma membuang
waktu kita. Untuk menghindari hal yang bisa membuang waktu, kita harus bisa
memanajemen waktu kita sebaik mungkin.

Hadist di atas menyiratkan kandungan makna tentang prinsip manajemen


waktu. Waktu merupakan aset terpenting dalam hidup kita. Sebagai seorang muslim
hendaknya kita bisa mangatur waktu yang kita miliki semaksimal mungkin, dan tidak
menggunakan waktu kita untuk melakukan hal yang tidak penting/ tidak berguna.
Karenanya Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu tidak suka saat melihat pemuda
yang melamun. Sebab melamun tidak bermanfaat baik untuk dunia maupun untuk
akhirat. Melamun termasuk aktifitas yang sia-sia. Adapun pepatah mengatakan Time
is money waktu adalah uang. Hal itu menandakan bahwa waktu merupakan hal yang
berharga.

Untuk menghindari hal yang bisa membuang-buang waktu. Berikut beberapa


hal yang bisa dilakukan agar kita bisa memaksimalkan waktu yang kita mililki. Yaitu:

1. Planning
Merencanakan kagiatan yang akan kita lakukan dalam sehari. Buat sebuah
rancana yang realistik Dan ketahui batasan kita dalam mengerjakan hal.
Sehingga kita bisa merencakan sebuah kegiatan secara matang.
2. Organizing
Organizing merupakan kegiatan menyeleksi atau memiih kegiatan yang perlu
diprioritaskan. Hal tersebut dilakukan agar kita mengetahui bahwa ada
beberapa hal yang ternyata tidak kita sadari bisa membuang-buang waktu kita.
Dalam buku The 7 Highly Effective People karya Shepen R. Covey Dijelakan
bahwa prioritas kegiatan dibagi menjadi 4 kuadrant yaitu:
a) Penting dan darurat
merupakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sekarang juga dan
tidak boleh ditunda. Contoh mengerjakan tugas, bekerja, belajar ketika
ada ujian besok dll.

24
b) Penting tapi tidak darurat
Merupakan kegiatan yang bisa dilakukan setelah kuadrant pertama
selesai dilakukan. Contohnya berolahraga, bersosialisasi dll.
c) Darurat tapi tidak penting
Berisi hal-hal yang bersifat darurat akan tetapi jika dipikir lebih dalam
merupakan kegiatan tidak penting yang bisa menggagu kegiatan
kuadrant pertama. Contoh menjawab telfon, mengirim WA dan hal-hal
lain yang menggangu focus kita.
d) Time waster
Mmerupakan kegiatan yang tidak penting dan buang-buang waktu.
Contoh bermain game, nonton film dll.

3. Actuating
Actuating adalah melaksanakan hal-hal yang sudah di rencanakan.

4. Controling
Merupakan kegiatan mengendalikan kegiatan agar sesuai dengan hal yang
sudah direncakan. Controlling tidak hanya mengendalikan akan tetapi juga
kegiatan evaluasi agar kita bisa membuat sebuah rencan yang lebih baik lagi
di hari setelahnya.

Oleh : Mufidatul Khabibah, Wiji Indah Rahayu & Zuyyina Khoirun Nisa’

Meneliti hadist : 13,14 dan 15

25
HADIST KE-13

‫َعْن َأِبي َح ْم َز َة َأَنٍس ْبِن َم اِلٍك َرِض َي ُهللا َع ْنُه – َخ اِد ِم َرُسْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم – َع ِن الَّنِبِّي‬
‫ “ َال ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى ُيِح َّب َأِلِخ ْيِه َم ا ُيِح ُّب ِلَنْفِس ِه ” َر َو اُه الُبَخ اِرُّي‬: ‫َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬
‫َو ُم ْسِلٌم‬

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah


shallallahu`alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, beliau
bersabda, "Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk
saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

NILAI TARBAWY
“ Humanisme “

Mengambil dari redaksi lafadz “ ‫ ”َح َّتى ُيِح َّب َأِلِخ ْي ِه َم ا ُيِح ُّب ِلَنْفِس ِه‬yang artinya
“hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri”
dengan penjelasan harus saling mencintai satu sama lain. Maka tema yang bisa
diambil adalah tentang “Teori Humanisme”

Teori Humanisme

Teori Humanisme Abraham Maslow dikenal sebagai Hierarki Kebutuhan


Maslow (Maslow's Hierarchy of Needs). Maslow, seorang psikolog Amerika,
mengembangkan teori ini sebagai kerangka kerja untuk memahami motivasi manusia
dan faktor-faktor yang mendorong perilaku. Teori ini pertama kali dijelaskan dalam
artikelnya yang berjudul "A Theory of Human Motivation" pada tahun 1943 dan
kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul "Motivation and
Personality" pada tahun 1954.

26
Hierarki Kebutuhan Maslow menyusun kebutuhan manusia dalam bentuk
piramida, dengan setiap tingkat mewakili tingkat kebutuhan yang berbeda. Berikut
adalah lima tingkat dalam Hierarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari tingkat paling
dasar hingga tingkat paling tinggi:

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs): Ini adalah kebutuhan dasar untuk


kelangsungan hidup, seperti makanan, air, tidur, dan kebutuhan fisik lainnya.
Kebutuhan ini menjadi prioritas utama dan harus dipenuhi sebelum kebutuhan
pada tingkat selanjutnya muncul.
2. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs): Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi,
individu mencari keamanan dan stabilitas dalam hidup mereka. Ini melibatkan
kebutuhan untuk perlindungan dari bahaya, ancaman, dan ketidakpastian.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs): Pada tingkat ini, individu mencari hubungan
sosial, kasih sayang, persahabatan, dan rasa diterima oleh kelompok sosial.
Kebutuhan ini mencerminkan hasrat untuk terlibat dalam interaksi sosial dan
membentuk ikatan dengan orang lain.
4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs): Setelah memenuhi kebutuhan sosial,
individu mencari penghargaan dan pengakuan dari orang lain, serta
mengembangkan rasa harga diri dan kepercayaan diri. Ini melibatkan keinginan
untuk meraih prestasi dan dihormati oleh masyarakat.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs): Pada tingkat puncak
piramida, individu mencari aktualisasi diri atau mencapai potensi penuh mereka.
Ini melibatkan pencarian makna hidup, kreativitas, pemenuhan potensi, dan
pencapaian tujuan pribadi.

Hierarki Kebutuhan Maslow menyatakan bahwa kebutuhan pada tingkat yang


lebih tinggi hanya muncul setelah kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah
terpenuhi. Meskipun teori ini telah menjadi bagian integral dari psikologi, beberapa
kritikus telah mengemukakan bahwa tidak semua individu mengalami hierarki
kebutuhan ini dengan cara yang seragam. Meskipun demikian, konsep ini masih

27
digunakan dalam berbagai bidang, termasuk manajemen, pendidikan, dan psikologi
terapan.

Bagaimana Cara Memanusiakan Manusia?

 Praktik Empati.
 Hormati Kebebasan dan Hak Asasi Manusia.
 Tunjukkan Kehormatan dan Penghargaan.
 Membantu Orang Lain.
 Memberi Kesempatan Sama.
 Toleransi.
 Hindari Diskriminasi dan Prasangka Buruk.
 Membantu Masyarakat dan Lingkungan.

HADITS KE-14

‫ اَل َيِح ُّل َد ُم اْم ِرٍئ‬: ‫ َقاَل َرُس ْو ُل ِهللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫َع ِن اْبِن َم ْس ُعْو ٍد رضي هللا عنه َقاَل‬
.‫ َو الَّتاِر ُك ِلِدْيِنِه الُم َفاِر ُق ِلْلَج َم اَع ِة‬,‫ َو الَّنْفُس ِبالَّنْفِس‬,‫ الَّثِّيُب الَّز اِني‬: ‫ُم ْسِلٍم ِااَّل ِبِاْح َدى َثاَل ٍث‬

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu


‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak halal darah seorang Muslim, kecuali karena salah
satu dari tidak perkara: Orang yang sudah menikah yang melakukan zina, jiwa
(dibalas) dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri
dari jamaah (kaum Muslimin)’.” (HR. Bukhari No. 6878 dan Muslim No. 1676)

NILAI TARBAWY

28
“ punishmen”

Mengambil dari redaksi lafadz “‫ َو الَّت اِرُك ِلِد ْيِن ِه الُم َف اِر ُق‬,‫ َو الَّنْفُس ِب الَّنْفِس‬,‫َّز اِني‬m ‫الَّثِّيُب ال‬
‫ ”ِلْلَج َم اَع ِة‬yang artinya “Orang yang sudah menikah yang melakukan zina, jiwa
(dibalas) dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri
dari jamaah (kaum Muslimin)” dengan penjelasan bahwa orang yang melakukan
kesalahan / pelanggaran maka harus siap menerima konsekuensinya. Maka tema yang
bisa diambil adalah tentang “Teori Punishment”.

Teori hukuman (punishment) merujuk pada konsep dan penjelasan tentang


mengapa masyarakat memberlakukan hukuman terhadap pelanggaran norma atau
undang-undang. Teori ini mencoba untuk menjelaskan tujuan, fungsi, dan dampak
dari hukuman sebagai alat kontrol sosial. Beberapa teori hukuman yang dikenal
termasuk:

1. Teori Retribusi: Teori ini berfokus pada pemikiran bahwa hukuman adalah
balasan atau pembalasan yang pantas terhadap tindakan kriminal. Pendekatan ini
menganggap bahwa pelanggaran hukum harus dibayar dengan hukuman yang
setara dengan tingkat pelanggaran.
2. Teori Pencegahan (Deterrence): Teori ini mencoba mencegah tindakan kriminal
dengan mengancam pelaku dengan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Ada
dua bentuk utama deterrence:
o Deterrence Umum: Mencoba mencegah masyarakat umum dari melakukan
tindakan kriminal dengan menunjukkan bahwa tindakan tersebut akan
dihukum.
o Deterrence Khusus: Bertujuan untuk mencegah individu tertentu dari
mengulangi tindakan kriminal dengan memberikan hukuman.
3. Teori Rehabilitasi: Fokus utama teori ini adalah memperbaiki perilaku pelaku
agar dapat kembali menjadi anggota produktif masyarakat. Hukuman dianggap

29
sebagai kesempatan untuk menyembuhkan atau memperbaiki individu yang
melakukan tindakan kriminal.
4. Teori Pemasyarakatan (Incapacitation): Teori ini menyatakan bahwa hukuman
seharusnya bertujuan untuk melindungi masyarakat dengan membatasi
kemampuan pelaku untuk melakukan tindakan kriminal. Ini dapat melibatkan
penahanan fisik atau pembatasan kebebasan individu.
5. Teori Restoratif: Pendekatan ini menekankan pemulihan hubungan yang rusak
akibat tindakan kriminal, baik antara pelaku dan korban maupun pelaku dengan
masyarakat. Fokusnya adalah pada rekonsiliasi dan restorasi daripada hanya
hukuman.
6. Teori Abolisionis: Teori ini menantang konsep hukuman sebagai metode kontrol
sosial dan berpendapat untuk penghapusan sistem pidana atau hukuman sebagai
gantinya dengan pendekatan alternatif yang lebih rehabilitatif.

Pemahaman dan penerapan teori-teori tersebut dapat berbeda-beda di berbagai


sistem hukum dan masyarakat, dan seringkali kombinasi dari beberapa pendekatan
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan hukuman.

HADITS KE-15

‫ (َم ْن َك اَن ُي ؤِم ُن ِباِهلل‬:‫ َقاَل َرُس وَل ِهللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫َعن َأِبي ُهَرْيَر َة رضي هللا عنه َقاَل‬
‫ وَم ْن‬،‫ َو َم ْن َك اَن ُي ؤِم ُن ِباِهلل َو ْالَي وِم اآلِخ ِر َفَال ُي ْؤ ِذ َج اَرُه‬، ‫َو ْالَيْو ِم اآلِخ ِر َفْلَيُقْل َخ ْيرًا َأو ِلَيْص ُم ْت‬
‫َك اَن ُيؤِم ُن ِباِهلل والَيوِم اآلِخ ِر َفْلُيْك ِرْم َض ْيَفُه) َر َو اُه ْالُبَخ اِري َو ُم ْسِلٌم‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

30
NILAI TARBAWY
“Etika bergaul & Berkomunikasi “

Mengambil dari redaksi lafadz “ ‫ ”َفْلَيُقْل َخْيرًا َأْو ِلَيْص ُم ْت‬yang artinya “hendaklah ia
berkata baik atau diam” dengan penjelasan jika kita tidak bisa berkata yang baik lebih
baik diam. Maka tema yang bisa diambil adalah tentang “Etika Bergaul dan
Berkomunikasi”

Etika bergaul dan berkomunikasi mencakup sejumlah prinsip dan norma-norma


yang mengatur interaksi sosial dan pertukaran informasi antarindividu. Etika ini dapat
bervariasi tergantung pada budaya, nilai-nilai, dan konteks tertentu. Berikut adalah
beberapa prinsip umum etika bergaul dan berkomunikasi:

1. Sopan Santun: Menunjukkan perilaku yang sopan, menghormati, dan tidak


mengganggu orang lain saat berinteraksi.
2. Kejujuran: Menyampaikan informasi dengan jujur dan tidak menipu. Kejujuran
merupakan dasar dari komunikasi yang sehat.
3. Penuh Perhatian: Memberikan perhatian sepenuhnya kepada orang yang sedang
berbicara dan menunjukkan minat pada topik pembicaraan.
4. Empati: Mencoba untuk memahami dan merasakan perasaan serta perspektif
orang lain. Menggunakan empati dapat membantu menciptakan hubungan yang
lebih baik.
5. Penghargaan Terhadap Keanekaragaman: Menghargai perbedaan budaya,
pandangan, dan pengalaman orang lain. Tidak melakukan diskriminasi atau
prejudis.
6. Bertanggung Jawab: Bertanggung jawab atas kata-kata dan tindakan yang
diucapkan. Mengetahui dampak potensial dari komunikasi dan bertanggung
jawab atasnya.

31
7. Menghormati Privasi: Menghargai hak privasi orang lain dan tidak menyebarkan
informasi pribadi tanpa izin.
8. Toleransi: Menerima perbedaan pendapat dan pandangan tanpa menghakimi atau
memicu konflik.
9. Penggunaan Bahasa yang Tepat: Menggunakan bahasa yang sopan, sesuai
dengan konteks, dan tidak merendahkan.
10. Menjaga Etika Digital: Dalam era teknologi, menjaga etika dalam komunikasi
online, termasuk menghindari perundungan (cyberbullying) dan menyebarkan
informasi palsu.
11. Pertimbangan Waktu dan Tempat: Menyesuaikan gaya komunikasi dengan
situasi dan lingkungan tertentu.

Bagimana penerapa etika bergaul dan berkomunikasi ?

 Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat khususnya tetangga dekat


rumah
 Berbicara yang baik agar tidak menyinggung perasaan orang lain
 Memuliakan dan menghormati tamu yang datang kerumah
 Berbuat baik kepada tetangga serta tidak boleh menyakitinya

Penting untuk diingat bahwa etika bergaul dan berkomunikasi bersifat


dinamis dan dapat berubah sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berkembang.
Kesadaran terhadap konteks budaya dan situasi serta keberlanjutan untuk
memperbaiki diri dalam berinteraksi dengan orang lain sangat penting dalam menjaga
etika bergaul dan berkomunikasi

32
Oleh : Fahrul Rizal Zaelani, Mohammad Bahrul Ulum & Mursyid

Meneliti hadist ke: 16,17 dan 18

HADIS KE-16

: ‫ َقاَل‬، ‫ َاْو ِص ِنى‬: ‫َعْن َاِبي ُهَرْيَر َة َرِض َي ُهّللا َع ْنُه َاَّن َرُج اًل َقاَل ِللَّنِبِّي َص َلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
]‫ اَل َتْغ َض ْب [رواه البخاري‬: ‫ َقاَل‬،‫اَل َتْغ َض ْب َفَر َّدَد ِمَر اًر ا‬

Artinnya : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang


bertanya kepada Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: (Ya Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah.
Dia menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda: Jangan engkau marah.
(Riwayat Bukhari)

NILAI TARBAWY

“ mengontrol emosional “

1. Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatan
kebajikan. Menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat
yang baik

2. Larangan Marah ( mengontrol emosi )

3. Dianjurkan untuk mengulangu pembicaraan hingga pendengar menyadari


pentingnya dan kedudukannya

Hadis ini menjelaskan bahwa kita harus bisa mengontrol Emosi. Jika didalam
nilai Pendidikan bisa disebut dengan kecerdasan Emosional yang disIngkat dengan
kata ( EQ ) EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola,

33
serta mengotrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. 2 Dalam hali ini, emosi
mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan
kecerdasan mengacu pada kapasitas untuk memberikan alas an yang valid akan
suatuu hubungan.3 Kecerdasan emosional belakangan ini dinilai tidak penting dengan
kecerdasan intektual ( IQ ). Satu studi menemukan bahwa kecerdasan emosional dua
kali lebi penting. Dalam buku Daniel Goleman “kecerdasan Emosi” dijelaskan bahwa
kecerdasan emosional bertanggung jawab atas keberhasilan sebesar 80%, dan 20%
ditentukan oleh IQ.4

Menurut Howard Gandner ( 1983 ) terdapat lima pokok uttama dari


kecerdasan emosional seseorang, yakni :5

1. Mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri.


2. Memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain.
3. Mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain.
4. Dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi.
5. Memiliki emosional yang baik dan lebih dipercaya.

HADIS KE-17

‫ ِإَّن َهّللا‬: ‫َعْن َاِبي َيْع َلى َشَّداِد ابِن أْو ٍس َرِض َي ُهّللا َع ْنُه َعْن َرُسْو ِل ِهّللا َص َّلى ُهّللا َع َلْي ِه َو َس ّلَم َق اَل‬
‫ َف ِإَذ ا َقَتْلُتْم َفَأْح ِس ُنوا اْلِقْتَل َة َوِإَذ ا َذ َبْح ُتْم َفَأْح ِس ُنوا الَّذ ْبَح َة َو ْلُيِح َّد‬، ‫َكَتَب اِإْل ْح َس اَن َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
)‫اَح ُد ُك ْم َش ْفَر َتُه َو ْلُيِرْح َذ ِبْيَح َتُه (رواه مسلم‬

Artinya : Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah


shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah menetapkan

2
Fadhi, Sahabat (2021). “Quantum Quontient (Kecerdasan Emosional) Pada Manusia”. PMII Pakuan.
3
Purnama, Indah Mayang (2016). “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika di SMAN Jakarta Selatan “. Formatif Ilmiah Pendidikan MIPA
4
Selviana (2021). “Skala Kecerdasan Emosiaonal”. Mahasiswa YAI. hlm . 2.
5
Baktio, Hari (2013). “Kecerdasan Emosiaonal”. Pusdikmin. Hlm. 19.

34
perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah
baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu,
hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya
(Riwayat Muslim)

NILAI TARBAWY
“ attitude”

1. Syariat Islam menuntut perbuatan Ihsan kepada setiap makhluk termasuk


diantaranya adalah hewan.
2. Tidak oleh menyiksa dan merusak tuhuh sebgai sasaran dan tujuan. Tidak boleh
menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.
3. Termasuk ihsan juga adalah terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya.
Tidak boleh membebani diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat
memyembelih.
4. Islam memerintahkan kepada setiap pemeluknya untuk selalu berbuat baik di
dalam segala hal.
5. Rosulullah menganjurkan kepada setiap mulsim untuk mengasah pisau yang
tajam untuk menyembelih hewan, supaya hewan yang disembelih tidak merasa
kesakitan.

Attitude aadalah sikap terhadap objek tertentu dan disertai dengan tindakan.
Dalam Bahasa Indonesia, attitude sering diartikan sebagai sikap.

Psikologi Muzafer Sherif merumuskan karakteristik attitude dari hasil


studinya. Dalam bukunya yang berjudul Psyhology of Ego Involvements Social
Attitudes, Sherif menyebutkan setidaknya ada 5 karakteristik attitude. Yakni :

1. Tidak di bawa sejak lahir


2. Bisa berubah ubah
3. Tidak berdiri sendiri
4. Pengaruh sosial

35
5. Ada motivasi

Adapun manfaaat etitutude adalah :


1. Mampu menerima kritik
2. Menghargai waktu
3. Berkomitment
4. Tahu hak dan kewajiban

HADIS KE-18

‫َعْن َأِبي َذ ْر ُج ْنُدْب ْبِن ُج َناَد َة َو َأِبي َع ْبِد الّرْح َمِن ُم َع اِذْبِن َج َب ٍل َر ِض َي ُهّللا َع ْنُهَم ا َعْن َرُس ْو ِل ِهّللا‬
‫ وَخ اِلِق الَّن اَس‬،‫ َو َاْتِب ِع الَّس ِّيَئَة اْلَح َس َنَة َتْم ُح َه ا‬، ‫ ِاَّتِق َهّللا َح ْيُثَم ا ُك ْنَت‬: ‫َص َّلى هّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬
]‫ِبُخ ُلٍق َح َس ٍن [رواه الترمذى وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح‬

Artinya :Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, dan
Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
beliau bersabda: Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah
keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya dan pergauilah manusia
dengan akhlak yang baik .“ (Riwayat Turmuzi, dia berkata, "haditsnya hasan, pada
sebagian cetakan dikatakan haditsnya shohih)

NILAI TARBAWY

“Komintmen efektif dan taqwa sebagai fondasi Pendidikan islam”

1. Perintah bertaqwa kepada Allah dimana saja kita berada sebagai


bentukpelaksanaan kewajiban setiap muslim kepada Allah SWT
2. Bersegera melakukan kebaikan setelah keburukan secara langsung, karena
kebaikan akan menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.

36
4. Perintah berinteraksi kepada sesama manusia dengan akhlaq yang baik
5. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan
ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak
negatif pergaulan..
Komitmen kesalehan harus mampu diimplementasikan dalam konteks
ruang privat (hubungan dengan tuhan) dan sekaligus dalam ruang public (hubungan
dengan sesama).Artinya taqwadiwujutkan dalam penerapan kesalehan individual
dengan tuhan dan kesalehan social dengan sesama. Pendidikan islam harus mampu
membekali peserta didik untuk memilik komitmen keseimbangan, antara kesaleham
individual dan kesalehan social secara sinergis. Tidak bisa dilakukan salah satunya
saja, sehingga memunculkan peserta didik yang yang pincang komitmen. Jika
kepincngn komitmen terjadi , maka akan berimplikasi pada hancurnya dunia
Pendidikan. Pendidik diniia hanya mampu melahirkan peserta didik yang ahli ibadah
(kesalehan individual dengan tuhannya) tetapi dalam waktu bersamaan, bisa jadi,
menjadi sumber malapetaka dalam relasi kemanusiaan ( kesalehan social). Dengan
demikian juga kebalikannya pendidik hanya melahirkan peserta didik yang tidak
sempurna, kesalehan sosialnya tinggi tetapi tidak memiliki kesadaran ketuhanan.
Untuk itulah kedua komitmen itu harus ada didalam dunia Pendidikan.

37
Oleh : Nofal Chalawi, Akbar & Naviatuz Zahro
Meneiti hadist ke:19,20 dan 21

HADIST KE-19

‫ ُك ْنُت َخ ْل َف الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا‬: ‫َعْن َأِبي اْلَعَّباِس َعْب ِد ِهللا ْبِن َعَّب اِس َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َق اَل‬
،‫ اْح َفظ َهللا َتِج ْد ُه ُتَج اَهَك‬، ‫ اْح َفُظ َهَّللا َيْح َفْظ َك‬: ‫ َيا ُغ اَل ُم ِإِّني ُأَع ِّلُم َك َك ِلَم اٍت‬: ‫ َفَقاَل‬، ‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َيْو مًا‬
‫ َو اْع َلْم َأَّن اُأْلَّم َة َل ْو اْج َتَم َعْت َع َلى َأْن َيْنَفُع وَك‬، ‫َفاْس َأِل َهَّللا َوِإَذ ا اْس َتَعْنَت َفاْس َتِع ْن ِباِهلل‬ ‫ِإَذ ا َس َأْلَت‬
‫ َوِإن اْج َتَم ُع وا َع َلى َأْن َيُض ُّر وَك ِبَش ْي ٍء َلْم َيُض ُّر وَك‬، ‫َيْنَفُعوَك إاَّل ِبَش ْي ٍء َقْد َكَتَبُه ُهَّللا َلَك‬
‫ِبَش ْي ٍء َلْم‬
‫ حديث حسن‬: ‫ ُرِفَعِت اَأْلْقاَل ُم َو َج َفِت الُّص ُح ُف (رواه الترمذي وقال‬، ‫ِإاَّل ِبَش ْي ٍء َقْد َكَتَبُه ُهَّللا َع َلْيَك‬
‫ َتَعَّر ْف ِإَلى ِهَّللا ِفي الَّر َخ اِء َيْع ِرُف َك في‬، ‫ احفظ هللا َتِج دُه َأَم اَم َك‬: ‫صحيح وفي رواية غير الترمذي‬
‫ َو اْع َلْم َأَّن الَّنْص َر َم َع‬، ‫ َو َم ا َأَص اَبَك َلْم َيُك ْن ِلُيْخ ِط ُئ َك‬، ‫ َو اْع َلْم َأَّن َم ا َأْخ َطَأَك َلْم َيُك ْن ِلُيِص يَبَك‬،‫الشَّد ِة‬
.)‫ َو َأَّن اْلَفَرَج َم َع اْلَك ْر ِب َو َأَّن َم َع اْلُعْس ِر ُيْس رًا‬، ‫الَّصْبِر‬

"Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata:


Suatu saat saya berada dibelakang nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau
bersabda: Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat:
Jagalah Allah), niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu
berada di hadapanmu). Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu
memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah
sesungguhnya jika suatu umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu
atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa
yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk
mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali
kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah
kering). (Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih).”

38
NILAI TARBAWY

“verbal learning”

Mengambil dari redaksi lafadz “ ‫ ”َيا ُغاَل ُم ِإِّني ُأَع ِّلُم َك َك ِلَم اٍت‬yang artinya “Wahai
ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat”, dengan penjelasan
maksud Rasulullah SAW mengajarkan kepada salah seorang bocah, maka bisa di
ambil tema dari sudut pandang tarbawiy yaitu “Pembelajaran Verbal (Verbal
Learning)”.

Verbal adalah istilah yang kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari.


Istilah ini digunakan apabila ingin bertukar informasi antar individu yang satu dengan
yang lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, verbal
adalah komunikasi secara lisan bukan tertulis. Dalam Bahasa Indonesia sendiri,
proses penyampaian pesan ada dua jenis yakni komunikasi verbal dan non verbal.
Secara umum, komunikasi verbal adalah proses penyampaian pesan dengan
menggunakan bahasa dari pengirim pesan atau biasa disebut
dengan komunikator kepada penerima pesan atau komunikan.

A. Ruang lingkup Pembelajaran Verbal

Pembelajaran verbal merupakan beberapa situasi pembelajaran dimana tugas-


tugas yang membutuhkan orang yang belajar untuk merespon materi bahan-bahan
verbal seperti kata-kata atau menanggapi dengan respon verbal. Pembelajaran verbal
merupakan proses yang komplek yang terdiri dari pemecahan masalah, berfikir dan
rumusan konsep dan juga melibatkan aktivitas kognitif.
Pembelajaran verbal secara sistematis dimulai oleh Herman Ebbinghaus, seorang
psikolog Jerman tahun 1885. Dia tertarik akan kondisi-kondisi manusia belajar untuk
membentuk kelompok dan cara mempertunjukkan bagaimanapun mengukur manusia
belajar.

B. Prosedur dan Bahan Pembelajaran Verbal

39
Berbagai bahan yang digunakan dalam penelitian pembelajaran verbal. Pada
tingkat sederhana huruf tunggal dapat digunakan. Tiga huruf itu disebut trigrams,
yaitu berupa konsonan-vokal- konsonan (cvc) kombinasi atau konsonan-konsonan-
konsonan (CCC) kombinasi. Istilah trigram datang untuk menggantikan istilah suku
kata yang kosong karena lebih mudah untuk merujuk pada keberatian dari trigrams.
Trigrams bervariasi dalam sifat asosiatif seperti nilai asosiasi. Dalam rangka untuk
menentukan nilai asosiasi, subjek manusia diperlihatan trigram satu persatu waktu
untuk suatu periode singkat dan bertannya apakah mereka memiliki hubungan ke
trigram. Dimana subjeknya memiliki asosiasi untuk mendefenisikan item verbal
asosiasinya. Inti penelitian verbal adalah adanya tugas pembelajaran. Ada empat
proses dasar pembelajaran verbal yaitu:
1. Pembelajaran serial
Pembelajaran serial melibatkan pembelajaran serangkaian item pada urutan
tertentu contohnya alphabet, nama-nama hari, nama sembilan planet dalam tata
surya. Para ahli menjelaskan item pertama merupakan stimulus dimana item
kedua dipelajari sebagai respon. Respon kedua dianggap sebagai stimulus
dimana item kedua dipelajari sebagai responnya, begitu sebaliknya.
Pembelajaran serial ditandai dengan adanya suatu pola tertentu. Orang lebih
cepat dan mudah belajar berbagai item pertama dan beberapa item terakhir dari
pada item- item di tengah. Kecenderungan mempelajari item-item pertama
dengan mudah dalam kurva pembelajaran serial disebut efek unggul.
Kecendrungan untuk mempelajari item terakhir dengan mudah disebut efek
resensi.

2. Pembelajaran gabungan berpasangan


Pembelajaran gabungan berpasangan melibatkan pembelajaran berpasangan
untuk item-itemnya, misalnya pembelajaran kosa kata bahasa inggris dengan
bahasa lainnya. Para ahli teori pembelajaran menggambarkan gabungan
berpasangan ini sebagai stimulus respon yang berbeda yaitu item pertama adalah
stimulus dan item ke dua adalah respon.

40
Dalam pembelajaran gabungan berpasangan tugas pelajar adalah
mengupulkan pasangan-pasanga dari soal- soal, satu anggota pasangan menjadi
stimulus dan anggota yang ke dua menjadi responnya. Dengan langkh ini
orang yang mencoa mendesain yang mana soal-soal yang berfungsi sebagai
stimulus dan mana yang respon, sedangkan pada pembelajaran serial sebuah soal
dapat berfungsi keduanya.

3. Pembelajaran gabungan bebas


Dalam panggilan bebas mata pelajaran diberikan seperangkat soal-soal verbal
kepada suatu waktu membutuhkan pemanggilan soal kembali tanpa
mempertimbangkan untuk memerintahkan pesanan prestasi dari unsur-unsur
tentang masing-masing percobaan bervariasikan dan si pelajar bebas untuk
memanggil kembali pada pesanan yang dipilih, ini di istilahkan dengan “free
recal”atau pelajaran itu kadang- kadang dipanggil.

4. Pembelajaran pengenalan
Langkah-langkah dalam pembelajaran pengenalan dimana pelajar
ditunjukkan hal-hal dalam fase studi kemudian diuji untuk pengenalan pada
waktu percobaan. Contoh: pembelajaran untuk mengenali wajah orang- rang
menjadi akrab, dengan penunjuk tertentu selama di jalan raya atau selama
sebuah rute yang sering anda lewati atau jalani, contohnya rambu- rambu lalu
lintas. Pembelajaran pengenalan adalah proses dimana kita bisa membedakan
peristiwa yaang sudah lazim dari peristiwa yang tidak lazim di lingkungan kita.

41
HADIST KE-20
‫ َقاَل َرُسْو ُل ِهللا‬: ‫َعْن َأِبي َم ْس ُعْو ٍد ُع ْقَبَة ْبِن َع ْمٍرو اَألْنَص اِري الَبْد ِري – َر ِض َي ُهللا َع ْنُه – َقاَل‬
‫ ِإَذ ا َلْم َتْس َتْح ِي َفاْص َنْع َم ا‬:‫ “ِإَّن ِم َّم ا َأْد َر َك الَّن اُس ِم ْن َكَالِم الُّنُب َّوِة اُألْو َلى‬: ‫َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
.‫ِش ْئَت ” َر َو اُه الُبَخ اِري‬

Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, ‘Sesungguhnya di antara
perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu,
maka berbuatlah sesukamu. (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 3484, 6120]

NILAI TARBAWY
“Pendidikan karakter”

Mengambil dari redaksi lafadz “ ‫ ”ِإَذ ا َلْم َتْسَتْح ِي َفاْص َنْع َم ا ِش ْئَت‬yang artinya jika kamu
tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Maka dapat diambil dari tema sudut pandang
hadis tarbawi yaitu : Pendidikan Karakter.

“Teori tentang Tema Yang Dibahas”


a. Pengertian
Karakter adalah suatu sifat yang khas dimiliki oleh seseorang yang mengandung
nilai kemampuan, kapasitas moral dalam berpikir dan bertindak yang terbentuk
dari kebiasaan yang dilakukan saat berinteraksi dengan orang lain.
Pendidikan adalah suatu sistem Pendidikan moral atau budi pekerti yang
digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter yang
baik pada seseorang.

42
b. Sistem karakter
1) Pengetahuan Moral
Kemampuan seseorang untuk mengetahui, memahami, mempertimbangkan,
membedakan jenis-jenis moral yang perlu dilakukan dan yang harus
ditinggalkan.
2) Perasaan Moral
Kemampuan seseorang merasa wajib untuk melakukan Tindakan moral dan
merasa bersalah jika melakukan perbuatan jahat.
3) Tindakan Moral
Kemampuan untuk menggerakkan seseorang dalam melakukan tindakan
moral ataupun mencegah seseorang untuk tidak melakukannya.
c. Fungsi Pendidikan Karakter
1) Untuk pembentukan dan pengembangan potensi
Berfungsi agar seseorang mampu mengembangkan potensi dalam dirinya
untuk berfikir baik, berhati baik, dan berperilaku baik.
2) Untuk penguatan dan perbaikan
Berfungsi untuk memperbaiki dan menguatkan peran keluarga, satuan
Pendidikan, Masyarakat untuk berpatisipasi dalam mengembangkan potensi.
3) Fungsi Penyaring
Berfungsi agar masyarakat dapat memilah antara yang baik dengan yang
tidak.

“Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter”


1) Faktor Insting
Sikap yang sudah ada sejak manusia dilahirkan.
2) Faktor kebiasaan
Suatu perilaku yang sama yang dilakukan secara terus-menerus dan
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
3) Keturunan
Sifat anak sebagian besar turunan dari orang tua.

43
4) Lingkungan
Segala sesuatu yang melingkupi hidup manusia di sekitarnya.

HADIST KE-21

‫ ُقْلُت َياَرُسْو َل ِهللا ُقْل ِلْي‬: ‫ َأِبْي َع ْم َر َة ُس ْفَياَن ْبِن َع ْبِد ِهللا َرِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬، ‫ َو ِقْيَل‬،‫َعْن َأِبْي َع ْمٍرو‬
‫ “ُقْل آَم ْنُت باِهلل ُثَّم اسَتِقْم ” َر َو اُه ُم ْسِلٌم‬: ‫ِفي اِإل ْس الِم َقْو ًال َال َأْس َأُل َع ْنُه َأَح َد ًا َغ ْيَر َك؟ َقاَل‬
“Dari Abu Amr (ada juga yang mengatakan Abu Amrah Sufyan bin Abdullah ats-
Tsaqafi r.a.) berkata: ‘wahai Rasulullah, katakan kepadaku suatu ungkapan tentang
Islam yang tidak akan aku tanyakan kepada orang lain selain kepadamu’. Rasulullah
bersabda: ‘Katakanlah: amantu billah (aku beriman kepada Allah), lalu
beristiqomahlah’.” [H.R. Muslim]

NILAI TARBAWY

“ humanisme dan konsisten”

Tarbawi dari hadis arba’in ke-22 diambil dari kata “istiqomah”. Kata
istiqomah berasal dari kata ‫( قام‬qaama) yang berarti “berdiri”. Kata tersebut ada
tambahan huruf “alif” dan “sin” dan mengikuti wazan ‫تفعل‬mm‫( اس‬istaf’ala) yang
berfaedah muthawa’ah. Maka arti istiqomah adalah berdiri dengan sungguh-sungguh
atau konsisten serta teguh.

Dalam konteks Islam, istiqomah berarti teguh pendirian dan selalu konsisten.
Istiqomah merupakan salah satu sifat yang dianjurkan dalam Islam, karena dengan
istiqomah seseorang akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.

Istiqomah bukanlah hal mudah untuk dilakukan, karena membutuhkan


perjuangan dan pengorbanan. Namun, dengan tekad dan niat yang kuat, kita dapat
meraih istiqomah dalam kehidupan kita.

Allah SWT telah berfirman dalam surat Hud ayat 112, yang artinya “Maka
Istiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan

44
kepadamu dan (juga) orang yang telat taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas, sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

Abu Bakar ash-Shiddiq juga berpendapat jika istiqomah adalah perilaku


seseorang yang tidak menyekutukan Allah dengan yang lainnya atau tidak berbuat
syirik. Sedangkan menurut Umar bin al-Khattab berkata istiqomah adalah suatu hal
yang harus bertahan pada satu perintah dan tidak melakukan suatupun yang dilarang.
Kemudian, Ustman bin affan juga mengatakan bahwa istiqomah adalah keikhlasan.
Sedangkan menurut Ali bin Abin Thalib istiqomah adalah melaksanakan kewajiban
yang diperintahkan oleh Allah.

Tema teori yang masuk pada pembahasan hadis arba’in nawawi ke-21 adalah
teori humanisme. Teori humanisme adalah sebuah teori yang memanusiakan manusia,
dimana seorang individu dalam hal ini dapat menggali kemampuannya sendiri untuk
diterapkan dalam lingkungannya.

Iman sebagai motivasi intrinsik dalam teori humanisme, manusia diyakini


sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Potensi ini
dapat berkembang jika manusia memiliki motivasi yang kuat untuk berkembang.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu, tanpa adanya
pengaruh dari luar. Iman adalah salah satu motivasi intrinsik yang dapat mendorong
manusia untuk berkembang secara optimal. Iman memberikan keyakinan dan
kekuatan kepada manusia untuk melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat.
Dengan iman, manusia akan memiliki semangat untuk belajar, bekerja, dan berbuat
baik.

Istiqomah sebagai kunci, istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu
konsisten dalam menjalankan ajaran agama. Istiqomah merupakan kunci untuk
mencapai tujuan hidup yang telah ditetapkan. Dalam teori humanisme, manusia
diyakini sebagai makhluk yang memiliki kebebasan untuk menentukan tujuan
hidupnya. Namun, kebebasan ini harus disertai dengan tanggung jawab. Jika manusia
ingin mencapai tujuan hidupnya, maka ia harus memiliki komitmen dan tekad yang

45
kuat untuk mewujudkannya. Istiqomah adalah salah satu bentuk komitmen dan tekad
yang kuat. Dengan istiqomah, manusia akan selalu berusaha untuk mencapai tujuan
hidupnya, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan rintangan.

Hubungan iman dan istiqomah memiliki hubungan yang erat. Iman


memberikan motivasi kepada manusia untuk berbuat baik, sedangkan istiqomah
adalah kunci untuk mewujudkan motivasi tersebut. Dengan iman, manusia akan
memiliki keyakinan bahwa berbuat baik adalah hal yang penting dan bermanfaat.
Iman juga akan memberikan kekuatan kepada manusia untuk menghadapi berbagai
tantangan dalam berbuat baik. Istiqomah adalah bentuk nyata dari iman. Istiqomah
menunjukkan bahwa seseorang benar-benar beriman kepada ajaran agamanya.

Iman dan istiqomah masuk ke dalam teori humanisme karena keduanya dapat
membantu manusia untuk mencapai martabat kemanusiaannya yang tinggi. Iman
dapat membantu manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sedangkan
istiqomah dapat membantu manusia untuk mewujudkan potensinya secara optimal.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana iman dan istiqomah dapat


membantu manusia untuk mencapai martabat kemanusiaannya:

1. Iman dapat membantu manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik, seperti
jujur, amanah, dan sabar. Hal ini akan membuat manusia menjadi lebih dihormati
dan dihargai oleh orang lain.
2. Istiqomah dalam beribadah dapat membantu manusia untuk menjadi pribadi yang
lebih bertakwa dan dekat dengan Allah. Hal ini akan membuat manusia menjadi
lebih tenang dan bahagia dalam menjalani kehidupannya.
3. Istiqomah dalam menuntut ilmu dapat membantu manusia untuk menjadi pribadi
yang lebih berilmu dan berwawasan luas. Hal ini akan membuat manusia menjadi
lebih mandiri dan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya.
4. Istiqomah dalam berbuat baik dapat membantu manusia untuk menjadi pribadi
yang lebih berakhlak mulia dan bermanfaat bagi orang lain. Hal ini akan membuat
manusia menjadi lebih dicintai dan dihormati oleh orang lain.

46
Dengan demikian, iman dan istiqomah merupakan hal-hal yang penting untuk
ditanamkan dalam diri setiap manusia. Kedua hal tersebut dapat membantu manusia
untuk mencapai martabat kemanusiaannya yang tinggi.

Oleh : Dimas Ali Nafis,Aisyah Zakiyatus Syiam & Dhana Rhamadani

Meneliti hadist ke:22,23 dan 24

HADIST KE-22

‫َعْن َأبْي َع ْبِد ِهللا َج اِبِر بِن َع ْبِد ِهللا اَألْنَص اِرِّي َرِض َي ُهللا َع ْنُه َأَّن َرُج ًال َس َأَل الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه‬
، ‫ َو َح َّر ْم ُت الَح َر اَم‬، ‫ َو َأْح َلْلُت الَح َالَل‬، ‫ َو ُص ْم ُت َر َم َض اَن‬،‫ “َأَر َأْيَت ِإذا َص َّلْيُت الَم ْك ُتوَباِت‬: ‫َو َس َّلَم َفَقاَل‬
‫ َو َم ْع َنى‬،‫ َنَعْم ”َر َو اُه ُم ْس ِلٌمَو َم ْع َنى َح َّر ْم ُت الَح َر اَم ِاْج َتَنْبُت ُه‬: ‫َو َلْم َأِزْد َعلى َذ ِلَك َشيئًا َأْد ُخ ُل الَج َّنَة؟ َقاَل‬
‫َأْح َلْلُت الَح الَل َفَعْلُتُه ُم ْع َتِقدًا ِح َّلُه‬

Dari Abu ‘Abdillah Jabir bin ‘Abdillah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa
seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
“Bagaimana pendapat Anda (kabarkan padaku), apabila aku mengerjakan shalat-
shalat fardhu, puasa di bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan
yang haram, dan aku tidak menambahnya sedikit pun dari itu, apakah aku akan masuk
surga?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. Muslim).

Makna “Aku mengharamkan yang haram”, ialah aku menjauhinya. Dan makna “Aku
menghalalkan yang halal” ialah aku menghalalkannya dengan meyakini
kehalalannya.

NILAI TARBAWY

“ konsisten “

Dilihat dari sudut pandang tarbawy, hadits ini menerangkan tentang


pentingnya konsisten dalam belajar. Walaupun seseorang hanya melakukan apa yang

47
dibebankan kepada dia tanpa harus menambah ekstra atau hal yang sebenarnya tidak
wajib dan tidak dibebankan kepada dia seperti les dsb, selama dia konsisten dalam
belajarnya maka ia akan mencapai tujuan yang diinginkan.

Teori pemikiran tarbawy dari hadits ke 22 ini diambil dari tema hadits itu
sendiri, yang menceritakan bahwa seseorang bertanya kepada Rasul jika dia
mengerjakan amalan-amalan yang wajib tanpa mengerjakan hal-hal yang dianjurkan
(sunnah) tetapi dengan konsisten, apakah ia masuk surga? Rasul menjawab “ya”. Dari
keterangan ini bisa diqiyaskan kepada seorang pelajar, walaupun dia tidak mengikuti
ekstra, menambah les dan sebagainya, tapi dia konsinten dengan pelajaran wajib di
tempat dia belajar seperti sekolah atau pesantren maka dia bisa saja mencapai
kesuksesan.

HADITS KE 23

‫ َق اَل َرُس وُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه‬: ‫َع ْن َأِبي َم اِلٍك الَح اِرِث ْبِن َعاِص ٍم اَألْش َعِرِّي َرِض َي ُهللا َع ْن ُه َق اَل‬
‫ َو ُس ْبَح اَن ِهللا والَح ْم ُد ِهلل َتْم آلِن – َأو‬، ‫ َو الَح ْم ُد ِهلل َتْم ُأل الِمْي َز اَن‬، ‫) الُّطُهوُر َش ْط ُر اِإل ْيَم اِن‬: ‫َو َس َّلَم‬
‫ َو الُقْر آُن ُح َّج ٌة‬، ‫ َو الَّصْبُر ِض َياٌء‬، ‫ والَّصَد َقُة ُبْر َهاٌن‬، ‫ َو الَّص الُة ُنوٌر‬،‫َتْم ُأل – َم ا َبْيَن الَّس َم اِء َو اَألْر ِض‬

‫ ُك ُّل الَّناِس َيْغ ُدو َفَباِئٌع َنْفَسُه َفُم ْعِتُقَها َأو ُم ْو ِبُقَها َر َو اُه ُم ْسِلٌم‬، ‫َلَك َأْو َع َلْيَك‬

48
Dari Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bersuci itu sebagian dari
iman, ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) itu memenuhi timbangan.
Ucapan subhanallah (Mahasuci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah),
keduanya memenuhi antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya, sedekah adalah
bukti nyata, kesabaran adalah sinar, Al-Qur’an adalah hujjah yang membelamu atau
hujjah yang menuntutmu. Setiap manusia berbuat, seakan-akan ia menjual dirinya,
ada yang memerdekakan dirinya sendiri, ada juga yang membinasakan dirinya
sendiri.’ ”(HR. Muslim).

NILAI TARBAWY

“ kebersihan”

49
Dalam hadits ini menjelaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari Iman, yang
menunjukkan pentingnya kebersihan. Dalam hal pendidikan kebersihan adalah suatu
hal yang lumrah karna kebersihan dapat menyebabkan belajar lebih nyaman, entah
kebersihan badan, pakaian ataupun lingkungan

. Hadits ini juga menerangkan bahwa ketika melakukan sesuatu kita harus berusaha
dan totalitas dengannya. Hal ini ditunjukkan dengan kata “‫ ”ُك ُّل الَّناِس َيْغ ُدو‬yang menunjukkan
bahwa kita harus berusaha dan “‫ ”َفَباِئٌع َنْفَس ه‬yang berarti menjual dirinya yang dapat diartikan
sebagai totalitas. Jadi disetiap hal terlebih lagi belajar, kita harus totalitas dengan
mengorbankan waktu, harta dan diri kita untuk ilmu.

Teori tentang kebersihan diambil dari teks hadits “ ‫ ”الُّطُهوُر َش ْط ُر اِإل ْيَم اِن‬yang jelas-jelas
menyebutkan tentang kebersihan. Adapun tema kedua ditunjukkan dengan kata “‫”ُك ُّل الَّناِس َيْغ ُدو‬
yang menunjukkan bahwa kita harus berusaha dan “‫ ”َفَباِئٌع َنْفَس ه‬yang berarti menjual dirinya
yang dapat diartikan sebagai totalitas.

HADITS KE 24

‫َعْن َأِبى َذ ٍّر الِغ َفاِري َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِفْيَم ا َيْر ِو ْيِه َعْن َرِّبِه َع َّز َو َج َّل‬
‫ َيا ِع َباِد ى ِإِّنى َح َّر ْم ُت الُّظْلَم َع َلى َنْفِس ى َو َج َعْلُتُه َبْيَنُك ْم ُم َح َّر ًم ا َفَال َتَظاَلُم وا َيا ِع َباِد ى ُك ُّلُك ْم‬: ‫َأَّنُه َقاَل‬
‫َض اٌّل ِإَّال َم ْن َهَدْيُتُه َفاْس َتْه ُدوِنى َأْه ِد ُك ْم َيا ِعَباِد ى ُك ُّلُك ْم َج اِئٌع ِإَّال َم ْن َأْطَعْم ُتُه َفاْس َتْطِع ُم وِنى ُأْطِع ْم ُك ْم‬
‫َيا ِع َباِد ى ُك ُّلُك ْم َعاٍر ِإَّال َم ْن َك َسْو ُتُه َفاْس َتْك ُس وِنى َأْك ُس ُك ْم َيا ِع َباِد ى ِإَّنُك ْم ُتْخ ِط ُئوَن ِبالَّلْيِل َو الَّنَهاِر‬
‫َو َأَنا َأْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِم يًعا َفاْس َتْغ ِفُر وِنى َأْغ ِفْر َلُك ْم َيا ِع َباِد ى ِإَّنُك ْم َلْن َتْبُلُغوا َض ِّر ى َفَتُضُّر وِنى َو َلْن‬
‫َك اُنوا َع َلى َأْتَقى َقْلِب َرُج ٍل‬ ‫َتْبُلُغوا َنْفِع ى َفَتْنَفُعوِنى َيا ِعَباِد ى َلْو َأَّن َأَّو َلُك ْم َو آِخ َر ُك ْم َوِإْنَس ُك ْم َوِج َّنُك ْم‬
‫َوِإْنَس ُك ْم َوِج َّنُك ْم َك اُنوا َع َلى‬ ‫َو اِح ٍد ِم ْنُك ْم َم ا َز اَد َذ ِلَك ِفى ُم ْلِكى َشْيًئا َيا ِع َباِد ى َلْو َأَّن َأَّو َلُك ْم َو آِخ َر ُك ْم‬
‫َأْفَج ِر َقْلِب َرُج ٍل َو اِح ٍد َم ا َنَقَص َذ ِلَك ِم ْن ُم ْلِكى َشْيًئا َيا ِعَباِد ى َلْو َأَّن َأَّو َلُك ْم َو آِخ َر ُك ْم َوِإْنَس ُك ْم َوِج َّنُك ْم‬
‫َقاُم وا ِفى َصِع يٍد َو اِح ٍد َفَس َأُلوِنى َفَأْع َطْيُت ُك َّل ِإْنَس اٍن َم ْس َأَلَتُه َم ا َنَقَص َذ ِلَك ِم َّم ا ِع ْنِد ى ِإَّال َك َم ا‬
‫َيْنُقُص اْلِم ْخ َيُط ِإَذ ا ُأْد ِخ َل اْلَبْح َر َيا ِع َباِد ى ِإَّنَم ا ِهَى َأْع َم اُلُك ْم ُأْح ِص يَها َلُك ْم ُثَّم ُأَو ِّفيُك ْم ِإَّياَها َفَم ْن َو َج َد‬

50
‫َخ ْيًر ا َفْلَيْح َم ِد َهَّللا َو َم ْن َو َج َد َغ ْيَر َذ ِلَك َفَال َيُلوَم َّن ِإَّال َنْفَسُه َر َو اُه ُم ْسِلٌم‬

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman:
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan
Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling
menzalimi. Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri
petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.
Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku
beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya.
Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri
pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada waktu malam dan siang,
dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku,
pasti Aku mengampuni kalian. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan
dapat membinasakan-Ku dan kalian tak akan dapat memberikan manfaat kepada-Ku.
Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian,
sekalian manusia dan jin, mereka itu bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di
antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang
yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka
itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan
mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga. Wahai hamba-Ku, jika orang-orang
terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin yang tinggal di
bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka,
tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang
jarum yang dimasukkan ke laut Wahai hamba-Ku, sesungguhnya inilah amal
perbuatan kalian. Aku catat semuanya untuk kalian, kemudian Kami akan
membalasnya. Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur

51
kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-
kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim)

NILAI TARBAWI

“mentaati peraturan”

Dari hadits qudsi diatas dilihat dari sudut pandang tarbawy menjelaskan
tentang taat terhadap peraturan. Di dalam seluruh instansi pendidikan entah itu
sekolah atau pesantren bahkan perguruan tinggi sekalipun pasti ada yang namanya
peraturan. Bagi seorang pelajar tentu wajib untuk mentaati semua peraturan entah
tertulis maupun tidak.

Teori tentang sudut pandang tarbawy tentang mentaati peraturan itu dapat
ditemui dalam teks

“‫ ”َيا ِعَباِد ى ِإِّنى َح َّر ْم ُت الُّظْلَم َع َلى َنْفِس ى َو َجَع ْلُتُه َبْيَنُك ْم ُمَح َّر ًم ا َفَال َتَظ اَلُم وا‬dan seterusnya yang mana
menerangkan tentang perintah dan larangan Allah. Perintah dan larangan tersebut
merupakan “peraturan” bagi umat manusia dan wajib untuk mentaati aturan tersebut.
Begitu pula dalam konteks pendidikan, dalam sebuah instansi yang mempunyai
aturan maka aturan tersebut harus ditaati oleh seluruh pelajar, guru dan semua orang
dalam instansi tersebut.

Oleh : Iftitah Astria Sani & Muhammad sonhaji

52
Menelit hadist ke:25,26 dan 27

HADIST KE-25

‫َأْص َح اِب َرُسْو ِل ِهللا َص َّلى هللا عليه وسلم َقاُلوا ِللَّنِبِّي‬ ‫ َأَّن َناسًا ِم ْن‬: ‫َعْن َأِبي َذ ٍّر َر ِض َي ُهللا َع ْنُه‬
‫ َو َيُصْو ُم ْو َن‬،‫َأْه ُل الُّد ُثْو ِر ِبْاُألُج ْو ِر ُيَص ُّلْو َن َك َم ا ُنَص ِّلي‬ ‫ َذ َهَب‬،‫َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيا َرُسْو َل ِهللا‬
‫ ِإَّن َلُك ْم ِبُك ِّل‬: ‫ َأَو َلْيَس َقْد َج َعَل ُهللا َلُك ْم َم ا َتَص َّد ُقْو َن‬: ‫ َو يَتَص َّد ُقْو َن ِبُفُضْو ِل َأْمَو اِلِهْم َقاَل‬، ‫َك َم ا َنُصْو ُم‬
‫ َو ُك ِّل َتْهِلْيَلٍة َص َد َقًة َو َأْم ٍر ِباْلَم ْع ُرْو ِف‬،‫َتْس ِبْيَح ٍة َص َد َقًة َو ُك ِّل َتْك ِبْيَرٍة َص َد َقًة َو ُك ِّل َتْح ِم ْيَد ٍة َص َد َقًة‬
‫ َيا َرُسْو َل ِهللا َأَيْأِتي َأَح ُد َنا َشْه َو َتُه‬: ‫َص َد َقًة َو َنْه ٍي َعن ُم ْنَك ٍر َص َد َقًة َو ِفي ُبْض ِع َأَح ِد ُك ْم َص َد َقًة َقاُلوا‬
‫ َأَر َأْيُتْم َلْو َو َضَعَها ِفي َح َر اٍم َأَك اَن َع َلْيِه ِو ْز ٌر ؟ َفَك َذ ِلَك ِإَذ ا َو َضَعَها ِفي‬: ‫َو َيُك ْو ُن َلُه ِفْيَها َأْج ٌر ؟ َقاَل‬
. ‫اْلَح َالِل َك اَن َلُه َأْج ٌر‬

Dari Abu Dzar radhiallahuanhu: Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat


Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam 6 berkata kepada Rasulullah shallallahu`alaihi
wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa
pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa
sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka
(sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam)
bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah?
Sesungguhnya setiap tashbih 7 merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah,
setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi
munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan kalian 8) merupakan sedekah.
Mereka bertanya: Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala seseorang di antara
kami yang menyalurkan syahwatnya? Beliau bersabda: Bagaimana pendapat kalian
seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, bukankah baginya dosa?
Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya
mendapatkan pahala. (Riwayat Muslim)

NILAI TARBAWI
6
Yang dimaksud dengang mereka adalah para shahabat Rasulullah yang fakir dari kalangan Muhajirin.
7
Tashbih adalah ucapan Subhanallah.
8
Maksudnya adalah melakukan jima’ dengan istri

53
“kepedulian sosial”

Mengambil dari redaksi lafadz “ ‫ ”َأَو َلْيَس َق ْد َجَع َل ُهللا َلُك ْم َم ا َتَص َّد ُقْو َن‬yang artinya
“bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah?” dengan
penjelasan kemudahan bersedekah. Maka tema yang bisa diambil adalah tentang “
Kepedulian sosial”
Kepedulian sosial yang dikemukakan oleh Alfredadler dalam istilah asli
gemeinschaftsgefuhl yang berarti rasa persatuan dengan semua umat manusia, hal ini
menyatakan secara tidak langsung keanggotaan dalam komunitas sosial seluruh
manusia, menurut Wardhani (2010) kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan
individu untuk membantu orang lain.lingkungan terdekat seorang individu yang
berpengaruh besar dalam menentukan tingkat kepedulian sosial kita.
Kepedulian berarti sikap memperhatikan sesuatu. Dengan demikian kepedulian
sosial berarti sikap memerhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama
anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang dimaksud bukanlah untuk mencampuri
urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahn yang
dihadapi orang laindengan tujuan kebaikan dan perdamaian.

“Bentuk Kepedulian Sosial”

Kepedulian sosial dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Kepedulian yang berlangsung saat suka maupun duka


Kepedulian sosial merupakan keterlibatan pihak yang satu kepada pihak
yang lain dalam turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami
oleh orang lain.

2) Kepedulian pribadi dan bersama


Kepedulian bersifat pribadi, namun ada kalanya kepedulian itu dilakukan
bersama. Cara ini penting apabila bantuan yang dibutuhkan cukup besar
atau berlangsung secara berkelanjutan.

3) Kepedulian yang sering lebih mendesak

54
Kepedulian akan kepentingan bersama merupakan hal yang sering
mendesak untuk kita lakukan. Caranya dengan melakukan sesuatu atau
justru menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu demi kepentingan
bersama

Tipe Kepedulian Sosial

Dibawah ini merupakan tipe kepedulian social yang dapat kita temui, diantara lain:

1) Mengamati dan meniru perilaku peduli sosial orang-orang yang diidolakan


(mengacu pada teori social learning Bandura). Social Learning ini mengkaji
proses belajar melalui media massa sebagai tandingan terhadap proses belajar
secara tradisional. Teori ini menyatakan bahwa belajar terjadi dengan cara
menunjukkan tanggapan dan mengalami efek Peduli Terhadap Sesama
Hal yang sangat mudah dan dapat dilakukan setiap saat, misalnya senyum kepada
orang lain hingga pihak lain merasa nyaman. Penentu utama dalam belajar adalah
peneguhan, dimana tanggapan akan diulangi jika organisme (orang yang
bersangkutan) mendapat penghargaan. Albert Bandura menyatakan bahwa Social
Learning Theory menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang utama
disamping keluarga, guru dan sahabat.
2) Melalui proses pemerolehan Informasi verbal tentang kondisi dan keadaan sosial
orang yang lemah sehingga dapat diperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang
apa yang menimpa dan dirasakan oleh mereka dan bagaimana ia harus bersikap
dan berperilaku peduli kepada orang lemah (mengacu pada teori kognitif
Bruner). Menurut Teori Kognitif Jerome Bruner, belajar melibatkan tiga proses
yang berlangsung hampir bersamaan, yakni:
1. Memperoleh informasi baru
2. Transformasi informasi
3. Evaluasi
3) Melalui penerimaan Penguat/Reinforcement berupa konsekuensi logis yang akan
diterima seseorang setelah melakukan kepedulian sosial (mengacu pada teori

55
operant conditioning nya Skinner (konsekuensi mempengaruhi perilaku). Dalam
operant conditoning, individu belajar mengenai hubungan antara sebuah perilaku
dan konsekuensinya. Sebagai hasil dari hubungan asosiasi ini, setiap individu
belajar untuk meningkatkan perilaku yang diikuti dengan pemberian ganjaran
dan mengurangi perilaku yang diikuti dengan hukuman.

“Implementasi Kepedulian Sosial”

a) Implementasi Terhadap Diri Sendiri

Setelah membaca topic diatas, sudah selayaknya kita harus menumbuhkan


rasa kepedulian social agar bisa menjadi individu yang peka terhadap masalah-
masalah social yang sedang terjadi. Kita tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap
permasalahan social yang terjadi di lingkungan kita. Berbagai cara dapat dilakukan
misalnya dengan ikut menjadi panitia dalam acara seperti amal dan bakti social.
Dengan begitu kita bisa menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama dan juga
kepekaan kita.

b) Implementasi Terhadap Masyarakat

Setelah berusaha mengimplementasikan kepedulian sosial terhadap diri


sendiri, selanjutnya adalah bagaimana menerapkan sifat kepedulian sosial dalam
bermasyarakat. Penerapan dalam masyarakat dapat di implementasikan dengan
lingkungan sekitar kita karena masih banyak orang yang kurang peduli pada sesama
yang tidak menghiraukan orang yang membutuhkan bantuan dan mereka hanya tak
acuh pada sesama mereka. Seharusnya kita lebih peduli agar tidak ada orang yang
kesusahan lagi. Implementasi peduli terhadap sesama bisa dilakukan dari hal-hal kecil
yang kelihatannya sepele, seperti berbagi kebahagiaan dengan orang sekitar, rutin
bersedekah

HADIST-26

56
‫ (( ُك ُّل‬: – ‫ َق اَل َرُس ْو ُل ِهللا – َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬، – ‫َعْن َأبي ُهَر يرَة – َرِض َي ُهللا َع ْنُه‬
‫ َو ُتِع ْيُن‬، ‫ َتعِد ُل َبيَن اِال ْثَنْيِن َص َد َقٌة‬: ‫ ُك َّل َيْو ٍم َتطُل ُع ِفْي ِه الَّش ْم ُس‬، ‫ُس الَم ى ِم َن الَّناِس َع َلْيِه َص َدقٌة‬
، ‫ والَك ِلَم ُة الَّطِّيَب ُة َص َدقٌة‬، ‫ َأْو َتْر َف ُع َل ُه َع َلْيَه ا َم َتاَع ُه َص َدقٌة‬، ‫ َفَتْح ِم ُلُه َع َلْيَها‬،‫الَّرُج َل ِفي َداَّبِتِه‬
‫ َر َو اُه الُبَخ اِرُّي‬. )) ‫ وُتِمْي ُط اَألَذ ى َع ِن الَّطِرْي ِق َص َد َقٌة‬، ‫وِبُك ِّل ُخ ْط َو ٍة َتمِش ْيَها ِإَلى الَّص َالِة َص َدقٌة‬
. ‫َو ُم ْسِلٌم‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah
setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua
orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas
kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah
sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah
berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu
rintangan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no.
2989 dan Muslim, no. 1009]

NILAI TARBAWI

“shodaqoh”

Shodaqoh bukan tentang kualitas tapi tentang kuantitas Sedekah tidak selalu
yang berkaitan dengan harta, melainkan bisa ditunaikan walau menggunakan tenaga
atau bahkan sekedar senyuman. Namun masih banyak yang bingun dengan objek
urutan siapa yang harus didahulukan untuk menerima sedekah, apakah keluarga, atau
orang lain ? Berikut urutan yang paling utama dalam menerima sedekah :

1. Sedekah Kepada Keluarga


Berdasarkan kitab Al – Majmu‟ Syarah Al – Muhadzab Imam Nawawi
mengungkapkan bahwa para ulama sudah bersepakat, hal yang paling utama untuk
menerima sedekah adalah kerabat keluarganya. Hadis didalamnya bercerita tentang
Rasulullah yang memberikan petuah kepada kaum wanita untuk bersedekah tepat

57
pada idul Adha. “Wahaipara wanita sekalian, bersedekahlah! Sebab aku melihat
mayoritas dari kalian adalah penghuni neraka”.Setelah berkhotbah Rasulullah
memutuskan pulang kekediamanya. Pada saat itu istri dari Abdullah bin Mas‟ud yaitu
Zainab mendatanginya dan mengutarakan bahwa ingin bersedekah.

“ Ya Rasulallah, Tadi Anda menyuruh untuk bersedekah hari ini. Ini saya punya
perhiasan. Saya ingin mensedekahkan barang miliku ini. Namun Ibnu Mas’ud
(suamiku) mengira bahwa ia dan anaknya yang lebih berhak menerimanya dari pada
orang lain”. Rasul pun menegaskan : “Memang benar apa yang dikatakan Ibnu
Mas’ud(Suamimu) itu. Suami dan anak lebih berhak diberikan sedekah dari pada
orang lain”.

2. Sedekah Kepada Tetangga


Setelah keluarga, yang berhak menerima sedekah adalah tetangga terdekat yang
memang dari segi kemampuan berhak menerimanya, kurang mampu, janda dan lain
sebagainya. Hal tersebut disebutkan dalam Surah An –Nissa : 36 :

“ Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu


apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karibkerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri.“

Pentingnya berbagi kepada tetangga sebagai bentuk dari empati kita kepada tetangga.
Karena hidup kita didunia tidak lepas dari yang namanya sosialisasi, dan yang sering
ditemui untuk sosialisasi adalah tetangga.

3. Sedekah Kepada Orang lain


Terakhir setelah keluarga, kerabat dan tetangga, yaitu bersedekah kepada orang
lain jika benar – benar sudah mampu dan memiliki harta lebih. Menyalurkan bisa

58
langsung atau lewat lemabaga – lembaga yang sudah terpercaya. Tentu diluaran sana
masih banyak yang membutuhkan bantuan kita, baik itu orang kurang mampu, sedang
terkena bencana dan lain sebagainya.

“Tinjauan Sedekah Terhadap Ekonomi”


Dalam Keputusan Menteri Agama Nomor RI No. 581 tahun 1999 tentang
Pelaksanaan Zakat disebutkan bahwa jenis-jenis kegiatan pendayagunaan dana zakat
dibagi menjadi dua bagian yaitu Pertama, pendayagunaan zakat yang berbasis sosial
yaitu penyaluran dana zakat dalam bentuk santunan untuk kebutuhan konsumtif
disebut program santunan (karitas) atau hibah konsumtif. Kedua, pendayagunaan
zakat berbasis pengembangan ekonomi yaitu penyaluran zakat dalam bentuk
pemberian modal usaha kepada yang berhak menerima secara langsung maupun tidak
langsung, yang pengelolaannya bisa melibatkan maupun tidak melibatkan mustahik
sasaran. Penyaluran dana zakat ini diarahkan pada usaha ekonomi yang produktif,
yang diharapkan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat.

Pada istilah ekonomi, sedekah merupakan suatu tindakan penyerahan harta


kekayaan dari golongan kaya kepada golongan miskin. Transfer kekayaan berarti juga
transfer sumber-sumber ekonomi. Tindakan ini tentu mengakibatkan perubahan
tertentu yang bersifat ekonomis, seperti seseorang yang menerima sedekah bisa
mengunakannya untuk kebutuhan konsumsi atau produksi. Dengan demikian,
sedekah meskipun pada dasarnya merupakan ibadah kepada Allah, juga mempunyai
arti ekonomi.
Sehubungan dengan argumen di atas, Rahardjo menyatakan dalam bukunya
Muhammad, bahwa dengan menggunakan pendekatan ekonomi, sedekah bisa
berkembang menjadi konsep kemasyarakatan (muamalah), yaituk tentang bagaimana
cara manusia melaksanakan kehidupan bermasyarakat, termasuk di dalamnya dalam
bentuk ekonomi.22 Dalam dimensi ekonomi, sedekah dapat menciptakan keadilan
sosial, dimana distribusi kekayaan berjalan secara merata. Sedekah didayagunakan
dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin menuju kehidupan ekonomi yang

59
layak. Pendayagunaan yang efektif adalah pendayagunaan yang sesuai dengan tujuan
dan jatuh kepada yang berhak menerimanya.

Pada zaman sekarang, telah banyak berdiri organisasi sosial yang membantu
manusia untuk menyaluran sebagian harta mereka kepada jalurjalur kebaikan yang
bermanfaat bagi masyarakat. Adanya organisasi sosial tersebut dapat memberi
ketenangan kepada orang-orang kaya, karena para pengelolanya telah mencurahkan
segala tenaga untuk mensurvei orang-orangya berhak menerima. Hal ini dilakukan
agar harta yang dikelola tepat sasaran dalam penyalurannya.

Agama Islam melarang para pemeluknya untuk menimbun harta dan


mewajibkan mereka untuk menyalurkan harta mereka melalui zakat, dengan
demikian harta orang-orang yang terkena wajib zakat akan senantiasa berputar dan
diberikan kepada mereka yang membutuhkan sehingga harta tersebut bisa produktif
yang kemudian akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Muslim bisa
mengurangi tingkat kemiskinan dengan membantu para mustahik (penerima zakat)
agar mereka mengembangkan usaha mereka sendiri sehingga zakat yang mereka
terima bisa produktif yang kemudian akan berdampak pada peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB). Faktanya, islam adalah agama yang sangat memperhatikan
perekonomian umat sehingga kesejahteraan umat bisa merata. Oleh sebab itu
kebutuhan umat akan harta harus diperhatikan dan disalurkan secara tepat untuk
membantu pendapatan muslim yang hidup di bawah garis kemiskinan dan
mengurangi rasa cemburu mereka terhadap muslim yang kaya.

“Kesejahteraan”
Amanat UUD 1945, kesejahteraan rakyat merupakan hal yang amat sentral
dalam cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Kesejahteraan bukan merupakan hal yang statis kesejahteraan dinamis,
berkembang dan selalu begerak. Kesejahteraan bukan juga hal yang sederhana,

60
namun merupakan hal yang kompleks dan interdependen. Pembangunan Nasional
adalah salah satu wujud dari pengamalan pancasila yang akan selalu bermuara pada
kesejahteraan. Maka dari itu ada keterkaitan yang sangat erat antara kesejahteraan
dan pembangunan. Karena itu, pembangunan kesejahteraan rakyat tidak dapat
berjalan diluar Trilogi Pembangunan nasional: Stabilitas Nasional yang dinamis,
Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi, dan Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya

Dalam paradigma pembangunan ekonomi juga dijelaskan bahwa perubahan


kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan. Artinya,
pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat
juga semakin baik. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa menyertakan
peningkatan kesejahteraan akan mengakibatkan kesenjangan sosial dan ketimpangan
kehidupan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat menurut pigou seperti dikutip oleh
copra dalam Cholisoh (2011) adalah kepuasan agregat dari semua individu dalam
masyarakat.

“Kemiskinan”
Menurut Bank Dunia, kemiskinan adalah masalah yang terjadi sudah sejak
lama, dan hampir dapat dikatakan kenyataan abadi dalam kehidupan umat manusia.
Ukuran kemiskinan dapat diketahui dengan tingkat pendapatan dan kebutuhan, jika
tingkat pendapatan dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum, maka orang atau
rumah tangga tersebut dikatakan miskin. Dengan demikian, kemiskinan dapat diukur
dengan membandingkan tingkat pendapatan orang atau rumah tangga dengan tingkat
pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya (Khasanah,
2010).Sedangkan menurut Unicef dalam Fathullah (2016) kemiskinan sebagai ketidak
milikan halhal secara materi kebutuhan minimal manusia termasuk kesehatan,
pendidikan dan jasa lainnya yang dapat menghindarkan manusia dari kemiskinan.
Revalion menyatakan dalam tahun 1970 an merumuskan bahwa garis kemiskinan
untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi

61
kebutuhan fisik dasar setiap orang berupa kebutuhan makan, pakaian, serta
perumahan sehingga dapat menjamin kelangsungan hidupnya.

Sedangkan dalam Islam fakir dan miskin adalah dua kaum dhuafa yang
berbeda tetapi statusnya hampir sama. Kedua golongan ini tidak mampu memenuhi
kebutuhan kehidupan sehari-hari mereka karena perekonomian mereka lemah.
mengutip fenomena miskin dan fakir semuanya menggambarkan kemiskinan. Perkara
yang berbeda diantara golongan miskin denga golongan fakir adalah tahapannya
sahaja, yaitu dari pada individu yang memiliki sedikit harta dan sama sekali tidak
memilki harta atau individu yang memiliki sedikit pendapatan dengan individu yang
sama sekali tidak memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Ibrahim (2007) mendefiniskan kemiskinan secara singkat yaitu tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar atau dapat juga didefiniskan sebagai standar hidup yang
rendah.Beberapa faktor mengapa banyak kemiskinan. Pengangguran, jumlah
penduduk sangat banyak yang sama bersaing untuk pekerjaan dan lowongan
pekerjaan yang terbatas. Pendidikan yang rendah tidak adanya ilmu pengetahuan,
wawasan yang lebih dan keterampilan. Bencana alam tak dapat kita hindari, kerena
dari allah Swt. Tapi kita setidaknya paham penyebabnya tangan manusia itu sendiri.
Ketidakacuhan membuat keadaan orang makin miskin dan kurang semangat untuk
hidup. Ketidakjujuran, semakin banyak orang yang tidak jujur maka kemiskinan akan
terus terjadi.

62
HADIST KE-27

: ‫ َق اَل‬، – ‫ َع ِن الَّن بِّي – َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬، – ‫َع ِن الَّن واِس بِن َس معاِن – َرِض َي ُهللا َع ْن ُه‬
‫ رواُه‬. )) ‫ وَك ِر ْهَت أْن َيَّطِل َع عليِه الَّن اُس‬، ‫ ما َح اَك في َنْفِس َك‬: ‫ واإلْثُم‬، ‫(( الِبُّر ُح ْس ُن الُخ ُل ِق‬
‫مسلٌم‬

‫ (( ِج ْئَت َتْس َأُل‬: ‫ َفَق اَل‬، – ‫ َأَتْيُت َرُس وَل ِهللا – َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬: ‫َو َعْن َو اِبَص َة ْبِن َم ْعَبٍد َقاَل‬
‫ َو اْط َم َأَّن‬، ‫ اِلبُّر َم ا اْط َم َأَّنْت ِإَلْي ِه الَّنْفُس‬، ‫ (( ِاْس َتْفِت َقْلَبَك‬: ‫ َقاَل‬، ‫ نَعْم‬: ‫َع ِن الِبِّر َو اِإل ْثِم ؟ )) ُقْلُت‬
‫ َوِإْن َأْفَت اَك الَّن اُس َو َأْفَت ْو َك ))َح ِدْيٌث‬، ‫ َو َترَّدَد ِفي الَّص ْد ِر‬، ‫ َو اِإل ْثُم َم ا َح اَك ِفي الَّنْفِس‬، ‫ِإَلْيِه الَقْلُب‬
‫َح َس ٌن َر َو ْيَناُه ِفي ” ُم ْس َنَدي ” اِإلَم اَم ْيِن َأْح َم َد َو الَّدارمِّي ِبإْس َناٍد َح َس ٍن‬

Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Al-birr adalah husnul khuluq (akhlak yang baik). Sedangkan al-
itsm adalah apa yang menggelisahkan dalam dirimu. Engkau tidak suka jika hal itu
nampak di hadapan orang lain.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2553]

Dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendatangi


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Apakah engkau datang
untuk bertanya tentang kebajikan dan dosa?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebajikan itu adalah apa
saja yang jiwa merasa tenang dengannya dan hati merasa tentram kepadanya,
sedangkan dosa itu adalah apa saja yang mengganjal dalam hatimu dan membuatmu
ragu, meskipun manusia memberi fatwa kepadamu.’” (Hadits hasan. Kami
meriwayatkannya dalam dua kitab Musnad dua orang imam: Ahmad bin Hambal dan
Ad-Darimi dengan sanad hasan).

63
NILAI TARBAWI
“Berfikir positif”

Manfaat dan Tujuan Berpikir Positif

a. Meningkatkan kesehatan mental dan fisik

Para ahli kesehatan dunia membuktikan bahwa dengan berpikir positif, dapat
meningkatkan kesehatan mental dan fisik bagi tubuh. Hasilnya membuat seseorang
tidak mudah terkena penyakit. Lin & Petersen mengatakan bahwa seseorang yang
pesimis dalam menjalani hidupnya lebih rentan terserang penyakit karena tingkat
kesehatan lebih rendah dari sebelumnya.

b. Gen yang melemah rentan terkena penyakit

Salah satu peneliti Jepang, Kazuo Murakami, mengatakan bahwa ketika


seseorang tertidur, sebagian besar gen dapat mengaktifkan pikiran dan perasaan
sebagai sumber kekuatan. Berpikir positif juga dapat meningkatkan kondisi kesehatan
mental seseorang.

c. Lebih percaya diri dan siap menjalani kehidupan

Berpikir positif dapat memengaruhi kondisi positif atau negative dalam


menjalani hidup. Peneliti Loehr mengatakan berpikir positif berkaitan erat dengan
keyakinan dan kekuatan, sehingga mampu menghasilkan perilaku bentuk
kepercayaan diri.

d. Tidak mudah putus asa dan Tangguh

Ketika menghadapi masalah dalam hidupnya, mampu menyelesaikan dengan


tegas sehingga tidak mudah berkecil hati. Berpikir positif merupakan interpretasi
dalam ekspektasi positif. sehingga mampu menghadapi tantangan dan hambatan
dalam menjalani kehidupan.

64
e. Membangun rasa toleransi dan empati

Ketika pikiran positif, memiliki rasa toleransi, empati dan memaafkan


terhadap sesamanya.. Lyubomirsky juga mengatakan sangat penting dalam
membentuk perilaku, terutama beradaptasi dengan masyarakat.

f. Membentuk jiwa yang optimis dan pantang menyerah

Ketika menghadapi masalah akan melihat dari sisi nilai positif agar tidak
menimbulkan kesalahan di kedua sisi. Sehingga kegiatan yang dilakukan berjalan
dengan baik.

g. Menjadikan hidup terasa ringan dan rileks

Melihat permasalahan yang dihadapi berupa kebijaksanaan dan pelajaran agar


tidak membawa beban dalam hidup dan merasa tenang. Seorang ahli Gilbert
mengatakan bahwa orang-orang yang berpikir positif, dapat mengontrol stress dengan
baik dan rileks dalam hidup mereka. Menurut para ahli, dalam berpikir positif
kesehatan memiliki pengaruh pada tubuh seseorang yaitu : dalam bukunya berpikir
positif mampu menjaga sistem kekebalan tubuh ketika dalam kondisi tertekan. Selain
itu juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang dalam mengatasi masalah
dan menyelesaikan tugas. Serta mampu memberikan saran dan motivasi positif saat
menghadapi kegagalan dan berperilaku. Peale, mengatakan berpikir positif dapat
menyelesaikan masalah ketika seseorang dalam keadaan kesulitan. Sehingga dapat
digunakan sebagai „perisai‟ untuk melindungi diri dari kegagalan. Melalui proses
intelektual yang sehat. Sedangkan berpikir positif memiliki tujuan untuk mencapai
impian yang ingin dicapai dalam bentuk keberhasilan. Sehingga seseorang tahu
persis, langkah dan keputusan yang akan diambil. Dengan strategi yang jelas dan
terarah. Dalam dirinya ada antusiasme sehingga memiliki semangat yang tinggi.

Berpikir positif dapat digunakan sebagai motivasi dalam hidup. Jadi ketika
seseorang termotivasi, kemampuan yang dilihat dapat memberikan respon positif
terhadap setiap situasi.20 Dengan memulai berpikir positif seseorang dapat
menemukan arah pilihannya, terbaik dan terburuk.Sikap berpikir positif dapat

65
menuntun pikiran menuju hal-hal yang luar biasa. Sehingga hal-hal diluar nalar juga
dapat dicapai dengan pikiran. Karena pikiran sebagai tuan dari anggota tubuh, yang
mampu berpikir dan memutuskan dalam bertindak. Pikiran yang didasarkan pada
optimisme dan kepercayaan dalam dirinya dan Tuhannya, akan menghasilkan kinerja
yang maksimal. Sehingga kebahagiaan dapat diperoleh dengan meningkatkan sesama
manusia dan manusia lainnya serta meningkatkan hubungan dengan Allah Swt.

66
Oleh : Mochammad Erikhal Huda & Choirul Anam

Meneliti hadist ke:28,29 dan 30

HADIST KE-28

‫ َو َع َظَن ا َرُس ْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو آِل ِه َو َس َّلَم‬: ‫عَْن َأِبي َنِج ْيٍح الِع ْر َباِض ْبِن َس اِر َيَة َر ِض َي ُهللا َتَع اَلى َع ْن ُه قَاَل‬
‫ َيا َر ُسْو َل ِهللا َك َأَّنَها َم ْو ِع َظًة ُمَو ِّد ٍع َفَأْو ِص َنا َق اَل ُأْو ِص ْيُك ْم‬: ‫َم ْو ِع ًظًة َو ِج َلْت ِم ْنَها الُقُلْو ُب َو َذ َر َفْت ِم ْنَها الُعُيْو ُن َفُقْلَنا‬
‫ِبَتْقَو ى ِهللا َع َّز َو َج َّل َو الَّس ْم ِع َو الَّطاَع ِة َو ِإْن َت َأَّم َر َع َلْيُك ْم َعْب ٌد َفِإَّن ُه َم ْن َيِع ْش ِم ْنُك ْم َفَس َيَر ي اْخ ِتَالًف ا َك ِثْي ًر ا َفَعَلْيُك ْم‬
‫ِبُس َّنِتي َو ُس َّنِة الُخ َلَفاِء الَّر اِشِد ْيَن الَم ْهِد ِّيْيَن َعُّض وا َع َلْيَها ِبالَّنَو اِج ِذ َو ِإَّياُك ْم َو ُم ْح َد َثاِت اُألُم ْو ِر َف ِإَّن ُك َّل ِبْدَع ٍة َض َالَلٌة‬
‫ َح ِدْيٌث َح َس ٌن َصِح ْيح‬: ‫َر َو اُه َأُبْو َداُو َد َو الِّتْر ِمِذُّي َو َقاَل‬

Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami dengan
nasihat yang membuat hati menjadi bergetar dan mata menangis, maka kami berkata,
‘Wahai Rasulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka
berikanlah wasiat kepada kami.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku
berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun
kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian
sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, wajib atas
kalian berpegang teguh pada sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin
(yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal). Gigitlah sunnah tersebut dengan
gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap
bidah adalah sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan
sahih).

NILAI TARBAWI

“Nasihat yang baik bagi peserta didik”

67
Metode nasihat merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
mengingatkan seseorang terhadap sesuatu yang mana nanti nya dapat meluluhkan hati
orang yang sedang diberi nasihat. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pseserta didik
yang kita ajarkan ialah sebuah benda hidup yang mana mampu merespon apa yang
akan kita berikan.

Untuk itulah dimana peran guru disini dibutuhkan untuk mendidik anak-anak
nya melalui dengan metode nasihat. Nasihat ini juga bisa disampaikan oleh seorang
pendidik dengan cara melalui sebuah kisah. Di mana dari penyampaian kisah-kisah
yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik akan mampu menarik perhatian
dari mereka dan dapat memberikan pengaruh kepada mereka.

Atau bisa juga dengan cara mengaitkan suatu peristiwa atau mengomentarinya
setelah itu diberikan penjelasan kepada para peserta didik agar para peserta didik
lebih mampu menarik sebuah nasihat yang terkandung didalamnya.

Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik haruslah senantiasa


memberikan sebuah nasihat kepada para peserta didiknya, Nasihat sendiri haruslah
disertai dengan perkataan yang baik, sebab perkataan yang baik itu akan mampu
diterima oleh pendengar terutama dengan para peserta didik.

Karena sebagai seorang pendidik haruslah mampu menjaga lisannya agar


selalu berkata dengan baik sebagai contoh kepada peserta didiknya. Nasihat yang
diberikan juga harus mampu membangunkan semangat atau dengan kata lain dapat
memberikan motivasi kepada diri peserta didik. Bukan malah sebaliknya dengan cara
menjatuhkan semangat dari peserta didiknya. Penyajian dari metode ini juga isa
menggunakan alat bantu seperti papan tulis, gambar-gambar, sketsa, slide, peta,
komputer, dan lain sebagainya.9

9
mildasriyanti/menerapkan-metode-nasihat-mau-izah-di-dalam-proses-belajar-mengajar./
Kompasiana.com

68
HADIST KE-29

‫ ُقْلُت َيا َرُسْو َل ِهللا َأْخ ِبْر ِني ِبَعَم ٍل ُيْد ِخ ُلِني الَج َّن َة َو ُيَباِع ُد ِني‬: ‫َعْن ُم َعاِذ ْبِن َج َبٍل َرِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
‫ َلَقْد َس َأْلَت َعْن َع ِظ يٍم َوِإَّنُه َلَيِس يٌر َع َلى َم ْن َيَّس َرُه ُهَّللا َع َلْي ِه َتْعُب ُد َهَّللا َال ُتْش ِرُك ِب ِه‬: ‫َع ِن الَّناِر َقاَل‬
‫َشْيًئا َو ُتِقيُم الَّص َالَة َو ُتْؤ ِتى الَّزَك اَة َو َتُص وُم َر َم َض اَن َو َتُح ُّج اْلَبْيَت ُثَّم َق اَل « َأَال َأُد ُّل َك َع َلى َأْب َو اِب‬
‫اْلَخ ْيِر الَّصْو ُم ُج َّنٌة َو الَّصَد َقُة ُتْطِفُئ اْلَخ ِط يَئَة َك َم ا ُيْطِفُئ اْلَم اُء الَّناَر َو َص َالُة الَّرُج ِل ِفي َج ْو ِف الَّلْي ِل‬
‫ { َتَتَج اَفى ُج ُنْو ُبُهْم َع ِن الَم َض اِج ِع } { َح َّتى ِإَذ ا َبَلَغ } { َيْع َم ُلْو َن } ُثَّم َق اَل « َأَال ُأْخ ِب ُر َك‬: ‫ ُثَّم َتَال‬.»
‫ ُقْلُت َبَلى َيا َرُس وَل هَّللا َقاَل « َر ْأُس اَألْمِر اِإل ْس َالُم َو َع ُم وُد ُه‬.» ‫ِبَر ْأِس اَألْمِر َو َع ُم وِدِه َو ِذْر َو ِة َس َناِمِه‬
‫ ُقْلُت َبَلى َي ا َرُس ْو َل ِهَّللا‬.» ‫ ُثَّم َق اَل « َأَال ُأْخ ِب ُر َك ِبَم َالِك َذ ِل َك ُك ِّل ِه‬.» ‫الَّص َالُة َو ِذْر َو ُة َس َناِمِه اْلِج َهاُد‬
« ‫ َفُقْلُت َيا َنِبَّى ِهَّللا َوِإَّن ا َلُم َؤ اَخ ُذ وَن ِبَم ا َنَتَك َّلُم ِب ِه َفَق اَل‬.» ‫« ُك َّف َع َلْيَك َهَذ ا‬ ‫َقاَل َفَأَخ َذ ِبِلَس اِنِه َقاَل‬
‫الَّناَس ِفى الَّناِر َع َلى ُو ُج وِهِهْم َأْو قَاَل َع َلى َم َن اِخ ِرِهْم ِإَّال َح َص اِئُد َأْلِس َنِتِهْم‬ ‫َثِكَلْتَك ُأُّم َك َو َهْل َيُك ُّب‬
‫ َح ِدْيٌث َح َس ٌن َصِح ْيٌح‬: ‫َر َو اُه الِّتْر ِمِذُّي َو َقاَل‬.»

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai
Rasulullah! Beritahukanlah kepadaku amal perbuatan yang dapat memasukkanku ke
surga dan menjauhkanku dari neraka.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sungguh, engkau bertanya tentang perkara yang besar, tetapi sesungguhnya hal itu
adalah mudah bagi orang yang Allah mudahkan atasnya: Engkau beribadah kepada
Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat,
membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji ke Baitullah.’
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Maukah engkau aku
tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah itu memadamkan
kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di pertengahan
malam.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
‘Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya’, sampai pada firman Allah ‘yang
mereka kerjakan.’ (QS. As-Sajdah: 16-17). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Maukah engkau aku jelaskan tentang pokok segala perkara, tiang-
tiangnya, dan puncaknya?’ Aku katakan, ‘Mau, wahai Rasulullah!’ Nabi shallallahu

69
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Pokok segala perkara adalah Islam, tiang-tiangnya
adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Maukah kujelaskan kepadamu tentang hal yang menjaga itu
semua?’ Aku menjawab, ‘Mau, wahai Rasulullah!’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab lalu memegang lidah beliau dan bersabda, ‘Jagalah ini (lisan)!’
Kutanyakan, ‘Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa dengan sebab perkataan
kita?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Semoga ibumu kehilanganmu!
(kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya). Tidaklah
manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan
dengan sebab lisan mereka.’” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan
sahih).

NILAI TARBAWY

“Pondasi Agama”

Hadist yang dimaksud adalah hadis ke-29 yang diriwayatkan oleh Mua'adz
bin Jabal. Nilai terpenting dari hadis ini adalah pentingnya menjalankan lima rukun
Islam, yaitu mengesakan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji. Selain itu, hadis ini juga menekankan
pentingnya amal sholeh seperti puasa dan sedekah yang dapat menghapus dosa
seperti air yang memadamkan api. Hadis ini juga menekankan pentingnya shalat
malam yang dilakukan di waktu sepertiga malam terakhir. Hadis ini juga menekankan
pentingnya jihad dalam Islam. Dan juga jika hadist ini di implementasikan dalam
proses pembelajaran maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa pentingnya bertanya
akan sesuatu yang tidak diketahui, karena pepatah mengatakan “malu bertanya sesat
di jalan,” tuntutan kritis bagi setiap pencari ilmu dalam mempelajari suatu ilmu
sangat di butuhkan, terlebih lagi seorang mahasiswa yang duduk di bangku
perkuliahan, jangan jadikan dirimu pasif Ketika mengenyam Pendidikan, karena
penyesalan yang nanti kamu rasakan.

70
HADIST KE-30

‫ «ِإَّن َهللا َف َرَض‬: ‫ َعْن َرُس وِل ِهللا ﷺ َقاَل‬،‫َعْن َأِبي َثْع َلَبَة الُخ َش ِنِّي ُج رُثوِم ْبِن َناِش ٍر َرِض َي ُهللا َع ْنُه‬
‫ َو َس َك َت َعْن َأْش َياَء‬،‫ َو َح َّد ُح ُد ْو دًا َفاَل َتْع َتُدوَها َو َح َّر َم َأْش َياَء َفاَل َتْنَتِهُك وَه ا‬،‫َفَر اِئَض َفاَل ُتَض ِّيُعوَها‬
.‫َرْح َم ًة َلُك ْم َغ ْيَر ِنْسَياٍن َفاَل َتْبَح ُثوا َع ْنَها» ِح ِدْيٌث َح َس ٌن َر َو اُه الَّداَر ُقْطِنُّي َو َغ ْيُرُه‬

Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu ‘anhu, dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah
menetapkan beberapa kewajiban maka janganlah engkau menyepelekannya, dan Dia
telah menentukan atasan-batasan maka janganlah engkau melanggarnya, dan Dia
telah pula mengharamkan beberapa hal maka janganlah engkau jatuh ke dalamnya.
Dia juga mendiamkan beberapa hal–karena kasih sayangnya kepada kalian bukannya
lupa–, maka janganlah engkau membahasnya.” (Hadits hasan, HR. Ad-Daruquthni
no. 4316 dan selainnya)

NILAI TARBAWY

“Mentaati aturan sekolah”

Hadist yang ke-30 yang diriwayatkan oleh Abu Sya’labah Al Khusani Jursum
bin Nasyir menerangkan tentang batasan-batasan atau rambu-rambu allah swt yang di
peruntuhkan kepada para hambanya, entah itu dari kewajiban atau larangan. Jika
hadist ini di implementasikan dalam Pendidikan maka bisa di ambil kesimpulan
bahwa seorang murid harus disiplin serta patuh terhadap peraturan yang ada, karena
jika seorang telah masuk dalam suatu lingkungan pembelajaran maka dia wajib
mentaati segala aturan-aturan didalamnya demi keberhasilan peserta didik tersebut.

71
Oleh : Chalista Eachmanita Widodo & Nanda Mustofa Kafa Bihi

Meneliti hadist ke:31,32 dan 33

HADIST KE-31

‫ َج اَء َرُج ٌل ِإَلى النبي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه‬: ‫َعْن َأبي الَعباس َس عِد بِن َس هٍل الَّس اِع دي رضي هللا عنه َقاَل‬
‫ «ازَهد في‬: ‫ ُد َّلني َع َلى َع َم ٍل ِإَذ ا َع ملُتُه َأَح َّبني ُهللا َو َأحَّبني الَناُس ؟ َفَقاَل‬:‫ َيا َرُس ول هللا‬: ‫َو َس َّلَم َفَقاَل‬
‫ وازَه د فيَم ا ِع نَد الَّن اِس ُيِح َّب َك الَّن اُس » حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره‬،‫الُّدنَيا ُيِح َّبَك ُهللا‬
.‫بأسانيد حسنة‬

Dari Abul Abbas Sa’ad bin Sahl as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu berkata:
seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai
Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang apabila aku kerjakan, maka
Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku!” Beliau menjawab, “Zuhudlah di
dunia maka Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah dari apa yang di tangan manusia
maka manusia akan mencintaimu.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan
selainnya dengan sanad yang hasan. [Hasan: Sunan Ibnu Majah (no. 4102)]

NILAI TARBAWY

“Kesederhanaan”

Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat tamak dalam


melakukan setiap kebaikan. Mereka adalah manusia yang terdepan dalam
melaksanakan kebaikan daripada yang lainnya. Para sahabat betul-betul ingin

72
mengetahui suatu amalan yang dapat menyebabkan mereka mendapatkan kecintaan
Allah dan kecintaan manusia.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, “Zuhudlah pula terhadap apa
yang ada pada manusia, niscaya manusia mencintaimu”. Manusia dikenal begitu
tamak terhadap harta dan berbagai kesenangan di kehidupan dunia. Kebanyakan
manusia sangat kikir untuk mengeluarkan hartanya dan enggan untuk berdamai.10

Sesungguhnya jika seseorang zuhud terhadap apa yang ada pada manusia, hal
itu merupakan sebab baginya untuk mendapatkan kecintaan mereka. Zuhud seperti ini
akan membuatnya memperoleh kebaikan dan keselamatan dari berbagai kejelekan
manusia.

HADIST KE-32

‫َعْن َأِبي َسِع ْيٍد َسْعٍد ِبْن َم اِلٍك ِبْن ِس َناٍن الُخ ْد ِري َر ِض َي هَّللا عنه َأَّن َرُس ْو َل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه‬
،‫ رواه ابن ماجة والدارقطني وغيرهما مسندا‬. ‫ «َال َض َر َر َو َال ِض َر اَر » حديث حسن‬: ‫َو َس َّلَم َقاَل‬
‫ورواه مالك في الموطأ مرسال عن عمرو بن يحيى عن أبيه عن النبي صلى هللا عليه وسلم‬
. ‫ وله طرق يقوي بعضها بعضا‬،‫فأسقط أبا سعيد‬

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh
membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain.” Hadits hasan,
diriwayatkan oleh Ibnu Majah, ad-Daraquthni, dan selain keduanya dengan sanadnya,
serta diriwayatkan pula oleh Malik dalam al-Muwaththa` secara mursal dari Amr bin
Yahya dari ayahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa menyebutkan Abu
Sa’id, tetapi ia memiliki banyak jalan periwayatan yang saling menguatkan satu sama
lain. [Hasan: al-Muwaththa` (no. 31) dan Sunan ad-Daruquthni (no. 4461)]

10
Abdul Muqit. ‘’ Ilmu Al-Qur’an, Tafsir, dan pemikiran islam: Makna Zuhud
Dalam Kehidupan Prespektif Tafsir Al-Qur’an

73
NILAI TARBAWI

“ Larangan Onar”
Islam menganjurkan penghapusan keburukan danmelarang menyakiti orang
lain. Kerusakandapat terjadi pada mayat, harta benda, anak-anak, ternak danlainnya.
Hadits ini berisi tentang metode budidaya syariahdharar dan dhirar. Kalimat hadis
tersebut berbentukkhabar yang nantinya berarti an-nahyu (larangan).Dharar dan
dhirar menganggap artinya sama.Ada pendapat lain yang menurutnya berbeda
maknanya.Dharar : menimbulkan kerugian tanpa disengaja, tanpa disengaja.Dhirar :
Sengaja, sengaja menimbulkan kerugian. Kalau sajadharari dilarang, lebih banyak
lagi dhirari..

HADIST KE-33

‫ «َل ْو ُيْع َطى الَّن اُس‬: ‫عِن اْبِن َعَّباٍس َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا َأَّن َرُس وَل ِهللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل‬
‫ َو الَيميُن َع َلى َم ن‬،‫ َو َلِكِن الَبيَن ُة َع َلى الُم َّد ِع ي‬، ‫ الَّدَعى ِرَج اٌل َأْم َو ال َق وٍم َو ِد َم اءُهْم‬، ‫ِب دعَو اُهْم‬
.‫َأنَك ر» حديث حسن رواه البيهقي هكذا بعضه في الصحيحين‬

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda, “Seandainya setiap manusia dipenuhi tuntutannya, niscaya
orang-orang akan menuntut harta suatu kaum dan darah mereka. Namun, bukti wajib
bagi penuntut dan sumpah wajib bagi yang meningkarinya.” Hadits hasan,
diriwayatkan oleh al-Baihaqi seperti ini, sebagiannya diriwayatkan dalam Shahihain.]

NILAI TARBAWI

“Perlunya pembuktian dalam setiap badai”


Kita tidak boleh menghukum orang lain hanya dengan tuduhan belaka, karena
kita bisa mengambil harta dan darah orang lain tanpa cara yang benar. Syariat

74
melindungi harta benda dan darah dari tuduhan palsu, padasyariat memerintahkan
pembuktian bagipenuduh dan sumpah bagi yang mengingkari.

Bayyinaat (bukti) meliputi kehadiran saksi,atau keterangan atau pengakuan


terdakwa. Jika tidak ada bukti, terdakwa bersumpah untuk menghindari hukuman.
Jika terdakwa tidak mau mengumpat, berarti ia pengecut dan ingin menghindar, maka
ia dihukum.11

11
Fath Al-Qawi Al-Matin fi Syarh Al-Arba’in wa Tatimmat Al-Khamsin
li An-Nawawi wa Ibnu Rajab rahimahumallah. Cetakan kedua, Tahun
1436 H. Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Hamad Al-‘Abbad Al-Badr.

75
Oleh : M Hasbi Asshidiqi & Deni Saputro
Meneliti hadist ke:34,35 dan 36

HADIST KE-34

‫ َم ْن‬: ‫ َسِمْع ُت َرُس وَل هللا صلى هللا عليه وسلم َيُق وُل‬: ‫َعْن َأِبي َسِع يِد اْلُخ ْد ِري َرِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
‫ َف ِإْن َلْم َيْس َتِط ْع َفِبَقْلِب ِه َو َذ ِل َك َأْض َعُف‬،‫ َف ِإْن َلْم َيْس َتِط ْع َفِبِلَس اِنِه‬،‫َر َأى ِم ْنُك ْم ُم ْنَك رًا َفْلُيَغِّي ْر ُه ِبَي ِدِه‬
)‫اِإل ْيَم اِن [رواه مسلم‬

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata: Saya mendengar Rasulullah


shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka
rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika
tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-
lemahnya iman.

NILAI TARBAWI

“ Hukum yang bersifat edukatif atau mendidik”

Teori hukuman dalam pendidikan adalah prinsip yang mengatur bagaimana


hukuman harus diberikan kepada siswa dalam situasi yang melanggar atau tidak
disiplin. Berikut adalah beberapa teori hukuman yang mendidik:

1. Teori Hukuman Alam : Hukuman yang diberikan kepada siswa yang mampu
tidak ada kesan terhadap hukuman yang diterima tersebut. Namun, bagi siswa
yang tidak mampu, hukuman tersebut terasa berat sekali
2. Teori Hukuman Balas Dendam : Hukuman diberikan untuk menakut-nakuti
anak, agar anak tidak melakukan pelanggaran atau perbuatan yang dilarang.

76
Namun, perlu diingat oleh para pendidik jangan sampai anak itu berbuat
kesalahan lagi, hanya rasa takut saja
3. Teori Hukuman Ganti Rugi : Hukuman yang diberikan untuk memperbaiki
kesalahannya dan akan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya
4. Teori Hukuman Menakut-Nakuti : Hukuman diberikan untuk menakut-nakuti
anak, agar anak tidak melakukan pelanggaran atau perbuatan yang dilarang.
Namun, perlu diingat oleh para pendidik jangan sampai anak itu berbuat
kesalahan lagi, hanya rasa takut saja
5. Teori Hukuman Pedagogis : Hukuman yang bersifat memperbaiki,
menyadarkan anak atas kesalahan yang dilakukan. Hukuman ini harus bersifat
mendidik, mempunyai nilai mendidik (normatif) bagi yang berperilaku, yaitu
memperbaiki kelakukan dan moralnya
6. Teori Hukuman Iqab : Hukuman yang bersifat mendidik, yaitu hukuman yang
bernuansa belajar atau mempunyai kandungan aspek pembelajaran.
Contohnya adalah hukuman yang mengandung nilai pedagogis bukan bersifat
agresi ataupun kekerasan

Teori hukuman yang mendidik harus diberikan dengan rasa kasih sayang
terhadap anak didik, sehingga hukuman tidak boleh dilakukan dengan sewenang-
wenang. Hukuman yang tepat bagi dunia pendidikan adalah hukuman yang
bersifat mendidik, yang memperbaiki, menyadarkan anak atas kesalahan yang
dilakukan\

HADIST KE-35
‫ اَل َتَح اَس ُدوا َو اَل‬: ‫ َق اَل َرُس وُل ِهللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫َعْن َأِبي ُهَرْي َر َة َرِض َي ُهللا َع ْن ُه َق اَل‬
. ‫َتَناَج ُشوا َو اَل َتَباَغ ُض وا َو اَل َت َداَبُر وا َو اَل َيِب ْع َبْعُض ُك ْم َع َلى َبْي ِع َبْع ٍض َو ُك وُن وا ِع َب اَد ِهَّللا ِإْخ َو انًا‬
‫ الَّتْقَو ى َهُهَنا – َو ُيِش يُر ِإَلى َص ْد ِرِه‬. ‫اْلُم ْسِلُم َأُخ و اْلُم ْسِلِم اَل َيْظ ِلُم ُه َو اَل َيْخ ُذ ُلُه َو اَل َيْك ِذُبُه َو اَل َيْح ِقُرُه‬
‫ ُك ُّل اْلُم ْسِلِم َع َلى اْلُم ْس ِلِم َح َر اٌم َد ُم ُه‬، ‫َثاَل َث َم َّر اٍت – ِبَح َسِب اْمِرٍئ ِم َن الَّش ِّر َأْن َيْح ِقَر َأَخ اُه اْلُم ْسِلَم‬
]‫َو َم اُلُه َو ِع ْر ُضُه [رواه مسلم‬

77
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shollallohu‘alaihi
wa sallam bersabda: Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan
saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah
dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba- hamba Allah yang bersaudara.
Seorangmuslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya
dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinarnya. Taqwa itu
disini (seraya menunjuk dadanya sabanyak tiga kalil Cukuplah seorang muslim

NILAI TARBAWI

“Peran sekolah dalam membentuk solidaritas siswa.”

Dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim
atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.Peran sekolah
dalam membentuk solidaritas siswa sangatlah penting, karena sekolah adalah tempat
dimana anak tidak hanya mendapatkan pelajaran tetapi juga sebagai fungsi sosial,
transmisi sikap, nilai-nilai, norma-norma, dan transformasi kebudayaan. Salah satu
nilai yang ditanamkan di sekolah adalah solidaritas, yang perlu diajarkan dan
ditanamkan di sekolah agar para siswa mempunyai kepedulian sosial yang tinggi.
Sekolah sangat berperan sekali dalam membentuk solidaritas siswa di sekolah dan di
luar sekolah.

Selain itu, upaya-upaya sekolah dalam membentuk solidaritas siswa meliputi


program-program kegiatan seperti bidang keagamaan, tausiyah mingguan, dan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler

78
HADIST KE-36
‫ َم ْن َنْفَس َعْن ُم ْؤ ِم ٍن ُك ْر َب ًة‬: ‫ َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬،‫َعْن َأِبي ُهَرْيَر َة َرِض ي ُهَّللا َع ْنُه‬
‫ َو َم ْن َيَّس َر َع َلى ُم ْعِس ٍر َيَّس َر ُهللا َع َلْي ِه‬،‫ِم ْن ُك َرِب الُّد ْنَيا َنْفَس ُهللا َع ْنُه ُك ْر َبًة ِم ْن ُك َرِب َيْو ِم اْلِقَياَم ِة‬
‫ َو َم ْن َس َتَر ُم ْسِلمًا َس َتَر ُه ُهَّللا في الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َرِة َو ُهَّللا ِفي َع ْو ِن اْلَعْب ِد َم ا َك اَن‬،‫ِفي الُّد ْنَيا َو اآلِخ َرِة‬
‫ َو َم ا‬،‫ َو َم ْن َس َلَك َطِريقًا َيْلَتِمُس ِفْي ِه ِع ْلمًا َس َّهَل ُهللا ِب ِه َطِريقًا ِإَلى اْلَج َّن ِة‬.‫اْلَعْبُد ِفي َع ْو ِن َأِخ ْي ِه‬
‫اْج َتَم َع َقْو ٌم ِفي َبْيٍت ِم ْن ُبُي وِت ِهللا َيْتُل وَن ِك َت اَب ِهللا َو َيَتَداَر ُس ْو َنُه َبْيَنُهْم ِإاَّل َن َز َلْت َع َلْيِهْم الَّس ِكيَنُة‬
‫ َو َم ْن َبَطَأ ِفي َع َم ِل ِه َلْم ُيْس ِرُع ِب ِه‬،‫ َو َذ َك َر ُهُم ُهَّللا ِفْيَم ْن ِع ْنَدُه‬،‫ َو َح َّفْتُهُم اْلَم اَل ِئَك ُة‬،‫َو َغ ِش َيْتُهُم الَّرْح َم ُة‬
)‫َنَسُبُه (رواه مسلم‬

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi


wasallam bersabda: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari
berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-
kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan
niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi
(aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh
jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah
dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka
ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat
serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat
amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Riwayat Muslim)

NILAI TARBAWI

“Tolong menolong dalam hal kebaikan disekolah”

79
Teori tolong menolong di sekolah berkaitan dengan sikap dan perilaku yang
dilakukan siswa dalam menolong dan membantu orang lain. Berikut adalah beberapa
teori dan konsep yang berkaitan dengan bantuan membantu di sekolah:

1. Perilaku menolong : Perilaku menolong merupakan tindakan yang tidak


mementingkan diri sendiri dan dimotivasi oleh keinginan untuk bermanfaat
bagi orang lain
2. Sikap tolong menolong : Sikap tolong menolong adalah perilaku yang
dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan
motif-motif si penolong
3. Peran guru : Guru memiliki peran penting dalam menanamkan sikap
membantu anak kelompok A dan B di sekolah

Teori tolong menolong di sekolah bertujuan untuk membangun sikap dan perilaku
yang membantu orang lain, sehingga menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat

80
Oleh : Muhammad Taufiq Hidayat & Ahmad Maulana Asyrof

Meneliti hadist ke:37,38 dan 39

HADIST KE-37

: ‫ َق اَل‬،-‫ِفْيَم ا َي ْر ِو ي َعْن َرِّب ِه َتَب اَر َك َو َتَع اَلى‬- ‫ َع ِن الَّنِبِّي ﷺ‬،‫َع ِن اْبِن َعَّباٍس َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا‬
‫ َفَم ْن َهَّم ِبَح َس َنٍة َفَلْم َيْع َم ْلَها َكَتَبَها ُهللا ِع ْنَدُه َح َس َنًة‬: ‫ ُثَّم َبَّيَن َذ ِلَك‬،‫«ِإَّن َهللا َكَتَب الَح َس َناِت َو الَّس يَئاِت‬
‫ َوِإْن َهَّم ِبَها َفَعِم َلَها َكَتَبَها ُهللا ِع ْنَدُه َعْش َر َح َس َناٍت ِإَلى َسْبِعِم اَئِة ِضْعٍف ِإَلى َأْض َعاٍف َك ِثْي َرٍة‬،‫َك اِم َلًة‬
‫ َو ِإْن َهَّم ِبَه ا َفَعِم َلَه ا َكَتَبَه ا ُهللا َس ِّيَئًة‬،‫َوِإْن َهَّم ِبَسِّيَئٍة َفَلْم َيْع َم ْلَه ا َكَتَبَه ا ُهللا ِع ْن َدُه َح َس َنًة َك اِم َل ًة‬.
‫َو اِح َد ًة» َر َو اُه الُبَخ اِرُّي َو ُم ْسِلٌم ِفي َصِح ْيَح ْيِهَم ا ِبَهِذِه الُح ُرْو ِف‬

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Tabaraka wa Ta’ala.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-
keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat melakukan
kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai
satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu
mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan
hingga tujuh ratus lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat melakukan
keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya
sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat melakukan keburukan
lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan.” (HR.
Bukhari, no. 6491 dan Muslim, no. 131 di kitab sahih keduanya dengan lafaz ini).

81
NILAI TARBAWI
“Motivasi belajar “

Hadis yang Anda sampaikan adalah hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma, riwayat Bukhari dan Muslim. Pesan dari hadis ini adalah tentang
pentingnya niat dalam setiap tindakan. Niat baik yang diikuti dengan amal baik
akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah, bahkan hingga tujuh ratus kali
lipat. Sebaliknya, jika niat buruk diikuti dengan tindakan buruk, itu akan dicatat
sebagai satu keburukan.

Dalam konteks tarbawi, hadis ini dapat diambil makna sebagai motivasi
belajar yang menjadi inspirasi untuk selalu memiliki niat yang baik dalam usaha
belajar. Setiap upaya pembelajaran yang didasari oleh niat baik akan memberikan
hasil yang lebih besar, dan bahkan upaya yang tidak terwujud tetap dicatat sebagai
kebaikan di sisi Allah.

HADIST KE-38

‫ َم ْن َعاَدى ِلي َو ِلّيًا‬: ‫ «ِإَّن َهللا َتَعاَلى َقاَل‬: ‫ َقاَل َرُس وُل ِهللا ﷺ‬: ‫ َقاَل‬،‫َعْن َأِبي ُهَرْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه‬
‫ َو َم ا َي َزاُل َعْب ِدْي‬.‫ َو َم ا َتَقَّرَب ِإَلَّي َعْبِدْي ِبَش ْي ٍء َأَح َّب ِإَلَّي ِم َّم ا اْفَتَرْض ُت َع َلْي ِه‬.‫َفَقْد آَذ ْنُتُه ِبالَح ْر ِب‬
،‫ َو َبَص َرُه اَّلِذ ي ُيْبِص ُر ِب ِه‬،‫ َفِإَذ ا َأْح َبْبُتُه ُك ْنُت َس ْم َعُه اَّلِذ ي َيْس َم ُع ِبِه‬،‫َيَتَقَّرُب ِإَلَّي ِبالَّنَو اِفِل َح َّتى ُأِح َّبُه‬
»‫ َو َلِئْن اْس َتَعاَذ ِني ُأَلِع ْيَذ َّن ُه‬،‫ َو َلِئْن َس َأَلِني ُأَلْع ِط َيَّنُه‬.‫ َو ِرْج َلُه اَّلِتي َيْم ِش ي ِبَها‬،‫َو َيَدُه اَّلِتي َيْبِط ُش ِبَها‬
. ‫َر َو اُه الُبَخ اِرُّي‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘slaihi


wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang
menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku
mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku
wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan

82
sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi
pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan
untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia
gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta
perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.’” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6502]

NILAI TARBAWY

“Hormat dan cinta kepada Guru”

Tema mengenai "Hormat dan Cinta kepada Guru" dalam perspektif tarbawy
diambil dari kalimat hadis, " ‫ "َم ْن َعاَدى ِلي َو ِلّيًا َفَقْد آَذْنُتُه ِبالَح ْر ِب‬yang dapat diartikan sebagai
"Barangsiapa yang memjusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang
terhadapnya." Dalam hadis ini, Allah melarang kita untuk menyakiti hati wali-Nya,
dan ancaman perang diberlakukan bagi siapa pun yang berani melukai hati wali-Nya.
Dari pesan tersirat dalam hadis ini, kita diperintahkan untuk menghormati dan
mencintai wali-Nya dengan cara tidak menyakiti hati mereka.

Jika kita mengambil perspektif tarbawy, hal ini mengindikasikan bahwa kita
harus memberikan penghormatan dan kasih sayang kepada guru sebagai wali
pendidikan. Kita tidak boleh sama sekali menyakiti hati guru, baik melalui sikap
maupun perilaku. Guru dianggap sebagai orang tua kedua, yang memiliki peran
mendidik murid-muridnya agar menjadi individu yang lebih baik sesuai dengan ridha
Allah ‘Azza wa Jalla.

Sebagaimana kewajiban mencintai wali-Nya, demikian juga wajib kita


mencintai guru sebagai wali pendidikan. Kehormatan dan kasih sayang kepada guru
merupakan bentuk pengamalan nilai-nilai tarbawy yang akan membentuk karakter
dan moralitas kita sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu, sangatlah penting
untuk memahami bahwa menghormati dan mencintai guru bukan hanya suatu
tuntutan etika, tetapi juga merupakan kewajiban agama yang harus dipenuhi dengan
penuh kesungguhan.

83
HADIST KE-39

‫ الَخ َط َأ‬:‫ «ِإَّن َهللا َتَج اَو َز ِلي َعْن ُأَّم ِتي‬:‫ َأَّن َرُس وَل ِهللا ﷺ َق ال‬،‫َعْن اْبِن َعَّباٍس َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا‬
.‫َو الِّنْسَياَن َو َم ا اْس ُتْك ِرُهوا َع َلْيِه» َح ِدْيٌث َح َس ٌن َر َو اُه اْبُن َم اَج ْه َو الَبْيَهِقُّي َو َغ ْيُر ُهَم ا‬

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah memaafkan umatku ketika ia tidak
sengaja, lupa, dan dipaksa.” (Hadits hasan, HR. Ibnu Majah no. 2045, Al-Baihaqi
VII/356, dan selainnya)

NILAI TARBAWY

“Menoleransi Kesalahan dalam Pendidikan”

Tema "Menoleransi Kesalahan dalam Pendidikan" dapat diambil dari lafadz, "
‫ الَخ َطَأ َو الِّنْس َياَن َو َم ا اْس ُتْك ِرُهوا َع َلْيِه‬:‫ "ِإَّن َهللا َتَج اَو َز ِلي َع ْن ُأَّمِتي‬yang dapat diterjemahkan sebagai
"Sesungguhnya Allah telah mengampuni umat-Ku atas kesalahan, lupa, dan apa yang
mereka lakukan karena terpaksa." Jika Tuhan Yang Maha Esa saja memaafkan
hambanya ketika berbuat kesalahan, lupa, atau terpaksa, maka sebagai seorang
pendidik, kita seharusnya menoleransi kesalahan murid kita, selama kesalahan
tersebut tidak bersifat fatal.

Dalam konteks pendidikan, kesalahan sebenarnya dapat menjadi pemicu bagi


ingatan, merangsang respon yang lebih baik, meningkatkan pembelajaran yang lebih
aktif, serta mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Kesalahan juga
memberikan wawasan kepada guru mengenai fokus pengajaran mereka. Oleh karena
itu, sebagai pendidik, kita diharapkan memiliki sikap toleransi terhadap kesalahan
murid, mengenali potensi pembelajaran dari setiap kesalahan, dan memberikan

84
bimbingan yang konstruktif untuk memastikan perkembangan positif dalam
pembelajaran mereka.

Dengan demikian, pendekatan yang memperbolehkan toleransi terhadap


kesalahan tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, tetapi juga
membentuk karakter murid agar mampu menghadapi tantangan dan memperoleh
pembelajaran yang lebih mendalam dalam proses pendidikan.

85
Oleh : Mohammad rifa’i & Mohammad Bahrul ulum
Meneliti hadist ke:40,41 dan 42

HADIST KE-40

‫ «ُك ْن ِفي الُّد ْنَيا َك َأَّن َك‬: ‫ َفَق اَل‬، ‫ َأَخ َذ َرُس وُل ِهللا ﷺ ِبَم ْنِكَبَّي‬: ‫ َق اَل‬،‫َع ِن اْبِن ُع َم َر َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا‬
، ‫ ِإَذ ا َأْم َس ْيَت َفاَل َتْنَتِظ ِر الَّص َباَح‬: ‫َغ ِرْيٌب َأْو َعاِبُر َس ِبْيٍل » َو َك اَن اْبُن ُع َم َر َر ِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا َيُق ْو ُل‬
‫ َر َو اُه الُبَخ اِرُّي‬. ‫ َو ِم ْن َح َياِت َك ِلَم ْو ِت َك‬،‫ َو ُخ ْذ ِم ْن ِصَّح ِتَك ِلَم َر ِض َك‬. ‫َوِإَذ ا َأْص َبْح َت َفاَل َتْنَتِظ ِر الَم َس اَء‬.

Artinya: Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda, “Jadilah engkau di
dunia seperti orang asing atau seorang musafir.” Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma
berkata, “Jika kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu
memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu
sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhar

NILAI TARBAWY

“Pemanfaatan Waktu Belajar”

Nilai tarbawi (pendidikan moral) untuk meninggalkan hal-hal yang tidak


memberikan manfaat. Pesan utamanya adalah menjauhi tindakan atau aktivitas Dalam
konteks pendidikan, hadis ini mengajarkan nilai-nilai hikmah, efisiensi, dan
konsentrasi pada amalan yang bermanfaat. Pendidikan dari hadis ini mendorong

86
kesadaran akan pentingnya mengarahkan usaha dan tenaga pada hal-hal yang positif
dan bermanfaat.

Waktu belajar adalah bagian terpenting bagi setiap orang. Sebagaimana


diketahui, pada hakikatnya kehidupan manusia khususnya kehidupan seorang pelajar
selalu ditandai dengan berbagai kegiatan atau kegiatan, seperti belajar, kegiatan
pribadi, kuliah dan bekerja, selalu dikaitkan dengan waktu kegiatan, dalam artian
tersebut. kegiatan selalu dikaitkan dengan jadwal yang telah ditentukan. Namun
menyelesaikan kegiatan ekstrakurikuler tersebut membutuhkan waktu, terlihat bahwa
pemanfaatan waktu belajar banyak digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan
bila diperlukan, tentu melalui kegiatan yang dipilih pada hakikatnya akan mencapai
kepuasan, sebaliknya kegagalan untuk mencapai tujuan. memuaskan kebutuhan
menyebabkan kekecewaan tentang perkembangan kehidupan di masa depan.12

Teori umum pemanfaatan waktu yang terbaik merupakan suatu konsep yang
menekankan pentingnya penggunaan waktu secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Teori ini didasarkan pada pemahaman bahwa
waktu adalah sumber daya yang terbatas dan berharga sehingga harus dikelola
dengan bijak.

Ada beberapa prinsip dasar yang mendasari teori ini, yaitu:

1. Perencanaan.

Perencanaan adalah langkah pertama yang penting dalam menggunakan waktu


Anda secara paling efektif. Melalui perencanaan, kita dapat mengidentifikasi tujuan
yang ingin kita capai, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.
Perencanaan juga membantu kita memprioritaskan tugas-tugas yang perlu
dilakukan.

2. Prioritas

12
Agusril, Analisis Pemanfaatan Waktu Belajar Siswa. 2014, p.3

87
Prioritas adalah menentukan pentingnya berbagai tugas yang perlu dilakukan.
Dengan menetapkan prioritas , kita dapat fokus pada tugas yang paling penting dan
mendesak.

3. Efisiensi

Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara rasional dan ekonomis. Dalam
konteks waktu, efisiensi berarti menyelesaikan tugas seefisien dan secepat mungkin.

4. Keterampilan Manajemen Waktu

Keterampilan manajemen waktu adalah kemampuan mengatur waktu secara


efektif dan efisien. Keterampilan ini dapat dipelajari dan dikembangkan melalui
latihan dan pengalaman.

HADIST KE-41

:‫ َق اَل َرُس وُل ِهللا ﷺ‬: ‫ َق اَل‬،‫َعْن َأِبي ُم َح َّم ٍد َعْب ِد ِهللا ْبِن َع ْم ِرو ْبِن الَع اِص َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا‬
‫«َالُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى َيُك وَن َهَو اُه َتَبعًا ِلَم ا ِج ْئُت ِبِه» َح ِدْيٌث َح َس ٌن َصِح ْيٌح ُر ِّو ْيَناُه ِفي ِكَتاِب الُح َّج ِة‬
‫ِبِإْس َناٍد َصِح ْيٍح‬
Artinya: Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman seorang
dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan
sahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih).

NILAI TARBAWI

“Tanguh Karena Bersyukur”

Hadits Arbain Nawawi ke-41 memuat nilai pendidikan yang mendorong umat
Islam untuk menjalani hidup secara sederhana. Pendidikan dari hadis ini
mengajarkan pentingnya mensyukuri nikmat yang sederhana, menghindari

88
pemborosan yang berlebihan dan menjaga keseimbangan dalam hidup. ini
memberikan petunjuk tentang nilai kebijaksanaan, kesederhanaan dan rasa syukur
dalam kerangka pendidikan Islam .

bersyukur merupakan perasaan berterimakasih. bahagia dan penghargaan


terhadap peran orang lain dan Tuhan dalam kehidupan, sehingga mendorong
seseorang mengungkapkan emosi yang dialaminya . Oleh karena itu, rasa syukur
merupakan salah satu dari kekuatan karakter dan pengaruh moral yang dibutuhkan
generasi muda karena memiliki manfaat emosional dan sosial. Dengan rasa syukur,
seseorang dapat mempersepsi dan mengevaluasi secara lebih positif segala sesuatu
yang telah diraihnya dalam hidup, mendorongnya untuk berbuat baik kepada orang
lain, yang pada akhirnya dapat membantunya untuk terus berkembang dari
kesulitan.13

Bersyukur memiliki tiga komponen, pertama perasaan penghargaan yang


hangat terhadap seseorang atau sesuatu, kedua keinginan atau niat baik terhadap
seseorang atau sesuatu, ketiga kecenderungan untuk bertindak positif atas dasar
perasaan penghargaan dan niat baik yang kita miliki.

Ada beberapa teori umum yang menjelaskan pentingnya bersyukur dan hidup
sederhana:

1. Teori psikologi positif Kebahagiaan dan kesejahteraan, kepuasan hidup,


optimisme dan harapan
2. Teori perbandingan sosial Mengurangi rasa iri , meningkatkan rasa suka
3. Teori kebutuhan Maslow Aktualisasi diri, pemuasan kebutuhan dasar
4. Kajian teori ketuhanan Banyak agama mengajarkan pentingnya syukur dan
hidup sederhana
Ingatlah bahwa konsep kesederhanaan itu relatif dan ada tidak ada definisi
tunggal. Yang penting hidup sesuai dengan nilai dan prioritas pribadi,
mensyukuri apa yang dimiliki dan mensyukuri segala nikmat dalam hidup.

13
Ratih, Tangguh Karena Bersyukur. 2014 hal 5-6

89
HADIST KE-42

‫ َيا اْبَن آَد َم ! ِإَّن َك َم ا‬:‫ «َقاَل ُهللا َتَعاَلى‬: ‫ َسِمْع ُت َرُس وَل ِهللا ﷺ َيُقوُل‬: ‫ َقاَل‬،‫َعْن َأَنٍس َر ِض َي ُهللا َع ْنُه‬
‫ َي ا اْبَن آَد َم ! َل و َبَلَغْت ُذ ُنوُب َك َع َن اَن‬.‫َدَع وَتِني َو َرَج ْو َتِني َغَفْر ُت َل َك َع َلى َم ا َك اَن ِم ْن َك َو اَل ُأَب اِلي‬
‫ َي ا اْبَن آَد َم ! ِإَّن َك َل و َأَتْيَتِني ِبُق َر اِب اَألْر ِض َخ َطاَي ا ُثَّم َلِقْيَتِني َال‬.‫الَّس َم اِء ُثَّم اْس َتْغَفْر َتِني َغَفْر ُت َلَك‬
. ‫ َح ِدْيٌث َح َس ٌن‬: ‫ُتْش ِر ُك ِبي َشْيئًا َأَلَتْيُتَك ِبُقَر اِبَها َم ْغ ِفَر ًة» َر َو اُه الِّتْر ِمِذُّي َو َقاَل‬

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak
Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku
ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya
dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak), kemudian engkau meminta ampun
kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku
dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku
dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”
(HR. Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan). [HR. Tirmidzi, no.
3540 dan Ahmad, 5:154, 176. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits
ini hasan].

NILAI TARBAWY

“Kontrol Emosi”

90
Hadits Arbain Nawawi ke-42 menunjukkan bahwa nilai pendidikan dikaitkan
dengan pentingnya mengendalikan amarah. Hadits ini mengajarkan kesabaran dan
pengendalian diri ketika menghadapi situasi sulit. Pendidikan hadits ini mencakup
aspek pengendalian emosi, menghindari tindakan merugikan akibat amarah, serta
menjaga keharmonisan hubungan dengan orang lain .

Kesabaran adalah kemampuan ketabahan seseorang mengendalikan keinginan


untuk melakukan sesuatu yang negatif atau mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu untuk melepaskan hal-hal yang tidak disukainya agar dapat melakukan
aktivitas yang disukainya.14

Teori umum tentang pengelolaan amarah dan kesabaran adalah bahwa


keduanya merupakan emosi kompleks yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
kemarahan adalah emosi yang wajar dan sehat, namun dapat merusak jika tidak
dikelola dengan baik. Kesabaran adalah kualitas yang memungkinkan kita untuk
menyelesaikan situasi yang sulit atau tidak menyenangkan tanpa kehilangan kendali.

Cara meningkatkan pengendalian amarah dan kesabaran:

1. Kenali pemicu amarah Anda. Apa yang membuatmu marah pada ? Setelah Anda
mengetahui pemicunya, Anda dapat mulai menghindarinya atau
mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
2. Mempelajari teknik relaksasi. Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dan
meditasi dapat membantu Anda menenangkan diri saat merasa marah.
3. Tingkatkan kemampuan komunikasi Anda. Belajar mengekspresikan diri dengan
cara yang jelas dan efektif tanpa menyerang orang lain.
4. Tetapkan tujuan yang realistis. Jangan berharap Anda menjadi sabar dalam
semalam.

Mulailah dengan menetapkan tujuan kecil dan realistis dan tingkatkan dari sana.

Manfaat mengendalikan amarah dan kesabaran :

14
Firda, Perbedaan Kesabaran.2018

91
1. Meningkatkan kesehatan jiwa dan raga. Kemarahan yang tidak terkendali dapat
menimbulkan stres, kecemasan bahkan penyakit fisik. Kesabaran dapat membantu
Anda mengelola stres dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental Anda.
2. Meningkatkan hubungan. Amarah yang tidak terkendali dapat merusak hubungan
Anda dengan orang lain. Kesabaran dapat membantu Anda berkomunikasi dengan
lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih kuat.
3. Meningkatkan kesuksesan. Kesabaran dapat membantu Anda fokus pada tujuan
Anda dan mengatasi rintangan.

92

Anda mungkin juga menyukai