Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Halaman 12-14

Government Group on Indonesia, yang terdiri atas sejumlah negara maju termasuk
Jepang dan Belanda, dengan tujuan membiayai pembangunan ekonomi di Indonesia.Boleh
dikatakan, bahwa pada saat itu Indonesia sangat beruntung. Pada saat itu, belum ada krisis
utang luar negeri dari kelompok negara-negara yang sedang berkembang seperti pada tahun
1980-an, sehingga boleh dikatakan bahwa perhatian bank dunia pada saat itu dapat
dipusatkan sepenuhnya kepada Indonesia.
Sasaran utama dari langkah-langkah tersebut adalah untuk menekankan tingkat inflasi
yang sempat mencapai di atas 500% menjelang akhir era Soekarno, mengurangi defisit
anggaran pemerintah yang juga sangat besar pada zaman Orde Lama, dan menghidupkan
kembali kegiatan produksi untuk barang-barang pokok kebutuhan masyarakat yang juga
mengalami stagnasi pada periode Orde Lama.
tidak ada pilihan lain selain melakukan deregulasi-deregulasi tersebut." Washington
Consensus" terdiri dari 12 butir (Mas'oed, 2001):
a. penghapusan kontrol pemerintah atas harga komoditi, faktor produksi, dan mata uang;
b. disiplin fiskal untuk mengurangi defisit anggaran belanja pemerintah atau bank sentral
ke tingkat yang bisa dibiayai tanpa mengakibatkan inflasi,
c. pengurangan belanja pemerintah, dan pengalihan belanja dari bidang-bidang yang
tidak terlalupenting atau yang secara politis sensitif ke pembiayaan infrastruktur,
kesehatan primer masyarakat, dan pendidikan;
d. reformasi sistem perpajakan dengan penekanan pada perluasan basis perpajakan,
perbaikan administrasi perpajakan, mempertajam insentif bagi pembayar pajak,
pengurangan penghindaran dan manipulasi aturan pajak, dan pengenaan pajak pada
aset yang ditaruh di luar negeri;
e. liberalisasi keuangan yang tujuan jangka pendeknya adalah untuk menghapus
pemberian tingkat bunga bank khusus bagi peminjam istimewa dan mengenakan
tingkat bunga nominal yang lebih tinggi dari tigkat inflasi, dan tujuan jangka
panjangnya untuk menciptakan tingkat bunga berdasarkan kekuatan pasar demi
memperbaiki alokasi modal;
f. menetapkan tingkat nilai tukar mata uang yang tungga1 dan kompetitif;
g. liberalisasi perdagangan dengan mengganti pembatasan perdagangan luar negeri
melalui kuota dengan tarif, dan secara progresif mengurangi tarif sehingga mencapai
tingkat yang rendah dan seragam;
h. peningkatan tabungan dalam negeri melalui langkah-langkah yang telah disebut di
atas seperti pengurangan defisit anggaran belanja pemerintah (disiplin fiskal),
reformasi perpajakan, dan lainnya;
i. peningkatan PMA;
j. privatisasi perusahaan negara;
k. penghapusan peraturan yang menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam suatu
bidang bisnis dan yang membatasi persaingan; dan
l. hak-hak kekayaan pribadi, sistem hukum yang berlaku harus bisa menjamin
perlindungan hak milik atas tanah, kapital dan bangunan (Tambunan, 2006b).
Mackie dan Macintyre (1944) melihat ada tiga mazhab politik ekonomi di indonesia
pada masa itu, yaitu :
1. kaum teknokrat (ekonom) yang berpaham pasar bebas;
2. kaum intervensionis yang menginginkan peran besar dari negara
dalamp pembangunan; dan
3. kaum nasionalis pola lama yang ingin selalu berpegang teguh pada ideologi bangsa-
negara sebagaimana tercantum dalam pasal 33 UUD 1945.
Hasil dari usaha-usaha pemerintah Orde Baru ialah untuk menghidupkan kembali
roda perekonomian nasional, dengan sistem ekonomi pasar dan didukung oleh kebijakan-
kebijakan ekonomi di segala sektor, dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan di dalam
Repelita yang cukup mengagumkan, terutama dilihat pada tingkat makro. Pada tahun 1969,
pada saat dimulainya Repelita I, pendapatan per kapita Indonesia hanya sekitar 70 dolar AS,
dan pada pertengahan dekade 90-an sudah mencapai hampir 900 dolar AS, dan saat ini sudah
di atas 1000 dolar AS.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, sistem ekonomi Indonesia cenderung semakin
kapitalis dengan keikutsertaannya dalam upaya liberalisasi perdagangan internasional, baik
dalam konteks perjanjian perdagangan bebas antaranggota asosiasi negara-negara asia
tenggara , yang dikenal dengan sebutan ASEAN Free Trade Area atau AFTA, maupun daları
konteks kesepakatan kerjasama ekonomi asia pasifik , dan pada tingkat dunia dalam konteks
kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia .

Anda mungkin juga menyukai