Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ADAB MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL

OLEH :
NAMA : AMALIA PRATIWI PANIGORO
KELAS : XI IPA
SMA NEGERI 02 GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah Hukum Perdata dengan baik dan tepat waktu. Shalawat
serta salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW.,
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju jaman terang-benderang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata “sempurna”, oleh
karena itu penulis mengharap adanya komentar dan kritikan yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

2.1 Adab menggunakan media Sosial......................................................................5

BAB III PENUTUP........................................................................................................8

3.1 Kesimpulan........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content” (Kaplan &
Haenlein, 2010). Beberapa contoh media sosial yang sedang berkembang saat ini
yaitu Instragam, Twitter, Line, Facebook, Youtube, dan lain-lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial terus berkembang dengan
menghadirkan berbagai fitur menarik. Namun demikian media sosial juga
menyimpan risiko karena sifatnya yang terbuka dan masif. Pengguna media
sosial yang datang dari beragam latar belakang budaya juga memaksa
penggunanya untuk hati-hati. Kehadiran media sosial sangat membantu manusia
khususnya di era 4.0 sekarang ini. Selain digunakan untuk mempublikasikan
konten seperti profil, aktivitas kegiatan sehari-hari, interaksi melalui jejaring
sosial (Nasrullah, 2013: 43), juga dapat digunakan untuk berjualan dan
bertransaksi keuangan.
Namun, seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat, media sosial juga
dapat menjadi ajang permusuhan dan pertikaian. Misalnya group Whatsapp, saat
mendapatkan broadcast atau informasi dari seseorang yang ada di group tersebut,
selalu ada satu atau dua orang atau bahkan juga bisa lebih yang meneruskan
informasi tersebut ke group lainnya. Jika informasi tersebut benar maka tidak
menjadi masalah. Namun, jika informasi tersebut salah (bohong =hoax), maka
akan menjadi masalah dan amarah. Kabar bohong atau hoax yang beredar di dunia
maya akan mengundang amarah pengguna, karena digunakan tanpa ada rasa
tanggung jawab. Meskipun, sebagian orang akan memverifikasi kebenaran
informasi yang diterimanya
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menerapkan adab yang baik
saat menggunakan media sosial. Hasil kajian dari penelitian diharapkan dapat
menjadi masukan bagi masyarakat, khususnya umat muslim, agar dalam
menggunakan media sosial lebih bijak, dengan mengedepankan etika dan moral
agar menjadi manusia yang bermartabat dan beradab.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Adab menggunakan media Sosial


seorang Muslim harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk berinteraksi
dalam media sosial dengan menjunjung tinggi adab, yaitu:

1. Tidak Menyampaikan Informasi Palsu


Perkembangan teknologi yang mumpuni sangat memungkinkan manusia
untuk mengakses dan memberikan informasi cukup dari genggaman saja, namun
satu hal yang lebih penting dari sekedar kemudahan dalam mendapatkan dan
memberikan informasi, yaitu kebenaran dan keakuratan dari informasi tersebut.
Banyak orang yang ketika menerima informasi dari group WhatsApp ataupun
Facebook, tanpa mengecek dan mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu,
mereka langsung sharing informasi tersebut, sehingga informasi yang belum tentu
kebenarannya tersebut sudah dibagikan kebanyak orang, dan pada akhirnya jika
informasi itu tidak benar para pembaca telah termakan isu yang tidak valid.

Secara bahasa informasi yang tidak benar, tidak relevan dengan keadaan
sebenarnya disebut hoaks. Hoaks memang terlihat baru diera digital ini, namun
dalam perspektif islam yang pada hakikatnya hoaks telah terjadi pada zaman
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam yang mana ketika istri beliau difitnah
berzina oleh kaum munafikin. Sebab kejadian ini maka turunlah ayat al-quran
untuk membantah hal tersebut yaitu surat [al-Hujurât/49:6] : “Wahai orang-
orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan
membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan
sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan,
kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian”.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwasannya agama islam sangat


memperhatikan dan peduli tentang hoaks ini sehingga dianjurkan bagi ummatnya
untuk selalu mengecek informasi atau berita yang diterima terlebih dahulu serta
mencari tahu sumber dari mana asal informasi atau berita tersebut berasal.

2. Tabayyun
Maka oleh itu kita sebagai seorang Muslim yang baik jangan asal terima saja
berita-berita yang belum tentu kebenarannya itu. Setiap muslim wajib
melaksanakan tabayyun tanpa terkecuali, terutama di zaman yang penuh dengan
fitnah seperti sekarang. Dan mudah sekali orang terpengaruh, sehingga timbul
saling menghujat dan menyalahkan. Dengan demikian sangatlah penting bagi
seorang muslim untuk mengamalkan sifat dan sikap terpuji yang satu ini.
Tabayyun merupakan salah satu akhlak mulia dan salah satu prinsip penting
dalam menjaga kemurnian agama Islam dan keharmonisan dalam pergaulan
sosial. Begitu juga dalam kehidupan bermasyarakat seseorang akan terhindar dari
permusuhan antar sesama muslim atau manusia yang lain karena bisa bertabayyun
dengan sempurna. Allah swt bahkan memerintahkan umat muslim agar selalu
bertabayyun dalam mencari kebenaran dari apa yang telah kita dengar, karena
memang di situlah setan dengan tipu muslihat menggoda iman kita untuk
langsung menghakimi seseorang bersalah tanpa menanyakan tentang kebenaran
yang sesungguhnya, hal ini begitu mengkhawatirkan terutama ketika kita
bermasyarakat atau bersosial pada umumnya.Seperti dalam firman Allah pada
surat Al-Hujurat ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-
Hujurat [49]:6)
3. Menjaga Lisan Dan Kata-Kata Dalam Berucap
Sebagai umat muslim kita harus menjaga tutur kata dalam setiap kegiatan,
termasuk dalam bermedia sosial. Jangan sampai perkataan kita di dunia maya
menyakiti atau berkata-kata tidak baik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Rasulullah SAW juga bersabda: "Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab
diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu."
(H.R. Ahmad).
Berkata baik atau diam, terutama pada perdebatan yang hanya membuat
gaduh dan adu opini tanpa solusi, perdebatan yang mengarah pada keburukan
seperti mengadu domba, memfitnah dan perilaku buruk lainnya. Hal lain yang
perlu kita sadari di zaman yang serba canggih seperti saat ini adalah, kita dapat
dengan mudah menebar kebaikan atau bahkan keburukan melalui jari-jari tangan
kita hanya dalam seper-sekian detik. Perkataan yang harus kita
pertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak bukan hanya
perkataan secara langsung melalui mulut, namun juga perkataan-perkataan yang
tersebar di media sosial. Dari Abu Umamah Al-Bahili a berkata, telah bersabda
Rasulullah `, “Aku menjamin sebuah rumah di surga bagian bawah bagi siapa
yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar. Dan aku menjamin sebuah
rumah di surga bagian tengah bagi siapa yang meninggalkan kebohongan
sekalipun sedang bergurau. Dan aku menjamin sebuah rumah di surga bagian
atasnya bagi siapa yang mulia akhlaknya.” (H.R. Abu Dawud no. 4800 dan
dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1464).
Ketiganya adalah jaminan yang teramat baik, namun alangkah bahagianya
orang-orang yang bisa merasakan surga bagian atas karena akhlaknya yang
mengikuti ajaran Nabi Muhammad ` dan taat atas perintah Allah `. Setiap bentuk
kebaikan akan mendapatkan ganjaran kelak di akhirat dan sebagai umat Muslim
kita bisa saling berlomba-lomba dalam kebaikan, salah satunya berlomba menjalin
hubungan yang baik antar sesama manusia dan berusaha memberikan manfaat
bagi orang lain untuk meraih keridhoan Allah SWT.

4. Jadikan Media Sosial Sebagai Sarana Menyebarkan Kebaikan


Kegiatan dakwah merupakan hal dasar dalam agama Islam untuk mendorong
dan mengajak orang lain agar menjadi insan yang berakhlak dan berpengetahuan.
Dakwah dapat disampaikan melalui berbagai cara dan berbagai media, salah
satunya melalui media sosial. Maka dari itu hendak lah kita memanfaatkan media
sosial sebagai sarana untuk berdakwah dengan cara membagikan konten yang
positif dan menebar kebaikan. Sebagaimana Rasullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan
pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim). Syariat Islam
mengajarkan kepada kita agar selalu menebar kebaikan dan kemanfaatan terhadap
setiap orang, tanpa pandang bulu, bahkan meskipun terhadap mereka yang
berbeda keyakinan pun kita tetap diperintahkan untuk bersikap ramah, baik, dan
berusaha memberikan bantuan atau pertolongan saat mereka sedang
membutuhkan bantuan dari kita. Salah satu cara paling mudah dan efektif untuk
menebar kebaikan adalah melalui kata-kata (melalui media sosial misalnya) yang
memotivasi atau mendorong orang lain untuk berbuat baik. Selain itu, dengan
sering mengucapkan dan menuliskan kata-kata yang baik, maka hal tersebut dapat
menjadi semacam lecutan atau semangat bagi kita untuk selalu berbuat kebaikan
dan berupaya sekuat tenaga menjauhi keburukan. Rasulullah Saw. mengajarkan
kepada para umatnya agar mencontoh setiap ucapan dan perilaku beliau yang
selalu berlandaskan perintah Allah Swt. Beliau juga mengajarkan agar kita
senantiasa menebar kebaikan meski itu hanya satu ayat atau satu kalimat.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adab dalam menggunakan media sosial merupakan hal yang penting dalam
membangun hubungan yang sehat dan menghindari dampak negatif. Dengan
memahami dan menerapkan etika yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan
virtual yang lebih positif, mendukung, dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Andres Kaplan & Michael HaenLein, 2010.User Of The World, Unite!


The Challenges and Opportunities Of Social Media, Business Horizons.
Nasrullah, Rulli. 2013. Cyber Media. Yogyakarta: Idea Press
Aidilla Qurotianti, 2021. “Adab Dalam Bermedia Sosial Menurut
Pandangan Islam’’ Uiversitas Muhammadiyah Yogyakarta.
https://kalsel.kemenag.go.id/opini/748/%E2%80%9CTabayyun
%E2%80%9D
Iesya Reyadillah N, “Tiga Jaminan Di Surga Bagi Lisan Yang Terjaga“.
Universitas Islam Indonesia.
Sam Edy Yuswanto, Menebar Kebaikan Lewat Media Sosial

Anda mungkin juga menyukai