Anda di halaman 1dari 8

Kata pengantar………

Daftar isi….

Bab I Pendahuluan….
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat
1.4 Tujuan

Bab II Isi
1.5 Pengertian
1.6 Uraian Hasil Observasi
1.7 Dokumentasi

Bab III Penutup


1.8 Waktu dan Tempat
1.9 Kesimpulan
2.0 penutup
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa,dimana


Atas rahmatnya dan Karunianya kami dapat menyelesaikan makalah Ini
dengan lancar adapun judul makalah ini adalah ’’Kelompok Minoritas “
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya Kepada IBU Y. S Guru Bidang Studi PPKN, yang telah
memberikan tugas terhadap kami, dan yang telah membimbing kami,
begitu juga kepada teman teman kami semuanya.
Kami jauh dari kata sempurna,dan ini ,merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami,maka kritik dan saran dari para pembaca/pendengar
akan kami terima dengan terbuka demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna,bagi kami pada khususnya dan pihak
lain yang berkepentingan pada umumnya. Terimakasih

TARUTUNG, 5,MARET,2024
PENULIS: :
KELOMPOK 3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kelompok minoritas merupakan kelompok yang identik dengan
kekurangan dan keterbatasan. Keberadaan kelompok minoritas seringkali
dianggap sebagai penghalang bagi kelompok mayoritas sehingga minoritas
tidak mendapatkan akses yang adil dan setara atas berbagai hal. Indonesia
merupakan Negara yang penduduknya Multietnik. Salah satunya adalah
Provinsi Sumatra Utara. Sumatra Utara merupakan Provinsi yang memiliki
beranekaragam Suku Bangsa diantaranya: Melayu, Jawa, Batak,
Minangkabau, Banjar. Dan Suku Batak adalah Suku terbesar di Sumatra
Utara.Suku Batak terbagi beberapa Etnis yaitu: Toba, Mandailing,
Angkola, Simalungun , Pakpak dan Karo. Dan Etnis Batak Toba adalah
salah satu bagian dari ragam Etnis yang menetap di Sumatra Utara.
Menurut Sejarah, Nenek Moyang Suku Bangsa Batak pada mulanya
berdiam disekitar Danau Toba. Perkampungan leluhur Suku Batak (Siraja
Batak) adalah Sianjur Mula-Mula, di Kaki Gunung Pusuk Buhit tidak jauh
dari Kota Pangururan sekarang
.Suku Batak Toba sebagian besar mata pencahariannya adalah Bertani.
Jadi mereka sangat tergantung pada tanah atau lahan pertanian yang akan
dijadikan sebagai usaha untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Daerah
Tapanuli merupakan daerah yang kurang subur, dan semua hasil pertanian,
perkebunan serta peternakan sepenuhnya habis dikonsumsi oleh Keluarga
dan kebutuhan hidup yang lain sehingga mereka mengalami kesulitan
dalam memenuhi perekonomiannya.
Pada dasarnya manusia tidak ingin hidup dengan kondisi kemiskinan dan
manusia tidak ada yang merasa puas terhadap apa yang didapat di dalam
hidupnya. Demikian halnya dengan orang Batak Toba yang selalu
memegang teguh filosofisnya. Bagi mereka filosofis ini harus dapat di
wujudkan bagi suku Batak Toba di mana pun mereka berada. Adapun
filosofis orang Batak Toba adalah Hamoraon ( kekayaan dan
kesejahteraan), Hagabeon ( mendambakan banyak keturunan) , dan
Hasangapon (kehormatan ) atau sering juga disebut dengan 3H.
Kaum minoritas Melayu Patani adalah sebuah komunitas yang berada di
bagian Selatan Thailand. Wilayah geografisnya terletak di perbatasan
Selatan Thailand dengan Malaysia. Wilayah yang terdiri dari empat
provinsi ini merupakan komunitas yang beragama Islam mendomenasi
populasi di wilayah tersebut. Secara kesekuan keempat provinsi ini
memiliki ikatan sejarah ke-Melayuan sebagai karekter identitas cukup kuat
dibanding dengan suku bangsa Thai (Siam).
Situasi golongan Melayu di bagian Selatan Thailand merupakan sebuah
minoritas keagamaan dan etnik, yang terpisah dari bagian induk dunia
Melayu di Asia Tenggara. Sementara mereka dianggap sebagai “warga
negara”. oleh pemerintah Thailand di Bangkok, orang Melayu di seberang
perbatasan di Malaysia, menganggap mereka sebagai “saudara-saudaranya
yang belum dibebaskan”. Walaupun jumlah orang Melayu di Thailand
Selatan itu relatif kecil, namun perlawanan mereka menjadi lebih
kompleks, sebagai akibat letak geografis wilayahnya. Keempat provinsi
yang paling Selatan itu berbatasan dengan Negara Melayu Malaysia.
Walaupun sudah sejak lama diintegrasikan ke dalam Negara Thai yang
Buddhis, provinsi-provinsi yang didominasi oleh orang Melayu itu yaitu
Patani, Naratiwat dan Setun boleh dikatakan masih tetap terisolasi dari
birokrasi negara, akibat perbedaan yang sangat besar dalam hal agama,
bahasa dan kebudayaan. Birokrasi yang berorientasi Thai-Buddhis praktis
dirintangi untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Golongan Melayu
menentang apa yang oleh Geertz (1987:22), dinamakan “revolusi
integrasi” yang biasanya dihadapi oleh negara-negara baru.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka sebagai rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan kehidupan Masyarakat Minoritas Suku
batak dan Suku Melayu?
2.Apa manfaat yang dapat diambil dari kelompok minoritas?
3.Apa saja yang harus di kembangkan dalam kelompok minoritas?
1.3 Manfaat
- Membuka mata dan mengembangkan sudut pandang yang berbeda dalam
memandang kelompok minoritas.
-Menambah pemahaman dan keyakinan tentang pentingnya dukungan bagi
kaum minoritas.
-Menumbuhkan sikap toleransi terhadap keberagaman yang ada.
-Membantu menanamkan sikap saling menghargai terhadap perbedaan.
Itulah beberapa manfaat yang dapat diambil dari kunjungan ke kelompok
minoritas.

1.4 Tujuan
Untuk mengembangkan sudut pandang kelompok minoritas supaya
tidak mudah di diskriminasi oleh kelompok mayoritas. Untuk
mengembangkan sosialisasi kepada kelompok minoritas dan juga
motivasi.
Bab II
ISI

1.5 pengertian
Kelompok Minoritas ialah kelompok sosial yang tak menyusun
mayoritas populasi total dari voting dominan secara politis dari suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kelompok minoritas atau minoritas adalah
subkelompok penduduk yang mempunyai ciri-ciri sosial, agama, suku, ras,
dan/atau ciri-ciri lain yang unik dan berbeda dengan kelompok mayoritas.
Suku Melayu adalah salah satu kelompok etnis di wilayah Austronesia
yang menempati wilayah pesisir timur Sumatra, Semenanjung Malaka, dan
beberapa wilayah di Kalimantan. Selain itu, kelompok etnis ini juga dapat
dijumpai di pulau-pulau kecil yang tersebar diantara wilayah besar
tersebut.
Suku Batak merupakan kelompok etnik terbesar ketiga di Indonesia,
berdasarkan sensus dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2010. Nama ini
merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku
bangsa yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan Pantai Timur di
provinsi Sumatera Utara.

1.6 Uraian Hasil Observasi


Dari hasil wawancara dan observasi yang kami lakukan, berikut yang
dapat kami simpulkan:
Perspektif yang muncul dari masing-masing suku memang
bermacam-macam, meskipun memiliki perspektif masing-masing, dalam
keseharian mereka tidak pernah terjadi konflik ataupun permasalahan
besar yang bisa menimbulkan perpecahan, karena dari masing-masing
suku saling menghormati, menghargai dan saling bertoleransi satu dengan
yang lainnya. Komunikasi antara kelompok minoritas dengan mayoritas
pun pada umumnya berlangsung normal dan rukun, sesuai dari hasil
wawancara yang kami lakukan.
Berbagai faktor yang menguntungkan dan menopang terciptanya kondisi
dan suasana yang rukun meliputi :
a). Adanya saling ketergantungan antar kelompok dalam upaya
pemenuhan kebutuhan
b). Penggunaan bahasa Indonesia dan keterikatan dalam NKRI
c).Sikap menahan diri dan menyesuaikan diri oleh kelompok minoritas
terhadap aspirasi mayoritas dan kearifan budaya lokal
d). Ikatan kekerabatan, kekeluargaan dan kerjasama lintas etnis dan
budaya serta profesi.

1.7 Dokumentasi
Metode yanga kami lakukan untuk Dokumentasi adalah metode
wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui
proses tanya jawab lisan yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan
datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang
diwawancara.
Bab III
Penutup

1.8 Waktu dan Tempat


Waktu kami mengerjakan nya yaitu: Selasa,5 maret 2024 .
Tempat kami membuat dokumentasi: di Sekolah SMA Negeri 1 Tarutung.

1.9 Kesimpulan
Untuk meningkatkan citra atas nilai demokrasi, toleransi dan kerukunan
umat beragama, Kita harus dapat mengembangkan kelompok minoritas
supaya tidak

2.0. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah dengan limpahan rahmat dan kasihNya dari
Allah , maka dengan berkah itu semua penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Maka penulis tidak menutup diri atas segala masukan dalam
bentuk kritik dan saran yang kesemuanya itu akan penulis jadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam perbaikan kelak dikemudian hari. Semoga
Makalah yang kami buat ini dapat membawa manfaat bagi pembaca dan
penulis khususnya,sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai